BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Gambaran Umum Kabupaten Bantul '04" '27" LS dan '34" '08" BT.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Gambaran Umum Kabupaten Bantul '04" '27" LS dan '34" '08" BT."

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi lokasi penelitian a. Gambaran Umum Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima daerah kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta, dan terletak antara 07 44'04" '27" LS dan '34" '08" BT. Wilayah Kabupaten Bantul berbatasan di: Sebelah timur dengan Kabupaten Gunungkidul, Sebelah utara dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, Sebelah barat dengan Kabupaten Kulon Progo, dan Sebelah selatan dengan Samudra Indonesia. Kabupaten Bantul memiliki wilayah seluas 506,85 km2 yang secara administratif pemerintahan terbagi dalam 17 kecamatan, 75 desa, dan 933 pedukuhan. Wilayah Kabupaten Bantul secara makro terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan. Kondisi bentang alam tersebut relatif membujur dari utara ke selatan. Bentang alam di wilayah Kabupaten Bantul merupakan dataran aluvium sungai dan pantai. Satuan dataran aluvial mempunyai kemiringan lereng 0 3 dengan ketinggian m di atas permukaan laut. Kabupaten Bantul terbagi menjadi daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan 71

2 72 utara, daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat serta daerah pantai yang terletak pada bagian selatan.wilayah Kabupaten Bantul dilewati oleh tiga sungai utama yaitu Sungai Opak, Oya, dan Progo. Ketiga sungai ini dimanfaatkan untuk pasokan irigasi serta tambang pasir dan batu. Jumlah penduduk kabupaten Bantul sampai bulan Desember 2011 adalah sebanyak jiwa. Kepadatan penduduk tertinggi ada di wilayah Kecamatan Banguntapan sebesar jiwa/km2, sedangkan kepadatan terendah ada di Kecamatan Dlingo sebesar 638/Km2. Sumber: Data profil Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2012 b. Gambaran umum Kecamatan Pandak Kecamatan Pandak adalah salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Bnatul. Letak Kecamatan Pandak berada di sebelah Barat Daya dari Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Pandak mempunyai luas wilayah sebesar 4.069,8512 Ha. Alamat kantor kecamatan : Jl. Srandakan-Bantul, Telp.(0274) Desa di wilayah administratif Kecamatan Pandak : 1. Desa Triharjo 2. Desa Wijiharjo 3. Desa Gilangharjo 4. Desa Caturharjo Wilayah Kecamatan Pandak berbatasan dengan :

3 73 Utara : Kecamatan Pajangan dan Bantul; Timur : Kecamatan Bambanglipuro dan Bantul; Selatan : Kecamatan Sanden;; Barat : Kecamatan Srandakan. Kecamatan Pandak berada di dataran rendah. Ibukota Kecamatannya berada pada ketinggian 27 meter diatas permukaan laut. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Bantul adalah 5 Km. Kecamatan Pandak beriklim seperti layaknya daerah dataran rendah di daerah tropis dengan dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya. Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan Pandak adalah 32ºC dengan suhu terendah 20ºC. Bentangan wilayah di Kecamatan Pandak cukup bervariasi, 90 % wilayahnya berupa daerah yang datar sampai berombak dan 10 % lainnya adalah daerah yang berombak sampai berbukit. Kecamatan Pandak dihuni oleh KK. Jumlah keseluruhan adalah orang dengan penduduk laki-laki orang dan penduduk perempuan Tingkat kepadatan penduduk jiwa/km2. Sebagian besar penduduk Kecamatan Pandak adalah petani. Dari data monografi Kecamatan tercatat orang atau 32,5 % dari jumlah penduduk bekerja di sektor pertanian. Pijenan Wirirejo, sentra kerajinan batik. Desa Gilangharjo, sentra kerajinan logam. Desa Caturharjo, sentra kerajinan pandan.

4 74 Sumber : Dari keterangan di atas maka peneliti bermaksud memilih Kecamatan Pandak sebagai salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Bantul sebagai lokasi penelitian. Sebagai bagian dari Kabupaten Bantul, diharapkan Kecamatan Pandak memberikan sumbangsih atas Implementasi Peraturan Bupati Bantul Nomorn 03 Tahun B. Tinjauan Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 Subjek dalam peneltian ini adalah keseluruhan komponen yang menjadi objek penelitian, yaitu Lurah Desa Dan Sekretaris Desa (Carik) Pemerintah Desa se-kecamatan Pandak, Camat Pandak, Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul Bagian Pemerinath Desa, dan Inspektorat Kabupaten Bantul. Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 bahwa pertimbangan penambahan dana tambahan kesejahteraan pada setiap bulannya bagi Lurah Desa dan Pamong Desa se- Kabupaten Bantul yaitu dalam rangka untuk meningkatkan Disiplin, Kinerja, dan Hasil Kerja Lurah Desa dan Pamong Desa. Untuk meningkatakan kedisiplinan, kinerja, dan hasil kerja, maka perlu adanya penambahan dana kesejahteraan bagi pamong dengan mengkriteriakan Desa dengan 3 kelas yaitu desa rendah, desa sedang, dan desa tinggi dengan dana tambahan yang berbeda-beda.

5 75 Adanya penggolongan desa tersebut di katakan oleh Kepala Sub Bagian Perangkat Desa Bagian Pemerintahan Desa Bantul Ibu Afif Umhatun yaitu berdasarkan Pemutakhiran Data Tanah Khas Desa Di Kabupaten Bantul yang di atur dalan Peraturan Bupati Bantul Nomor 4B Tahun Tujuan adanya peraturan Bupati Bantul Nomor 4B Tahun 2009 sebagaimana dituangkan dalam Pasal 2 ayat 1 dan 2 yaitu ayat (1) Maksud Peraturan Bupati ini adalah untuk mengetahui kondisi dan keberadaan tanah kas desa di kabupaten Bantul, ayat (2) Tujuan peraturan Bupati ini adalah untuk memberikan kepastian hukum tentang pemutakhiran data tanah kas desa dan untuk mengetahui: c. Tingkat kesuburan tanah kas desa d. Penghasilan tetap Lurah Desa dan Pamong Desa e. Keluasan tanah kas desa, tanah bengkok atau pelungguh; dan f. Letak tanah kas desa, tanah kas bengkok atau peungguh. Dari hasil pemutakhiran data tanah kas desa tersebut telah dilampirkan adanya penggolongan desa rendah, desa sedang, dan desa tinggi. Berikut adalah hasil dari pemutakhiran data tanah kas des di kabupaten bantul: Hasil pemutakhiran data tanah kas desa tahun 2009 A. Desa Rendah : 1. Desa Triwidadi 2. Desa Gadingharjo 3. Desa Wijirejo 4. Desa Argodadi 5. Desa Argorejo 6. Desa Karangtalun 7. Desa Kebonagung 14. Desa Caturharjo 15. Desa Ringinharjo 16. Desa Sendangsari 17. Desa Muntuk 18. Desa Seloharjo 19. Desa Jatimulyo 20. Desa Sriharjo

6 76 8. Desa Wonolelo 9. Desa Parangtritis 10. Desa Singosaren 11. Desa Triharjo 12. Desa Karangtengah 13. Desa Guwosari 21. Desa Imogiri 22. Desa Terong 23. Desa Girirejo 24. Desa Mangunan 25. Desa Temuwuh 26. Desa Dlingo B. Desa Sedang 1. Desa Sumberagung 2. Desa Pleret 3. Desa Mulyodadi 4. Desa Panjangrejo 5. Desa Tirtosari 6. Desa Sitimulyo 7. Desa Bawuran 8. Desa Canden 9. Desa Wukirsari 10. Desa Srihardono 11. Desa Argosari 12. Desa Srigading 13. Desa Tirtomulyo 14. Desa Selopamioro C. Desa Tinggi 1. Desa Sidomulyo 2. Desa Banguntapan 3. Desa Trirenggo 4. Desa Panggungharjo 5. Desa Bangunharjo 6. Desa Sumbermulyo 7. Desa Poncosari 8. Desa Timbulharjo 9. Desa Gilangharjo 10. Desa Trimulyo 11. Desa Srimartani 15. Desa Jambidan 16. Desa Sabdodadi 17. Desa Wirokerten 18. Desa Bantul 19. Desa Wonokromo 20. Desa Tirtonirmolo 21. Desa Murtigading 22. Desa Bangunjiwo 23. Desa Jagalan 24. Desa Trimurti 25. Desa Donotirto 26. Desa Segoroyoso 27. Desa Tamantirto 12. Desa Srimulyo 13. Desa Baturetno 14. Desa Argomulyo 15. Desa Pendowoharjo 16. Desa Ngestiharjo 17. Desa Gadingsari 18. Desa Palbapang 19. Desa Patalan 20. Desa Tirtohargo 21. Desa Tamanan 22. Desa Potorono Dari hasil pemutakhiran di atas dapat diketahui bahwa Kecamatan Pandak yang terdiri dari 4 Desa memiliki katagori desa yang berbeda-beda yaitu Desa katagori Rendah yaitu Desa Caturharjo, Wijirejo, dan Gilangharjo, serta 1 Desa dengan katagori tinggi yaitu Gilangharjo. Oleh

7 77 karenanya dana penambahan kesejahteraan bagi 4 desa tersebut tidak sama, sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2013 dalam Pasal 2 yaitu: Besarnya tambahan kesejahteraan bagi Lurah Desa danpamong Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) sebagai berikut : a.desa Rendah : 1) Lurah Desa sebesar Rp ,00 / bulan 2) Carik Desa Non PNS sebesar Rp ,00 / bulan 3) Kepala Bagian sebesar Rp ,00 / bulan 4) Dukuh sebesar Rp ,00 / bulan 5) Kaur TU BPD sebesar Rp ,00 / bulan 6) Staf Desa sebesar Rp ,00 / bulan b. Desa Sedang: 1) Lurah Desa sebesar Rp ,00 / bulan 2) Carik Desa non PNS sebesar Rp ,00 / bulan 3) Kepala Bagian sebesar Rp ,00 / bulan 4) Dukuh sebesar Rp ,00 / bulan 5) Kaur TU BPD sebesar Rp ,00 / bulan 6) Staf Desa sebesar Rp ,00 / bulan c. Desa Tinggi : 1) Lurah Desa sebesar Rp ,00 / bulan 2) Carik Desa non PNS sebesar Rp ,00 / bulan 3) Kepala Bagian sebesar Rp ,00 / bulan 4) Dukuh sebesar Rp ,00 / bulan 5) Kaur TU BPD sebesar Rp ,00 / bulan 6) Staf Desa sebesar Rp ,00 / bulan Besarnya tambahan kesejahteraan bagi Carik Desa yang berstatus Pegawai Negeri Sipil sebesar Rp ,00 (enam ratus tigapuluh ribu rupiah) setiap bulan. Selanjutnya, dalam peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 telah menuangkan adanya sanksi berupa pemotongan 2% perhari jika pamong tidak masuk kerja tanpa memberi keterangan apapun. Namun dalam pasal ini jika di telaah lebih dalam belum memberikan sanksi yang berarti bagi kepala desa maupun para pamong desa agar memberikan dorongan semangat dalam tercapainya peningkatan kedisiplinan, kinerja, dan hasil kerja. Hal tersebut dikarenakan bahwa dalam pasal 4

8 78 pemotongan dana penambahan kesejahteraan bagi kepala desa dan lurah hanya sebesar 2% perhari. Artinya jika lurah pamong desa dan kepala desa tidak masuk dalam 1 bulan namun masih tercatat sebagai pamong atau kepala desa yang belum diberhentikan maka kepala desa dan pamong desa masih dapat menerima dana tambahan kesejahteraan sebesar 50% dari dana penambahan yang semestinya. Hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut: Pasal 4 Berdasarkan ketentuan pelaksanaan hari kerja yang berlaku di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul, dilakukan pemotongan tambahan kesejahteraan Lurah Desa dan Pamong Desa apabila : 1. tidak masuk kerja tanpa keterangan yang sah dipotong 2% (dua persen) perhari; dan 2. ijin tidak masuk kerja lebih dari 2 (dua) kali dalam 1 (satu) bulan dipotong 2% (dua persen) per hari sesuai dengan jumlah kelebihan hari. Pasal 5 Lurah Desa dan Pamong Desa tidak diberikan tambahankesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 apabila : 1. diberhentikan sementara; 2. dalam masa cuti sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja dihitung sesuai dengan jumlah hari; dan 3. tidak masuk kerja karena dalam proses perkara dan/ atau menjalani hukuman pidana. Adanya peningkatan kedisiplinan, kinerja, dan hasil kerja tanggung jawab berada pada sepenunhya oleh kepala desa. Kepala desa telah dibebankan sepenuhnya untuk melaksanakan adanya peningkatan kedisiplinan, kinerja, dan hasil kerja. Hal tersebut menjadi dasar bahwa Peraturan Bupati tersebut belum memiliki perangkat yang memadai dalam mengupayakan adanya peningkatan kedisiplinan, kinerja, dan hasil kerja pemerintah desa. Sebagaimana dituangkan dalam Pasal 6 ayat 1:

9 79 Pasal 6 1) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5 menjadi tanggung jawab Lurah Desa masing-masing, untuk meningkatkan disiplin dan kinerja Pemerintah Desa. 2) Lurah Desa wajib menyampaikan laporan hasil pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Bupati melalui Camat paling lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya. 3) Format laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. 4) Dalam hal Lurah Desa terlambat menyampaikan laporansebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka pencairan tambahan kesejahteraannya ditunda sampai laporan disampaikan. Dalam mencairkan dana, mekanisme dan syarat yang diajukan hanya cukup mudah, yaitu secara garis besar bahwa pencairan dana di ajukan setiap triwulan sekali dengan melampirkan bukti daftar hadir yang telah diketahui oleh Camat setempat dan Pph selanjutnya diajukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul. Selanjutnya dana akan di transfer melalui rekening masing-masing pemerintah desa. BAB IV Mekanisme Pencairan Pasal 8 1) Tambahan kesejahteraan bagi Lurah Desa dan Pamong Desa diterimakan setiap triwulan dan dilaksanakan paling lambat padabulan pertama triwulan berikutnya. 2) Pencairan tambahan kesejahteraan bagi Lurah Desa dan Pamong Desa kecuali Carik Desa yang berstatus Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut : a. Bagian Pemerintahan Desa membuat bukti penerimaan tambahan kesejahteraan Lurah Desa dan Pamong Desa berdasarkan laporan Lurah Desa; b. Bagian Pemerintahan Desa menyampaikan bukti penerimaan tambahan kesejahteraan kepada Lurah Desa melalui Camat; c. Lurah Desa dan Pamong Desa menandatangani bukti penerimaan sebagaimana dimaksud pada huruf a secara benar dan lengkap. d. Lurah Desa menyampaikan bukti penerimaan yang telah ditandatangani kepada Camat untuk dimintakan tanda tangan. e. bukti penerimaan sebagaimana dimaksud pada huruf c disampaikan kepada Bupati cq. Bagian Pemerintahan Desa dalam

10 80 rangkap 3 (tiga) sesuai batas waktu yang telah ditentukan dilampiri dengan bukti penyetoran pajak tahap sebelumnya. f. berdasarkan bukti penerimaan sebagaimana dimaksud pada huruf d, Bagian Pemerintahan Desa mengajukan permintaan pembayaran kepada DPPKA. g. Bagian Pemerintahan Desa menyalurkan tambahan kesejahteraan melalui rekening kas desa. h. Lurah Desa dapat mencairkan tambahan kesejahteraan setelah mendapatkan rekomendasi dari Kepala Bagian Pemerintahan Desa. 3) Pencairan tambahan kesejahteraan bagi Carik Desa yang berstatus Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut: a. Carik Desa menandatangani bukti penerimaan di Bagian Pemerintahan Desa sesuai waktu yang ditentukan; b. khusus bagi Carik Desa yang mempunyai kewajiban membayar pajak penghasilan wajib menyerahkan bukti penyetoran pajak tahap sebelumnya. c. Bagian Pemerintahan Desa mengajukan permintaan pembayaran kepada DPPKAD setelah bukti penerimaan ditandatangani secara benar dan lengkap. d. Bagian Pemerintahan Desa menyalurkan tambahan kesejahteraan melalui rekening masing-masing Carik Desa. Dari peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 jelas bahwa dasar pertimbangan dikeluarkanya Peraturan Bupati tersebut adalah sebagai upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dalam meningkatkan disiplin kerja, kinerja, dan hasil kerja Pemerintah Desa se-kabupaten Bantul. Berikut ini adalah Implementasi Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 di Kecamatan Pandak. Namun dalam peraturan tersebut belum memenuhi standar adanya fungsi regulasi telah adanya upaya peningkatan kedisiplinan, kinerja, dan hasil kerja Pemerintah Desa se- Kecamatan Pandak.

11 81 C. Implementasi Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 Implementasi peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2013 sudah dapat dikatakan baik. Hal itu dapat diketahui dari beberapa keterangan Kepala Desa dan Sekretaris Desa yang mengaku tidak merasa dipersulit dalam mencairkan dana tambahan kesejahteraan bagi Kepala Desa dan Pamong Desa. Mekanisme pencairan dana diakui cukup mudah, hal itu sesuai apa yang dicantumkan dalam pasal 8 Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 bahwa pencairan dana dilakukan setiap triwulan sekali dan syarat yang harus dipenuhipun cukup mudah yaitu bukti penerimaan tambahan kesejahteraan Lurah Desa dan Pamong Desa berdasarkan laporan Lurah dan bukti kehadiran Kepala Desa dan Pamong desa. Namun, hanya saja ada beberapa kendala diantaranya adalah terkadang sering terjadi keterlambatan penyaluran dana, diakui oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul Sub. Bag Pemerintah Desa hal itu dikarenakan lambatnya Pemerintah Desa yang mengumpulkan persyaratan pencairan dana dan banyaknya jumlah desa yang ada di Kabupaten Bantul. Jadi secara umum pelaksanaan Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 sebenarnya sudah menunjukkan adanya implementasi yang sudah sesuai dengan isi dari peraturan tersebut. Hal tersebut terlihat jelas bahwa diakui oleh Kepala Desa dan Sekretaris Desa yang menyatakan tidak dipersulit dalam mencairkan dana tersebut.

12 82 D. Implikasi Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 terhadap peningkatan kedisiplinan, kinerja, dan hasil kerja Pemerintah Desa se-kecamatan Pandak Sebagimana dijelaskan sebelumnya, bahwa Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 sudah diimplementasikan dengan baik. Namun adanya peraturan tersebut belum menunjukkan adanya peningkatan kinerja di Pemerintah Desa. Berikut adalah uraian bahwa Peraturan Bupati Nomor 03 Tahun 2012 belum berimplikasi adanya peningkatan kedisiplinan, kinerja, dan hasil kerja: 1. Masih rendahnya kedisiplinan kerja di Pemerintahan Desa Secara garis besar, Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 belum menunjukan adanya peningkatan kedisiplinan, kinerja, dan hasil kerja. Secara umum, pada taraf kedisiplinan kerja Pemerintah Desa se- Kabupaten Bantul ketepatan jam kerja yaitu pukul sampai dengan WIB belum di laksanakan dengan baik. Hal tersebut sangat terlihat jelas sebagaimana hasil sidak hari Rabu tanggal 18 Juni 2013 yang dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Bantul dikatakan oleh Bapak Kusmardiono, S.Sos yaitu: Dari 45 Desa yang kita sidak pada pukul 07.30, jumlah Pamong Desa tercatat ada 832 Pamong Desa, namun pada waktu kita sidak yang ada di tempat hanya 323 pamong saja, jadi yang tidak ada di tempat kerja 509 orang, yang terekam sakit ada 9 orang, yang ijin 16 orang, yang cuti 1 orang, yang tugas luar 47 orang, yang turun piket 7 orang, yang tidak hadir tanpa keterangan 346 orang, yang terlambat ada 98 orang.(wawancara.21 Juni 2013) Ketidak disiplinan tersebut rupanya sudah mulai menjadi perhatian beberapa pihak diantaranya adalah kalangan wartawan dan masyarakat.

13 83 Sebagaimana berita dari Harian Jogja yang terbit 7 Juni 2013 sebagaimana diberitakan adanya ketidak disiplinan Pamong Desa Bantuldan lemahnya sanksi yang diberikan kepada para pamong yang tidak disiplin yaitu adanya pemotongan tunjangan berupa 2% perhari. Hal tersebut telah di beritakan oleh Harian Jogja pada tanggal 7 Juni 2013 yang menyatakan bahwa pamong Desa Bantul tidak disiplin dan Pemerintah Kabupaten Bantul hanya memberikan pemangkasan 2% tunjangan yang diberikan kepada Pamong Desa dan Kepala Desa. Selain itu dalam Web Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul di masih ditemukanya keluhan warga tentang ketidakdisiplinan Pamong Desa dalam menyelenggarakan fungsi pelayananya kepada masyarakat sebagimana di ungkapkan oleh warga Pucung RT 52 Pendowoharjo Sewon Bantul yang menyatalan kecewa atas jam kerja yang tidak di patuhi oleh para Pamong Desa. Dari paparan di atas secara umum sebenarnya sangat terlihat bahwa secara garis besar dalam lingkup Kabupaten Bantul sebenarnya peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 belum bisa memberikan dampak adanya peningkatan kedisiplinan, kinerja, dan hasil kerja terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Kabupaten Bantul. Dalam kaitan penelitian ini, peneliti lebih fokus dalam kecamatan Pandak. Berikut adalah hasil penelitian Imlementasi Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2013 dalam lingkup sempit yaitu di Kecamatan Pandak:

14 84 Selain itu, dari hasil pengamatan peneliti dapat menyimpulkan dari 4 Pemerintah Desa se-kecamatan Pandak yang terdiri dari Desa Wijirejo, Caturharjo, Triharjo, dan Gilangharjo juga menunjukan belum optimalnya peningkatan tingkat kedislipinan Pemerintah Desa dan Pamong. Hal tersebut terlihat ketika Peneliti berada di Pemerintah Desa Caturharjo ketika akan bertemu sekeretaris Desa Caturharjo peneliti baru bisa bertemu pada pukul WIB. Sebagai data pendukung berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Gilangharjo Suharsiati Purwati, S.Pd menyatakan: Dalam hal kedisiplinan, menurut saya untuk saat ini belum sama sekali menunjukan adanya peningkatan, hal itu disebabkan lemahnya rasa tanggung jawab mereka terhadap Peraturan tersebut. Padahal selain dalam peraturan bupati nomor 03 Tahun 2013, kedisisiplinan kerja baik dalam jam kerja dan berpakaian juga banyak di atur. Tapi entah bagaimana mereka tidak tahu atau pura-pura tidak tahu. Dan untuk bulan Juni ini Gilangharjo vakum mas, setiap saya apel Cuma ada 3 sampai 5 orang, kan saya lama-lama juga bosan mas. Dan kemaren juga pas di sidak dari inspektorat juga Cuma ada beberapa orang saja. Jadi sebenarnya kan harapanya lebih baik, tetapi ternyata sama saja kan. Misalnya saja saya mas, saya sebagai PNS di sini sebelum adanya KS saya datangnya juga pagi-pagi dan pulang sore, setelah ada KS saya terus semangat juga tidak mas, jadi bagi saya ada KS atau tidak itu sama saja, mengingat beban kerja saya berat saya harus mengerjakan secepat mungkin. ( Kamis, 20 Juni 2013) Dari keterangan informan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat kedisiplinan kerja pasca adanya peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 tidak menunjukan adanya peningkatan baik dalam hal disiplin kerja maupun disiplin dalam berpakaian. Sebagaimana keterangan di atas bahwa adanya penambahan dana kesejahteraan bagi Lurah Desa dan Pamong Desa tidak berpengaruh adanya peningkatan kedisiplinan kerja Lurah Desa dan Pamong Desa. Lemanhya kesadaran

15 85 dan rasa tanggung jawab terhadap peraturan maupun rakyat telah menjadi faktor tunggal dalam permasalahan ini. Selain itu juga kebiasaan masyarakat yang tidak menunggunakan jam kerja kantor Pemerintah Desa dengan baik, masyarakat lebih rela menunggu Pamong Desa datang terlebih dahulu daripada membuat kebiasaan datang tepat waktu dan masyarakat juga terbiasa menyelesaikan urusanya di luar jam kantor meski tidak di sadari bahwa urusan di luar jam kantor dapat beresiko di salah gunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Gambar 1. Wawancara Bersama Pemerintah Daerah Kab. Bantul (Inspektorat Kab, Bantul) Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Kusmardiono, S.Sos sebagai pihak pengawasan terhadap kinerja Pemerintah Desa wakil Informan dari Inspektorat Kabupaten Bantul juga menyatakan hal yang serupa: kita tidak bisa mengukur adanya kedisiplinan kerja, namun seharusnya mereka tahu bahwa jam kerja mereka itu pukul 07.30

16 86 sampai dengan 15.30, tapi coba mas lihat kalurahan mana buka pukul dan desa mana yang buka sampai sampai pukul WIB, tidak ada kan? ( 20 Juni 2013) Informasi tambahan juga kami dapatkan yaitu dari Bapak Muhammad Zainul sekretaris BPD Gilangharjo juga menyatakan hal yang serupa: anda butuh data pendukung saya punya absen kehadiran Pamong Desa Gilangharjo dari bulan Juli sampai dengan September 2012, ini absen dari pihak BPD yang mewakilkan saya untuk mengabsen mereka salama dua bulan, jadi absenya bukan absen bohongan, ini bukti otentik dan absen ini juga sudah saya cap BPD Gilangharjo, nanti silakan di kopi. Jadi, terkait dana KS tadi, kalau urusan kedisilinan sudah mentok, mau ditingkatkan kayak apa. Karena kemaren Gilangharjo kena sidak dari inspektorat jam datang, kebetulan saya ada ditempat. Terus kami informasikan kepada pamongpamong yang datang pada pukul dan pukul WIB: Bu tadi ada sidak dari pihak inspektorat. Ada yang jawab Alah paling di potong Ks-e. Jadi kalau seperti itu sudah tidak bisa lagi kan di bawa maju kemanapun. Jadi menurut saya itu hanya buang-buang APBD saja karena tidak terkait signifikan dengan kinerja seharusnya harus ada sanksi yang lebih tegas tidak hanya pemotongan KS saja.( 22 Juni 2012) Permasalahan lain dalam Implementasi Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 adalah belum optimalnya pemotongan dana kesejahteraan sebesar 2% karena absen yang dibuat oleh Pemerintah Desa cenderung absen yang tidak sesuai di lapangan. Bahkan daftar hadir dibuat penuh sebelum hari kerja dilaksanakan. Dalam hal ini telah menunjukan bahwa adanya punishment berupa pemotongan dana tambahan kesejahteraan tidak berjalan dengan baik. Hal tersebut disebabkan oleh lemahnya pengawasan dalam data kehadiaran dan tidak adanya peralatan yang memadahi untuk mendata kehadiran Kepala Desa dan Pamong Desa secara jujur dan benar. Akbatnya, ujung tombak dalam peningkatan kedisiplinan kerja telah dibebankan

17 87 langsung kepada pemimpin birokrasi desa dalam hal ini adalah Kepala Desa. Dari beberapa keterangan Sekretaris Desa dan Lurah Desa se- Kecamatan Pandak juga menunjukan belum adanya usah khusus untuk menunjukan adanya upaya meningkatkan kedisiplinan kerja hal itu disebabkan karena adanya asumsi bahwa Pemerintah Desa dalam jam kerja sudah melebihi jam kerja di kantor. Hal itu sebagaimana di ungkapkan oleh Kepala Desa Triharjo Suwardi, S.Pd yang menyatakan: Pemerintah Desa itu bertugas di jam kantor dan jam luar kantor, jam kantor itu otomatis pelayanan di kantor, tapi jam di luar kantor itu tetap dilaksanakan pamong dan pernagkat pamong, bahkan Pamong dapat dikatakan bekerja 24 jam. Maka memang ada kewajiban yang dilakukan berkenaan Perbup nomor 03 tahun 2012 dengan menerima KS tugas dan beban yang di emban juga berat, tidak hanya jam kantor saja yang di emban tapi pernagkat pamong bertugas diluar kantor melayani masyarakat ada persoalan-persoalan di masyarakat yang menangani kan juga perangkat pamong. Sedangkan kalau ditanyakan apakah KS yang belum sesuai UMP atau UMPR itu berpengaruh terhadap Kinerja perangkat dan pamong, jelas ada pengaruhnya. Namun persoalanya yang dihadapi perangkat pamong tidak hanya KS sebenarnya, satu masalah kalau Pamong punya hak dan kewajiban kan. Haknya adalah mendapat KS dan pelungguh, kemudian hak lain adalah jaminan jamaminan seperti jaminan kesehatan dan jaminan hari tua. Jaminan kesehatan pamong yang sampai saat ini belum bisa memenuhi apa yang di inginkan pamong. Seharusnya Perankat dan Pamong itu mendapatkan jaminan seperti PNS. Jadi kalau PNS itu pekerjaanya sekedar jam kantor, tapi kalau perangkat pamong ya kerjanya jam kantor dan jam di luar kantor. (21 Juni 2012) Permasalahan lain yang menunjukan bahwa belum menunjukan peningkatan tingkat kedisiplinan kerja adalah banyakanya para Pamong Desa masih merokok di tempat kerja. Hal tersebut sangat terlihat jelas ketika peneliti melakukan wawancara dan obsevasi masih terlihat beberapa Perangkat Desa yang masih merokok saat memberikan

18 88 pelayanan kepada masyarakat, bahkan ketika peneliti sedang melakaukan wawancara di Pemerintah Desa Wijirejo dengan Sekretaris desa Wijirejo, Peneliti di layani sambil merokok. Berikut adalah bukti ketika beberapa Pamong sedang merokok di tampat kerja. Gambar 2. Sekretaris Desa Wijirejo menyembunyikan rokok Gambar 3. Kabag Keuangan Triharjo Sedang Merokok Merokok di tempat kerja merupakan hal yang dianggap sebagai suatu hal yang biasa, padahal jika di kaji lebih dalam, selain melanggar klausal penimbang Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 juga

19 89 hal tersebut jelas telah melanggar peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 42 Tahun 2009 tentang kawasan dilarang merokok sebagaimana disebutkan dalam pasal 1: Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Kawasan Dilarang Merokok adalah ruang atau area yang dinyatakan dilarang untuk merokok meliputi tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja, dan tempat spesifik sebagai tempat belajar mengajar, area kegiatan anak, tempat ibadah, dan angkutan umum. Kurangnya pemahaman Pamong desa mengenai peraturan yang ada menyebabkan adanya beberapa pelanggaran yang telah biasa dilakukan oleh para Pamong Desa. Sebagaimana pernyataan Sekretaris Desa Triharjo Kasiran, SE yang menyatakan: Disini biasa mas, merokok sudah biasa, beda kalau di sekolah, yang paling penting kan pelayanan kepada masyarakat (21 Juni 2013) Dari beberapa pembahasan di atas menunjukan bahwa pasca adanya Paraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 belum menunjukan adanya peningkatan tingkat kedisliplinan. 2. Belum ditemukannya produk peningkatan kinerja dan hasil Kerja Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan peneliti, dokumentasi dan obsevasi dapat disimpulkan bahwa adanya Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 belum ditemukannya produk adanya peningkatan kinerja dan hasil kerja. Dalam hal ini peneliti telah mengkaji dengan melihat beberapa indikator dalam menilai kinerja sebuah birokrasi yan telah di jabarkan sebagai berikut: 1. Produktivitas

20 90 Sebagaimana disebutkan di atas bahwa konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahamai sebagai rasio antara input dan output. Gambar 4. Pamong Desa Gilangharjo sedang melayani masyarakat Dalam mengukur tingkat kinerja Pemerintah Desa se-kecamatan Pandak peneliti telah melakukan wawancara dengan beberapa Informan yang terkait dengan masalah tersebut. Dari beberapa wawancara menunjukan bahwa adanya Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun Hal tersebut dapat ditunjukan dari beberapa Indikator yang telah menunjukan belum adanya peningkatan kinerja maupun hasil kerja Pemerintah Desa se-kecamatan Pandak yaitu: tidak adanya usaha yang lebih khusus dan signifikan oleh Pemerintah Desa se-kecamatan Pandak dalam melaksanakan Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun Padahal jika di kaji lebih dalam, bahwa dasar pertimbangan

21 91 Paraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 adalah untuk meningkatkan Kedisiplinan, Kinerja, dan Hasil Kerja. Namun Dewasa ini berdasarkan hasil wawancara dengan Pemerintah Desa sekecamatan Pandak tidak ditemukanya produk-produk peningkatan kinerja yang berimplikasi adanya peningkatan hasil kerja. Proses pertanggung jawaban kinerja Pemerintah Desapun hanya melalui Laporan Pertanggung Jawaban Pemerintah Desa seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh desain Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 tidak menunjukan adanya regulasi untuk meningkatakan kinerja maupun hasil kerja. Pada dasarnya bahwa pemberian dana kesejahteraan bagi Lurah desa dan Pamong Desa di Kabupaten Bantul hanya sebagai penambahan kesejahteraan saja, tidak mampu meregulasi adanya peningkatan kinerja dan hasil kerja. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa hasil wawancara tidak adanya instrumen khusus untuk menunjukan peningkatan kinerja dan hasil kerja. Selain itu juga beberapa instrumen khusus dalam mengukur peningkatan kinerja juga sangat minim. Selain itu dari hasil Laporan Pertanggung jawaban tidak ada tindak lanjut khusus dalam upaya peningkatan kinerja. Jadi Pemerintah Desa lebih cenderung bersifat pasif dalam mengimplementasikan Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012, hanya saja ada upaya Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Inspektorat Bantul dengan melakukan sidak secara menyeluruh di Pemerintahan Desa se-kabupaten Bantul. Namun

22 92 dalam hal ini Inspektorat mengaku tidak bisa memberikan Punishment lebih dari yang di cantumkan dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 yang hanya berupa potongan dana kesejahteraan sebesar 2% saja. Hal tersebut mengingat bahwa penyelenggaraan Pemerinrtahan Desa telah sepenuhnya diserahkan kepada Desa, sebagiamana dimaksud adalah pemberian gaji untuk Pamong Desa dan Kepala Desa telah di bebankan adanya APBDES (Anggaran Pendapatan Desa), maka dari itu dalam hal pengawasan Desa, Inspektorat mengaku hanya mampu berupaya memberikan pembinaan dan pengawasan yang berimplikasi pada pemberian Punisment hanya bertumpu kepada Peraturan daerah yang ada di Kabupaten Bantul. 2. Pelayanan Sebagaimana disebutkan dalam bab sebelumnya bahwa isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi semakin penting dalam menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi pelayanan publik muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang diterima dari organisasi publik. Dengan demikian, kepuasan masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan indikator kinerja organisasi publik. Dalam hal pelayanan dapat di katakan belum menunjukan adanya peningkatan secara signifikan, hal tersebut dapat di lihat dari beberapa indikator diantaranya adalah: bagaimana tingkat kedisiplinan Birokrasi desa, kondisi SDM dan peralatan Desa yang memadai. Rendahnya

23 93 SDM juga di akui warga menjadi penyebab ketidakpuasan masyarakat dalam menggunakan jasa pelayanan di Pemerintahan Desa sebagimana di katakan oleh warga Gilangharjo yang menyatakan merasa di persulit oleh Birokrasi Desa yang disebabkan oleh ketidakpahaman birokrasi dalam melakukan kewajibanya sebagai pelayan masayarakat yang baik. Selain itu juga di katakan oleh warga Triharjo yang mengaku harus berdebat kepada kepala Bagian Umum dikarenakan kepala bagian umum salah memberikan surat permohonan bantuan sekolah yang ditujukan kepada Dinas Sosial Bantul. Gambar 5. Salah satu Pamong Desa sedang mengatur pembagian Beras Raskin Namun dari sisi postif, meski mengakui bahwa jam kerja kantor tidak memenuhi sayarat yang seharusnya pukul sampai dengan WIB, mereka mengaku bahwa Pemerintah Desa se-kecamatan Pandak telah bersedia memberikan pelayanan kepada masyarakat selama 24 jam. Sebagaimana disebutkan oleh Kepala Desa se- Kecamatan Pandak mereka bersedia ditemui di luar jam kantor jika

24 94 masyarakat memang membutuhkan pelayanan tersebut segera dan tidak bisa di tunda. Meski demikian, pelayanan masyarakat di luar jam kantor beresiko adanya penyalahgunaan wewenang dan pelayanan yang dapat dikakukan oleh Birokrat Desa maupun masyarakat itu sendiri.. 3. Reponsivitas Responsivitas merupakan kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat secara umum sudah menunjukan adanya responsivitas yang baik. Dalam kaitanya dengan responsivitas ini yaitu membicarakan tentang kemampuan Pemerintah Desa se-kecamatan dalam mengenali kebutuhan masyarakat dalam memberikan pelayanan, yang akan dilihat dari tingkat kepekaan terhadap keluhan dalam pelayanan, tingkat usaha untuk membina kegiatan masyarakat Desa se- Kecamatan Pandak. Adanya berbagai keluhan dan ketidakpuasnya masyarakat merupakan indikasi ketidakmampuan kenerja organisasi Pemerintah Desa se-kecamatan Pandak. Maka, semakin banyak keluhan dan ketidakpuasan maka tingkat kinerja semakin buruk. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya terdapat beberapa keluhan dari masyarakat diantaranya adalah warga Gilangharjo yang menyatakan merasa di persulit oleh Birokrasi Desa yang disebabkan oleh ketidak pahaman birokrasi dalam melakukan kewajibanya

25 95 sebagai pelayan masayarakat yang baik. Selain itu juga di katakan oleh sodara warga Triharjo yang mengaku harus berdebat kepada kepala Bagian Umum dikarenakan kepala bagian umum salah memberikan surat permohonan bantuan sekolah yang ditujukan kepada Dinas Sosial Bantul. Namun hal tersebut telah berbeda dengan beberapa keterangan yang di dapat dari Kepala Desa Wijirejo, Gilangharjo, dan Caturharjo yang secara umum mengatakan bahwa bukti adanya peningkatan pelayanan merupakan tidak adanya keluhan dan ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di Pemerintah Desa setempat. 4. Responsibilitas Responbilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit. Oleh sebab itu, responbilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan responsivitas. Masyarakat masih merasa di bebankan dengan adanya pungutan administrasi desa yang masih dirasakan oleh masyarakat tidak perlu adanya pungutan yang telah di atur dalam peraturan desa. Bahkan ada beberapa urusan yang masih dirasa masyarakat tarif biaya yang terlalu besar di antaranya adalah dalam pengurusan perceraian segaimana di alami 2 warga Triharjo dan Caturharjo, mereka mengaku harus membayar biaya administrasi kepada Pemerintah Desa Triharjo

26 96 sebesar RP ,00, kedua Pemerintah Desa Caturharjo sebesar RP ,00. Setelah peneliti telusuri lebih dalam dengan melakukan wawancara secara mendalam kepada masyarakat Kecamatan Pandak ada beberapa Informan yang mengaku di pungut biaya tambahan diluar yang telah di tentukan dalam Peraturan Desa. Sebagaiamana dinyatakan Oleh warga Desa Triharjo yang mengatakan keberatan telah di mintai uang sebanyak Rp ,00 + dana tambahan yang telah di tolak secara tegas dengan landasan bahwa pungutan tambahan tersebut tidak tercantum sebagai pungutan resmi yang di atur dalam peraturan desa terkait. Jam kerja kantor yang tidak terpenuhi syarat juga menunjukan jelas bahwa pelaksanaan kegiatan organisasi publik Pemerintah Desa se-kecamatan Pandak dilakukan belum sesuai prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit. 5. Akuntabilitas Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar Kebijakan dan Kinerja birokrasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat. Dalam konteks ini akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa besar Kebijakan dan kegiatan organisai publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. Kinerja organisasi publik tidak hanya bisa dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi publik atau pemerintah,

27 97 seperti pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik memilki akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilainilai dan norma yang berkembang dalam msyarakat. Adanya komitmen yang kuat baik dari pihak Pemerintah desa, Pemerintah Daerah, dan masyarakat merupakan faktor terwujudnya Kinerja yang baik. Ketiga komponen tersebut merupakan suatau hal yang sangat mempengaruhi yaitu Pemeirntah Desa sebagai pelaku kinerja, Pemerintah Daerah sebagai pengawas, dan masyarakat sebagai pengguna yang mampu menciptaan sebuah kebiasaan bagaimana menggunakan pelayanan di Pemerintah Desa yang baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip. Namun sesuai dengan hasil penelitian menunjukan bahwa adanya akuntabilitas Pemerintah Desa belum berjalan secara optimal, hal tersebut terlihat sebagaimana keterangan dari Pemerintah Daerah Bantul yang mengurusi secara khusus Pemerintah Desa menatakan bahwa selama ini proses pertanggungjawaban adanya peningkatan kinerja Pemerintah Desa hanya sebatas melalui Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Desa saja. Hal tersebut telah di ungkapkan oleh Ibu Aviv Umatuh, SH yang mengatakan: Kalau untuk mengukur hasil kerja kami tidak pernah mengukur, namun setiap tahunya Desa harus melaporkan pertanggung jawaban setiap akhir tahun anggaran, jadi kita hanya melalui itu untuk melihat kinerjanya yang berupa LPPDES dan LKPJ kepada BPD

28 98 Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa lemahnya pengukuran terhadap tingkat kinerja dan tindak lanjut dari hasil laporan merupakan salah satu usah terpenting dalam mengupayakan adanya pningkatan kinerja. Pengukuran peningkatan kinerja seharusnya dilakukan secara komprehensif tidak hanya sekedar pertanggungjawaban secara administratif saja. Pengukuran peningkatan kinerja secara komperhensif seharusnya meliputi keluaran, hasil kerja, dan manfaat yg dirasakan oleh masyarakat. Sehingga adanya peningkatan kinerja seharusnya mampu di rasakan oleh Pemerintah Daerah, Legislatif Daerah dan masyarakat. Selain itu, kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah Desa belum sepenuhnya sesuai dengan kehendak yang di inginkan oleh masyarakat. Hal tersebut terlihat jelas adanya pungutan administrasi yang dilakukan oleh Pemerintah Desa se-kecamatan Pandak telah mendapat respon buruk dari masyarakat. Hal tersebut mungkin telah bertolak belakang adanya APBDES (Anggaran Pembelanjaan Desa) yang di dapat dari persewaan tanah khas desa seharusnya sudah mampu memberikan biaya oprasional Pemerintah Desa mengingat bahwa adanya tanah khas desa selain digunakan untuk menggaji Birokrat namun juga disewakan sebagai pendapatan asli desa. Hal tersebut dapat dilihat dari dokumentasi yang di dapatakan peneliti dari Pemerintah Desa se-kecamatan Pandak melalui Peraturan Desa,

29 99 Pemerintah telah menyewakan tanah khas desa sebagai pendapatan asli desa. E. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam Implementasi Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 di Kecamatan Pandak a. Hambatan yang dialami Pemerintah Desa se-kecamatan Pandak Dari hasil wawancara mendalam kepada Kepala Desa dan Sekretaris Desa se-kecamatan Pandak peneliti telah mendapatkan informasi beberapa hambatan dalam mengupayakan peningkatan Kedisiplinan, Kinerja, dan Hasil Kerja. Diantaranya adalah sebagai berikut ini: 1. Kurangnya SDM yang memadahi Ketersediaan SDM merupakan salah satu faktor terpenting dalam penyelenggaraan sebuah organisasi yang memadai. Selain itu, Sumber daya juga merupakan salah satu faktor penting dalam proses implementasi suatu program atau kebijakan, dimana tanpa adanya dukungan dari sumber daya yang memadai, baik itu berupa jumlah maupun kemampuan ataupun keahlian implemetor program. Dalam implementasi suatu kebijakan tentu saja diperlukan pelaksana guna mendukung terlaksananya kebijakan dengan baik.tanpa adanya personil untuk melaksanakan suatu program, maka kebijakan apapun tidak dapat berjalan dan hanya tinggal

30 100 sebagai dokumen tanpa ada realisasinya.oleh karena itu ketersediaan pelaksanan yang cukup berkompetensi dalam mendorong keberhasilan kebijakan Bupati Bnatul berupa Peraturan Bupati Bantul Nmor 03 Tahun Dari keterangan dengan Kepala Desa dan Sekeretaris Desa mengaku bahwa kurangnya SDM menjadi salah satu faktor penyebab sulitnya meningkatkan kinerja dan hasil kerja. Hal tersebut secara menyeluruh diakui oleh Kepala Desa dan Sekretaris Desa bahwa SDM yang tersedia di Pemerintah Desa sekarang sudah terhitung tua-tua. Mereka mengaku kesulitan menggunakan komputer agar lebih mudah memberikan pelayanan kepada masyarakat agar lebih baik lagi. 2. Kurangnya Peralatan yang di miliki Pemerintahan Desa Beban anggaran untuk memberikan pengarem-arem yaitu dana tunjangan yang diberikan kepada para Pamong Desa yang purna tugas merupakan faktor yang menjadi dasar untuk meningkatkan adanya peningkatan adanya peralatan yang memadahi. Adanya tanah khas desa yang tidak sama menybabkan adanya perbedaan pendapatan asli desa. Sebagaimana kondisi di Kecamatan Pandak bahwa masing-masing Desa memiliki tanah khas Desa yang besarnya berbeda-beda sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Desa yang memiliki tanah khas yang paling terbatas ialah Desa Triharjo dan Caturharjo. Berdasarakan

31 101 hasil wawancara bahwa Desa Triharjo dan Caturharjo masih mengaku kekurangan peralatan yang telah memadai, namun di Desa Wijirejo dan Gilangharjo mengaku tidak kesulitan mengadakan peralatan yang memadahi. Hal tersebut telah sesuai dengan pernyataan Sekretaris Desa Caturharjo Bapak Sunarto yang menyatakan: Hambatan lain selain SDM adalah peralatan yang memedahi mas, komputer saja kami hanya ada satu saja, coba mas lihat di ruang pelayanan umum ada komputer tidak di sana? Enggak kan? (12 Juni 2013) Hal tersebut disebabkan oleh pemberian pengarem-arem kepada Pamong yang sudah purna tugas telah dibebankan oleh APBDES. Kepela Desa dan Sekretaris Desa mengaku telah keberatan memanajemen bagaimana adanya tanah khas desa yang sangat minim itu mampu menggaji Pamong desa dan memberikan Pengarem-arem kepada Pamong Desa yang sudah Purna tugas. 3. Peningkatan Kinerja semata-mata dibebankan kepada Kepala Desa Lemahnya fungsi regulasi Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2013 sebenarnya menjadi faktor dasar sulitnya adanya indikasi adanya peningkatan Kedisiplinan, Kinerka, dan Hasil Kerja. Hal tersebut menyebabkan bahwa peningkatan kinerja Pemerintahan Desa sekecamatan Pandak menjadi beban tunggal Kepala Desa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Pemerintah Kabupatan Bantul (PEMDES) yang diwakilkan oleh Ibu Aviv Umatoh, SH yang menyatakan:

32 102 Kalau Perarauran bupati ini sendiri kan juga ada dua institusi yang bertanggung jawab di atasya, bahwa pemberian dana kesejahteraan itu didasarkan pada daftar hadir dalam hal ini bukti kehadiran atau keaktifan pamong dalam melaksanakan tugas di desa. Jadi pertama itu, jadi tentu saja yang melaporkanya adalah Lurahnya (Kepala Desa). Jadi aplikasi dan pelaksanaanya yang tahu persis kan Lurahnya (Kepala Desa), apakah pamong desa itu bekerja sesuai dengan jam ditetapkan kemudian menaati ketentuan yang ada di sana, kemudian pemberianya itu menjadi kewenangan kami di pemdes, tapi pemberianya didasarkan pada laporan si Lurah itu. Jadi kalau presensinya penuh tentu saja akan diberikan secara penuh juga. (21 Juni 2013) Dari keterangan di atas menunjukan bahwa adanya peningkatan kedisiplinan atau tidak yang berimplikasi pada adanya peningkatan kinerja dan hasil kerja semata-mata telah dibebankan oleh Kepala Desa walaupun tidak menutup kemungkinan adanya pengawasan dari pihak Inspektorat Kab.Bantul yang mengaku sangat minim sekali. Bahkan dari beberapa keterangan yang diperoleh dari Inspektorat dan BPD bahwa absensi syarat pencairan dana itu dibuat palsu oleh para Pamong. Selain itu juga peran Pemerintah Kecamatan Pandak seharusnya dituntut lebih bisa memberikan pengawasan terhadap kedisiplinan Pemerintah Desa se-kecamatan Pandak. Hal tersebut dinyatakan oleh Kusmardiono, S.Sos M.Acc (Inspektorat Bantul) yang menyatakan bahwa: Mereka itu lebih cenderung menitip laporan mas, sampaisampai BPK kemaren bercanda menanyakan kepada saya, kok pamong-pamong Bantul itu Ampuh (hebat) ya Pak, selama 3 Bulan bahka setauhun tidak ada yang ijin, tidak ada yang saki, laporanya penunuh terus. Jadi begini sebenarnya ketika mau mencairkan dana KS sebenarnya Absen baru di buat terus di ketahui oleh Camat, dan sebenarnya juga serba salah, mau tidak menandatangani salah, menandatangani sebenarnya tutup rapat.

33 103 Hasil sidak kemaren gimana saya mau pakai, Absen satu bulan ini itu malah sudah penuh (20 Juni 2013) Kepala Desa merasa terbebani oleh perilaku para pamong yang kurang bersifat kooperatif untuk menunjukan adanya kesungguhan peningkatan kedisiplinan, kinerja, dan hasil kerja sebagaimana disebutkan oleh Suwardi, S.Pd Kepala Desa Triharjo yang menyatakan: Lurah atau Kepala Desa itu punya wewenang, namun wewenangnya itu sebanarnya bahasa saya seperti digebiri. Alasan mengapa saya bilang digebiri, kalau PP 72 Nomor 2005 pimpinan wilayah Pedukuhan atau Kabag itu di berhentikan oleh Lurah, harusnya tapi dalam kenyataanya kan enggak. Sknya SK lurah tapi yang menentukan bukan Lurah, ini yang menyebabkan perangkat Pamong sulit saya kendalikan. b. Hambatan Yang dialamai Pemerintah Kabupaten Bantul Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan yang telah berkaitan langsung dengan fokus penelitian yaitu: Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul pada divisi Pemerintah Desa (Pemdes) yang telah diwakili oleh Ibu Aviv Umatoh,SH dan Inspektorat Kabupaten Bantul sebagaimana di wakili oleh Bapak Kusmardiono, S.Sos M.Acc menyatakan bahwa hambatan dalam meningkatkan kedisiplinan, kinerja, dan Hasil Kerja Pamong Desa adalah sebagi berikut: 1. Kebiasaan masyarakat Kebiasaan masyarakat menjadi salah satu faktor sulitnya adanya paningkatan Kedisiplinan kerja, kinerja, dan hasil kerja. Hal tersebut ditunjukan oleh beberapa hal diantaranya adalah pertama, kebiasaan masyarakat dalam menggunakan pelayanan di

34 104 Pemerintah Desa terbiasa pada pukul lebih dari WIB. Hal tersebut terjadi terus menerus karena sudah menjadi kebiasaan masyarakat yang dapat mengakibatkan adanya persepsi bahwa pelayanan di Pemerintah Desa di mulai pada pukul WIB. Pernyataan tersebut dapat dipertanggung jawabakan dengan adanya observasi langsung dari peneliti dan hasil wawancara dengan Inspektorat Kabupaten Bantul yang juga menyatakan demikian. Kedua, masyarakat terbiasa menggunakan pelayanan Pemerintahan Desa pada saat diluar jam kantor. Hal tersebut terbukti berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa dan Sekretaris Desa yang menyatakan tidak jarang memberikan pelayanan kepada masyarakat di luar jam Kantor baik sekedar meminta tanda tangan ataupun yang lainnya. Sebagiamana dinyatakan oleh Bapak Kusmardiono, S.Sos: Sikap Mental Pamong dan kebiasaan masyarakat, Karena pelayanan yang terjadi pada masyarakat itu mengikuti prosedur atau aturan tapi bisa jadi masyarakat mengikuti kebiasaan. Njenengan due pikiran aku tak neng kalurahan jam (kamu pernahkah berfikir datang ke kalurahan pukul 07.30), pasti tidak. Kamu pasti datangnya pasti lebih jam karena dalam pikiranmu pasti kalau di Kalurahan itu jam pasti belum pada datang. Nah itu yang juga menyebabkan Pamong Desa itu do keset (pada malas) (Wawancara 21 Juni 2013) 2. Sikap mental para pamong Sikap mental Pamong yang kurang bertanggungjawab dan tidak terbebani dengan adanya dana tambahan kesejahteraan yang bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan, kinerja, dan hasil kerja. hal tesebut sebagaimana diungkapkan di atas oleh Sekretaris

35 105 Desa Gilangharjo dan juga dikatakan oleh bapak Kusmardiono, S.Sos selaku penyidak kedisiplinan kinerja para Pamong Desa. 3. Lemahnya pengawasan terhadap pemerintah desa Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Kusmardiono, S.Sos M.Acc bahwa sesunggunhya hambatan adanya peningkatan kedisiplinan, kinerja, dan hasil kerja adalah lemahnya pengawasan terhadap Pemerintah Desa. Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan personil Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul untuk melakukan pengawasan secara intensif. Oleh karena itu, perlu adanya peran serta masayarakat yang aktif untuk melakukan pengawasan dan evaluasi kepada kinerja Pemerintah Desa dalam hal ini melalui peran BPD. 4. Lemahnya Fungsi Regulasi Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 Dalam Meningkatkan Kinerja, Hasil Kerja, dan Kedisiplinan Pemerintah Desa Setelah dikaji lebih dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2012 sesunggunhya tidak menunjukan adanya regulasi munculnya peningkatan kedisiplinan, kinerja, dan hasil kerja. Hal tersebut sebagimana bahwa dalam peraturan tersebut tidak adanya teknis pengawasan yang lebih serius terhadap penyelenggaraan Pemerintah Desa, tidak adanya sanksi yang lebih bisa menjerat agar Para Pamong Desa melahirkan kedisiplinana, kinerja, dan hasil kerja secara nyata. Sebagaimana di sebutkan oleh Bapak

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2015 No.108,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Tata, Cara, pengalokasian, besaran alokasi, Pajak Daerah, Retribusi Daerah, desa, Tahun Anggaran

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI BANTUL,

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI BANTUL, BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA DESA ATAS PEMANFAATAN TANAH KAS DESA UNTUK FASILITAS UMUM DALAM BENTUK DANA

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 249 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 249 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 249 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN SAMPAI DENGAN TRIWULAN KEDUA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 No.84,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DESA.KEUANGAN DESA.Pedoman.Bantuan Keuangan. Dana Kompensasi.Pemanfaatan.Tanah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2015 No.33,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Tata, cara, alokasi, besaran, bagian hasil, pajak daerah, retribusi daerah, desa. BUPATI BANTUL

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG PAGU RUMAH TANGGA SASARAN PENERIMA MANFAAT BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN DAN DESA SE-KABUPATEN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2014 No.57,2014 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Setda Kabupaten Bantul. Pemberian, bantuan keuangan, desa. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN BESARAN DANA DESA SETIAP DESA TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PAGU RUMAH TANGGA SASARAN PENERIMA MANFAAT BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN DAN DESA SE-KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Tatacara, pengalokasian, besaran alokasi, dana desa.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Tatacara, pengalokasian, besaran alokasi, dana desa. 1 2015 No.29,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Tatacara, pengalokasian, besaran alokasi, dana desa. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2015 No.60,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Perubahan Kedua, Peraturan Bupati Bantul, Tatacara, pengalokasian, besaran alokasi, dana desa. BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PAGU RUMAH TANGGA SASARAN PENERIMA MANFAAT PROGRAM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN/RASTRA)

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK DI KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK DI KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa apotek merupakan salah

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 103 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2015 No.30,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Tatacara, pembagian, penetapan, rincian, dana desa, setiap, desa, Kabupaten Bantul. BUPATI BANTUL DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2016 YANG TERTUNDA PENYALURANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2015 No.103,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Tata, Cara, pembagian, penetapan, rincian, dana desa, Kabupaten Bantul, Tahun Anggaran 2016.

Lebih terperinci

Nama SKPD Alamat Status

Nama SKPD Alamat  Status Daftar Alamat E-mail Resmi OPD di Lingkungan Pemkab. Bantul Nama SKPD Alamat E-mail Status Dinas 1 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dikpora@bantulkab.go.id 2 Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL 1 2015 No.102,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Tata, Cara, pengalokasian, besaran alokasi, dana desa, Tahun Anggaran 2016. BUPATI BANTUL

Lebih terperinci

Pengarusutamaan Gender Berbasis Spasial untuk Pengurangan Risiko Bencana

Pengarusutamaan Gender Berbasis Spasial untuk Pengurangan Risiko Bencana antarafoto.com salimah.or.id pmibantul Pengarusutamaan Gender Berbasis Spasial untuk Pengurangan Risiko Bencana Lalitya Narieswari, Sri Lestari Munajati, Mone Iye C. Marschiavelli, Habib Subagio National

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.70,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul. PEMBANGUNAN. KESEJAHTERAAN. MASYARAKAT. DESA. Pedoman. Bantuan Keuangan Khusus. BUPATI BANTUL DAERAH

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN SEMESTER II TAHUN 2016 MENURUT JENIS KELAMIN PER DESA

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN SEMESTER II TAHUN 2016 MENURUT JENIS KELAMIN PER DESA DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN SEMESTER II TAHUN 2016 MENURUT JENIS KELAMIN PER DESA a. Kecamatan Jetis NO DESA/KELURAHAN L P JUMLAH 1 PATALAN 5,982 6,175 12,157 2 CANDEN 6,005 6,021 12,026 3 SUMBERAGUNG 7,583

Lebih terperinci

LAMPIRAN INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA Fenomena yang diamati Dimensi Indikator Pertanyaan EfektivitaspelaksanaanK Ketepatankebij Muatankebijakanterhada a. Apakah SKPG telahsesuaidijalankan

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPADA DESA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

Tentang TAKSIRAN PANJAR ( VOORSCHOT ) BIAYA PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI BANTUL KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL

Tentang TAKSIRAN PANJAR ( VOORSCHOT ) BIAYA PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI BANTUL KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR : W13-U5/1922/HK.02/VI/2017 Tentang TAKSIRAN PANJAR ( VOORSCHOT ) BIAYA PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI BANTUL KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL Membaca

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 218 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 218 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 218 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL TAHUN 2015 BUPATI BANTUL,

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2013

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2013 BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 83. 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM TEKNIS PINJAMAN DANA BERGULIR PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA MISKIN DI KECAMATAN SE-KABUPATEN BANTUL TAHUN 2013 BUPATI

Lebih terperinci

DATA PUAP / LKMA KABUPATEN BANTUL

DATA PUAP / LKMA KABUPATEN BANTUL DATA PUAP / LKMA KABUPATEN BANTUL BPS Gapoktan LKMA Ketua/Manager Koordinat 2008 2009 200 20 Srandakan Poncosari Sari Kismo Sari Kismo Waluyo 2 2 Trimurti Sido Maju Tani Murti Untung Suparmadi 2 Sanden

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN KESEJAHTERAAN BAGI LURAH DESA DAN PAMONG DESA SE-KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2013 sudah dapat

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2013 sudah dapat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Implementasi peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2013 sudah dapat dikatakan baik. Hal itu dapat diketahui dari beberapa keterangan Kepala Desa dan Sekretaris Desa yang

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN KESEJAHTERAAN BAGI LURAH DESA DAN PAMONG DESA SE-KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri memiliki daerah-daerah yang terkhusus pada rawan bencana. Sejumlah 301 dari 438 desa di DIY menyandang status rawan bencana alam

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA DAN ALAMAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI/SWASTA KABUPATEN BANTUL

DAFTAR NAMA DAN ALAMAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI/SWASTA KABUPATEN BANTUL DAFTAR NAMA DAN ALAMAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI/SWASTA KABUPATEN BANTUL SMP Negeri Nomor NSS NPSN NAMA SEKOLAH ALAMAT DESA KECAMATAN KABUPATEN/KOTA STATUS 1 201040110015 20400339 SMP NEGERI

Lebih terperinci

BADAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN 2009

BADAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN 2009 KELUARGA KABUPATEN BANTUL TAHUN 2008 BADAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN 2009 ADMINISTRATIF KAB. BANTUL SECARA ADMINISTRATIF KABUPATEN BANTUL TERDIRI DARI 17

Lebih terperinci

RENCANA POLA TANAM DAN TATA TANAM GLOBAL DETAIL PADA MUSIM HUJAN SERTA PENJELASAN POLA TANAM DI KABUPATEN BANTUL TANGGAL

RENCANA POLA TANAM DAN TATA TANAM GLOBAL DETAIL PADA MUSIM HUJAN SERTA PENJELASAN POLA TANAM DI KABUPATEN BANTUL TANGGAL RENCANA POLA TANAM DAN TATA TANAM GLOBAL DETAIL PADA MUSIM HUJAN TAHUN 2013 / 2014 DAN MUSIM KEMARAU TAHUN 2014 SERTA PENJELASAN POLA TANAM DI KABUPATEN BANTUL Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten Bantul

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B PENGADLAN NEGER BANTUL KELAS B KEPUTUSAN KETUA PENGADLAN NEGER BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BESARAN BAYA PERKARA PERDATA PADA PENGADLAN NEGER BANTUL KETUA PENGADLAN NEGER BANTUL,

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG PENUNJUKAN KOORDINATOR TENAGA KERJA SUKARELA OTONOM (TKS-O) DAN TENAGA KERJA SUKARELA OTONOM (TKS-O) PROGRAM

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ( SMP ) & MADRASAH TSANAWIYAH ( MTs ) KABUPATEN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

DAFTAR NAMA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ( SMP ) & MADRASAH TSANAWIYAH ( MTs ) KABUPATEN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010 DAFTAR NAMA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ( SMP ) & MADRASAH TSANAWIYAH ( MTs ) KABUPATEN TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010 NO NPSN NSS Nama Sekolah Alamat Status Sekolah Desa / Kalurahan 01 20400302 201040101001

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dilakukan terhadap permasalahan, maka dapat diambil kesimpulan:

BAB V PENUTUP. dilakukan terhadap permasalahan, maka dapat diambil kesimpulan: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan, maka dapat diambil kesimpulan: 1. Partisipasi anggaran berpengaruh positif

Lebih terperinci

BAB III PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN, PUSAT KULINER DAN WATERPARK DI PANTAI DEPOK, BANTUL

BAB III PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN, PUSAT KULINER DAN WATERPARK DI PANTAI DEPOK, BANTUL BAB III PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN, PUSAT KULINER DAN WATERPARK DI PANTAI DEPOK, BANTUL 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Bantul 3.1.1 Letak Geografis, Luas Wilayah dan Batas Administrasi Secara geografis,

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA SEKOLAH DASAR ( SD ) & MADRASAH IBTIDAIYAH ( MI ) KABUPATEN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

DAFTAR NAMA SEKOLAH DASAR ( SD ) & MADRASAH IBTIDAIYAH ( MI ) KABUPATEN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010 DAFTAR NAMA SEKOLAH DASAR ( SD ) & MADRASAH IBTIDAIYAH ( MI ) KABUPATEN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010 No NPSN NSS Nama Alamat 001 20400469 101040101001 SD Bantul Manunggal Jl. Gatot Subroto, Ringinharjo,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEGAL DRAFTING... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEGAL DRAFTING... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEGAL DRAFTING... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii vi xii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Landasan Hukum... I-2 1.3. Hubungan RPJMD

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAERAH IRIGASI PROGRAM WISMP APL I STATUS PROVINSI / KABUPATEN

INVENTARISASI DAERAH IRIGASI PROGRAM WISMP APL I STATUS PROVINSI / KABUPATEN INVENTARISASI DAERAH IRIGASI PROGRAM WISMP APL I STATUS PROVINSI / KABUPATEN :DIY / BANTUL DATA ORGANISASI P3A No. Nama Daerah Irigasi Luas Areal (ha) Kecamatan Desa Nama P3A Luas Wilayah Kerja (ha) Jumlah

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 234 TAHUN 2011

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 234 TAHUN 2011 BUPAT BANTUL KEPUTUSAN BUPAT BANTUL NOMOR 234 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA POLA TANAM DAN TATA TANAM GLOBAL DETAL PADA MUSM HUJAN TAHUN 2011/2012 DAN MUSM KEMARAU TAHUN 2012 BUPAT BANTUL Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.11,2016 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH. Rencana. Pembangunan. Jangka Menengah. Daerah. Tahun 2016-2021. (Penjelasan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul terdiri dari 5 desa meliputi Desa Bantul, Desa Palbapang, Desa Trirenggo, Desa Sabdodadi, dan Desa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.34,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul. PERTAHANAN. KEAMANAN. Pedoman. Pemberian. Bantuan Keuangan Khusus. Tentara Nasional Indonesia Membangun

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.67,2016 Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DESA. APARATUR. BANTUAN KEUANGAN. Bantuan Keuangan Khusus. Pelaksanaan. Pemilihan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA DAN ALAMAT SEKOLAH DASAR (SD) NEGERI/SWASTA KABUPATEN BANTUL

DAFTAR NAMA DAN ALAMAT SEKOLAH DASAR (SD) NEGERI/SWASTA KABUPATEN BANTUL DAFTAR NAMA DAN ALAMAT SEKOLAH DASAR (SD) NEGERI/SWASTA KABUPATEN BANTUL SD Negeri Nomor NSS NPSN NAMA SEKOLAH ALAMAT DESA KECAMATAN KABUPATEN STATUS 1 101040110015 20400137 SD PLEBENGAN PLEBENGAN SIDOMULYO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

Lebih terperinci

DAFTAR NPSN DAN ALAMAT SD/MI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2013 JL. GATOT SUBROTO MANDINGAN, RINGIN HARJO, BANTUL SD BANTUL WARUNG

DAFTAR NPSN DAN ALAMAT SD/MI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2013 JL. GATOT SUBROTO MANDINGAN, RINGIN HARJO, BANTUL SD BANTUL WARUNG DAFTAR NPSN DAN ALAMAT SD/MI KABUPATEN TAHUN 2013 No NPSN Nama Sekolah Alamat 1 20400469 SD 1 JL. GATOT SUBROTO MANDINGAN, RINGIN HARJO, 2 20409795 SD WARUNG Jl. AHMAD YANI NO. 1 WARUNG, 3 20400776 SD

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM Dalam bab ini akan diuraikan sekilas mengenai gambaran umum Kabupaten Bantul, Desa Mangunan. A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul 1. Administratif dan Perwilayahan Kabupaten Bantul

Lebih terperinci

KABUPATEN BANTUL TAHUN 2017

KABUPATEN BANTUL TAHUN 2017 BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN BANTUL TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL Jalan Robert WolterMonginsidiNomor 1 KabupatenBantul

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN (GPW / 0210) ACARA 1 KAJIAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN (GPW / 0210) ACARA 1 KAJIAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN (GPW / 0210) ACARA 1 KAJIAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN Disusun Oleh : Nama : Dimas Pradana Riyadi NIM : 08 / 267157 / GE / 06423 Hari/jam : Rabu

Lebih terperinci

PERATURAN DESA PANGGUNGHARJO NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA PANGGUNGHARJO NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DESA PANGGUNGHARJO NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LURAH DESA PANGGUNGHARJO, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Aspek proses kepemilikan IMB Kepada masyarakat yang telah memiliki IMB 1. Kemudahan-kemudahan apa saja yang pernah bapak/ibu peroleh dari aparat petugas sewaktu mengurus

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul adalah salah satu dari lima Kabupaten/Kota yang ada di Yogyakarta yang terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di pulau

Lebih terperinci

PROFIL PASAR DESA DI KABUPATEN BANTUL KANTOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KABUPATEN BANTUL OKTOBER 2014

PROFIL PASAR DESA DI KABUPATEN BANTUL KANTOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KABUPATEN BANTUL OKTOBER 2014 PROFIL PASAR DESA DI KABUPATEN BANTUL KANTOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KABUPATEN BANTUL OKTOBER 2014 1 Daftar Isi 1. Pasar Triwindu Desa Bangunharjo Kecamatan Sewon 3 2. Pasar Kepek Desa Timbulharjo

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 No.80,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul. PEMBANGUNAN. KESEJAHTERAAN. MASYARAKAT. DESA. Pedoman.Bantuan Keuangan Khusus.Pengelolaan Air Bersih.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.06,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAHAN DESA. KESEJAHTERAAN. APARATUR.TAMBAHAN PENGHASILAN. Pemberian, Dana Kompensasi,

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2018 TENTANG DISIPLIN APARATUR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2018 TENTANG DISIPLIN APARATUR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2018 TENTANG DISIPLIN APARATUR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DESA TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No101,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DESA.KESEJAHTERAAN.EKONOMI. Pedoman. Bantuan Keuangan Khusus. Badan Usaha Milik Desa. BUPATI

Lebih terperinci

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA BADAN PERWAKILAN DESA Menimbang : a. Bahwa untuk mewujudkan efisiensi

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT MEDITASI DI BANTUL

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT MEDITASI DI BANTUL BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT MEDITASI DI BANTUL VI.1 Konsep Kekosongan Zen Dalam bangunan PUSAT MEDITASI terdapat karakter yang menuntut ketenangan, keamanan, kenyamanan hingga terciptanya

Lebih terperinci

DATA P3A /GABUNGAN P3A DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2008 BLM SDNG SDH BLM SDH

DATA P3A /GABUNGAN P3A DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2008 BLM SDNG SDH BLM SDH DATA /GABUGA DI KABUPATE BATUL TAHU 2008 PEGAMATA O DAERAH IRIGASI SUMBER AIR AMA GAB. AMA (ha) DUSU/DESA KEC. PERKEMBAGA BD HKM G BLM SDG SDH BLM SDH 1 VanDer Wijk Progo 1 Van Der Wijk 392.39 10 1 Donotirto

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA PERIMBANGAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPADA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa alokasi Dana

Lebih terperinci

BAB 13 PROYEKSI POPULASI DAN KEBUTUHAN AIR DI MASA MENDATANG

BAB 13 PROYEKSI POPULASI DAN KEBUTUHAN AIR DI MASA MENDATANG BAB 3 PROYEKSI POPULASI DAN KEBUTUHAN AIR DI MASA MENDATANG BAB 3 PROYEKSI POPULASI DAN KEBUTUHAN AIR DI MASA MENDATANG 3. Proyeksi Populasi Masa Mendatang 3.. Prosedur Proyeksi Populasi Masa Mendatang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun untuk memperjelas tentang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun untuk memperjelas tentang BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Umum Wilayah Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini akan menggunakan Kabupaten Bantul sebagai objek penelitian. Dimana kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 A TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 A TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 A TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa pasar tradisional

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Umum Kabupten Bantul a. Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah seluruhnya

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2016

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG HARI, JAM KERJA, DAN FAKTOR PENGURANG TUNJANGAN PENAMBAH PENGHASILAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA, PENGHASILAN POKOK APARATUR PEMERINTAH DESA KARANGKOPEK, TUNJANGAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014 BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN 2014 Menimbang Mengingat BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.31,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul. KELUARGA.KESEJAHTERAAN.PERANAN WANITA.Pedoman. Pemberian. Bantuan Keuangan Khusus. Kegiatan. Program.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 3/E, 2011 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERUPA UANG MAKAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN 2011 DENGAN

Lebih terperinci

NO NPSN NAMA ALAMAT KELURAHAN KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI BENTUK STATUS TK ABA AL-FAJAR CEPOKO, TRIRENGGO, BANTUL TRIRENGGO BANTUL KAB.

NO NPSN NAMA ALAMAT KELURAHAN KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI BENTUK STATUS TK ABA AL-FAJAR CEPOKO, TRIRENGGO, BANTUL TRIRENGGO BANTUL KAB. NO NPSN NAMA ALAMAT KELURAHAN KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI BENTUK STATUS 001 20407626 TK ABA AL-FAJAR CEPOKO, TRIRENGGO, BANTUL TRIRENGGO BANTUL KAB. BANTUL PROP. D.I. YOGYAKARTA TK SWASTA 002 20407629

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor pariwisata. Desa wisata biasanya dikembangkan pada kawasan

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor pariwisata. Desa wisata biasanya dikembangkan pada kawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa wisata merupakan salah satu objek wisata yang sedang berkembang pada sektor pariwisata. Desa wisata biasanya dikembangkan pada kawasan pedesaan yang didalamnya

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 5 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 5 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 5 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN MAGELANG TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ZONASI KAWASAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANTUL BERDASARKAN ASPEK TATA GUNA TANAH

ZONASI KAWASAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANTUL BERDASARKAN ASPEK TATA GUNA TANAH ZONASI KAWASAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANTUL BERDASARKAN ASPEK TATA GUNA TANAH Maharani Wahyu Hapsari 1 & Sutaryono 2 Abstract: The disputes on land use and land utilization took place in South Sea

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 405 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR PENERIMA DAN BESARAN PENERIMAAN BANTUAN SOSIAL

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 405 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR PENERIMA DAN BESARAN PENERIMAAN BANTUAN SOSIAL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 405 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR PENERIMA DAN BESARAN PENERIMAAN BANTUAN SOSIAL Menimbang : a. bahwa belanja bantuan bantuan sosial yang

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 119 Tahun 2009 TENTANG

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 119 Tahun 2009 TENTANG Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 119 Tahun 2009 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN KINERJA DALAM PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

DAFTAR KELOMPOK BUDIDAYA IKAN (POKDAKAN) KABUPATEN BANTUL TAHUN 2007 NO KECAMATAN POKDAKAN ALAMAT KOMODITI ANGGOTA LUAS

DAFTAR KELOMPOK BUDIDAYA IKAN (POKDAKAN) KABUPATEN BANTUL TAHUN 2007 NO KECAMATAN POKDAKAN ALAMAT KOMODITI ANGGOTA LUAS DAFTAR KELOMPOK BUDIDAYA IKAN (POKDAKAN) KABUPATEN BANTUL TAHUN 0 NO KECAMATAN POKDAKAN ALAMAT KOMODITI ANGGOTA LUAS SEDAYU Mino Rejo Mino Mulyo Mina Sejahtera II Mina Sejahtera I Polaman Lestari Mina

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN JAM KERJA DAN SANKSI PEMOTONGAN PENGHASILAN BAGI ANGGOTA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PENAJAM

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYALURAN DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PROVINSI PAPUA BUPATI JAYAPURA

PROVINSI PAPUA BUPATI JAYAPURA PROVINSI PAPUA BUPATI JAYAPURA PERATURAN BUPATI JAYAPURA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN UANG MAKAN KEPADA PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JAYAPURA TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA 5 BUPATI PENAJAM PASER UTARA 8 PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN JAM KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH DESA WIROKERTEN KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH DESA WIROKERTEN KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PEMERINTAH DESA WIROKERTEN KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DESA WIROKERTEN NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN TANAH DESA WIROKERTEN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA SERTA PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN DANA PERIMBANGAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPADA DESA DAN BAGI

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 145 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 145 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 145 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 7 TAHUN 2016

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 7 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 280 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PANITIA PENGISIAN LOWONGAN PAMONG DESA DESA MULYODADI KECAMATAN BAMBANGLIPURO KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2017

KEPUTUSAN PANITIA PENGISIAN LOWONGAN PAMONG DESA DESA MULYODADI KECAMATAN BAMBANGLIPURO KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2017 KEPUTUSAN PANITIA PENGISIAN LOWONGAN PAMONG DESA DESA MULYODADI KECAMATAN BAMBANGLIPURO KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG TATA TERTIB PENGISIAN LOWONGAN PAMONG DESA DESA MULYODADI KECAMATAN

Lebih terperinci