ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA PERUSAHAAN X. Oleh NENNY PEBRIANI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA PERUSAHAAN X. Oleh NENNY PEBRIANI H"

Transkripsi

1 ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA PERUSAHAAN X Oleh NENNY PEBRIANI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

2 RINGKASAN Nenny Pebriani. H Analisis Efektivitas Manajemen Piutang pada Perusahaan X. Di bawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto. Penjualan dan piutang usaha perusahaan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 2008, akan tetapi pos laba operasi bersih yang semula mengalami peningkatan ternyata mengalami penurunan di tahun Mengingat sistem penjualan yang digunakan oleh perusahaan adalah sistem penjualan secara kredit, maka peningkatan volume penjualan akan berdampak langsung bagi peningkatan jumlah piutang. Apabila peningkatan jumlah piutang tidak diikuti dengan pengelolaan yang baik maka piutang yang diharapkan berakhir dengan penerimaan kas dikhawatirkan akan berubah menjadi piutang tak tertagih dan menyebabkan laba yang diterima menjadi berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengidentifikasi gambaran mengenai praktek manajemen piutang, (2) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan tingkat efektivitas manajemen piutang dan (3) untuk mengidentifikasi kinerja dan mengetahui keefektifan pengelolaan manajemen piutang. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret hingga Juni Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer (wawancara dengan pihak manajemen perusahaan) dan data sekunder (laporan keuangan perusahaan dari tahun 2007 hingga tahun 2009, skripsi, buku-buku dan artikel yang terkait dengan penelitian). Data tersebut kemudian di analisis dengan menggunakan beberapa metode, yaitu analisis 5C, analisi rasio keuangan, analisis investasi piutang, analisi horizontal, analisis vertical dan analisis umur piutang. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pengelolaan manajemen piutang pada Perusahaan X belum efektif. Angka rasio likuiditas yang terlalu tinggi menimbulkan kecurigaan bahwa perusahaan memiliki piutang yang telah lama terjadi dan sulit untuk di tagih. Rendahnya angka rasio perputaran piutang serta tingginya angka rasio penagihan rata-rata menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu melakukan penagihan piutang dengan baik. Dari analisis umur piutang pelanggan diketahui bahwa masalah yang sering terjadi adalah masalah keterlambatan pembayaran serta ketidaksesuaian jumlah piutang dengan jumlah yang terjadi.

3 ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA PERUSAHAAN X SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh NENNY PEBRIANI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

4 Judul Skripsi Nama Nim : Analisis Efektivitas Manajemen Piutang pada Perusahaan X : Nenny Pebriani : H Menyetujui Dosen Pembimbing, ( Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc) NIP : Mengetahui : Ketua Departemen, ( Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP : Tanggal Lulus :

5 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Nenny Pebriani dilahirkan di Bogor pada tanggal 01 Februari Penulis merupakan anak ke empat dari empat bersaudara dari pasangan Sumarno dan Srimami. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di TK Al-Musyarofah pada tahun 1994, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Kawung Luwuk 2 pada tahun yang sama. Pada tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di SLTPN 8 Bogor kemudian melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMAN 3 Bogor. Pada tahun 2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Tingkat Persiapan Bersama dan pada tahun 2007 penulis diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

6 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan ridho-nya lah, sehingga skripsi yang berjudul Analisis Efektivitas Manajemen Piutang pada Perusahaan X ini dapat diselesaikan dengan baik. Judul skripsi ini dipilih karena adanya ketertarikan penulis terhadap manajemen piutang pada Perusahaan X. Disamping hal tersebut, skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Tidak ada gading yang tak retak. Skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif diperlukan untuk hal yang lebih baik. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan bernilai ibadah dalam pandangan ALLAH SWT. Amien. Bogor, Agustus 2010 Penulis

7 UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini baik secara moril maupun materiil. Ucapan terimakasih ini penulis ucapkan kepada: 1. Bapak, Ibu, serta kakak-kakakku (Mbak Susi, Mbak Naniek dan Alm. Mas Dian) yang dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan pengorbanannya selalu memberikan curahan kasih sayang, inspirasi hidup, motivasi dan do a yang tulus. 2. Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis. 3. Dr. Ir. Ma mun Sarma, MS, M.Ec dan Ir. Budi Purwanto, ME selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan pengarahannya. 4. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM IPB. 5. Direksi, staf dan karyawan di Perusahaan X Jakarta yang telah memberikan informasi berharga sehingga penulis mendapatkan kesempatan untuk melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 6. Seluruf staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM IPB. 7. Teman-teman satu tempat penelitian yaitu Yani dan Emil yang telah membantu dan berjuang bersama penulis. 8. Teman-teman satu bimbingan yaitu Maulisa, Ega, Lintang, Yunita, Lisma, Hari, Wiwid dan Rofiq yang telah bersama-sama berkonsultasi dan saling memberikan semangat. 9. Sahabat-sahabat ku di Manajemen 43 Yani, Nurul, Heni, Irma, Iis, Alin, Santi, Windry dan Irwan yang telah memberikan semangat dan dukungan pada penulis. 10. Sahabat-sahabatku Nanda, Apri, Icha, Thea dan Nur yang telah memberikan semangat dan dukungan pada penulis.

8 11. Temanku Adit Ilkom 43 yang telah membantu penulis dalam pengembangan aplikasi program Visual basic Rekan-rekan di Departemen Manajemen Angkatan 43 yang selalu bersamasama membuat kenangan indah selama kuliah. 13. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT memberikan pahala atas semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak kepada penulis. Amien. Bogor, Agustus 2010 Penulis

9 DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN* RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi UCAPAN TERIMAKASIH... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN...xiii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Piutang Kebijakan Kredit dan Penagihan Penilaian Resiko Kredit dan Penyaringan Para Pelanggan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Piutang Penelitian Terdahulu III.METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengolahan dan Analisis Data IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan Visi dan Misi... 24

10 4.3 Struktur Organisasi Sumber Daya Manusia Prosedur Kegiatan V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelolaan Manajemen Piutang Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Piutang Kebijakan Pemberian Piutang Kebijakan Penagihan Piutang Pemantauan Posisi Piutang Perusahaan Analisis Kinerja Piutang Analisis Kinerja Kebijakan Pemberian Kredit Analisis 5C Analisis Rasio Investasi Piutang Analisis Rasio Solvabilitas Analisis Kinerja Kebijakan Penagihan Piutang Analisis Rasio Likuiditas Analisis Rasio Aktivitas Analisis Kinerja Pemantauan Posisi Piutang Analisis Rasio Penagihan Rata-Rata Analisis Horisontal Analisis Vertikal Analisis Umur Piutang Keefektifan Pengelolaan Manajemen Piutang Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Keadaan Penjualan, kas, piutang dan laba operasi Perusahaan X Analisis Investasi Piutang Tahun Rasio Solvabilitas Tahun Rasio Likuiditas Tahun Rasio Perputaran Piutang Tahun Rasio Penagihan Rata-rata tahun Analisis Horisontal Laba Rugi Tahun Analisis Horisontal Neraca Tahun Analisis Vertikal Laba Rugi Tahun Analisis Vertikal Neraca Tahun

12 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Kerangka Penelitian Denah kebun dan luas tiap blok Struktur Organisasi Perusahaan X Rasio Investasi Piutang Tahun Rasio Solvabilitas Tahun Rasio Likuiditas Tahun Rasio Perputaran Piutang Tahun Rasio Penagihan Rata-rata tahun

13 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Alur Pikir Batasan Permasalahan Laporan Neraca Perusahaan X tahun Laporan Laba Rugi Perusahaan X tahun Analisis Trend (Horisontal) Laporan Laba Rugi Perusahaan X Analisis Trend (Horisontal) Laporan Neraca Perusahaan X Analisis Persentase Perkomponen (Vertikal) Laporan Laba Rugi Perusahaan X Analisis Persentase Perkomponen (Vertikal) Laporan Neraca Perusahaan X Analisis Umur Piutang Perusahaan A Analisis Umur Piutang Hotel B Analisis Umur Piutang Hotel C Analisis Umur Piutang Hotel D Analisis Umur Piutang Perusahaan E... 73

14 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat maka perusahaan harus memiliki sebuah strategi yang tepat pula. Salah satu strategi yang digunakan perusahaan untuk memperluas pasar dan meningkatkan volume penjualannya adalah dengan memberikan fasilitas atau keringanan-keringanan tertentu kepada pembeli. Suatu bentuk keringanan yang diberikan oleh penjual adalah penundaan pembayaran. Walaupun pada dasarnya semua perusahaan dagang atau industri menginginkan penjualan cash, tetapi karena adanya keterbatasan daya beli masyarakat, atau alasan lainnya dilakukan penjualan secara kredit. Bagi pihak pembeli transaksi tersebut menimbulkan utang sedangkan bagi penjual menimbulkan piutang. Piutang adalah tagihan kepada pihak lain di masa yang akan datang karena terjadinya transaksi di masa lalu. Piutang juga dapat diartikan sebagai tagihan kepada perorangan atau badan yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Penjualan kedit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan dan barulah kemudian pada hari jatuhnya terjadi aliran kas masuk (cash inflows) yang berasal dari pengumpulan piutang itu. Penjualan secara kredit akan dapat meningkatkan omset penjualan, akan tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan investasi yang lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan kerugian karena menunggak atau bahkan tidak tertagih. Semakin lama piutang tertunggak akan semakin besar investasi yang dibutuhkan. Menurut metode cash conversion cycle, piutang yang tidak diikuti dengan kegiatan penagihan yang baik akan menghambat cash flow perusahaan untuk membeli persediaan dan mempertahankan kegiatan operasional yang berakibat pada likuiditas. Jika peningkatan piutang tidak diikuti dengan usaha penagihan maka akan memperbesar jumlah piutang ragu-ragu pada perusahaan dan semakin besarnya piutang ragu-ragu maka likuiditas yang dimiliki perusahaan cenderung kecil.

15 2 Perusahaan X merupakan salah satu perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit pada seluruh pelanggannya sehingga pengelolaan manajemen piutang merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan. Tabel 1. Keadaan Penjualan, Kas, Piutang dan Laba Operasi Perusahaan (Dalam Rupiah). Tahun Keterangan Penjualan 3,586,067,859 3,799,142,588 4,465,267,873 Kas kantor Jakarta 3,341,461 3,723,110 34,476,292 Kas kantor jakarta (Giro) 125,069, ,765, ,402,636 Kas kantor jakarta (Deposito) 20,000,000 20,000,000 20,000,000 Piutang Usaha 865,337,012 1,234,003,576 1,341,335,637 Laba Operasi Bersih 246,826, ,643, ,173,334 Sumber: Laporan keuangan perusahaan tahun ( ) Data tersebut menunjukkan bahwa penjualan dan piutang usaha perusahaan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 2008, akan tetapi pos laba operasi bersih yang semula mengalami peningkatan ternyata mengalami penurunan di tahun Mengingat sistem penjualan yang digunakan oleh perusahaan adalah sistem penjualan secara kredit, maka peningkatan volume penjualan akan berdampak langsung bagi peningkatan jumlah piutang. Apabila peningkatan jumlah piutang tidak diikuti dengan pengelolaan yang baik maka piutang yang diharapkan berakhir dengan penerimaan kas dikhawatirkan akan berubah menjadi piutang tak tertagih dan menyebabkan laba yang diterima menjadi berkurang. Dengan memperhatikan bahwa sangat penting piutang bagi kelangsungan hidup perusahaan maka penulis tertarik untuk membahas topik ini. Objek penelitian ini adalah Perusahaan X yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertanian.

16 3 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka permasalahan penelitian adalah: 1. Bagaimana gambaran mengenai praktek manajemen piutang pada Perusahaan X? 2. Faktor-faktor apa sajakah yang menentukan tingkat efektivitas dari manajemen piutang pada Perusahaan X? 3. Bagaimana kinerja dan keefektifan pengelolaan piutang di Perusahaan X? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengidentifikasi gambaran mengenai praktek manajemen piutang. 2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mentukan tingkat efektivitas manajemen piutang. 3. Untuk mengidentifikasi kinerja dan mengetahui keefektifan pengelolaan manajemen piutang. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan dalam penetapan kebijakan dan strategi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan manajemen atau pengelolaan piutang. 2. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dan referensi yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan topik yang sama.

17 4 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini diarahkan pada bagaimana perusahaan melakukan pengelolaan piutang perusahaan yang dapat mempengaruhi keefektifan kinerja perusahaan. Penelitian ini difokuskan pada praktek manajemen piutang perusahaan, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang Perusahaan X, kinerja dan keefektifan manajemen piutang Perusahaan X.

18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang Banyak perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa. Piutang yang timbul dari penjualan semacam itu biasanya diklasifikasikan sebagai piutang usaha atau wesel tagih. Menurut Warren (2006), istilah piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya. Piutang biasanya memiliki bagian signifikan dari total aktiva lancar perusahaan. Secara umum piutang diklasifikasikan sebagai berikut: a. Piutang usaha Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Piutang dicatat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha (account receivable) semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari. b. Wesel tagih Wesel tagih (notes receivable) adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam setahun, maka diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari enam puluh hari. c. Piutang lain-lain Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun, maka aktiva ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dengan judul investasi. Piutang lain-lain meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan. Menurut Kieso, et al (2002), Piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Untuk tujuan pelaporan keuangan,

19 6 piutang diklasifikasikan sebagai piutang lancar (jangka pendek) atau piutang tidak lancar (jangka panjang). Piutang lancar (current receivables) diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama satu siklus operasi berjalan. Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar (non-current receivables). Piutang selanjutnya diklasifikasikan dalam neraca baik sebagai piutang dagang ataupun piutang nondagang. Piutang dagang (trade receivables) adalah jumlah yang terhutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang dagang, biasanya yang paling signifikan yang dimiliki perusahaan, bisa disubklasifikasikan menjadi piutang usaha dan wesel tagih. Piutang usaha (accounts receivable) adalah janji lisan dari pembeli untuk membayar barang atau jasa yang dijual. Piutang usaha biasanya dapat ditagih dalam waktu 30 hari sampai 60 hari dan merupakan akun terbuka yang berasal dari perluasan kredit jangka pendek. Wesel tagih (notes receivable) adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan. Wesel tagih dapat berasal dari penjualan, pembiayaan, atau transaksi lainnya. Wesel tagih dapat bersifat jangka pendek atau jangka panjang. Piutang non-dagang (nontrade receivables) berasal dari berbagai transaksi dan dapat berupa janji tertulis untuk membayar atau mengirimkan sesuatu. Sejumlah contoh piutang nondagang adalah: 1. Uang muka kepada karyawan dan staff. 2. Uang muka kepada anak perusahaan. 3. Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan. 4. Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran. 5. Piutang dividen dan bunga. 6. Klaim terhadap: a) Perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertanggungkan. b) Terdakwa dalam suatu perkara hukum. c) Badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak. d) Perusahaan pengangkutan untuk barang yang dikembalikan, rusak atau hilang. e) Kreditor untuk barang yang dikembalikan, rusak, atau hilang.

20 7 f) Pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan (krat, kontainer, dan sebagainya) 2.2 Kebijakan Kredit dan Penagihan Horne dan Wachowicz (2005) menyatakan bahwa kondisi ekonomi, penetapan harga produk, kualitas produk dan kebijakan kredit perusahaan adalah berbagai pengaruh utama dalam tingkat piutang perusahaan. Semua pengaruh tersebut, kecuali yang terakhir, umumnya di luar pengendalian manajer keuangan. Akan tetapi, seperti juga dengan aktiva lancar lainnya, manajer tersebut dapat mengubah tingkat piutang dalam menyeimbangkan keuntungan dan kerugian antara profitabilitas dan risiko. Menurunkan standar kredit dapat menstimulasi permintaan yang akhirnya akan mengarah pada penjualan dan laba yang lebih tinggi. Akan tetapi, terdapat biaya untuk membuat piutang tambahan, seperti juga risiko yang lebih besar untuk adanya kerugian akibat piutang tak tertagih. Ada berbagai variabel kebijakan yang sangat menentukan periode rata-rata penagihan dan proporsi penjualan kredit yang menjadi kerugian akibat piutang tak tertagih. Berbagai variabel kebijakan tersebut diantaranya adalah: 1. Kualitas kredit yang diterima. Kebijakan kredit dapat memiliki pengaruh yang signifikan atas penjualan. Jika para pesaing dapat memperpanjang kredit secara bebas dan perusahaan kita tidak, maka kebijakan kita mungkin akan memukul usaha pemasaran perusahaan kita. Kredit adalah salah satu dari banyak faktor yang mempengaruhi permintaan atas produk perusahaan. Akibatnya, tingkat kredit yang dapat mendorong permintaan, bergantung pada berbagai faktor lainnya yang diterapkan. Secara teoritis, perusahaan harus mengurangi standar kualitasnya untuk berbagai kredit yang diterimanya selama profitabilitas penjualan yang dihasilkan melebihi biaya tambahan piutang. Agar dapat menilai profitabilitas pemberian kredit yang lebih liberal, harus diketahui profitabilitas tambahan penjualan, permintaan tambahan atas produk yang timbul dari standar kredit yang diperlunak, peningkatan lamanya periode rata-rata penagihan, serta tingkat pengembalian yang diminta atas investasi

21 8 2. Lamanya periode kredit. Periode kredit adalah total lamanya waktu kredit diberikan ke seorang pelanggan untuk membayar sebuah tagihan. Walaupun kebiasaan industri sering kali menentukan syarat kredit yang seharusnya diberikan, periode kredit adalah cara lain yang dapat memungkinkan perusahaan meningkatkan permintaan atas produk. Seperti juga sebelumnya, keuntungan dan kerugian adalah antara profitabilitas penjualan tambahan dan permintaan pengembalian atas investasi tambahan dalam piutang. 3. Jumlah diskon tunai yang diberikan. Periode diskon tunai merupakan periode berlakunya diskon tunai yang dapat dimanfaatkan untuk pembayaran dini. Walaupun secara teknis kebijakan kredit berbeda-beda, seperti juga untuk periode kredit, biasanya ada beberapa standar waktu. Bagi banyak perusahaan, 10 hari adalah minimum hari yang diperkirakan antara pengiriman faktur ke pelanggan dan saat pelanggan dapat memasukkan cek ke surat tagihan tersebut. Diskon tunai adalah persentase (%) pengurangan dari penjualan atau harga penjualan yang diizinkan untuk pembayaran dini faktur. Merupakan insentif bagi para pembeli kredit untuk membayar faktur secara tepat waktu. Perbedaan diskon tunai melibatkan usaha untuk mempercepat pembayaran piutang. Dalam kondisi ini harus ditentukan apakah mempercepat penagihan akan lebih dari hanya sekedar mengimbangi biaya akibat kenaikan dalam diskon. Jika memang demikian, kebijakan diskon saat ini harus diubah. Sebaliknya, jika percepatan penagihan tidak menghasilkan penghematan peluang yang cukup untuk melebihi biaya dari diskon tunai maka kebijakan diskon tidak akan diubah. 4. Syarat khusus lainnya, seperti perjanjian secara musiman. Selama periode penurunan penjualan, perusahaan kadang akan melakukan penjualan ke para pelanggan tanpa mensyaratkan pembayaran hingga beberapa waktu lamanya. Perjanjian secara musiman (seasonal dating) ini dapat disesuaikan dengan arus kas para pelanggan, dan dapat menstimulasi permintaan dari para pelanggan yang tidak dapat membayar hingga setelah musim terkait. Perjanjian secara musiman juga dapat digunakan untuk

22 9 menghindari biaya penggudangan persediaan. Jika penjualan bersifat musiman dan produksi tetap sepanjang tahun, akan terjadi penumpukan persediaan barang jadi selama beberapa waktu dalam setahun. Jika biaya gudang ditambah pengembalian yang diminta atas investasi dalam persediaan, melebihi pengembalian yang diminta atas tambahan piutang, maka perjanjian tersebut layak dilaksanakan. 5. Tingkat Pengeluaran untuk penagihan Perusahaan menentukan kebijakan penagihan keseluruhannya dengan menggabungkan berbagai prosedur penagihan yang diterapkannya. Prosedurprosedur ini meliputi berbagai hal seperti surat, faks, panggilan telepon, kunjungan pribadi dan tindakan hukum. Salah satu variabel kebijakan utama adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk prosedur penagihan. Dengan kata lain, semakin besar jumlah relatif yang dikeluarkan, semakin rendah proporsi kerugian akibat piutang tak tertagih dan semakin pendek periode rata-rata penagihan, jika semua hal lainnya tetap. Akan tetapi, hubungan-hubungan tersebut tidaklah linear. 2.3 Penilaian Resiko Kredit dan Penyaringan Para Langganan Riyanto (2001) menyatakan bahwa risiko kredit adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para pelanggan. Sebelum perusahaan memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh para pelanggan maka perusahaan perlu mengadakan evaluasi risiko kredit dari para pelanggannya. Untuk menilai risiko kredit, credit manager harus mempertimbangkan berbagai faktor yang menentukan besar kecilnya kredit tersebut. Pada umumnya bank atau perusahaan dalam mengadakan penilaian resiko kredit adalah dengan memperhatikan lima C. Lima C tersebut adalah Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Conditions. Character, menunjukkan kemungkinan atau probabilitas dari pelanggan untuk secara jujur berusaha untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. Faktor ini adalah sangat penting, karena setiap transaksi kredit mengandung kesanggupan untuk membayar. Capacity, ialah pendapat subjektif mengenai kemampuan dari pelanggan. Ini diukur dengan record di waktu yang lalu, dilengkapi dengan

23 10 observasi fisik pada pabrik atau toko dari pelanggan. Capital, diukur oleh posisi financial perusahaan secara umum, dimana hal ini ditunjukkan oleh analisa rasio finansial, yang khususnya ditekankan pada tangible net worth dari perusahaan. Collateral, dicerminkan oleh aktiva dari langganan yang diikatkan, atau dijadikan jaminan bagi keamanan kredit yang diberikan kepada langganan tersebut. Conditions, menunjukkan impact (pengaruh langsung) dari trend ekonomi pada umumnya terhadap perusahaan yang bersangkutan atau perkembangan khusus dalam suatu bidang ekonomi tertentu yang mungkin mempunyai efek terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya. Adapun langkah-langkah yang perlu untuk penyaringan para pelanggan dalam rangka usaha preventif untuk memperkecil risiko tertunda atau tidak terkumpulnya piutang yang tidak diharapkan adalah sebagai berikut: 1) Penentuan besarnya risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan. Pertama-tama dalam hubungan ini haruslah ditentukan lebih dahulu batas risiko yang ditanggung perusahaan, yang akan disediakan sebagai cadangan piutang. 2) Penyelidikan tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. 3) Mengadakan klasifikasi dari para pelanggan berdasarkan risiko pembayarannya. 4) Mengadakan seleksi dari para pelanggan. Kredit hanya diberikan kepada pelanggan yang berada pada golongan yang kurang dari batas risiko. 2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Piutang Menurut Riyanto (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang adalah: 1. Volume Penjualan Kredit Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Makin

24 11 besarnya jumlah piutang berarti makin besarnya resiko, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar profitability nya. 2. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada pertimbangan profitabilitas. Syarat yang ketat misalnya dalam bentuk batas waktu pembayarannya yang pendek, pembebanan bunga yang berat pada pembayaran piutang yang terlambat. Semakin panjang batas waktu pembayarannya berarti makin besar jumlah investasinya dalam piutang. 3. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafond bagi kredit yang diberikan kepada para pelanggannya. Semakin tinggi plafond yang ditetapkan bagi masing-masing langganan maka semakin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang. Demikian pula dengan ketentuan mengenai siapa yang dapat diberi kredit. Makin selektif para pelanggan yang dapat diberi kredit akan memperkecil jumlah investasi dalam piutang. Dengan demikian maka pembatasan kredit ini bersifat kuantitatif maupun kualitatif. 4. Kebijakan dalam Mengumpulkan Piutang. Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam mengumpulkan piutang secara aktif maupun pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini secara aktif mempunyai pengeluaran yang lebih besar untuk membiayai kegiatan pengumpulan piutang tersebut dibandingkan perusahaan yang menjalankan secara pasif. Perusahaan yang menjalankan pengumpulan secara aktif kemungkinan akan memiliki investasi dalam piutang yang lebih kecil daripada perusahaan yang menjalankan pengumpulan secara pasif. Tetapi biasanya perusahaan hanya akan mengadakan usaha tambahan dalam pengumpulan piutang apabila biaya tersebut tidak melampaui besarnya tambahan revenue yang diperoleh karena adanya usaha tersebut.

25 12 5. Kebiasaan Membayar dari Para Pelanggan Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount dan ada sebagian pelanggan yang tidak menggunakan kesempatan ini. Perbedaan cara pembayaran ini tergantung kepada cara penilaian mereka terhadap mana yang lebih menguntungkan antara kedua alternative itu. Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount periode atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi dalam piutang. Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam waktu selama discount period, maka dana yang tertanam dalam piutang akan lebih cepat bebas, yang berarti semakin kecilnya investasi dalam piutang. 2.5 Penelitian Terdahulu Maya (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas Piutang dan faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang PT. Biro klasifikasi Indonesia (persero), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran praktek manajemen piutang pada PT. Biro Klasifikasi Indonesia, mengidentifikasi dan menganalisis keefektifan manajemen piutang terhadap profitabilitas. Pengolahan data yang dilakukan secara manual dan komputerisasi adalah analisis horizontal, analisis vertical, analisis rasio dan analisis profitabilitas. Dari hasil penelitian menyatakan pengelolaan piutang PT. Biro Klasifikasi Indonesia kurang baik, hasil yang diperoleh dari setiap analisis yang ada hasilnya dibawah standar umum yang ditetapkan dan adapun beberapa saran yaitu membentuk kelompok khusus dari staf-staf untuk mengikuti pelatihan agar dapat memantau piutang dan melakukan penagihan dan pemberian insentif karyawan yang berhasil menagih piutang. Agustina (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Efektifitas Manajemen Piutang (Studi Kasus PT.UNITEX Tbk, Bogor), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai praktek manajemen piutang khususnya pada PT. UNITEX, menganalisis kinerja manajemen piutang, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang dan mengetahui keefektifan pengelolaan manajemen piutang PT.UNITEX. Pengolahan data penelitian ini bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang kemudian

26 13 digunakan untuk: (1) Analisis 5C, Analisis Rasio keuangan, Analisis Horizontal dan Analisis Vertikal, Analisis Investasi Piutang yaitu untuk menganalisis kinerja piutang PT. Unitex Tbk, Bogor, (2) Analisis Deskripsi Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang, (3) Analisis Umur Piutang. Dari hasil penelitian menyatakan bahwa pengelolaan piutang pada PT. Unitex kurang baik, hasil ini tergambarkan pada hasil analisis rasio keuangan, dimana rasio likuiditas yang dihasilkan tidak likuid. Adapun saran yang diberikan peneliti adalah untuk membentuk kelompok Khusus dari staf officer, sebaiknya perusahaan meminta kepada pelanggan untuk segera mengirimkan surat klaim pada PT. Unitex dan perusahaan sebaiknya menerapkan analisis 5C.

27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui perkembangan pengelolaan piutang pada perusahaan X yaitu dengan menggunakan informasi melalui data tertulis dari perusahaan berupa data laporan keuangan perusahaan serta informasi lisan mengenai praktek manajemen piutang perusahaan. Kondisi piutang perusahaan digunakan untuk menentukan atau menilai pengelolaan piutang perusahaan. Untuk menganalisa pengelolaan piutang perusahaan maka digunakan: 1. Analisis Standar Kredit Standar Kredit merupakan kualitas minimum untuk menentukan apakah pemohon kredit layak atau tidak oleh suatu perusahaan. Analisa ini meliputi: Karakter (Character) Kemampuan (Capacity) Kapital (Capital) Kolateral (Collateral) Kondisi (Condition) 2. Analisis Investasi Piutang Analisis yang digunakan untuk menganalisis apakah dengan memberikan piutang dapat diperoleh manfaat yang lebih tinggi daripada biaya investasi yang dikeluarkan perusahaan. 3. Analisis Rasio Keuangan Analisa Rasio keuangan merupakan suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Analisis rasio keuangan ini terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio solvabilitas. 4. Analisis Horizontal. Analisis persentase yang membandingkan suatu pos dalam laporan keuangan dengan pos yang sama dalam laporan keuangan sebelumnya.

28 15 5. Analisis Vertikal Analisis laporan keuangan yang membandingkan pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan dengan pos yang dijadikan sebagai dasar dalam laporan keuangan tersebut. 6. Analisis Umur Piutang Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa lama sebuah piutang beredar. Hasil dari keenam analisis tersebut menjadi indikator untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kinerja dan efektivitas dari faktor-faktor yang menentukan efektivitas pengelolaan manajemen piutang pada Perusahaan X. Kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

29 Gambar 1. Kerangka Penelitian 16

30 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan X yang berlokasi di Jakarta Pusat, Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan yaitu dari bulan Maret sampai Juni Jenis dan Sumber data Metode yang digunakan dalam penelitian untuk menyusun karya akhir ini adalah berasal penelitian lapangan (data primer) dan penelitian kepustakaan (data sekunder). 1. Penelitian Lapangan ( Data Pimer) Penelitian ini dilakukan pada kantor Perusahaan X, dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai kondisi perusahaan dan praktik manajemen piutang perusahaan. Untuk itu dilakukan wawancara dengan pihak perusahaan, yaitu suatu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada pihak yang terkait sesuai dengan topik yang dibahas. 2. Penelitian Kepustakaan (Data Sekunder) Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman yang memadai mengenai konsep-konsep dan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian. Untuk tujuan tersebut diatas penulis membaca dan mempelajari laporan keuangan perusahaan selama periode serta beberapa literatur atau sumber-sumber bacaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sebagai landasan teoritis untuk penelitian yang diperoleh dari penelitian lapangan, sehingga dapat menghasilkan kesimpulan dan saran-saran yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang ada. 3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Penilaian Kinerja Piutang A. Standar Kredit Standar Kredit merupakan kualitas minimum untuk menentukan apakah pemohon kredit layak atau tidak oleh suatu perusahaan. Penilaian kualitas pemohon kredit dapat dilakukan dengan melakukan penilaian 5-K.

31 18 1) Karakter Meneliti dan memperhatikan sifat pribadi, cara hidup, status sosial dan lain-lain. Hal ini penting karena berkaitan dengan kemauan membayar. 2) Kemampuan Meneliti kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya dalam meraih penjualan ataupun pendapatan yang dapat diukur dari penjualan yang dapat dicapai pada masa lalu dan juga keahlian yang dimiliki dalam bidang usahanya. 3) Kapital Mengukur posisi keuangan secara umum dengan memperhatikan kapital/modal yang dimiliki perusahaan dan juga perbandingan hutang dan kapital. 4) Kolateral Mengukur besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai kolateral atas kredit. 5) Kondisi Memperhatikan kondisi perekonomian pada umumnya serta kecenderungan (trend) perekonomian yang akan mempengaruhi terhadap jalannya usaha perusahaan. B. Analisis Kebijakan Investasi Besarnya investasi pada piutang dagang dapat dihitung dengan mencari biaya pengadaan piutang dari jumlah dana yang diinvestasikan pada piutang dan menambahkannya dengan biaya dari penghematan atau penambahan yang disebabkan karena adanya perbedaan antara biaya tanpa adanya piutang dan biaya dengan adanya piutang. Rata-rata investasi pada piutang dagang dapat dihitung sebagai berikut:...(1)...(2)

32 19 C. Analisis Rasio 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Ada dua ukuran dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu: a) Rasio lancar, merupakan alat ukur likuiditas yang diperoleh dengan membagi aktiva lancar dengan pasiva lancar....(3) b) Rasio cepat, adalah sama dengan rasio lancar kecuali tanpa memperhitungkan persediaan yang dianggap sebagai aktiva lancar yang kurang likuid....(4) Untuk kedua alat ukur likuiditas, rasio lancar dan rasio cepat semakin tinggi nilainya maka likuiditas perusahaan semakin baik. 2. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui kecepatan berapa perkiraan menjadi penjualan atau kas. Dengan melihat pada perkiraan rasio lancar saja, pengukuran likuiditas pada umumnya tidak memadai. Perbedaan komposisi dari aktiva lancar dan hutang lancar dapat berpengaruh secara berarti pada likuiditas yang sebenarnya. Rasio-rasio aktivitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: a) Rasio Perputaran Piutang Rasio ini mengukur perbandingan penjualan perusahaan dan besarnya piutang yang belum ditagih. Jika perusahaan mempunyai kesulitan dalam penagihan, maka perusahaan mempunyai saldo piutang yang besar dan rasionya rendah. Sebaliknya jika perusahaan mempunyai kebijakan kredit dan prosedur penagihan yang baik maka saldo piutang rendah sehingga rasionya tinggi.

33 20... (5) b) Rata-rata Periode tagih. Rata-rata periode tagih adalah jumlah rata-rata waktu yang diperlukan untuk menagih piutang. Rasio tersebut bermanfaat untuk mengevaluasi kebijakan pinjaman dan kebijakan penagihan....(6) Atau...(7) 3. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas ini mengukur kemampuan perusahaan melunasi seluruh kewajibannya. Analisis ini sering disebut juga analisis pengungkit (Leverage analysis). Analisis solvabilitas mengukur perbandingan dana yang disediakan pemilik dengan pembelanjaan dari kreditur. Analisis ini mempunyai sejumlah implikasi. Pertama, makin besar dana yang disediakan pemilik, makin besar batas pengaman bagi kreditur. Bila pemilik hanya menyediakan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka resiko perusahaan sebagian besar akan ditanggung kreditur. Bagi perusahaan, hal ini akan mempersulit pelunasan pinjaman, oleh karena tidak seimbangnya beban bunga dengan laba yang diperoleh. Kedua, dengan pinjaman, pemilik akan memperoleh manfaat. Yaitu, dapat dipertahankannya kontrol terhadap perusahaan dengan investasi yang tetap. Sementara itu, bila hasil yang diperoleh dari pinjaman lebih besar daripada bunga yang harus dibayar, maka pengembalian kepada pemilik akan berlipat. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a) Rasio Kewajiban. Rasio ini mengukur persentase dana yang disediakan kreditur. Kewajiban meliputi kewajiban lancar dan semua utang jangka panjang makin rendah rasio ini maka makin besar penyangga kerugian yang mungkin timbul pada waktu likuidasi. Dengan

34 21 demikian, kemampuan melunasi seluruh kewajibannya juga makin besar....(8) b) Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva Rasio ini menunjukkan pentingnya dari sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Rasio Modal dengan Aktiva...(9) C.Analisis Vertikal dan Horisontal. Analisis Vertikal Analisis Vertikal dapat menunjukkan proporsi suatu pos terhadap angka dasar tertentu dalam laporan keuangan yang sama. Analisis vertikal dapat memperlihatkan komposisi laporan keuangan yang dapat digunakan untuk menilai efisiensi usaha perusahaan. Sebagai angka dasar dapat digunakan total aktiva untuk pos-pos aktiva, total kewajiban dan modal untuk pos-pos kewajiban dan modal serta total penjualan bersih untuk pospos laporan laba rugi. Rumus analisis Vertikal adalah:...(10) Ket : Ryi = nilai % pos yang dibandingkan Pyi = pos x dalam laporan keuangan tahun ke-i Pyo = pos dasar sebagai pembanding Analisis Horisontal Analisis Horisontal adalah analisis persentase yang membandingkan suatu pos laporan keuangan dengan pos sama laporan keuangan sebelumnya. Pada umumnya analisis horisontal menunjukkan arah

35 22 perubahan (trend) dari suatu pos laporan keuangan. Rumus analisis horisontal adalah:...(11) Ket : Rxt = nilai % untuk tahun ke-t Pxt = pos x dalam laporan keuangan yang akan dianalisis Pxo= pos x dalam laporan keuangan sebagai dasar D. Analisis Umur Piutang. Analisis umur piutang merupakan sebuah teknik pemantauan kredit yang menggunakan jadwal yang menunjukkan persentase terhadap total sisa accounts receivable yang masih belum dibayarkan untuk periode waktu tertentu. Tujuan teknik ini adalah untuk dapat mengetahui masalah penagihan secara tepat.

36 IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Perusahaan X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertanian khususnya sayuran segar. Selain menggunakan sistem pertanian secara tradisional, perusahaan ini juga menggunakan sistem pertanian modern untuk menghasilkan beberapa produk unggulannya yaitu dengan menggunakan teknik hidroponik dan aeroponik. 4.1 Sejarah Perusahaan Krisis ekonomi yang menimpa Indonesia pada tahun 1997 telah berdampak pada hampir semua sektor bidang usaha termasuk bidang pertanian. Namun sektor ini masih dinilai cukup memberikan harapan dikarenakan mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap makanan sehat, maka peluang usaha sektor pertanian masih terbuka lebar. Dengan kondisi yang demikian, maka pada tahun 1998 perusahaan secara resmi didirikan dengan fokus usaha pada produksi sayuran segar dengan komitmen yang tinggi pada kualitas produksi, pelayanan terbaik dan manajemen yang profesional. Perusahaan memiliki kantor pusat di Jakarta dan sebuah kebun produksi seluas 12 Hektar yang terletak di daerah Cipanas Jawa Barat yang dikelola oleh lebih dari 40 karyawan kebun. Dari lahan seluas 12 hektar tersebut, perusahaan hanya memanfaatkan lahan seluas 7 hektar yang kemudian dibagi menjadi blok outdoor dan blok indoor. Blok outdoor terdiri dari tiga blok dan tiap blok terdiri dari beberapa patok yang jumlahnya berbeda tiap blok yaitu 45 patok untuk blok A, 65 patok untuk blok B dan 35 patok untuk blok C. Tiap patok luasnya 400 M 2. Blok indoor atau yang disebut juga blok green house, memiliki luas areal sebesar M 2. Denah kebun perusahaan dapat dilihat pada gambar 2.

37 24 Gambar 2. Denah kebun dan luas tiap blok Saat ini perusahaan masih melayani pengguna akhir, yaitu beberapa hotel berbintang, restoran dan cafe eksklusif di Jakarta serta jasa katering untuk penerbangan domestik dan luar negeri. Untuk memenuhi permintaan pelanggan maka perusahaan melakukan kerja sama dengan beberapa pemasok yang berasal dari satu daerah maupun dari luar daerah seperti Bali, Bandung dan Lombok. Perusahaan harus melakukan kerja sama dengan beberapa pemasok karena sayuran yang ditanam di kebun produksi hanyalah jenis sayuran yang jumlah permintaannya tinggi atau jenis sayuran yang sulit ditemukan di pasaran. 4.2 Visi dan Misi Visi dan misi merupakan jiwa yang akan menggerakkan arah bisnis perusahaan secara efektif sehingga perusahaan dapat meraih target secara lebih cepat, terukur dan terarah. Dalam usahanya untuk mencapai target atau cita-cita yang diinginkan, perusahaan memiliki visi dan misi sebagai berikut: Visi : Menjadikan produk pertanian unggul di negeri sendiri dan bangga menjadi petani. Misi : Menciptakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat Indonesia pada bidang pertanian dengan menerapkan sistim pertanian modern. Perusahaan X merupakan sebuah perusahaan yang bersifat unik, meskipun perusahaan ini adalah perusahaan berbadan hukum, akan tetapi pemilik

38 25 menjalankan perusahaan dengan cara yang kekeluargaan. Hal ini tercermin dari tujuan awal pendirian perusahaan yaitu: 1. Menyatukan Keluarga. 2. Mencari Keuntungan. 3. Menyerap Tenaga Kerja yang masih ada hubungan kekerabatan. 4.3 Struktur Organisasi Struktur organisasi perusahaan memiliki susunan sebagai berikut : 1. Komisaris Komisaris bertugas mewakili pemilik dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan memberi persetujuan terhadap arah kebijakan jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk menjalankan tugas dan wewenangnya, komisaris mengangkat seorang direktur. 2. Direktur Direktur memiliki kewajiban untuk memimpin dan menjalankan perusahaan, mengangkat dan memberhentikan karyawan, melakukan negosiasi dengan institusi pembiayaan serta mewakili perusahaan secara hukum dalam tiap kegiatan perusahaan. Dari struktur dapat diketahui bahwa direktur langsung membawahi manajer dan kepala kebun. 3. Manajer Keuangan Dalam struktur organisasi perusahaan kedudukan manajer adalah lebih tinggi dibandingkan kepala kebun, namun manajer tidak memiliki wewenang untuk memberikan instruksi kepada kepala kebun. Manajer bertugas untuk mewakili direktur di kantor pusat yang berkedudukan di Jakarta. Staf administrasi dan delivery merupakan karyawan yang berada di bawah pimpinan manajer keuangan. 4. Kepala Kebun Kepala kebun bertugas mewakili direktur di kebun produksi yang terletak di Cipanas. Tugas kepala kebun adalah mengatur seluruh kegiatan yang dilaksanakan di kebun, termasuk masalah keamanan kebun dan keserasian karyawan.

39 26 5. Supervisor Secara umum tugas supervisor adalah memimpin area kebun masingmasing, mengatur karyawan kebun, membuat perencanaan tanam dan produksi serta bertanggung jawab dalam perawatan tanam. Untuk supervisor sarana dan prasarana, tugasnya adalah bertanggung jawab terhadap perawatan seluruh green house serta membuat jalur traktor, irigasi dan drainase sementara supervisor panen bertanggung jawab atas kualitas dan kuantitas sayuran yang dipesan pelanggan. 6. Staf Administrasi Staf administrasi bertugas untuk melakukan pencatatan keuangan dan administrasi. 7. Staf Delivery Staf delivery bertugas untuk menyortir sayuran, mengirimkan produk ke tangan pelanggan dan melakukan penagihan piutang.

40 27 Gambar 3. Struktur Organisasi Perusahaan 4.4 Sumber Daya Manusia Saat ini jumlah pegawai di perusahaan mencapai 93 orang, 24 orang ditempatkan sebagai staff kantor sedangkan 69 lainnya sebagai staff lapangan. Jumlah pegawai laki-laki di perusahaan lebih banyak dibandingkan pegawai perempuan yaitu 64 orang pegawai laki-laki dan 29 orang pegawai perempuan. Para pegawai memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, yaitu mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Strata dua (S2). Para pegawai yang memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar biasanya ditempatkan sebagai pegawai kebun sedangkan para pegawai yang bekerja sebagai staff administrasi disyaratkan memiliki pendidikan minimal setingkat SMA. Untuk meningkatkan kualitas sayuran yang diproduksi maka perusahaan sering mengirim kepala kebun untuk mengikuti berbagai pelatihan. Setelah mengikuti berbagai pelatihan, kepala kebun kemudian membagikan ilmu yang didapatnya kepada para supervisor dan pegawai kebun.

41 28 Perusahaan memiliki seragam berwarna hijau yang hanya khusus dikenakan oleh para staf delivery, sementara pegawai lainnya bebas mengenakan jenis pakaian apapun dengan syarat masih dalam batas kesopanan dan kerapihan. Keputusan ini dibuat berdasarkan tuntutan dari pelanggan yang meminta kerapihan dari petugas yang mengantarkan pesanan mereka. Hari kerja efektif pegawai dimulai dari hari senin hingga hari sabtu, namun jika ada pemesanan diluar hari kerja maka perusahaan akan tetap memenuhi pesanan pelanggan dengan cara memberlakukan jam lembur bagi pegawainya. Perusahaan menerapkan jam kerja yang berbeda-beda dalam kegiatannya. Jam kerja bagi staf delivery dimulai dari pukul WIB, pada pukul WIB staf delivery bertugas menyortir dan mengirimkan sayuran kemudian baru melakukan penagihan piutang pada pukul WIB. Untuk staf administrasi/keuangan jam kerja efektif dimulai pada pukul WIB sedangkan pegawai kebun jam kerja dimulai pada pukul WIB. Perusahaan sadar bahwa pegawai merupakan aset penting dalam menjalankan kegiatan usahanya, sehingga perusahaan selalu berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan para pegawainya. Beberapa fasilitas yang disediakan oleh perusahaan diantaranya adalah rumah tinggal bagi pegawai yang berasal dari luar daerah, sebuah sekolah gratis dan jaminan kesehatan. Perusahaan bahkan tidak segan-segan untuk memberikan pinjaman tanpa bunga kepada para pegawai meskipun pembayarannya dilakukan dengan cara diangsur. 4.5 Prosedur Kegiatan Kegiatan yang dilakukan di kantor pusat adalah sebagai berikut: 1. Penerimaan sayur Para pegawai menerima barang atau sayuran yang datang dari Bandung atau dari kebun dan pasar untuk kemudian ditimbang ulang, disesuaikan dengan bon dan disesuaikan dengan angka dan timbangan. 2. Penyortiran Setiap pekerja harus menyortir dulu sayuran yang akan dikemas ke dalam plastik. Sayuran yang bagus di tempatkan terlebih dahulu ke dalam keranjang dan sayuran yang rusak dikembalikan ke plastik asal. Sayuran

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang Menurut Niswonger et al (1999) piutang merujuk pada claims (tagihan) dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi sehingga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Kata manajemen memiliki pengertian yang sangat luas, ilmu manajemen ini memiliki beberapa cabang antara lain manajemen pemasaran,

Lebih terperinci

BAB VI AKTIVA LANCAR-PIUTANG

BAB VI AKTIVA LANCAR-PIUTANG BAB VI AKTIVA LANCAR-PIUTANG 6.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Investasi Dalam Piutang Dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualannya kebanyakan perusahaan besar menjual produknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perputaran Piutang Usaha 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang dapat berubah menjadi kas (uang tunai). Piutang timbul dari kegiatan

Lebih terperinci

Bab 7 Manajemen Piutang

Bab 7 Manajemen Piutang Dasar Manajemen Keuangan 97 Bab 7 Manajemen Piutang Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang manajemen piutang dan kredit, analisa perputaran dan anggaran pengumpulan piutang. D alam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan Laporan Kerja Praktek. Landasan teori yang akan dibahas ini meliputi permasalahan- permasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PT.UNITEX TBK BOGOR) OLEH RIA AGUSTINA H

ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PT.UNITEX TBK BOGOR) OLEH RIA AGUSTINA H ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PT.UNITEX TBK BOGOR) OLEH RIA AGUSTINA H24052360 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK Ria Agustina.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Piutang Karena berbentuk penjualan kredit maka ada resiko yang tidak tertagih atau gagal bayar, maka dari itu perlu yang namanya manajemen piutang. Manajemen piutang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2012) pada PT. Gajah Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud. BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak 8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibat adanya penjualan kredit. Sebagian besar perusahaan menjual

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Daya Muda Agung Cabang Medan, dengan perumusan masalah Apakah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta Graha Sejahtera yang beralamat di Jalan Kendal No. 4 A-B, Menteng

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Piutang 1. Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang digolongkan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang Piutang juga merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Piutang Salah satu cara untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada serta menarik pelanggan baru adalah dengan melakukan penjualan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Cipta Graha Sejahtera adalah perusahaan nasional yang dibangun pada tahun 1987 sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Berperan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian piutang Terdapat begitu banyak transaksi yang dilakukan perusahaan dalam aktivitasnya sehari-hari. Baik aktivitas membeli aktiva yang dibutuhkan perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori tentang Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan tujuan (hasil akhir) dari suatu proses dan prosedur akuntansi, sebagai ringkasan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibtat adanya penjualan secara kredit. Pada sebagian besar perusahaan penjualan dilakukan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Sifat Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena sistem dapat menentukan berkembang atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah mempengaruhi semua bidang kehidupan. Hal ini menuntut dunia usaha untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dagang, jasa, maupun industri mempunyai dana dan membutuhkan modal kerja, karena itulah masalah modal kerja sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan. kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan. kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kerja praktek yang diambil oleh penulis pada PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PIUTANG ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN I

MANAJEMEN PIUTANG ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN I MANAJEMEN PIUTANG ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN I Pengantar KREDITKAN AJA?? Piutang merupakan kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya politik penjualan kredit. Kebijakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Investasi dalam Piutang

TINJAUAN PUSTAKA. 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Investasi dalam Piutang 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Piutang Piutang adalah tagihan kepada perorangan atau badan yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit tanpa disertai dengan janji tertulis secara formal

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama. yaitu, penjualan secara tunai atau secara kredit.

BAB IV PEMBAHAS AN. IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama. yaitu, penjualan secara tunai atau secara kredit. BAB IV PEMBAHAS AN IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama IV.1.1. Analisis Kebijakan Penjualan Kredit Penjualan merupakan kegiatan operasional perusahaan di mana dengan ini perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Penjualan barang dan jasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang dan jasa sampai

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN BANTUAN PROGRAM KOMPUTER (Studi Kasus : PT BPR Agro Cipta Adiguna Pare, Kediri) Oleh NOVI NURMIA SARI H

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN BANTUAN PROGRAM KOMPUTER (Studi Kasus : PT BPR Agro Cipta Adiguna Pare, Kediri) Oleh NOVI NURMIA SARI H ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN BANTUAN PROGRAM KOMPUTER (Studi Kasus : PT BPR Agro Cipta Adiguna Pare, Kediri) Oleh NOVI NURMIA SARI H24052369 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-16 Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adanya penelitian terdahulu yang telah dibahas sebelum penelitian ini dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga dunia. Semua negara ingin mengambil keuntungan semaksimal mungkin

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan pencatatan akuntansi yang memberikan informasi mengenai perkembangan suatu

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Pelaksanaan Kuliah Kerja Preaktek Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara Indonesia Bandung, penulis ditempatkan di Direktorat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kas 1. Pengertian Kas Menurut Martono dan Harjito (2002 : 116) Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 73 Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang motif memegang kas, aliran kas dalam perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penjualan Sumber pendapatan perusahaan diperoleh dari penjualan atau pemberian jasa perusahaan kepada pihak lain. Penjualan barang dan jasa dapat dilakukan dengan berbagai cara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak

Lebih terperinci

Oleh BUDI HARTONO H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Oleh BUDI HARTONO H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 65 ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN DAN PROYEKSI KEBUTUHAN DANA UNTUK PERIODE YANG AKAN DATANG (Studi Kasus : PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang Area Jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DEBITUR KREDIT WIRAUSAHA DI PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ROSI ANRAYANI H

ANALISIS KEPUASAN DEBITUR KREDIT WIRAUSAHA DI PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ROSI ANRAYANI H ANALISIS KEPUASAN DEBITUR KREDIT WIRAUSAHA DI PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR Oleh ROSI ANRAYANI H24050175 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Definisi Analisis Laporan Keuangan Menurut Berstein (1983) dalam Sjahrial dan Purba (2013: 1) mendefinisikan analisis laporan keuangan mencakup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi sehari-harinya, misalnya untuk membayar gaji pegawai, di mana uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

ANALISIS MEKANISME & PROSEDUR PEMINJAMAN PIUTANG BISNIS REGULER PADA KANTOR WILAYAH USAHA POS III SUMBAGSEL PT. POS INDONESIA (PERSERO)

ANALISIS MEKANISME & PROSEDUR PEMINJAMAN PIUTANG BISNIS REGULER PADA KANTOR WILAYAH USAHA POS III SUMBAGSEL PT. POS INDONESIA (PERSERO) ANALISIS MEKANISME & PROSEDUR PEMINJAMAN PIUTANG BISNIS REGULER PADA KANTOR WILAYAH USAHA POS III SUMBAGSEL PT. POS INDONESIA (PERSERO) Ahmad Syarif Hidayat Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan

BAB II KERANGKA TEORI. menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Profitabilitas 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Tujuan utama suatu usaha adalah untuk memaksimalkan nilai usaha dan menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang Banyak perusahaan menjual produknya secara kredit agar dapat meningkatkan volume penjualannya, sehingga penerimaan kas pun akan lebih meningkat. Penjualan kredit tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti yang mengkaji tentang modal kerja sebelumnya pernah dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 3 (2013:17) paragraf 3.12 yaitu bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang dagang, jasa maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

Account Receivable Management

Account Receivable Management Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Account Receivable Management Umumnya perusahaan lebih menyukai penjualan secara tunai, tetapi tekanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Menurut Bambang Riyanto (2001:57) pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : 1) Konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban suatu perusahaan pada satu periode tertentu mengenai kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM AKUNTANSI Suatu sistem merupakan kesatuan, dimana masing-masing unsur yang ada di dalamnya merupakan keseluruhan dari susunan kesatuan itu. Berdasarkan hal tersebut,

Lebih terperinci

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani Analisis Kredit Analisa Laporan Keuangan Kelas CA Nadia Damayanti 115020300111008 Ranita Ramadhani 115020300111037 ANALISIS KREDIT LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang  Herry (2009:266) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Piutang Usaha 2.1.1. Pengertian dan Klassifikasi Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis 13 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Modal Kerja Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis dewasa ini, semakin memacu dunia usaha untuk meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan efisiensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya. A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. 2.1 Piutang (Accounts Receivable) kredit atas barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan.

BAB II KERANGKA TEORI. 2.1 Piutang (Accounts Receivable) kredit atas barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan. BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Piutang (Accounts Receivable) Pada umumnya piutang timbul karena adanya transaksi penjualan secara kredit atas barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan. Penjualan kredit

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2000), kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau untuk meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan ( Financial Management ), atau dalam literature lain di sebut pembelanjaan, adalah segala aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen merupakan rangkaian berbagai aktivitas yang saling berkaitan dan saling mengorganisir kemampuan individu dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

CASH and RECEIVABLES

CASH and RECEIVABLES CHAPTER 7 CASH and RECEIVABLES Bab ini membahas mengenai elemen dari Laporan Keuangan, yaitu current assets Cash and Cash Equivalents and Receivables. Untuk kas, kata kuncinya adalah internal kontrol dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT ITC dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2005), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

Pertemuan 6 Manajemen Piutang

Pertemuan 6 Manajemen Piutang Pertemuan 6 Manajemen Piutang Objektif : 7. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian piutang. 8. Mahasiswa dapat mendefinisikan penilaian resiko kredit. 9. Mahasiswa dapat memformulasikan pengumpulan piutang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep, Kontruksi, dan Variabel Penelitian Secara umum pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penjabaran dan pembahasan penelitian yang dilakukan penulis pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Lebih terperinci

Bab 6, Manajemen Keuangan

Bab 6, Manajemen Keuangan BAB 6 MANAJEMEN PIUTANG RUANG LINGKUP MANAJEMEN PIUTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA INVESTASI DALAM PIUTANG PENILAIAN RESIKO KREDIT TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PENGERTIAN Piutang adalah tagihan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP RETURN ON ASSET DENGAN BANTUAN MODEL PROGRAM SIMULASI KOMPUTER (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk.) Oleh Dwi Andini

Lebih terperinci

PENGANGGARAN PIUTANG

PENGANGGARAN PIUTANG PENGANGGARAN PIUTANG Pengertian Dan Manfaat Anggaran Piutang Piutang (receivable) adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor ( pemberi pinjaman) kepada debitor (penerima pinjaman) yang bersedia melunasinya

Lebih terperinci