Bab II Studi Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab II Studi Pustaka"

Transkripsi

1 Bab II Studi Pustaka II.1 Kelarutan Larutan adalah campuran yang bersifat homogen. Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarutnya sedikit dinamakan larutan encer. Istilah larutan biasanya mengandung arti pelarut cair dengan zat terlarut berupa cairan, padatan, atau gas. (5) Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut/larutan pada temperatur tertentu. (6) Kelarutan zat dalam air sangat beragam. Ada zat yang mudah larut dan ada pula zat yang sukar larut. Misalnya, zat yang memiliki kelarutan lebih besar dari 0,02 mol L 1 dianggap mudah larut, sedangkan yang lebih kecil dari nilai itu dianggap sukar larut. Untuk zat yang tergolong mudah larut, kelarutannya dinyatakan dalam gram per 100 gram air. Namun, untuk zat yang tergolong sukar larut dinyatakan dalam mol L 1. Kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti temperatur, tekanan, dan konsentrasi zat-zat lain dalam larutan itu. (7) II.1.1 Pengaruh Temperatur Secara umum dapat dikatakan bahwa kelarutan zat padat dalam air bertambah besar dengan naiknya temperatur, meskipun dalam beberapa senyawa terjadi yang sebaliknya. Laju kenaikan kelarutan dengan temperatur berbeda-beda, dalam beberapa kasus sangat kecil sekali, dalam kasus lainnya sangat besar. Pada beberapa kasus perubahan kelarutan dengan berubahnya temperatur dapat menjadi dasar untuk pemisahan. Misalnya pemisahan timbal klorida dari campuran yang mengandung perak klorida dan raksa(i) klorida. Dengan penambahan air panas akan melarutkan timbal klorida, tetapi perak klorida dan raksa(i) klorida praktis tidak larut. (8)

2 Pengaruh temperatur terhadap kelarutan dari beberapa senyawa dalam air diberikan pada Gambar II.1. (9) NH 4 Cl Gram zat terlarut per 100 g air K 2 CO 3 CuSO 4.5H 2 O BaCl 2.2H 2 O Pb(NO 3 ) 2 NaCl AlCl 3.6H 2 O Ca(CH 3 COO) Temperatur ( o C) Gambar II.1 Pengaruh temperatur terhadap kelarutan dari berbagai zat II.1.2 Pengaruh Tekanan Kerang akan larut ketika jatuh sampai dasar lautan karena kelarutan CaCO 3 meningkat akibat kenaikan tekanan. (3) Perubahan harga K sp CaCO 3 (kalsit) terhadap perubahan tekanan air laut ditunjukkan dalam Tabel II.1. Tabel II.1 Tekanan terhadap log K sp CaCO 3 pada 25 C Tekanan (atm) Log K sp 1-8, , , , , , ,45 3

3 Tekanan pada dasar lautan biasanya tidak akan lebih dari 1000 atm, tetapi tekanan khususnya dalam geologi bisa lebih tinggi. Pengaruh dari tekanan dapat diabaikan untuk kebanyakan situasi yang dijumpai. II.1.3 Pengaruh Ion Senama Dengan menambahkan natrium sulfat ke dalam larutan jenuh perak sulfat, maka ion sulfat dari natrium sulfat akan meningkatkan konsentrasi ion sulfat dalam kesetimbangan kelarutan perak sulfat. Persamaan reaksinya: Na 2 SO 4 (s) 2 Na + (aq) + SO 2 4 (aq) (1) Ag 2 SO 4 (s) 2Ag + (aq) + SO 2 4 (aq) (2) Menurut prinsip Le Chatelier, kesetimbangan kelarutan perak sulfat (persamaan 2) bergeser ke kiri dan membentuk kesetimbangan yang baru. Beberapa hal yang terjadi dalam kesetimbangan kelarutan yang baru adalah Ag 2 SO 4 mengendap, konsentrasi ion Ag + 2 lebih kecil dari sebelumnya, dan konsentrasi ion SO 4 lebih besar dari sebelumnya. (10) Hal serupa dapat terjadi dengan menambahkan AgNO 3 (s) ke dalam larutan jenuh Ag 2 SO 4 (aq). Dalam hal ini bisa diprediksi hal-hal yang terjadi dalam kesetimbangan kelarutan perak sulfat yang baru yaitu Ag 2 SO 4 mengendap, konsentrasi ion Ag + 2 lebih besar dari sebelumnya, dan konsentrasi ion SO 4 lebih kecil dari sebelumnya. Jadi kelarutan senyawa ion yang sukar larut akan lebih rendah bila ke dalam larutan tersebut dilarutkan senyawa lain yang mengandung ion senama. II.1.4 Pengaruh Ion Tak Senama Pengaruh ion tak senama lebih dikenal dengan istilah pengaruh garam. Pengaruh garam terhadap kelarutan cenderung meningkatkan kelarutan. (5) 4

4 Data dalam Tabel II.2 memaparkan meningkatnya kelarutan perak klorida dan barium sulfat dalam larutan kalium nitrat. Dalam KNO 3 0,010 M kelarutan AgCl naik sekitar 12% dan BaSO 4 naik sebesar 70%, dibandingkan kelarutan dalam air. (8) Tabel II. 2 Kelarutan AgCl dan BaSO 4 dalam larutan KNO 3 Molaritas KNO 3 (mol/l) 0,000 0,001 0,005 0,010 Molaritas AgCl (mol/l) 1,00 x ,04 x ,08 x ,12 x 10 5 Molaritas BaSO 4 (mol/l) 1,00 x ,21 x ,48 x ,70 x 10 5 Willey juga melaporkan bahwa kristal CaSO 4 lebih larut dalam larutan NaCl dari pada dalam air. Kelarutan CaSO 4 dalam air adalah 0,016 M dan kelarutannya dalam larutan NaCl 0,25 M adalah 0,023 M. (11) Demikian pula Marzzacco, melaporkan bahwa kelarutan kalium bitartrat meningkat dengan meningkatnya konsentrasi NaCl dan MgSO 4 dalam larutan. (4) Larutan elektrolit sangat encer memiliki koefisien aktivitas mendekati satu. Semakin besar konsentrasi larutan elektrolit, koefisien aktivitasnya semakin kecil akibat semakin besarnya gaya tarik antara ion-ion yang berbeda muatan. (8) Ungkapan hasil kali kelarutan untuk AgCl dapat dinyatakan dengan persamaan (3) berikut ini: o K sp a x = (3) + a Ag Cl Dengan K o sp adalah tetapan kesetimbangan yang dinyatakan dalam aktivitas. Hubungan aktivitas dengan konsentrasi dinyatakan dengan persamaan (4) berikut ini: a = γ x M (4) dimana a = aktivitas, γ = koefisien aktivitas, dan M = molaritas. Bila dinyatakan dalam konsentrasi, hasil kali kelarutan AgCl menjadi: -.[ Ag + + ] x γ -.[Cl ] = Ag Cl o sp γ K (5) 5

5 [Ag + ] x [Cl - ] = K γ + Ag o sp. γ - Cl = K sp (6) Dari persamaan (6) terlihat bahwa semakin kecil koefisien aktivitas ion-ion Ag + dan Cl, makin besar hasil kali konsentrasi molar kedua ion itu. II.1.5 Pengaruh ph Larutan Kelarutan dari zat terlarut yang bersifat ionik sangat dipengaruhi oleh ph jika terjadi reaksi asam-basa dalam larutan. (10) Dengan menambahkan asam kuat ke dalam larutan yang mengandung ion fluorida (F ), maka ion F (yang relatif bersifat basa kuat) akan mengambil proton dari H 3 O + dan membentuk asam lemah HF. Reaksinya merupakan kebalikan dari ionisasi dari HF. H 3 O + (aq) + F (aq) HF(aq) + H 2 O(l) (7) Asam(1) Basa(2) Asam(2) Basa(1) Sebagai contoh larutan yang mengandung ion F adalah larutan jenuh kalsium fluorida. Reaksi kesetimbangan kelarutannya dinyatakan dengan persamaan (8). CaF 2 (s) Ca 2+ (aq) + 2F (aq) (8) Menurut prinsip Le Chatelier, penambahan asam menyebabkan ion F (aq) diubah menjadi HF(aq) menurut persamaan (9). 2H 3 O + (aq) + 2F (aq) 2 HF(aq) + 2 H 2 O(l) (9) Kesetimbangan (8) bergeser ke kanan yaitu ke arah melarutnya CaF 2 (s). Kelarutan dari perak klorida tidak bergantung pada ph. (10) Senyawa AgCl(s) tidak melarut dalam larutan encer HNO 3 (aq). Ion klorida merupakan basa konjugat yang sangat lemah dari asam kuat HCl, tidak mengikat proton dari H 3 O +. Persamaan reaksinya dinyatakan dengan persamaan (10). H 3 O + (aq) + Cl (aq) tidak bereaksi (10) Sehingga, kelarutan AgCl(s) tidak meningkat pada ph rendah. 6

6 Ion karbonat merupakan basa yang kekuatannya sedang, sehingga kelarutan karbonat sangat bergantung ph. (10) Bila asam ditambahkan pada senyawa CaCO 3, ion-ion karbonat dengan cepat berubah menjadi ion-ion hidrogen karbonat, dan ion-ion ini bereaksi lebih lanjut membentuk asam karbonat, yang selanjutnya terdisosiasi menjadi CO 2 (g) dan air. Persamaan reaksinya: CO 2 3 (aq) + H 3 O + (aq) HCO 3 (aq) + H 2 O(l) (11) HCO 3 (aq) + H 3 O + (aq) H 2 CO 3 (aq) + H 2 O(l) (12) H 2 CO 3 (aq) H 2 O(l) + CO 2 (g) (13) Seyawa CO 2 (g) melepaskan diri dari campuran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa senyawa karbonat yang sukar larut akan meningkat kelarutannya dalam larutan asam. II.1.6 Pembentukan Ion Kompleks Tabel II.3 menunjukkan data kelarutan AgCl(s) dalam larutan yang mengandung ion senama Cl. (10) [Cl ] dalam NaCl(aq) (M) Tabel II.3 Kelarutan perak klorida dalam larutan NaCl Kelarutan menurut Prediksi (mol AgCl/L x 10 5 ) 0,000 1,3 1,3 0,0039 0,0046 0,072 0,036 0, ,19 0,35 0, ,7 1,4 0, ,9 0, Kelarutan hasil Pengukuran (mol AgCl/L x 10 5 ) Melalui perhitungan dapat diprediksi bahwa kelarutan AgCl(s) dalam larutan yang mengandung ion senama Cl lebih kecil dibandingkan dalam air, dan kelarutannya semakin kecil seiring meningkatnya konsentrasi ion klorida dalam larutan. Terlihat pada Tabel II.3 bahwa pengukuran kelarutan tidak sesuai dengan hasil prediksi, di mana kelarutan AgCl(s) secara nyata meningkat seiring meningkatnya konsentrasi ion Cl dalam larutan NaCl. Fakta ini terjadi karena dengan bertambahnya konsentrasi ion klorida akan menyebabkan terbentuknya 7

7 ion kompleks [AgCl 2 ]. Persamaan reaksi pembentukan ion komplek [AgCl 2 ] adalah: Ag + (aq) + 2 Cl (aq) [AgCl 2 ] (aq) (14) II.2 Mengukur Kelarutan Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan kelarutan, yaitu penemuan kembali zat terlarut setelah penguapan suatu larutan, penentuan zat terlarut yang hilang selama penjenuhan, titrasi untuk menentukan spesi dalam larutan, penentuan secara kolorimetri, penentuan ph larutan, penentuan aktivitas, analisis gravimetri terhadap kation, dan pengamatan terhadap titik kristalisasi. (12) Untuk mengukur kelarutan Ca(OH) 2 dapat dilakukan melalui pengukuran konsentrasi ion OH dalam larutan jenuhnya. Pengukuran konsentrasi ion OH dapat dilakukan dengan metode titrasi menggunakan larutan asam yang konsentrasinya telah diketahui. (13) II.2.1 Analisis Titrimetri Istilah analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia kuantitatif yang dilakukan dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan ditetapkan. Larutan dengan konsentrasi yang diketahui tepat itu, disebut larutan standar. Konsentrasi larutan yang hendak ditetapkan, dihitung berdasarkan volume larutan standar yang digunakan menurut reaksi kimia yang diketahui. Larutan standar biasanya ditambahkan dari sebuah buret. Proses penambahan larutan standar sampai reaksi tepat sempurna, disebut titrasi. Titik di mana reaksi itu tepat sempurna, disebut titik ekivalen. Sempurnanya titrasi harus terdeteksi oleh suatu perubahan yang dapat diamati oleh mata, yang dihasilkan oleh larutan standar itu sendiri atau oleh penambahan suatu reagensia pembantu yang dikenal 8

8 sebagai indikator. Setelah reaksi antara analit dan larutan standar sempurna, indikator harus memberikan perubahan visual yang jelas dalam cairan yang sedang dititrasi. Titik di mana terjadinya perubahan tersebut disebut sebagai titik akhir titrasi. Pada titrasi yang ideal, titik akhir yang terlihat akan terjadi bersamaan dengan titik akhir stoikiometri. Namun dalam prakteknya akan terjadi perbedaan yang disebut sebagai kesalahan dalam titrasi. Indikator dan kondisikondisi eksperimen harus dipilih sedemikian rupa sehingga perbedaan antara titik akhir terlihat dan titik ekivalen menjadi sekecil mungkin. Agar dapat digunakan dalam analisis titrimetri, suatu reaksi harus memenuhi kondisi-kondisi berikut. (9) 1. Harus ada suatu reaksi yang sederhana, yang dapat dinyatakan dengan suatu persamaan kimia, zat yang akan ditetapkan harus bereaksi sempurna dengan pereaksi dalam perbandingan yang stoikiometrik. 2. Reaksi harus berjalan sangat cepat. 3. Harus ada perubahan yang menyolok dalam energi bebas yang menimbulkan perubahan dalam beberapa sifat fisika atau kimia larutan pada titik ekivalen. 4. Harus tersedia suatu indikator untuk menetapkan titik akhir reaksi. Jika tidak tersedia indikator yang dapat dilihat mata untuk mendeteksi titik ekivalen, titik ekivalen ini juga dapat ditetapkan dengan mengikuti hal-hal berikut selama jalannya titrasi, antara lain (a) perubahan potensial antara sebuah elektroda indikator dan sebuah elektroda pembanding (titrasi potensiometri), dan (b) perubahan dalam konduktivitas listrik larutan itu (titrasi konduktometri). Analisis titrimetri yang melibatkan reaksi asam-basa disebut asidimetri. Asidimetri dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi basa bebas dalam larutan dengan suatu larutan asam standar. Dalam reaksi antara asam dan basa dihasilkan molekul air. Persamaan reaksinya: H + (aq) + OH (aq) H 2 O(l) (15) 9

9 II.2.2 Larutan Standar Larutan standar adalah suatu larutan yang mengandung reagensia dengan bobot yang diketahui dalam suatu volum tertentu larutan. (9) Bila reagensia tidak tersedia dalam bentuk murni seperti kebanyakan hidroksida alkali dan beberapa asam anorganik, maka disiapkan larutan dengan konsentrasi mendekati yang diperlukan. Larutan ini selanjutnya distandarkan melalui titrasi terhadap larutan dari zat murni dengan konsentrasi yang diketahui. Untuk membuat larutan standar, dibutuhkan zat yang tergolong standar primer. Standar primer adalah suatu zat yang tersedia dalam bentuk murni atau keadaan dengan kemurnian yang diketahui, yang digunakan untuk menstandarkan suatu larutan. (8) Suatu zat standar primer harus memenuhi persyaratan berikut. (9) 1. Zat harus mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (sebaiknya pada temperatur o C) dan mudah dipertahankan dalam keadaan murni. 2. Zat tidak boleh higroskopik, tidak dioksidasi oleh udara, atau dipengaruhi oleh karbon dioksida. Standar ini harus dijaga agar komposisinya tidak berubah selama penyimpanan. 3. Zat harus dapat diuji terhadap zat-zat pengotor dengan uji-uji kualitatif atau uji-uji lain yang kepekaannya diketahui (jumlah total zat-zat pengotor, umumnya tak boleh melebihi 0,01 0,02 persen). 4. Zat harus mempunyai ekivalen yang tinggi, sehingga kesalahan penimbangan dapat diabaikan. 5. Zat harus mudah larut pada kondisi yang digunakan. 6. Reaksi dengan larutan standar itu harus stoikiometrik dan cepat. Zat-zat yang biasa digunakan sebagai standar primer dalam reaksi asam basa adalah natrium karbonat Na 2 CO 3, natrium tetraborat Na 2 B 4 O 7, kalium hidrogen ftalat KH(C 8 H 4 O 4 ), asam klorida bertitik didih konstan, kalium hidrogen iodat KH(IO 3 ) 2, dan asam benzoat H(C 7 H 5 O 2 ). 10

10 II.2.3 Standarisasi Larutan HCl Larutan asam klorida dapat distandarisasi melalui dua metode yaitu titrimetri dan gravimetri menurut persamaan reaksi (16), (17), dan (18). (14) OH + H + H 2 O (16) (NaOH) (HCl) 2H CO 3 H 2 CO 3 (17) (HCl) (Na 2 CO 3 ) Cl + Ag + AgCl(s) (18) Masing-masing metoda memiliki keuntungan dan kelemahan tersendiri. Dalam penelitian ini, untuk menstandarisasi larutan HCl digunakan metode titrimetri dengan standar primer natrium karbonat. Adapun langkah-langkah kerjanya sebagai berikut: 1. Mengeringkan 1 gram natrium karbonat pada temperatur 110 C selama 2 jam dalam botol timbang. 2. Menimbang sebanyak dua kali masing-masing 0,2 gram natrium karbonat, kemudian masing-masing dilarutkan dalam 50 ml aquades. 3. Dipipet 10 ml dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 100 ml, kemudian ditambah 2 tetes indikator metil merah. 4. Mentitrasi larutan natrium karbonat dengan larutan asam klorida yang konsentrasinya kira-kira 0,1M sampai berwarna merah. Larutan kemudian dididihkan selama dua menit dan warnanya menjadi kuning, didinginkan pada temperatur kamar, dan titrasi dilanjutkan sampai warna larutan menjadi merah tajam. 5. Langkah 3 dan 4 diulangi 3 kali. II.2.4 Indikator Asam-Basa Ada sejumlah indikator asam-basa yang memberikan warna berbeda bergantung pada konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Ciri khas dari indikator ini adalah bahwa perubahan dari warna yang dominan asam menjadi warna yang dominan 11

11 basa tidaklah mendadak dan sekaligus, tetapi berjalan di dalam suatu interval ph (biasanya kira-kira dua satuan ph) yang dinamakan selang perubahan warna indikator. Untuk titrasi asam basa, dapat dipilih suatu indikator yang memperlihatkan perubahan warna yang jelas pada ph yang dekat dengan ph titik ekivalennya. Tabe II.4 berikut ini memaparkan beberapa indikator asam-basa lengkap dengan selang perubahan warna indikator: (8) Tabel II.4 Beberapa indikator asam-basa Indikator Perubahan Warna dengan Naiknya ph Selang ph Metil jingga Merah kuning 3,1 4,4 Metil merah Merah kuning 4,2 6,2 Lakmus Merah biru 5,0 8,0 Fenolftalein Tak berwarna merah 8,0 9,6 Timolftalein Tak berwarna biru 9,3 10,6 Indikator fenolftalein merupakan asam diprotik dan tidak berwarna. Jika indikator fenolftalein dinyatakan dengan H 2 In, maka reaksi disosiasi dalam larutannya dapat dinyatakan dengan persamaan (19) dan (20). H 2 In(aq) + H 2 O(l) HIn (aq) + H 3 O + (aq) (19) (tak berwarna) (tak berwarna) HIn (aq) In 2 (aq) + H 3 O + (aq) (20) (Tak berwarna) (merah) Indikator asam-basa yang berupa senyawa asam lemah secara umum dirumuskan HIn, di mana In adalah bagian indikator yang terlepas dari ion hidrogen. Persamaan reaksi ionisasinya: HIn(aq) H + (aq) + In (aq) (21) (warna A) (warna B) 12

12 Maka konstanta kesetimbangannya: K in = + - [H ][Ind ] [HInd] (22) Intensitas warna A sebanding dengan konsentrasi molekul HIn dan intensitas warna B sebanding dengan konsentrasi ion In. + [HIn] [H ] = K In - [In ] (23) [warna B] ph = pk + In log [warna A] (24) Mata manusia hanya dapat mengamati perubahan warna antara perbandingan 1 10 dan 10 [ warna B] 1 untuk [warna A]. Indikator metil merah dan fenolftalein memiliki harga pk In berturut-turut 5,1 dan 9,4. (15) Untuk memilih indikator yang tepat dalam menentukan titik akhir titrasi dapat menggunakan kurva titrasi, misalnya kurva titrasi basa kuat dengan asam kuat yang tertera pada Gambar II.2. fenolftalein Titik ekivalen Metil jingga Volume asam yang ditambahkan (ml) Gambar II.2 Kurva titrasi basa kuat dengan asam kuat 13

13 Gambar II.2 menunjukkan kurva ph untuk penambahan asam kuat pada basa kuat. Bagian yang diarsir pada gambar tersebut adalah rentang ph untuk metil jingga dan fenolftalein. Terlihat bahwa untuk indikator fenolftalein dan metil jingga tidak menunjukkan perubahan warna tepat pada titik ekivalen. Akan tetapi, kurva menurun tajam pada titik ekivalen dan ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada volume asam yang ditambahkan. Jika menggunakan indikator fenolftalein, titrasi berlangsung sampai fenolftalein berubah menjadi tak berwarna (pada ph 8,8) dan itu adalah titik terdekat dengan titik ekivalen. Jika menggunakan metil jingga, titrasi berlangsung sampai larutan berwarna jingga. II.3 Kalsium Hidroksida Istilah kapur digunakan untuk dua senyawa kalsium yang berbeda. (5) Senyawa pertama adalah CaO yang disebut kapur tohor (quick lime). Kapur tohor dibuat menurut reaksi yang disebut kalsinasi. Persamaan reaksinya: CaCO 3 (s) CaO(s) + CO 2 (g) (25) Senyawa kedua adalah Ca(OH) 2 yang disebut kapur mati (slaked lime) dan dibuat menurut persamaan reaksi: CaO(s) + H 2 O(l) Ca(OH) 2 (s) (26) Basa Ca(OH) 2 pada 25 C mempunyai tetapan basa K 1 = 4 x 10 2 dan K 2 = 3,74 x (7) Larutan kalsium hidroksida jenuh pada temperatur 25 C memiliki konsentrasi 0,0203 M dan ph = 12,45. (9) Kelarutan Ca(OH) 2 dalam air semakin rendah dengan meningkatnya temperatur. Tabel II.5 secara khusus memaparkan kelarutan kalsium hidroksida dalam air pada beberapa temperatur. (16) Tabel II.5 Kelarutan Ca(OH) 2 pada beberapa temperatur Temperatur ( o C) Kelarutan Ca(OH) 2 dalam gram per 100 gram air 0,185 0,176 0,165 0,141 0,116 14

14 Kalsium hidroksida secara luas digunakan dalam industri kimia, antara lain untuk menghilangkan gas hidrogen sulfida dari gas batu bara, untuk membuat amonia dari amonium klorida, melunakkan air sadah, industri mortar dan semen, serta untuk menetralisasi kelebihan asam dalam tanah. (17) II.4 Metode Eksperimen dalam Pembelajaran Pengajaran adalah suatu usaha yang bertujuan merubah tingkah laku. Pengajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing siswa dalam mengembangkan diri sesuai dengan tugas-tugas perkembangan yang harus dijalankan. Tugas perkembangan tersebut mencakup kebutuhan hidup baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Bilamana ditinjau secara luas tampak bahwa manusia yang hidup dan berkembang adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil belajar. Agar peristiwa belajar itu berlangsung secara sadar dan terarah maka perlu dibimbing secara sistematis oleh seorang guru. Dalam pembelajaran, guru hendaknya menciptakan situasi yang disebut interaksi edukatif. Dalam interaksi edukatif terdapat enam unsur berikut: 1. ada bahan yang menjadi isi proses. 2. ada tujuan yang jelas akan dicapai. 3. ada siswa yang aktif mengalami. 4. ada guru yang melaksanakan. 5. ada metode tertentu untuk mencapai tujuan. 6. interaksi berlangsung dalam ikatan situasional. (18) Setelah guru menetapkan tujuan pembelajaran, serta ditunjang faktor lainnya seperti sifat individual siswa dan sarana yang tersedia di sekolah, guru dapat memilih satu atau serangkaian metode yang efektif. Salah satu metode penting yang harus dikuasai guru kimia adalah metode eksperimen. Dengan metode eksperimen, siswa dapat memperoleh pengetahuan berupa: 15

15 1. Bagaimana proses mengaturnya? Misalnya: merangkai alat-alat distilasi. 2. Bagaimana proses membuatnya? Misalnya: membuat larutan NaOH 0,1 M; membuat gas oksigen. 3. Bagaimana proses bekerjanya? Misalnya: mengamati jalannya distilasi memisahkan air dari larutan garam. 4. Bagaimana proses mengerjakannya atau menggunakannya? Misalnya: menggunakan gelas ukur untuk mengukur volume cairan. 5. Terdiri dari apa? Misalnya: menganalisis adanya vitamin C dalam sari buah jambu biji. 6. Cara manakah yang lebih baik? Misalnya: untuk menentukan sifat asam atau basa suatu larutan dapat dengan cara mencicipi atau menggunakan indikator asam basa. 7. Bagaimana kita mengetahui kebenarannya? Misalnya: membuktikan kebenaran hukum kekekalan massa. Beberapa keuntungan bagi siswa pada penggunaan metode eksperimen: 1. Siswa dapat menemukan sendiri fakta yang dicari dengan menggunakan kelima inderanya. 2. Siswa dapat mengaitkan apa yang dilakukannya di laboratorium dengan apa yang akan dan telah dipelajarinya. 3. Siswa dapat menjalin kerja sama dengan teman kelompoknya. 4. Siswa berkesempatan bekerja melalui langkah-langkah metoda ilmiah. Sedangkan kendala yang memungkinkan terjadi dalam menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran kimia adalah: 1. Alat-alat dan bahan kimia yang tidak tersedia dengan memadai. 2. Ada beberapa eksperimen yang memerlukan waktu yang lama. 3. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman siswa tentang sifat-sifat bahan kimia dan penggunaan alat-alat. 4. Kurangnya persiapan dan pengalaman guru. 16

16 Ada beberapa aktivitas yang hendaknya dilakukan oleh guru dalam menerapkan metode eksperimen, yaitu: 1. Menjelaskan tujuan praktikum kepada siswa sehingga siswa mengetahui pertanyaan yang harus dijawab melalui data hasil eksperimen. 2. Menjelaskan prosedur eksperimen, bahan-bahan yang diperlukan, variabel yang perlu dikontrol, dan data yang perlu dicatat. 3. Membantu siswa dalam mengambil bahan kimia dan menggunakan alat yang tersedia. 4. Mendiskusikan hasil eksperimen. Dalam penyelenggaraan eksperimen di laboratorium Hansen berpendapat bahwa kegiatan eksperimen hendaknya bersifat aman, sederhana, murah, mudah disediakan, dan dapat memberikan penjelasan terhadap suatu konsep yang sedang dipelajari. (19) 17

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep LAMPIRAN 7 HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN Keterangan kriteria kebenaran konsep Benar (B) Salah (S) Indikator Pembelajaran : Jika penjelasan konsep subjek penelitian sesuai dengan

Lebih terperinci

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi dalam larutan berair Reaksi dalam larutan berair Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Larutan - Suatu campuran homogen dua atau lebih senyawa. Pelarut (solven) - komponen dalam larutan yang membuat penuh larutan (ditandai

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab17 Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Larutan buffer adalah larutan yg terdiri dari: 1. asam lemah/basa

Lebih terperinci

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA 1. Larutan Elektrolit 2. Persamaan Ionik 3. Reaksi Asam Basa 4. Perlakuan Larutan

Lebih terperinci

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Sumber: James Mapple, Chemistry an Enquiry-Based Approach Pengukuran ph selama titrasi akan lebih akurat dengan menggunakan alat ph-meter. TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Diskusi

Bab IV Hasil dan Diskusi Bab IV Hasil dan Diskusi IV.1 Hasil Eksperimen Eksperimen dikerjakan di laboratorium penelitian Kimia Analitik. Suhu ruang saat bekerja berkisar 24-25 C. Data yang diperoleh mencakup data hasil kalibrasi

Lebih terperinci

LOGO TEORI ASAM BASA

LOGO TEORI ASAM BASA LOGO TEORI ASAM BASA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP 2012 Beberapa ilmuan telah memberikan definisi tentang konsep asam basa Meskipun beberapa definisi terlihat kurang jelas dan berbeda satu sama lain, tetapi

Lebih terperinci

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Tim Dosen Kimia Dasar FTP UNIVERSITAS BRAWIJAYA Kelarutan (s) Kelarutan (solubility) adalah jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut.

Lebih terperinci

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA Asam merupakan zat yang yang mengion dalam air menghasilkan ion H + dan basa merupakan zat yang mengion dalam air menghasilkan ion OH -. ASAM Asam

Lebih terperinci

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA SOAL KIIA 1 KELAS : XI IPA PETUNJUK UU 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3. Kerjakanlah soal anda pada lembar

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 4 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

Bab 4 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Bab 4 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Bab 4 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Apa yang terjadi pada saat gula dilarutkan ke dalam air, mengapa bila gula yang dilarutkan dalam jumlah banyak tidak dapat terlarut semua? Mengapa gula tidak bisa

Lebih terperinci

BAB 8. Jika Anda memasukkan satu sendok gula ke dalam segelas air, kemudian Anda. Kelarutan Garam Sukar Larut. Kata Kunci.

BAB 8. Jika Anda memasukkan satu sendok gula ke dalam segelas air, kemudian Anda. Kelarutan Garam Sukar Larut. Kata Kunci. Kimia XI SMA 205 BAB 8 Kelarutan Garam Sukar Larut Gambar Larutan Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan

Lebih terperinci

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Reaksi Dan Stoikiometri Larutan Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri dari:

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI I. CAPAIAN PEMBELAJARAN Praktikan mampu menetapkan kadar CH3COOH (asam asetat) dan asam cuka (HCl) menggunakan prinsip reaksi asam-basa. II.

Lebih terperinci

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga Bab 7 Soal-Soal Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Larutan Penyangga 1. Berikut ini yang merupakan pasangan asam basa terkonjugasi (A) H 3 O + dan OH

Lebih terperinci

MODUL IV KESETIMBANGAN KELARUTAN

MODUL IV KESETIMBANGAN KELARUTAN MODUL IV KESETIMBANGAN KELARUTAN I. Petunjuk Umum 1. Kompetensi Dasar 1) Mahasiswa memahami konsep hubungan kelarutan dengan Ksp 2) Mahasiswa mampu memprediksi terjadinya reaksi pengendapan 3) Mahasiswa

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 11 BAB VIII LARUTAN ASAM DAN BASA Asam dan basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan sifat asam serta basa. 2. Memahami teori

Lebih terperinci

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

Reaksi dan Stoikiometri Larutan Reaksi dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada larutan elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KI-2122 PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA Nama Praktikan : Anggi Febrina NIM : 13010107 Kelompok : 5 (Shift Pagi) Tanggal

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ZAT TERLARUT + PELARUT LARUTAN Komponen minor Komponen utama Sistem homogen PELARUTAN

Lebih terperinci

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2 SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA K I M I A 1). TEORI ARCHENIUS Asam adalah zat yang jika di dalam air melepaskan ion H +, dengan kata lain pembawa sifat asam adalah ion H +. jumlah ion H+ yang

Lebih terperinci

H + + OH - > H 2 O. Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida). Stoikiometri netralisasi

H + + OH - > H 2 O. Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida). Stoikiometri netralisasi Netralisasi a. Netralisasi Neutralisasi dapat didefinisikan sebagai reaksi antara proton (atau ion hidronium) dan ion hidroksida membentuk air. Dalam bab ini kita hanya mendiskusikan netralisasi di larutan

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA I. Teori Dasar Kita sering menjumpai asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari. Buah-buahan, seperti jeruk, apel, dll., mengandung asam. Amonia rumah tangga, bahan pembersih,

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia Stoikiometri Larutan - Soal Doc. Name: RK13AR11KIM0601 Doc. Version : 2016-12 01. Zat-zat berikut ini dapat bereaksi dengan larutan asam sulfat, kecuali... (A) kalsium

Lebih terperinci

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut:

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: SOAL-SOAL BAB 5 LARUTAN ASAM BASA/ Kimia Erlangga 2B 1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: No Larutan yang diuji Warna lakmus Merah Biru 1 X Merah Biru 2 Y Merah Merah

Lebih terperinci

BAB 7. ASAM DAN BASA

BAB 7. ASAM DAN BASA BAB 7. ASAM DAN BASA 7. 1 TEORI ASAM BASA 7. 2 TETAPAN KESETIMBANGAN PENGIONAN ASAM DAN BASA 7. 3 KONSENTRASI ION H + DAN ph 7. 4 INDIKATOR ASAM-BASA (INDIKATOR ph) 7. 5 CAMPURAN PENAHAN 7. 6 APLIKASI

Lebih terperinci

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani GALAT TITRASI Ilma Nugrahani Galat Titrasi Adalah galat yang terjadi karena indikator berubah warna sebelum atau sesudah titik setara ditunjukkan dari kurva titrasi titik akhir titik ekivalen. Dapat disebabkan

Lebih terperinci

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.

Lebih terperinci

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN A. Pengertian Kelarutan Kemampuan garam-garam larut dalam air tidaklah sama, ada garam yang mudah larut dalam air seperti natrium klorida (NaCl) dan ada pula garam sukar

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI Konsep mol

STOIKIOMETRI Konsep mol STOIKIOMETRI Konsep mol Dalam hukum-hukum dasar materi ditegaskan bahwa senyawa terbentuk dari unsur bukan dengan perbandingan sembarang tetapi dalam jumlah yang spesifik, demikian juga reaksi kimia antara

Lebih terperinci

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN 7 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN A. KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) B. HUBUNGAN KELARUTAN (s) DENGAN Ksp C. PENGARUH ION SEJENIS TERHADAP KELARUTAN D. HUBUNGAN Ksp DENGAN PH LARUTAN E. HUBUNGAN

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat larutan

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL UjianTeori Waktu: 100 menit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Penentuan Kesadahan Dalam Air Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS 6 LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS A. LARUTAN PENYANGGA B. HIDROLISIS Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajari tentang reaksi asam-basa dan titrasi. Jika asam direaksikan dengan basa akan menghasilkan

Lebih terperinci

Teori Asam-Basa Arrhenius

Teori Asam-Basa Arrhenius Standar Kompetensi emahami terapannya. sifatsifat larutan asambasa, metode pengukuran, dan Kompetensi Dasar enjelaskan teori asam basa menurut Arrhenius mengklasifikasi berbagai larutan asam, netral, dan

Lebih terperinci

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR I. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja dari percobaan. 2. Menentukan konsentrasi dari NaOH dan Na 2 CO 3. 3. Mengetahui kegunaan dari titrasi dengan indikator

Lebih terperinci

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Bab VII ph Larutan Asam-Basa Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Indikator universal dan kertas lakmus digunakan untuk mengindentifikasi ph larutan asam-basa. TUJUAN

Lebih terperinci

KIMIA LARUTAN LARUTAN ELEKTROLIT ASAM DAN BASA

KIMIA LARUTAN LARUTAN ELEKTROLIT ASAM DAN BASA KIMIA LARUTAN Pada topik ini larutan yang dimaksud dibatasi pada larutan dengan pelarut air (aqueous solution). Air merupakan pelarut universal, tersedia melimpah, mudah untuk dimurnikan dan tidak beracun.

Lebih terperinci

kimia K-13 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN K e l a s A. Kelarutan Garam (Elektrolit) Tujuan Pembelajaran

kimia K-13 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN K e l a s A. Kelarutan Garam (Elektrolit) Tujuan Pembelajaran K-1 kimia K e l a s XI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan 1. Memahami tentang kelarutan garam (elektrolit). 2. Memahami

Lebih terperinci

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi modif oleh Dr I Kartini Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih

Lebih terperinci

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll LOGO Bab 08 Asam Basa Apa yang terjadi? - Koma - Tulang keropos - Sesak napas - dll 1 Ikhtisar Teori Asam Basa Sifat Asam-Basa dari Air ph-suatu ukuran keasaman Kesetimbangan Asam-Basa Lemah dan Garam

Lebih terperinci

Standarisasi Larutan

Standarisasi Larutan Standarisasi Larutan Kimia Analitik Kimia analitik: Cabang ilmu kimia yg bertugas mengidentifikasi zat, memisahkannya serta menguraikannya dalam komponenkomponen, menentukan jenis serta jumlahnya. Kimia

Lebih terperinci

SKL- 3: LARUTAN. Ringkasan Materi. 1. Konsep Asam basa menurut Arrhenius. 2. Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry

SKL- 3: LARUTAN. Ringkasan Materi. 1. Konsep Asam basa menurut Arrhenius. 2. Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry SKL- 3: LARUTAN 3 Menjelaskan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya. o Menganalisis data daya hantar listrik beberapa larutan o Mendeskripsikan konsep ph larutan o Menghitung konsentrasi

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 Kimia

Antiremed Kelas 11 Kimia Antiremed Kelas 11 Kimia Stoikiometri Larutan - Latihan Soal Doc. Name: AR11KIM0699 Doc. Version : 2012-07 01. Zat-zat berikut ini dapat bereaksi dengan larutan asam sulfat, kecuali... (A) kalsium oksida

Lebih terperinci

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA Part I IKATAN KIMIA CHEMISTRY Summer Olympiad Camp 2017 - Kimia SMA 1. Untuk menggambarkan ikatan yang terjadi dalam suatu molekul kita menggunakan struktur Lewis atau 'dot and cross' (a) Tuliskan formula

Lebih terperinci

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan LARUTAN ELEKTROLIT DAN BUKAN ELEKTROLIT Selain dari ikatannya, terdapat cara lain untuk mengelompokan senyawa yakni didasarkan pada daya hantar listrik. Jika suatu senyawa dilarutkan dalam air dapat menghantarkan

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

Pemisahan dengan Pengendapan

Pemisahan dengan Pengendapan Pemisahan dengan Pengendapan Reaksi Pengendapan Pemisahan dengan teknik pengendapan membutuhkan perbedaan kelarutan yang besar antara analit dan material pengganggunya. Pemisahan dengan pengendapan bisa

Lebih terperinci

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : 10.15 11.45 WIB Petunjuk Pengerjaan Soal Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan! Isikan identitas Anda

Lebih terperinci

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa LOGO Analisis Kation Golongan V Gol. Sisa By Djadjat Tisnadjaja 1 Golongan kelima Magnesium, natrium, kalium dan amonium Tidak ada reagensia umum untuk kation-kation golongan ini Kation-kation gol kelima

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA I. Petunjuk Umum 1. Kompetensi Dasar 1) Mahasiswa memahami Asas Le Chatelier 2) Mahasiswa mampu menjelaskan aplikasi reaksi kesetimbangan dalam dunia industry 3) Mahasiswa

Lebih terperinci

wanibesak.wordpress.com 1

wanibesak.wordpress.com 1 Ringkasan, contoh soal dan pembahasan mengenai asam, basa dan larutan penyangga atau larutan buffer Persamaan ionisasi air H 2O H + + OH Dari reaksi di atas sesuai hukum kesetimbangan, tetapan kesetimbangan

Lebih terperinci

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak

Lebih terperinci

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 I. Waktu / Tempat Praktikum : Rabu,15 Februari 2012 / Lab Kimia Jur. Analis

Lebih terperinci

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Wassalamualaikum Wr. Wb. Palembang, Oktober Penyusun

KATA PENGANTAR. Wassalamualaikum Wr. Wb. Palembang, Oktober Penyusun KATA PENGANTAR Assalamualikum Wr.Wb Puji syukur senatiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan Makalah Kimia ini dengan baik dan

Lebih terperinci

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2! BAB 7 STOKIOMETRI A. Massa Molekul Relatif Massa Molekul Relatif (Mr) biasanya dihitung menggunakan data Ar masing-masing atom yang ada dalam molekul tersebut. Mr senyawa = (indeks atom x Ar atom) Contoh:

Lebih terperinci

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

Analisa Klorida Analisa Kesadahan Analisa Klorida Analisa Kesadahan Latar Belakang Tropis basah Air bersih Air kotor limbah Pencegahan yang serius Agar tidak berdampak buruk bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup Air tercemar 1 Prinsip

Lebih terperinci

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Bidang Studi Kode Berkas : Kimia : KI-L01 (soal) Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Tetapan Avogadro N A = 6,022 10 23 partikel.mol 1 Tetapan Gas Universal R = 8,3145 J.mol -1.K -1 = 0,08206

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi. PETA KONSEP Larutan Penyangga mempertahankan berupa ph Larutan Penyangga Asam mengandung Larutan Penyangga Basa mengandung Asam lemah Basa konjugasi Asam konjugasi Basa lemah contoh contoh contoh contoh

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi

Lebih terperinci

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air. III. REAKSI KIMIA Tujuan 1. Mengamati bukti terjadinya suatu reaksi kimia. 2. Menuliskan persamaan reaksi kimia. 3. Mempelajari secara sistematis lima jenis reaksi utama. 4. Membuat logam tembaga dari

Lebih terperinci

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 1. Pada suhu dan tekanan sama, 40 ml P 2 tepat habis bereaksi dengan 100 ml, Q 2 menghasilkan 40 ml gas PxOy. Harga x dan y adalah... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 5 Kunci : E D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 Persamaan

Lebih terperinci

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn 1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A D. Cu E. Zn 2. Nomor atom belerang adalah 16. Dalam anion sulfida, S 2-, konfigurasi elektronnya adalah...

Lebih terperinci

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya: . Atom X memiliki elektron valensi dengan bilangan kuantum: n =, l =, m = 0, dan s =. Periode dan golongan yang mungkin untuk atom X adalah A. dan IIIB B. dan VA C. 4 dan III B D. 4 dan V B E. 5 dan III

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori. Waktu: 100 menit

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori. Waktu: 100 menit OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori Waktu: 100 menit Kementerian Pendidikan Nasional Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA

Lebih terperinci

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013 Kurikulum 2006/2013 KIMIa K e l a s XI ASAM-BASA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kesetimbangan air. 2. Memahami pengaruh asam

Lebih terperinci

BAB 5. Larutan Asam dan Basa. Kata Kunci. Pengantar Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari

BAB 5. Larutan Asam dan Basa. Kata Kunci. Pengantar Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari Kimia XI SMA 147 BAB 5 Larutan Asam dan Basa Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian asam-basa menurut Arrhenius. 2. Membandingkan kekuatan asam-basa.

Lebih terperinci

Titrasi asam kuat-basa kuat

Titrasi asam kuat-basa kuat TITRASI ASAM-BASA KURVA TITRASI plot atau kurva antara ph atau poh terhadap volume titran untuk menguji apakah suatu reaksi dapat digunakan untuk analisa titrimetri ataukah tidak memilih indikator Titrasi

Lebih terperinci

Teori Asam. Pengertian

Teori Asam. Pengertian Teori Asam Pengertian Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan ph lebih kecil dari 7. Dalam definisi

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. Bab 4

Kesetimbangan Kimia. Bab 4 Kesetimbangan Kimia Bab 4 Standar Kompetensi 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri Kompetensi

Lebih terperinci

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 Hal-0 Instruksi Pastikan bahwa nama dan kode peserta Anda sudah tertulis pada halaman pertama lembar soal dan lembar

Lebih terperinci

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sumber: Dokumentasi Penerbit Air laut merupakan elektrolit karena di dalamnya terdapat ion-ion seperti Na, K, Ca 2, Cl, 2, dan CO 3 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. Chapter 9 P N2 O 4. Kesetimbangan akan. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi

Kesetimbangan Kimia. Chapter 9 P N2 O 4. Kesetimbangan akan. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu. Kesetimbangan kimia

Lebih terperinci

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN BAB 1 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Gambar 1.1 Proses kenaikan titik didih Sumber: Jendela Iptek Materi Pada pelajaran bab pertama ini, akan dipelajari tentang penurunan tekanan uap larutan ( P), kenaikan titik

Lebih terperinci

Kimia UMPTN Tahun 1981

Kimia UMPTN Tahun 1981 Kimia UMPTN Tahun 1981 UMPTN-81-51 Suatu atom unsury mempunyai susunan elektron : 1s s p 6 3s 3p 5. Unsur tersebut adalah A. logam alkali B. unsur halogen C. salah satu unsur golongan V D. belerang E.

Lebih terperinci

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN I. JUDUL PERCOBAAN Titrasi Penetralan dan Aplikasinya II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN Jum at, 4 Desember 2015 III. SELESAI PERCOBAAN Jum at, 4 Desember 2015 IV. TUJUAN PERCOBAAN 1. Membuat dan menentukan

Lebih terperinci

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI PRINSIP : Analat direaksikan dengan suatu pereaksi sehingga terbentuk senyawa yang mengendap; endapan murni ditimbang dan dari berat endapan didapat

Lebih terperinci

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5 Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak mengalami hidrolisis adalah... A. NH 4 Cl C. K 2 SO 4 D. CH 3 COONa E. CH 3 COOK Yang tidak mengalami peristiwa hidrolisis adalah garam yang berasal

Lebih terperinci

Bab 7. Stoikiometri Larutan dan Titrasi Asam Basa. A. Reaksi dalam Larutan B. Titrasi Asam Basa

Bab 7. Stoikiometri Larutan dan Titrasi Asam Basa. A. Reaksi dalam Larutan B. Titrasi Asam Basa Bab 7 Stoikiometri Larutan dan Titrasi Asam Basa Hasil yang harus Anda capai: memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya. Sumber: powerlabs.org Titrasi merupakan metode untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Sifat Dasar Larutan Kelarutan Pengaruh Jenis Zat pada Kelarutan

Sifat Dasar Larutan Kelarutan Pengaruh Jenis Zat pada Kelarutan 2. LARUTAN 1. Sifat Dasar Larutan Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah.

Lebih terperinci

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T. SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 0/0 LEMBAR SOAL Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.P : 0/0 PETUNJUK :. Isikan identitas peserta pada tempat yang telah disediakan pada lembar

Lebih terperinci

TUGAS KIMIA SMA NEGERI 1 BAJAWA TITRASI ASAM BASA. Nama : Kelas. Disusun oleh:

TUGAS KIMIA SMA NEGERI 1 BAJAWA TITRASI ASAM BASA. Nama : Kelas. Disusun oleh: TUGAS KIMIA TITRASI ASAM BASA Disusun oleh: Nama : Kelas : SMA NEGERI 1 BAJAWA 2015 TITRASI ASAM BASA 1. Prinsip Dasar Titrasi netralisasi adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi antara suatu asam dengan

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab 16 Asam dan Basa Asam Memiliki rasa masam; misalnya cuka mempunyai rasa dari asam asetat, dan lemon serta buah-buahan sitrun

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN 1. Suatu reaksi dikatakan mencapai kesetimbangan apabila. A. laju reaksi ke kiri sama dengan ke kanan B. jumlah koefisien reaksi ruas kiri sama dengan ruas kanan

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

VOLUMETRI / TITRIMETRI

VOLUMETRI / TITRIMETRI VLUMETRI / TITRIMETRI Volumetri atau titrimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif didasarkan pada pengukuran volume titran yang bereaksi sempurna dengan analit. Titran merupakan zat yang digunakan

Lebih terperinci

Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu.

Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Chapter 9 Kesetimbangan Kimia Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya

Lebih terperinci