Laporan Hasil Kajian Atas Laporan Keuangan. Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya. Per 31 Mei 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Hasil Kajian Atas Laporan Keuangan. Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya. Per 31 Mei 2013"

Transkripsi

1 Laporan Hasil Kajian Atas Laporan Keuangan Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya Per 31 Mei 2013 I. Umum I.1. Pendirian dan Informasi Umum Perkumpulan Taman Flora dan Satwa Surabaya (Perkumpulan) didirikan berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal dalam masa pemerintahan Hindia Belanda dan telah disahkan oleh Gubernur Yan dan diketahui oleh Mr. J.P. Mayman, dengan Surat Keputusan (SK) nomor 40 tanggal 31 Agustus 1916, juncto Penetapan Pemerintah Republik Indonesia nomor J.A.5/7/10 tanggal 15 Januari 1953, juncto Penetapan Pemerintah Republik Indonesia nomor J.A.5/82/25 tanggal 20 November 1953 dan diumumkan dalam Berita Negara Indonesia Nomor 35 tanggal 20 April 1957 dan Tambahan Berita Negara nomor 18/1957. Anggaran Dasar Perkumpulan telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir adalah sesuai dengan Akte Notaris Djoko Suthardjo, Sarjana Hukum, nomor 12 tanggal 17 Juni Berita Negara Perubahan Anggaran Dasar ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan nomor C-273 HT TH tanggal 5 Juli Sesuai dengan Anggaran Dasar pasal 4, maksud dan tujuan pendirian Perkumpulan Taman Flora dan Satwa Surabaya (PTFSS) adalah meningkatkan pengetahuan, kecintaan, dan kepedulian masyarakat tentang alam dan lingkungan melalui konservasi, penelitian, penyampaian informasi, pendidikan dan rekreasi edukatif yang berwawasan lingkungan. PTFSS sebagai pengelola Kebun Binatang Surabaya mengalami perubahan oleh Pemerintah melalui Kementrian Kehutanan beserta jajarannya mengeluarkan surat atau keputusan yakni Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam No. SK. 75/IV-KKH/2010, tertanggal 28 April 2010 tentang Pembentukan Tim Manajemen Sementara Kebun Binatang Surabaya. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.471/Menhut-IV/2010 tanggal 20 Agustus 2010 tentang Pencabutan Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam No. 13/KPTS/DJ-IV/2002 tanggal 30 Juli 2002 tentang

2 Pengakuan Kebun Binatang Surabaya sebagai Lembaga Konservasi Ex-situ Satwa Liar dan kemudian terbit Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.472/Menhut-IV/2010 tentang Pembentukan Tim Pengelola Sementara Kebun Binatang Surabaya. Pada tahun 2012 Kebun Binatang Surabaya mengalami perubahan bentuk hukum. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya nomor 19 Tahun 2012 tertanggal 3 Juli 2012, Kebun Binatang Surabaya berubah menjadi Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya. Sedangkan pengangkatan direksi/pengelola PDTS Kebun Binatang Surabaya didasarkan pada Surat Keputusan Walikota Surabaya nomor: /523/ /2012 tertanggal 20 Desember Kebun Binatang Surabaya berdomisili di Jalan Setail nomor 1 Surabaya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Kebun Binatang Surabaya dapat melakukan kegiatan: a. Melaksanakan penangkaran dan perawatan tanaman dan satwa, terutama jenis jenis yang terancam punah melalui konservasi ex-situ. b. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan kegiatan inovatif dan kreatif di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tanaman, dan satwa. c. Mendirikan dan mengelola musium dan perpustakaan berkaitan dengan masalah lingkungan, tanaman, dan satwa guna menguasai serta mengembangkan ilmu pengetahuan yang relevan dengan masalah tersebut. d. Memelihara dan memperagakan tanaman dan satwa melalui rekreasi edukatif dan rekreasi alam yang sehat dan berwawasan lingkungan. e. Mendirikan cabang-cabang atau unit-unit kerja di tempat tempat lain yang dipandang perlu oleh manajemen sesuai dengan perkembangan kebutuhan Perkumpulan. f. Menjalin hubungan dan kerjasama yang saling membawa manfaat ditingkat regional, nasional dan global dalam bidang pengelolaan taman satwa. g. Melakukan upaya upaya lain sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan hukum positif. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh Kebun Binatang Surabaya saat ini meliputi: (1) Unit Peragaan (2) Unit Usaha (3) Unit Rumah Sakit Hewan dan Pendidikan

3 (4) Unit Penangkaran. I.2. Kekayaan Kekayaan Kebun Binatang Surabaya diperoleh dari: a. Sumbangan dan atau bantuan tak bersyarat b. Hibah dan atau hibah wasiat c. Tukar menukar d. Perolehan lain sesuai dengan ketentuan hukum positif dan anggaran dasar perkumpulan. Kekayaan Kebun Binatang Surabaya hanya digunakan untuk mencapai visi, misi, maksud dan tujuan Kebun Binatang Surabaya. II. Evaluasi dan Kajian atas Laporan Posisi Keuangan Total aset Kebun Binatang Surabaya (KBS) per 31 Mei 2013 adalah sebesar Rp ,-, yang terdiri dari: (1) Kas dan bank Rp ,- (2) Piutang Lain-lain (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu) Rp ,- (3) Uang Muka Rp ,- (4) Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan) Rp ,-. Total kewajiban lancar KBS per 31 Mei 2013 adalah sebesar Rp ,-, yang terdiri dari: (1) Utang usaha Rp ,- (2) Utang pajak (Rp ,-) (3) Pendapatan diterima di muka Rp ,-. Total aset bersih KBS per 31 Mei 2013 adalah sebesar Rp ,-.

4 II.1. Kas dan Bank Saldo kas dan bank per 31 Mei 2013 adalah Rp ,- yang terdiri dari: a. Kas Tunai Rp ,- b. Rekening Bank Rp ,- Penjelasan: Jumlah Rp ,- a. Kas tunai yang aktif adalah sebesar Rp ,- (atau 20,40%), sedangkan yang tidak aktif adalah sebesar Rp ,- (atau 79,60%). Kas yang tidak aktif disebabkan karena pada tanggal 22 Pebruari 2010 terjadi serah terima kas phisik sebesar Rp , namun saldo kas menurut catatan kasir pada tanggal 22 Pebruari 2010 adalah sebesar Rp ,-, sehingga terdapat selisih sebesar Rp ,- dan sampai dengan akhir pemeriksaan belum ada penyelesaian (Sumber Hasil Audit Laporan Keuangan Kebun Binatang Surabaya per 31 Desember 2011 oleh Kantor Akuntan Publik Santoso & Rekan Nomor: 076/LAI-SR/2012 tanggal 16 Juli 2012). b. Rekening bank yang aktif adalah sebesar Rp ,- (di PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur No. Rek ) atau sebesar 14,93%, sedangkan yang tidak aktif adalah sebesar Rp ,- atau sebesar 85,07%. Saldo rekening bank yang tidak aktif tersebut ada sejak 31 Desember 2011(Sumber Hasil Audit Laporan Keuangan Kebun Binatang Surabaya per 31 Desember 2011 oleh Kantor Akuntan Publik Santoso & Rekan Nomor: 076/LAI-SR/2012 tanggal 16 Juli 2012). Atas saldo rekening bank yang tidak aktif tersebut tidak dapat dilakukan prosedur pemeriksaan oleh Kantor Akuntan Publik Santoso & Rekan pada 31 Desember Saldo rekening bank yang tidak aktif tersebut meliputi: (a) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Rp ,-* (b) PT. Mandiri (Persero) Tbk (PTFSS) Rp ,-** (c) PT. Bank Niaga Rp ,- (d) PT. Bank Mayapada Rp ,-** (e) PT. Bank Mayapada Rp ,-** (f) PT. Mandiri (Persero) Tbk Rp ,-*** (g) PT. Bukopin Deposito Rp ,-**** (h) PT. Bank Lippo Rp ,-**** (i) PT. Bank Bukopin Rp ,-**** (j) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Rp ,-**** (k) PT. Bank Negara Indonesia 46 (Persero) Tbk Rp ,-****

5 (l) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Rp ,-**** (m)pt. Bank Negara Indonesia 46 (Persero) Tbk Rp ,-**** (n) Citi Bank Rp ,-**** Jumlah Rp ,- Catatan: Simpulan: * Rekening bank di PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur No. Rek sebesar Rp ,- adalah atas nama Perkumpulan Taman Flora dan Satwa Surabaya (PTFSS) dan pembukaan rekening ini saat kepengurusan Bapak Basuki Rekso W. ** Rekening bank di PT. Mandiri (Persero) Tbk (PTFSS) No. Rek sebesar Rp ,- adalah atas nama Perkumpulan Taman Flora dan Satwa Surabaya (PTFSS) dan pembukaan rekening ini saat kepengurusan Bapak Stany Subakir. Sedangkan rekening di PT. Bank Mayapada No. Rek sebesar Rp ,-, dan PT. Bank Mayapada No. Rek sebesar Rp ,- dibuka saat kepengurusan Bapak Stany Subakir. *** Rekening bank di PT. Mandiri (Persero) Tbk No. Rek sebesar Rp ,- dibuka saat kepengurusan Bapak drh. Komang. Akun ini terkait dengan perjanjian kerjasama antara PT. Mandiri (Persero) Tbk. No: 8.Hb.SGK/01/PKS-KBS/02 dan Perkumpulan Taman Flora dan Satwa Surabaya No. 1920/SPONSOR/X/2002 tanggal 11 Oktober 2002 tentang Pembangunan Gerbang Kebun Binatang Surabaya dengan kompensasinya. **** Rekening bank yang sudah lama dan sudah dilakukan konfirmasi oleh Kantor Akuntan Publik Santoso & Rekan, tetapi tidak ada jawaban. a. Dari saldo kas dan bank per 31 Mei 2013 sebesar Rp ,- yang secara aktif bisa digunakan untuk aktifitas operasional Kebun Binatang Surabaya adalah hanya sebesar Rp ,- (atau 15,84%) yang terdiri dari kas tunai sebesar Rp. Rp ,- dan rekening bank sebesar Rp ,-. Sedangkan saldo kas dan bank yang tidak aktif per 31 Mei 2013 adalah sebesar Rp ,- (atau 84,16%) yang terdiri dari kas tunai sebesar Rp ,- dan rekening bank sebesar Rp ,-. b. Saldo kas dan bank yang tidak aktif tersebut (sebesar Rp ,-) tidak bisa diyakini kebenarannya. Hal ini disebabkan saldo rekening bank yang tidak aktif tersebut tidak dapat dilakukan prosedur pemeriksaan oleh Kantor

6 Akuntan Publik Santoso & Rekan pada 31 Desember 2011 dan auditor independen tersebut tidak menyatakan pendapat (disclaimer of opinion) atas laporan keuangan KBS untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember Rekomendasi: Direksi dan Badan Pengawas KBS segera menyelesaikan saldo kas dan bank yang tidak aktif tersebut dengan pengurus dan/atau pengelola KBS yang lama (seperti Bapak Basuki Rekso W, Bapak Stany Subakir, dan Bapak drh. Komang). Penyelesaian saldo kas dan bank yang tidak aktif dengan pengurus dan/atau pengelola KBS yang lama tersebut bila memungkinkan dapat dimediasi oleh Pemerintah Kota Surabaya. Penyelesaian saldo kas dan bank yang tidak aktif tersebut dianggap penting karena melibatkan jumlah yang material (yaitu sebesar Rp ,-). Di samping itu, penyelesaian tersebut untuk memastikan status kepemilikan saldo kas dan bank yang tidak aktif tersebut. Hal ini dilakukan untuk memastikan berapa saldo kas dan bank yang benar dan yang menjadi milik KBS. II.2. Piutang Lain lain Piutang Lain-lain setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebesar Rp ,- dengan rincian sebagai berikut: a. Piutang yang aktif... Rp ,- b. Piutang yang tidak aktif... Rp ,- Jumlah Piutang Lain-lain... Rp ,- Penyisihan piutang ragu-ragu... (Rp ,-) Piutang Lain-lain, bersih... Rp ,- Penjelasan: a. Piutang lain-lain yang aktif merupakan pengeluaran bon sementara. b. Piutang lain-lain yang tidak aktif, terdiri dari: (1) Piutang kepada CV. Singkawang Island Park sebesar Rp ,-. Piutang ini merupakan kompensasi pengiriman satwa yang seharusnya sebesar Rp ,-, tetapi telah diterima sebesar Rp ,- sehingga ada kekurangan kompensasi sebesar Rp ,-. Kekurangan kompensasi ini terjadi sejak 31 Desember (2) Piutang tidak aktif Lain-lain (berupa pinjaman yang diberikan dan bon sementara) sebesar Rp ,-, dengan rincian sebagai berikut:

7 No Keterangan Tanggal Bon Sementara Jumlah (Rp) 1 Kekurangan kas Biaya test karyawan Pinjaman pribadi Biaya service mesin potong rumput Retribusi sampah untuk Desember Kontes Reptil 2 September Biaya pelatihan security Biaya pembangunan sangkar penangkaran di Candrawi 9 Biaya pembelian batik untuk pengurus PTFSS Kekurangan setoran RSHP Kekurangan setoran RSHP (Hasil temuan tahun 2008) Jumlah piutang lain-lain yang tidak aktif Simpulan: Saldo piutang lain-lain (bruto) per 31 Mei 2013 adalah sebesar Rp ,-. Dari piutang lain-lain (bruto) sebesar Rp ,- tersebut, yang aktif hanya sebesar Rp ,- (atau 11%), sedangkan sisanya sebesar Rp ,- (atau 89%) merupakan piutang yang tidak aktif. Piutang lain-lain yang tidak aktif tersebut terdiri dari: (1) Piutang kepada CV. Singkawang Island Park (berupa kekurangan kompensasi pengiriman satwa) sebesar Rp ,- dan (2) Piutang lain-lain berupa pinjaman yang diberikan dan bon sementara) sebesar Rp ,-. KBS telah membentuk penyisihan piutang ragu-ragu per 31 Mei 2013 sebesar Rp ,-. Dengan demikian saldo piutang lain-lain (neto) per 31 Mei 2013 adalah

8 sebesar Rp ,- (yaitu piutang lain-lain bruto sebesar Rp ,- setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp ,-). Rekomendasi: Direksi dan Badan Pengawas KBS sebaiknya melakukan evaluasi tentang ketertagihan piutang lain-lain yang tidak aktif. Bila kemungkinan ketertagihan piutang lain-lain yang tidak aktif tersebut relatif kecil maka sebaiknya piutang lain-lain yang tidak aktif tersebut dihapus saja dari pembukuan dan dikompensasikan dengan penyisihan piutang raguragu. II.3. Uang Muka Saldo uang muka per 31 Mei 2013 sebesar Rp ,- adalah saldo uang muka Pajak Penghasilan Pasal 25 Masa tahun II.4. Aset Tetap Saldo aset tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan per 31 Mei 2013 adalah sebesar Rp , dengan rincian sebagai berikut: a. Biaya perolehan... Rp ,- b. Akumulasi penyusutan... (Rp ,-) c. Nilai Buku Aset Tetap (a b)... Rp ,- Daftar Rincian Biaya Perolehan dan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Mei 2013 disajikan berikut ini: No Keterangan Biaya Perolehan (Rp) Akumulasi Penyusutan (Rp) Nilai Buku (Rp) A Pemilikan Langsung 01 Tanah Bangunan Gedung Bangunan Sangkar

9 04 Bangunan RSH Bangunan Children Zoo Bangunan Kolam Renang Kendaraan Peralatan Medis Peralatan Kantor Peralatan Permainan B Aset dalam Pembangunan: 01 Proyek Penangkaran (Gondoruso Lumajang) Jumlah Kebijakan Akuntansi: Tingkat materialitas perolehan aset tetap dan perbaikan atau pemeliharaan yang menambah umur ekonomis ditetapkan sebagai berikut: a. Biaya perolehan minimal Rp ,- b. Beban perbaikan yang memenuhi syarat kapitalisasi minimal sebesar Rp ,-. Aset tetap kecuali tanah disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus sesuai dengan masa manfaat ekonomisnya, dengan rincian sebagai berikut: Jenis Aset Tetap Tarif Penyusutan Bangunan 5% Kendaraan 12,5% Inventaris 12,5% - 25%

10 Informasi Tambahan: 1. Kebun Binatang Surabaya telah menggunakan areal tanah seluas m2 yang merupakan penyerahan dari Oost-Java Stoomtram melalui Pemerintah pada tahun 1921 secara cuma-cuma. Pada perkembangan selanjutnya, sejak tahun 1990 perkumpulan telah melakukan pencatatan atas sisa tanah seluas 15 hektar (15.000m2) sebesar Rp ,- sedangkan tahun 1994 dilakukan pencatatan kembali menjadi Rp ,- dan disajikan dalam laporan keuangan (diakui sebagai aset tetap tanah) perkumpulan. Aset tetap berupa tanah yang tercatat sebesar Rp ,- tersebut bukti pendukungnya tidak secara lengkap tersedia dalam arsip Kebun Binatang Surabaya. Berdasarkan Sertifikat hak pakai No. 3 tanggal 17 September 2001 sesuai Surat Ukur tanggal 3 September 2001 No. 182/Darmo/2001 luas m2 menunjukkan bahwa nama pemegang hak adalah atas nama Pemerintah Kota Surabaya yang berkedudukan di Surabaya (Sumber Hasil Audit Laporan Keuangan Kebun Binatang Surabaya per 31 Desember 2011 oleh Kantor Akuntan Publik Santoso & Rekan Nomor: 076/LAI-SR/2012 tanggal 16 Juli 2012). 2. Aset dalam penyelesaian berupa proyek pembangunan penangkaran satwa di Lumajang yang tercatat sebesar Rp ,- bukti pendukungnya tidak secara lengkap tersedia dalam arsip Kebun Binatang Surabaya dan secara phisik setelah dilakukan observasi sudah beralih fungsi (kegunaan) (Sumber Hasil Audit Laporan Keuangan Kebun Binatang Surabaya per 31 Desember 2011 oleh Kantor Akuntan Publik Santoso & Rekan Nomor: 076/LAI-SR/2012 tanggal 16 Juli 2012). 3. Sangkar Onta direnovasi dengan nilai sebesar Rp ,-. Renovasi tersebut tidak dicatat sebagai harga perolehan aset tetap, tetapi renovasi tersebut dibebankan sebagai beban perawatan sangkar. 4. Beberapa sangkar yang direnovasi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dan pelaksanaan pekerjaannya langsung dilakukan oleh pemberi CSR (serta pihak KBS hanya menerima sangkar yang sudah direnovasi) adalah sebagai berikut: No Nama Sangkar Pemberi CSR Nilai Renovasi Rp. (Sesuai Proposal) 1 Sangkar Kanguru Tanah PT. Petro Gas Jatim Utama

11 2 Sangkar Kijang Denic Photo (kompensasi dengan sewa lahan senilai Rp ,0) Sangkar Rusa Tutul Bank Jatim Cabang Utama Sangkar Orang Utan PD. Air Bersih Prop. Jatim Sangkar Simpanse BNI 46 Cabang Graha Pangeran Sangkar Beruang Madu PT. SIER Jumlah Jumlah renovasi sebesar Rp ,- tersebut belum dimasukkan sebagai aset tetap KBS per 31 Mei Rekomendasi: a. Pengelola KBS perlu melakukan inventarisasi phisik aset tetap dan melakukan penilaian kembali terhadap aset tetap tersebut. Penilaian kembali perlu dilakukan karena sebagian besar aset tetap (seperti tanah, bangunan, kendaraan, dan peralatan) bukti pendukungnya kurang lengkap. b. Aset dalam penyelesaian berupa proyek pembangunan penangkaran satwa di Lumajang yang tercatat sebesar Rp ,- perlu dievaluasi lagi dan sebaiknya dikeluarkan dari aset tetap karena sudah beralih fungsi (kegunaan). c. Sangkar yang direnovasi (baik sendiri maupun melalui CRS) sebesar Rp ,- (yaitu Rp ,- + Rp ,-) harus dimasukkan sebagai aset tetap. d. Dari hasil observasi fisik yang kami lakukan tanggal 8 Oktober 2013, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian pengelola KBS, yaitu antara lain: (1) Beberapa bangunan perlu direnovasi, yaitu antara lain: gedung aula kondisi interiornya rusak parah, gedung karantina hewan atapnya ada yang rusak, dan sangkar burung sebelah barat kondisinya rusak. (2) Beberapa jalan penghubung dalam KBS perlu direnovasi.

12 Informasi Tambahan: a. Ada beberapa jenis pakan satwa (seperti rumput, pisang, dan pepaya) yang pengadaannya selama ini langsung diperoleh dari para petani. Dengan adanya perubahan bentuk hukum perusahaan dari yayasan atau perkumpulan menjadi Perusahaan Daerah maka telah terjadi perubahan standard operating procedures (SOP), yaitu semua jenis pengadaan barang harus diperoleh dari perusahaan yang berbadan hukum. Hal ini menimbulkan kesulitan tersendiri bagi pengelola KBS, karena tidak semua jenis pakan satwa mampu disediakan oleh perusahaan. Di samping itu, harga pakan dari petani ada kemungkinan lebih murah bila dibandingkan dengan yang disediakan oleh perusahaan. b. Untuk hal-hal yang bersifat darurat (misal ada satwa yang sakit) dan butuh pengobatan dengan segera, maka pengelola tidak bisa langsung membeli obat dari luar, tetapi harus melalui SOP yang sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Catatan: Evaluasi atas Laporan Posisi Keuangan Kebun Binatang Surabaya (KBS) dilakukan untuk tanggal 31 Mei 2013 karena tanggal tersebut merupakan batas peralihan pengelolaan KBS dari Tim Pengelola Sementara PTFSS ke Direksi/Pengelola Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya. Direksi PDTS Kebun Binatang Surabaya secara definitif mulai mengelola KBS terhitung sejak tanggal 16 Juni Simpulan Akhir: a. Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya perlu menyusun neraca awal selambat-lambatnya per 31 Desember 2013 setelah dilakukan penentuan saldo aset, kewajiban dan aset bersihnya secara wajar yang didukung oleh dokumen-dokumen pendukungnya yang sah, serta dilakukan penyelesaian terhadap saldo kas dan bank yang tidak aktif, penghapusan piutang yang tidak bisa ditagih, dan penilaian kembali terhadap aset tetapnya. b. Direksi PDTS Kebun Binatang Surabaya menyarankan penyusunan neraca awal KBS dilakukan per tanggal 16 Juni c. Neraca awal PDTS Kebun Binatang Surabaya yang telah disusun perlu dilakukan penilaian kembali oleh lembaga penilai yang bersertifikat.

13 d. Neraca awal PDTS Kebun Binatang Surabaya yang telah dinilai kembali perlu diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. e. Perlu adanya penetapan status hukum kepemilikan bangunan, peralatan, inventaris, dan aset tetap lainnya (kecuali tanah) yang ada di KBS. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memastikan kepemilikan bangunan, peralatan, inventaris, dan aset tetap lainnya (kecuali tanah) yang ada di KBS. Sampai saat ini bangunan, peralatan, inventaris, dan aset tetap lainnya (kecuali tanah) yang ada di KBS adalah milik PTFSS KBS. f. Perlu dibuatkan peraturan tentang pengadaan barang dan jasa yang bersifat khusus.

Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 4-15

Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 4-15 UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT KAWASAN BERIKAT NUSANTARA (PERSERO) LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 Untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Beserta Laporan

Lebih terperinci

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT KAWASAN BERIKAT NUSANTARA (PERSERO)

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT KAWASAN BERIKAT NUSANTARA (PERSERO) Laporan Keuangan Beserta Laporan Auditor Independen UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) 31 Desember 2014 DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan...

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. aquarium, karantina, toxidemi dan ruang nokturama (binatang malam). KBS

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. aquarium, karantina, toxidemi dan ruang nokturama (binatang malam). KBS BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah PD Kebun Binatang Surabaya Kebun Binatang Surabaya (KBS) berlokasi di Surabaya Selatan adalah salah satu kebun binatang yang populer di Indonesia, terletak di

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PD Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PD Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PD Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (KBS) berlokasi di Surabaya Selatan adalah salah satu kebun binatang yang populer

Lebih terperinci

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2010 DAN 2009 Daftar Isi Halaman Neraca... 2-3 Laporan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta,

Lebih terperinci

BAGIAN IX ASET

BAGIAN IX ASET - 81 - BAGIAN IX ASET IX.1 ASET TETAP A. Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: 1. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan 2. diharapkan akan digunakan

Lebih terperinci

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. VIII.1 ASET TETAP A. Definisi 01. Aset tetap adalah aset berwujud yang: a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI Tujuan kebijakan akuntansi adalah menciptakan keseragaman dalam penerapan perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan, sehingga meningkatkan daya banding di antara laporan

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA Pengertian Tujuan Fungsi Pencatatan Jurnal Penyesuain Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun)

Lebih terperinci

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah)

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah) Berikut di bawah ini merupakan (contoh) ilustrasi sederhana penyajian laporan keuangan yang terdiri atas: 1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Komparatif; 2. Laporan Laba Rugi Komparatif; 3. Catatan Atas

Lebih terperinci

PT PANCA WIRATAMA SAKTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PT PANCA WIRATAMA SAKTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Halaman : 32 20. Modal Saham (lanjutan) Dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham pada tanggal 6 Desember 1995 yang diaktekan dengan akte notaris Miryam Magdalena Indrani Wiardi SH tanggal 6 Desember

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA A. UMUM 1. Definisi Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan Operasional

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.161, 2010 KEUANGAN NEGARA. Pajak Penghasilan. Penghitungan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5183) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Iklim komunikasi organisasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi, suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respons pegawai

Lebih terperinci

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH TAMAN SATWA KEBUN BINATANG SURABAYA

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH TAMAN SATWA KEBUN BINATANG SURABAYA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH TAMAN SATWA KEBUN BINATANG SURABAYA DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014 WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN Koreksi Kesalahan 332. Kesalahan penyusunan laporan keuangan dapat disebabkan oleh keterlambatan

Lebih terperinci

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2 I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN Dengan diundangkannya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dalam pengembangan solusi inovatif yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dan

BAB IV PEMBAHASAN. dalam pengembangan solusi inovatif yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dan BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.2.1 Sejarah Perusahaan Berdiri tepat 50 tahun yang lalu, PT Lippo General Insurance, Tbk (LippoInsurance/ Perseroan) senantiasa berusaha untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Latar Belakang Perusahaan Kebun Binatang Surabaya didirikan berdasarkan SK. Gubernur Jendral Belanda tanggal 31 Agustus 1916 No.40 dengan nama Soerabaiasche planten-en

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN YANG MENERAPKAN

Lebih terperinci

BAB I KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN

BAB I KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN BAB I KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN A. UMUM 1. Definisi Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, dikenal 2 istilah pendapatan, yakni Pendapatan-LO dan Pendapatan-LRA. Pendapatan- LO adalah hak

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5 DAFTAR ISI Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN Neraca 1 Perhitungan Hasil Usaha 2 Laporan Perubahan Ekuitas 3 Laporan Arus Kas 4 Catatan Atas Laporan Keuangan 5 N E R A C A 31 Desember

Lebih terperinci

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda JURNAL PENYESUAIAN Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda Pada akhir topik ini mahasiswa diharapkan dapat: Memahami maksud dan tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian Menentukan rekening/perkiraan apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 2 UU No. 17 tahun 23 tentang Keuangan negara, dan salah satu unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat berharga,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah dan perkembangan Perusahaan Daerah Taman Satwa Pada awalnya Kebun Binatang Surabaya berdiri pada tanggal 31 Agustus 1916 (berdasarkan Surat Keputusan Gubernur

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET LAINNYA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET LAINNYA LAMPIRAN VIII PERATURAN NOMOR 219/PMK.05/2013 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET LAINNYA Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

PT INDONESIAN PARADISE ISLAND

PT INDONESIAN PARADISE ISLAND Laporan Akuntan Independen atas Penerapan Prosedur yang Disepakati untuk Melakukan Penilaian Nilai Wajar Liabilitas dan Aset Selain Aset Tetap dan Aset Tidak Lancar Lainnya 31 Desember 2011 LAPORAN AKUNTAN

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. BAB III PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Gambaran Singkat Perusahaan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Lampiran I BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH NOMOR : 1 TAHUN 2015 TANGGAL : 24 AGUSTUS 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA TEGAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO. URUT URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 (%) REALISASI

Lebih terperinci

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG 1 BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Metode Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap berwujud sebagai salah satu aktiva penting yang dimiliki perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 656/KMK.06/2001 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 656/KMK.06/2001 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 656/KMK.06/2001 TENTANG TATACARA PENGENAAN, PEMUNGUTAN, PENYETORAN PUNGUTAN DAN IURAN BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 102 TAHUN 2016

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 102 TAHUN 2016 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN SISTEM

Lebih terperinci

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Untuk Periode yang Dimulai dari 18 Desember 2012 (Tanggal Pendirian) sampai dengan 31 Desember 2012 Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka mendorong kegiatan

Lebih terperinci

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 BALAI BESAR PULP DAN KERTAS NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 II. NERACA ( dalam Rp) NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DESEMBR 2014 31 DESEMBER 2013 ASET Aset Lancar C.1 Kas dan Bank Kas di Bendahara

Lebih terperinci

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

Anggaran Realisasi Realisasi Cat PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH Untuk Tahun yang Berakhir Sampai dengan 31 Desember 2016 dan 2015 Anggaran Realisasi Realisasi Uraian % Rasio

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA Lampiran III.2 Peraturan Bupati Bungo Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA I. PENDAHULUAN I.1. Tujuan 1. Tujuan kebijakan akuntansi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Dana Pensiun Merpati Nusantara Airlines merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut didirikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN BV. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi Laporan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) Pelatihan APHI 18 MEI 2011 Dwi Martani & Taufik Hidayat Staf Pengajar Departemen Akuntansi FEUI Tim Penyusun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tujuannya. Untuk menunjang tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva tetap tertentu untuk memperlancar

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 676 TAHUN 2003 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 676 TAHUN 2003 TENTANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 676 TAHUN 2003 TENTANG TATA ADMINISTRASI KEUANGAN DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PARTAI POLITIK, SERTA PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM KOMISI PEMILIHAN

Lebih terperinci

PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007 (UNAUDITED)

PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007 (UNAUDITED) PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007 (UNAUDITED) 0 PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007 (UNAUDITED) Daftar

Lebih terperinci

1. Neraca Komparatif PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

1. Neraca Komparatif PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 1. Neraca Komparatif PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 NO AKUN URAIAN REFF Per 31 Des 2014 Per 31 Des 2013 BERTAMBAH/(BERKURANG) Rp % 1. ASET V.1.1 2.666.549.732.849,64

Lebih terperinci

SARAN DAN REKOMENDASI

SARAN DAN REKOMENDASI SARAN DAN REKOMENDASI Menyusun kebijakan penelusuran selisih, perbaikan dan penatausahaan aset tetap Inventarisasi dan pengamanan aset tetap tanah dan bangunan Evaluasi penatausahaan dan penyajian aset

Lebih terperinci

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) 1 PT SIANTAR TOP Tbk NERACA PER TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) Catatan

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEDK.02/2015 TENTANG AKUNTANSI ASET TETAP DAN ASET TAKBERWUJUD

SALINAN SURAT EDARAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEDK.02/2015 TENTANG AKUNTANSI ASET TETAP DAN ASET TAKBERWUJUD Yth. 1. Para Anggota Dewan Komisioner; 2. Para Pimpinan Satuan Kerja; dan 3. Seluruh Pegawai Otoritas Jasa Keuangan, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEDK.02/2015

Lebih terperinci

MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG Menimbang : MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG LEMBAGA KONSERVASI TUMBUHAN DAN SATWA LIAR MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

Daftar Isi. Laporan posisi keuangan Laporan aktivitas Laporan arus kas Catatan atas laporan keuangan

Daftar Isi. Laporan posisi keuangan Laporan aktivitas Laporan arus kas Catatan atas laporan keuangan LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Daftar Isi Halaman Laporan auditor independen Laporan posisi keuangan...

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

Petunjuk Update Aplikasi SAIBA dan Referensi SAIBA Versi 3.4

Petunjuk Update Aplikasi SAIBA dan Referensi SAIBA Versi 3.4 Petunjuk Update Aplikasi SAIBA dan Referensi SAIBA Versi 3.4 Hal-hal yang Wajib Diperhatikan: 1. Update Aplikasi dan Referensi SAIBA versi 3.4 agar digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tingkat UAKPA

Lebih terperinci

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.53/Menhut-II/2006 TENTANG LEMBAGA KONSERVASI MENTERI KEHUTANAN,

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.53/Menhut-II/2006 TENTANG LEMBAGA KONSERVASI MENTERI KEHUTANAN, MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.53/Menhut-II/2006 TENTANG LEMBAGA KONSERVASI MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 22 Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

Laporan Publikasi Triwulanan. PD. BPR Bank Daerah Karanganyar JL. LAWU KOMPLEK PERKANTORAN CANGAKAN KARANGANYAR

Laporan Publikasi Triwulanan. PD. BPR Bank Daerah Karanganyar JL. LAWU KOMPLEK PERKANTORAN CANGAKAN KARANGANYAR Ribuan Rp. Aset Pos-pos 2015 2014 Kas 2,696,463 2,892,547 Kas dalam Valuta Asing 0 0 Surat Berharga 0 0 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 2,014,519 1,797,943 Penempatan pada Bank Lain 25,912,831 25,241,890

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

CONTOH SOAL ASET TETAP BERWUJUD LANJUTAN (TANGIBLE ASSETS)

CONTOH SOAL ASET TETAP BERWUJUD LANJUTAN (TANGIBLE ASSETS) CONTOH SOAL ASET TETAP BERWUJUD LANJUTAN (TANGIBLE ASSETS) 1. MEMBANGUN (KONSTRUKSI) SENDIRI Pada tanggal 2 Januari 2014, PT MADIRI PERKASA, memutuskan untuk membangun sendiri gedung yang akan ditempati

Lebih terperinci

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL. 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah XXXX 4 Kas di Bendahara Pengeluaran XXXX 5 Kas di Bendahara Penerimaan XXXX 6 Piutang Pajak XXXX 7 Piutang Retribusi XXXX 8 Bagian Lancar TGR XXXX 9 Piutang Lainnya

Lebih terperinci

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN 01. Ekuitas adalah hak residual atas aset Bank setelah dikurangi semua kewajiban. 02. Unsur ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca menjadi pos-pos ekuitas, misalnya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-108209.16/2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian. No.1818, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 217/PMK.05/2015 TENTANG PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

Lebih terperinci

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN 130522063 AKBAR ANWARI LUBIS 130522064 MUCHTI WIRAHADINATA 130522065 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO - 1 - PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MELAKUKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 Daftar

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK

Lebih terperinci

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT TIMAH (PERSERO) TBK LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT TIMAH (PERSERO) TBK LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT TIMAH (PERSERO) TBK LAPORAN KEUANGAN UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN Lampiran 1 LAPORAN POSISI KEUANGAN Catatan ASET LANCAR Kas dan setara kas

Lebih terperinci

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi KEBIJAKAN AKUNTANSI Definisi : Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERUBAHAN DALAM PER 03/MBU/12/2016:

RINGKASAN PERUBAHAN DALAM PER 03/MBU/12/2016: LATAR BELAKANG Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 Pada tanggal 3 Juli 2015, Pemerintah mengundangkan Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina

Lebih terperinci

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan 1. Laporan Aktivitas 2 3. Laporan Arus Kas 4. A. Informasi Umum 5. B. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting 6-7

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan 1. Laporan Aktivitas 2 3. Laporan Arus Kas 4. A. Informasi Umum 5. B. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting 6-7 Daftar Isi Halaman Pernyataan Direktur Eksekutif Tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 3 Laporan Arus Kas

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 10 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN KABUPATEN SAMPANG

BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 10 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN KABUPATEN SAMPANG BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 10 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN LO. 1. PENDAPATAN-LO Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih (ekuitas).

KEBIJAKAN LO. 1. PENDAPATAN-LO Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih (ekuitas). LAMPIRAN IV PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN LO A. TUJUAN Kebijakan LO bertujuan untuk menetapkan perlakuan Akuntansi LO

Lebih terperinci

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp) LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO URAIAN REFF ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI 2014 LEBIH/ (KURANG)

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

S-485/PJ.33/2005 PERMASALAHAN PEMERIKSAAN

S-485/PJ.33/2005 PERMASALAHAN PEMERIKSAAN S-485/PJ.33/2005 PERMASALAHAN PEMERIKSAAN Contributed by Administrator Wednesday, 08 June 2005 Pusat Peraturan Pajak Online PERMASALAHAN PEMERIKSAAN Sehubungan dengan surat Saudara Nomor : XXX tanggal

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 23/PMK.06/2010 TENTANG PENATAAN PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN TENTARA NASIONAL INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 23/PMK.06/2010 TENTANG PENATAAN PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN TENTARA NASIONAL INDONESIA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 23/PMK.06/2010 TENTANG PENATAAN PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 Daftar Isi Halaman Laporan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

AKUNTANSI BASIS AKRUAL SATUAN PERANGKAT KERJA DAERAH

AKUNTANSI BASIS AKRUAL SATUAN PERANGKAT KERJA DAERAH 1 AKUNTANSI BASIS AKRUAL SATUAN PERANGKAT KERJA DAERAH KASUS : Berikut ini diberikan data anggaran yang ada SKPD- Dinas Kesehatan di Pemda SUKAMULYA yang ditetapkan tanggal 1 Januari 2015. KETERANGAN Anggaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Basis Akuntansi Di dalam catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kota Depok telah disebutkan bahwa laporan keuangan Pemerintah Kota Depok

Lebih terperinci