BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, judul, rumusan masalah,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, judul, rumusan masalah,"

Transkripsi

1 101 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Konseptual Berdasarkan uraian latar belakang masalah, judul, rumusan masalah, tujuan serta kajian teori, studi ini berusaha untuk mengetahui dampak atau pengaruh dari pelaksanaan program Perbaikan Kampung Komprehensif di Kota Surabaya terhadap kesejahteraan sosial serta kemandirian masyarakat miskin pemukiman kumuh. Berangkat dari teori pembangunan dari Todaro dan Sen yang menyatakan bahwa titik berat pembangunan adalah peningkatan masyarakat untuk mandiri di dalam mencapai kesejahteraan (self-empowerment) secara berkelanjutan. Untuk itu disusun kerangka proses berfikir sebagaimana dalam Gambar 3.1 berikut : STUDI TEORITIK 1.Teori Pembangunan (Todaro,M.P, & Sen.A). 2.Teori Kesejahteraan (Sen, A). 3.Teori Ketenaga Kerjaan (Lewis, A). 4.Teori Migras (Lee, Todaro). 5.Teori Penggunaan Lahan (Burgess, E,W). 6.Teori Kesehatan Lingkungan (Blum). STUDI EMPERIK 1.Penelitian Masjkuri,Siti U. (1992). 2.Penelitian Tjitroresmi (1998). 3.Penelitian Masloman (1999). 4.Penelitian Ismail, Zarmawis (2000). 5.Disertasi Indrayana (2000). 6.Thesis Sunarti (2001) 7.Skripsi Hadi (2003). Hipotesis Uji/test kuantitatif Disertasi Gambar 3.1. KERANGKA PROSES BERFIKIR

2 102 Berdasarkan sintesa studi teoritik serta studi empirik, diharapkan dapat disusun konsep yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian. Selanjutnya yang digunakan sebagai landasan berfikir secara deduktif adalah teori, sedangkan studi empirik digunakan sebagai landasa berfikir secara induktif.berdasarkan kajian teoritik dan kajian emperik disusun hepotesis dan selanjutnya diuji berdasarkan uji kuantitatif untuk menguji kebenarannya. Hasil pembuktian hipotesis akan menjadi temuan yang dalam studi ini akan menjadi konsep desertasi. Apabila hasil pembuktian hepotesis merupakan temuan baru dan menjadi teori baru, maka hasil studi ini dapat digunakan sebagai landasan bagi penelitian selanjut-nya. Berdasar uraian pada latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan studi tinjauan pustaka serta kerangka proses berfikir, disusun kerangka konseptual sebagai mana tergambar pada Gambar 3.2. pada halaman Sebagaimana tergambar pada kerangka proses berfikir pada Gambar 3.2. digambarkan bahwa pelaksanaan program KIP-K terdiri 3 program yaitu, usaha pengembangan masyarakat, perkembangan fisik lingkungan, perkembangan managemen lahan masing-masing mempengaruhi kesejahteraan sosial masyarakat dan kemandirian masyarakat Adanya pengaruh 3 program KIP-K terhadap kesejahteraan sosial masyarakat ditandai dengan meningkatnya pendapatan riil, tingkat pendidikan, kesehatan serta rasa aman dan nyaman. Adapun pengaruh pelaksanaan program KIP-K terhadap kemandirian masyarakat digambarkan dengan meningkatnya kemandirian masyarakat didalam pengadaan modal usaha, kemandirian dalam berpartisipasi dalam pembangunan kampung dan, kemandirian didalam peningkatan peluang untuk mendapatkan

3 103 pekerjaan. Selanjutnya kesejahteraan sosial masyarakat sendiri pada akhirnya mempengaruhi kemandirian masyarakat. Secara konseptual, variabel terdiri dari 2 kelompok variabel yaitu: variabel indogen (dependent variable) dan variabel eksogen (independent variable).variabel indogen terdiri dari 2 variabel laten yaitu: 1. kesejahteraan sosial masyarakat (Y 1 ) yang diukur dengan: dengan pendapatan riil keluarga (Y 1.1. ), tingkat pendidikan (Y 1.2. ), kesehatan (Y 1.3. ), rasa aman dan nyaman (Y 1.4. ). 2. kemandirian masyarakat (Y 2. ) diukur dengan: kemandirian dalam pengadaan modal usaha (Y 2.1. ), kemandirian berpartisipasi dalam pembangunan kampung (Y ) peningkatan peluang mendapatkan pekerjaan (Y 2.3. ). Variabel eksogen (independent variable) terdiri: 1. Usaha Pengembangan masyarakata (X 1 ) dengan indikatornya: peningkatan keterampilan (X 1.1.), pembinaan usaha kecil (X 1.2. ), bantuan kredit modal usaha (X 1.3. ), 2..Perkembangan fisik lingkungan (X 2. ) dengan indikatornya: perbaikan sarana sanitasi dan mutu lingkungan (X 2.1. ), pembangunan/sambungan saluran air bersih (X ), pembangunan jaringan jalan kampung (X 2.3.), (3). Perkembangan manajemen lahan (X 3. ) dengan indikator: bantuan pengurusan IMB (X 3.1. ), bantuan pengurusan sertifikat tanah (X 3.2. ).

4 104 X 1.1 Y 1.1 X 1.2 X 1.3 Usaha Pengembangan Masyarakat ( X 1 ) H 1 Kesejahteraan Sosial Masyarakat ( Y 1 ) Y 1.2 Y 1.3 Y 1.4 H 2 H 3 X 2.1 X 2.2 X 2.3 Perkembangan Fisik Lingkungan (X 2 ) H 7 Y 2.1 X 3.1 Perkembangan Manajemen Lahan (X 3 ) H 5 H 4 Kemandirian Masyarakat / self Empowerment ( Y 2 ) Y 2.2 Y 2.3 X 3.2 H 6 Keterangan : = variable laten = indikator = pengaruh = dimensi Gambar : 3.2. KERANGKA KONSEPTUAL Keterangan Gambar 3.2.: X 1. X 1.1. X 1.2. X 1.3. = Usaha Pengembangan Masyarakat = peningkatan keterampilan = pembinaan usaha kecil = bantuan kredit modal usaha

5 105 X 2. X 2.1. X 2.2. X 2.3. X 3. X 3.1. X 3.2. Y 1. Y 1.1. Y 1.2. Y 1.3. Y 1.4. Y 2. Y 2.1. Y 2.2. Y 2.3. = Perkembangan Fisik Lingkungan = perbaikan sarana sanitasi dan mutu lingkungan = pembangunan saluran / sambungan air bersih = perbaikan dan pembangunan jalan kampung = Perkembangan Manajemen Lahan = bantuan pengurusan IMB. = bantuan pengurusan sertifikat tanah. = Kesejahteraan Sosial Masyarakat = pendapatan riil keluarga = tingkat pendidikan = kesehatan = rasa aman dan nyaman = kemandirian Masyarakat = kemandirian dalam pengadaan modal usaha = kemandirian berpartisipasi dalam pembangunan kampung = peningkatan peluang mendapatkan pekerjaan. 3.2.Hipotesis Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan studi, landasan teori dan kerangka proses berfikir serta kerangka konseptual, maka disusun hipotesis sebagai berikut : 1. Usaha pengembangan masyarakat berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan sosial masyarakat miskin kampung kumuh.

6 Perkembangan fisik lingkungan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan sosial masyarakat miskin kampung kumuh. 3. Perkembangan manajemen lahan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan sosial masyarakat miskin kampung kumuh. 4. Usaha pengembangan masyarakat berpengaruh signifikan terhadap kemandirian masyarakat miskin kampung kumuh 5. Perkembangan fisik lingkungan berpengaruh signifikan terhadap kemandirian masyarakat miskin kampung kumuh. 6. Perkembangan manajemen lahan berpengaruh signifikan terhadap kemandirian masyarakat miskin kampung kumuh 7. Kesejahteraan sosial masyarakat miskin kampung kumuh berpengaruh signifikan terhadap kemandirian masyarakatnya.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Komprehensif terhadap Kesejahteraan Masyarakat serta Kemandirian Masyarakat

BAB 4 METODE PENELITIAN. Komprehensif terhadap Kesejahteraan Masyarakat serta Kemandirian Masyarakat 107 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1.Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Perbaikan Kampung Komprehensif terhadap Kesejahteraan Masyarakat serta Kemandirian Masyarakat di

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. yang telah diajukan dalam disertasi untuk selanjutnya berdasarkan hasil uji

BAB 6 PEMBAHASAN. yang telah diajukan dalam disertasi untuk selanjutnya berdasarkan hasil uji 168 BAB 6 PEMBAHASAN Di dalam pembahasan dilakukan kajian untuk menjawab rumusan masalah yang telah diajukan dalam disertasi untuk selanjutnya berdasarkan hasil uji signifikansi akan dibahas apakah hipotesis

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Agribisnis merupakan suatu cara lain untuk melihat pertanian sebagai suatu

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Agribisnis merupakan suatu cara lain untuk melihat pertanian sebagai suatu BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Agribisnis merupakan suatu cara lain untuk melihat pertanian sebagai suatu sistem bisnis yang terdiri atas subsitem-subsistem

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam mengumpulkan data harus dilakukan studi lapangan, survei atau. observasi ke tapak secara langsung.

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam mengumpulkan data harus dilakukan studi lapangan, survei atau. observasi ke tapak secara langsung. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini berkaitan dengan sosio-arsitektur yaitu hubungan antara perilaku sosial masyarakat dengan hunian nya, bukan hanya pada hunian kecil nya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kelurahan Kapuk merupakan suatu wilayah dimana mengacu pada dokumen Direktori RW Kumuh 2011 dalam Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011 adalah

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. induktif (studi empiris). Pendekatan deduktif adalah pendekatan dalam. umum disimpulkan dari fenomena-fenomena khusus.

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. induktif (studi empiris). Pendekatan deduktif adalah pendekatan dalam. umum disimpulkan dari fenomena-fenomena khusus. 41 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Proses Berpikir Kerangka proses berpikir penelitian menggambarkan alur atau jalan berpikir yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian. Kerangka berpikir tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN PENDEKATAN PENELITIAN TAHAPAN PENELITIAN METODE PENGUMPULAN DATA METODE ANALISA VARIABEL PENELITIAN METODE SAMPLING BAB III METODE PENELITIAN 10 PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut permukiman informal di Indonesia., diambil dari kata Melayu, awalnya merupakan terminologi yang dipakai untuk menjelaskan

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA. 1.1 Latar Belakang

STRATEGI SANITASI KOTA. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Aceh Singkil merupakan suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian yaitu di Kota Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian yaitu di Kota Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yaitu di Kota Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2013 sampai dengan selesai. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan, perumahan, dan pemukiman pada hakekatnya merupakan pemanfaatan lahan secara optimal, khususnya lahan di perkotaan agar berdaya guna dan berhasil guna sesuai

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. maka terlebih dahulu diuraikan kerangka proses berpikir seperti digambarkan pada

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. maka terlebih dahulu diuraikan kerangka proses berpikir seperti digambarkan pada BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual Sebelum diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan kerangka konseptual, maka terlebih dahulu diuraikan kerangka proses berpikir seperti digambarkan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN WILAYAH PERMUKIMAN DENGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT studi kasus : kawasan permukiman Kalianak Surabaya

PEMBANGUNAN WILAYAH PERMUKIMAN DENGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT studi kasus : kawasan permukiman Kalianak Surabaya 1 PEMBANGUNAN WILAYAH PERMUKIMAN DENGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT studi kasus : kawasan permukiman Kalianak Surabaya Ir. Wiwik Widyo W., MT. Jurusan Teknik Arsitektur, FTSP - ITATS Jl. Arief Rachman Hakim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan dan memiliki potensi kelautan cukup besar, seharusnya mampu mensejahterakan kehidupan masyarakat nelayan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya pertumbuhan bisnis dan ketatnya persaingan, perusahaan berusaha untuk meningkatkan penjualan baik penjualan secara tunai maupun kredit.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 82 TAHUN 2006

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 82 TAHUN 2006 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 82 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN BANTUAN / HIBAH LANGSUNG KEPADA MASYARAKAT UNTUK PELAKSANAAN PROGRAM PERBAIKAN KAMPUNG TERPADU (KIP-KOMPREHENSIF)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERSEMBAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

Lampiran 11. Hasil Perhitungan Uji t dengan menggunakan Uji 2 Arah

Lampiran 11. Hasil Perhitungan Uji t dengan menggunakan Uji 2 Arah Lampiran 11. Hasil Perhitungan Uji t dengan menggunakan Uji 2 Arah n 1 = 12 (untuk desa pesisir) ; n 2 = 72 (untuk desa non pesisir) a. Kepadatan S 2 1 = n X 2 ( X) 2 = 145.291.638,8 S 2 2 = 72.239.370,29

Lebih terperinci

TESIS OLEH : SARIGUNA TANJUNG /PWD PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2002

TESIS OLEH : SARIGUNA TANJUNG /PWD PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2002 HUBUNGAN PERILAKU SOSIAL PENGHUNI LINGKUNGAN KUMUH TERHADAP PARTISIPASI PROGRAM PEMBANGUNAN DI KELURAHAN KAMPUNG BARU KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TESIS OLEH : SARIGUNA TANJUNG 002103038/PWD PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, pertumbuhan kota di Indonesia terjadi secara pesat. Pertumbuhan kota yang pesat ini dapat disebabkan oleh tingginya pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berpenghasilan rendah (MBR) dapat juga dikatakan sebagai masyarakat miskin atau

BAB 1 PENDAHULUAN. berpenghasilan rendah (MBR) dapat juga dikatakan sebagai masyarakat miskin atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sampai dengan saat ini masalah kemiskinan masih menjadi persoalan yang belum tertuntaskan bagi negara berkembang seperti Indonesia. Masyarakat yang berpenghasilan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi rangkuman hasil temuan studi dan kesimpulan studi, rekomendasi studi, kelemahan studi, dan saran bagi studi lanjutan. Rangkuman hasil temuan studi dan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. komitmen, kepercayaan dan kerjasama yang efektif dalam pemasaran relasional.

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. komitmen, kepercayaan dan kerjasama yang efektif dalam pemasaran relasional. BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian terdahulu disusunlah kerangka konseptual

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan derap laju pembangunan. Berbagai permasalahan tersebut antara lain

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan derap laju pembangunan. Berbagai permasalahan tersebut antara lain BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di abad 21 ini tidak bisa dipungkiri bahwa pembangunan dimana-mana sudah semakin cepat dan kompleks, guna memenuhi kebutuhan manusia yang juga semakin banyak. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sampai saat ini pembangunan gedung-gedung di Indonesia sebagian besar cenderung belum mencerminkan kenyamanan bagi semua orang, dikarenakan belum dapat digunakan oleh

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : IRMA NURYANI L2D 001 436 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan terus menjadi masalah utama di berbagai belahan dunia, khususnya di Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang. Kemiskinan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang Kota dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang Kota dan Perkembangannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Ruang Kota dan Perkembangannya Ruang merupakan unsur penting dalam kehidupan. Ruang merupakan wadah bagi makhluk hidup untuk tinggal dan melangsungkan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai salah satu target dalam Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menurunnya jumlah penduduk yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tantangan utama negara-negara di seluruh dunia bukan lagi isu perang dingin. Melainkan

PENDAHULUAN. Tantangan utama negara-negara di seluruh dunia bukan lagi isu perang dingin. Melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan utama negara-negara di seluruh dunia bukan lagi isu perang dingin. Melainkan meningkatnya kompleksitas kemiskinan, konflik etnis, penguatan demokrasi dengan

Lebih terperinci

RINGKASAN TESIS OLEH : ANDAIYANI B

RINGKASAN TESIS OLEH : ANDAIYANI B 1 PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN BELANJA OPERASIONAL TERHADAP JUMLAH ALOKASI BELANJA MODAL PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT RINGKASAN TESIS Sebagai

Lebih terperinci

terkonsentrasi di kawasan pantai Salah satu permasalahan dalam pembangunan kota Ternate : Berkembangnya penduduk yang

terkonsentrasi di kawasan pantai Salah satu permasalahan dalam pembangunan kota Ternate : Berkembangnya penduduk yang Pengembangan pusat-pusat permukiman masih terkonsentrasi di kawasan pantai Salah satu permasalahan dalam pembangunan kota Ternate : Berkembangnya penduduk yang relatif cepat, disamping ketersediaan lahan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tersebut adalah peningkatan aktualisasi potensi-potensi manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tersebut adalah peningkatan aktualisasi potensi-potensi manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan masyarakat pada hakekatnya adalah pengembangan sumber daya manusia untuk menentukan masa depannya, baik sebagai pribadi, masyarakat, maupun sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi berdasarkan sumber Badan Pusat Statistik sebesar 1,49% pada tahun 2015 dengan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan umum mengenai

Lebih terperinci

KAJIAN KONDISI EMPIRIS DRAINASE KAWASAN PESISIR MENUJU SANITASI BERKELANJUTAN

KAJIAN KONDISI EMPIRIS DRAINASE KAWASAN PESISIR MENUJU SANITASI BERKELANJUTAN KAJIAN KONDISI EMPIRIS DRAINASE KAWASAN PESISIR MENUJU SANITASI BERKELANJUTAN Suning 1, Ela Rolita Arifianti 2 1 Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Respon risiko..., Juanto Sitorus, FT UI., Sumber data : BPS DKI Jakarta, September 2000

BAB I PENDAHULUAN. Respon risiko..., Juanto Sitorus, FT UI., Sumber data : BPS DKI Jakarta, September 2000 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan Kota Jakarta dengan visi dan misi mewujudkan Ibu kota negara sejajar dengan kota-kota dinegara maju dan dihuni oleh masyarakat yang sejahtera. Permasalahan

Lebih terperinci

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Mengacu kepada arah pembangunan jangka panjang daerah, serta memerhatikan kondisi riil, permasalahan, dan isu-isu strategis, dirumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM) dan fungsi BKM Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan suatu institusi/ lembaga masyarakat yang berbentuk paguyuban, dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Januari Februari efektif terhadap kelengkapan pengisian Persetujuan Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Januari Februari efektif terhadap kelengkapan pengisian Persetujuan Tindakan BAB III METODE PENELITIAN 3.. Tempat Dan Waktu Penelitian. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Bedah Asri Jakarta. Waktu penelitian Penelitian dilakukan pada Januari Februari 05

Lebih terperinci

PENGARUH IKLIM ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASIONAL, DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU TAMAN KANAK-KANAK KRISTEN PETRA SURABAYA TESIS

PENGARUH IKLIM ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASIONAL, DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU TAMAN KANAK-KANAK KRISTEN PETRA SURABAYA TESIS PENGARUH IKLIM ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASIONAL, DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU TAMAN KANAK-KANAK KRISTEN PETRA SURABAYA TESIS Oleh : Siecilianie NIM: 811240036 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

VISI MISI CALON WALIKOTA DAN CALON WAKIL WALIKOTA KOTA SURAKARTA

VISI MISI CALON WALIKOTA DAN CALON WAKIL WALIKOTA KOTA SURAKARTA VISI MISI CALON WALIKOTA DAN CALON WAKIL WALIKOTA KOTA SURAKARTA V I S I Terwujudnya Surakarta sebagai Kota Budaya, Mandiri, Maju, dan Sejahtera M I S I Mewujudkan Masyarakat Surakarta yang Waras, Wasis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Taman Nasional (TN) Gunung Merapi ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi Kawasan Hutan Lindung, Cagar

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 44 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ini memaparkan kajian tentang faktor faktor yang mempengaruhi peningkatan angka morbiditas di Provinsi Bali.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empitis,

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empitis, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sugiyono (2015, hlm. 2), mengemukakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih termasuk ke dalam kategori negara berkembang. Ilmu pengetahuan dan perekonomian menjadi tolak ukur global sejauh mana suatu negara berkembang.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan yang memfokuskan perhatian kepada penemuan fakta empirik tentang Pengaruh Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan. Kemiskinan telah ada sejak lama pada hampir semua peradaban manusia. Pada setiap belahan dunia dapat

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pada dasarnya pembangunan dalam sektor permukiman adalah

`BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pada dasarnya pembangunan dalam sektor permukiman adalah 1 `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperhatikan arti penting permukiman yang tidak dapat dipisahkan dari ruang yang harus dimanfaatkannya, maka lingkup permukiman meliputi masalah-masalah yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dukungan mutualistis. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan

BAB I PENDAHULUAN. dukungan mutualistis. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi komunitas terdiri dari 5 bagian yaitu fungsi ekonomi, sosialisasi, pelayanan kesehatan yang baik, kontrol sosial dan interpartisipasi sosial serta dukungan mutualistis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. tempat tinggal dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. tempat tinggal dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bagi manusia tanah memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai tempat tinggal dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ledakan jumlah penduduk mungkin bukan sebuah fenomena yang asing di telinga untuk saat ini. Fenomena ledakan jumlah penduduk hampir terjadi di seluruh belahan dunia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. fasilitas perkotaan lainnya ( Sinulingga, 1999:19) sarana-sarana rekreasi modern. ( Colombijn, 2005:148)

PENDAHULUAN. fasilitas perkotaan lainnya ( Sinulingga, 1999:19) sarana-sarana rekreasi modern. ( Colombijn, 2005:148) PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa-masa permulaan kemerdekaan Republik Indonesia dapat dikatakan bahwa kota-kota di Indonesia tidak mengalami perkembangan, sehingga bentuk dan fungsinya masih seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kaum Petani dengan kultur agraris khas pedesaan Indonesia bermukim di perumahan dengan bentuk bangunan yang mempunyai tata ruang dan tata letak sederhana. Hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Di BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu metode penelitian yang bekerja dengan angka, datanya berwujud bilangan

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2015 DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki

Lebih terperinci

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan 7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas

Lebih terperinci

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat di Mandar 2007-2009 Indikator 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Tujuan Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Menurunkan Proporsi

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN. tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (1998), penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Jenis penelitian akan dilakukan menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan komparasi, yaitu penelitian yang menekankan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan komparasi, yaitu penelitian yang menekankan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dan menggunakan pendekatan komparasi, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

J U D U L PEMODELAN KUALITAS LAYANAN

J U D U L PEMODELAN KUALITAS LAYANAN J U D U L PEMODELAN KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN METODA KOMBINASI SERVQUAL DAN STRUCTURAL EQUATION MODELING, DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCCESS (Studi Kasus pada Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu (A) Metode Penelitian, (B) Jenis dan Rancangan Penelitian, (C) Populasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu (A) Metode Penelitian, (B) Jenis dan Rancangan Penelitian, (C) Populasi dan BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dibahas hal-hal yang berhubungan dengan metode penelitian yaitu (A) Metode Penelitian, (B) Jenis dan Rancangan Penelitian, (C) Populasi dan Sampel, ( D) Teknik Pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif untuk mengetahui pengaruh tipe kepribadian Big Five dan citra merek terhadap keputusan pembelian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 129 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian mengenai Konsep Penataan Kawasan Permukiman Kumuh di kelurahan Kampung Makasar dan Soa-sio, kota Ternate,

Lebih terperinci

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator Page 1 Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Uraian Jumlah Jumlah Akan Perlu Perhatian Khusus Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 12 9 1 2 Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua

Lebih terperinci

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Oleh : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tahap pertama: dalam tahap pertama ini penulis menentukan masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tahap pertama: dalam tahap pertama ini penulis menentukan masalah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam katagori jenis penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian ini di bagi menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA A. Jenis penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field earch), yaitu penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala-gejala 1. Penelitian ini adalah

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : Tahun 2017 27 Januari 2017 PEMERINTAH KOTA MEDAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

STUDI POTENSI LINGKUNGAN PEMUKIMAN KUMUH DI KAMPUNG KOTA OIeh: Ir. Wiwik Widyo W Jurusan Teknik Arsitektur FTSP-ITATS

STUDI POTENSI LINGKUNGAN PEMUKIMAN KUMUH DI KAMPUNG KOTA OIeh: Ir. Wiwik Widyo W Jurusan Teknik Arsitektur FTSP-ITATS STUDI POTENSI LINGKUNGAN PEMUKIMAN KUMUH DI KAMPUNG KOTA OIeh: Ir. Wiwik Widyo W Jurusan Teknik Arsitektur FTSP-ITATS ABSTRAK Dalam usaha menciptakan bentuk pemukiman terpadu, dengan kondisi sosial ekonomi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Kuisioner penelitian ini diadopsi dari penelitian terdahulu oleh Yuniar

LAMPIRAN. Kuisioner penelitian ini diadopsi dari penelitian terdahulu oleh Yuniar LAMPIRAN Lampiran. Kuisioner Penelitian Kuisioner penelitian ini diadopsi dari penelitian terdahulu oleh Yuniar (20) yang meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai dengan

Lebih terperinci

Sambutan Pembukaan. Ir. Hadi Sucahyono MPP., PH.D. Direktur Pengembangan Permukiman. Ditjen Cipta Karya - Kementerian PU-PERA.

Sambutan Pembukaan. Ir. Hadi Sucahyono MPP., PH.D. Direktur Pengembangan Permukiman. Ditjen Cipta Karya - Kementerian PU-PERA. Sambutan Pembukaan Ir. Hadi Sucahyono MPP., PH.D Direktur Pengembangan Permukiman Ditjen Cipta Karya - Kementerian PU-PERA Pada Acara Rapat Koordinasi Nasional Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah permukiman kumuh tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga berlangsung hampir di seluruh negara berkembang di Asia dan Afrika. Hasil penelitian World Bank

Lebih terperinci

5.1 Kondisi dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perbatasan

5.1 Kondisi dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perbatasan V PEMBAHASAN UMUM Dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, diamanatkan bahwa wilayah perbatasan negara sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN), maka program pengembangan wilayahnya

Lebih terperinci

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003 MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003 MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM) 1. Menanggulangi Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi yang terus terjadi di kota menyebabkan menurunnya performa kota. Berbagai permasalahan kota muncul seiring dengan pesatnya urbanisasi. Urbanisasi yang ditandai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 201 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : : 1 1 Sosial 1 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun

Lebih terperinci

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

Menyusun Karya Tulis Ilmiah Menyusun Karya Tulis Ilmiah Oleh LIZZA SUZANTI Disampaikan pada Pelatihan Karya Tulis Ilmiah Mahapropesi Tanggal 17 Oktober 2009 Faktor Penghambat Kurangnya pengetahuan tentang metodologi penelitian Kurangnya

Lebih terperinci

Dampak kesehatan lingkungan rumah susun: studi kasus rumah susun Pulo Gadung Bose Devi

Dampak kesehatan lingkungan rumah susun: studi kasus rumah susun Pulo Gadung Bose Devi Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership) Dampak kesehatan lingkungan rumah susun: studi kasus rumah susun Pulo Gadung Bose Devi Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?id=76899&lokasi=lokal

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Ada beberapa teori mengenai pengertian penelitian, namun menurut Moh Nazir, Ph.D, 2005 secara umum dapat disampaikan bahwa penelitian adalah penyelidikan

Lebih terperinci

Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan

Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Lokasi penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian hanya pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Lebih terperinci

Rilis PUPR #1 7 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/544. Komitmen 27 Kepala Daerah Membangun Kota Dengan Perencanaan dan Penganggaran yang Transparan

Rilis PUPR #1 7 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/544. Komitmen 27 Kepala Daerah Membangun Kota Dengan Perencanaan dan Penganggaran yang Transparan Rilis PUPR #1 7 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/544 Komitmen 27 Kepala Daerah Membangun Kota Dengan Perencanaan dan Penganggaran yang Transparan Jakarta Kepadatan penduduk yang tinggi di kawasan perkotaan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Landak 2013 BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Landak 2013 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang S anitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi hak

Lebih terperinci

INDIKATOR KAWASAN PETERNAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP FAKULTAS PETERNAKAN

INDIKATOR KAWASAN PETERNAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP FAKULTAS PETERNAKAN INDIKATOR KAWASAN PETERNAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN INDIKATOR KAWASAN PETERNAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP Pengembangan Kawasan Peternakan dalam dimensi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERDA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI PERDA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i DAFTAR ISI PERDA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 10 1.4. Sistematika

Lebih terperinci

Shinta B. Manabung Florence Daicy Jetty Legkong Sonny P. I. Rompas

Shinta B. Manabung Florence Daicy Jetty Legkong Sonny P. I. Rompas Hubungan Kebijakan Pemberdayaan Aparat Pemerintah Desa Dengan Percepatan Keberhasilan Pembangunan Shinta B. Manabung Florence Daicy Jetty Legkong Sonny P. I. Rompas Abstract: Since the implementation of

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Sehubungan dengan data yang diperlukan maka daerah penelitian difokuskan pada PT. Pegadaian Cabang Gorontalo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan tidak mengenal batasan, baik di pedesaan ataupun perkotaan. Saat ini kemiskinan di Indonesia menjadi sorotan dunia, tingkat ekonomi Indonesia pada tahun

Lebih terperinci

BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh perubahan inflasi terhadap perubahan NPL adalah inflasi yang tinggi akan menyebabkan menurunnya pendapatan riil masyarakat sehingga

Lebih terperinci