BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
|
|
- Inge Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi yang terus terjadi di kota menyebabkan menurunnya performa kota. Berbagai permasalahan kota muncul seiring dengan pesatnya urbanisasi. Urbanisasi yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang terus bertambah membuat kota harus siap menghadapi permasalahan-permasalahan akibat kepadatan penduduk yang tinggi. Masalah kelangkaan sumber daya, munculnya pemukiman-pemukiman kumuh, masalah limbah dan polusi, kemacetan lalu lintas, degradasi lingkungan, merupakan beberapa masalah fisik kota yang ditimbulkan. Tidak hanya itu, permasalahan-permasalahan kota juga bukan hanya dari segi fisik saja, sejalan dengan terus menurunnya kualitas fisik kota, ketidakmampuan suatu kota untuk memperbaiki kondisi akan menciptakan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah yang akan memicu masalahmasalah sosial. Masalah-masalah sosial ini berkaitan dengan berbagai stakeholder, tidak hanya dapat diselesaikan oleh pemerintah sendiri, namun dalam penyelesaiannya membutuhkan peran dari berbagai pihak, sehingga semakin rumit untuk diselesaikan. Munculnya permasalahan fisik dan ditambah dengan permasalahan sosial ini membuat kota semakin tidak nyaman untuk ditinggali. Dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan kota dan menjaga performanya, berbagai konsep pembangunan maupun pengelolaan kota terus dikembangkan oleh para akademisi maupun praktisi. Berbagai konsep yang muncul terus dikembangkan agar dapat memperoleh formulasi yang tepat mengenai konsep pembangunan dan pengelolaan kota yang dapat memberikan kenyamanan bagi penduduknya dan dapat terus berkelanjutan. Konsep-konsep yang muncul tersebut bisa merupakan konsep pengembangan kota secara keseluruhan, maupun konsep muncul dengan berdasar pada prioritas permasalahan tertentu, seperti kemunculan konsep green city yang 1
2 memprioritaskan keberadaan ruang terbuka hijau yang berkaitan erat dengan masalah degradasi lingkungan. Seiring dengan kemajuan zaman, kemajuan teknologi pun tak urung juga menjadi suatu terobosan baru yang digunakan oleh kota untuk memberikan layanan yang semaksimal mungkin bagi penduduknya. sehingga muncul konsep Intelligent City, Ubiquitos City, Digital City, Wired City, Information City, dan Smart City. Konsep-konsep tersebut berkembang dengan mendasarkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengelola kota. Dari beberapa literatur, dapat diketahui bahwa konsep Smart City merupakan ujung dari pengembangan konsep pembangunan dan pengelolaan kota berbasis teknologi informasi dan komunikasi (Deakin and Allwinkle, 2007). Dalam definisi Nijkamp,dkk dalam Chaffers (2010), Smart City didefinisikan sebagai kota yang mampu menggunakan SDM, modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern (Information and Communication Technology) untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat. Konsep Smart City merupakan konsep yang telah melalui penyempurnaan-penyempurnaan dari konsep yang telah terlebih dahulu berkembang dengan menambal kekurangan-kekurangan yang ada dan mempertimbangkan aspek-aspek yang mungkin belum ada pada konsep-konsep berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang telah muncul sebelumnya. Konsep ini pada akhirnya tidak hanya mendasarkan pembangunan dan pengelolaan kota dalam dimensi teknologi, namun juga mencakup dimensi manusia dan dimensi institusional (Nam & Pardo, 2012). Sehubungan dengan sedang berkembangnya konsep Smart City, pemahaman terhadap konsep Smart City ini belum jelas dan konsisten. Kota-kota yang disebut Smart City pada awalnya memiliki terobosan baru dalam penyelesaian-penyelesaian masalah di kotanya, yang kemudian sukses meningkatkan performa kotanya. Pada umumnya, pembangunan kota-kota ini menuju Smart City diawali dengan penggunaan teknologi informasi dan 2
3 komunikasi yang biasanya bersifat parsial, pada masalah-masalah prioritas. Sebagai contoh, Kota Amsterdam yang mendasarkan penggunaan TIK untuk mengurangi polusi, atau Kota Tallim, sebagai ibukota Estonia yang memulai pengelolaan kota yang cerdas dari segi pemerintahannya dengan e-government dan menggunakan smart ID card dalam pelayanan bagi penduduknya, maupun Kota Songdo di Korea Selatan yang mendasarkan pengembangan kota berbasis TIK untuk mengembangkan Songdo sebagai pusat bisnis internasional. Kota Surabaya, merupakan kota di Indonesia yang telah memenangkan predikat Smart City yang diperoleh pada ajang Smart City Award 2011 yang diadakan oleh majalah Warta Ekonomi. Smart City Awards dari Majalah Warta Ekonomi ini merupakan penghargaan yang diberikan kepada kota yang sukses membangun sistem teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan publik. Penghargaan ini memiliki empat kategori, yaitu Smart Governance, Smart Economy, Smart Living, dan Smart Environment. Smart Governance meliputi partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, layanan publik, serta transparansi pemerintah. Untuk Smart Economy, meliputi kewirausahaan dan fleksibilitas pasar tenaga kerja. Smart Living melingkupi fasilitas pendidikan, pariwisata, transportasi, serta infrastruktur lainnya yang berbasis TIK, sedangkan yang terakhir, Smart Environment, melingkupi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan yang berkelanjutan dengan basis TIK. Dari empat kategori yang dipertandingkan, Surabaya memenangkan tiga kriteria, yaitu dalam Smart Governance, Smart Living, dan Smart Environment, mengalahkan 60 kota/kabupaten lain dari seluruh Indonesia (Warta Ekonomi, 2011) Kota Surabaya pasti telah melakukan manajemen-manajemen kota yang lebih baik daripada kota-kota lain di Indonesia sehingga dapat meningkatkan performa kota yang pada akhirnya mengantarkan Surabaya untuk memenangkan Smart City Awards Surabaya memenangkan penghargaan ini atas pembangunan dan pengelolaan kota yang telah dilakukan, yang kemudian dinilai oleh Warta Ekonomi sebagai kota yang sesuai dengan konsep Smart City. Kota 3
4 Surabaya memang pada awalnya tidak berfokus pada konsep Smart City dalam pembangunan dan pengelolaan kotanya. Kota ini memang merupakan kota besar di Indonesia memiliki permasalahan-permasalahan yang terkait dengan kepadatan kota, sehingga Pemerintah Kota Surabaya ingin melakukan pembangunan dan manajemen kota yang lebih baik. Arahan-arahan pembangunan kotanya memiliki tujuan untuk memberikan kenyamanan dan kesejahteraan bagi masyarakatnya, tidak secara sengaja ingin menggunakan konsep Smart City yang sudah ada. Akan tetapi ternyata pada perkembangannya, arahan pembangunan kota yang dilakukan oleh pemerintah Kota Surabaya sesuai dengan prinsip-prinsip Smart City. Mengingat bahwa belum ada konsep yang jelas dan konsisten mengenai Smart City, pembangunan dan pengelolaan kota yang dilakukan Kota Surabaya yang pada akhirnya membawa Surabaya mendapat predikat Smart City dalam ajang Smart City Awards 2011 ini menjadi menarik untuk diteliti lebih lanjut. Perlu adanya kajian yang lebih mendalam mengenai proses pembangunan kota yang dilakukan Surabaya sehingga temuan-temuan yang ada nantinya mampu memberikan sumbangan konsepsual bagi perkembangan konsep Smart City. Penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya telah memaparkan mengenai faktor keberhasilan, indikator, karakter, maupun dimensi Smart City, namun untuk kajian mengenai prosesnya, masih belum banyak ditemukan. Proses pembangunan kota menuju Smart City yang dilakukan Surabaya diharapkan menjadi model dalam pengembangan konsep ini di kota-kota yang memiliki kondisi hampir sama, khususnya di Indonesia, sehingga proses pembangunan tidak serta merta mengambil model di negara lain untuk diterapkan di Indonesia, namun sesuai dengan kondisi dan isu-isu yang berkembang. 1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Konsep Smart City merupakan konsep pembangunan kota yang masih baru dan sedang banyak didiskusikan oleh para ahli di dunia. Belum ada pemahaman dan konsep yang disepakati antara para akademisi maupun praktisi. Berbagai penelitian sedang dikembangkan di seluruh dunia untuk mempelajari 4
5 fenomena berkembangnya konsep Smart City sebagai salah satu konsep pembangunan dan pengelolaan kota (Chourabi, 2012). Berbagai penelitian mengenai bentuk penerapan konsep Smart City di berbagai negara nanti pada akhirnya diharapkan bisa memberikan gambaran yang jelas dan konsisten mengenai konsep Smart City. Surabaya sebagai salah satu kota di Indonesia, telah mendapat penghargaan di ajang Smart City Award 2011 atas pembangunan dan pengelolaan kota yang lebih cerdas dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia. Dengan mengetahui bentuk proses pembangunan kota Surabaya menuju Smart City hingga mendapat predikat Smart City di ajang Smart City Award 2011 diharapkan juga mampu memberikan sumbangan konsepsual terhadap perkembangan konsep Smart City itu sendiri. Oleh karena itu, pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana proses pembangunan kota yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya dalam menuju Smart City? 2. Dari penggambaran proses sebagai jawaban pertanyaan pertama, mengapa prosesnya berlangsung seperti itu? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses pembangunan Kota Surabaya menuju Smart City tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian secara umum adalah untuk menemukan gambaran secara deskriptif proses pembangunan Kota Surabaya dalam menuju Smart City. Dalam mendapatkan gambaran secara deskriptif tersebut dilakukan dengan analisis terhadap data-data yang diperoleh berdasarkan deret waktu, tidak sekedar menggambarkan kondisi yang sudah ada. Oleh karena itu, tujuan penelitian secara rinci adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan tahapan-tahapan pembangunan dalam proses pembangunan Kota Surabaya dalam menuju Smart City. 2. Menemukan struktur (pondasi dan pilar) proses pembangunan Kota Surabaya menuju Smart City. 5
6 3. Mengungkap aktor-aktor yang berperan dalam proses pembangunan Kota Surabaya menuju Smart City. 4. Mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembangunan Kota Surabaya menuju Smart City. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu: 1. Bagi pemerintah, dapat memberikan masukan mengenai strategi-strategi pembangunan kota menuju konsep Smart City dan juga dapat menjadi referensi bagi kota lain untuk menerapkan konsep yang sama. 2. Bagi keilmuan, dapat memperkaya informasi dan memberikan sumbangan konsepsual pada kajian mengenai pembangunan kota dan juga mengenai konsep Smart City yang kemudian bisa menjadi referensi atau masukan bagi penelitian sejenis. 1.5 Batasan Penelitian a. Fokus Penelitian ini berfokus pada proses pembangunan kota Surabaya menuju Smart City. Proses pembangunan dan pencapaian-pencapaian program pembangunan hanya dibahas secara kualitatif, pencapaian program pembangunan secara kuantitatif tidak dibahas. Dari proses pembangunan menuju Smart City tersebut ingin diketahui apa saja faktor yang mempengaruhi proses tersebut. b. Lokasi Wilayah amatan penelitian ini adalah di Kota Surabaya, Jawa Timur sebagai pemenang dalam ajang Smart City Awards Keaslian Penelitian Penelitian mengenai konsep Smart City sendiri masih belum banyak ditemukan. Konsep Smart City ini sendiri pada dasarnya masih merupakan konsep yang baru dikembangkan saat penelitian ini dilakukan. Konsep ini belum 6
7 terdefinisi secara jelas, sehingga penelitian-penelitian mengenai konsep ini sedang gencar dilakukan di berbagai negara. Workshop-workshop dan konferensi internasional digelar dengan tema mengenai Smart City ini. Namun di Indonesia, menurut pengetahuan peneliti, penelitian mengenai konsep Smart City ini belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, penelitian mengenai pembangunan kota yang mengarah pada konsep Smart City di Surabaya ini masih relevan untuk dilakukan dan diharapkan mampu memberikan sumbangan konsepsual bagi pengembangan konsep Smart City. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan keaslian penelitian. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan sebagai pengetahuan dasar peneliti sebelum melakukan penelitian. Bab III Metode Penelitian Bab ini menjelaskan metode dan langkah-langkah untuk melakukan penelitian, baik dari metode pencarian data, instrumen penelitian, sampai pada analisis yang digunakan. Bab IV Deskripsi Wilayah Penelitian Bab ini berisi penjelasan mengenai kondisi wilayah penelitian, baik kondisi fisik maupun non fisik. 7
8 Bab V Temuan dan Pembahasan Dalam bab ini dijabarkan berbagai temuan penelitian yang kemudian dianalisis sehingga menghasilkan jawaban atas pertanyaan penelitian yang ada. Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab ini menjelaskan intisari dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Selain itu dalam bab ini terdapat rekomendasirekomendasi terkait dengan kesimpulan dari penelitian ini. 8
Menuju Konsep Smart City
Menuju Konsep Smart City Oleh ; Shinta Esabella, S.T.,M.TI. Dosen Program Studi Teknik Informatika Universitas Teknologi Sumbawa sesabella@gmail.com ABSTRAK Tujuan penyusunan adalah untuk menemukan gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Kota Bandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum Kota Bandung Kota Bandung adalah ibu kota dari provinsi Jawa Barat. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan-permasalahan akibat kepadatan penduduk yang timbul. Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak Permasalahan kota yang muncul seiring dengan pesatnya kepadatan penduduk yang terus bertambah, membuat kota harus siap menghadapi permasalahan-permasalahan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Ringkasan Temuan Pembangunan Kota Surabaya menuju Smart City tidak bersifat sektoral, namun lebih kepada pendekatan secara holistik, dari berbagai subsistem kota yang dikembangkan
Lebih terperinciSMART CITY untuk DEPOK BERSAHABAT. Dr. Prihandoko, MIT Talkshow Depok ICT Award Mei 2017
SMART CITY untuk DEPOK BERSAHABAT Dr. Prihandoko, MIT Talkshow Depok ICT Award 2017 14 Mei 2017 Smart City adalah kota dengan smart technology / teknologi cerdas 3 4 MIMPI & HARAPAN Warga DEPOK 1. DEPOK
Lebih terperinciScientific News Magazine Edisi September 2016
Smart City, Smart Campus, dan Jalan Bagi Universitas Udayana untuk Mewujudkannya I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T. Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Email: eka.pratama@unud.ac.id
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika A. Permasalahan Adapun Permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota-kota di Indonesia tengah mengalami perkembangan populasi yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kota-kota di Indonesia tengah mengalami perkembangan populasi yang sangat pesat dan tantangan perkotaan lainnya, peningkatan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Ringkasan Temuan Perkembangan penerapan konsep pembanguan menggunakan TIK di Seoul telah dimulai dari tahun 1999 dalam bentuk e-government yang pada awalnya hanya menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. TIK disebut sebagai kesenjangan digital (Smith, 2015). Pada awalnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesenjangan antara masyarakat yang telah dan belum mendayagunakan TIK disebut sebagai kesenjangan digital (Smith, 2015). Pada awalnya, kesenjangan digital didefinisikan
Lebih terperinciWALIKOTA BANDUNG PIDATO WALIKOTA BANDUNG PADA UPACARA PERINGATAN HARI JADI KE-206 KOTA BANDUNG TAHUN 2016
WALIKOTA BANDUNG PIDATO WALIKOTA BANDUNG PADA UPACARA PERINGATAN HARI JADI KE-206 KOTA BANDUNG TAHUN 2016 HARI/TANGGAL : SENIN, 26 SEPTEMBER 2016 WAKTU TEMPAT : PUKUL 07.00 WIB : PLAZA BALAIKOTA JL. WASTUKANCANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pembangunan menimbulkan suatu dampak baik itu dampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial, maupun lingkungan sekitar. DKI Jakarta sebagai kota dengan letak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah kota tersebut. Penduduk yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan sebuah kota sangat erat kaitannya dengan jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah kota tersebut. Penduduk yang banyak dan berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek Perkembangan kota Jakarta sebagai ibukota negara berlangsung dengan cepat. Dengan banyaknya pembangunan disana-sini semakin mengukuhkan Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan masyarakat dan bertambahnya populasi yang semakin hari semakin meningkat selalu mengikuti arus perkembangan zaman. Perkembangan teknologi informasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini pemanfaatan ruang masih belum sesuai dengan harapan yakni terwujudnya ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan. Menurunnya kualitas permukiman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkotaan sebagai pusat permukiman dan sekaligus pusat pelayanan (jasa) terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah pengaruhnya (hinterland)
Lebih terperinciSMART CITY MAKALAH. Disusun sebagai tugas mata kuliah Regulasi Telematika
SMART CITY MAKALAH Disusun sebagai tugas mata kuliah Regulasi Telematika Oleh : 1. Ahmad Khusnil Ibad 14101080 2. Christian Benyamin A.S 14101084 3. Dwi Nissa Vacum Margini 14101087 4. Irfan Nur Aziz 14101012
Lebih terperinciKAJIAN KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN SMART CITY DI INDONESIA
KAJIAN KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN SMART CITY DI INDONESIA A. PENDAHULUAN A.1 Latar Belakang Smart Governance adalah suatu langkah yang antisipatif, objektif, inovasi dan kompetitif dalam usaha meningkatkan
Lebih terperinciINDONESIA NEW URBAN ACTION
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMITRAAN HABITAT Partnership for Sustainable Urban Development Aksi Bersama Mewujudkan Pembangunan Wilayah dan
Lebih terperinciResearch Development Roadmap Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional Universitas Gadjah Mada
Research Development Roadmap 2016-2020 Pusat Studi Regional Universitas Gadjah Mada Isu-Isu Isu Internasional Isu Nasional Sustainable cities and communities Wilayah dan Kota Wilayah Infrastruktur Daya
Lebih terperinciBab II Perencanaan Kinerja
Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang Kota dan Perkembangannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Ruang Kota dan Perkembangannya Ruang merupakan unsur penting dalam kehidupan. Ruang merupakan wadah bagi makhluk hidup untuk tinggal dan melangsungkan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Sjafrizal (2009), perencanaan pembangunan merupakan cara atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Sjafrizal (2009), perencanaan pembangunan merupakan cara atau teknik untuk mencapai tujuan pembangunan secara tepat, terarah dan efisien sesuai dengan kondisi
Lebih terperinciBAB II DATA & ANALISA
BAB II DATA & ANALISA 2.1 Data Data untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini didapat dari berbagai sumber, antara lain : a. Data literatur berupa data elektronik maupun non-elektronik yang berasal dari website
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Profil DKI Jakarta dan Basuki Tjahaja Purnama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Profil DKI Jakarta dan Basuki Tjahaja Purnama DKI Jakarta merupakan ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki
Lebih terperinciSmart City, Menuju Kota Kita Yang Dnamis dan Smart Kota Yang Menjadi Impian Masyarakat
Smart City, Menuju Kota Kita Yang Dnamis dan Smart Kota Yang Menjadi Impian Masyarakat Antariksa Apa itu smart city? Mengapa sebuah kota harus naik kelas menjadi smart city? Apa saja yang menjadi indikatornya?
Lebih terperinci18 Desember STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan
18 Desember 2013 STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 18 Desember 2013 Peran Jakarta
Lebih terperinciOVERVIEW ECOTOWN KOTA BANDUNG. Bandung, 9 Desember 2011
OVERVIEW ECOTOWN KOTA BANDUNG Bandung, 9 Desember 2011 Konsep Eco-town Isu Lingkungan Kota Bandung Beragam Perlu penanganan secara terintegrasi Salah satu konsep penanganan LH secara terintegratif adalah
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA UNTUK DESAIN OPTIMAL JARINGAN LAMPU LALU-LINTAS (TRAFFIC-LIGHT)
MODEL MATEMATIKA UNTUK DESAIN OPTIMAL JARINGAN LAMPU LALU-LINTAS (TRAFFIC-LIGHT) Sebagai Suatu Peran Matematika dalam Mewujudkan Smart City W I D O D O widodomathugm@gmail.com, widodo_mathugm@yahoo.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan lingkungan telah mendorong kesadaran publik terhadap isu-isu mengenai pentingnya transformasi paradigma
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. informasi. Kedua istilah yang sering dipertukarkan penggunaannya ini pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah era baru di dalam dunia usaha dan berorganisasi muncul sejalan dengan diperkenalkannya istilah teknologi informasi dan sistem informasi. Kedua istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Populasi Penduduk Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota sebagai pusat pelayanan memberikan banyak dampak pada perkembangan kota, salah satunya adalah sebagai faktor penarik penduduk untuk melakukan urbanisasi. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masuk akal secara ekonomi. Perusahaan yang terus tumbuh membutuhkan alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk membangun sebuah organisasi yang menguntungkan di tengah persaingan bisnis yang tinggi, satu hal yang dibutuhkan adalah memulainya dengan set ide yang unik dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki masyarakat yang aktif dalam hal bersosialisasi dan berkreasi. Aktif bersosialisasi dapat dilihat dari banyaknya jumlah
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Isu adalah permasalahan yang dijumpai dan menjadi suatu opini publik yang
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Isu adalah permasalahan yang dijumpai dan menjadi suatu opini publik yang harus segera dicari permasalahannya. Isu ini dapat berskala makro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, penggunaan teknologi informasi tidak hanya dimanfaatkan dalam dunia usaha, namun juga telah merambah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian
Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Posisi kota Depok mendorong pembangunan di kota Depok menjadi penting sebagai kota penyangga Kota Jakarta yang saat ini telah menjadi kota megapolitan dengan konsep
Lebih terperinciBAB III ANALISIS ISU STRATEGIS
BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS 3.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Berdasarkan Kondisi Saat Ini sebagaimana tercantum dalam BAB II maka dapat diidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi Daerah.
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Yudi Herdiana, S.T, M.T. Dekan Fakultas Teknologi Informasi UNIBBA Pembekalan KKN UNIBBA, Senin 14 Agustus 2017 PENDAHULUAN Kemajuan
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Untuk dapat mewujudkan Visi Terwujudnya Sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa Berbasis Masyarakat yang Berakhlak dan Berbudaya sangat dibutuhkan political will, baik oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan pesat. Yogyakarta sebagai Ibukota Provinsi Daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang mengalami pertumbuhan pesat. Yogyakarta sebagai Ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menyandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan teknologi berkembang secara pesat, sehingga permasalahan urbanisasi meningkat per tahunnya. Peningkatan
Lebih terperinciSTRATEGI IMPLEMENTASI SMART CITY. Oleh :
STRATEGI IMPLEMENTASI SMART CITY MAKALAH Disusun sebagai tugas mata kuliah Regulasi Telematika Oleh : 1. Ahmad Khusnil Ibad 14101080 2. Christian Benyamin A.S 14101084 3. Dwi Nissa Vacum Margini 14101087
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini berisikan mengenai latar belakang mengapa penelitian ini dilakukan, masalah
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dijelaskan secara singkat tentang jenis penelitian yang akan diteliti, mengapa, dan untuk apa penelitian ini dilakukan. Secara terinci bab ini berisikan mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu bagian penting di dalam kehidupan manusia dimana terjadi pergerakan untuk menjangkau berbagai keperluan dan kebutuhan hidup manusia.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada para pelanggan. Sedangkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan Lupiyoadi (2001) mengartikan kualitas pelayanan adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada para pelanggan. Sedangkan menurut Payne (2000)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan bisnis walaupun rekan bisnis tersebut berada di Negara lain. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang modern ini perkembangan Teknologi Informasi (IT) semakin pesat. Hal ini terbukti dengan banyak perusahaan yang menggunakan IT untuk meningkatkan
Lebih terperinciDINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG Kota yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan derajat kenyamanan, memperoleh pekerjaan dan keberlanjutan kota serta memperbaiki kualitas
Lebih terperinciBAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar perusahaan, terutama di Indonesia saat ini masih fokus untuk mengungkapkan laporan keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan saja. Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu tentang permasalahan lingkungan di perkotaan semakin merebak. Oleh karena itu salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan dibutuhkan pembangunan kota
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi dalam RPJMD Kabupaten Cilacap 2012 2017 dirumuskan dengan mengacu kepada visi Bupati terpilih Kabupaten Cilacap periode 2012 2017 yakni Bekerja dan Berkarya
Lebih terperinciRencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sumbawa pada tahun anggaran 2017 telah menyusun tema pembangunan daerah yang berorientasi pada upaya Pemantapan Pelayanan Publik dan Percepatan
Lebih terperinci2015 PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMP PADA TEMA LIMBAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Literasi sains adalah kemampuan seseorang untuk memahami sains, dan kemampuan seseorang untuk menerapkan sains bagi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesadaran masyarakat terhadap kualitas kinerja publik baik di pusat maupun daerah kini kian meningkat. Kesadaran masyarakat ini berkaitan dengan kepedulian
Lebih terperinciResearch Development Roadmap Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional Universitas Gadjah Mada
Research Development Roadmap 2016-2020 Pusat Studi Regional Universitas Gadjah Mada Isu-Isu Isu Internasional Isu Nasional Sustainable cities and communities Wilayah dan Kota Wilayah Infrastruktur Daya
Lebih terperinciSLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015
1.8. Kebijakan Pembangunan Daerah Berkelanjutan Provinsi DKI Jakarta Pembangunan di DKI Jakarta adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan dan pembangunan pada hakekatnya
Lebih terperinciBAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
DINS PENGELOLN KEUNGN DN SET DERH KOT NDUNG RENCN STRTEGIS THUN 2013-2018 INDIKTOR KINERJ SKPD YNG MENGCU PD TUJUN DN SSRN RPJMD Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan
Lebih terperinciPembangunan Smart City Septo Indarto (Team Double S)
Pembangunan Smart City Septo Indarto (Team Double S) Mobilitas masyarakat modern yang begitu tinggi menyebabkan beban kota akan semakin berat dari waktu ke waktu. Populasi masyarakat kota yang terus akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Tujuan Penulisan Laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Penulisan Laporan Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Lingkungan dan Pembangunan (the United Nations Conference on Environment and Development UNCED) di Rio
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mengalami proses pembangunan perkotaan yang pesat antara tahun 1990 dan 1999, dengan pertumbuhan wilayah perkotaan mencapai 4,4 persen per tahun. Pulau Jawa
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN RPJMD Kabupaten Sumedang merupakan tahap ketiga dari RPJPD Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025. Sesuai dengan RPJPD Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025, RPJMD tahap
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai ibukota negara dan pusat pemerintahan sejak abad ke- 17 telah menjadi kota Bandar, karena memiliki posisi sangat strategis secara geopolitik dan geostrategis.
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010
Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN PEKAN RAYA JAKARTA KE-43 DI ARENA PRJ-KEMAYORAN, JAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang. memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama guna kesinambungan distribusi barang dan
Lebih terperinciLinux, Ubuntu, FOSS, Dan Smart City
Linux, Ubuntu, FOSS, Dan Smart City I Putu Agus Eka Pratama, ST MT Information Network and System (INS) Research Lab STEI ITB Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Gedung BPPT
Lebih terperinciLayanan TIK dan Pembangunan Smart City
Layanan TIK dan Pembangunan Smart City Indonesia Smart City Initiatives Prof. Dr. Suhono Harso Supangkat, CGEIT Guru Besar Teknologi Informasi Institut Teknologi Bandung suhono@stei.itb.ac.id Permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleksitas seluruh permasalahan perkotaan. Permasalahan kota yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Munculnya Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015 dilatarbelakangi upaya untuk mengelola kota dengan cerdas yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan serta kualitas
Lebih terperinciOswar Mungkasa (Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup)
Oswar Mungkasa (Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup) Seminar Nasional Peran Ahli Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan Indonesia Gedung Annex UI, Depok 30 Agustus 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan reformasi pengelolaan keuangan negara. Paket peraturan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah menunjukkan reformasi pengelolaan keuangan negara. Paket peraturan perundang-undangan tersebut diantaranya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transportasi berperan strategis dalam memajukan kesejahteraan umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi berperan strategis dalam memajukan kesejahteraan umum sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciWSIS DAN PEMBANGUNAN TELEMATIKA NASIONAL. Oleh: Eddy Satriya *)
WSIS DAN PEMBANGUNAN TELEMATIKA NASIONAL Oleh: Eddy Satriya *) Catatan: Artikel ini telah diterbitkan di Majalah Bisnis Komputer Edisi Januari 2004 Gempita World Summit on the Information Society (WSIS)
Lebih terperinciBAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Menurut RPJPD Kabupaten Kampar 2005-2025, berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1, maka RPJM ke-2 (2011-2016) ditujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak yang timbul terhadap lingkungan sekitarnya. Permasalahan lingkungan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian di Indonesia semakin berkembang setiap tahunnya yang berdampak pada perubahan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kerusakan alam menjadi permasalahan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN A. Visi Mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Semarang Tahun
Lebih terperincipemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri. Dalam menjalankan fungsinya Rumah Sakit dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan, pasien,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tren Eco-Friendly telah masuk dalam dunia perumahsakitan. Konsep Green Hospital saat ini telah berkembang menjadi pendekatan sisi baru dalam pengelolaan Rumah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. daerah maka akan bertambah pula taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Hal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring bertambahnya populasi manusia dan peningkatan ekonomi suatu daerah maka akan bertambah pula taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Hal ini juga menimbulkan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Permasalahan Lingkungan Permasalahan lingkungan, telah mencapai suatu titik penting pada abad 21 dan terus berkembang dengan cepat. Pemanasan global, kemerosotan
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N Bab I tediri dari ; Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran, Ruang Lingkup, Kedudukan Dokumen RP2KPKP dalam Kerangka Pembangunan Kota Medan dan Sistematika Pembahasan 1.1. Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota merupakan perubahan kota yang terjadi dari waktu ke waktu. Indonesia seperti halnya negara-negara lainnya, sedang mengalami pertumbuhan perkotaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak terkecuali pada daerah-daerah di Indonesia. Peningkatan urbanisasi ini akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir, kegiatan urbanisasi semakin meningkat, tidak terkecuali pada daerah-daerah di Indonesia. Peningkatan urbanisasi ini akan berdampak dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah kerusakan lingkungan yang dihadapi manusia di zaman modern ini semakin serius. Kita sering mendengar istilah global warming dan rumah kaca. Isu lingkungan
Lebih terperinciPAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017
PAPARAN Palangka Raya, 20 Maret 2017 FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 KEPALA BAPPEDALITBANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mengantisipasi meningkatnya angka pengangguran usia produktif, pemerintah mendorong untuk dikembangkannya jumlah SMK di seluruh kabupaten / kota hingga akhirnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinamika pertumbuhan kota yang berjalan dengan cepat dan tidak terencana dengan baik dapat menimbulkan kondisi-kondisi yang merugikan lingkungan dan manusia di kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menelusuri kota Yogyakarta tidak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Kampung Kauman. Kampung Kauman terletak di sebelah barat alun-alun utara kota Yogyakarta, Berada
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BB IV VISI, MISI, TUJUN DN SSRN, STRTEGI DN KEBIJKN 4.1. Visi dan Misi Daerah Visi Kabupaten Sleman adalah Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan terintegrasikannya
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5883 KESRA. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Penyelenggaraan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 101). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan sumberdaya yang ada dalam rangka memberikan kontribusi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E- Government merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, perkembangan kota menjadi sangat pesat dengan inovasi-inovasi pembangunan untuk meningkatkan daya saing perkotaan. Pembangunan di perkotaan membutuhkan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Perkembangan berbagai sarana penunjang dari teknologi informasi akhir akhir
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan berbagai sarana penunjang dari teknologi informasi akhir akhir ini tidak dapat disangkal telah menjadikan dunia semakin dinamis, tidak terkecuali dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (information
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (information and communication technology) atau ICT serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Mereka berusaha melakukan berbagai cara untuk tetap sehat serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang modern ini, masyarakat Indonesia khususnya di kota-kota besar sudah mulai peduli terhadap keadaan lingkungan dan kesehatan diri mereka masing-masing.
Lebih terperinciBAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG Untuk memberikan arahan pada pelaksanaan pembangunan daerah, maka daerah memiliki visi, misi serta prioritas yang terjabarkan dalam dokumen perencanaannya. Bagi
Lebih terperinci