KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS"

Transkripsi

1 KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 RINGKASAN FERRI FIRDAUS. D Konvergensi Keefektivan Kepemimpinan (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor). Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing utama : Ir. Sutisna Riyanto, MS Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Djoko Susanto, SKM, APU Aspek kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang turut menentukan perkembangan mutu suatu kelompok tani-ternak, maka upaya-upaya yang mengarah kepada peningkatan mutu kepemimpinan pada suatu kelompok tani-ternak patut dilakukan. Tujuan penelitian adalah : 1) Mengkaji persepsi ketua dan anggota tentang keefektivan kepemimpinan, 2) Mengkaji kesesuaian persepsi ketua dan anggota, 3) Mengkaji hubungan faktor situasi dengan keefektivan kepemimpinan, 4) Mengkaji hubungan faktor individu dengan keefektivan kepemimpinan. Penelitian ini berlangsung selama satu bulan dari tanggal 17 Juli sampai 17 Agustus 2006 di Desa Karehkel, Leuwiliang, Bogor. Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota gabungan kelompok tani Pandan Wangi yang berjumlah 100 orang. Sampel yang dipilih sebanyak 50 orang berdasarkan rumus Slovin, terdiri dari 5 orang ketua dan 45 orang anggota dengan metode penarikan sampel Proportional cluster random sampling. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Analisis data meliputi analisis deskriptif dan korelasi rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan petani-peternak menganggap bahwa ketua memiliki cukup kemampuan dalam keterampilan teknis dan keterampilan konseptual tetapi tidak pada keterampilan interaksi sosial. Terdapat konvergensi atau titik temu antara persepsi ketua dengan anggota tentang keefektivan kepemimpinan khususnya pada aspek keterampilan tehnis dan keterampilan konseptual tetapi tidak pada aspek ketrampilan interaksi sosial. Faktor situasi yang berhubungan keefektivan kepemimpinan adalah kondisi kerja dan tanggung jawab dengan keterampilan teknis, interaksi sosial dan konseptual. Faktor individu yang berhubungan dengan keefektivan kepemimpinan adalah umur dengan keterampilan interaksi sosial dan keterampilan konseptual, jumlah tanggungan keluarga dengan keterampilan konseptual, pendidikan formal dengan keterampilan konseptual dan tingkat interaksi dengan keterampilan konseptual. Kata kunci : konvergensi, keefektivan, kepemimpinan, keterampilan.

3 ABSTRACT The Convergency of The Leadership Effectivity (Case in The Member of Pandan Wangi Farmers Group Combination, Karehkel Village, Leuwiliang- Bogor) Firdaus, F., S. Riyanto, D. Susanto The leadership aspect is one of the factors which supports in the quality development of a farmer group, so the efforts to increase quality of the leadership in a farmer group have to be considered. The aims of this research were to know: (1) the perception of the leaders and the members about the leadership effectivity, (2) the perception of the leaders and the members of the leadership aspect, (3) the correlation between the situational factors and the leadership effectivity and (4) the correlation between the individual factors and the leadership effectivity. This research was carried out for one month, from July 17 th to August 17 th, 2006 at Karehkel village, Leuwiliang, Bogor. The population of this research were the whole leaders and members of the member of Pandan Wangi farmer group combination, that were 100 persons. The samples were 50 persons taken based on Slovin formula, consist of 45 members and 5 leaders. Sampling method used proportional cluster random sampling. The data consisted of primary and secondary data. The data were analyzed by descriptive analysis and rank Spearman correlation. The results of research showed that the whole farmers thought that the leader have enough ability in technical and conceptual skill but not in social interaction skill. There were convergency about the leadership effectivity between the leaders and the members perception, especially in technical and conceptual skill aspect but not in sosial interaction skill. The correlation between the individual factors and the leadership effectivity are the age with the social interaction skill and the conceptual skill, the family responsibility with the conceptual skill, the formal education with the conceptual skill and the interaction level with the conceptual skill. Key words : convergency, effectivity, leadership, skill.

4 KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) FERRI FIRDAUS D Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

5 KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) Oleh FERRI FIRDAUS D Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 29 Januari 2007 Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Ir. Sutisna Riyanto, MS Prof. Dr. Djoko Susanto, SKM, APU NIP NIP Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Ronny R. Noor, MRur. Sc NIP

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 Juni Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan H. Achmad Fauzi dan Hj. Sumiati. Penulis memasuki pendidikan taman kanak-kanak pada tahun 1989 di TK Al- Ikhlas Condet, Jakarta Timur. Tahun 1990 penulis memasuki pendidikan dasar di SDN 011 Pagi, Batu Ampar dan lulus tahun Tahun 1996 penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 126 Jakarta Timur dan lulus tahun Pendidikan menengah atas, penulis melanjutkan di SMU 51 Jakarta Timur pada tahun 1999 sampai tahun Setelah lulus SMU tahun 2002, penulis diterima di Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan (SEIP) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan yaitu Koperasi Mahasiswa (KOPMA) dan Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Industri Peternakan (HIMASEIP). Penulis menjadi anggota Koperasi Mahasiswa (KOPMA) pada tahun 2003 dan Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Industri Peternakan (HIMASEIP) pada tahun 2005 dan berada dibawah Departemen Kesekretariatan.

7 KATA PENGANTAR Alhamdulillahhirabil alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, karunia dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Penyusunan skripsi yang berjudul Konvergensi Keefektivan Kepemimpinan (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi sangat membutuhkan pengetahuan yang mendalam mengenai keefektivan kepemimpinan. Pengetahuan yang memadai mengenai keefektivan kepemimpinan dalam sebuah kelompok tani-ternak sangat penting untuk meningkatkan keefektivan kerja ketua dengan anggota dalam kelompok tani-ternak. Oleh karena itu, tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui persepsi ketua dan anggota tentang keefektivan kepemimpinan dalam kelompok tani-ternak, mengetahui kesesuaian persepsi ketua dan anggota, mengetahui hubungan faktor situasi dengan keefektivan kepemimpinan dan mengetahui hubungan faktor individu dengan keefektivan kepemimpinan. Semua kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya, skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Saran, kritik dan masukan sangat diharapkan oleh penulis untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Amien. Bogor, Januari 2007 Penulis

8 DAFTAR ISI RINGKASAN... ABSTRACT... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... PENDAHULUAN... Latar Belakang... Perumusan Masalah... Tujuan Penelitian... KERANGKA PEMIKIRAN... TINJAUAN PUSTAKA... Pemimpin dan Kepemimpinan... Teori Kepemimpinan... Keefektivan Kepemimpinan... Persepsi... Proses Persepsi... Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi... Karakteristik Peternak... Kelompok Tani Ternak... Konvergensi... METODE PENELITIAN... Lokasi dan Waktu... Populasi dan Sampel... Desain Penelitian... Data dan Instrumen... Validitas dan Reliabilitas Instrumen... Pengumpulan Data... Analisis Data... Definisi Operasional... KEADAAN UMUM LOKASI... Potensi Sumber Daya Alam... Halaman i ii iii iv v vi vii x xi xii

9 Potensi Sumber Daya Manusia... Jumlah Penduduk... Tingkat Pendidikan... Mata Pencaharian... Profil Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi... Nama Kelompok... Susunan Pengurus... Produk Pertanian... Visi dan Misi... Profil Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi... Susunan Pengurus... HASIL DAN PEMBAHASAN... Karakteristik Individu... Umur... Jumlah Tanggungan Keluarga... Tingkat Pendapatan Usaha Tani-Ternak... Pendidikan Formal... Pendidikan Non Formal... Pengalaman Bertani-beternak... Tingkat Interaksi... Lama Keanggotaan... Keefektivan Kepemimpinan... Keterampilan Teknis... Keterampilan Interaksi Sosial... Keterampilan Konseptual... Konvergensi (titik temu) Persepsi Pemimpin dan Anggota... Kesesuaian Prioritas Fungsi Kepemimpinan... Kesesuaian Kualitas Fungsi Kepemimpinan... Faktor Situasi Berhubungan dengan Keefektivan Kepemimpinan... Kondisi Kerja Tanggung Jawab... Peraturan... Hubungan antara Faktor Individu dengan Keefektivan Kepemimpinan... Hubungan Umur dengan Keterampilan Interaksi Sosial... Hubungan Umur dengan Keterampilan Konseptual... Hubungan Jumlah Tanggungan Keluarga dengan Keterampilan Konseptual... Hubungan Pendidikan Formal dengan Keterampilan Konseptual... Hubungan Tingkat Interaksi dengan Keterampilan Konseptual... KESIMPULAN DAN SARAN... Kesimpulan

10 Saran... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN

11 DAFTAR TABEL Nomor Populasi dan Sampel Kelompok Tani Ternak Pandan Wangi... Sebaran Luas Wilayah Pemanfaatan Lahan di Desa Karehkel... Sebaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan... Sebaran Mata Pencaharian Penduduk Desa Karehkel... Sebaran Responden Menurut Karakteristik Anggota... Sebaran Responden Menurut Karakteristik Ketua... Sebaran Responden Menurut Karakteristik Anggota dan Ketua... Rataan Skor Persepsi Ketua Tentang Keefektivan Kepemimpinan... Rataan Skor Persepsi Ketua-Anggota Tentang Keefektivan Kepemimpinan Berdasarkan Keterampilan Teknis... Rataan Skor Persepsi Ketua-Anggota Tentang Keefektivan Kepemimpinan Berdasarkan Keterampilan Interaksi Sosial... Rataan Skor Persepsi Ketua Tentang Keefektivan Kepemimpinan Berdasarkan Keterampilan Konseptual Konvergensi (titik temu) Persepsi Ketua dengan Anggota... Faktor Situasi dalam Kelompok Tani-Ternak... Faktor yang Berhubungan dengan Keefektivan Kepemimpinan... Hubungan Faktor Individu dengan Keefektivan Kepemimpinan... Halaman

12 DAFTAR GAMBAR Nomor Hubungan Persepsi Pemimpin dan Anggota dengan Faktor-faktor yang Menentukan dengan Efektivitas Kepemimpinan... Unsur-unsur yang Berkaitan dengan Kepemimpinan... Hubungan Keefektivan Individu, Kelompok dan Organisasi... Pembentukan Persepsi Berdasarkan Model Salomon... Keadaan Wilayah Desa Karehkel... Susunan Pengurus Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi... Susunan Pengurus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi... Halaman

13 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Validitas dan Reliabilitas Instrumen... Kuisioner Konvergensi Keefektivan Kepemimpinan (Anggota Kelompok)... Kuisioner Konvergensi Keefektivan Kepemimpinan (Ketua Kelompok)... Konvergensi Keterampilan Teknis dengan Uji Korelasi rank Spearman... Konvergensi Keterampilan Interaksi Sosial dengan Uji Korelasi rank Spearman... Konvergensi Keterampilan Konseptual dengan Uji Korelasi rank Spearman... Uji T Pada Keterampilan Teknis... Uji T Pada Keterampilan Interaksi Sosial... Uji T Pada Keterampilan Konseptual... Halaman

14 PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Goncangan perekonomian yang dialami Indonesia beberapa tahun lalu dan sampai sekarang, semakin menyadarkan pentingnya peranan pertanian terutama di daerah pedesaan yang mengalami langsung dampak kritis multidimensional. Sub sektor peternakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sektor pertanian, sudah saatnya menjadi arah pembangunan dengan menekankan pada penguatan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat peternak. Kemampuan manajerial yang handal saja ternyata tidak cukup untuk mewujudkan tujuan peternakan. Kotler (1997), menyatakan bahwa untuk dapat meraih keberhasilan peternakan tidak hanya berpegangan pada manajemen yang handal yang menyebabkan stabilitas dalam organisasi tersebut. Namun peternakan juga harus menciptakan perubahan yang membawa kepada kemajuan organisasi. Dengan alasan tersebut maka peternakan juga memerlukan seorang pemimpin yang mampu menciptakan perubahan, menentukan kebijakan untuk masa depan dan memotivasi anggota untuk menciptakan perubahan. Pemimpin adalah personil yang menduduki posisi penting dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Nawawi dan Hadari (2004), kepemimpinan sebagai suatu konsep manajemen dalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan yang strategis dalam organisasi dan selalu diperlukan dalam kehidupan kelompok. Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun kelompok dalam organisasi tertentu sangat tergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan (Siagian, 1999). Mengingat aspek kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang turut menentukan perkembangan mutu suatu kelompok tani-ternak, maka upaya-upaya yang mengarah kepada peningkatan mutu kepemimpinan pada suatu kelompok taniternak patut dipertimbangkan. Hasil kajian tersebut diharapkan mampu memberikan masukan bagi pihak kelompok tani-ternak, terutama untuk strategi peningkatan dan pengembangan kepemimpinan dalam kelompok tani-ternak. Melalui sebuah pola kepemimpinan yang efektif serta didukung dengan kemampuan manajerial yang 1

15 handal diharapkan sebuah kelompok tani-ternak mampu merealisasikan tujuan atau target yang ditetapkan oleh kelompok dapat tercapai. Perumusan Masalah Kepemimpinan adalah fungsi dari kemampuan untuk mempengaruhi motivasi atau kompetensi individu-individu lainnya dalam suatu kelompok dan kemampuan membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab terhadap usaha mencapai tujuan organisasi. Ketua memiliki pengaruh yang sangat kuat untuk menentukan bentuk hubungan dan pendelegasian tugas kepada bawahannya agar kegiatan dalam pencapaian tujuan perusahaan dapat dilakukan dengan optimal. Keefektivan kepemimpinan adalah penilaian pada pelaksanaan fungsi kepemimpinan pada suatu kelompok yang diukur berdasarkan persepsi responden tentang perilaku-perilaku kepemimpinan dalam kelompok, dengan indikator keterampilan teknis, keterampilan interaksi sosial dan keterampilan konseptual. Jadi keefektivan kepemimpinan sangat tergantung pada kemampuan persepsi seseorang. Tercapainya keefektivan dan keefisienan kerja anggota pada suatu kelompok sangat ditentukan oleh manajemen kepemimpinan. Manajemen kepemimpinan sangat diperlukan dalam kelompok, dengan demikian diperlukan pengkajian mengenai persepsi ketua dan anggota terhadap faktor-faktor yang menentukan keefektivan kepemimpinan. Dengan mengetahui berbagai faktor yang menentukan keefektivan kepemimpinan, diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak kelompok tani-ternak, terutama untuk strategi peningkatan dan pengembangan kepemimpinan dalam kelompok tani-ternak. Selama ini, penelitian tentang keefektivan kepemimpinan hanya dilihat dari sisi kepemimpinan atau anggota tidak kedua-duanya, namun pada penelitian ini dibahas dari dua sisi yakni dari sisi ketua dan anggota. Konvergensi merupakan kecenderungan dua atau lebih individu untuk bergerak menuju ke arah satu tujuan, atau menyatukan pengertian dalam satu pandangan atau fokus. konvergensi ini membandingkan dua persepsi antara ketua dan anggota, bagaimana titik temu antara persepsi keduanya mengenai keefektivan kepemimpinan, sedangkan keefektivan kepemimpinan bersifat spesifik dan kondisional. Keefektivan yang ditunjukkan oleh ketua yang sudah berusaha dalam menjalankan kepemimpinannya secara efektif, 2

16 tetapi menurut anggotanya belum efektif. Jadi keefektivan kepemimpinan dapat ditentukan dengan adanya kesamaan pemahaman anggota dan ketua. Sejalan dengan acuan di atas, penelitian ini bermaksud menjawab permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi ketua dan anggota tentang keefektivan kepemimpinan? 2. Apakah ada kesesuaian persepsi ketua dengan anggota? 3. Apakah faktor situasi berhubungan dengan keefektivan kepemimpinan? 4. Apakah faktor individu berhubungan dengan keefektivan kepemimpinan? Tujuan Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan: 1. Mengkaji persepsi ketua dan anggota tentang keefektivan kepemimpinan. 2. Mengkaji kesesuaian persepsi ketua dan anggota. 3. Mengkaji hubungan faktor situasi dengan keefektivan kepemimpinan. 4. Mengkaji hubungan faktor individu dengan keefektivan kepemimpinan. 3

17 KERANGKA PEMIKIRAN Keefektivan kepemimpinan tidak hanya diukur dari sisi ketua tetapi juga pada anggota kelompok. Kepemimpinan dikatakan efektif apabila semua anggota menyatakan puas terhadap semua yang diterapkan oleh ketua kelompok. Jadi, ketua kelompok harus dapat memperhatikan hubungan dan pembagian tugas dengan jelas bagi tiap-tiap anggota agar tercipta kesamaan persepsi. Penelitian ini membahas mengenai keefektivan kepemimpinan berdasarkan keterampilan kepemimpinan yang terdiri dari keterampilan teknis, interaksi sosial dan konseptual. Keefektivan kepemimpinan dilihat dari dua sudut persepsi, yaitu persepsi ketua dan persepsi anggota. Adanya dua persepsi antara ketua dan anggota diharapkan keefektivan kepemimpinan dapat dipahami dan dilihat dengan jelas. Menurut Tody dalam Desiyani (2003), Persepsi dapat dipengaruhi oleh ciri karakteristik individu. Adapun ciri faktor ketua yaitu umur, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendapatan, pendidikan formal, pendidikan non formal, pengalaman bertani-beternak, tingkat interaksi dan lama kepemimpinan. Faktor anggota yaitu umur, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendapatan, pendidikan formal, pendidikan non formal, pengalaman bertani-beternak, tingkat interaksi dan lama keanggotaan. Keterampilan kepemimpinan terdiri dari keterampilan teknis, keterampilan interaksi sosial dan keterampilan konseptual, sedangkan kondisi kerja, tanggung jawab dan peraturan merupakan faktor situasi. Keterampilan dalam kepemimpinan sangat erat dengan pengaplikasian tugas dalam organisasi perusahaan. Keterampilan kepemimpinan dapat berupa keterampilan teknis (Technical skill), keterampilan manusiawi (Human skill) dan keterampilan konseptual (Conceptual skill). Keterampilan teknis (Technical skill) menunjukkan bahwa seseorang memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam setiap jenis proses atau teknis berhubungan dengan sarana. Keterampilan manusiawi (Human skill) yaitu kemampuan untuk bekerja dengan orang lain secara efektif dan membina kerjasama. Keterampilan konseptual (Conceptual skill) yaitu kemampuan untuk berpikir yang berkaitan dengan perencanaan jangka panjang, seperti kerangka kerja, model dan sebagainya. Keterampilan konseptual ini berkaitan dengan gagasangagasan (Hiks dan Gullet, 1975 dalam Wahjosumidjo, 1992). 4

18 Hubungan persepsi ketua dan anggota dengan faktor-faktor yang menentukan keefektivan kepemimpinan dapat dilihat pada Gambar 1. Faktor Situasi Kondisi Kerja Tanggung Jawab Peraturan Keefektivan Kepemimpinan Faktor Ketua Umur Jumlah tanggungan keluarga Tingkat pendapatan usaha tani-ternak Pendidikan formal Pendidikan non formal Pengalaman bertanibeternak Tingkat interaksi kelompok Lama kepemimpinan Keterampilan Kepemimpinan Keterampilan Teknis Keterampilan Interaksi Sosial Keterampilan Konseptual Konvergensi Faktor Anggota Umur Jumlah tanggungan keluarga Tingkat pendapatan usaha tani-ternak Pendidikan formal Pendidikan non formal Pengalaman bertanibeternak Tingkat interaksi kelompok Lama keanggotaan Gambar 1. Hubungan Persepsi Ketua dan Anggota dengan Faktor-faktor yang Menentukan Keefektivan Kepemimpinan. 5

19 TINJAUAN PUSTAKA Pemimpin dan Kepemimpinan Siagian (1999), mendefinisikan kepemimpinan dalam pengertian terbatas adalah suatu pribadi yang mampu membimbing pengikutnya dengan bantuan kecakapan-kecakapan yang dimiliki serta mendapat dukungan dan pengakuan (legitimasi) dari pengikutnya. Pemimpin adalah seorang atau pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, sehingga mampu mempengaruhi orang lain untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian suatu tujuan bersama. Herbert dan Gullet (1996), menyebutkan bahwa seorang pemimpin memiliki fungsi yang kompleks dalam manajemen perusahaan, di antaranya adalah membangkitkan semangat para pekerja dengan cara meyakinkan pekerja agar mengetahui bahwa pekerjaannya sangat penting bagi perkembangan perusahaan. Pemimpin menggugah pekerja untuk menerima atau menyetujui tujuan-tujuan organisasi dengan antusias dan bekerja dengan efektif dalam rangka mencapai prestasi kerja. Pemimpin melakukan pengarahan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok. Proses ini didefinisikan oleh Stoner dan Edward (1992), sebagai kegiatan kepemimpinan. Kepemimpinan sebagai salah satu proses manajerial dapat diartikan sebagai suatu proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok. Tiga implikasi penting dalam kepemimpinan adalah: pertama kepemimpinan harus melibatkan orang lain, bawahan atau pengikut; kedua kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan anggota kelompok; ketiga kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk mempengaruhi perilaku pengikut melalui berbagai cara. Pemimpin dalam melakukan kegiatan bertanggung jawab atas tercapainya tujuan-tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu. Hubungan antara unsur-unsur tersebut disajikan pada Gambar 2. 6

20 MANAJEMEN MERENCANAKAN MENGORGANISASIKAN MEMIMPIN MENGAWASI TUJUAN ORGANISASI YANG TELAH DITETAPKAN Gambar 2. Unsur-unsur yang Berkaitan dengan Kepemimpinan Sumber : Stoner dan Edward (1992) Berdasarkan diagram di atas, kerangka manajemen menurut Stoner dan Edward (1992) dalam Wahjosumidjo (1992), sebagai suatu proses ada empat macam peranan penting bagi para pemimpin yaitu: 1. Kepemimpinan atau pemimpin pada hakikatnya merupakan salah satu fungsi manajer, di samping fungsi planning, organizing dan controlling. 2. Pemimpin dalam melaksanakan serangkaian fungsi manajemen harus selalu mampu memberikan petunjuk, bimbingan dan pengarahan pada bawahan. 3. Pemimpin tidak bisa bekerja sendiri tanpa adanya kerjasama dengan bawahan, pemimpin harus dapat bekerjasama dalam satu tim kerja. 4. Pemimpin harus mampu menciptakan suasana kerja sebaik-baiknya (proper atmosphere), harus memenuhi apa yang diharapkan bawahan, sehingga para bawahan dapat bekerja dengan sebaik-baiknya. Kepemimpinan menurut Tannenbaum et al., 1964 dalam Trimo (1995), merupakan suatu interpersonal influence yang dijalankan dalam suatu situasi dan diarahkan, melalui proses komunikasi kepada pencapaian suatu tujuan atau tujuantujuan tertentu. Menurut Schneider et al., dalam Effendi dan Uchjana (1992), pemimpin didefinisikan sebagai seseorang yang secara formal diberikan status tertentu melalui pemilihan, pengangkatan, keturunan, revolusi atau cara-cara lain. Kepemimpinan mengacu kepada perilaku yang ditujukan seseorang atau lebih individu dalam kelompok yang membantu kelompok mencapai tujuannya. 7

21 Teori Kepemimpinan Membahas tentang kepemimpinan akan terkait dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli. Terdapat tiga teori yang menonjol dalam menjelaskan kemunculan seseorang sebagai pemimpin yang dijabarkan oleh Herujito (1996), yaitu: 1. Teori Genetik (Heredity Theory) mengatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan. 2. Teori Sosial yang menjabarkan bahwa setiap orang dapat menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup. 3. Teori Ekologis yang merupakan gabungan teori genetik dan teori sosial mengatakan seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu kelahirannya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat-bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang dimiliki. Keefektivan Kepemimpinan Keefektivan berasal dari kata dasar efektif, artinya : 1) Ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya) seperti: manjur; mujarab; mempan. 2) Penggunaan metode/cara, sarana/alat dalam melaksanakan aktivitas sehingga berhasil guna (mencapai hasil yang optimal). Kata dasar tersebut mendapat awalan ke dan akhiran an sehingga menjadi keefektivan. Keefektivan adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu, kelompok dan organisasi. Makin dekat prestasi yang dicapai terhadap prestasi yang diharapkan (standar), maka makin efektif dalam penilaian mereka (Gibson, 1979 dalam Suwarto, 1999). Menurut Gibson, 1979 dalam Suwarto (1999), Hubungan keefektivan individu, kelompok dan organisasi menggunakan tiga macam perspektif keefektivan yang diidentifikasi sebagai berikut : (1) Keefektivan individu, pada perspektif ini menekankan pelaksanaan tugas-tugas dan tanggung jawab individu anggota organisasi dari suatu organisasi. Tugas 8

22 dan tanggung jawab yang dilaksanakan merupakan bagian dari pekerjaan sesuai dengan peran/posisi individu dalam suatu organisasi. Keberhasilan individuindividu dalam organisasi lazimnya sangat berkaitan dengan kerja dalam kelompok sehingga individu-individu jarang bekerja terpisah dari pekerja lain dalam organisasi, maka harus dipertimbangkan perspektif lain yaitu keefektivan kelompok. (2) Keefektivan kelompok, merupakan jumlah sumbangan dari keseluruhan anggota kelompok. Salah satu contoh, sekelompok ilmuwan yang terkait dalam pekerjaan suatu proyek yang satu dengan yang lain tidak saling berkaitan. Ini berarti pekerjaan akan efektif apabila setiap ilmuwan bekerja sendiri secara efektif. Dalam hal ini keefektivan kelompok melebihi jumlah hasil sumbangan individual, seperti : produk perakitan, hasil barang jadi perakitan merupakan hasil dari sumbangan setiap individu. (3) Keefektivan organisasi, organisasi merupakan kumpulan dari individu dan kelompok sehingga keefektivan organisasi pada dasarnya merupakan fungsi dari keefektivan individu dan kelompok. Keefektivan organisasi dapat melebihi keefektivan individu dan kelompok, artinya organisasi memperoleh tingkat prestasi lebih tinggi dibanding dengan jumlah prestasi masing-masing bagian yang ada dalam organisasi. Hubungan keefektivan individu, kelompok dan organisasi disajikan pada Gambar 3. Keefektivan Organisasi Keefektivan Kelompok Keefektivan Individu Gambar 3. Hubungan keefektivan Individu, Kelompok dan Organisasi. 9

23 Hicks dan Gullet dalam Wahjosumidjo (1992), menyatakan bahwa ada tiga jenis keterampilan dalam kepemimpinan yaitu keterampilan teknis (Technical skill), keterampilan manusiawi (Human skill), keterampilan konseptual (Conseptual skill). Keterampilan teknis (Technical skill) yaitu kemampuan pemimpin dalam melakukan aktivitas teknis kepemimpinan yang diukur dengan indikator tugas-tugas teknis seorang pemimpin. Keterampilan manusiawi (Human skill) yaitu kemampuan pemimpin untuk bekerja dengan orang lain secara efektif dan untuk membina kerjasama yang menyangkut manusia. Keterampilan konseptual (Conceptual skill) yaitu kemampuan untuk berpikir yang berkaitan dengan perencanaan jangka panjang, seperti kerangka berpikir, model dan sebagainya. Keterampilan yang dimiliki pemimpin akan dapat menunjang keefektivan kepemimpinan dengan melalui penerapan dalam peternakan. Persepsi Persepsi dapat didefinisikan dari berbagai sudut pandang. Menurut pengertian psikologi, persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang terpadu dalam diri individu. Aktivitas yang terpadu dalam hal ini diartikan sebagai peran aktif semua hal yang ada dalam diri individu dalam mempengaruhi persepsi, seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan dan aspek-aspek lainnya (Davidoff, 1981 dalam Walgito, 2001). Persepsi merupakan suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera agar memberi makna kepada lingkungan sekitarnya (Robbins, 1996). Persepsi juga dapat diartikan sebagai proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan. Sebaliknya alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi (Sarwono, 1999). Menurut ilmu komunikasi, persepsi didefinisikan sebagai proses internal yang memungkinkan individu memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan sekitar. Proses itu kemudian akan mempengaruhi perilaku individu (Baron dan Paulus, 1991 dalam Mulyana, 2001). Objek persepsi dapat bermacam-macam, yaitu dapat berwujud benda-benda, situasi dan juga berwujud manusia. Bila objek persepsi berwujud benda-benda 10

24 disebut persepsi benda (things perception) atau disebut juga non-social perception, sedangkan bila objek persepsi berwujud manusia atau orang disebut persepsi sosial atau social perception (Heider, 1958 dalam Walgito, 2001). Proses Persepsi Persepsi dibentuk oleh serangkaian proses yaitu seleksi, organisasi dan interpretasi dimana ketiga proses tersebut merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi dengan cepat dan bersamaan. Seleksi adalah proses penyeleksian stimulus. Hanya stimulus yang sesuai dengan kebutuhan atau yang menarik saja yang kemudian akan diubah menjadi kesadaran. Organisasi merupakan suatu proses dimana seseorang membentuk penilaian-penilaian dan mengambil kesimpulan yang lebih dikenal dengan evaluasi dan identifikasi (Sugiyanto, 1996). Gibson dan Donely dalam Sugiharto (2001), menyatakan bahwa persepsi merupakan proses kognitif dan afektif yang dialami setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya melalui indera penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman yang diinformasikan kepada dirinya dari lingkungan tempat orang tersebut berada, sehingga dapat mempengaruhi keragaman perilakunya. Apabila kebutuhan seseorang sesuai dengan objek tertentu maka persepsi orang tersebut terhadap suatu objek akan negatif. Proses pembentukkan persepsi tidak lepas dari bantuan indera (sensasi) sebagai penanggap yang cepat terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna dan suara. Sedangkan persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasikan dan diinterpretasikan (Salomon dalam Sutisna, 1999). Gambar 4 berikut mengambarkan bagaimana stimuli ditangkap melalui indera (sensasi) dan kemudian diproses oleh penerima stimuli (persepsi). 11

25 STIMULI Penglihatan Suara Indera Penerima (Sensasi) Perhatian Interpretasi (Pemberian arti) Tanggapan Bau Rasa Tekstur PERSEPSI Gambar 4. Proses pembentukan persepsi berdasarkan Model Salomon (Sutisna, 1999). Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi Persepsi dibentuk dan terkadang diputar balikkan oleh sejumlah faktor. Faktor-faktor ini dapat berada pada pihak pelaku persepsi (perceiver), obyek atau target yang dipersepsikan dan konteks dari situasi terjadinya persepsi (Robbins, 1996). Persepsi dapat dipengaruhi oleh ciri karakteristik individu. Ciri tersebut dapat berupa umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status lamanya dalam suatu pekerjaan, jumlah anggota yang menjadi beban tanggungan, asal daerah dan jenis pekerjaan (Tody, 1984 dalam Desiyani, 2003). Sementara itu, Salmovar dan Porter dalam Mulyana (2001) mengemukakan bahwa terdapat enam unsur budaya yang secara langsung mempengaruhi persepsi, yaitu: 1. Kepercayaan (Belief), Nilai (Values), Sikap (Attitudes) Kepercayaan adalah anggapan subyektif bahwa suatu obyek atau peristiwa memiliki ciri atau nilai tertentu, dengan atau tanpa bukti. Sementara itu nilai biasanya bersumber dari isu filosofi yang lebih besar yang merupakan bagian dari lingkungan budaya, karena itu nilai bersifat stabil dan sulit berubah. 2. Pandangan Dunia (Worldview) Pandangan dunia adalah orientasi budaya terhadap Tuhan, kehidupan, kematian, alam semesta, kebenaran, materi (kekayaan) dan isu-isu filosofis lainnya yang berkaitan dengan kehidupan. 12

26 3. Organisasi Sosial (Social organization) Organisasi-organisasi yang terdapat dalam masyarakat, baik formal maupun informal akan mempengaruhi persepsi seseorang mengenai dunia dan kehidupan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilaku. Lembaga informal contohnya keluarga, sedangkan lembaga formal contohnya pemerintah melalui aturanaturan. Sementara itu, lembaga-lembaga lain yang mempengaruhi persepsi adalah lembaga pendidikan, komunitas agama, komunitas etnik, kelas sosial dan partai politik. 4. Tabiat manusia (Human nature) Pandangan mengenai siapa saja, bagaimana sifat dan watak seseorang akan mempengaruhi cara orang tersebut mempersepsikan lingkungan fisik dan sosial. 5. Orientasi kegiatan (Activity orientation) Aspek lain yang mempengaruhi persepsi adalah pandangan terhadap aktivitas. Orientasi ini dianggap sebagai suatu rentang: dari Being (siapa seseorang) sehingga Doing (apa yang dilakukan seseorang). 6. Persepsi tentang diri dan orang lain (Perception of self and others) Masyarakat timur, pada umumnya adalah masyarakat kolektivis, dalam budaya kolektivis, diri (self) tidak bersifat unik atau otonom, melainkan lebur dalam kelompok (keluarga, klan, kelompok kerja, suku bangsa dan sebagainya), sementara diri dalam budaya individualistis (Barat) bersifat otonom. Karakteristik Peternak Karakteristik individu adalah sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimiliki seseorang yang ditampilkan melalui pola pikir dan pola sikap terhadap lingkungannya. Karakteristik individu menurut Newcomb, et al dalam Rafinaldi (1992), meliputi: umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, bangsa, agama dan lain-lain. Tono dalam Qodarudin (1993), menjelaskan bahwa karakteristik yang perlu diperhatikan adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, tambahan pekerjaan diluar usaha peternakan, pemakaian tenaga kerja luar keluarga dan jumlah pemilikan ternak. Menurut Zainun dalam Sari (1995), karakteristik individu akan dibawa kedalam pekerjaan seorang individu sehingga menimbulkan berbagai macam 13

27 maksud, tujuan, kepentingan, kebutuhan, kesukaan, kesetiaan, kesusahan, kegemaran, kecakapan, kemampuan dan lain-lain. Karakteristik anggota kelompok dalam hubungannya dengan persepsi terhadap keefektivan kepemimpinan khususnya keterampilan kepemimpinan pada kelompok tani ternak Pandan Wangi akan dijabarkan di bawah ini : 1. Salah satu yang dapat menggambarkan produktivitas usaha seseorang adalah umur. Umur dapat menggambarkan pengalaman seseorang dalam kehidupan sehingga terdapat keragaman sikap dan perilaku berdasarkan umur yang dimiliki (Lumentha, 1997). 2. Pendidikan formal Pendidikan salah satu faktor yang menentukan dalam mendapatkan pengetahuan (Jahi, 1988). Pendidikan formal seseorang yang semakin tinggi semakin cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan dapat mempercepat cara berpikir seseorang (Lumentha, 1997). 3. Pendidikan non formal Pendidikan non formal dapat dilakukan sebagai usaha untuk menambah wawasan, pengalaman, keterampilan dan pengetahuan. Pendidikan ini dapat berupa seminar-seminar, kursus-kursus dan pelatihan-pelatihan. Pendidikan ini merupakan suatu proses pengembangan kepribadiaan seseorang yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan (Lumentha, 1997). 4. Pengalaman beternak Pengalaman merupakan pengetahuan yang sangat berarti dalam keberhasilan usaha yang dilakukan. Semakin lama seseorang bekerja pada satu bidang tertentu maka semakin berpengalaman orang tersebut dan semakin ahli bekerja dalam bidangnya. 5. Tingkat pendapatan Pendapatan merupakan penerimaan yang diperoleh peternak dengan hasil kegiatan usaha tani ternak setiap bulan setelah dikurangi biaya produksi. 14

28 6. Tujuan beternak Tujuan beternak merupakan tujuan dalam melakukan suatu kegiatan usaha taniternak. Tujuan beternak ini dapat dibagi kedalam kelompok usaha pokok dan usaha sambilan. 7. Lama menjadi anggota Lama menjadi anggota menentukan pengalaman seseorang terhadap kelompok. Banyaknya orang yang berpengalaman dalam suatu kelompok maka akan mempengaruhi tingkat kemajuan kelompok. 8. Tingkat interaksi Tingkat interaksi merupakan jumlah atau banyaknya pertemuan yang dilakukan oleh anggota dengan ketua kelompok dalam satu bulan, baik itu kunjungan yang dilakukan oleh ketua kelompok maupun anggota kelompok. Kelompok Tani Ternak Soekanto (1990), mendefinisikan kelompok sebagai himpunan atau kesatuankesatuan manusia yang hidup bersama, hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling tolong-menolong. Kelompok tani ternak adalah kumpulan petani-peternak yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian-peternakan untuk bekerjasama meningkatkan produktivitas usaha tani-ternak dan kesejahteraan anggotanya baik anggotanya pria maupun wanita (Keputusan Menteri Pertanian, 1997). Kelompok dapat dibedakan menjadi kelompok formal dan kelompok informal. Menurut Soekanto (1990), kelompok formal adalah kelompok yang memiliki peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesama. Sedangkan kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu dengan pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulangkali, yang menjadi dasar pertemuan yaitu kepentingan-kepentingan dan pengalaman-pengalaman yang sama. Sedangkan Gibson dalam Marliati (1996), menjelaskan bahwa pembentukan suatu kelompok didasari atas beberapa alasan, diantaranya: 15

29 1. Pemuasan kebutuhan. Hasrat untuk mendapatkan kepuasan dengan terpenuhinya kebutuhan akan kesamaan, sosial dan penghargaan. 2. Kedekatan dan daya tarik. Kedekatan secara fisik serta daya tarik antara orang yang satu dengan yang lainnya karena mempunyai persamaan persepsi, sikap dan motivasi. 3. Tujuan kelompok. Seseorang berkeinginan untuk menjadi anggota kelompok karena tertarik pada tujuan kelompok. 4. Alasan ekonomi. Seseorang melalui kelompok akan memperoleh keuntungan ekonomis yang lebih besar. Konvergensi Konvergensi berasal dari bahasa inggris yaitu convergence atau convergency yang berarti tindakan bertemu atau bersatu di suatu tempat, pemusatan pandangan mata ke suatu tempat yang amat dekat (Echols dan Shadily, 1995). Salim dan Salim (1991), mengemukakan bahwa konvergensi adalah kecenderungan mengacu pada satu titik temu. Konvergensi (titik temu) berarti bahwa petunjuk dari berbagai sumber yang terkumpul dengan berbagai cara yang semuanya mengindikasikan arti yang sama atau mirip dari sumber tersebut. Petunjuk yang dihasilkan dari penerapan instrumen pengukur terhadap berbagai kelompok diberbagai tempat harus menghasilkan arti yang mirip atau jika tidak demikian harus dapat menerangkan perbedaan itu (Kerlinger, 1990). Memusat berarti bergerak menuju pertambahan pengertian bersama mengenai maksud atau pokok pandangan masing-masing. Pihak setelah terjadi pemusatan, maka tiap-tiap peserta akan mampu melihat dengan lebih jelas apa yang dimaksud oleh teman berkomunikasi (Kincaid dan Schramm, 1987). Menurut Rogers dan Kincaid (1981), konvergensi adalah kecenderungan dua atau lebih individu untuk bergerak menuju ke arah satu titik dan menyatukan pengertian dalam satu pandangan atau fokus umum. Tujuan dalam proses konvergensi sudah ada pada saat terjadinya komunikasi. Konvergensi bukanlah suatu konsep yang statis. Konvergensi selalu dinamis. Konvergensi selalu antara dua orang atau lebih. 16

30 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karehkel Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa desa tersebut terdapat anggota gabungan kelompok tani Pandan Wangi yang dibentuk oleh masyarakat, yang memiliki karakteristik umum dan diharapkan peka terhadap kepemimpinan dari kelompok tani-ternak tersebut. Penelitian yang berjudul konvergensi keefektivan kepemimpinan membahas dari sisi ketua dan anggota. Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti mengkaji keefektivan kepemimpinan. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 17 Juli sampai 17 Agustus Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah seluruh ketua dan anggota dari anggota gabungan kelompok tani Pandan Wangi yang berada di Desa Karehkel, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Populasi responden berjumlah 100 orang dan menyebar dalam lima kelompok tani-ternak. Pengambilan sampel dilakukan secara proportional cluster random sampling dengan mengambil sampel dari masing-masing kelompok yang terdiri dari 5 kelompok tani-ternak. Selengkapnya disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Populasi dan Sampel Kelompok Tani Ternak Pandan Wangi. Nama Populasi Sampel No. Kelompok Ketua Anggota Ketua Anggota Total 1. Tani Maju /100 x 45 = Cadas Gantung /100 x 45 = Sugih Tani /100 x 45 = Mitra Tani /100 x 45 = Mekar Harapan /100 x 45 = Berdasarkan pengamatan dan informasi ketua KTNA Leuwiliang, sebenarnya terdapat delapan kelompok tetapi tiga dari delapan kelompok bersifat kurang aktif 17

31 atau vakum, sehingga hanya terdapat lima kelompok yang diambil sebagai populasi. Kelima kelompok tersebut lebih aktif dalam kegiatan kelompok. Kelima kelompok ini diambil sampel sebanyak 50 orang secara acak berdasarkan rumus Slovin, terdiri dari 45 orang anggota dan 5 orang ketua dengan teknik pengambilan sampel Proportional cluster random sampling yang akan menjadi responden dalam penelitian ini. Rumus Slovin (Sevilla, 1993) : N n = 2 1+ Ne Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat di tolerir sebesar 10% Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai sebuah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk memberikan gambaran lebih mendalam tentang gejala sosial tertentu atau aspek kehidupan tertentu dari kelompok masyarakat yang diteliti, sehingga dapat diungkapkan kaitan antara berbagai gejala sosial. Variabel bebas (X) adalah faktor ketua, faktor anggota dan faktor situasi, variabel tak bebas (Y) adalah keterampilan kepemimpinan. Data dan Instrumen Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak-pihak terkait. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner. Sedangkan data sekunder melalui dokumen diperoleh dari pihak kecamatan setempat untuk pengumpulan data tentang gambaran umum daerah penelitian. Sebelum pengumpulan data utama, terlebih dahulu dilakukan uji coba kuesioner untuk mengukur validitas dan reliabilitas kuesioner yang dibuat. 18

32 Instrumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang berisi pertanyaan dan pernyataan bagi responden. Ada dua perangkat kuesioner yang digunakan, meliputi: (1) Kuesioner untuk anggota kelompok ; Karakteristik anggota Persepsi tentang faktor situasi Persepsi tentang keefektivan kepemimpinan kelompok (2) Kuesioner untuk ketua kelompok ; Karakteristik ketua Persepsi tentang faktor situasi Persepsi tentang keefektivan kepemimpinan kelompok Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan Corrected Item-Total Correlation dengan menggunakan program SPSS 12.0 for windows. Hasil reliabilitas kuisioner yang dilakukan pada pertengahan juli 2006 diperoleh nilai reliabiltas (r hitung ) sebesar 0,7580 lebih besar daripada nilai r tabel 0,632 (Singarimbun, 1998). Nilai tersebut menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan reliabel untuk digunakan pada lokasi penelitian yang sesungguhnya. Bila nilai Alpha dan r hitung > r tabel maka instrumen dianggap reliabel dan valid. Pada lampiran 1 terlihat bahwa terdapat sebelas butir pertanyaan yang gagal (tidak valid) yaitu X213, X214, X215, X216, X231, X232, X234, X311, X3111, X3123 dan X3125. Namun sebelas pertanyaan tersebut telah direvisi dan diupayakan reliabel serta valid. Pengumpulan Data Data dikumpulkan melalui pengamatan langsung di lapangan dan wawancara terstruktur langsung dengan menggunakan kuesioner kepada responden dan pihak yang terkait dalam penelitian ini, serta melakukan pengumpulan data sekunder dari pihak kecamatan setempat yang dilaksanakan di wilayah Desa Karehkel, Leuwiliang- Bogor. 19

33 Analisis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah dan dianalisis dengan prosedur sebagai berikut: 1. Statistik deskriptif, yaitu untuk melihat keragaman karakteristik anggota dan ketua kelompok tani-ternak yang meliputi umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, pengalaman bertani-beternak, tingkat interaksi, tingkat pendapatan, lama menjadi anggota, status dalam kelompok dan jumlah tanggungan keluarga. 2. Analisis hubungan, yaitu untuk mengukur hubungan antara karakteristik anggotapemimpin kelompok tani-ternak dan persepsi anggota-ketua kelompok dengan keterampilan kepemimpinan, menggunakan program SPSS 12,0 for windows dengan korelasi rank Spearman (Siegel, 1994) dengan rumus sebagai berikut: rs = 6 n t = N ( N di 2 1) Keterangan : rs = koefisien korelasi rank Spearman n = banyak jenjang d = selisih dua jenjang untuk indikator yang sama 3. Uji konvergensi, yaitu untuk melihat konvergensi persepsi tentang keefektivan kepemimpinan antara anggota dan ketua, menggunakan program SPSS 12,0 dengan uji korelasi rank Spearman (Siegel, 1994) dengan menggunakan rumus seperti diatas. Definisi Operasional Definisi operasional dan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik Peternak adalah beberapa ciri pribadi kelompok tani-ternak yang meliputi umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, pengalaman bertanibeternak, tingkat interaksi, tingkat pendapatan, lama menjadi anggota, status dalam kelompok, jumlah keluarga. 20

34 Umur merupakan usia responden pada saat penelitian dilakukan yang diukur dari tahun kelahiran sampai penelitian ini dilakukan yang dihitung dengan pembulatan kearah ulang tahun terdekat, dimana untuk enam bulan lebih dihitung menjadi satu tahun. Jumlah Tanggungan Keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang menjadi tanggung jawab, yang diukur dalam jumlah orang. Tingkat Pendapatan adalah penghasilan total yang diperoleh rumah tangga anggota atau ketua kelompok setiap bulan dari sektor pertanian dan peternakan, diukur dalam rupiah. Pendidikan Formal adalah lamanya responden duduk di bangku sekolah formal yang diselesaikan berdasarkan jenjang tidak sekolah, tamat SD/Sederajat, SLTP/Sederajat, SLTA/Sederajat dan Perguruan Tinggi. Pendidikan Non Formal adalah kursus/pelatihan dalam bidang pertanian dan bidang peternakan yang pernah diikuti anggota maupun ketua kelompok. Pengalaman Bertani-Beternak adalah lamanya anggota/ketua kelompok dalam usaha tani-ternak yang diukur dalam satuan tahun, baik sebagai usaha pokok maupun sambilan. Tingkat Interaksi adalah jumlah atau banyaknya pertemuan yang dilakukan oleh anggota dengan ketua kelompok dalam satu bulan. Pengalaman Kelompok adalah lamanya individu menjadi anggota atau ketua dalam kelompok 2. Faktor Situasi adalah aspek-aspek situasional yang berpotensi mempengaruhi kelompok dan kepemimpinan kelompok. Faktor situasi yang ada pada faktor ketua dan anggota adalah kondisi kerja, tanggung jawab dan peraturan. Kondisi Kerja adalah keadaan dan situasi tempat kerja responden berupa keadaan fisik dan sosial yang berinteraksi dengan anggota atau ketua dalam kelompok lain dalam hal melakukan pekerjaannya. Tanggung jawab adalah suatu pekerjaan yang diberikan kelompok taniternak kepada responden yang dapat berupa wewenang pekerjaan dan pekerjaan individu masing-masing responden. Peraturan adalah segala keputusan yang dibuat dan ditetapkan bersama oleh kelompok tani-ternak yang berlaku bagi semua anggota dan ketua kelompok 21

35 tempat responden bekerja. Peraturan dapat berupa waktu kerja, sanksi dan ketidakhadiran. 3. Keefektivan Kepemimpinan adalah penilaian pelaksanaan fungsi pemimpin pada suatu kelompok yang diukur berdasarkan persepsi responden tentang perilaku-perilaku kepemimpinan dalam kelompok (Gibson, 1979 dalam Suwarto, 1999). Indikator yang digunakan keterampilan teknis, keterampilan interaksi sosial dan keterampilan konseptual. Keterampilan Kepemimpinan adalah kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam memimpin. Keterampilan kepemimpinan diukur menggunakan tiga indikator, meliputi : keterampilan teknis (Technical skill), keterampilan interaksi sosial (Social interaction skill) dan keterampilan konseptual (Conceptual skill). 1. Keterampilan Teknis (Technical skill) menunjukkan seseorang memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam setiap jenis proses atau teknik berhubungan dengan sarana. Keterampilan teknis diukur dengan indikator tugas-tugas teknis seorang ketua kelompok, meliputi : Memberikan pendapat untuk mengatasi suatu masalah Penggunaan media komunikasi sebagai alat bantu untuk memperlancar pekerjaan ketua maupun anggota. Memberikan pengetahuan/informasi kepada anggota kelompok dalam melakukan pekerjaannya. Memimpin rapat dan pertemuan kelompok tani-ternak Menyelesaikan masalah yang dihadapi kelompok tani-ternak Mengarahkan pengambilan keputusan dalam pertemuan kelompok Menilai hasil kerja kelompok tani-ternak Mencoba cara-cara atau teknologi baru dalam melaksanakan kegiatankegiatan kelompok. Menerima secara terbuka pendapat-pendapat anggota. Memberikan kesempatan kepada anggota untuk berperan serta dalam kegiatan kelompok. 22

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA (Kasus Kelompok Tani Mandiri, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) SKRIPSI RENDY JUARSYAH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PELATIHAN BUDIDAYA LEBAH MADU (Kasus pada Alumni Pelatihan Budidaya Lebah Madu Kelurahan Urug, Tasikmalaya, Jawa Barat)

EFEKTIVITAS PELATIHAN BUDIDAYA LEBAH MADU (Kasus pada Alumni Pelatihan Budidaya Lebah Madu Kelurahan Urug, Tasikmalaya, Jawa Barat) EFEKTIVITAS PELATIHAN BUDIDAYA LEBAH MADU (Kasus pada Alumni Pelatihan Budidaya Lebah Madu Kelurahan Urug, Tasikmalaya, Jawa Barat) SKRIPSI WAHYUDI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI EVA SUSANTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PENGHAYATAN BUDAYA PERUSAHAAN (Kasus di PT. Madu Pramuka, Cibubur - Jakarta Timur)

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PENGHAYATAN BUDAYA PERUSAHAAN (Kasus di PT. Madu Pramuka, Cibubur - Jakarta Timur) HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PENGHAYATAN BUDAYA PERUSAHAAN (Kasus di PT. Madu Pramuka, Cibubur - Jakarta Timur) SKRIPSI DEWI SHINTA KOMALA SARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ERLI YUNEKANTARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

PERSEPSI PETERNAK SAPI POTONG KEREMAN TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI MESIN SILASE ONGGOK TAPIOKA

PERSEPSI PETERNAK SAPI POTONG KEREMAN TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI MESIN SILASE ONGGOK TAPIOKA PERSEPSI PETERNAK SAPI POTONG KEREMAN TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI MESIN SILASE ONGGOK TAPIOKA (Kasus Inovasi pada Kelompok Peternak Sapi Potong Kereman Margo Lestari di Desa Sidomukti Kecamatan Margoyoso

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) SKRIPSI MUKHAMAD FATHONI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG Kasus pada Kelompok Ternak Lembu Jaya dan Bumi Mulyo Kabupaten Banjarnegara SKRIPSI TAUFIK BUDI PRASETIYONO PROGRAM

Lebih terperinci

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) SKRIPSI DISTI LASTRIANI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

SKRIPSI RATU PUTRI RAMANTI PROGRAM STUD1 SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

SKRIPSI RATU PUTRI RAMANTI PROGRAM STUD1 SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 '@ PERILAKU WIRAUSAHA WANITA PETERNAK DALAM MENCARI DAN MENERAPKAN INFORMASI USAHATERNAK AYAM BURAS (Kasus Kelompok Tani-ternakWTanjung", Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor) SKRIPSI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) SKRIPSI SETYO UTOMO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma dari Tunas Mekar Farm di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI MUHAMAD LUCKY MAULANA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

KESINAMBUNGAN USAHA BISNIS KEMITRAAN AYAM RAS PEDAGING (Kasus di Tunas Mekar Farm Bogor) SKRIPSI Intani Dewi

KESINAMBUNGAN USAHA BISNIS KEMITRAAN AYAM RAS PEDAGING (Kasus di Tunas Mekar Farm Bogor) SKRIPSI Intani Dewi KESINAMBUNGAN USAHA BISNIS KEMITRAAN AYAM RAS PEDAGING (Kasus di Tunas Mekar Farm Bogor) SKRIPSI Intani Dewi PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor)

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor) ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor) SKRIPSI FAJAR MUTAQIEN PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH

HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG

HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG (Kasus pada Mahasiswa Fakultas Peternakan IPB) SKRIPSI JURIAN ANDIKA DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI WILAYAH JAKARTA TIMUR SKRIPSI SUCI WULANDARI

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI WILAYAH JAKARTA TIMUR SKRIPSI SUCI WULANDARI ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI WILAYAH JAKARTA TIMUR SKRIPSI SUCI WULANDARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SUCI WULANDARI.

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Kasus Restoran Hot Cwie Mie Malang dan Roellie s Margonda Depok)

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Kasus Restoran Hot Cwie Mie Malang dan Roellie s Margonda Depok) HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Kasus Restoran Hot Cwie Mie Malang dan Roellie s Margonda Depok) SKRIPSI MUHAMMAD ZICO FADLY PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER (Kasus Mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Tahun Masuk 2006, Fakultas Ekologi Manusia) ALWIN TAHER I34051845 DEPARTEMEN SAINS

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETERNAK ANGGOTA KPSBU LEMBANG KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI

ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETERNAK ANGGOTA KPSBU LEMBANG KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETERNAK ANGGOTA KPSBU LEMBANG KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI YENI MARLIANI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENYERAPAN DAN CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA PETERNAKAN DOMBA

ANALISIS PENYERAPAN DAN CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA PETERNAKAN DOMBA ANALISIS PENYERAPAN DAN CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA PETERNAKAN DOMBA (Studi Kasus di Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan dan Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) SKRIPSI EKO PUJIANTO

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS IKLAN SOSIS DI TELEVISI DALAM MEMBENTUK CITRA PRODUK SOSIS (Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor) SKRIPSI RETTY PERMATA SARI

EFEKTIVITAS IKLAN SOSIS DI TELEVISI DALAM MEMBENTUK CITRA PRODUK SOSIS (Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor) SKRIPSI RETTY PERMATA SARI EFEKTIVITAS IKLAN SOSIS DI TELEVISI DALAM MEMBENTUK CITRA PRODUK SOSIS (Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor) SKRIPSI RETTY PERMATA SARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI HESTI INDRAWASIH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI TENAGA KERJA DALAM KELUARGA UNTUK PENGEMBANGAN USAHATERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG

ANALISIS POTENSI TENAGA KERJA DALAM KELUARGA UNTUK PENGEMBANGAN USAHATERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG ANALISIS POTENSI TENAGA KERJA DALAM KELUARGA UNTUK PENGEMBANGAN USAHATERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI AYU PRIHARDHINI SEPTIANINGRUM PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI WILAYAH PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN GARUT

IDENTIFIKASI WILAYAH PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN GARUT IDENTIFIKASI WILAYAH PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN GARUT SKRIPSI SANDY KARTIWA SUTISNA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SANDY

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERAPAN KURIKULUM SISTEM MAYOR MINOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

HUBUNGAN PENERAPAN KURIKULUM SISTEM MAYOR MINOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR HUBUNGAN PENERAPAN KURIKULUM SISTEM MAYOR MINOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR SKRIPSI Oleh : INDAH MULYANI H24104009 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

SIKAP PENGUSAHA TERHADAP RENCANA RELOKASI TEMPAT PEMOTONGAN AYAM

SIKAP PENGUSAHA TERHADAP RENCANA RELOKASI TEMPAT PEMOTONGAN AYAM SIKAP PENGUSAHA TERHADAP RENCANA RELOKASI TEMPAT PEMOTONGAN AYAM (Kasus Pengusaha Pemotong Ayam Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor) SKRIPSI YOGAPRASTA ADINUGRAHA PROGRAM STUDI SOSIAL

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA RYANI MUTIARA HARDY PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI

Lebih terperinci

KONTRIBUSI USAHA TERNAK DOMBA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PETANI PETERNAK (Studi Kasus di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut) SKRIPSI RUBEN RAHMAT

KONTRIBUSI USAHA TERNAK DOMBA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PETANI PETERNAK (Studi Kasus di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut) SKRIPSI RUBEN RAHMAT KONTRIBUSI USAHA TERNAK DOMBA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PETANI PETERNAK (Studi Kasus di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut) SKRIPSI RUBEN RAHMAT PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERSUTERAAN ALAM DI KECAMATAN RANCAKALONG, KABUPATEN SUMEDANG SKRIPSI ACHMAD SUBANDY

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERSUTERAAN ALAM DI KECAMATAN RANCAKALONG, KABUPATEN SUMEDANG SKRIPSI ACHMAD SUBANDY PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERSUTERAAN ALAM DI KECAMATAN RANCAKALONG, KABUPATEN SUMEDANG SKRIPSI ACHMAD SUBANDY PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA

ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA (Survey Pada Perumahan Taman Pagelaran,Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Bogor) SKRIPSI KHUSNA RONY AGUSTINA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah explanatory (penjelasan) dengan analisis korelasional untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Fokus penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI Oleh: AYU PUSPITANINGSIH NIM. 071510201086 JURUSAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed methods). Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. GARDA WAHANA PERKASA SURABAYA SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. GARDA WAHANA PERKASA SURABAYA SKRIPSI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. GARDA WAHANA PERKASA SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA RUMAH POTONG AYAM TRADISIONAL X KELURAHAN KEBON PEDES KOTA BOGOR SKRIPSI

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA RUMAH POTONG AYAM TRADISIONAL X KELURAHAN KEBON PEDES KOTA BOGOR SKRIPSI ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA RUMAH POTONG AYAM TRADISIONAL X KELURAHAN KEBON PEDES KOTA BOGOR SKRIPSI PIPIN SOPIAH DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor) JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 Juni 2006, Vol. 2, No. 2 Abstract FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PABRIK MAKANAN TERNAK MULTIGUNA KLATEN

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PABRIK MAKANAN TERNAK MULTIGUNA KLATEN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PABRIK MAKANAN TERNAK MULTIGUNA KLATEN SKRIPSI MITA FEBTYANISA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2009 di PT. Samawood Utama Works Industries, Medan-Sumatera Utara. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG SKRIPSI DREVIAN MEITA HARDYASTUTI

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG SKRIPSI DREVIAN MEITA HARDYASTUTI STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG SKRIPSI DREVIAN MEITA HARDYASTUTI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN MARLIA PRATIWI.

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor 3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor sebagai perusahaan yang bergerak di bidang katering, juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. SURYA SEGARA SURABAYA SKRIPSI

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. SURYA SEGARA SURABAYA SKRIPSI PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. SURYA SEGARA SURABAYA SKRIPSI Diajukan Oleh : RADITYA WAHYU W. 0612010173/FE/EM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Laila Itsnaini Agus Timan Ahmad Yusuf Sobri

Laila Itsnaini Agus Timan Ahmad Yusuf Sobri Hubungan Persepsi Guru tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Etos Kerja Guru terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Laila Itsnaini Agus Timan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL Oleh RENANTI WIDYA DARA NAZARUDDIN WAHAB ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR Oleh: DEWI ERAWATI H 24066003 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang dimiliki oleh Kota Bogor. Munculnya objek wisata baru yang menawarkan keunggulannya baik dalam bentuk

Lebih terperinci

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TERHADAP MASYARAKAT LOKAL (Studi kasus di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penyuluhan Pertanian bertujuan untuk mengembangkan kemampuan petani dan kelompok tani, mengubah perilakunya dalam usaha taninya sehingga mampu menghasilkan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Management Control System, Style of Leadership, employee s work performance. vii

ABSTRACT. Keywords: Management Control System, Style of Leadership, employee s work performance. vii ABSTRACT Company as an organization consists of a group of people who is working and doing several routine activities which is planned under the coordination of a leader towards achieving specific goals.

Lebih terperinci

Pembimbing Utama : Ir. Richard WE Lumintang MSEA Pembimbing Anggota : Ir. Sudjana Natasamita

Pembimbing Utama : Ir. Richard WE Lumintang MSEA Pembimbing Anggota : Ir. Sudjana Natasamita HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETERNAK TERHADAP EFEKTIVITAS PENYULUHAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI POTONG (Kasus di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat) SKRIPSI Rahma Delni PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SAHAM PERUSAHAAN AGRIBISNIS PETERNAKAN DI PT. BURSA EFEK INDONESIA (Periode Januari Desember 2007)

ANALISIS KINERJA SAHAM PERUSAHAAN AGRIBISNIS PETERNAKAN DI PT. BURSA EFEK INDONESIA (Periode Januari Desember 2007) ANALISIS KINERJA SAHAM PERUSAHAAN AGRIBISNIS PETERNAKAN DI PT. BURSA EFEK INDONESIA (Periode Januari 2003 - Desember 2007) SKRIPSI GALIH MEITANUL IMAN PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

Oleh : Dewi Mutia Handayani A

Oleh : Dewi Mutia Handayani A ANALISIS PROFITABILITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MENURUT LUAS DAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN (Studi Kasus Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh : Dewi Mutia Handayani

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SIFAT FISIK TEPUNG IKAN SERTA TEPUNG DAGING DAN TULANG SKRIPSI FAUZAN LATIEF

KARAKTERISTIK SIFAT FISIK TEPUNG IKAN SERTA TEPUNG DAGING DAN TULANG SKRIPSI FAUZAN LATIEF KARAKTERISTIK SIFAT FISIK TEPUNG IKAN SERTA TEPUNG DAGING DAN TULANG SKRIPSI FAUZAN LATIEF PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN FAUZAN LATIEF.

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT. Arnott s Indonesia) BADAI F

ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT. Arnott s Indonesia) BADAI F ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT. Arnott s Indonesia) Oleh : BADAI F34103062 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PERNYATAAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN l. l Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

IN- PERTANIAN BOGOR U)06

IN- PERTANIAN BOGOR U)06 417 HUBUNGAN DAN SIKAP ANGGOTATERJXDAP KEBERADAAN KEU)MPOK TAN1 TERNAK (Studi Kasus Pada Kelompok Taui Ternak Domba Makori Di Keeamatan Jasinga Kabupaten Bogor) SKRIPSI IBNU SINA RACHMAT PROGRAMSIZTDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII Jurusan IPS SMA N 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2011/2012) SKRIPSI Oleh : Puji Wahono K7408252 FAKULTAS

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN Oleh : MAYA RESMAYANTY C44101004 PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS SISTEM BAGI HASIL PETERNAKAN AYAM BROILER Kasus PT Kusuma Niaga Persada Nusantara

ANALISIS PROFITABILITAS SISTEM BAGI HASIL PETERNAKAN AYAM BROILER Kasus PT Kusuma Niaga Persada Nusantara ANALISIS PROFITABILITAS SISTEM BAGI HASIL PETERNAKAN AYAM BROILER Kasus PT Kusuma Niaga Persada Nusantara SKRIPSI FERI ANDRIASTUTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan. PT BFI Finance Indonesia Tbk sebagai perusahaan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: Muhammad Fauzan K8412052 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap organisasi memiliki sumber daya manusia yang saling mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia sebagai tenaga penggerak

Lebih terperinci

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S1 Fakultas

Lebih terperinci

POTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY

POTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY POTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS SURAT KABAR JURNAL BOGOR) EDU DERMANTIO IN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS SURAT KABAR JURNAL BOGOR) EDU DERMANTIO IN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS SURAT KABAR JURNAL BOGOR) EDU DERMANTIO IN SKRIPSI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PESAN DAN AKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN

PENGELOLAAN PESAN DAN AKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PENGELOLAAN PESAN DAN AKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (Studi Korelasional Pengaruh Pengelolaan Pesan dan Aktivitas Komunikasi Pemasaran PT. BPJS Ketenagakerjaan Wilayah

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DENGAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA IKAN GURAMI

HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DENGAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA IKAN GURAMI HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DENGAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA IKAN GURAMI SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan untuk Menyelesaikan Program Sarjana pada Program Studi Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada era globalisasi ini, perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin ketat membuat perusahaan perlu meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS AKSES INFORMASI DAN PARADIGMA PETANI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KELOMPOK TANI KARYA BHAKTI (Studi pada Kelompok Tani Karya Bhakti Desa Tubanan Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara) Skripsi ini diajukan

Lebih terperinci

(Studi pada Siswa Kelas VI di Gugus IV Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya)

(Studi pada Siswa Kelas VI di Gugus IV Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya) HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi pada Siswa Kelas VI di Gugus IV Kecamatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI Oleh HENNY H24103029 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya

Lebih terperinci

SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI

SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis,

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan bisnis dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, tentunya untuk dapat bersaing sebuah perusahaan memerlukan adanya sistem manajemen

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN i PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN ASRINISA RACHMADEWI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Pendidikan Kimia

TESIS. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Pendidikan Kimia MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN PROYEK DAN EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN KIMIA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS MAHASISWA Pembelajaran Kimia pada Materi Termokimia Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN ADITYA HADIWIJOYO.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN GUGUS KENDALI MUTU DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN GUGUS KENDALI MUTU DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN GUGUS KENDALI MUTU DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus di KFC Cabang Galeria Matahari Pasar Baru Jakarta) SKRIPSI RIANSYAH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan laba yang optimal agar perusahaan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan laba yang optimal agar perusahaan tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, setiap perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan ataupun industri sejenisnya, pada umumnya mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba yang optimal

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat)

HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat) HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat) Oleh : VIORA TORIZA I34063121 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci