GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN"

Transkripsi

1 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografi Secara geografi wilayah Kabupaten Lampung Timur terletak pada 105 o o 20 Bujur Timur dan 4 o 37 5 o 37 Lintang Selatan dengan luas wilayah administrasi sekitar 3, km 2. Batas-batas administratif Kabupaten Lampung Timur meliputi: sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah barat berbatasan dengan Kota Metro dan Kabupaten Lampung Tengah, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Selatan. Satuan Wilayah Administrasi Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1999, yang secara resmi menjadi kabupaten tanggal 27 April Awalnya secara administrasi meliputi 10 kecamatan definitif, 13 kecamatan pembantu yang terdiri dari 232 desa. Dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 1999, kecamatan pembantu Margatiga dan Sekampung Udik ditingkatkan menjadi definitif. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah No. 01 tahun 2001 dan Keputusan Bupati Lampung Timur nomor 13 tahun 2001 dibentuk 11 kecamatan tambahan sehingga menjadi 23 kecamatan definitif. Selanjutnya dengan Keputusan Bupati Lampung Timur nomor 19 tahun 2001 dan nomor 06 tahun 2002 maka jumlah desa sebanyak 232 desa definitif dan 3 desa persiapan. Akhirnya tahun 2006 jumlah kecamatan di Kabupaten Lampung Timur dimekarkan lagi menjadi 24 buah kecamatan, dengan jumlah desa sebanyak 241 desa dan 5 kelurahan. Peta Administrasi Lampung Timur dapat dilihat pada Lampiran 3. Geologi dan Bahan Induk Menurut hasil penelitian Bappeda Kabupaten Lampung Timur (2006), dengan berdasarkan Peta Geologi skala 1: lembar Tanjungkarang, Sumatera (1110) (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1978) dan lembar Menggala, Sumatera (1111) (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1978) daerah Kabupaten Lampung Timur termasuk dalam 3 formasi geologi utama yaitu

2 43 Formasi Qal, Qlv, dan Qb. Semuanya termasuk dalam formasi geologi yang tergolong muda (Kuarter). a. Formasi Qal, merupakan formasi endapan aluvial dan marin, terdiri dari bahan bongkah, kerikil, pasir, lanau, lumpur, dan lempung dengan sisipan tumbuhan. Penyebarannya dijumpai di sepanjang jalur sungai-sungai utama dan sepanjang garis pantai. Di daerah pantai timur Kabupaten Lampung Timur formasi ini dijumpai di dataran pasang surut dan komplek beting (pesisir pantai). b. Formasi Qlv, merupakan Formasi Tuf Lampung yang menutupi sebagian besar daerah lahan kering di wilayah Kabupaten Lampung Timur. Formasi ini merupakan endapan yang diendapkan dalam lingkungan marin yang bercampur dengan endapan marin halus. Tuf Lampung ini mempunyai komposisi bahan halus (liat) sampai kasar (pasir) yang mengandung gelas dan batu apung. Pusat dari erupsi tuf ini berada di Teluk Lampung, sehingga keadaan tuf semakin ke arah utara semakin berkurang. c. Formasi Qb, merupakan Formasi Basal Sukadana yang termasuk dalam kelompok volkan intrusi atau merupakan batuan terobosan. Formasi ini tersebar sebagai dataran datar sampai bukit-bukit kecil yang berada di sekitar Sukadana yang secara umum membentuk pola arah barat laut-tenggara. Basal ini mempunyai umur yang sedikit lebih tua dari Tuf Lampung, sehingga sebagian formasi ini tertutup oleh formasi Tuf Lampung tersebut. Formasi basal ini mempunyai pola berupa bukit-bukit kecil yang tersebar dan terisolir di beberapa tempat yang terpisah. Komposisi batuan sebagain besar terdiri dari basal olivin. Bentuk Lahan Menurut hasil penelitian Bappeda Kabupaten Lampung Timur (2006) dengan berdasarkan pedoman klasifikasi landform menurut Marsoedi et al. (1997) dan Desaunetes (1977), daerah Kabupaten Lampung Timur dibedakan menjadi 6 grup yakni aluvial, marin, fluvio marin, volkanik, tektonik/struktural, dan grup lain-lain. Secara lengkap masing-masing grup landform beserta luasannya disajikan pada Tabel 10 dibawah ini. a. Grup aluvial, di Kabupaten Lampung Timur landform ini termasuk dalam sub grup dataran banjir, jalur aliran sungai, dataran aluvial, dan depresi aluvial dengan bentuk wilayah datar dengan lereng 0-3%. Landform ini terbentuk karena

3 44 pengendapan dari bahan-bahan endapan sungai yang terdiri dari kerikil, pasir, debu, dan liat. Penyebaran utamanya di sepanjang jalur aliran sungai yang membentuk hamparan dataran banjir di kanan kiri sungai, di daerah cekungan dan daerah rendah. b. Grup Marin, terbentuk oleh aktivitas marin (laut) yang berupa endapan bahan marin. Di Kabupaten Lampung Timur grup ini terdiri dari punggung dan cekungan pesisir marin resen dan subresen, dataran pasang surut lumpur, dan rawa belakang pasang surut dengan bentuk wilayah datar sampai agak datar, lereng 1-3 %. Penyebarannya terdapat di bagian pantai sampai beberapa kilometer dari garis pantai ke daratan. c. Grup Fluvio-marin, terbentuk oleh proses fluvial (sungai) dan marin (laut). Di Kabupaten Lampung Timur landform ini digolongkan sebagai dataran fluvio marin dengan relief datar, lereng 0-3%. Penyebarannya terdapat di beberapa lokasi yang merupakan daerah peralihan antara rawa belakang pantai dan beting yang merupakan punggung dan cekungan pesisir subresen dengan daerah aluvial dan dataran. d. Grup Volkanik, landform ini membentuk dataran hingga perbukitan yang tersebar di beberapa tempat secara terpisah. Hal merupakan ciri batuan terobosan yang menerobos formasi yang lain. Grup ini membentuk dataran volkan dan perbukitan volkan agak datar hingga berbukit kecil, lereng 1-25%. e. Grup Tektonik/Struktural, merupakan landform yang terbentuk dari Tuf Lampung yang bersusunan bahan halus (liat) hingga kasar (pasir) dan selanjutnya telah mengalami proses tektonisme yaitu proses pengangkatan, pelipatan, patahan, dan pengikisan/erosi. Di Kabupaten Lampung Timur, proses ini membentuk sub grup dataran agak datar hingga berombak. Penyebarannya hampir merata di seluruh wilayah Lampung Timur, terutama di bagian lahan kering. Sedangkan sub grup yang berasal dari bahan skis dan granit membentuk dataran berombak hingga berbukit kecil, lereng 3-25%. Penyebarannya terdapat di bagian barat daya Kabupaten Lampung Timur.

4 45 Tabel 10 Bentuk lahan di Kabupaten Lampung Timur Bentuk Lahan Luas Ha % GRUP ALUVIAL (A) - Dataran banjir pada sungai meander 7, Jalur aliran sungai meander 1, Dataran aluvial 10, Jalur aliran sungai bukan meander Depresi aluvial 3, GRUP MARIN (M) - Punggung dan cekungan pesisir resen 3, Punggung dan cekungan pesisir subresen 5, Beting pasir pantai Pesisir lumpur 3, Rawa belakang pasang surut 6, GRUP FLUVIO MARIN (B) - Dataran fluvio marin 13, GRUP VOLKAN (V) - Dataran volkan 158, GRUP TEKTONIK/ STRUKTURAL (T) - Dataran tektonik 90,051, Perbukitan tektonik 9, GRUP LAIN-LAIN (X) - Taman Nasional 120, Tubuh air Total Luas Wilayah 394, Sumber : Peta Satuan Lahan, Bappeda Kabupaten Lampung Timur Tahun Topografi Kondisi topografi di Lampung Timur secara umum meliputi kelas kelerengan datar, berombak, bergelombang, dan berbukit kecil. Sebagian besar daerah di Lampung Timur memiliki topografi datar dan berombak. Topografi datar mencapai luasan 100, ha atau 25.47% dari total luas wilayah Kabupaten Lampung Timur (Tabel 11). Wilayah dengan kelerengan sebagian besar datar mencakup Kecamatan Pasir Sakti, Labuhan Maringgai, Purbolinggo, Pekalongan, dan Batang hari. Sedangkan Topografi berombak mencapai luasan 124, ha atau mencapai 31.53%. Wilayah dengan kelerengan sebagian besar berombak meliputi kecamatan Sukadana, Labuhan Ratu, Metro Kibang, Marga Sekampung, dan Way Jepara.

5 Wilayah dengan topografi bergelombang terdapat di kecamatan Bandar Sribawono, Melinting, dan Waway Karya. 46 Luasan total wilayah dengan kelerengan bergelombang mencapai 47, ha atau 12.01% dari luasan wilayah Lampung Timur. Topografi berbukit kecil merupakan topografi dengan luasan terkecil, yaitu seluas 2, ha atau 0.57% dari luas total Kabupaten Lampung Timur. Topografi ini tersebar di beberapa Kecamatan antara lain Bumi Agung, Sukadana, Sekampung Udik, Bandar Sribawono, Marga Sekampung, Melinting, dan Jabung. Tabel 11 Kelas lereng beserta luasannya di Kabupaten Lampung Timur No. Kelerengan Luas (Ha) % 1 Berbukit kecil (16-25%) 2, Bergelombang (8-15%) 47, berombak (3-8%) 124, Datar (0-3%) 100, Taman Nasional Way Kambas dan tubuh air (tidak diolah) 120, Jumlah 394, Sumber : Peta Satuan Lahan, Bappeda Kabupaten Lampung Timur Tahun 2006 Jenis Tanah Berdasarkan data dari Bappeda Kabupaten Lampung Timur (2006), tanahtanah di daerah survei diklasifikasikan menurut Soil Taxonomy 2003 pada tingkat ordo sebagai berikut: Alfisols, Entisols, Histosols, Inceptisols, dan Ultisols. Secara lengkap klasifikasi tanah di Kabupaten Lampung Timur dicantumkan pada Tabel 12. Tabel 12 Jenis tanah di daerah Kabupaten Lampung Timur Klasifikasi Tanah Soil Taxonomy (2003) PPT (1983) Ordo Subordo Grup Subgrup Alfisols Udalfs Hapludalfs Typic Hapludalfs Mediteran Haplik Entisols Histosols Aquents Fluvents Hemists Saprists Psammaquents Sulfaquents Endoaquents Udifluvents Sulfihemists Haplomemists Haplosaprists Typic Psammaquents Typic Sulfaquents Typic Endoaquents Typic Udifluvents Terric Sulfihemists Terric Haplomemists Terric Haplosaprists Regosol Distrik Gleisol Tionik Gleisol Ditrik Aluvial Distrik Organosol Tionik Organosol Hemik Organosol Saprik

6 47 Tabel 12 lanjutan Klasifikasi Tanah Soil Taxonomy (2003) Ordo Subordo Grup Subgrup Inceptisols Aquepts Udepts Endoaquepts Dystrudepts Eutrudepts Ultisols Udults Kandiudults Kanhapludults Hapludults Sumber: Bappeda Kabupaten Lampung Timur, 2006 Sulfic Endoaquepts Fluvaquentic Endoaquepts Aeric Endoaquepts Typic Endoaquepts Typic Dystrudepts Typic Eutrudepts Typic Kandiudults Typic Kanhapludults Typic Hapludults PPT (1983) Gleisol Tionik Gleisol Fluvik Gleisol Aerik Gleisol Distrk Kambisol Distrik Kambisol Eutrik Podsolik Kandik Podsolik Kandik Podsolik Haplik Iklim Iklim wilayah Kabupaten Lampung Timur berdasarkan Sistem Klasifikasi Iklim Schmidt dan Ferguson termasuk dalam kategori iklim B, yang dicirikan oleh adanya bulan basah selama 6 bulan (Desember Juni) dengan temperatur rata-rata berkisar o C. Curah hujan rata-rata tahunan berkisar mm. Sedangkan menurut Sistem Klasifikasi Iklim Oldeman, iklim Kabupaten Lampung Timur termasuk tipe C2 dengan jumlah bulan basah 5-6 bulan dan bulan kering 2-3 bulan. Untuk tahun 2005, kondisi curah hujan pada beberapa pengamatan stasiun iklim yang ada di Kabupaten Lampung Timur disajikan pada Lampiran 7. Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur akhir tahun 2005 sebanyak 919,017 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 462,362 jiwa dan perempuan sebanyak 455,655 jiwa. Angka ini menempatkan Lampung Timur pada peringkat ketiga di Propinsi Lampung dalam hal jumlah penduduk setelah Lampung Selatan dan Kabupaten Lampung Tengah. Bila jumlah penduduk pada tahun 2005 dibandingkan dengan angka hasil sensus penduduk tahun 2000 yang jumlahnya tercatat sebesar 869,428 jiwa, terjadi peningkatan sekitar 5,7 persen atau sekitar 49,589 jiwa. Peningkatan yang cukup besar nampaknya terjadi dalam kurun waktu di mana dari 5.7 persen penambahan diatas, sekitar 2.57 persen (22,331 jiwa) diantaranya terjadi dalam kurun waktu tersebut. Kepadatan penduduk di Kabupaten Lampung Timur rata-rata sebesar 173 jiwa per km 2 dengan rata-rata jumlah penduduk per desa sebanyak 3,782 jiwa.

7 Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terpadat yaitu Kecamatan Sekampung Udik dengan jumlah penduduk sebesar 65,866 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar 194 jiwa per km 2. Sementara itu kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kecamatan Bumi Agung dengan jumlah penduduk sebesar 16,637 jiwa namun dengan kepadatan penduduk yang lebih besar yaitu 227 jiwa per kilometer persegi. Dilihat dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin, rasio kelamin (sex ratio) penduduk Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2005 tercatat sebesar (BPS Kab Lampung Timur, 2006). Angka ini menunjukkan bahwa diantara 100 jiwa penduduk wanita yang ada, terdapat sekitar 102 jiwa penduduk laki-laki. Sedangkan dilihat dari komposisi umur penduduk, maka berdasarkan data tahun 2005, sebagian besar penduduk Kabupaten Lampung Timur merupakan penduduk usia produktif (15-64 tahun). Banyaknya penduduk usia produktif pada tahun 2005 sebesar 597,372 jiwa atau 65 persen dari total penduduk. Tabel 13 Jumlah dan persentase penduduk menurut kelompok usia dan angka beban ketergantungan, tahun 2004 dan 2005 Kelompok Usia Jumlah % Jumlah % th th 65+ th Jumlah 270, ,152 53, , , ,372 66, , Angka Beban Ketergantungan Sumber: Susenas 2004 dan 2005, ( BPS Kab Lampung Timur, 2006). Dari Tabel 13 diatas terlihat bahwa terjadi peningkatan angka usia produktif antara tahun 2004 sampai Peningkatan ini berhasil menekan angka beban ketergantungan (dependency ratio) dalam satu tahun terakhir sehingga mampu diturunkan dari persen pada tahun 2004 menjadi persen pada tahun Berarti bahwa sekarang hanya terdapat sekitar 54 orang penduduk usia tidak produktif yang harus ditanggung setiap 100 orang penduduk usia produktif. Secara kasar angka ini mengindikasikan adanya kemajuan ekonomi di Kabupaten Lampung Timur dalam satu tahun terakhir karena dengan semakin rendahnya

8 rasio beban tanggungan berarti makin banyak penduduk produktif secara ekonomi dan semakin sedikit sumber daya yang harus dibagikan kepada kelompok tidak produktif. Data jumlah angkatan kerja dari penduduk di Kabupaten Lampung Timur juga menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor utama. 49 Dari angkatan kerja yang pada akhir tahun 2005 sebanyak 462,708 jiwa, penduduk yang bekerja pada sektor pertanian mencapai 64.95%, sedangkan yang bekerja pada sektor perdagangan sebanyak 15.83%, jasa 6.81%, konstruksi 4.35% dan lain sebagainya (BPS Kab. Lampung Timur, 2006). Tabel 14 Perkembangan persentase penduduk usia kerja yang bekerja menurut lapangan usaha utama di Kabupaten Lampung Timur, tahun No Lapangan Usaha Utama Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Listrik, Gas, Air Konstruksi Perdagangan Transportasi dan Komunikasi Keuangan Jasa-Jasa Lainnya Tahun Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Lampung Timur, Memperhatikan Tabel 14 diatas, terlihat bahwa perkembangan persentase penduduk menurut usia kerja di sektor pertanian dari tahun cenderung menurun yaitu dari 73.66% menjadi 64.95%. Jika ditelusuri lebih lanjut, penurunan perkembangan di sektor pertanian tersebut kemungkinan disebabkan beralihnya sebagian profesi penduduk ke sektor perdagangan yaitu dari 10.40% meningkat menjadi 15.83% dan jasa dari 4.88% menjadi 6.81%. Perekonomian Struktur ekonomi suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya sumbangan dari sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur ekonomi ini dapat dilihat dari distribusi PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku.

9 50 Struktur perekonomian di Kabupaten Lampung Timur didominasi oleh tiga sektor utama yaitu sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, dan perdagangan, hotel, dan restoran. Ketiga sektor ini memiliki share lebih dari 10% dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Sedangkan sektor lain memiliki share yang kurang dari 10%. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, tidak terjadi perubahan struktur perekonomian yang signifikan di Lampung Timur, namun PDRB mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu dari 4,015 trilyun pada tahun 2002 menjadi 6,520 trilyun rupiah pada tahun Distribusi PDRB Kabupaten Lampung Timur menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun dapat dilihat pada Lampiran 5. Sektor pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian Kabupaten Lampung Timur. Sub sektor tanaman bahan makanan merupakan sub sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap sektor pertanian, diikuti sub sektor perikanan dan perkebunan. Sektor yang terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Bila dilihat dalam konstelasi ruang Propinsi Lampung, Kabupaten Lampung Timur merupakan satu-satunya kabupaten yang menjadikan sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor basis, terutama dari sub sektor minyak dan gas bumi. Keberadaan kilang minyak lepas pantai di sekitar Pulau Segamat yang berada di wilayah Kabupaten Lampung Timur merupakan aset terbesar dari sektor pertambangan dan penggalian. Secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Timur dalam kurun waktu tumbuh sebesar 2.26%. Pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 12.92%, diikuti sektor industri 6.63% dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 5.98% (Lampiran 6). Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Lampung Timur menurut lapangan usaha lima tahun terakhir disajikan dalam Gambar 4 berikut :

10 Industri Listrik, gas, dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel, dan re Pertanian Pertambangan dan Penggalian Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, persewaaan, da Jasa-jasa Gambar 4 Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Lampung Timur menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan 2000 tahun Walaupun demikian, bila dilihat secara rata-rata pada tahun , perekonomian Kabupaten Lampung Timur tumbuh sebesar 2.26%. Penyumbang terbesar adalah sektor pertanian (1.58%), diikuti sektor pertambangan dan penggalian (1.31%) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (0.87%) (Tabel 15). Tabel 15 Kontribusi sektoral terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung Timur tahun (persen) Tahun Ratarata No Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB dengan migas Sumber: BPS Kabupaten Lampung Timur, 2007.

11 Secara luasan, penggunaan Penggunaan Lahan 52 lahan di Lampung Timur didominasi oleh penggunaan lahan pertanian yang mencapai 55.88%. Luasan hutan menduduki posisi kedua yaitu seluas 32.32% dari luas wilayah yang merupakan Taman Nasional Way Kambas. Sisanya berupa perkampungan, kawasan industri, padang rumput, semak, rawa, danau, alang-alang, dan emplasement. Luasan masingmasing penggunaan lahan disajikan dalam Tabel 16 berikut: Tabel 16 Penggunaan lahan di Kabupaten Lampung Timur No. Penggunaan Lahan Luas (ha) % 1 Alang-alang Danau Emplasement Hutan Belukar 127, Kawasan Industri Kampung Jarang 34, Kampung Padat 2, Perkebunan Besar 4, Kebun rakyat 45, Padang Rumput Rawa 3, Semak 5, Sawah 67, Tambak 4, Tegalan 98, Waduk , Sumber : BPN Kab. Lampung Timur, tahun Komoditas Pertanian Utama Lahan kering mendominasi lahan pertanian di Kabupaten Lampung Timur. Komoditas tanaman yang dikembangkan meliputi tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Komoditas pertanian dari sub sektor tanaman pangan yang telah dikembangkan di wilayah Kabupaten Lampung Timur diantaranya padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubikayu, ketela rambat dan kacang hijau. Tabel 17 menunjukkan bahwa komoditas jagung mendominasi usahatani dari sub sektor tanaman pangan, kemudian diikuti padi sawah dan ubi kayu. Dalam empat tahun terakhir ini (Tahun ) perkembangan luas areal panen tanaman jagung mengalami peningkatan dari 105,016 ha menjadi 123,665 ha. Sedangkan untuk tanaman padi sawah perkembangannya cenderung menurun, dari 73,932 ha

12 menjadi 72,531 ha. Penurunan tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya konversi lahan sawah menjadi tambak udang dan usaha walet. Dari beberapa komoditas tersebut, tingkat pengusahaan terhadap teknologi masih sederhana, yang ditunjukkan dengan tingkat produktivitas relatif rendah (BPS Kab. Lampung Timur, 2006). Tabel 17 Luas panen dan produksi tanaman pangan Kabupaten Lampung Timur, tahun 2005 No. Jenis Tanaman Luas Panen (ha) 1. Padi Sawah 72, Padi Ladang 5, Jagung 123, Kedelai Kacang Tanah 1, Ubikayu 36, Ketela Rambat Kacang Hijau 850 Sumber: BPS Kabupaten Lampung Timur, Produksi (ton) 330,507 16, , , ,886 6, Produktivitas (kg/ha) 4,557 2,833 3,485 1,042 1,087 18,780 9, Sedangkan untuk jenis tanaman perkebunan dari data statistik tahun 2005 jenis tanaman utama yang ada di daerah Lampung Timur adalah kelapa dalam, lada, kakao dan kelapa sawit. Tabel 18 Luas area dan produksi tanaman perkebunan Kabupaten Lampung Timur tahun 2005 No Jenis Tanaman Luas Areal (Ha) Produksi (ton) TBM TM TR/TT Jumlah Aren Cabe Jawa Cengkeh Kakao Kayu Manis Kapuk Karet Kelapa Dalam Kelapa Hibrida Kelapa Sawit Kopi robusta Lada Pinang Panili Jahe Kencur Kunyit Lengkuas Tembakau Temulawak Wijen , , , , , , , Sumber: Badan Pusat Statistik Lampung Timur, , , , , , , , , , , ,

13 54 Tabel 18 diatas menunjukkan bahwa luas areal kelapa dalam menempati urutan pertama dalam usahatani perkebunan yaitu mencapai 25, ha yang sentra produksinya terdapat di Kecamatan Labuhan Maringgai. Kemudian diikuti lada 9,625 ha sentra produksinya di Kecamatan Jabung, kakao 8, ha sentra produksinya di Kecamatan Sekampung Udik dan kelapa sawit 2,123.9 ha sentra produksinya di Kecamatan Waway Karya. Walaupun luas areal tanaman kelapa mendominasi luas areal tanaman perkebunan, akan tetapi tanaman tersebut bukan merupakan tanaman pokok. Secara umum tanaman kelapa diusahakan sebagai tanaman pelindung diantara tanaman lada atau tumpangsari dengan tanaman ubikayu, jagung dan lain-lain. Dari beberapa komoditas perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Lampung Timur, lada dan kakao merupakan komoditas unggulan daerah. Berdasarkan Tabel 18, tingkat produksi dan produktivitas rata-rata lada dan kakao masing-masing adalah sebagai berikut: produksi lada 4, ton dengan produktivitas kg/ha, sedangkan produksi tanaman kakao 5, ton dan produktivitas 683 kg/ha. Sedangkan produktivitas potensial yang mampu dicapai kedua komoditas tersebut cukup tinggi, dimana lada mencapai 1,600 kg/ha dan kakao 2,000 kg/ha. Kondisi ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi anjuran di tingkat petani masih rendah. Hal ini merupakan suatu peluang cukup besar untuk dapat meningkatkan produktivitas kedua komoditas tersebut dengan memperbaiki teknologi budidaya, diantaranya penggunaan klon unggul berkualitas, pemupukan sesuai anjuran, pemangkasan, pengendalian hama penyakit secara terpadu dan komponen teknologi lainnya. Peranan Subsektor Perkebunan Subsektor perkebunan merupakan subsektor yang memberikan sumbangan terbesar ketiga terhadap PDRB sektor pertanian yang signifikan selama lima tahun terakhir ( ), yaitu setelah subsektor tanaman pangan dan perikanan. Jika dihitung rata-rata persentase nilai PDRB (atas harga konstan 2000) per sub sektor tahun , sub sektor tanaman bahan makanan (pangan) menyumbang 30.44% diikuti perikanan (9.89%), dan perkebunan (9.48%). Gambar 5 memperlihatkan kontribusi dari setiap sub sektor pertanian.

14 Persentase Tahun Tanaman Bahan M akanan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Gambar 5 Persentase nilai PDRB per sub sektor Kabupaten Lampung Timur tahun Dengan luasan lahan kering yang dominan dibandingkan lahan basah, maka subsektor perkebunan sangat berpotensi untuk terus dikembangkan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat di Lampung Timur. Beberapa keuntungan yang dirasakan masyarakat dalam membudidayakan tanaman perkebunan adalah modal awal hanya dikeluarkan pada awal penanaman yang selanjutnya tanaman akan bertahan selama puluhan tahun dengan hasil yang dapat dipetik selama puluhan tahun juga, komoditi perkebunan tertentu seperti karet dapat dikembangkan pada lahan-lahan marginal (tingkat kesuburan rendah), umumnya komoditi perkebunan merupakan komoditi ekspor, sehingga harga yang diterima petani cukup menguntungkan. Di Kabupaten Lampung Timur, komoditi perkebunan utama yang dikembangkan masyarakat adalah kelapa, lada, dan kakao. masyarakat. Namun saat ini kakao merupakan komoditi yang cukup diminati Dukungan pemerintah pusat melalui pelaksanaan Program Revitalisasi Perkebunan menunjukkan bahwa tanaman kakao merupakan tanaman yang memiliki prospek ke depan yang cerah. Perkembangan Perkebunan Kakao Rakyat Tanaman kakao mulai dikembangkan di Propinsi Lampung, khususnya di Kabupaten Lampung Timur sejak tahun 1980 melalui Proyek Rehabilitasi dan Peremajaan Tanaman Ekspor (PRPTE) yang tersebar di Kecamatan Way Jepara dan Labuhan Maringgai. Hingga saat ini Kabupaten Lampung Timur merupakan

15 sentra kedua tanaman kakao di Propinsi Lampung setelah Kabupaten Tanggamus. Luas areal tanaman kakao di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2006 mencapai 9, dengan produktifitas 972 kg/ha. Berdasarkan Tabel 19, produktifitas tanaman kakao di Lampung Timur merupakan yang terbaik kedua di Propinsi Lampung. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Lampung Timur memiliki tingkat kesesuaian lahan yang baik untuk tanaman kakao di samping teknis budidaya yang dilakukan petani juga telah cukup baik. Tabel 19 Luas areal, produksi dan produktifitas perkebunan kakao pada beberapa kabupaten di Propinsi Lampung tahun 2006 No Kabupaten Luas areal (ha) Produksi (ton) Produktifitas (kg/ha) 1 Lampung Selatan 9,474 4, Lampung Tengah 3,260 1, Lampung Timur 9,749 6, Lampung Utara 1,803 1, Way Kanan 1, Lampung Barat Tulang Bawang 1,795 1,767 1, Tanggamus 15,063 6, Sumber : Dinas Perkebunan Propinsi Lampung, Tahun 2007 Tanaman kakao merupakan tanaman utama perkebunan rakyat di Kabupaten Lampung Timur, selain kelapa dan lada. 56 Harga yang stabil dan cendrung naik merupakan alasan terus berkembangnya tanaman kakao di Lampung Timur. Perkembangan luas areal, produksi, dan produktifitas kakao rakyat di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat pada Tabel 20 berikut : Tabel 20 Perkembangan luas areal, produksi, dan produktifitas perkebunan kakao rakyat di Kabupaten Lampung Timur tahun No Tahun Jumlah (ha) , , , , , Produksi (Ton) 6, , , , , Pertumbuhan (%) Sumber : BPS Kabupaten Lampung Timur, tahun 2007 Produktifitas (Kg/ha) , , Secara umum persentase pertumbuhan luas areal tanam dan produksi perkebunan kakao rakyat di Lampung Timur cenderung positif antara tahun 2002

16 , sedangkan produktifitasnya cendrung fluktuatif. Peningkatan luasan lima tahun terakhir secara kumulatif mencapai 71.77%. Peningkatan ini menunjukkan minat masyarakat yang tinggi terhadap tanaman kakao. Jika dibandingkan dengan tanaman perkebunan utama lain di Lampung Timur, pertumbuhan luasan tanaman kakao merupakan yang tertinggi. Perbandingan persentase pertumbuhan luasan tiga komoditi perkebunan utama di Lampung Timur disajikan dalam Gambar 6 berikut: % Pertumbuhan Luasan Tahun Kelapa Lada Kakao Gambar 6 Pertumbuhan luasan tanaman perkebunan utama di Lampung Timur. Dari segi produksi, pada Tabel 21 terlihat terjadi kenaikan produksi yang sangat besar pada tahun Hal ini mungkin disebabkan pada tahun tersebut tanaman kakao muda (belum menghasilkan) mulai memasuki masa menghasilkan sehingga produksi kakao Lampung Timur secara keseluruhan meningkat. Penurunan produktifitas tanaman kakao di Lampung Timur terjadi pada tahun 2003, 2005, dan Banyak faktor yang mungkin menyebabkan penurunan produktifitas tanaman ini, seperti tanaman masuk dalam usia tua, faktor iklim, serangan penyakit, dan lain sebagainya. Namun melihat kondisi saat ini, penurunan produktifitas cenderung disebabkan oleh faktor iklim. Iklim beberapa tahun terakhir mengalami pancaroba yang disebabkan oleh pemanasan global. Akibatnya frekwensi hari hujan menjadi tidak teratur. Tanaman kakao sangat responsif terhadap kekeringan. Cekaman kondisi kering yang lama akan berpengaruh terhadap penurunan produksi tanaman.

17 Tabel 21 Pertumbuhan luas areal, produksi, dan produktifitas perkebunan kakao rakyat di Kabupaten Lampung Timur tahun Tahun Luas Areal (%) Produksi (%) Produktifitas (%) Sumber : Hasil olahan. Penyebaran areal sentra kakao di Kabupaten Lampung Timur terletak pada 58 tujuh kecamatan yang posisinya saling berdekatan (Tabel 22). Kecamatan kecamatan itu meliputi Sekampung Udik, Jabung, Mataram Baru, Bandar Sribawono, Way Jepara, Margatiga dan Labuhan Ratu. Dengan produktifitas ratarata sebesar pada sentra-sentra tersebut, maka secara umum perkebunan kakao rakyat di Lampung Timur belum mencapai produktifitas optimal yang bisa dihasilkan, dimana dapat mencapai 2 ton/ha. Tabel 22 Kecamatan-kecamatan sentra perkebunan kakao rakyat di Lampung Timur Kecamatan Luas Areal (ha) Produksi (ton) Produktifitas (kg/ha/th) Sekampung Udik 1,426 1, Jabung Mataram Baru Bandar Sribawono Way Jepara Labuhan Ratu 1, Marga Tiga Sumber : BPS Kabupaten Lampung Timur, tahun 2006 Karakteristik Usahatani Kakao Secara garis besar usaha tani yang dilakukan petani kakao di Lampung Timur rata-rata mempunyai luas lahan 1 ha, dengan jenis tanaman kakao lokal dan unggul. Klon unggul di dapatkan petani dari hibah pemerintah pada tahun 1980 dimana pada saat itu dilakukan Proyek Rehabilitasi Peremajaan Tanaman Ekspor (PRPTE) yang wilayahnya mencakup Kecamatan Way Jepara dan Labuhan Maringgai. Rata-rata populasi tanaman per hektar sebanyak 833 pohon, dengan jenis penanung kebanyakan dari pohon pisang dan kelapa. Tanaman kakao yang ditanam petani di daerah penelitian sebagian besar berumur 7-9 tahun. Pada budidaya tanaman tahunan umur tersebut merupakan umur produktif. Menurut Siregar et al. (2002), umur kakao sangat produktif pada

18 kisaran umur tahun dan akan mengalami penurunan produksi pada umur tahun. Di Lampung Timur petani telah mengenal cara pengembangan tanaman kakao dengan teknik vegetatif seperti pencangkokan, okulasi, dan teknik sambung tanaman, sehingga dimasa mendatang teknologi tersebut dapat dipergunakan untuk melakukan peremajaan tanaman kakao yang sudah tidak produktif. Dalam melakukan budidaya tanaman rata-rata petani melakukan pemupukan sebanyak 2 kali per tahun, demikian pula dengan pemangkasan tanaman juga dilakukan sebanyak 2 kali per tahun. Rata-rata penggunaan input produksi per hektar berupa penggunaan pupuk kandang sebanyak 1200 kg, pupuk urea sebanyak 300 kg, pupuk SP-36 atau TSP sebanyak 250 kg, pupuk KCl sebanyak 100 kg dan penggunaan pestisida sebanyak 1 liter, sedangkan penggunaan input tenaga rata-rata sebanyak 90 Hari Orang Kerja (HOK). 59 Dengan demikian usahatani kakao di Lampung Timur secara garis besar telah mengenal teknologi budidaya yang baik. Penunjang budidaya berupa keberadaan kelompok tani dan penyuluh pertanian secara intensif juga dibentuk di daerah sentra kakao di Lampung Timur. Tabel 23 Karakteristik usahatani kakao rakyat di Kabupaten Lampung Timur, tahun 2007 No. Deskripsi Keterangan 1. Rata-rata kepemilikan lahan (ha) 2. Jenis klon yang ditanam Umur kakao rata-rata (tahun) Asal bibit Populasi tanaman rata-rata (pohon/ha) Jenis Penaung Rata-rata frekuensi pemangkasan per tahun (kali) Rata-rata frekuensi pemupukan per tahun (kali) Penggunaan input : - Urea (kg/ha) - SP-36/TSP (kg/ha) - KCl (kg/ha) - Kandang ((kw/ha) - Pestisida (liter) - Tenaga Kerja (HOK) Kegiatan Penyuluhan Keaktifan kelompok tani Sumber : data primer (diolah) 1 ha ICS 60, Upper Amazone Interclonal Hibrid, lokal 7 9 th Bantuan/swadaya 833 batang Kelapa dan pisang Ada Aktif

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung yang secara geografis terletak pada posisi 105º15' BT - 106º20' BT dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung yang secara geografis terletak pada posisi 105º15' BT - 106º20' BT dan 41 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang secara geografis terletak pada posisi 105º15' BT - 106º20' BT dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografi dan Wilayah Administrasi Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu bagian dari wilayah Propinsi Lampung dengan luas wilayah administrasi sekitar 5 325.03

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 19 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografi dan Wilayah Administrasi Kabupaten Lampung Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang memiliki luas wilayah sekitar 5.325,03 km 2 atau

Lebih terperinci

10jO15'-106"20' Bujur Timur dan 4"37'-j"37' Lintang Selatan, dengall batas-

10jO15'-10620' Bujur Timur dan 437'-j37' Lintang Selatan, dengall batas- V. GAMBARAN UMUM WLAYAH DAN PRODUKS UB KAYU D DAERAH PENELTAN 4.1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat 11 Lampung Timur rnembentang pada posisi 10jO15'-106"20' Bujur Timur dan 4"37'-j"37' Lintang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Administrasi Pemerintah Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Solok dibentuk berdasarkan Undang Undang No.12 tahun 1956 tentang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang No 12 Tahun 1999 sebagai hasil pemekaran Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Way Kanan 1. Geografi Kabupaten Way Kanan adalah salah satu dari 15 kabupaten/kota di Propinsi Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah 1. Kecamatan Sekampung Udik Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan Sekampung Udik merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor pertanian sebagai tumpuan sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk. Keberadaan pertanian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL 18 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur Geografis Secara geografis, Kabupaten Lampung Timur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang sesuai dengan syarat tumbuh bagi tanaman perkebunan. Salah satu

I. PENDAHULUAN. yang sesuai dengan syarat tumbuh bagi tanaman perkebunan. Salah satu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang mengembangkan komoditas perkebunan. Hal ini didukung dengan keadaan iklim dan tanah di Indonesia yang sesuai dengan syarat

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 Januari 1997 dan pada tanggal 21 Maret 1997 resmi menjadi salah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris didukung oleh sumber daya alamnya yang melimpah memiliki kemampuan untuk mengembangkan sektor pertanian. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH BAB I KONDISI FISIK 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Sebelum dilakukan pemekaran wilayah, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Riau dengan luas mencapai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Pringsewu 1. Geografis Kabupaten Pringsewu Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 12 Tahun 1999, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara GAMBARAN UMUM Wilayah Sulawesi Tenggara Letak dan Administrasi Wilayah Sulawesi Tenggara terdiri atas Jazirah dan kepulauan terletak antara 3 o - 6 o Lintang selatan dan 12 45' bujur timur, dengan total

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 60 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km2.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif 28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperlihatkan dan menguraikan keadaan dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu. memantapkan swasembada pangan serta meningkatkan produksi tanaman

I. PENDAHULUAN. rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu. memantapkan swasembada pangan serta meningkatkan produksi tanaman 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan pertanian dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu memantapkan swasembada pangan

Lebih terperinci

MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT

MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT Peranan dan kinerja agribisnis dalam pembangunan ekonomi Faktor produksi utama sektor pertanian di NTB adalah lahan pertanian. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Kondisi Geografi dan Topografi Lokasi Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Kondisi Geografi dan Topografi Lokasi Penelitian IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografi dan Topografi Lokasi Penelitian 1. Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Indonesia. Ibu

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan 68 V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan tingkat produksi gula antar daerah. Selain itu Jawa Timur memiliki jumlah

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam menyumbangkan pendapatan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kota Metro Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara geografis terletak pada 5,6 0 5,8 0 lintang selatan dan 105,17 0-105,19

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya terencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dengan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 1706.1416 Katalog BPS : 4102004.1706040

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Administrasi dan Letak Geografis Kabupaten Pidie Jaya yang dibentuk berdasarkan Undang-undang No.7 Tahun 2007 memiliki ibukota Kabupaten yaitu Meureudu. Kota Meureudu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 0 18 105 0 12 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR 4.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Rokan Hilir merupakan hasil pemekaran Kabupaten Bengkalis dengan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam data ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam data ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data 42 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam data ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah diolah dan diterbitkan oleh lembaga yang berkaitan.

Lebih terperinci

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumber daya alam yang memiliki fungsi yang sangat luas dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Di lihat dari sisi ekonomi, lahan merupakan input

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial Kabupaten Tulang Bawang merupakan wilayah yang dilalui oleh jalan lintas sumatera. Kecamatan Menggala merupakan pertemuan antara jalan lintas timur sumatera

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang devisa,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Administrasi Secara geografis, Kabupaten Garut meliputi luasan 306.519 ha yang terletak diantara 6 57 34-7 44 57 Lintang Selatan dan 107 24 3-108 24 34 Bujur Timur.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan

Lebih terperinci

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITMN 4.1 Geografi Propinsi Lampung meliputi areal seluas 35.288,35 krn2 termasuk pulau-pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau Sumatera. Propinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang Barat berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur

Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur 71 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Kabupaten Kutai Timur Kabupaten Kutai Timur terdiri atas 18 Kecamatan dengan luas wilayah 3.877.21 ha. Luas wilayah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris, di mana pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris, di mana pertanian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara agraris, di mana pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM WILAYAH 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH 3.1. Batas Administrasi dan Luas Wilayah Kabupaten Sumba Tengah merupakan pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dibentuk berdasarkan UU no.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan umum Kabupaten Tulang Bawang Kabupaten Tulang Bawang adalah salah satu dari 10 Kabupaten di wilayah Propinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang terbentuk pada

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara 4.1.1 Kondisi Geografis Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, terletak di bagian selatan

Lebih terperinci

2.8 Kerangka Pemikiran Penelitian Hipotesis.. 28

2.8 Kerangka Pemikiran Penelitian Hipotesis.. 28 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN PRAKATA DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN.. ix INTISARI... x ABSTRACK... xi I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu dalam penyediaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk menopang perekonomian nasional. Pembangunan pertanian yang baik untuk Negara Indonesia adalah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 46 IV. KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1. Keadaan Alam 4.1.1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan, letaknya disebelah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN 4.. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten PPU secara geografis terletak pada posisi 6 o 9 3-6 o 56 35 Bujur Timur dan o 48 9 - o 36 37 Lintang

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan masalah Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian menjadi prioritas utama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci