BAB I PENDAHULUAN. suatu ide, gagasan atau ungkapan perasaan. Dalam lirik lagu terkandung makna

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. suatu ide, gagasan atau ungkapan perasaan. Dalam lirik lagu terkandung makna"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lagu merupakan media universal yang digunakan untuk menyampaikan suatu ide, gagasan atau ungkapan perasaan. Dalam lirik lagu terkandung makna sebagai implementasi ide atau curahan hati pencipta lagu. Lirik lagu mempunyai kemiripan dengan syair atau puisi. Bedanya, lagu disampaikan dengan penadaan dan musikalisasi. Menurut Leech (1974:64), puisi merupakan tumpahan emosi penyair, yang mengandung fungsi terpisah, yaitu estetik. Fungsi estetik ialah fungsi bahasa yang dapat didefinisikan sebagai penggunaan bahasa demi hasil karya tersebut, tanpa maksud yang tersembunyi. Setidaknya, fungsi estetik ini mempunyai keterkaitan dengan makna konseptual maupun afektif. Pembahasan mengenai lirik lagu yang merupakan bagian dari karya puisi, tidak akan terlepas dari pengamatan tentang gaya bahasa yang dikenal dengan istilah style. Gaya bahasa atau style menjadi masalah dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok atau tidaknya pemakaian kata, frase, dan klausa untuk situasi tertentu. Menurut Keraf (1985: 113), istilah style atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara untuk mengungkapkan pikiran yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Sedangkan menurut Pateda (2001:233), gaya bahasa secara leksikologis adalah : (i) pemanfaatan atas kekayaan bahasa seseorang dalam bertutur atau menulis; (ii) pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh 1

2 2 efek-efek metafora; (iii) keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra; (iv) cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Dalam karya sastra, bahasa merupakan media utama yang dipakai sebagai penyampaian ide-ide atau gagasan yang di dalamnya seringkali menggunakan bahasa kiasan. Bahasa kiasan tersebut merupakan bagian dari variasi bahasa yang selalu melekat pada ciptaan karya sastra. Di dalam lirik lagu dan puisi yang merupakan bagian dari sastra lisan. Efek Rumah Kaca atau biasa dikenal dengan ERK, merupakan band indie asal Jakarta yang terbentuk pada tahun Band yang erat dengan masalah lingkungan, politik, sosial, dll. ini terdiri dari 3 personil yaitu Cholil Mahmud (vokal, gitar), Adrian Yunan Faisal (vokal latar, bass), dan Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar). ERK pertama kali muncul dalam album kompilasi bertajuk Science in Music pada Dalam albumnya, ERK selalu menyuarakan isu-isu yang terjadi dalam realita kehidupan di masyarakat dalam lirik-lirik lagunya. Lirik lagu ERK ini mempunyai ciri khas yang puitis, dengan berbagai sudut pandang dan kekayaan pilihan kata. Tidak sekedar hiburan, ERK memanfaatkan musik sebagai potret zaman, kritik situasi sosial, budaya, lingkungan, gaya hidup, industri musik, politik, cinta, homoseksual, gangguan psikologis, religiusitas, dan lain-lain. Penelitian mengenai metafora pada lirik lagu ERK menarik untuk dilakukan karena dalam karyanya terkandung karakteristik yang berbeda dan

3 3 menonjolkan idealisme dalam menciptakan karyanya, karakterisitik karya berisi ide-ide yang jarang dijumpai pada grup musik berlabel mayor. 1.2 Rumusan masalah Berkaitan dengan uraian di dalam latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1 Apa saja jenis metafora dalam lirik lagu ERK? 2. Bagaimana makna metafora dalam lirik lagu ERK berdasarkan medan semantiknya? 3. Bagaimana fungsi metafora yang terdapat dalam lirik lagu ERK? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan jenis metafora dalam lirik lagu ERK. 2. Menganalisis makna metafora dalam lirik lagu ERK. 3. Menganalisis fungsi metafora dalam lirik lagu ERK. 1.4 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat, di antaranya manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan gaya bahasa, khususnya mengenai bentuk metafora dalam lirik lagu ERK,

4 4 klasifikasi berdasarkan medan semantik dalam lirik lagu ERK, dan fungsi metafora yang terdapat dalam lirik lagu ERK, beserta keterkaitan antara lambang metafora dan target domain. Selain itu juga memberikan kontribusi perkembangan pengetahuan di budang linguistik, khususnya metafora. Sementara itu, manfaat praktis dari penelitian ini adalah menambah perbendaharaan penelitian bidang metafora, agar memberikan referensi tambahan bagi penelitian metafora selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Masalah Yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini adalah metafora yang terdapat dalam lirik lagu ERK, kemudian diklasifikasikan berdasarkan bentuk, jenis, dan fungsi metafora yang ada dalam kartu data. Lagu-lagu yang dianalisis antara lain sebagai berikut. Tabel 1 Sumber Data Efek Rumah Kaca (2007) Kamar Gelap (2008) 1. Jalang 2. Jatuh Cinta Itu Biasa Saja 3. Bukan Lawan Jenis 4. Belanja Terus Sampai Mati 5. Insomnia 6. Debu-Debu Berterbangan 7. Di Udara 8. Efek Rumah Kaca 9. Melankolia 10. Cinta Melulu 11. Sebelah Mata 12. Desember 1. "Tubuhmu Membiru... Tragis" 2. "Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa" 3. "Mosi Tidak Percaya" 4. "Lagu Kesepian" 5. "Hujan Jangan Marah" 6. "Kenakalan Remaja di Era Informatika" 7. "Menjadi Indonesia" 8. "Kamar Gelap" 9. "Jangan Bakar Buku" 10. "Banyak Asap di Sana" 11. "Laki-laki Pemalu" 12. "Balerina"

5 5 Berdasarkan bentuknya, metafora dalam lirik lagu ERK diklasifikasikan menjadi 3 bentuk yaitu metafora struktural, metafora orientasional, dan metafora ontologis. Klasifikasi tersebut berdasarkan lambang metafora yang dipakai dan makna yang terdapat dalam ekspresi metafora. Berdasarkan medan semantiknya, metafora diklasifikasikan dengan sistem ekologi manusia yang dipakai oleh Halley. 1.6 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai metafora telah banyak dilakukan sebelumnya. Di antaranya adalah Kerans (2005) menulis tesis berjudul Metafora dalam Tradisi Tutu, Ukut Raran Bahasa Lamaholot. Objek penelitiannya berasal dari tradisi Tutu Ukut Raran yang berupa tradisi penceritaan sejarah dalam masyarakat Lamaholot Flores Timur dan Lembata Nusa Tenggara Timur dalam menggunakan bahasa Lamaholot. Hasilnya adalah pendeskripsian mengenai metafora yang terdapat dalam tradisi Tutu Ukut Raran, penguraian ragam metafora yang terdapat dalam tradisi Tutu Ukut Raran, dan pemaknaan metafora yang terdapat dalam tradisi Tutu Ukut Raran. Penelitian metafora juga pernah dilakukan oleh Udu (2006) dalam tesis berjudul Metafora dalam Kaбanti Pengantar Tidur. Objek penelitian ini diambil dari Kaбanti yang merupakan nyanyian rakyat daerah Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, serta jenis dan ciri khas metafora dalam kaбanti. Secara keseluruhan, penelitian tersebut merupakan jenis penelitian metafora yang

6 6 berkaitan dengan budaya, khususnya budaya Wangi-Wangi, Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Dalam Kemetaforaan dalam Lagu Dangdut oleh Suryanti (2007) Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Sebelas Maret Surakarta dibahas metafora dari segi klasifikasi jenis metafora, dan fungsi metafora terhadap lirik lagu dangdut. Yang dianalisis dari skripsi tersebut adalah jenis metafora lirik lagu dangdut, dan fungsi tuturan metafora dalam lirik lagu dangdut. Metode yang digunakan adalah metode kualitatis deskriptif dengan sumber data empat buku lagu dan empat belas buah sampul kaset lagu dangdut. Dalam 88 lagu tersebut terdapat 160 tuturan metafora. Hasilnya, dapat disimpulkan bahwa jenis metafora dalam lirik lagu dangdut dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu jenis metafora dari segi bentuk (sintaksis), jenis metafora secara umum menurut Stephen ullman, dan jenis metafora berdasarkan kategori ruang persepsi manusia. Penelitian tentang metafora juga ditulis dalam tesis berjudul Medan Semantik Metafora Nominatif dalam Lirik Lagu Kla Project dan Bon Jovi serta kaitannya dengan Sistem Ekologi oleh Kusumastuty (2011) Program Study Linguistik Jurusan Ilmu-ilmu Humaniora, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Tesis tersebut mengangkat permasalahan mengenai medan semantik metafora nominatif dalam lirik lagu Kla Project dan Bon Jovi serta kaitannya dengan ekologi. Hasil penelitian tersebut adalah medan semantik ruang persepsi manusia yang digunakan dalam lirik lagu Kla Project cukup memiliki keseimbangan antarelemennya. Sementara itu, kategori medan semantik metafora nominatif yang ditemukan dalam lirik lagu Bon Jovi kurang mencerminkan

7 7 keseimbangan. Dari keseluruhan metafora yang ditemukan dalam lirik lagu Kla Project, ditemukan entity metaphor sebesar 27,7% dan subtance metaphor sebesar 20,45%, sedangkan keseluruhan metafora dalam lirik lagu bon jovi, entity metaphor sebesar 31,91 % dan substance metaphor sebesar 4,26%. Dengan demikian presentase total dari kedua jenis metafora tersebut adalah 83,89%. Puspitasari (2011) dalam tesisnya membahas Metafora pada Lagu-Lagu Spiritual Negro (The Negro Spirituals) Pembahasannya mengenai jenis-jenis metafora pada lagu-lagu berdasarkan medan semantik dan fungsi metafora pada lagu-lagu Spiritual Negro. Ulfiana (2012) dalam skripsinya membahas mengenai Metafora Dalam Roman Layla Majnun. Dalam skripsi tersebut, diklasifikasikan metafora terhadap sistem ekologi dalam Roman Layla Majnun. Terdapat tiga hasil yang dapat disimpulkan, yang pertama ialah metafora berbentuk frasa dan klausa. Frasa dapat berupa frasa nomina dan perluasan frasa nomina. Pada tataran klausa, metafora dapat berkategori klausa nomina dan klausa verba. Dari hasil penggolongan metafora, baik pada bentuk frasa maupun klausa dihasilkan bahwa urutan unsur metafora pada frasa yang tidak mengalami perluasan unsur citra berada di awal dan unsur topik berakhir di akhir, sedangkan pada frasa yang mengalami perluasan unsur topik berada di awal dan unsur citra berada di akhir. Widyarto (2013) menulis skripsi berjudul Metafora Pada Wacana Berita Ekonomi di Situs Web Metro TV Menurut Pandangan Zoltan Kovecses. Dalam skripsi tersebut, dijelaskan mengenai ekspresi metafora nominatif yang terdapat pada wacana berita ekonomi di situs web Metro TV. Terdapat dua fakta yang

8 8 diperoleh dari penelitian tersebut. Pertama, ada tiga konsep dalam memandang ekonomi, yaitu ekonomi sebagai bangunan, ekonomi adalah perjalanan, dan ekonomi adalah organisme hayati. Kedua, berkaitan dengan ekologi, dari kesembilan unsur, hanya ada delapan unsur yang dimanfaatkan untuk mempersepsi ekonomi. Selain itu juga disimpulkan bahwa ada keterkaitan antara kognisi dan ekologi dalam kaitannya dengan metafora. Dari beberapa penelitian mengenai metafora, penulis belum menemukan penelitian yang secara spresifik membahas mengenai metafora dalam lirik lagu ERK. Penelitian ini akan membahas bentuk-bentuk metafora dalam lirik lagu ERK, klasifikasi berdasarkan medan semantik, dan fungsi metafora yang terdapat dalam lirik lagu ERK. 1.7 Landasan teori Metafora Metafora (metaphor) adalah pemakaian kata atau ungkapan lain untuk objek atau konsep lain berdasarkan kias atau persamaan (Kridalaksana, 2008:152). Metafora mempunyai struktur dasar yang sangat sederhana. Chaer (1984:9) mengatakan metafora dilihat dari segi digunakannya sesuatu untuk memperbandingkan yang lain dengan yang lain. Keraf (1985:139) mengatakan bahwa metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, dsb. Penggunaan metafora sebagai perbandingan tidak langsung menggunakan kata : seperti, bagai, bak, dan sebagainya sehingga pokok pertama

9 9 langsung dihubungkan dengan pokok kedua. Prosesnya hampir sama dengan simile, tetapi secara berangsur keterangan mengenai persamaan dan pokok pertama dihilangkan. pemuda adalah seperti bunga bangsa pemuda adalah bunga bangsa, pemuda bunga bangsa Knowless and Moon (2006:2) mendefinisikan metafora sebagai berikut. When we talk about metaphor, we mean the use of language to refer to something other than what it was originally applied to, or what it literally means, in order to suggest some resemblance or make a connection between the two things. Metafora adalah bahasa non-literal yang melibatkan berbagai jenis perbandingan atau identifikasi. Apabila diartikan secara harafiah, mereka tidak masuk akal, tidak mungkin, dan tidak benar. Perbandingan dalam metafora implicit. Sebagai contoh, apabila kita mengatakan seseorang adalah sebuah permata, kita akan membandingkan dengan sifat permata, yang berarti kualitas orang tersebut diasosiasikan seperti permata. Metafora dapat menjelaskan sesuatu untuk menyampaikan makna secara lebih menarik atau dengan cara yang lebih kreatif (Knowles and Moon, 2006:3--5) Metafora Konseptual Pandangan metafora linguistik dan metafora konseptual mempunyai perbedaan. Jika metafora linguistik memandang metafora dalam 3 hal, yaitu tenor vehicle, dan ground, metafora konseptual memandang metafora terdiri dari source domain dan target domain. Source domain ialah hal yang menjelaskan target.

10 10 Target domain adalah domain semantik yang yang terstruktur dan berusaha dipahami dengan metafora (Kovecses, 2002:4). Dalam pandangan metafora konseptual, metafora didefinisikan sebagai pemahaman satu domain konseptual dengan domain konseptual yang lain. Hal tersebut terjadi ketika berbicara dan berpikir mengenai kehidupan (life) yang diekspresikan seperti sebuah perjalanan, tentang argumen (argument) sebagai peperangan, tentang cinta sebagai perjalanan, tentang teori-teori (theory) sebagai sebuah bangunan, tentang ide-ide (thought) sebagai makanan, tentang organisasi sosial (social organization) sebagai tanaman, dan banyak lainnya. Lakoff dan Johnson (2003:5), mendefiniskan metafora sebagai ARGUMENT IS WAR yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Your claims are indefensible. He attacked every weak point in my argument. His criticisms were right on target. I demolished his argument. I've never won an argument with him. You disagree? Okay, shoot! If you use that strategy, he'll wipe you out. He shot down all of my arguments. Seperti halnya sebuah peperangan dalam beradu argumentasi, seseorang dapat dikatakan menang dan kalah. Kita dapat memandang orang yang kita ajak berdebat dengan sebagai lawan. Saling menyerang posisi dan membela diri. Kita memperoleh dan kehilangan dasar. merencanakan dan menggunakan strategi. Jika menemukan posisi dipertahankan, kita bisa meninggalkannya dan mengambil baris baru serangan. Banyak hal yang kita lakukan dalam berdebat yang sebagian terstruktur seperti konsep perang.

11 11 Sebuah metafora konseptual terdiri atas dua domain konseptual, satu domain dipahami dalam hal lain. Dua hal yang dipakai untuk memahami domain konseptual ialah source domain dan target domain. Dapat dipahami bahwa kehidupan, argumen, cinta, teori, ide, organisasi, sosial, dan lain-lain adalah target domain, sementara perjalanan, perang, bangunan, makanan, tanaman, dan lain-lain adalah source domain. Sehinigga dapat disimpulkan bahwa source domain dipakai untuk memahami target domain (Kovesces, 2002:6). Dalam linguistik kognitif, metafora diklasifikasikan menjadi 3 bentuk (Lakoff dan Johnson 2003:14-32; Kovecses 2002: 37-40), yaitu metafora struktural, metafora orientasional, dan metafora ontologis. Metafora struktural adalah suatu konsep metafora yang membandingkan sebuah konsep dengan konsep yang lain. Seperti yang telah dijelaskan pada contoh argument is war, yang menjelaskan suatu argumen yang merupakan hal abstrak dijelaskan dengan fitur-fitur peperangan seperti adanya menang dan kalah, menyerang dan bertahan, dan lain sebagainya. Dalam pemaknaannya, konsep-konsep peperangan tersebut tergantung pada detail konsep peperangan yang dipakai untuk menerangkan konsep argument itu sendiri (Lakoff dan Johnson, 2003:53). Kovecses (2002: 37) menjelaskan bahwa metafora struktutal, source domain lebih kaya struktur pengetahuan untuk target domain. Dengan kata lain, fungsi kognitif metafora ini bertujuan untuk membuat seseorang memahami domain b dengan cara struktur domain a. Pemahaman ini berlangsung dengan cara pemetaan konseptual antara unsur-unsur a dan elemen b. Sebagai contoh, konsep waktu yang diekspresikan dengan struktur sesuai dengan gerak dan ruang. Dengan metafora, waktu dapat

12 12 dipahami dalam hal beberapa elemen dasar: benda-benda fisik, lokasi, dan gerakan. Lakoff dan Johnson (2003:14) menyatakan bahwa ada jenis lain dari konsep metafora, yaitu metafora orientasional, karena kebanyakan dari mereka harus melakukan dengan orientasi spasial : atas-bawah, in-out,, on-off, dalamdangkal, pusat pinggiran, depan-belakang, terang-gelap. Contoh metafora orientasional, misalnya dalam bahasa inggris happy is up. Kenyataan bahwa konsep happy berorientasi pada up sedangkan down berorientasi pada keterpurukan ataupun kesedihan. Metafora ontologis adalah metafora yang mengungkapkan perbandingan dari benda abstrak dan bisa merujuk, mengategorikan, mengelompokkan, dan mengukur dengan hal hal yang bersifat konkret berupa material atau zat-zat yang nyata. Sama seperti pengalaman dasar orientasi spasial manusia menimbulkan metafora orientational, sehingga pengalaman dengan benda-benda fisik memberikan dasar bagi berbagai macam yang luar biasa pada histologis metafora, yaitu cara untuk melihat emosi, ide-ide, dll. sebagai entitas dan zat yang nyata. Lakoff dan Johnson (2003,14-32) membagi metafora ke dalam 3 sub bagian. 1. Entity Metaphor, yaitu metafora yang membandingkan konsep abstrak dengan konsep konkret. physical object (source domain) non physical (target domain). event (target domain) 2. Substance Metaphor. Adalah bentuk metafora yang mengungkapkan sesuatu yang bersifat abstrak dengan konsep konkret yang berupa material, kebendaan, atau zat.

13 13 substance (source domain) activities (target domain) 3. Container Metaphor adalah suatu bentuk metafora yang mengungkapkan suatu benda seperti sebuah ruang. Suatu konsep direpresentasikan mempunyai unsur ruang, luar-dalam Jenis Metafora Berdasaran Klasifikasi Medan Semantik Ekologis Wahab (1991:71) berpendapat bahwa studi tentang metafora dapat pula dikaitkan dengan studi tentang sistem ekologi. Untuk mengetahui peranan metafora dalam sistem ekologi, dipakai konsep ruang persepsi manusia yang diperkenalkan oleh Halley. Hierarkhi persepsi antar manusia terhadap ruang dimulai dari manusia sendiri karena manusia dengan segala tingkah lakunya merupakan lingkungan manusia yang paling dekat. Jenjang di atas manusia adalah makhluk bernyawa karena manusia merupakan bagian dari makhluk bernyawa, namun tidak semua makhluk bernyawa dapat dikategorikan manusia. Di atas makhluk bernyawa ialah semua kehidupan, sebab manusia yang merupakan bagian dari kehidupan; sebaliknya, tidak semua yang hidup itu dapat dikategorikan ke dalam makhluk bernyawa atau manusia. Begitulah hierarkhi itu seterusnya berjenjang ke atas sampai kepada segala sesuatu yang ada, termasuk konsep yang bersifat abstrak (Wahab, 1991:66-67). Pembagian metafora berdasarkan persepsi manusia terhadap ruang, bermaksud untuk mengetahui hubungannya dengan pengalaman, pengetahuan penulis lagu dan makna-makna apa yang ingin disampaikan dalam

14 14 lirik lagu. Idealnya kreasi manusia terhadap metafora itu lengkap dan mencakup semua jenjang persepsi manusia. Dalam metafora nominatif, data digolongkan lambangnya berdasarkan klasifikasi medan semantik ruang persepsi manusia model Halley sebagai berikut. 1. Being (Ke-Ada-an) : konsep atau pengalaman manusia yang abstrak. 2. Cosmos (Kosmos) : tidak hanya ada, tetapi menempati ruang di jagad raya dan dapat diamati oleh indera mata karena jauhnya. 3. Energy (Energi) : tidak saja ada dan menempati ruang, tetapi juga yang menunjukkan adanya perilaku gerak. 4. Subtance (Substansi) : benda yang sifatnya ada, membutuhkan ruang, dan bergerak, ia juga mempunyai sifat lembam atau dapat berubah bentuknya 5. Terrestrial (Terestrial) : meliputi hamparan yang terikat oleh bumi. 6. Object (Objek) : benda yang sifat-sifatnya termasuk dalam kategori substansi, namun yang membedakan kategori ini dengan kategori substansi adalah memiliki bentuk yang pasti.. 7. Living (Kehidupan) : Berkaitan dengan semua kehidupan flora dengan segala predikasinya. 8. Animate (Hewan) : mempunyai kemampuan untuk berjalan, berlari, terbang dan tentunya bernyawa. 9. Human (Manusia): memiliki kemampuan berpikir.

15 15 Sementara itu dalam metafora predikatif, lambang metafora diklasifikasikan sebagai berikut. 1. Being (keadaan), contoh : ada. 2. Position (posisi), contoh: di sini. 3. Motion (gerakan), contoh : berjalan. 4. Inertia (inersia), contoh : mendorong. 5. Shape (bentuk), contoh : patah. 6. Life (kehidupan), :contoh : tumbuh. 7. Animation (animasi), contoh : berlari. 8. Intellection (inteleksi). Contoh : berpikir. 1.8 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian bahasa yang terbagi tiga tahap, yaitu penyediaan data, analisis data dan penyajian hasil analisis data. Tahap pertama adalah pengumpulan data, data diambil dengan cara menyimak lagu-lagu ERK. Metode yang dipakai dalam tahap ini adalah metode simak. Metode simak ialah metode penelitian yang dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993:2). Setelah penulis melakukan penyimakan terhadap lagu-lagu ERK, teknik lanjutan yang dipakai berupa teknik catat. Teknik catat ialah mencatat data pada kartu data dengan alat tulis tertentu yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi (Sudaryanto, 1993:135) Tahap berikutnya adalah analisis data. Pada tahap analisis data digunakan metode padan. Metode padan adalah metode analisis data yang penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan

16 16 atau diteliti (Sudaryanto, 1993:13). Teknik dasar yang dipakai adalah teknik pilah unsur penentu (PUP) yang alat penentunya adalah daya pilah mental yang dimiliki peneliti (Sudaryanto, 1993:21). Sesuai dengan jenis penentunya, maka teknik pilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pilah referensial. Sementara itu teknik lanjutannya adalah teknik banding menyamakan hal pokok (HBSP), yaitu daya banding menyamakan hal pokok (Sudaryanto, 1993:27). Tahap yang terakhir atau tahap yang ketiga adalah penyajian hasil analisis data yang merupakan tahap akhir penelitian untuk menyajikan hasil analisisnya dalam bentuk topik-topik yang telah dirumuskan (Sudaryanto, 1993:145). Penyajian dilakukan dengan cara informal, yaitu perumusan dengan kata-kata biasa tanpa menggunakan simbol-simbol atau angka. 1.9 Sistematika Penyajian Penelitian ini terdiri atas lima bagian. Bab pertama adalah pendahuluan. Pada bab pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Bab kedua berisi deskripsi mengenai bentuk metafora yang terdapat dalam lirik lagu ERK, berdasarkan kedudukan dalam kalimat dan pola source domain terhadap target domain. Bab ketiga berisi deskripsi jenis metafora yang terdapat dalam data penelitian berdasarkan medan semantik ekologis manusia. Bab keempat berisi deskripsi fungsi pemakaian metafora nominatif dalam lirik lagu yang dijadikan data penelitian. Bab kelima adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

BAB I PENDAHULUAN. Metafora bagi sebagian besar orang merupakan sebuah sarana puitika dan

BAB I PENDAHULUAN. Metafora bagi sebagian besar orang merupakan sebuah sarana puitika dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Metafora bagi sebagian besar orang merupakan sebuah sarana puitika dan penghias retorika yang mempermasalahkan bentuk bahasa yang tidak biasa jika dibandingkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi ini. Untuk mempertanggungjawabkan suatu karya ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan

Lebih terperinci

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh : TYAS PUJI PRAMESTI

Lebih terperinci

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang ada dalam pikiran manusia agar dapat dipahami dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. hal yang ada dalam pikiran manusia agar dapat dipahami dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi paling efektif untuk mengemukakan pendapat dan mengklarifikasi suatu hal agar tidak terjadi kesalahpahaman antara dua pihak

Lebih terperinci

2015 METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM : KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF

2015 METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM : KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola menjadi cabang olahraga yang sangat populer dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain pertandingannya yang menarik terdapat pula fenomena bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara sadar ataupun tidak, manusia seringkali menggunakan gaya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Secara sadar ataupun tidak, manusia seringkali menggunakan gaya bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sadar ataupun tidak, manusia seringkali menggunakan gaya bahasa kiasan atau majas untuk mengungkapkan, menyetujui, menggambarkan suatu hal secara tidak langsung.

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya Kla Project yang dipopulerkan pada tahun 2010 dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaikinya. Tentu saja seseorang pengarang tidak harus menggurui

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaikinya. Tentu saja seseorang pengarang tidak harus menggurui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Peran karya sastra sangat penting bagi masyarakat, karena karya sastra sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian secara umum, bahasa merupakan suatu bentuk alat komunikasi manusia yang berupa lambang bunyi melalui alat ucap yang dikeluarkannya akan memunculkan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awalnya, metafora muncul sebagai suatu gaya bahasa atau figure of

BAB I PENDAHULUAN. Pada awalnya, metafora muncul sebagai suatu gaya bahasa atau figure of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya, metafora muncul sebagai suatu gaya bahasa atau figure of speech yang membandingkan satu hal dengan istilah lain yang setara. Pada umumnya, metafora menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORETIS

BAB 3 KERANGKA TEORETIS BAB 3 KERANGKA TEORETIS 3.1 Pengantar Cara berpikir dan bertindak setiap individu selalu terkait dengan metafora. Gambaran mengenai realitas dan pengalaman sehari-hari dapat dipahami dengan mudah melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara tanda - tanda linguistik atau tanda-tanda lingual dengan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara tanda - tanda linguistik atau tanda-tanda lingual dengan hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam linguistik terdapat kajian khusus mengenai makna yang dikenal dengan Semantik. Semantik adalah ilmu tentang makna. Para ahli bahasa memberikan pengertian semantik

Lebih terperinci

BAHASA KIASAN PADA LIRIK LAGU BERTEMAKAN ALAM DARI SEMBILAN GRUP BAND DAN PENYANYI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

BAHASA KIASAN PADA LIRIK LAGU BERTEMAKAN ALAM DARI SEMBILAN GRUP BAND DAN PENYANYI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat BAHASA KIASAN PADA LIRIK LAGU BERTEMAKAN ALAM DARI SEMBILAN GRUP BAND DAN PENYANYI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sehingga memberikan efek estetik di dalam karya sastra. berbahasa, demi pencapaian suatu efek estetika.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sehingga memberikan efek estetik di dalam karya sastra. berbahasa, demi pencapaian suatu efek estetika. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stilistika merupakan ilmu linguistik yang mengkaji tentang aspek gaya atau style di dalam karya sastra dengan menggunakan medium bahasa sebagai media telaahnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari sebuah kesusastraan, terlepas dari apakah kegiatan bersastra dilakukan didasari ataupun tanpa didasari kesadaran untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bahasa dipahami sebagai alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat saling menyampaikan pikiran dan perasaannya. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Nama Judul : Endang Dwi Suryawati : Kemetaforaan dalam lirik lagu dangdut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roman Jacobson (dalam Tarigan, 1987:11) menyebutkan dua fungsi bahasa, yaitu fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi antarindividu yang satu dengan yang lain maupun antar kelompok yang satu dengan yang lain. Interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai latar belakang, masalah, tujuan, manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI 0 ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Felicia (2001), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan masyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1

Lebih terperinci

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School p-issn: 2477-3859 e-issn: 2477-3581 JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DASAR The Journal of Innovation in Elementary Education http://jipd.uhamka.ac.id/index.php/jipd Volume 1 Number 1 November 2015 9-14 Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang mengandung konsep atau gagasan tertentu. Dalam kegiatan komunikasi, katakata dijalin satukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Metafora dalam Rubrik Voyage pada Majalah GEO. Pada kehidupan sehari-hari, manusia seringkali membandingkan suatu hal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Metafora dalam Rubrik Voyage pada Majalah GEO. Pada kehidupan sehari-hari, manusia seringkali membandingkan suatu hal dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Metafora dalam Rubrik Voyage pada Majalah GEO. 1.2 Latar Belakang Masalah Perbandingan merupakan suatu hal yang kerap dilakukan oleh manusia. Pada kehidupan sehari-hari, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditulis oleh sastrawan terdahulu, namun dewasa ini penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditulis oleh sastrawan terdahulu, namun dewasa ini penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Majas atau gaya bahasa salah satu cara untuk menyatakan sesuatu dengan maksud tertentu. Majas lebih sering digunakan didalam karya sastra walaupun tidak menutup kemungkinan

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bagian ini digambarkan bagan alur penelitian dalam bentuk diagram berikut

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bagian ini digambarkan bagan alur penelitian dalam bentuk diagram berikut A. Desaian Penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini digambarkan bagan alur penelitian dalam bentuk diagram berikut Tuturan Komentator Indonesia Super League Musim 2013-2014 Pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan yang sangat signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya bahasa, manusia tidak dapat mengungkapkan perasaan, menyampaikan keinginan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam sebuah karya sastra, namun berkaitan dengan hal-hal yang dianggap sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam sebuah karya sastra, namun berkaitan dengan hal-hal yang dianggap sangat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Metafora tidak terbatas menyangkut pada sebuah gaya bahasa yang terdapat dalam sebuah karya sastra, namun berkaitan dengan hal-hal yang dianggap sangat dekat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan hal yang sangat vital dalam berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan hal yang sangat vital dalam berkomunikasi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat vital dalam berkomunikasi dengan sesama manusia atau kelompok. Bahasa adalah alat untuk menyampaikan pesan kepada seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya maupun dengan penciptanya. Saat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya adalah manusia, manusia sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah satu kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada seseorang, bahasa mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pada seseorang, bahasa mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan perasaan pada seseorang, bahasa mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu masalah diantaranya: pertama; pandangan dari objek yang utama, kedua;

BAB I PENDAHULUAN. satu masalah diantaranya: pertama; pandangan dari objek yang utama, kedua; BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kajian metafora merupakan analogi atau perbandingan suatu yang memiliki kemiripan dengan sesuatu yang lainya. Sebagai contoh sifat manusia yang dianalogikan atau diperbandingkan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA (2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru tentang kategorisasi dan pemetaan metafora konseptual kata penyakit dalam bahasa Indonesia. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu aset kebudayaan bagi bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu aset kebudayaan bagi bangsa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu aset kebudayaan bagi bangsa Indonesia. Salah satu ragam bahasa di Indonesia adalah peribahasa. Berbicara mengenai peribahasa

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH. NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH. NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa mempunyai peranan penting untuk berkomunikasi, baik komunikasi verbal maupun non verbal. Bahasa manusia mengkomunikasikan pengalaman, pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL) ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata merupakan alat penyalur gagasan atau ide yang akan disampaikan kepada orang lain. Kata-kata dijalin-satukan melalui penggabungan dalam suatu konstruksi yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap kata dalam bahasa yang diucapkan mengandung makna atau arti. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap kata dalam bahasa yang diucapkan mengandung makna atau arti. Salah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap kata dalam bahasa yang diucapkan mengandung makna atau arti. Salah satu bidang linguistik yang mengkaji tentang makna adalah semantik. Menurut Pateda (2010:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai bahasa tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai bahasa tersebut. Menurut Tarigan (1985:178)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan komunikasi dan melakukan kerja sama. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa menjadi kebutuhan pokok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003: 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

ANALISIS LIRIK LAGU LIR-ILIR (SEBUAH KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGI)

ANALISIS LIRIK LAGU LIR-ILIR (SEBUAH KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGI) ANALISIS LIRIK LAGU LIR-ILIR (SEBUAH KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGI) Eka Susylowati, SS, M.Hum Staf Pengajar Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Surakarta Abstrak Metafora merupakan penggunaan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kelebihan manusia adalah memiliki alat komunikasi berupa bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kelebihan manusia adalah memiliki alat komunikasi berupa bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya. Salah satu kelebihan manusia adalah memiliki alat komunikasi berupa bahasa. Bahasa adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunakan majas pada percakapan sehari-hari merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunakan majas pada percakapan sehari-hari merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini penggunakan majas pada percakapan sehari-hari merupakan hal yang biasa dan bahkan sering dijumpai. Berbeda dengan majas pada jaman dahulu yang hanya digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

PEMAKAIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA PADA IKLAN DALAM TABLOID NYATA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

PEMAKAIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA PADA IKLAN DALAM TABLOID NYATA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PEMAKAIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA PADA IKLAN DALAM TABLOID NYATA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

GAYA BAHASA SIMILE DALAM NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI "DEE" LESTARI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMK KELAS XII

GAYA BAHASA SIMILE DALAM NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI DEE LESTARI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMK KELAS XII GAYA BAHASA SIMILE DALAM NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI "DEE" LESTARI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMK KELAS XII Oleh: Tira Anggreyani, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, Tiera manutd@yahoo.co.id. ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan

BAB I PENDAHULUAN. sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984) merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan bait. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini tersedia berbagai media untuk mengekspresikan diri.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini tersedia berbagai media untuk mengekspresikan diri. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini tersedia berbagai media untuk mengekspresikan diri. Baik secara auditif, visual, maupun penggabungan kedua unsur tersebut. Sebagai insan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan, serta perasaan yang dimiliki oleh para penuturnya.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan, serta perasaan yang dimiliki oleh para penuturnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini tidak terlepas dari fungsi bahasa sebagai media untuk menyampaikan ide,

Lebih terperinci

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. Ungkapan tersebut berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, semangat, dan keyakinan dalam suatu kehidupan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertentangkan aspek-aspek dua bahasa yang berbeda untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertentangkan aspek-aspek dua bahasa yang berbeda untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan menerjemahkan bukanlah sesuatu yang baru bagi manusia karena sudah sejak lama manusia melaksanakannya. Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berikut adalah metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan maka peneliti yang sifatnya ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini mengajar bahwa bahasa sebagai alat komunikasi. Komunikasi ada hubungan antara individu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dengan segala keberagaman yang ada di dalamnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dengan segala keberagaman yang ada di dalamnya merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa dengan segala keberagaman yang ada di dalamnya merupakan anugrah Tuhan kepada hamba-nya. Salah satu fungsi bahasa sebagai media komunikasi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat vital yang dimiliki oleh manusia dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

Lebih terperinci

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI 0 KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA MATAMU KARYA SYAIFUL IRBA TANPAKA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang lain. Melalui bahasa, seseorang akan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Blair (2008: 46) dalam The Power of Personification menyatakan bahwa people

BAB I PENDAHULUAN. Blair (2008: 46) dalam The Power of Personification menyatakan bahwa people BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia seringkali menggunakan gaya bahasa kiasan atau majas untuk mengungkapkan, menyetujui, menggambarkan suatu hal secara tidak langsung. Salah satu gaya bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan suatu hal yang sangat penting bagi masyarakat. Dengan bahasa seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain, serta menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya imajinatif bermediumkan bahasa yang fungsi estetikanya dominan. Bahasa sastra sangat komunikatif, mengandung banyak arti tambahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia selalu menggunakan bentuk kebahasaan bermakna figuratif

BAB I PENDAHULUAN. manusia selalu menggunakan bentuk kebahasaan bermakna figuratif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi, baik pada situasi formal maupun non-formal, manusia selalu menggunakan bentuk kebahasaan bermakna figuratif (metaphorical meaning) untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses berbahasa adalah hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Dengan berbahasa, seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan masyarakat sampai saat ini. Puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena kemajuan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 1993, 21). Batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di negara Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di negara Republik Indonesia. Pentingnya bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk berkomunikasi oleh manusia, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Idiom bertujuan untuk memperhalus

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan Bab 2 Landasan Teori Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian kali ini. Teori tersebut mencangkup teori semantik dan teori pengkajian puisi. Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam potensi dan kreativitas dalam berimajinasi. Dalam menuangkan kemampuannya, manusia memiliki cara yang bervariasi dan beragam jenisnnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya mengalami perubahan baik dari segi isi maupun bahasanya. Salah satu perubahan di dalam

Lebih terperinci

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB SKRIPSI

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB  SKRIPSI PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU DI SITUS WEB http://ketawa.com/ SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari bahasa. Sebab bahasa merupakan alat bantu bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Segala aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia, baik lisan maupun tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai estetika yang dominan

Lebih terperinci