BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dengan segala keberagaman yang ada di dalamnya merupakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dengan segala keberagaman yang ada di dalamnya merupakan"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa dengan segala keberagaman yang ada di dalamnya merupakan anugrah Tuhan kepada hamba-nya. Salah satu fungsi bahasa sebagai media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi di antara sesama penutur. Widada (2009:17) menyatakan bahwa bahasa lebih dari sekedar perbendaharaan kata, bahasa merupakan sistem tanda, yakni suatu keterjalinan tanda-tanda menurut suatu aturan tertentu yang memungkinkan bahasa menjalankan fungsi hakikinya sebagai sarana representasi dan komunikasi. Pada umumnya tidak ada individu yang dapat berkomunikasi di luar jalur kaidah sosial yang ada akan tetapi, selalu ada kemungkinan bagi individu untuk menciptakan bahasa kreasi mereka sendiri. Widada (2009:16) menambahkan bahwa seorang kreatif atau seorang penulis tidak sepenuhnya menciptakan bahasa, ia hanya menyiasati, mengeksploitasi bahasa konvensional yang telah tercipta secara sosial. Selain berkomunikasi, individu kreatif seringkali menggunakan gaya bahasa dalam berkomunikasi, sebagaimana diungkapkan oleh Keraf (2007: ), gaya bahasa merupakan kemampuan menulis atau menggunakan kata-kata secara indah dan merupakan cara untuk mengungkapkan ide melalui bahasa khususnya yang menunjukkan jiwa dan kepribadian penutur. Seseorang dapat berkreasi dengan bahan baku bahasa, tetapi kreasi yang sama sekali baru akan sulit dipahami oleh orang lain.

2 2 Para penulis bahasa sastra menggunakan tulisan mereka selain untuk mengungkapkan ide, juga untuk menyampaikan perasaan mereka. Untuk membuat para pembaca mengerti dan merasakan perasaan mereka serta untuk menimbulkan rasa ketertarikan pembaca, mereka seringkali menggunakan gaya bahasa kiasan dalam bertutur maupun dalam tulisan mereka. Salah satu bentuk bahasa kiasan adalah metafora. Metafora merupakan bagian dari figure of speech atau gaya bahasa kiasan (Keraf, 2007: ). Keraf (2007: 129) membagi gaya bahasa berdasarkan makna langsung dan tidak langsung. Makna langsung dari sebuah gaya bahasa adalah makna yang hanya sama dengan penampilan fisik dari tuturan tersebut. Sedangkan makna tidak langsung merupakan bentuk penyimpangan bahasa yang menyebabkan tekanan, ornament, humor, keseriusan, atau efek-efek emosional lainnya. Makna tidak langsung disebut figure of speech, yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu gaya bahasa retoris (rhetorical language style) dan gaya bahasa analogi (analogical language style). Berdasarkan gaya bahasa kiasan retoris dibagi menjadi apostrof, eufemisme, litotes, pertanyaan retorik, hiperbola, paradox, dan oksimoron. Sementara itu analogical language style dibagi menjadi metafora, simile, alegori, personifikasi, ironi, sarkasme, dan synecdoche. Metafora digunakan untuk mengantisipasi kekurangan manusia yang memiliki keterbatasan dalam membahasakan sesuatu. Melalui metafora, karya puisi dapat diperindah. Selain itu, menurut Black (2006: 102) metafora digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Puisi Arab adalah salah satu jenis karya sastra yang banyak mengandung metafora di dalamnya. Metafora dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah isti arah, yaitu peralihan makna dari kata yang dalam penggunaan bahasa keseharian memiliki

3 3 makna dasar, atau makna asli, kemudian karena alasan tertentu makna tersebut beralih kepada makna lainnya, bahkan terkadang melampaui batas makna leksikalnya (Al-`ālim, tanpa tahun: 65). Orang Arab sering meminjam kata dan menempatkannya untuk kata lain tatkala ditemukan alasan-alasan yang memungkinkan, seperti memperkuat makna yang terkandung dalam sebuah kata atau mengantisipasi kekurangan manusia yang memiliki keterbatasan dalam membahasakan sesuatu. Puisi pada penelitian ini adalah puisi berbahasa Arab. Pertimbangannya adalah karena pada versi terjemahan sering terjadi salah penerjemahan, yang mengakibatkan hilangnya metafora pada hasil terjemahan atau bahkan justru menampakkan metafora pada hasil terjemahan sedangkan dalam teks asli tidak tercantum metafora. Oleh karena itu dalam menganalisis metafora, penulis menggunakan teks asli berbahasa Arab dan mengartikannya menggunakan kamus dibandingkan terjemahan Indonesia untuk lebih mengetahui sisi ke-metafora-annya. Metafora ditemukan dalam berbagai bahasa di dunia. Misalnya dalam bahasa Indonesia terdapat kalimat Sari bunga desa di kampung saya. Bunga desa bukan berarti Sari adalah sebuah bunga dalam arti yang sebenarnya, namun mengandung makna lain yang terkandung dalam sifat bunga yaitu cantik dan mempesona. Jadi, makna yang terkandung dalam kalimat tersebut adalah Sari memiliki paras yang indah dan mempesona. Contoh lain dapat kita perhatikan dalam kalimat dalam bahasa Inggris berikut, the tongue is a fire. Tongue lidah pada contoh tersebut dibandingkan dengan fire api karena anggapan tentang adanya kemiripan antara lidah dan api dalam budaya tertentu. Lidah, melalui kata-katanya dapat menghancurkan seperti halnya api menghancurkan benda-benda yang

4 4 dilalapnya. Dengan demikian, titik kemiripan antara lidah dan api adalah dapat menghancurkan. Dalam bahasa Arab, bahasa kiasan metafora juga banyak ditemukan dalam berbagai sumber baik tertulis maupun lisan seperti drama, novel, prosa, dan puisi. Dari beberapa sumber tersebut, puisi adalah sumber data tertulis yang paling banyak dijumpai adanya makna kiasan. Puisi (syair) pada masa dahulu mempunyai kedudukan sangat tinggi yang menjadi identitas kemurniaan sastra Arab yang diwariskan dari pendahulu mereka. Puisi Arab terutama puisi pada masa sebelum islam datang dijadikan rujukan sejarah dan budaya yang paling utama bagi masyarakat arab untuk mengetahui sejarah mereka pada zaman nenek moyang mereka. Seorang penyair akan cenderung menggunakan bahasa kiasan dalam membuat puisi untuk memperindah karangannya. Dari beberapa buku puisi Arab yang ada, makna kiasan yang digunakan oleh penyair Arab dalam menulis puisi lebih banyak mengandung simile dan metafora, tetapi dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada metafora karena simile dinilai lebih mudah ditemukan dalam diwan Imam Syafi`i. Hal tersebut karena ciri khas pada simile lebih mudah ditemukan dibandingkan metafora. ciri tesebut diantaranya kata seperti, bak, bagaikan, bagai dan lain sebagainya. Jadi bila ada sebuah kalimat yang menggunakan kata tersebut, maka dapat dipastikan mengandung bentuk kiasan berupa simile. Metafora yang digunakan dalam puisi memiliki karateristik yang berbedabeda antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Setiap penyair yang kreatif akan menemukan kekhasan masing-masing dalam bertutur. Hal ini yang

5 5 mengakibatkan lahirnya begitu banyak gaya bahasa metafora. Begitu pula dalam dunia Arab yang memiliki banyak suku di dalamnya. Setiap suku memiliki penggubah syair sendiri yang kemudian pada satu hari yang ditentukan, mereka akan berlomba untuk memamerkan puisi terbaik mereka agar menjadi pemenang yang kemudian akan dihormati dan disanjung oleh suku-suku Arab lainnya. Masingmasing suku memiliki kekhasan masing-masing, karena perbedaan lingkungan, watak, pergaulan dan lain sebagainya. Bahkan karena perbedaan rezim, kekuasaan, politik, dan pengaruh budaya dapat mengakibatkan setiap generasi memiliki ciri yang membedakan dengan penyair generasi sebelumnya ataupun sesudahnya. Dalam dunia Arab, salah satu sastrawan Arab yaitu Imam Syafi`i. Saat belia, beliau sudah berguru kepada beberapa ahli ilmu pada zaman tersebut atas saran ibunya. Salah satu ilmu yang beliau pelajari adalah ilmu bahasa Arab dan syairsyairnya. Untuk tujuan tersebut beliau mengembara ke kampung-kampung dan tinggal bersama puak (kabilah) Huzail lebih kurang sepuluh tahun, lantaran hendak mempelajari bahasa mereka dan juga adat istiadat mereka. kabilah Huzail adalah suatu kabilah yang terkenal baik bahasa Arabnya. Imam Syafi`i banyak menghafal syair-syair dan qasidah dari kabilah Huzail. Sebagai bukti Al-Asma`i pernah berkata bahwa beliau pernah membetulkan atau memperbaiki syair-syair Huzail dengan seorang muda dari keturunan bangsa Quraisy yang disebut dengan namanya Muhammad Bin Idris, maksudnya ialah Imam Syafi`i (Asy-Syurbasi, 1991: ). Mayoritas muslim di Indonesia lebih mengenal Imam Syafi`i sebagai seorang imam mazhab, yaitu mazhab Syafi`i yang mengajarkan segala sesuatu tentang hukum-hukum dan tata cara mengamalkan ajaran agama Islam. Mazhab ini

6 6 banyak dianut mayoritas muslim Indonesia. Selain menjadi ahli hukum Islam beliau juga ahli dalam bahasa karena, pada awal beliau belajar adalah mengenai bahasa Arab. Beliau juga ahli dalam bidang kesusastraan, syair, dan sajak. Di kala beliau masih berumur 15 tahun, Syekh Ash-Ashmu`y telah mengakui kehebatan Imam Syafi`i dalam membuat syair (Chalil, 1955: 175). Salah satu buku yang merangkum syair-syair Imam Syafi`i adalah Dîwân al- Imâm asy-syâfi i. Ada sekitar seratus tiga puluh syair yang terdapat dalam karya tersebut. Sebagian besar syair-syair dalam diwan memotret soal moral dan nasihat serta refleksi dari keadaan masyarakatnya saat itu. Di dalamnya juga banyak menggunakan bahasa kiasan, metafora salah satunya. Sebagian besar daerah Arab merupakan daerah gersang dan tandus. Sebagai imbasnya, mereka yang hidup di daerah itu menjalani hidup dengan cara pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Mereka tidak betah tinggal menetap di suatu tempat. Yang mereka kenal hanyalah hidup mengembara, selalu berpindah-pindah mencari padang rumput dan menuruti keinginan hatinya. Mereka tidak mengenal hidup cara lain selain pengembaraan itu. Kabilah-kabilah yang selalu pindah dan pengembara itu tidak mengenal suatu peraturan atau tata-cara seperti yang kita kenal. Mereka hanya mengenal kebebasan pribadi, kebebasan keluarga, dan kebebasan kabilah yang penuh (Faruqi, 2003: 48-49). Daerah yang berada jauh dari aliran sungai sangat jarang memiliki tanah. Daerah mereka hanya debu yang bertebaran, bahkan mereka harus membeli tanah dengan harga tinggi hanya untuk menanam pohonpohon disekitar tempat mereka. Mekah merupakan pusat perdagangan di Jazirah Arab, disana banyak terdapat pasar-pasar yang digunakan oleh para pedagang untuk berjual-beli misalnya

7 7 saja pasar Ukaz, Majnah, dan Dzu almajaz. Selain digunakan untuk berjual beli pasar-pasar tersebut juga sering dipergunakan sebagai tempat bertemunya aliranaliran kebudayaan. Para penyair juga sering berkumpul di pasar-pasar tersebut untuk menyenandungkan puisi buatan mereka di muka umum. Mekah merupakan pusat peradaban kecil. Bahkan masa Jahiliah bukan masa kebodohan dan kemunduran seperti ilustrasi para sejarahwan, tetapi ia merupakan masa-masa peradaban tinggi. Kebudayaan sebelah utara sudah ada sejak seribu tahun sebelum masehi. Bila peradaban di suatu tempat melemah, maka ia kuat di tempat yang lain ( Kehidupan bangsa Arab identik dengan alamnya yang panas, segi keagamaan yang kental, kesenjangan hidup bagi kaum hawa, berbagai minuman yang memabukkan dan lain sebagainya yang mengakibatkan seorang penyair akan membuat syair tidak jauh dari kehidupan sosial mereka, hal ini tentu akan berbeda dengan daerah lain dalam segi pemilihan kata yang digunakan dalam syair. Jika dicermati lebih dalam, maka dalam puisi Arab terdapat penggunaan sejumlah metafora seperti yang tampak pada puisi Imam Syafi`i berikut: فما في النار للظما ن ماء Wa lā tarujju as-samāḥatu min bakhīlin Famā fī an-nāri liẓ-ẓammāni māun ولا ترج السماحة من بخيل Jangan engkau harapkan Kemurahan orang yang kikir Sebab orang yang sedang kehausan Tak akan mendapatkan air dalam api Puisi di atas mengandung gaya bahasa metafora, karena di dalamnya terdapat pebanding dan pembanding serta persamaan antara keduanya. Dalam kalimat tersebut kelapangan dada, toleransi atau keikhlasan seorang bakhil

8 8 dapat disebut pebanding, sedangkan pembandingnya adalah air dalam api. Persamaan antara kelapangan dada seorang bakhil dan ketiadaan air dalam api adalah keduanya sama-sama mustahil, walaupun dapat terjadi, akan tetapi hal itu sangat kecil kemungkinannya. Seorang yang pelit sedikit kemungkinan akan memberi sebagian dari harta yang dimilikinya untuk orang lain. Sebagaimana seorang yang sedang kehausan yang ingin mendapatkan air minum, dia tidak akan mendapatkan air seteguk jika berada di dalam api yang membara. Untuk menambah ilustrasi dalam pikiran pembaca, berikut akan ditampilkan contoh metafora lain dalam bahasa Arab yang masih terdapat dalam puisi Imam Syafi`i. عليها آلاب همهن اجتذابها Wamā hiya illa jaifatun mustahīlatun `alaihā kilābun hamhunna ijtaẓābuhā وما هي إلا جيفة مستحيلة dan tiada dia kecuali bangkai yang bau diatasnya anjing-anjing yang memakannya dan menarik-nariknya Dalam kalimat tersebut terdapat dua metafora sekaligus. Pertama, kalimat yang berbunyi dan tiada dia kecuali bangkai yang bau. Dalam kalimat tersebut pebandingnya tidak terlihat yaitu dunia, sedangkan pembandingnya adalah bangkai yang bau. Bangkai merupakan jasad binatang yang telah mati dan tidak dikuburkan sehingga menimbulkan bau yang menyengat yang dapat merugikan dan mengganggu orang lain sebagaimana dunia yang lama tidak dirawat dan hanya tempat untuk membuang kotoran akan menjadi tempat timbulnya bencana yang dapat merugikan banyak orang.

9 9 Sedangkan kalimat yang kedua yaitu diatasnya ada anjing-anjing yang memakan dan menarik-nariknya. Pada kalimat tersebut pebandingnya juga masih tidak terlihat. Manusia merupakan pebanding yang diumpamakan sebagai anjinganjing yang menjadi pembandingnya. Anjing merupakan hewan yang dapat memakan daging apa saja, baik daging yang masih hidup atau sudah menjadi bangkai.manusia disini diumpamakan sebagai anjing yang rakus dan tamak, mereka selalu memakan apa saja yang ada di bumi tanpa memeperdulikan akibat dari perbuatan mereka. Berdasarkan uraian di atas, maka fokus penelitian ini adalah metafora dalam puisi berbahasa Arab. Pembahasan ini dipandang menarik karena dapat memperkaya penelitian bidang linguistik mengenai gaya penulisan sastrawan Arab dalam merangkai kata-kata melalui penggunaan gaya bahasa metafora. Lebih jauh, adanya perbedaan beberapa faktor seperti lingkungan, budaya, sosial politik antara satu negara dengan negara lain dapat dimungkinkan akan terjadi perbedaan pula dalam hal pengkiasan sebuah karya. Sebuah karya mampu menunjukkan keahlian pengarangnya dalam menulis bahasa kiasan yang mungkin belum dijumpai dalam karya lain. Seringkali di dalam karya sastra terdapat kata-kata yang memiliki arti, makna yang mendalam, serta nasehat dan kebenaran yang sulit dibenarkan oleh sebagian orang sehingga memberi kesan bagi pembaca. Hal ini juga terlihat dengan banyaknya penggunaan gaya bahasa dalam bahasa Arab seperti halnya metafora. Semakin sedikit unsur dari perumpamaan tersebut dimunculkan bagi mereka malah semakin baik dan bagus perumpamaan tersebut.

10 Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang serta agar tercapainya pembahasan yang tepat dan terarah, maka diperlukan adanya rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1. Apa sajakah jenis metafora yang terdapat dalam Diwan Imam Syafi`i? 2. Bagaimana bentuk kebahasaan yang terdapat dalam Diwan Imam Syafi`i? 3. Bagaimana hubungan metafora dalam Diwan Imam Syafi`i dengan budaya Arab? 1.3. Tujuan Penelitian Bertolak dari masalah yang menjadi objek penelitian seperti yang dikemukakan diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan jenis metafora bahasa Arab dalam Diwan Imam Syafi`i. 2. Mendeskripsikan bentuk kebahasaan yang terdapat dalam Diwan Imam Syafi`i. 3. Mendeskripsikan hubungan metafora bahasa Arab dalam Diwan Imam Syafi`i dengan budaya Arab Batasan Masalah Sesuai dengan latar belakang di atas, penelitian ini dibatasi pada gaya bahasa metafora puisi Imam Syafi`i yang termuat dalam Diwan Imam Syafi`i. Terdapat sekitar 130 puisi dalam syair Diwan Syafi`i yang selanjutnya dicari data yang

11 11 mengandung metafora. Data yang telah diperoleh akan dianalisis menurut jenis metafora, bentuk kebahasaan dan hubungan metafora tersebut dengan budaya Arab Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi banyak pihak yang berkepentingan baik secara praktis maupun secara teoritis Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan mampu mendorong atau bahkan meningkatkan kembali rasa bangga bagi pembelajar bahasa Arab, karena di dalamnya mengandung banyak keindahan yang terdapat dalam berbagai karya sastra berbahasa Arab terutama mengenai pemahaman gaya bahasa kiasan, khususnya, metafora Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsihnya bagi kajian linguistik dan kajian budaya secara teoritis. Gambaran mengenai bentuk variasi bahasa Arab memberikan pengetahuan linguistik, sedangkan penggambaran situasi ekstra lingual kiasan dalam karya sastra Arab menyumbang pengetahuan budaya. Penelitian ini juga dapat dijadikan referensi dalam studi metafora puisi khususnya puisi berbahasa Arab Tinjauan Pustaka Penelitian tentang gaya bahasa kiasan metafora telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya sebagai berikut:

12 12 Penelitian dengan judul Metafora Leksikal Dalam Novel Larung Karya Ayu Utami Suatu Kajian Linguistik Fungsional oleh Aisyah (2007). Penelitian ini bertujuan mengklarifikasikan jenis metafora leksikal yang ada dalam novel tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecenderungan pengarang yang melihat berbagai macam peristiwa sebagai sesuatu yang tidak konstan dan sesuatu yang mengalami proses tertentu serta berharap ada unsur puitis yang dapat mempengaruhi perasaan atau membangkitkan emosi pembaca. Tulisan berjudul A Corpus Study Of Metaphor & Metonym In English And Italian yang diteliti oleh Deignan dan Potter (2004: ). Terdapat perbedaan antara metafora dan metonimi dalam dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Italia di dalam tulisan tersebut. Keduanya menggunakan pendekatan komparatif untuk meneliti metafora dan metonimi. Sebagai contoh kalimat anger is the heated fluid in the container kemarahan adalah cairan panas yang terdapat dalam sebuah wadah. Anger merupakan sesuatu yang abstrak yang tidak dapat dilihat atau diraba, sehingga untuk menjelaskan konsep anger digunakan konsep pembanding cairan panas dengan asumsi keduanya memiliki persamaan sifat yaitu mudah meledak dan meluap-luap. Sedangkan metonim merupakan penyebutan salah satu bagian dari sebuah benda untuk merujuk keseluruhan benda itu, contohnya bite one`s tongue off. Secara metonim, tongue merujuk pada speech atau kemampuan berbicara seseorang. Namun, dalam ungkapan di atas juga mengandung ungkapan metaforis yang berarti menghilangkan kesempatan orang untuk bicara. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian pada tesis ini adalah pada objek kajian. Jika Deignan dan Potter meneliti dalam bahasa Inggris dan Italia, pada penelitian tesis ini mengambil objek bahasa Arab.

13 13 Sari (2011) yang melakukan penelitian dengan judul Metafora Pada Lagu- Lagu Spiritual Negro (The Negro Spirituals). Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan-rumusan masalah berupa bagaimana hubungan pebanding dan pembanding yang terdapat pada metafora lagu-lagu spiritual Negro, jenis-jenis metafora pada lagu-lagu spiritual Negro, dan hubungan metafora pada lagu-lagu spiritual Negro dengan budaya Black America, serta bagaimana fungsi metafora tersebut. Hasil dari rumusan masalah tersebut adalah setiap metafora memiliki tiga elemen pembentuk yaitu elemen tenor atau pebanding, elemen vehicle atau pembanding dan elemen ground atau persamaan diantara kedua elemen sebelumnya, hasil yang kedua menyebutkan adanya delapan jenis metafora berdasarkan pada medan semantik Haley. Kedelapan jenis tersebut adalah metafora keadaan (being), metafora kosmos (cosmos), metafora tenaga (energy), metafora permukaan bumi (terrestrial), metafora benda mati (object), metafora tumbuhan (living), metafora binatang (animate) dan metafora manusia (human). Budaya kaum Black American sangat mempengaruhi penciptaan metafora pada lirik-lirik lagu spiritual mereka. dari beberapa metafora yang ditemukan terdapat lima fungsi metafora yaitu metafora kesedihan, metafora kemarahan, metafora ketaatan kepada Tuhan, metafora putus asa, dan metafora harapan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis kerjakan adalah selain berbeda dalam objek kajian karena penelitian ini mengambil objek pada lagu dalam bahasa Inggris sedangkan objek penelitian penulis adalah syair dalam bahasa Arab juga berbeda dalam rumusan masalah. Penelitian ini membuat rumusan masalah berupa fungsi sedangkan penelitian penulis tidak menyertakan fungsi, akan tetapi selain rumusan masalah

14 14 tersebut beberapa rumusan masalah lainnya memiliki persamaan dengan rumusan masalah yang penulis kerjakan. Tinjauan pustaka selanjutnya diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Udu (2006) dengan judul Metafora Dalam Kalganti Pengantar Tidur. Kalganti merupakan nyanyian rakyat untuk menidurkan anak mereka. Temuan pertama dari penelitian ini mengenai unsur metafora, makna metafora dan pandangan masyarakat Wangi-wangi dari segi budayanya di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian mengenai unsur metafora menemukan adanya tiga unsur utama, yaitu tenor, vehicle, dan ground dan dari analisis tersebut ditemukan makna dan pandangan budaya masyarakat Wangi-Wangi yang terkandung dalam metafora.. penciptaan metafora dipengaruhi oleh ekosistem tempat dimana dia berada dan berinteraksi. Berdasarakan kategori dan ekosistem yang digunakan dalam metafora dapat diketahui jenis-jenis metafora yaitu metafora keadaan (being), metafora kosmos (cosmos), metafora tenaga (energy), metafora Subtansi (subtance), metafora permukaan bumi (terrestrial), metafora benda mati (object), metafora tumbuhan (living), metafora binatang (animate) dan metafora manusia (human). Temuan yang kedua adalah jenis dan ciri khas metafora dalam nyanyian tersebut. Ciri khas yang terdapat dalam kalganti hampir selalu menggunakan nama benda-benda atau hal lain yang akrab dengan kehidupan anak. Sedangkan kaitan antara metafora dengan cara pandang masyarakat terhadap dunia adalah bahwa metafora memberi gambaran terhadap kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan adat istiadat, ilmu pengetahuan, alam, dan harmonisasi kehidupan keluarga. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang penulis kerjakan yaitu sama-sama mengkaji jenis metafora yang dikemukakan oleh Haley, sedangkan perbedaanya terletak pada objek kajian.

15 15 Penelitian ini mengambil objek kalganti yang merupakan syair pengantar tidur sedangkan penelitian yang akan penulis kerjakan adalah syair Arab yang digunakan untuk mengintropeksi diri dan mengisahkan cerita-cerita serta beberapa nasehat. Tesis terbaru mengenai metafora adalah yang berjudul Metafora Percakapan Antartokoh Pada Film The King`s Speech Oleh Effendi (2012). Penelitian ini membahas tiga permasalahan. Pertama, mencari jenis-jenis metafora, kedua, mendeskripsikan fungsi elemen penyusun metafora dan yang ketiga menjelaskna konteks penggunaan metafora yang terdapat dalam percakapan antartokoh film The King`s Speech. Beberapa kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah jenis yang banyak digunakan dalam penelitian ini adalah jenis metafora ontologis, kemudian jenis metafora struktural dan metafora orientalis adalah jenis yang sangat jarang digunakan dalam metafora film tersebut. Metafora ontologia adalah metafora yang menerapkan konsep perbandingan dari benda konkret yang diwujudkan ke benda konkret lain. Metafora jenis ini mengkonsepkan pikiran, pengalaman, proses abstrak lain ke suatu yang bersifat fisik. Contohnya adalah kalimat hari ini otak saya tidak berjalan. Otak merupakan benda mati yang tidak dapat bergerak kemudian dikonsepkan ke dalam sebuah konsep yang fisik yaitu berjalan sebagaimana makhluk hidup berjalan. Metafora orientalis adalah metafora yang berhubungan dengan orientasi ruang seperti naik-turun, dalam-luar, depan-belakang dan lain-lain. Metafora ini muncul dari kenyataan bahwa manusia memiliki tubuh, dan tubuh tersebut berfungsi dalam lingkungan fisik (Lakof, 2003:15). Contohnya adalah kalimat happy is up health is up. Konsep kalimat tersebut memicu timbulnya ekspresi i`m feeling up today saya merasa bersemangat hari ini. Sedangkan metafora struktural adalah jenis metafora yang memiliki konsep melihat persamaan

16 16 yang ada dari benda abstrak kemudian diwujudkan ke benda konkret yang dibentuk dari ranah sumber dan ranah sasaran. Metafora ini mengkonsepkan bahwa A sama dengan B dan B sama dengan A, seperti contoh time is money waktu adalah uang. Jadi dalam dalam metafora tersebut waktu disamakan dengan uang dan dapat pula uang disamakan dengan waktu. penggunaan konteks situasional metafora dipengaruhi oleh medan, pelihat dan sarana yang ada dalam sebuah situasi tertentu. Sedangkan penggunaan konteks budaya metafora terkait dengan maknanya dalam budaya itu dan terkait pula dengan latar situasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis kerjakan adalah dalam jenis metafora yang dikemukakan Lakof (1980), penelitian ini lebih merujuk pada jenis metafora ontologis sedangkan penulis cenderung memakai jenis metafora struktural. Berdasarkan uraian diatas, penelitian yang dilakukan penulis mengenai metafora dalam puisi diwan Imam Syafi`i dapat diterima secara ilmiah dengan memperhatikan etika keilmuan. Penelitian ini belum pernah dilakukan oleh orang lain dengan objek formal metafora dan objek material berupa puisi Imam Syafi`i Landasan Teori Definisi Metafora Metafora sudah menjadi bahan studi sejak zaman kuno. Kata metafora secara etimologi berasal dari bahasa Yunani meta yang berarti over, beyond dan pherein yang berarti to trasnfer. Aristoteles menganggap metafora sebagai bentuk analogi dan penghias bahasa dalam retorika dan dia mendefinisikan metafora sebagai sebuah kata yang digunakan dalam arti yang berbeda. Pada intinya Aristoteles menganggap metafora merupakan upaya dalam memberikan kesan

17 17 kemiripan antara suatu hal dengan hal-hal yang lain, kesan kemiripan tersebut dapat muncul melalu perpindahan makna dari benda hidup ke benda mati maupun sebaliknya (Aristotle, 1909: 63 dalam Punter, 2007: 12). Wahab (1990:11), mengartikan metafora dalam devinisi yang lebih lebar dari devinisi Aristoteles, yaitu sebagai ungkapan kebahasaan yang maknanya tidak dapat dijangkau secara langsung dari lambang yang dipakai, karena makna yang dimaksud terdapat pada prediksi ungkapan kebahasaan tersebut. Kridalaksana (2001:136) mengatakan bahwa metafora adalah pemakaian kata atau ungkapan lain untuk objek atau konsep lain berdasarkan kiasan atau persamaan, misalnya kaki gunung, kaki meja yang dianalogikan dengan kaki manusia. Metafora juga dapat didefinisikan sebagai sebuah penggunaan bahasa untuk merujuk sesuatu dengan menggunakan sesuatu yang lain dimana kedua hal tersebut memiliki persamaan, the use of language to refer to something other than what it was originally applied to, or what it literally means, in order to suggest some resemblance or make a connection between the two things (Knowles dan Moon, 2006:2). Persamaan di dalam kedua hal yang dibandingkan disebut sebagai ground. Persamaan ini dapat berupa persamaan bentuk, sifat, konsep, maupun emosi. Jadi dapat disimpulkan bahwa metafora membuat perbandingan terhadap dua hal atau benda untuk menciptakan suatu kesan mental yang hidup walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit dengan menggunakan kata-kata seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana, penaka, serupa, seperti perumpamaan atau yang lebih dikenal dengan simile.

18 Unsur-Unsur Metafora Teori mengenai metafora terdiri dari dua jenis yaitu teori metafora linguistik dan teori metafora konseptual (Taylor, 2003:135). Kedua teori ini memiliki pandangan yang berbeda dalam melihat metafora. Teori metafora linguistik memandang bahwa suatu metafora terdiri dari tiga elemen yaitu tenor, vehicle dan ground. Tenor merupakan elemen yang dibandingkan atau dilambangkan, vehicle merupakan elemen yang melambangkan atau menjadi lambang sedangkan ground merupakan persamaan sifat maupun konsep antara tenor dan vehicle. Dan untuk memudahkan dalam pembacaan tesis ini selanjutnya kata tenor akan diganti dengan pebanding, kata vehicle akan diganti dengan pembanding. Bertolak dari pendapat tersebut dapat dilihat bahwa metafora memiliki tiga elemen pokok didalamnya, yaitu: 1. Pebanding (tenor or target domain) adalah konsep, objek yang dideskripsikan, dibicarakan, dikiaskan, dilambangkan, dan dibandingkan. 2. Pembanding (vehicle atau source domain) adalah kata-kata kias itu sendiri. 3. Persamaan antara pebanding dan pembanding (ground and sense) adalah relasi persamaan antara target domain dan vehicle atau source domain. Relasi persamaan ini dapat bersifat objektif: bentuk, tempat, sifat atau kombinasi diantaranya serta persamaan emotif, konsep, fungsi, dan sosial budaya. Ketiga elemen tersebut harus ada dalam setiap metafora, sebagai contoh adalah kalimat Jono bintang lapangan di klub bolanya. Kalimat tersebut digunakan untuk menyebut seorang yang jago bermain bola. Jono dalam kalimat

19 19 diatas disebut sebagai pebanding, sedangkan bintang lapangan adalah pembanding. Adapun persamaan antara keduanya adalah bintang merupakan benda langit yang tinggi dan dapat menyinari disaat kegelapan disamakan dengan kepandaian dan keahlian seseorang dalam menggocek dan memainkan bola saat dilapangan. Pandangan teori metafora linguistik dan metafora konseptual dalam memahami sebuah metafora berbeda. Jika metafora linguistik memandang bahwa metafora terdiri dari tiga elemen yang berbeda yaitu tenor, vehicle dan ground, maka metafora konseptual memandang bahwa metafora memiliki dua ranah konseptual dimana salah satu ranah (domain) dimengerti atau dijelaskan dengan domain lain. Dua ranah tersebut adalah target domain yaitu hal yang dijelaskan atau dimengerti dengan source domain dan source domain yaitu hal yang menjelaskan target domain (Kovecses, 2002:4). Sebagai contoh adalah kalimat Ina pelita hidupku. Jika dalam teori metafora linguistik kalimat tersebut terdiri dari pebanding yaitu Ina yang merupakan persona perempuan ketiga tunggal dan masih abstrak karena belum dijelaskan siapa itu Ina, apakah hubungan Ina dengan pelaku. Kemudian kata Ina dikonsepkan dengan pelita hidupku yang merupakan bentuk frasa, setelah kata Ina disandingkan dengan pelita hidupku maka konsep abstrak Ina dapat ditemukan yaitu Ina adalah sebuah pelita bagi hidup si pelaku. Antara Ina dan pelita adalah dua unsur metafora yang memiliki persamaan diantara keduanya, yaitu sama-sama menerangi dan menuntun kehidupan pelaku sebagaimana pelita menerangi keadaan yang gelap. Kalimat Ina pelita hidupku juga dapat dikonsepkan ke dalam teori metafora konseptual. Ina menjadi target domain yang akan dijelaskan oleh source domain yaitu pelita hidupku. Ina adalah hal yang dijelaskan atau dimengerti oleh source domain, sedangkan pelita hidupku adalah hal

20 20 yang menjelaskan target domain yaitu Ina. Jadi dapat dikatakan bila Ina adalah inti dari metafora tersebut sedangkan pelita hidupku adalah atribut yang melengkapi pengertian target domain. Teori metafora konseptual di atas terkadang disebut sebagai teori metafora kognitif. Teori ini kemudian mulai dikenal oleh banyak orang ketika terbit buku Metaphor We Live by yang ditulis oleh Lakoff dan Johnson. Lakoff dan Johnson (1980:4) mengatakan bahwa metafora menanyangkan peta kognitif dari satu ranah pebanding kepada ranah pembanding sehingga menyebabkan pembanding terikat dalam pengalaman fisik spasial melalui ranah pebanding. Hasilnya adalah skemaskema yang menengahi diantara tingkat konseptual dan indrawi dalam ranah pebanding menjadi aktif, dan begitu juga dalam ranah pembanding. Satu skema metafora merupakan satu representasi mental yang mengikat struktur konseptual dari ranah abstrak ke ranah indrawi yang lebih fisikal. Artinya, metafora berusaha untuk menjelaskan sesuatu yang bersifat abstrak dengan sesuatu yang lain yang bersifat lebih nyata. Selain itu, metafora juga berada pada sistem kognitif manusia karena metafora menunjukkan bagaimana pikiran mempersepsikan atau membentuk kenyataan. Metafora tidak hanya digunakan dalam berbahasa, melainkan digunakan juga dalam pikiran dan tindakan manusia karena sistem konseptual manusia dalam berpikir dan bertindak secara fundamental terkait dengan metafora (Lakoff dan Johnson, 1980:4) Jenis-Jenis Metafora Berdasarkan Medan Semantik Semantik merupakan cabang sistemik bahasa yang menyelidiki makna atau arti (Veerhar, 1978: 9). Semantik juga merupakan bagian tertentu dari leksikon yang

21 21 didefinisikan dengan istilah atau konsep umum. Menurut Haley (1980: 139) dalam penciptaan metafora, bahasa yang digunakan tergantung pada lingkungan sosial dan budaya. Hal ini dikarenakan persepsi manusia terjadi dalam suatu keseluruhan dengan lingkungannya. Wahab (1990, ) membagi metafora menjadi dua kategori, yaitu kategori metafora universal dan metafora kultural. Metafora universal merupakan metafora yang memiliki medan semantik yang sama bagi sebagian besar budaya di dunia, baik lambang kias maupun makna yang dimaksudkan. Wahab juga menjelaskan bahwa metafora universal diambil dari medan semantik yang diciptakan oleh Halley. Haley (1980: ) dalam buku Linguistics Perspective on Literature membagi metafora ke dalam sembilan jenis berdasarkan medan semantik pembandingnya, yaitu: a. Metafora keadaan (being) yaitu metafora yang meliputi hal-hal abstrak, seperti kebenaran dan kasih. b. Metafora kosmos (cosmos) yaitu metafora yang meliputi benda-benda kosmos, misalnya bulan dan matahari. c. Metafora tenaga (energy) yaitu metafora dengan medan makna semantik hal-hal yang memiliki kekuatan angin, cahaya, api, dengan prediksi dapat bergerak. d. Metafora Subtansi (subtance) yaitu metafora yang meliputi macammacam gas dengan prediksinya dapat memberi kelembaban, bau, tekanan, dan sebagainya. e. Metafora permukaan bumi (terrestrial) metafora yang meliputi hal-hal yang terikat atau terbentang di permukaan bumi, misalnya sungai, hutan,

22 22 gunung, laut, dan sebagainya. Selain itu metafora ini juga meliputi halhal yang berhubungan dengan segala hal yang jatuh karena pengaruh gravitasi bumi. f. Metafora benda mati (object) adalah metafora yang meliputi bendabenda yang tidak bernyawa, misalnya meja, buku, kursi, gelas dan sebagainya yang dapat hancur dan pecah. g. Metafora tumbuhan (living) yaitu metafora yng berhubungan dengan seluruh jenis tumbuh-tumbuhan, seperti daun, sagu, padi dan sebagainya. h. Metafora binatang (animate) adalah metafora yang berhubungan dengan makhluk organisme yang dapat berjalan, berlari, terbang dan sebagainya seperti kuda, burung, kucing, harimau dan sebagainya. i. Metafora manusia (human) adalah metafora yang berhubungan dengan makhluk yang dapat berpikir dan memiliki akal Bentuk Kebahasaan Metafora Diwan Imam Syafi`i Kata adalah satuan terkecil dalam kalimat yang dapat diujarkan sebagi bentuk yang bebas dan dapat berdiri sendiri (Kridalaksana, 2001:110). Kata merupakan cakupan kebahasaan yang dibahas oleh Morfologi. Morfologi sendiri adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau mempelajari seluk beluk bentuk kata. Kata merupakan satuan terbesar dalam morfologi, akan tetapi dalam tataran sintaksis kata adalah satuan terkecil yang dapat membentuk menjadi satuan terbesar yaitu paragraf. Kata dalam hal ini akan membahas menengenai kata sebagai satuan terkecil sintaksis. Sebagai satuan terkecil dalam sintaksis, kata berperan sebagai

23 23 pengisi fungsi sintaksis, sebagai penanda kategori sintaksis dan sebagai perangkai dalam penyatuan satuan-satuan atau bagian-bagaian dari satuan sintaksis (Chaer, 2007: 219). Kridalaksana (2008:223) mengatakan bahwa sintaksis adalah pengaturan dan hubungan antara kata dengan kata, atau dengan satuan yang lebih besar, atau antara satuan-satuan yang lebih besar itu dalam bahasa. Satuan kecil dalam bidang itu adalah kata. Jadi hal-hal yang membicarakan mengenai seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frasa merupakan bidang kajian sintaksis. Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif; gabungan itu dapat rapat dapat pula renggang. Seperti misalnya gunung tinggi adalah frasa karena gunung tinggi merupakan kontruksi nonpredikatif. Konstruksi tersebut berbeda dengan gunung itu tinggi yang bukan termasuk frasa karena bersifat predikatif (Kridalaksana, 2008:66). Klausa adalah kalimat berpredikat yang merupakan bagian dari kalimat yang lebih besar (Wirjosoedarmo:1985:327). Perbedaan antara klausa dan frasa adalah bila klausa berpredikat sedangkan frasa tidak. Di dalam sebuah klausa akan ditemukan adanya fungsi predikat dari sebuah kata ataupun frasa dan kata yang lainnya menyatakan fungsi subyek, sebagai objek ataupun sebagai keterangan. Klausa terbagi menjadi dua golongan, yakni klausa bebas atau klausa lengkap dan klausa terikat atau klausa tidak lengkap, sedangkan menurut jenis kata pedikatnya, klausa bebas dibedakan atas dua macam, yakni klausa verbal dan klausa nominal (Wirjosoedarmo:1985:327). Kridalaksana (2008:103) menyebutkan bahwa kalimat merupakan konstruksi gramatikal yang terdiri atas satu atau lebih klausa yang ditata menurut pola tertentu,

24 24 dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan. Sesungguhnya yang menentukan satuan kalimat bukan banyaknya kata yang menjadi unsurnya, melainkan intonasinya. Berdasarkan fungsi dalam hubungan situasi, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat berita, kalimat tanya dan kalimat suruh Metafora dan Budaya Cara masyarakat membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain terikat pada pengalaman masyarakat (bodily experience) (Marley, 2008: ). Oleh karena itu, daerah dan kebudayaan yang berbeda akan memiliki metafora yang berbeda pula yang disebabkan oleh konsep-konsep skema yang dihasilkan terbentuk dari budaya masyarakat yang berbeda. Budaya dalam hal ini juga termasuk berbagai pengalaman hidup yang senantiasa mempengaruhi penciptaan metafora. Oleh karena itu, untuk mengetahui makna sebenarnya dari sebuah metafora, seseorang harus mengetahui konteks dan budaya dimana metafora tersebut muncul. Apabila tidak mengetahui konteks dan budaya, maka pemaknaan terhadap makna yang sebenarnya dari sebuah metafora dapat keliru. Hal ini sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Lyons (1996: ) bahwa untuk mengetahui apakah suatu ungkapan hanya bermakna harfiah saja atau bermakna metaforis dibutuhkan konteks dan situasi pembicaraan. Ungkapan John is a tiger dapat bermakna harfiah saja yaitu John adalah nama seekor harimau ataupun dapat bermakna metaforis berdasarkan konteks pembicaraan. Menyebarnya kesusastraan arab sangat erat kaitannya dengan bersinarnya Islam secara luas ke berbagai belahan dunia. Penerimaan terhadap agama Islam di

25 25 kalangan bangsa Arab pada mulanya memang tidak banyak membawa perubahan terhadap perkembangan sastra Arab, juga tidak banyak memberi perubahan terhadap sifat-sifat, watak dan tabiat bangsa Arab. Perubahan besar terjadi setelah munculnya penulisan mushaf Al-Qur an. Pengaruh langsung tampak pada berkembangnya kajian terhadap teks kitab suci, terutama dari segi bahasa dan sastra. Semenjak itu orang Arab juga mulai giat mengumpulkan puisi lama dan cerita lisan warisan nenek moyang mereka. Gaya bahasa Al-Qur an semakin menarik perhatian penyair yang nantinya mempengaruhi corak penulisan dan pola bercerita. Para penyair pada saat itu belum dapat menandingi keindahan kata yang terdapat dalam Al-Qur`an, oleh sebab itu mereka menggunakannya sebagai rujukan untuk mengetahui budaya, keadaan dan kisahkisah kaum sebelum mereka Metode Penelitian Kata penelitian merupakan bentuk pembendaan dari kata peneliti yang mengandung makna sebagai tindakan melakukan kerja penyelidikan secara cermat terhadap suatu sasaran untuk memperoleh hasil tertentu (Soeratno, 2011:58). Penelitian ini menganalisis metafora yang terdapat pada puisi yang terangkum dalam buku puisi Diwan Imam Syafi`i dengan membatasi kajiannya pada gaya bahasa kiasan metafora. Penelitian yang digunakan merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif berarti penelitian ini akan memberikan deskripsi dan eksplanasi atas gejala-gejala kebahasaan yang muncul (Mahsun, 2007:257). Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang bersifat alamiah dan menghasilkan data deskritif berupa kata-kata

26 26 tertulis atau lisan dari orang-orang, perilaku atau data-data lainnya yang dapat diamati oleh peneliti (Moleong, 2000:3). Sebagaimana penelitian kualitatif, penelitian ini tidak menggunakan data statistik yang berupa angka-angka, melainkan mencari data-data berupa gaya bahasa kiasan metafora dalam bahasa Arab yang terkandung dalam buku puisi Diwan Imam Syafi`i Metode Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan library research, karena data diperoleh dari sumber tertulis. Dalam mengumpulkan data digunakan teknik simak bebas libat cakap yang artinya melakukan penjaringan data dengan menyimak penggunaan bahasa tanpa ikut berpartisipasi dalam proses pembicaraan. Kesuma (2007:43) memberikan pengertian metode simak sebagai cara pengumpulan data yang dilakukan dengan kategorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen maupun buku-buku, koran, majalah, dan lainlain. Untuk mendukung metode ini, teknik yang digunakan adalah teknik catat, yaitu penulis mencatat dan mengklasifikasikan data kebahasaan (Mahsun, 2007:133). Data yang telah dipilih diidentifikasi sesuai dengan rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya Metode Analisis Data Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode agih. Metode ini merupakan metode yang alat penentunya terdapat di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti. Di dalam analisis data, penulis juga menggunakan teknik bagi unsur langsung. Teknik tersebut merupakan teknik yang menganalisis data dengan cara membagi suatu konstruksi menjadi beberapa bagian atau unsur dan

27 27 bagian-bagian serta unsur-unsur itu dipandang sebagai bagian atau unsur yang langsung membentuk konstruksi yang dimaksud (Kesuma, 2007:54-55). Dalam Analisis pertama penulis akan mengklarifikasikan vehicle tersebut berdasarkan teori medan semantik metafora yang dikemukakan Haley (1980: ). Kemudian, penulis akan mengklarifikasikan metafora berdasarkan bentuk kebahasaannya sesuai yang dikemukakan oleh Keraf (1969: ), yang menggolongkan kata berdasarkan ciri bentuk dan kelompok kata itu menjadi kata benda, kata kerja, kata sifat dan kata tugas. Dan bentuk kebahasaan lainnya berupa frasa dan klausa. selanjutnya yang terakhir menghubungkan metafora tersebut dengan budaya bangsa Arab. Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa bantuan untuk menghubungkan pembanding metafora tersebut dengan budaya Arab pada umumnya, diantaranya yaitu Al-Qur`an yang di dalamnya banyak menceritakan kehidupan bangsa Arab terdahulu, kamus Munjid yang di dalamnya terdapat kajian mengenai budaya, dan beberapa narasumber yang telah lama tinggal di kawasan Arab Penyajian Hasil Analisis Data Hasil analisis data dapat menggunakan dua cara penyajian, yaitu bersifat formal dan informal. Penyajian formal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan sejumlah rumus dan skema tertentu dalam beberapa pembahasan. Sementara penyajian yang bersifat informal adalah penyajian hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan kata-kata biasa untuk mendeskripsikan hasil analisis data (Sudaryanto, 1993:144). Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini berupa penyajian secara informal, yaitu penyajian hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan kata-kata biasa.

28 Sistematika Penulisan Penyajian penelitian dengan judul Gaya Bahasa Metafora dalam Puisi Imam Syafi`i ini akan dibagi ke dalam lima bab. Bab pertama berupa pendahuluan yang terdiri dari latar belakang; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian yang terdiri dari manfaat praktis dan manfaat teoritis; landasan teori yang terdiri dari hubungan antara linguistik, sastra dan karya sastra arab; gaya bahasa; gaya bahasa kiasan; jenis-jenis gaya bahasa kiasan; dan metode penelitian. Bab kedua akan menyajikan jenis-jenis metafora yang terdapat dalam Syair Diwan Imam Syafi`i. Selanjutnya, pada bab ketiga akan mendeskripsikan tata bahasa atau bentuk kebahasaan yang terdapat dalam puisi diwan Imam Syafi`i. Pemaparan mengenai hubungan metafora dalam puisi diwan Imam Syafi`i dengan budaya Arab, akan dibahas pada bab keempat. Pada bab terakhir akan berisi kesimpulan penelitian dan saran.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi ini. Untuk mempertanggungjawabkan suatu karya ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu aset kebudayaan bagi bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu aset kebudayaan bagi bangsa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu aset kebudayaan bagi bangsa Indonesia. Salah satu ragam bahasa di Indonesia adalah peribahasa. Berbicara mengenai peribahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di negara Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di negara Republik Indonesia. Pentingnya bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan hal yang sangat vital dalam berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan hal yang sangat vital dalam berkomunikasi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat vital dalam berkomunikasi dengan sesama manusia atau kelompok. Bahasa adalah alat untuk menyampaikan pesan kepada seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan yang sangat signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya bahasa, manusia tidak dapat mengungkapkan perasaan, menyampaikan keinginan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Felicia (2001), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik dia berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menjadi sebuah proses belajar bahasa yang berada pada fase paling penting bagi penguasaan bahasa siswa, karena siswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan 1 I. PENDAHULUAN Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan mengenai latar belakang penelitian mengenai gaya bahasa dalam kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

ANALISIS LIRIK LAGU LIR-ILIR (SEBUAH KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGI)

ANALISIS LIRIK LAGU LIR-ILIR (SEBUAH KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGI) ANALISIS LIRIK LAGU LIR-ILIR (SEBUAH KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGI) Eka Susylowati, SS, M.Hum Staf Pengajar Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Surakarta Abstrak Metafora merupakan penggunaan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu

Lebih terperinci

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh : TYAS PUJI PRAMESTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan manusia yang lain. Ia selalu berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Hubungan ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara tanda - tanda linguistik atau tanda-tanda lingual dengan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara tanda - tanda linguistik atau tanda-tanda lingual dengan hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam linguistik terdapat kajian khusus mengenai makna yang dikenal dengan Semantik. Semantik adalah ilmu tentang makna. Para ahli bahasa memberikan pengertian semantik

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian secara umum, bahasa merupakan suatu bentuk alat komunikasi manusia yang berupa lambang bunyi melalui alat ucap yang dikeluarkannya akan memunculkan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian gaya bahasa di kalangan masyaakat sangat beragam, tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga dipakai dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang bersifat estetik. Hasil ciptaan itu menjadi sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang bersifat estetik. Hasil ciptaan itu menjadi sebuah karya sastra 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Pada hakikatnya karya sastra merupakan karya seni yang bersifat kreatif. Artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN 0 RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA (2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru tentang kategorisasi dan pemetaan metafora konseptual kata penyakit dalam bahasa Indonesia. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam wujud bunyi itu (Muhammad, 2011:48). Bahasa merupakan unsur

BAB I PENDAHULUAN. dalam wujud bunyi itu (Muhammad, 2011:48). Bahasa merupakan unsur 13 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Bahasa sebagai alat komunikasi melambangkan sesuatu. Bahasa melambangkan suatu pengertian, konsep, ide, atau pikiran yang disampaikan dalam wujud bunyi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat vital yang dimiliki oleh manusia dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan landasan bagi peneliti dalam pengambilan masalah. Kemudian masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan landasan bagi peneliti dalam pengambilan masalah. Kemudian masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini peneliti memaparkan mengenai latar belakang masalah yang dijadikan landasan bagi peneliti dalam pengambilan masalah. Kemudian masalah tersebut peneliti rumuskan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk berkomunikasi oleh manusia, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Idiom bertujuan untuk memperhalus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam sebuah karya sastra, namun berkaitan dengan hal-hal yang dianggap sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam sebuah karya sastra, namun berkaitan dengan hal-hal yang dianggap sangat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Metafora tidak terbatas menyangkut pada sebuah gaya bahasa yang terdapat dalam sebuah karya sastra, namun berkaitan dengan hal-hal yang dianggap sangat dekat dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat manusia selalu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan. Selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013 BAB I PENDAHULUAN Dalam bagian ini akan diuraikan, latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. Ungkapan tersebut berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, semangat, dan keyakinan dalam suatu kehidupan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa adalah ciptaan manusia dan mempunyai muatan budaya dan linguistik dari kelompok pemakai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertentangkan aspek-aspek dua bahasa yang berbeda untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertentangkan aspek-aspek dua bahasa yang berbeda untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan menerjemahkan bukanlah sesuatu yang baru bagi manusia karena sudah sejak lama manusia melaksanakannya. Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan oleh : EMA WIDIYAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat merupakan pemakai bahasa dalam berkomunikasi dengan orang lain. Sebagai bentuk komunikasi, mereka menggunakan media yang berbeda-beda. Secara garis besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada seseorang, bahasa mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pada seseorang, bahasa mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan perasaan pada seseorang, bahasa mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan suatu hal yang sangat penting bagi masyarakat. Dengan bahasa seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain, serta menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari sebuah kesusastraan, terlepas dari apakah kegiatan bersastra dilakukan didasari ataupun tanpa didasari kesadaran untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI 0 ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia, karena dalam kehidupannya manusia tidak terpisahkan dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Khasanah budaya bangsa Indonesia yang berupa naskah klasik, merupakan peninggalan nenek moyang yang masih dapat dijumpai hingga sekarang. Naskah-naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lagu merupakan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal biasanya diiringi dengan alat musik untuk menghasilkan gubahan musik yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN PENERAPAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR DAN SUMBANG KATA PADA SISWA KELAS VII E DI SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Kebutuhan akan bahasa sudah jauh sebelum manusia mengenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam potensi dan kreativitas dalam berimajinasi. Dalam menuangkan kemampuannya, manusia memiliki cara yang bervariasi dan beragam jenisnnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata merupakan alat penyalur gagasan atau ide yang akan disampaikan kepada orang lain. Kata-kata dijalin-satukan melalui penggabungan dalam suatu konstruksi yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini mengajar bahwa bahasa sebagai alat komunikasi. Komunikasi ada hubungan antara individu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki gaya bahasa yang spesifik dan unik sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki gaya bahasa yang spesifik dan unik sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa di dunia memiliki gaya bahasa yang spesifik dan unik sesuai karakter serta cita rasa dari pengguna bahasa itu sendiri. Berdasarkan observasi yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur

Lebih terperinci

22, Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 dapat diungkapkan dengan makna sebagai representasi maksud emosional manusia yang tidak terbatas. Penggunaan bahas

22, Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 dapat diungkapkan dengan makna sebagai representasi maksud emosional manusia yang tidak terbatas. Penggunaan bahas , Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 METAFORA PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS Ananda Nurahmi Berkah Nastiti Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan metafora dalam rubrik opini

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Bahasa Indonesia Modul ke: Ragam Bahasa Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Hakikat Bahasa Kedudukan Bahasa Kedudukannya Sebagai

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu oleh seseorang kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk berkomunikasi. Menurut Keraf

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK) KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian emosi telah dilakukan di banyak bahasa, baik dari bidang psikologi maupun linguistik. Penelitian tentang emosi dari bidang bahasa menarik, karena banyak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR P ISSN 2614-624X E ISSN 2614-6231 DOI: http://dx.doi.org/10.22460/p.v1i2p%25p.193 ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR Risma Despryanti 1, Riska Desyana 2, Amalia Siddiqa Rahayu 3, Yeni

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah metafora sudah muncul dari hasil interpretasi terhadap Kejadian di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah metafora sudah muncul dari hasil interpretasi terhadap Kejadian di BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori yang Relevan 2.1.1 Teori Metafora Klasik Istilah metafora sudah muncul dari hasil interpretasi terhadap Kejadian di Injil ketika Adam dan Eva memakan buah terlarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia sehingga menimbulkan kesan yang menarik. Sastra sering kali tercipta

BAB I PENDAHULUAN. manusia sehingga menimbulkan kesan yang menarik. Sastra sering kali tercipta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sastra adalah suatu karya sastra yang terlahir dari perasaan dan imajinasi manusia sehingga menimbulkan kesan yang menarik. Sastra sering kali tercipta dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari bahasa. Sebab bahasa merupakan alat bantu bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Segala aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu budaya manusia yang sangat tinggi nilainya karena dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015) 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan memberikan pemaparan mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik sistemik fungsional berperan penting memberikan kontribusi dalam fungsi kebahasaan yang mencakup

Lebih terperinci

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS  SKRIPSI RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS WWW.SRITI.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat

Lebih terperinci

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Mei Arisman Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami sebuah karya sastra pada dasarnya bukanlah persoalan mudah, karena pemahaman sastra berkaitan erat dengan proses sifat karya sastra itu sendiri. Maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu ide, gagasan atau ungkapan perasaan. Dalam lirik lagu terkandung makna

BAB I PENDAHULUAN. suatu ide, gagasan atau ungkapan perasaan. Dalam lirik lagu terkandung makna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lagu merupakan media universal yang digunakan untuk menyampaikan suatu ide, gagasan atau ungkapan perasaan. Dalam lirik lagu terkandung makna sebagai implementasi ide

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, baik dalam bidang pendidikan, pemerintahan, maupun dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki makna yang sama. Salah satu fungsi dari bahasa adalah sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki makna yang sama. Salah satu fungsi dari bahasa adalah sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan cerminan dari suatu masyarakat penuturnya dan karya manusia yang hidup. Sebagai sesuatu yang hidup, ia mengalami perkembangan; yaitu mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya Kla Project yang dipopulerkan pada tahun 2010 dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting agar suatu maksud dari pembicara dapat sampai dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting agar suatu maksud dari pembicara dapat sampai dengan baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Segala hal yang dilakukan seseorang tak terlepas dari bagaimana ia memaknai tindakannya, begitu pula dalam berkomunikasi yang menjadikan bahasa sebagai kunci pokoknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Sejalan dengan itu, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Sejalan dengan itu, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 menempatkan bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan. Sejalan dengan itu, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesis berbasis teks, beragam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki ciri khas budaya tersendiri. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN. suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki ciri khas budaya tersendiri. Selain 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negeri yang kaya dengan budayanya. Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki ciri khas budaya tersendiri. Selain bahasa daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana komunikasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan masyarakat. Adanya suatu bahasa sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu cara manusia berinteraksi dengan orang lain yang biasa disebut interaksi sosial. Interaksi sosial ini dapat mengungkapkan perasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengungkapkan ide atau gagasan juga untuk sekedar menginformasikan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengungkapkan ide atau gagasan juga untuk sekedar menginformasikan apa yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu berinteraksi dengan sesama. Baik untuk mengungkapkan ide atau gagasan juga untuk sekedar menginformasikan apa yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sepanjang hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi tersebut, manusia memerlukan sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

Lebih terperinci