ABSTRACT. Keywords: Tax Audit, Tax Revenue, The Level of Tax Payers Obedience,Tax Payers.
|
|
- Inge Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ABSTRACT THE ANALYSIS OF DIFFERENCE OF COMPLIANCE WITH TAX PAYERS BOARD EXAMINATION CONDUCTED BEFORE AND AFTER TAX (A Survey Study at Pratama Tax Service Office Tasikmalaya) By DANYS AMNATILLAH MUNGGARAN Program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya This study aims to know whether the tax audit towards the tax payers has significant influence towards the level of tax payers obedience and tax revenue in Pratama Tax Service Office Tasikmalaya. The level of tax payers obedience is measured by the number of reporting notification letter (SPT) Annual Income Tax reported on time before and after tax audit is done. Tax payment is measured based on tax revenue from corporate tax payers paid over the year and the tax period before and after the tax audit. This study uses quantitative data by using secondary data obtained from Pratama Tax Service Office Tasikmalaya started from 2008 until Statistical Test used in this study is coupled sample t-test. The data are computed by using SPSS program 22 version. This study shows that the tax audit influences significantly towards the level of tax payers obedience and tax revenue in Pratama Tax Service Office Tasikmalaya. Keywords: Tax Audit, Tax Revenue, The Level of Tax Payers Obedience,Tax Payers. 1
2 2 ABSTRAK ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PEMERIKSAAN PAJAK (Survei Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tasikmalaya) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemeriksaan pajak terhadap wajib pajak badan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dan penerimaan pajak penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tasikmalaya. Tingkat kepatuhan wajib pajak diukur dari jumlah pelaporan surat pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Badan yang dilaporkan secara tepat waktu pada tahun pajak sebelum dan sesudah dilakukannya pemeriksaan pajak. Pembayaran pajak diukur berdasarkan penerimaan pajak dari Wajib Pajak Badan yang dibayarkan atas tahun dan masa pajak sebelum dan sesudah dilakukan pemeriksaan pajak. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang di dapat dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tasikmalaya pada kurun waktu 2008 sampai dengan Uji statistik yang digunakan untuk pengujian adalah Uji t sampel berpasangan dan data diolah secara komputerisasi dengan program SPSS versi 22. Penelitian ini membuktikan bahwa pemeriksaan pajak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dan penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tasikmalaya. Kata kunci : Pemeriksaan Pajak, Penerimaan Pajak Penghasilan, Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak, Wajib Pajak Badan.
3 3 I. PENDAHULUAN Pajak sebagai salah satu sumber pendapatan negara memiliki porsi yang signifikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Proporsi pajak sebagai pendapatan negara semakin meningkat dari tahun ke tahun hingga dalam realisasi APBN tahun 2014 penerimaan negara dari Pajak memberikan kontribusi sebesar Rp 1.110,2 triliun atau mencapai 66,59% dari total pendapatan negara sebesar Rp 1.667,1 triliun (APBN-P 2014), namun demikian dengan belanja pemerintah untuk menopang pembangunan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dan keinginan masyarakat agar pembiayaan pembangunan tidak lagi disandarkan kepada hutang mengakibatkan target penerimaan pajak dalam APBN terus meningkat dari tahun ke tahun. Direktorat Jenderal Pajak sebagai institusi pemerintah yang mengemban tugas untuk mengamankan target penerimaan negara dari sektor pajak menerapkan berbagai reformasi perpajakan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak dari masyarakat, salah satunya dengan menerapkan prinsip self assessment yaitu pemberian kepercayaan kepada masyarakat untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak terutang, dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui kesadaran masyarakat untuk membayar pajak sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku dan melaporkannya kepada kantor pelayanan pajak sebagai tertib administrasi tata usaha perpajakan. Direktorat Jenderal Pajak melaksanakan fungsi pengawasan atas pemenuhan pelaksanaan self assessment untuk memastikan penerimaan pajak dapat sesuai dengan potensi pajak pada wajib pajak sesuai dengan kewajiban
4 4 perpajakan yang dimilikinya, hal ini dikarenakan prinsip self assessment memiliki risiko kemungkinan adanya ketidaksesuaian antara pembayaran pajak dengan kewajiban pajak yang wajib dipenuhi baik karena ketidaktahuan wajib pajak mengenai penerapan peraturan perpajakan terbaru maupun tindakan wajib pajak secara sengaja melakukan penghindaran pembayaran pajak. Ketidaksesuaian yang timbul antara kewajiban pajak dengan pembayarannya diatasi oleh Direktorat Jenderal Pajak dengan pengoptimalan fungsi pengawasan dan pembinaan wajib pajak, salah satu metode yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Pajak berupa tindakan Penegakan Hukum (law enforcement) sesuai dengan Pasal 29 UU No. 28 Tahun 2007 mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang memberikan wewenang kepada Direktur Jenderal Pajak untuk melakukan Pemeriksaan Pajak (Tax Audit) dengan tujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan yang atas pelaksanaannya dilakukan pada lingkup Kantor Pelayanan Pajak. Kepatuhan perpajakan yang diuji oleh pemeriksaan pajak, didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hal perpajakannya (Nurmantu, 2003:75) atau kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan baik formal maupun material (Zain, 2005:88) kepatuhan secara formal memiliki arti bahwa wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakan secara administratif berupa pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) baik SPT Tahunan maupun SPT Masa
5 5 secara tepat waktu, sedangkan kepatuhan secara material mengindikasikan bahwa wajib pajak mengisi, menghitung dan melaporkan jumlah pajak yang terutang dengan benar sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Kepatuhan perpajakan itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pemeriksaan pajak, sosialisasi, administrasi pajak, penegakan hukum, serta tarif pajak (Nurmantu, 2003:122), oleh karena itu Kantor Pelayanan Pajak dalam upayanya meningkatkan kepatuhan wajib pajak kerap melakukan tindakan pemeriksaan pajak terhadap wajib pajak dengan kriteria potensi pajak tertentu untuk mengoptimalkan peningkatan penerimaan pajak. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tasikmalaya merupakan salah satu Kantor Pelayanan Pajak yang berada dibawah naungan Departemen Keuangan yang mempunyai tugas pokok menghimpun penerimaan Negara dari sektor pajak untuk wilayah Tasikmalaya, salah satu kewenangan yang dimiliki oleh KPP Pratama Tasikmalaya dalam memenuhi tugas pokoknya tersebut adalah melakukan pemeriksaan pajak untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan pajak. Dalam penelitian ini penulis merujuk dari hasil penelitian sebelumnya, diantaranya : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Yuli Laura (2008) dengan judul Analisa Pengaruh Jumlah Wajib Pajak Badan dan Pemeriksaan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Gresik Selatan menyatakan
6 6 bahwa penerimaan pajak penghasilan dipengaruhi oleh faktor jumlah wajib pajak yang dilakukan pemeriksaan pajak di KPP Gresik Selatan. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Safinatun Najah (2008) dengan judul Analisis Perbedaan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan Sebelum dan Sesudah Tax Audit pada KPP Pratama Tebet menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat kepatuhan wajib pajak badan sebelum dan sesudah pemeriksaan pajak. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Masdi (2009) dengan judul Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam pelaporan SPT Masa PPh Pasal 25 dan Pasal 21 sebelum dan setelah dilakukannya pemeriksaan pada KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Satu menyatakan bahwa pemeriksaan mempunyai pengaruh positif terhadap kepatuhan melaksanakan kewajiban perpajakan berupa pelaporan SPT PPh Pasal 25 dan PPh Pasal Penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman Afriyani (2009) dengan judul Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Denpasar yang menyimpulkan bahwa Pemeriksaan Pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Sanda Agita (2010) dengan judul Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak terhadap Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Semarang
7 7 Timur yang menyimpulkan berdasarkan hasil pengujian bahwa kepatuhan wajib pajak dan pemeriksaan pajak memliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan penerimaan pajak. 6. Penelitian yang dilakukan oleh Euphrasia Susy Suhendra (2010) dengan judul Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan menyatakan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak yang diukur dari jumlah SPT yang disampaikan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penerimaan pajak penghasilan badan pada KPP. Pemeriksaan pajak yang diukur dari jumlah SPT yang diperiksa tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penerimaan pajak penghasilan badan pada KPP. 7. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Rahayu (2011) Analisis Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Semarang Selatan menyatakan bahwa pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan kewajiban pelaporan PPh pasal 25 dan PPh pasal Penelitian yang dilakukan oleh Enis Prihastuti (2013) dengan judul Peranan Pemeriksaan Pajak Penghasilan Badan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Banyuwangi menyatakan bahwa pemeriksaan pajak memiliki suatu pengaruh yang besar bagi angka kepatuhan Wajib Pajak Badan. 9. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih Siskawati (2013) dengan judul Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Setelah Pemeriksaan Pajak Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak pada KPP Pratama
8 8 Cibeunying Bandung menyatakan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak setelah pemeriksaan pajak tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan penerimaan pajak. 10. Penelitian yang dilakukan oleh Rahma Yeni (2013) Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Peningkatan Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak yang Dimoderasi oleh Pemeriksaan Pajak pada KPP Pratama Padang menyatakan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak badan berpengaruh signifikan positif terhadap peningkatan penerimaan pajak, pengaruh antara tingkat kepatuhan wajib pajak badan dan peningkatan penerimaan pajak secara signifikan melemah dengan adanya pemeriksaan pajak. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap perbedaan tingkat kepatuhan wajib pajak badan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya pada tahun pajak sebelum dan sesudah dilakukannya pemeriksaan pajak oleh KPP Pratama Tasikmalaya, berupa kepatuhan pajak secara formal yaitu pemenuhan kewajiban pelaporan SPT Tahunan PPh Badan, serta kepatuhan pajak secara material yaitu pembayaran pajak dari wajib pajak pada tahun pajak setelah dilakukannya pemeriksaan pajak. Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis mengambil judul Analisis Perbedaan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pemeriksaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tasikmalaya.
9 9 II. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis karena penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sifat atau hubungan tertentu atau kebebasan (independensi) dan atau lebih faktor dalam suatu situasi. Jenis investigasi adalah studi kausal dikarenakan peneliti ingin menyatakan bahwa pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak mempengaruhi penerimaan pajak. Untuk melihat apakah pemeriksaan pajak dapat meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak badan dalam memenuhi kewajiban perpajakan, akan dilakukan uji beda kepatuhan dalam penyampaian SPT Tahunan sebelum dan sesudah dilakukan pemeriksaaan, selain itu untuk meilhat apakah pemeriksaan pajak dapat meningkatkan tingkat penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan, akan dilakukan uji beda pembayaran pajak penghasilan badan sebelum dan sesudah dilakukan pemeriksaan. Metode penelitian ini menurut metodenya merupakan penelitian berbentuk pengamatan, dimana data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi yang sudah ada dan dilakukan dalam situasi yang tidak diatur tanpa intervensi oleh peneliti. Berdasarkan horizon waktu penelitian ini termasuk kategori studi longitudinal yaitu suatu studi yang ingin mempelajari orang atau fenomena pada lebih dari satu batas waktu dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian dengan horizon waktu yang dipergunakan yaitu periode 2008 sampai dengan 2014.
10 10 III. PEMBAHASAN 1. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Sebelum Dilakukan Pemeriksaan Pajak Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian pada kantor pelayanan pajak tasikmalaya dan hasil pengolahan data bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak badan sebelum dilakukannya pemeriksaan pajak yaitu sebagai berikut: Tabel 4.4 Total Penerimaan Wajib Pajak Badan Sebelum Pemeriksaan Tahun Penerimaan Sebelum pemeriksaan pajak (Rp) Peningkatan dan Penurunan Rupiah Persentase (%) ,54% ,84% ,50% ,74% ,97% ,35% Berdasarkan Tabel 4.4 disimpulkan bahwa, tingkat kepatuhan wajib pajak badan sebelum pemeriksaan di dalam penelitian ini diukur berdasarkan penerimaan pajak yang diterima Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tasikmalaya. Dalam rentang waktu 7 tahun dari mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2014, menunjukan bahwa setiap tahunnya mengalami peningkatan dari tahun 2008, tahun 2009, tahun 2011, tahun 2012 dan tahun 2013 kecuali tahun 2010 dan tahun 2014 mengalami penurunan.
11 11 Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar Rp atau sekiar 5,54%. Lalu pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar Rp atau sekitar 94,50%. Kemudian pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 terjadi peningkatan sebesar Rp atau sekitar 6,74%. Selanjutnya pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 terjadi peningkatan sebesarb Rp atau sekitar 25,97%. Sedangkan pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 terjadi penurunan sebesar Rp atau sekitar 85,84%. Sementara pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 terjadi penurunan sebesar Rp atau sekitar 42,35%. Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Sebelum Pemeriksaan N Minimum Maximum Mean Std. Deviation penerimaan pajak sebelum , ,711 Valid N (listwise) 7 Dari Tabel 4.5 hasil analisis deskriptif, penerimaan pajak dari Wajib Pajak Badan yang diperoleh KPP Pratama Tasikmalaya sebelum dilakukannya pemeriksaan pajak untuk tujuh tahun sebelum pemeriksaan pajak memiliki nilai minimum penerimaan pajak sebesar pada tahun 2010 dan nilai maksimum penerimaan pajak sebesar pada tahun 2013 dengan nilai mean ,711 dan standar deviasi yang menunjukkan keheterogenan yang terjadi dalam data sebesar ,711 yang menunjukkan tingkat kepatuhan wajib pajak badan sesudah dilakukan pemeriksaan pajak. 2. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Sesudah Dilakukan Pemeriksaan Pajak Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian pada kantor pelayanan pajak tasikmalaya dan hasil pengolahan data bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak badan sesudah dilakukannya pemeriksaan pajak yaitu sebagai berikut:
12 12 Tabel 4.6 Total Penerimaan Wajib Pajak Badan Sesudah Pemeriksaan Tahun Penerimaan Sesudah pemeriksaan pajak (Rp) Peningkatan dan Penurunan Rupiah Persentase (%) ,96% ,64% ,95% ,00% ,30% ,12% Berdasarkan Tabel 4.6 disimpulkan bahwa, tingkat kepatuhan wajib pajak badan sesudah pemeriksaan di dalam penelitian ini diukur berdasarkan penerimaan pajak yang diterima Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tasikmalaya. Dalam rentang waktu 7 tahun dari mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2014, menunjukan bahwa setiap tahunnya mengalami peningkatan dari tahun 2008, tahun 2009, tahun 2010, tahun 2011 dan tahun 2013 kecuali tahun 2012 dan tahun 2014 penerimaan pajak mengalami penurunan. Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar Rp atau sekiar 13,96% dengan jumlah ketetapan wajib pajak badan adalah Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) berjumlah 181 wajib pajak badan, Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) berjumlah 3 wajib pajak badan dan Surat Ketetapan Pajak Kurang
13 13 Bayar (SKPKB) berjumlah 120 wajib pajak badan. Lalu pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 terjadi peningkatan sebesar Rp atau sekitar 19,64% dengan jumlah ketetapan wajib pajak badan adalah Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) berjumlah 179 wajib pajak badan, Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) berjumlah 11 wajib pajak badan dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) berjumlah 94 wajib pajak badan. Kemudian pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 terjadi peningkatan yang signifikan sebesar Rp atau sekitar 83,95% dengan jumlah ketetapan wajib pajak badan adalah Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) berjumlah 156 wajib pajak badan, Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) berjumlah 8 wajib pajak badan dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) berjumlah 247 wajib pajak badan. Selanjutnya pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar Rp atau sekitar 20,30% dengan jumlah ketetapan wajib pajak badan adalah Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) berjumlah 179 wajib pajak badan, Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) berjumlah 8 wajib pajak badan dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) berjumlah 253 wajib pajak badan. Sedangkan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 terjadi penurunan sebesar Rp atau sekitar 32,00% dengan jumlah ketetapan wajib pajak badan adalah Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) berjumlah 67 wajib pajak badan, Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) berjumlah 5 wajib pajak badan dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) berjumlah 155 wajib pajak badan. Sementara pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 terjadi penurunan sebesar Rp atau sekitar 11,12% dengan jumlah ketetapan wajib pajak badan adalah Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) berjumlah 141 wajib pajak badan, Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) berjumlah 7 wajib pajak badan dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) berjumlah 97 wajib pajak badan.
14 14 Tabel 4.7 Jumlah Ketetapan Pajak Badan di KPP Pratama Tasikmalaya Tahun Jumlah WP Badan di KPP Pratama Tasikmalaya SKPN SKPLB SKPKB Tabel 4.8 Hasil Analisis Deskriptif Sesudah Pemeriksaan Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation penerimaan sesudah , ,501 Valid N (listwise) 7 Tabel 4.8 menunjukkan hasil penelitian statistik deskriptif terhadap penerimaan pajak sesudah pemeriksaan pajak untuk tujuh tahun sebelum pemeriksaan pajak memiliki nilai minimum sebesar pada tahun 2008 dan nilai maksimum sebesar pada tahun 2011 dengan nilai mean ,71 dan standar deviasi yang menunjukkan keheterogenan yang terjadi dalam data sebesar ,501 yang menunjukkan tingkat kepatuhan wajib pajak badan sesudah dilakukan pemeriksaan pajak.
15 15 3. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Sebelum & Sesudah Dilakukan Pemeriksaan Pajak Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian pada kantor pelayanan pajak tasikmalaya dan hasil pengolahan data bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak badan sebelum dan sesudah dilakukannya pemeriksaan pajak yaitu sebagai berikut: Tabel 4.9 Total Penerimaan Pajak Sebelum dan Sesudah Pemeriksaan Pajak Tahun Penerimaan Setelah Pemeriksaan Sebelum Pemeriksaan (Rp) (Rp) Berdasarkan Tabel 4.9 dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerimaan wajib pajak badan sebelum dan sesudah pemeriksaan pajak dalam kurun waktu 7 tahun dari mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2014, menunjukan bahwa setiap tahunnya terjadi peningkatan kecuali pada tahun 2010 dan tahun 2014 sebelum dilakukannya pemeriksaan pajak. Sedangkan sesudah dilakukannya pemeriksaan pajak menunjukan bahwa setiap
16 16 tahunnya terjadi peningkatan kecuali pada tahun 2012 dan tahun Pada tahun 2010 sebelum pemeriksaan pajak sebesar Rp dan sesudah pemeriksaan pajak sebesar Rp Selanjutnya pada tahun 2012 sebelum pemeriksaan pajak sebesar Rp dan sesudah pemeriksaan pajak sebesar Rp dengan selisih sebesar Rp Hal tersebut terjadi karena himbauan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tasikmalaya pada wilayah kota dan kabupaten secara merata, sehingga wajib pajak tersebut memahami apa yang disampaikan oleh Petugas Pajak dan pengawasan lebih intensif oleh fiskus pada sektor usaha tertentu yang memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan pajak. Sementara pada tahun 2014, sebelum pemeriksaan pajak sebesar Rp dan sesudah pemeriksaan pajak sebesar Rp dengan selisihnya sebesar Rp Hal tersebut disebabkan karena adanya reformasi undang-undang pajak pertambahan nilai yang dilakukan pemerintah dan adanya perbandingan antara besarnya pajak yang dipungut sangat jauh dengan besarnya potensi pajak yang seharusnya bisa dipungut atau rendahnya tax coverage ratio, serta rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak. Tabel 4.10 Hasil Analisis Kepatuhan Wajib Pajak Badan Sebelum dan Sesudah Pemeriksaan Pajak Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 penerimaan sebelum , , ,116 penerimaan sesudah , , ,484 Berdasarkan Tabel 4.10 dari hasil penelitian terhadap Tingkat kepatuhan wajib pajak badan sebelum dan sesudah pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak selama 7 tahun. Penerimaan pajak sebelum dilakukan pemeriksaan pajak dengan nilai mean sebesar ,71 sementara standar deviasi yang menunjukan keheterogenenan yang terjadi
17 17 dalam data sebesar ,711 dan standar error mean nilainya sebesar ,116. Sedangkan penerimaan pajak sesudah dilakukannya pemeriksaan dengan nilai mean sebesar ,71 sementara standar deviasi yang menunjukan keheterogenan yang terjadi dalam data sebesar ,501 dan standar error mean nilainya sebesar ,484. Tabel 4.11 Paired Samples Test Paired Differences Std. Error 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2- Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df tailed) Pair 1 penerimaan sebelum - penerimaan sesudah , , , , ,757-3,860 6,008 Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukan hasil paired sampel test antara kedua variabel tingkat kepatuhan wajib pajak badan sebelum dan sesudah pemeriksaan pajak. Berdasarkan tabel tersebut selisih mean anatara kedua variabel sebesar Rp ,000. Uji t untuk menguji Ho : µ 1 - µ 2 = 0, memberikan t hitung sebesar -3,860 dengan derajat kebebasan (df) = n-1 yaitu 6. Dengan menggunakan pengujian dua sisi (2-tailed) dengan signifikasi = 0,05 diperoleh t-tabel sebesar 2,447 kemudian dari hasil pengolahan dengan menggunakan SPSS versi 20 menunjukan p-value untuk dua sisi (2-tailed) sebesar 0,008. Dalam menentukan hipotesis Ho diterima atau ditolak dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel atau berdasarkan probabilitasnya, sehingga kriteria untuk pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : Ho diterima jika t tabel t hitung t tabel Ho ditolak jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel atau berdasarkan nilai probabilitasnya yaitu :
18 18 Ho diterima jika p-value > 0,05 Ho ditolak jika p-value <0,05 dengan rata-rata penerimaan pajak mengalami peningkatan dari Rp ,71 menjadi Rp ,71 dan jumlah penerimaan pajak sebelum pemeriksaan sebesar Rp sedangkan penerimaan pajak sesudah pemeriksaan pajak Rp Maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan tingkat kepatuhan wajib pajak badan sebelum dan sesudan dilakukannya pemeriksaan pajak. Perbedaan tersebut cukup signifikan jika dilihat dari nilai Sig. Uji paired sample t-test. Hal tersebut juga mengindikasikan adanya upaya yang dilakukan kantor pelayanan pajak pratama tasikmalaya untuk terus meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak dengan cara melakukan himbauan atau teguran kepada wajib pajak untuk melakukan pelaporan atau pembayaran pajak agar penerimaan pajak bisa tercapai, selanjutnya tujuan pemeriksaan pajak menurut Erly Suandy (2011:204) adalah sebagai berikut : 1. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka memberikan kepastian hukum, keadilan, dan pembinaan kepada Wajib Pajak. Pemeriksaan dapat dilakukan dalam hal: a. Surat Pemberitahuan menunjukkan kelebihan pembayaran pajak, termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak; b. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan menunjukkan rugi; c. Surat Pemberitahuan tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada waktu yang telah ditetapkan; d. Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak; e. Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban Surat Pemberitahuan tidak dipenuhi.
19 19 2. Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan yang dilakukan dalam rangka: a. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan; b. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak; c. Pengukuhan atau pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; d. Wajib Pajak mengajukan keberatan; e. Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto; f. Pencocokan data dan atau/alat keterangan; g. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil; h. Penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai; i. Pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan untuk tujuan lain.
20 20 IV. PENUTUP 1. Simpulan Penerlitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan Sebelum dan Sesudah dilakukannya pemeriksaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tasikmalaya. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian, hasil uji hipotesis, dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan pengujian hipotesis menunjukan Tingkat kepatuhan wajib pajak sebelum pemeriksaan pajak rata-tata mengalami kenaikan penerimaan pajak dari tahun ke tahun kecuali pada tahun 2010 dan Berdasarkan pengujian hipotesis Tingkat kepatuhan wajib pajak sesudah pemeriksaan pajak rata-rata mengalami peningkatan pada mayoritas sampel yg diteliti pada penerimaan pajak dari tahun ke tahun. Hasil pemeriksaan meningkatkan pengetahuan tentang kewajiban pajak yang dimiliki oleh wajib pajak badan dan konsekuensi yang dihadapi apabila kewajiban itu tidak dipenuhi sepenuhnya yaitu berupa sanksi, sesuai dengan penerapan prinsip self assessment dimana melaporkan, menghitung dan menyetorkan sendiri kewajiban pajaknya sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. 3. Berdasarkan pengujian hipotesis menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kepatuhan wajib pajak badan dalam penerimaan pembayaran sebelum dan sesudah dilakukannya pemeriksaan pajak oleh kantor pelayanan pajak pratama tasikmalaya. Pemeriksaan terbukti menyebabkan wajib pajak terdorong untuk memperbaiki tingkat kinerja kepatuhan untuk pembayaran/pelaporan perpajakan, sehingga rata-rata pelaporan/pembayaran kepatuhan mengalami peningkatan dengan faktor-faktor penyebab dapat berasal dari sanksi yg diperoleh dari hasil pemeriksaan.
21 21 2. Saran Berdasarkan ssimpulan diatas, maka saran dan keterbatasan penelitian yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut : a. Dalam usulan pelaksanaan pemeriksaan terhadap wajib pajak badan disarankan kepada kantor pelayanan pajak pratama tasikmalaya untuk lebih memfokuskan pelaksanaan pemeriksaan kepada wajib pajak yang pembayaran pajaknya masih rendah atau bahkan tidak memiliki pembayaran pajak dikarenakan berdasarkan penelitian yang dilakukan wajib pajak yang tidak melakukan pembayaran pajak setelah dilakukan pemeriksaan. b. Jumlah pemeriksaan terhadap wajib pajak badan disarankan untuk diperbanyak wajib pajak yang diperiksa dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan pemeriksaan terbukti secara efektif meningkatkan kepatuhan perpajakan dan jumlah pembayaran pajak.
Lingga Widi Anggoro, Christine SE., M.In Tax. Program Studi Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Analisis Perbedaan Tingkat Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Wajib Pajak Badan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pemeriksaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua Lingga Widi Anggoro,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penerimaan sektor pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerimaan sektor pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sangat penting, maka dari itu pemerintah mengintensifkan pemasukan dari sektor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Definisi Pajak Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara dapat dilihat dari dua sektor, yaitu sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber penerimaan negara dapat dilihat dari dua sektor, yaitu sektor migas dan sektor non migas. Salah satu penerimaan negara yang bersumber dari sektor non migas adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam pembiayaan pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya yaitu dengan menggali sumber dana yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan. Self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fungsi pajak ialah fungsi Budgetair yang artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber-sumber penerimaan negara Indonesia berasal dari berbagai sektor, dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak di Indonesia saat ini menganut sistem Self
1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sistem pemungutan pajak di Indonesia saat ini menganut sistem Self Assessment, suatu sistem dimana Wajib Pajak diharuskan menghitung, memperhitungkan, membayar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penjualan atas Barang Mewah (PPN & PPnBM), Pajak Lain, dan Surat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber-sumber penerimaan Negara Indonesia berasal dari berbagai sektor, dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi kewajiban pembangunan bangsa, maka pemerintah harus memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber dana negara salah satunya yaitu
Lebih terperinciANALYSYS OF INCOME TAX RECEIPTS CORPORATE TAXPAYERS BEFORE AND AFTER THE TAX AUDIT (A Case Study at KPP Pratama Bandung Karees)
ANALYSYS OF INCOME TAX RECEIPTS CORPORATE TAXPAYERS BEFORE AND AFTER THE TAX AUDIT (A Case Study at KPP Pratama Bandung Karees) Muhammad Irsan Ramadhan 113403193 Email: irsan.ramadhan@gmail.com Program
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini akan membahas pengujian hipotesis mengenai pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan pada Kantor
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan data yang diinput dari Laporan keuangan triwulan periode tahun 2009-2011 maka dapat dihitung rasio-rasio keuangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Dasar Perpajakan 1. Definisi Pajak Dalam memahami mengapa seseorang harus membayar pajak untuk membiayai pembangunan yang terus dilaksanakan, maka perlu dipahami terlebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Pembangunan di segala bidang merupakan tanggung jawab pemerintah dan rakyat Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerimaan dari sektor pajak. Potensi penerimaan yang tinggi dan realisasinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak. Potensi penerimaan yang tinggi dan realisasinya yang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemajuan. negeri yaitu berupa pajak. Untuk dapat meningkatkan penerimaan dari sektor pajak,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu usaha untuk mewujudkan kemajuan suatu negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri yaitu berupa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
50 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta merupakan fasilitas bagi wajib pajak untuk memenuhi kewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari ekspor dan berbagai jenis bantuan dari luar negeri masih dirasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan pembangunan, pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit, sedangkan penerimaan negara dari devisa yang berasal dari ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam arti tidak terlalu tergantung pada pinjaman luar negeri. Upaya ekstensifikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang paling besar kontribusinya. Penerimaan negara yang diterima dari pajak cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya,
Lebih terperinciSejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan
A. Latar Belakang Sejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan sistem perpajakan dari official assessment menjadi self assessment diharapkan kesadaran Wajib Pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi maupun sumber daya alam, namun sebagai Negara berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara dengan potensi yang tinggi, baik dalam bidang ekonomi maupun sumber daya alam, namun sebagai Negara berkembang masalah masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab
Lebih terperinciAnalisa Statistik Drop Box Sebagai Inovasi Peningkatan Pelayanan Pelaporan SPT Tahunan Untuk Wajib Pajak
1 Analisa Statistik Drop Box Sebagai Inovasi Peningkatan Pelayanan Pelaporan SPT Tahunan Untuk Wajib Pajak Thina Ardliana Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) E-mail: ardlianathina@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber dana luar negeri, misalnya pinjaman luar negeri dan hibah ( grant),
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Balakang Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam melaksanakan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penerimaan negara dari sektor pajak terus meningkat dari
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Populasi penelitian adalah 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2009-2012 sebagai subject penelitian. Dari 139
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara adalah dari sektor perpajakan. Pajak adalah salah satu sumber penerimaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan pemerintahannya, Indonesia memiliki beberapa bentuk penerimaan bagi pendapatan negara. Salah satu bentuk penerimaan terbesar negara adalah dari sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dari official assessment system menjadi self assessment system.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak reformasi perpajakan tahun 1983 pemungutan pajak di Indonesia berubah dari official assessment system menjadi self assessment system. Pelaksanaan self
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyidikan dan penagihan. Sistem pemeriksaan harus dapat mendorong kebenaran
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penegakan hukum (Law Enforcement) dilakukan dengan pemeriksaan, penyidikan dan penagihan. Sistem pemeriksaan harus dapat mendorong kebenaran dan kelengkapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal atau kontraprestasi yang langsung
Lebih terperinciKEPATUHAN DOSEN FKIP UNIVERSITAS RIAU DALAM MELAPORKAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEKANBARU TAMPAN
KEPATUHAN DOSEN FKIP UNIVERSITAS RIAU DALAM MELAPORKAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEKANBARU TAMPAN SUCI RAHMADIANI WIBOWO Dibawah Bimbingan : Hardisem Syabrus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan di segala bidang. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat melakukan pembangunan di segala bidang. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal (DJP) telah menetapkan pajak sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makalah Pemeriksaan Pajak Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN TEORI PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori Pustaka 2.1.1 Kepatuhan Wajib Pajak 2.1.1.1 Pengertian Kepatuhan Definisi kepatuhan perpajakan menurut James yang dikutip
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Advertorial Genjot Penerimaan Pajak, Administrasi PPN dibenahi (online), diakses 03 April 2014.
65 DAFTAR PUSTAKA Advertorial. 2014. Genjot Penerimaan Pajak, Administrasi PPN dibenahi (online), http://news.detik.com, diakses 03 April 2014. Ardyan Mohamad. 2014. Faktur Pajak Fiktif Dominasi Kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tugas Akhir Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup masyarakat.dengan demikian, negara diharapkan memiliki penghasilan yang cukup dalam membiayai kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara sebesar 1.201,7 triliun. Namun dalam perubahan pada APBNP,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk pembangunan dan belanja negara. Dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2015,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menjalankan pemerintahan, diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya tidak terlepas dari masalah pembiayaan pembangunan yang memerlukan banyak dana.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. membayar pajak secara langsung maupun tidak langsung. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Tansuria, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan jumlah peduduk yang cukup banyak. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum, wajib untuk membayar pajak secara
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak. (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan dalam perkembangan ekonomi, khususnya dalam pembangunan karena
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan bernegara dan dalam perkembangan ekonomi, khususnya dalam pembangunan karena pajak merupakan sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Upaya untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sektor pajak merupakan salah satu sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber penerimaan negara yang paling dominan berasal dari penerimaan pajak. Sumber penerimaan negara terbagi menjadi dua, yaitu yang berasal dari dalam negeri
Lebih terperinciPengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Public Sector Accounting 2016-02-05 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber dana luar negeri dan sumber dana dalam negeri. non migas serta pajak. Namun pemerintah lebih mengoptimalkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki berbagai macam potensi untuk menjadi negara yang lebih maju, seperti potensi lokasi, sumber daya alam, dan sumber daya budayanya. Hal
Lebih terperinciJURNAL PENELITIAN TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERIKSAAN PAJAK OLEH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK. Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK
-1- JURNAL PENELITIAN TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERIKSAAN PAJAK OLEH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK Kebijakan pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh Direktorat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
30 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 493/KMK.02/2009 KMK No. 493/KMK.02/2009 adalah suatu keputusan/aturan yang mengatur tentang persetujuan penggunaan sebagian dana Penerimaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat kecil baik materiil maupun spiritual. Untuk dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil baik materiil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembiayaan suatu Negara sangatlah bergantung kepada besarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembiayaan suatu Negara sangatlah bergantung kepada besarnya penerimaan pajak. Pajak merupakan fenomena umum sebagai sumber penerimaan negara yang berlaku di berbagai
Lebih terperinciBerdasarkan data yang telah tersedia, dilakukan uji beda dua rata-rata data,
BAB IV ANALISIS DATA Berdasarkan data yang telah tersedia, dilakukan uji beda dua rata-rata data, karena dalam kasus ini terdapat dua data observasi dari subyek yang sama yang sampel satu tergantung (dependent)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Upaya untuk mewujudkan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai Negara yang berkembang,sebenarnya Indonesia memiliki berbagai macam potensi untuk menjadi Negara yang lebih maju. Akan tetapi pada kenyataannya Indonesia
Lebih terperinciTAX LAW ENFORCEMENT PEMERIKSAAN PAJAK SANKSI PAJAK
TAX LAW ENFORCEMENT PEMERIKSAAN PAJAK SANKSI PAJAK Penegakkan hukum dalam self assessment system merupakan hal yang penting. Seperti diketahui bahwa dalam system perpajakan ini dipentingkan adanya voluntary
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara diharapkan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber pendapatan negara Indonesia berasal dari berbagai sektor, dimana semua hasil pendapatan tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang didefinisikan sebagai iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perdagangan bebas (free trade) membawa konsekuensi pula dalam kebijakan perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat
Lebih terperinciPengaruh Program Pengampunan Pajak Terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak di Indonesia
Akuntabilitas: Jurnal Ilmu Akuntansi Volume 10 (1), April 2017: 61-70 P-ISSN: 1979-858X; E-ISSN: 2461-1190 DOI: 10.15408/akt.v10i1.6115 Pengaruh Program Pengampunan Pajak Terhadap Efektivitas Penerimaan
Lebih terperinciKEVIN HENDRO. (Universitas Bina Nusantara) ABSTRAK
PENGARUH SOSIALISASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK TERHADAP PENGETAHUAN MASYARAKAT UNTUK MEMBANTU MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DI DAERAH KPP PRATAMA JAKARTA KEBON JERUK SATU KEVIN HENDRO (Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang cukup signifikan, baik secara nominal maupun persentase
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peranan penerimaan perpajakan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan, baik secara nominal maupun persentase terhadap seluruh pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada tahun 1983 telah terjadi momentum penting dalam sistem perpajakan yang dirombak dari sistem official assessment menjadi sistem self assessment. Kedua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan, yakni pada tahun 2015 besarnya belanja negara sebesar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mensukseskan pembangunan nasional, peranan penerimaan dalam negeri sangat penting dan mempunyai kedudukan yang sangat strategis. Pembangunan tidak akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Dalam menjalankan pemerintahan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan agar tercapai kemakmuran dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan untuk melaksankan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak dipungut dari warga negara Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA
PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA SKRIPSI YOSEFA LEBUKAN A31107093 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Pemerintah membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat di paksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Konstribusi pajak yang terus mengalami peningkatan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting dalam menopang pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri. (Simanjuntak 2012:9). Dari tahun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan hal tersebut yang terbagi menjadi 3 (tiga) bagian pokok yaitu
BAB II LANDASAN TEORI Dalam penelitian ini penulis akan membahas atau menganalisis hubungan antara pemeriksaan pajak dengan kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Oleh karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pajak bersifat dinamik, sifat ini dibuktikan dari pajak selalu mengikuti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak bersifat dinamik, sifat ini dibuktikan dari pajak selalu mengikuti perkembangan. Perbaikan dan perubahan mendasar selalu dilakukan dalam segala aspek
Lebih terperinciPengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Implikasinya pada Penerimaan Pajak (Survey Pada KPP Di Kanwil Jawa Barat I)
Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Implikasinya pada Penerimaan Pajak (Survey Pada KPP Di Kanwil Jawa Barat I) ANDI AHMAD S - 21108044 Hubungan Ketiga Variabel Pemeriksaan Pajak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin besar untuk masa yang akan datang karena tujuan utama dari penerimaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki peran penting dalam sumber penerimaan pajak. Besar kecilnya pajak akan menentukan kapasitas anggaran
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian atas Pengukuran profitabilitas perusahaan ini adalah jenis penelitian
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian Penelitian atas Pengukuran profitabilitas perusahaan ini adalah jenis penelitian komparatif yakni penelitian yang dilakukan dengan maksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh penerimaan negara yang bersumber dari pajak. Pajak dipungut oleh negara baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengeluaran negara untuk kegiatan pemerintahan dan pembangunan dibiayai oleh penerimaan negara yang bersumber dari pajak. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan
Lebih terperinciARTIKEL KAJIAN TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN TAX AMNESTY DI KPP PRATAMA KOTA KEDIRI
ARTIKEL KAJIAN TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN TAX AMNESTY DI KPP PRATAMA KOTA KEDIRI Oleh: HAREZA HENDRA PUTRA 3..02.02.053 Dibimbing oleh :. Dr. Subagyo, M.M. 2. Diah Ayu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik secara nominal maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepatuhan pajak merupakan masalah klasik yang dihadapi di hampir semua negara yang menerapkan sistem perpajakan (Hutagaol, 2007). Kepatuhan Wajib Pajak dalam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif
76 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data hasil penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif atau tidaknya Bimbingan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pembiayaan pemerintah dan pembangunan negara. Besarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan pajak merupakan pendapatan negara yang cukup potensial yang digunakan untuk pembiayaan pemerintah dan pembangunan negara. Besarnya peranan penerimaan pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan hal yang penting bagi suatu negara yang terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan hal yang penting bagi suatu negara yang terus menerus berkembang. Dalam peningkatan dan pembangunan nasional pemerintah memerlukan suatu penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menciptakan kemakmuran yang berasaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah tentunya berusaha untuk dapat meningkatkan dan meratakan tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar didunia. Dengan besar dan luasnya wilayah Negara Republik Indonesia yang dimiliki, pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus. dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Kebajikan Anak-Anak Yatim Kuching, Sarawak, Malaysia. sampel berpasangan. Prosedur Paired Samples Uji T digunakan untuk
85 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data hasil penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu pengaruh atau tidaknya Bimbingan Dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemungutan Pajak Daerah dalam upaya peningkatan pendapatan asli. secara terus menerus melalui penggarapan sumber-sumber baru dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemungutan Pajak Daerah dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) sebagai salah satu sumber dana pembangunan perlu dipacu secara terus menerus melalui penggarapan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hotel Bintang 2 sampai dengan 4 yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I 1.PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi
BAB I 1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap masalah pembiayaan pembangunan. perpajakan yang memberikan jaminan kepastian hukum dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari sektor pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945, yang bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa
Lebih terperinciHarris Topowijono Sri Sulasmiyati
Pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Malang Periode 2012-2014) Harris Topowijono Sri Sulasmiyati (PS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat inflasi,
Lebih terperinciOLEH. Yuda Aulia Fernando¹ Dandes Rifa¹, Ethika¹ ¹Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN DAN JUMLAH PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN DENGAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING OLEH Yuda Aulia Fernando¹
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. untuk Tujuan Lain. Kedua bentuk pemeriksaan ini pada dasarnya merupakan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pelaksanaan pemeriksaan pajak terdiri dari 2 tujuan, yang pertama adalah pemeriksaan pajak yang bertujuan untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan dan yang Kedua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinci