OLEH. Yuda Aulia Fernando¹ Dandes Rifa¹, Ethika¹ ¹Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OLEH. Yuda Aulia Fernando¹ Dandes Rifa¹, Ethika¹ ¹Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta"

Transkripsi

1 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN DAN JUMLAH PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN DENGAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING OLEH Yuda Aulia Fernando¹ Dandes Rifa¹, Ethika¹ ¹Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta yudaauliaf@yahoo.com.id Abstract This research is aim to get empirical evidence influence the quality of the tax service, sanction taxation and the amount of examination taxes on revenue from income tax compliance with taxpayers as variable intervening in KPP West Sumatera. Population in this research is officer tax KPP in West Sumatera to 4 KPP. Data used in research is obtained from questionnaire that fills by the tax. This research technique adoption of sample is using westination maximum likelihood sample which is totaled 100 samples. Hypothesis test used the structural equation modeling (SEM) which use the program analysis of moment structures (AMOS). Results of this study make it clear that the quality of service tax, sanction tax. The amount of the tax inspection and compliance taxpayers influence significantly to acceptance of the income tax. Quality of service tax, sanction tax and the amount of the tax examination effect significantly to taxpayer compliance. While quality tax, sanction taxation and the amount of examination influential significantly against revenue from income tax with compliance tax as variable intervening. Kunci : quality of tax, sanction taxation, the number of tax auditing, obedience is obligatory taxes and revenue drom income tax PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu negara bisa dibilang berkembang dan negara maju dilihat dari pembangunan wilayahnya. Salah satu usaha untuk mewujudkan hal tersebut maka bangsa Indonesia harus memiliki pendapatan dan dalam APBN tercantum bahwa salah satu pendapatan Indonesia berasal dari pajak. Pajak merupakan salah satu pendapatan terbesar yang diperoleh bangsa Indosesia. Untuk itu dibutuhkan peran serta masyarakat dalam bentuk kesadaran dan kepedulian untuk membayar pajak, salah satunya adalah Pajak Penghasilan (PPh). 1

2 Upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dengan merubah sistem pemungutan pajak dari official assessment system menjadi self assessment system yang mulai diterapkan sejak reformasi sistem perpajakan tahun 1983 yang sangat berpengaruh bagi wajib pajak dengan memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang seharusnya terutang. Dengan memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung sendiri pajak terutangnya dan pegawai pajak yang hanya berfungsi untuk mengawasi maka dapat menciptakan rasa kepedulian dan tanggung jawab yang tinggi dari wajib pajak terhadap kewajiban perpajakannya. Target penerimaan pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013 sudah diturunkan sebesar Rp. 47 triliun dari target APBN 2013 menjadi sebesar Rp. 995,213 triliun, sepertinya masih sulit terealisasikan. Hal itu sudah tergambar dari penerimaan pajak yang baru tercetak sekitar 55,9% atau sebesar Rp. 556,35 triliun dari target yang dipatok pemerintah.( Kualitas pelayanan KPP (kantor pelayanan pajak) yang baik suatu hal yang dibutuhkan oleh wajib pajak yang mana semakin wajib pajak merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh KPP (kantor pelayanan pajak) maka wajib pajak akan merasa berkewajiban dan patuh untuk membayar pajaknya. Semakin patuh wajib pajak dalam membayar pajaknya maka akan semakin bagus. Hal ini mengisyaratkan bahwa kepuasan terhadap pelayanan pajak dapat menentukan kadar kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajaknya. Selain pelayanan yang baik yang telah diberikan oleh petugas perpajakan terhadap wajib pajak, sanksi perpajakan juga sangat perlu ditegakkan karena dengan adanya sanksi perpajakan maka akan lebih meningkatkan lagi kemauan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban membayar pajaknya. Dengan adanya sanksi perpajakan maka akan memberikan efek jera bagi wajib pajak yang melanggar ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan kepada perumusan masalah, secara umum penelitian ini memiliki berapa tujuan yaitu membuktikan secara empiris: 1. Untuk menganalisis kualitas pelayanan pajak, sanksi perpajakan, jumlah pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan. 2

3 2. Untuk menganalisis kualitas pelayanan pajak, sanksi perpajakan dan jumlah pemeriksaan pajak terhadap terhadap kepatuhan wajib pajak. 3. Untuk menganalisis kualitas pelayanan pajak, sanksi perpajakan dan jumlah pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan dengan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel intervening. LANDASAN TEORI 2.1 Pajak Penghasilan Mengingat pajak merupakan pungutan wajib oleh negara kepada warga negara dan warga negara asing, maka pemerintah mengharapkan kerja sama kepada warga negara untuk tingkat kepatuhan dan kesadarannya dalam membayar pajak sehingga pembangunan negara menjadi lancar. Menurut pasal 1 Undang Undang No.7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang mendefenisikan Pajak Penghasilan adalah Pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Jadi, pengertian ini mengandung arti bahwa subjek pajak baru dikenakan pajak penghasilan apabila menerima atau memperoleh penghasilan. Upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dengan merubah sistem pemungutan pajak dari official assessment system menjadi self assessment system yang mulai diterapkan sejak reformasi sistem perpajakan tahun 1983 yang sangat berpengaruh bagi wajib pajak dengan memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang seharusnya terutang. Dengan memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung sendiri pajak terutangnya dan pegawai pajak yang hanya berfungsi untuk mengawasi maka dapat menciptakan rasa kepedulian dan tanggung jawab yang tinggi dari wajib pajak terhadap kewajiban perpajakannya. 2.2 Kualitas Pelayanan Pajak Jatmiko (2006) Pelayanan adalah cara melayani (membantu mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang). Sementara itu fiskus adalah petugas pajak. Sehingga pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang (dalam hal ini adalah wajib pajak). 3

4 Menurut Astuty (2011) Standar Kualitas Pelayanan kepada Wajib Pajak akan terpenuhi apabila petugas menjalani tugasnya secara profesional. Maka Kantorkantor pelayanan pajak harus melakukan segala cara untuk meningkatkan kualitas pelayanan, karena diharapkan dengan meningkatnya kualitas pelayanan juga dapat meningkatkan pula tingkat kepatuhan Wajib Pajak, terutama Wajib Pajak badan sehingga akan meningkatkan pula penerimaan pajak khususnya PPh Pasal 25, karena setiap Wajib Pajak memiliki persepsi masing-masing dalam menentukan apakah kualitas pelayanan pada KPP yang bersangkutan. 2.3 Sanksi Perpajakan Menurut Mardiasmo (2011) sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan. Sanksi perpajakan akan dijatuhkan atau diberikan apabila wajib pajak melakukan tindakan pelanggaran, terutama pelanggaran atas kewajiban membayar pajaknya yang mana sudah ditentukan dalam Undang-Undang Perpajakan. 2.4 Jumlah Pemeriksaan Pajak Menurut Undang Undang No. 16 Tahun 2009 Pasal 1, Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengelola data, keterangan, dan/ atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan. Menurut Suandy (2011) pemeriksa pajak adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melaksanakan pemeriksaan pajak. Sebelum pegawai pajak akan melakukan pemeriksaan pajak terhadap wajib pajak baik itu pribadi atau badan, pegawai pajak di haruskan memperlihatkan tanda pengenal dan menunjukkan surat perintah pemeriksaan dari Direktur Jenderal Pajak yang mana sudah dijelaskan dalam pasal 29 Undang - Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 2.5 Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Undang Undang No16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 2 yaitu: Wajib 4

5 Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotongan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan perundang undangan perpajakan. Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.544/KMK.04/2000, dalam Rahayu (2010) mengatakan bahwa kriteria kepatuhan wajib pajak adalah: 1. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam 2 tahun terakhir. 2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis, kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak. 3. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindakan pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir 4. Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam hal terhadap wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi pada pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang terhutang paling banyak 5%. 5. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun terakhir di audit oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba rugi fiskal. 2.6 Pengembangan Hipotesis Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Sanksi Perpajakan, Jumlah Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan. Nisa (2002) dalam Ibtida (2010) menyatakan bahwa pelayanan yang baik kepada Wajib Pajak akan membangun image positif dalam diri Wajib Pajak, sehingga mereka tidak lagi jera berhubungan dengan aparatur pajak. Pelayanan perpajakan dilakukan melalui organisasi DJP, baik itu Kantor Pusat, Kantor Wilayah maupun di KPP. Menurut Suandy (2011) sanksi perpajakan merupakan pembayaran kerugian kepada Negara, khususnya berupa bunga dan kenaikan. Sedangkan sanksi pidana merupakan suatu alat terakhir atau benteng hukum yang digunakan fiskus agar norma perpajakan dipatuhi. Tujuan utama pemeriksaan pajak adalah untuk menguji tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak, sehingga dari pemeriksaan pajak dapat diketahui tinggi rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak. 5

6 Kepatuhan wajib pajak memiliki pengaruh yang kuat terhadap penerimaan pajak karena semakin wajib pajak patuh terhadap kewajiban perpajakannya maka penerimaan pajak akan semakin meningkat. Untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak maka salah satu upaya yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah dengan menerapkan self assessment system, dimana self assessment system merupakan system yang memberikan kepercayaan kepada wajib pajak itu sendiri untuk menghitung sendiri pajak terutangnya. Berdasarkan beberapa uraian ringkas tersebut maka diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu: H 1 : Kualitas pelayanan pajak berpengaruh positif yang signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan. H 2 : Sanksi perpajakan berpengaruh positif yang signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan. H 3 : Sanksi perpajakan berpengaruh positif yang signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan. H 4 : Kepatuhan wajib pajak berpengaruh positif yang signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Sanksi Perpajakan, Jumlah Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan wajib pajak yang tinggi akan mengakibatkan penerimaan pajak yang besar buat negara karena semakin banyak wajib pajak membayar pajaknya maka pajak yang diterima negara semakin besar. Jumlah pemeriksaan pajak akan meningkat bila wajib pajak patuh dan taat dalam membayar kewajiban pajaknya karena semakin banyak wajib pajak membayar pajaknya maka jumlah pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas pajak akan meningkat. Kepatuhan wajib pajak meningkat disebabkan karena pelayanan yang baik yang telah diberikan oleh petugas pajak kepada wajib pajak. Selain pelayanan terbaik, sanksi perpajakan juga sangat perlu ditegakkan karena dengan adanya sanksi perpajakan maka akan menambah tingkat kepatuhan dari wajib pajak tersebut tetapi sanksi perpajakan juga benar-benar harus ditegakkan guna memberikan efek jera buat wajib pajak yang telah melanggar ketentuan perpajakan yang mana telah diatur dalam undang-undang perpajakan. Berdasarkan beberapa uraian ringkas tersebut peneliti mengajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan didalam penelitian ini yaitu: H 5 : Kualitas pelayanan pajak berpengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. 6

7 H 6 : Sanksi perpajakan berpengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. H 7 : Jumlah pemeriksaan berpengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak Kualitas Pelayanan Pajak, Sanksi Perpajakan dan Jumlah Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan melalui Kepatuhan Wajib Pajak sebagai Variabel Intervening Pajak penghasilan merupakan pendapatan pajak yang terbesar oleh pemerintah dibanding dengan penerimaan pajak lainnya, seperti penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB), penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) dan lain lain. Besarnya setiap penerimaan pajak tergantung dari tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajaknya dan untuk meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak pemerintah harus meningkatkan kualitas pelayanan pajak guna memberikan kepuasan terhadap wajib pajak atas pelayanan pajak yang diberikan, selain itu sanksi pajak juga diperlukan ditegakkan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan beberapa uraian ringkas tersebut peneliti mengajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan didalam penelitian ini yaitu: H 8 : Kualitas pelayanan pajak berpengaruh positif yang signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan dengan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel intervening. H 9 : Sanksi pajak berpengaruh positif yang signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan dengan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel intervening. H 10 : Jumlah pemeriksaan pajak berpengaruh positif yang signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan dengan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel intervening. 2.5 Model Kerangka Penelitian Berdasarkan kepada landasan teori dan pengembangan hipotesis terdahulu maka dapat dibuat sebuah kerangka penelitian yang dapat dipedomani didalam tahapan pengolahan data. Secara umum model kerangka penelitian terlihat pada gambar I dibawah ini: Gambar I Model Kerangka Penelitian 7

8 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah KPP Pratama di Sumatera Barat, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 100 petugas yang berada dilingkungan KPP Pratama di Sumatera Barat yaitu dibidang seksi pengawasan dan konsultasi khususnya Account Representative (AR) yang menjadikan sampel dari penelitian ini. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan estimasi Maximum Likelihood sebesar sampel. Peneliti akan mengambil sampel secara merata di tiap tiap KPP yang masuk dalam lingkungan kerja Kantor Wilayah Dirjen Pajak Sumatera Barat. 3.2 Metode Pengumpulan Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data penelitian yang di peroleh langsung dari sumber asli dan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada Account Representative (AR) yang berada di lingkungan KPP selaku responden 3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Vaariabel Pada penelitian ini variabel penelitian yang digunakan beberapa variabel yaitu: Variabel Independen 1. Kualitas Pelayanan Pajak terdiri dari Jatmiko (2006) Pelayanan adalah cara melayani (membantu mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang). Sementara itu fiskus adalah petugas pajak. Sehingga pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang (dalam hal ini adalah wajib pajak). Respon dari responden direkam dengan 5 (lima) skala Likert mulai dari sangat kurang baik sampai dengan sangat baik. 2. Sanksi Perpajakan Suandy (2011) Sanksi perpajakan adalah jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang perpajakan f(norma perpajakan) akan ditaati atau terpenuhi. Dengan kata lain, sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Respon dari responden direkam dengan 5 (lima) skala Likert mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. 8

9 3. Jumlah Pemeriksaan Pajak Menurut Undang Undang No. 16 Tahun 2009 Pasal 1, Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengelola data, keterangan, dan/ atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan. Jadi jumlah pemeriksaan pajak adalah jumlah pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh petugas pajak. Respon dari responden direkam dengan 5 (lima) skala Likert mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju Variabel Dependen Penerimaan Pajak Penghasilan Undang Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang mendefenisikan Pajak Penghasilan adalah Pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Jadi, pengertian ini mengandung arti bahwa subjek pajak baru dikenakan pajak penghasilan apabila menerima atau memperoleh penghasilan. Variabel ini diukur berdasarkan aspek penerimaan pajak dan diukur menggunakan skala Likert yang berkaitan dengan 5 (lima) pilihan, yaitu : (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) Netral, (2) tidak setuju, (1) sangat tidak setuju Variabel Intervening Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Rahayu (2010) menyatakan bahwa kepatuhan wajib pajak adalah wajib pajak yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan. Respon dari responden direkam dengan 5 (lima) skala Likert mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Pungumpulan Data Dalam penelitian ini digunakan beberapa orang petugas yang bekerja di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) diwilayah sumatera barat. Proses pengumpulan informasi dan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. 4.2 Demografis Responden Berdasarkan kepada data dan informasi yang telah dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner dapat diklasifikasikan demografis responden seperti terlihat pada Tabel 4.1 dibawah ini yaitu: 9

10 Tabel 4.1 Demografis Responden Demografis Jumlah % Gender Laki Laki Perempuan Umur Tahun Tahun Tahun > 40 Tahun Pendidikan SMA D S Pengujian Hipotesis Setelah seluruh variabel penelitian didukung oleh item pertanyaan yang valid, handal dan terbebas dari gajala asumsi klasik maka tahapan pengujian hipotesis dapat segera dilaksanakan. Tahapan pengujian statistik seperti terlihat pada tabel hasil pengujian dibawah ini: Tabel 4.2 Regresion Weights Full Model Struktural Equation Modeling (SEM) Pada tabel dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang berpartisipasi didalam penelitian ini bergender laki laki yaitu berjumlah 54 orang sedangkan responden perempuan berjumlah 46 orang. Jika dilihat dari tingkatan usia pada umumnya responden yang berpartisipasi didalam penelitian ini memiliki tingkatan usia tahun yaitu berjumlah 38 orang, kelompok responden terbanyak kedua adalah mereka yang memiliki tingkatan usia antara tahun yaitu berjumlah 32 orang. Hasil identifiasi data terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki tingkatan pendidikan yaitu pendidikan SMA sebanyak 36 orang, pendidikan D3 sebanyak 49 orang dan pendidikan S1 sebanyak 15 orang. 10

11 Pada tabel diatas terlihat bahwa variabel memiliki nilai masing masing diantaranya adalah sebagai berikut: Hipotesis Pertama memiliki nilai P (probabilitas) kecil dari nilai alpha sebesar 0,05 yang mana nilai P (probabilitas) sebesar 0,011 atau (0,011 < 0,05) dan nilai t hitung > t tabel sebesar 2,530 > 1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan. Hipotesis kedua memiliki nilai P (probabilitas) kecil dari nilai alpha sebesar 0,05 yang mana nilai P (probabilitas) sebesar 0,005 atau (0,005 < 0,05) dan nilai t hitung > t tabel sebesar 2,823 > 1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan. Hipotesis ketiga memiliki nilai P (probabilitas) kecil dari nilai alpha sebesar 0,05 yang mana nilai P (probabilitas) sebesar 0,000 atau (0,000 < 0,05) dan nilai t hitung > t tabel sebesar 7,409 > 1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan. Hipotesis keempat memiliki nilai P (probabilitas) kecil dari nilai alpha sebesar 0,05 yang mana nilai P (probabilitas) sebesar 0,007 atau (0,007 < 0,05) dan nilai t hitung > t tabel sebesar 2,710 > 1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepatuhan wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan. Hipotesis kelima memiliki nilai P (probabilitas) kecil dari nilai alpha sebesar 0,05 yang mana nilai P (probabilitas) sebesar 0,011atau (0,011 < 0,05) dan nilai t hitung > t tabel sebesar 2,538 > 1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hipotesis keenam memiliki nilai P (probabilitas) kecil dari nilai alpha sebesar 0,05 yang mana nilai P (probabilitas) sebesar 0,010atau (0,010< 0,05) dan nilai t hitung > t tabel sebesar 2,592 > 1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hipotesis ketujuh memiliki nilai P (probabilitas) kecil dari nilai alpha sebesar 0,05 yang mana nilai P (probabilitas) sebesar 0,000atau (0,000< 0,05) dan nilai t hitung > t tabel sebesar 4,471 > 1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hipotesis kedelapan memiliki pengaruh langsung yang lebih besar dari pada pengaruh tidak langsung atau 0,052 > 0,014. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 11

12 kualitas pelayanan pajak berpengaruh tidak signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan dengan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel intervening. Hipotesis kesembilan memiliki pengaruh langsung yang lebih besar dari pada pengaruh tidak langsung atau 0,133 > 0,032. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh tidak signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan dengan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel intervening. Hipotesis kesepuluh memiliki pengaruh langsung yang lebih besar dari pada pengaruh tidak langsung atau 0,433 > 0,066. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah pemeriksaan pajak berpengaruh tidak signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan dengan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel intervening. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan pengujian hipotesis penelitian tentang Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Sanksi Perpajakan Dan Pengaruh Jumlah Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Dengan Kepatuhan Wajib Pajak Sebagai Variabel Intervening, dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Kualitas pelayanan pajak terbukti secara signifikan positif mempengaruhi penerimaan pajak penghasilan, dengan koefisien estimate 0,052, nilai critkal rasio (CR) 2,530, dengan tingkat signifikan P (probabiltas) sebesar 0,011oleh karena itu hipotesis ini dapat diterima. 2. Sanksi perpajakan terbukti secara signifikan positif mempengaruhi penerimaan pajak penghasilan, dengan koefisien estimate 0,133, nilai critkal rasio (CR) 2,823, dengan tingkat signifikan P (probabiltas) sebesar 0,005 oleh karena itu hipotesis ini dapat diterima. 3. Jumlah pemeriksaan pajak terbukti secara signifikan positif mempengaruhi penerimaan pajak penghasilan, dengan koefisien estimate 0,433, nilai critkal rasio (CR) 7,409, dengan tingkat signifikan P (probabiltas) sebesar 0,000 oleh karena itu hipotesis ini dapat diterima. 4. Kepatuhan wajib pajak terbukti secara signifikan positif mempengaruhi penerimaan pajak penghasilan, dengan koefisien estimate 0,167, nilai critkal rasio (CR) 2,710, dengan tingkat signifikan P (probabiltas) sebesar 0,007 oleh karena itu hipotesis ini dapat diterima. 12

13 5. Kualitas pelayanan pajak terbukti secara signifikan positif mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, dengan koefisien estimate 0,083, nilai critkal rasio (CR) 2,538, dengan tingkat signifikan P (probabiltas) sebesar 0,011 oleh karena itu hipotesis ini dapat diterima. 6. Sanksi perpajakan terbukti secara signifikan positif mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, dengan koefisien estimate 0,194, nilai critkal rasio (CR) 2,592, dengan tingkat signifikan P (probabiltas) sebesar 0,010 oleh karena itu hipotesis ini dapat diterima. 7. Jumlah pemeriksaan pajak terbukti secara signifikan positif mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, dengan koefisien estimate 0,392, nilai critkal rasio (CR) 4,471, dengan tingkat signifikan P (probabiltas) sebesar 0,000 oleh karena itu hipotesis ini dapat diterima. 8. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan kualitas pelayanan pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan melalui variabel kepatuhan wajib pajak sebagai variabel intervening, karena nilai pengaruh langsung sebesar 0,052 lebih besar dari pengaruh tidak langsung sebesar 0,014, sehingga hipotesis ini ditolak. 9. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan sanksi perpajakan terhadap penerimaan pajak penghasilan melalui variabel kepatuhan wajib pajak sebagai variabel intervening, karena nilai pengaruh langsung sebesar 0,133 lebih besar dari pengaruh tidak langsung sebesar 0,032, sehingga hipotesis ini ditolak. 10. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan jumlah pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan melalui variabel kepatuhan wajib pajak sebagai variabel intervening, karena nilai pengaruh langsung sebesar 0,433 lebih besar dari pengaruh tidak langsung sebesar 0,066, sehingga hipotesis ini ditolak. 5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi hasil, oleh karena itu kepada peneliti yang akan datang diharapkan lebih diperhatikan untuk peneliti-peneliti selanjutnya, kelemahan peneliti antara lain: 1. Penggunaan media kuisioner atau angket, memiliki keterbatasan dan kelemahan yaitu perbedaan perseptual seseorang dalam menilai suatu variabel yang berdampak terhadap pembiasan, dimana peneliti tidak dapat 13

14 mengendalikan jawaban dari responden. 2. Jumlah sampel penelitian masih relative kecil dapat berdampak terhadap rendahnya generalisasi dari temuan secara keseluruhan. 3. Penelitian ini tidak mempertimbangkan variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi penerimaan pajak penghasilan. 5.3 Saran Berdasarkan keterbatasan dan kelemahan yang dijelaskan di atas peneliti mengajurkan saran perbaikan untuk penelitian yang akan datang berikut ini: 1. Untuk peneliti yang akan datang dalam pengumpulan data diharapkan dapat menggunakan metode lain seperti wawancara langsung atau menggunakan pendekatan lain yang seperti penilaian yang berhubungan dengan pekerjaan langsung, untuk menghindari bias perseptual. 2. Peneliti yang akan datang diharapkan dapat memperluas daerah penelitian untuk memperbesar populasi dan sampel sehingga dapat menjastifikasi penelitian ini secara baik. baru yang dimungkinkan memiliki pengaruh yang baik terhadap penerimaan pajak penghasilan DAFTAR PUSTAKA Astuty, N.F Pengaruh kualitas pelayanan publik terhadap penerimaan PPH pasal 25 yang dimoderasi oleh tingkat kepatuhan wajib pajak badan pada KPP Pratama Se-DKI Jakarta, Direktorat Jendral Pajak Undangundang nomor 36 tahun Google Indonesia, Jatmiko, A. N Pengaruh sikap wajib pajak pada pelaksanaan sanksi denda, pelayanan fiskus dan kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Ibtida, Reisya Pengaruh kesadaran wajib pajak dan pelayanan fiskus terhadap kinerja penerimaan pajak dengan kepatuhan wajib pajak sebagai variable intervening pada KPP Pratama Jakarta selatan. Mardiasmo Perpajakan edisi revisi. Yogyakarta : CV Andi Offset. Rahayu, S.K Perpajakan Indonesia, edisi pertama. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu Suandy, Erly Perencanaan Pajak, edisi kelima. Jakarta: Salemba. 3. Untuk penelitian yang akan datang diharapkan melakukan modifikasi dengan menambahkan faktor-faktor 14

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari dalam negeri, salah satunya berupa pajak.

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari dalam negeri, salah satunya berupa pajak. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terusmenerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 98/KMK.01/2006 Account. mengimplementasikan Organisasi Modern.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 98/KMK.01/2006 Account. mengimplementasikan Organisasi Modern. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keputusan Menteri Keuangan Nomor 98/KMK.01/2006 Account Representative (AR) adalah pegawai yang diangkat pada setiap Seksi Pengawasan dan Konsultasi di Kantor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Definisi Pajak Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Pembangunan di segala bidang merupakan tanggung jawab pemerintah dan rakyat Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membayar pajak secara langsung maupun tidak langsung. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Tansuria, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. membayar pajak secara langsung maupun tidak langsung. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Tansuria, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan jumlah peduduk yang cukup banyak. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum, wajib untuk membayar pajak secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) adalah untuk pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang dimaksud adalah penciptaan akselerasi

Lebih terperinci

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Pengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi) terjadi apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan menjadi suatu permasalahan yang pokok. Pembiayaan ini

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan menjadi suatu permasalahan yang pokok. Pembiayaan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Masalah Mewujudkan bangsa yang adil dan makmur merupakan tujuan nasional negara Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Salah satu upaya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan roda pemerintahan, kesejahteraan rakyat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan roda pemerintahan, kesejahteraan rakyat merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan roda pemerintahan, kesejahteraan rakyat merupakan fokus utama pemerintah. Melaksanakan pembangunan menjadi salah satu hal penting untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dan atau keterangan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dan atau keterangan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pemeriksaan menurut UU KUP Pasal 1 angka 24 adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pajak Salah satu sumber pembiayaan Negara adalah dari sektor perpajakan. Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undangundang Nomor 6 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya berasal dari penerimaan pajak. Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. satunya berasal dari penerimaan pajak. Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang membutuhkan anggaran yang cukup besar setiap tahunnya untuk melaksanakan berbagai macam pembangunan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Dasar Perpajakan 1. Definisi Pajak Dalam memahami mengapa seseorang harus membayar pajak untuk membiayai pembangunan yang terus dilaksanakan, maka perlu dipahami terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dukungan berupa peningkatan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Dukungan berupa peningkatan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia, pembangunan sangatlah penting guna mensejahterakan masyarakat. Pembangunan tidak akan tercapai apabila tidak ada kerja sama antara pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal atau kontraprestasi yang langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan perbaikan, pembangunan, dan kemajuan negara ini salah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan perbaikan, pembangunan, dan kemajuan negara ini salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan perbaikan, pembangunan, dan kemajuan negara ini salah satunya yaitu berasal dari pembayaran pajak masyarakat negara ini, tetapi melihat dari situasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi kewajiban pembangunan bangsa, maka pemerintah harus memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber dana negara salah satunya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana, tenaga, dan ilmu yang tidak sedikit, yang tidak mungkin hanya

BAB I PENDAHULUAN. dana, tenaga, dan ilmu yang tidak sedikit, yang tidak mungkin hanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan yang digalakkan di negara Indonesia ini membutuhkan dana, tenaga, dan ilmu yang tidak sedikit, yang tidak mungkin hanya dilakukan oleh segelintir orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dan dalam pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pajak merupakan iuran yang dibayarkan oleh wajib pajak, baik wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan kepada negara berdasarkan undangundang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan pembangunan. Sebagian besar sumber

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL Oleh: Amanita Novi Yushita, SE amanitanovi@uny.ac.id *Makalah ini disampaikan pada Program Pengabdian pada Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang paling besar sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang paling besar sekitar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang paling besar sekitar 78% dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia. Tetapi hasil tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah memenuhi kebutuhan dana dengan mengandalkan dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah memenuhi kebutuhan dana dengan mengandalkan dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah memenuhi kebutuhan dana dengan mengandalkan dua sumber pokok, yaitu sumber dana luar negeri dan sumber dana dalam negeri, sebagaimana yang tercantum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan baik untuk belanja rutin maupun pembangunan (Suryadi, 2006). Masih menurut Suryadi, bagi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan. Self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan

BAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan. Self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fungsi pajak ialah fungsi Budgetair yang artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pajak Menurut Pasal 1 ayat 1 UU No.16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan: Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suryani N. A., 2016 Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suryani N. A., 2016 Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan alat bagi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung yang diperoleh dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (Rendezvous,2012). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (Rendezvous,2012). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Reasoned Action (TRA) Theory Reasoned Action pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980 (Rendezvous,2012). Teori

Lebih terperinci

Terdapat definisi mengenai kepatuhan Wajib Pajak yang dikemukan oleh Safri Nurmantu. dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:138) adalah sebagai berikut:

Terdapat definisi mengenai kepatuhan Wajib Pajak yang dikemukan oleh Safri Nurmantu. dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:138) adalah sebagai berikut: KEPATUHAN PAJAK DAN TAX EVASION Terdapat definisi mengenai kepatuhan Wajib Pajak yang dikemukan oleh Safri Nurmantu dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:138) adalah sebagai berikut: Kepatuhan Wajib Pajak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa Indonesia untuk terus mencari cara guna menstabilkan kondisi yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. memaksa Indonesia untuk terus mencari cara guna menstabilkan kondisi yang ada. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia di bidang ekonomi sampai dengan saat ini masih dalam kondisi yang masih belum kondusif. Ketidakpastian dalam berbagai sektor dalam bidang ekonomi memaksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan alat yang digunakan pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari masyarakat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), kepatuhan Wajib Pajak. Ix Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), kepatuhan Wajib Pajak. Ix Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber

Lebih terperinci

membiayai segala pengeluaran-pengeluarannya. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang

membiayai segala pengeluaran-pengeluarannya. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang Keberhasilan pembangunan Indonesia sangat dipengaruhi oleh adanya pengadaan dana dalam jumlah uang yang cukup besar dan berkesinambungan untuk membiayai segala pengeluaran-pengeluarannya. Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kontribusi terbesar penerimaan negara Indonesia saat ini berasal dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kontribusi terbesar penerimaan negara Indonesia saat ini berasal dari sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kontribusi terbesar penerimaan negara Indonesia saat ini berasal dari sektor perpajakan. Penerimaan dalam sektor perpajakan cenderung stabil dan terus meningkat setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 62/PMK.01/2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori yang Relevan 1. Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) Teori pembelajaran sosial mengatakan bahwa seseorang dapat belajar lewat pengamatan dan pengalaman langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menciptakan stabilitas nasional maka dilakukanlah Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus dan berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap, berencana dan berkesinambungan menurut arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia sangatlah penting untuk mensejahterakan masyarakat. Pembangunan tidak akan tercapai apabila tidak ada kerja sama antara pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pendapatan Negara bukan pajak, melalui pendapatan Pajak Negara

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pendapatan Negara bukan pajak, melalui pendapatan Pajak Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu Negara berkembang Indonesia membutuhkan dukungan dari faktor-faktor yang dapat membantu berjalannya pembangunan Negara dan mensejahterakan

Lebih terperinci

KAJIAN EMPIRIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN PENYEBABNYA. Abstraksi

KAJIAN EMPIRIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN PENYEBABNYA. Abstraksi KAJIAN EMPIRIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN PENYEBABNYA Oleh : SYAFI I Universitas Bhayangkara Surabaya Abstraksi Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang utama. Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Tentang Wajib Pajak 2.1.1 Pengertian Wajib Pajak Wajib Pajak adalah Orang Pribadi dan Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pajak merupakan penerimaan terbesar Indonesia. Pajak merupakan alat yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pajak merupakan penerimaan terbesar Indonesia. Pajak merupakan alat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini pajak merupakan penerimaan terbesar Indonesia. Pajak merupakan alat yang digunakan pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan baik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata kehidupan Negara dan Bangsa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai definisi tentang pajak yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai definisi tentang pajak yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Pajak 2.1.1.1 Definisi Pajak Pengertian Pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut memberikan berbagai definisi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur (Punarbhawa dan Aryani, 2013). Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur (Punarbhawa dan Aryani, 2013). Pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini negara Indonesia akan terus melakukan pembangunan nasional di berbagai bidang yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur (Punarbhawa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tahun 2009 (KUP) pasal 1 ayat 1 bahwa pajak adalah kontribusi wajib pajak

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tahun 2009 (KUP) pasal 1 ayat 1 bahwa pajak adalah kontribusi wajib pajak 8 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Definisi Pajak Menurut Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir kali

Lebih terperinci

BAB I 1.PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi

BAB I 1.PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi BAB I 1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 TEORI II.1.1. Definisi pajak UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN memberikan definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu Negara membutuhkan dana yang cukup untuk melakukan pembangunan infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak 2.1.1.1 Definisi Pajak Membahas mengenai perpajakan tidak terlepas dari pengertian pajak itu sendiri, menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengoptimalkan sumber dana dalam negri. Dalam perkembangannya pajak. merupakan komponen utama penerimaan dalam negeri.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengoptimalkan sumber dana dalam negri. Dalam perkembangannya pajak. merupakan komponen utama penerimaan dalam negeri. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah memenuhi kebutuhan dana dengan mengandalkan dua sumber pokok, yaitu sumber dana luar negeri dan sumber dana dalam negeri. Sumber dana luar negeri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Pajak 2.1.1.1 Definisi Pajak Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut memberikan berbagai definisi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan tanpa mendapat jasa timbal secara langsung dan digunakan untuk membayar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pemerintahan dan pembangunan. Pajak bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pemerintahan dan pembangunan. Pajak bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk pembiayaan pemerintahan dan pembangunan. Pajak bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1,019 trilyun atau sebesar 79% (http://www.anggaran.depkeu.go.id) berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. 1,019 trilyun atau sebesar 79% (http://www.anggaran.depkeu.go.id) berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Semua Negara termasuk Indonesia dalam menjalankan pembangunan memerlukan pendanaan yang sangat besar. Dana didapat dari berbagai sektor penerimaan APBN, salah

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

EVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK EVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus Pada KPP Pratama Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber penerimaan negara di peroleh dari berbagai sektor, baik sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber penerimaan negara di peroleh dari berbagai sektor, baik sektor BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber penerimaan negara di peroleh dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Sumber penerimaan internal adalah pendapatan pajak sedangkan eksternal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu pendapatan negara yang cukup besar, maka pemerintah berusaha untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak ini. Sehingga target dari tahun

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TENTANG PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP TINDAKAN TAX EVASION DI KULON PROGO

PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TENTANG PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP TINDAKAN TAX EVASION DI KULON PROGO PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TENTANG PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP TINDAKAN TAX EVASION DI KULON PROGO Dini Utami* 1 dan Andri Waskita Aji 2 Dini_cilik@ymail.com ABSTRACT This research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang senantiasa melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak (Pangestu, Rusmana:2014). Realisasi penerimaan pajak tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak (Pangestu, Rusmana:2014). Realisasi penerimaan pajak tahun 2014 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan tumpuan sumber penerimaan negara Indonesia. Hal ini terlihat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang menunjukkan bahwa sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam pembiayaan pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya yaitu dengan menggali sumber dana yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan lainnya yaitu penerimaan migas maupun penerimaan bukan pajak,

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan lainnya yaitu penerimaan migas maupun penerimaan bukan pajak, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang penting dalam menopang keberlanjutan pembangunan suatu negara selain sumber penerimaan lainnya yaitu penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara sebesar 1.201,7 triliun. Namun dalam perubahan pada APBNP,

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara sebesar 1.201,7 triliun. Namun dalam perubahan pada APBNP, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk pembangunan dan belanja negara. Dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2015,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengamatan perpajakan Center Taxation analysis (CITA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengamatan perpajakan Center Taxation analysis (CITA) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengamatan perpajakan Center Taxation analysis (CITA) rendahnya tingkat kepatuhan bayar pajak menjadi indikator rendahnya serapan pajak oleh pemerintah. Wajib

Lebih terperinci

ANALYSYS OF INCOME TAX RECEIPTS CORPORATE TAXPAYERS BEFORE AND AFTER THE TAX AUDIT (A Case Study at KPP Pratama Bandung Karees)

ANALYSYS OF INCOME TAX RECEIPTS CORPORATE TAXPAYERS BEFORE AND AFTER THE TAX AUDIT (A Case Study at KPP Pratama Bandung Karees) ANALYSYS OF INCOME TAX RECEIPTS CORPORATE TAXPAYERS BEFORE AND AFTER THE TAX AUDIT (A Case Study at KPP Pratama Bandung Karees) Muhammad Irsan Ramadhan 113403193 Email: irsan.ramadhan@gmail.com Program

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara. Pajak memiliki peran yang sangat vital dalam sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara. Pajak memiliki peran yang sangat vital dalam sebuah negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa salah satu penopang pendapatan nasional yaitu berasal dari penerimaan pajak yang menyumbang sekitar 70% dari seluruh penerimaan negara.

Lebih terperinci

Ni Ketut Muliari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Putu Ery Setiawan Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

Ni Ketut Muliari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Putu Ery Setiawan Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana PENGARUH PERSEPSI TENTANG SANKSI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK PADA KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA DENPASAR TIMUR Ni Ketut Muliari Jurusan Akuntansi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya. Perubahan sistem pemungutan pajak ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya. Perubahan sistem pemungutan pajak ini merupakan 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pada mulanya pajak merupakan suatu pemberian secara cuma-cuma (upeti) namun sifatnya merupakan suatu kewajiban yang dipaksakan dan harus dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makalah Pemeriksaan Pajak Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Makalah Pemeriksaan Pajak Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengertian atau

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang dipungut dari masyarakat berdasarkan undang-undang. Sistem pemungutan pajak di Indonesia adalah berdasarkan Sistem Self Assessment, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk terbesar nomor empat di dunia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa (www.bps.go.id). Pemerintah dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pajak Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan teratur pada waktu tertentu. Kemudian berangsur-angsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak sebagai sumber penerimaan Negara digunakan untuk mebiayai pengeluaran rutin dan juga membiayai pembangunan. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal atau kontraprestasi yang langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negeri berupa ekspor dan juga dari penerimaan dalam negeri terutama dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. negeri berupa ekspor dan juga dari penerimaan dalam negeri terutama dari sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemerintah suatu negara terutama Indonesia dalam melaksanakan kegiatannya memerlukan dana yang jumlahnya semakin meningkat. Perkembangan perekonomian global

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA SKRIPSI YOSEFA LEBUKAN A31107093 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran warga negara kepada negara yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran warga negara kepada negara yang akan digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan iuran warga negara kepada negara yang akan digunakan sebagai sumber pembiayaan pembangunan tanpa adanya kontraprestasi langsung sehubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung kepada Kantor Wilayah. KPP Sumedang merupakan salah satu Kantor

BAB I PENDAHULUAN. langsung kepada Kantor Wilayah. KPP Sumedang merupakan salah satu Kantor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah unsur pelaksanaan Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah Kantor Wilayah dan bertanggung jawab langsung kepada Kantor Wilayah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Pajak yang didefenisikan oleh Rochmat Soemitro adalah gejala masyarakat, artinya pajak hanya ada di dalam masyarakat. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan itu sendiri. Salah satu sumber pendanaan proyek pembangunan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan itu sendiri. Salah satu sumber pendanaan proyek pembangunan yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Perkembangan yang ada di Indonesia dapat dilihat dari adanya peningkatan pembangunan yang direncanakan sesuai

Lebih terperinci

FITRIANI SARAGIH Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ABSTRAK

FITRIANI SARAGIH Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ABSTRAK PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (PADA KPP PRATAMA MEDAN KOTA) FITRIANI SARAGIH Universitas Muhammadiyah Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai Negara yang berkembang,sebenarnya Indonesia memiliki berbagai macam potensi untuk menjadi Negara yang lebih maju. Akan tetapi pada kenyataannya Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak, dan empowering people (pengingkatan partisipasi masyarakat) pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak, dan empowering people (pengingkatan partisipasi masyarakat) pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan penerimaan negara yang selama pembangunan nasional menjadi salah satu andalan negara, dari tahun ke tahun pemerintah telah berusaha meningkatkan sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka menjalankan roda pemerintahan dan untuk melaksanakan pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia membutuhkan dana yang tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Self Assessment System Self assessment system yaitu suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan biaya yang besar yang harus digali, terutama dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan biaya yang besar yang harus digali, terutama dari sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perdagangan bebas (free trade) membawa konsekuensi pula dalam kebijakan perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tanpa pajak, Negara tidak akan bisa melaksanakan kegiatan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tanpa pajak, Negara tidak akan bisa melaksanakan kegiatan pembangunan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pajak pada hakikatnya memiliki peran yang sangat penting bagi sebuah Negara. Tanpa pajak, Negara tidak akan bisa melaksanakan kegiatan pembangunan karena pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pajak dan juga petugas pajak agar pembangunan dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. pajak dan juga petugas pajak agar pembangunan dapat terwujud. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat penting dan merupakan sumber utama penerimaan negara sampai saat ini adalah pajak. Pentingnya penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pajak. Pajak merupakan suatu hal yang wajib untuk dipahami dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. adalah pajak. Pajak merupakan suatu hal yang wajib untuk dipahami dengan baik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat besar dan semakin diandalkan dalam kepentingan perkembangan serta pembiayaan pemerintah adalah pajak.

Lebih terperinci