ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA EKOLABEL INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA EKOLABEL INDONESIA"

Transkripsi

1 Lampiran SK No. 003/MPA-LEI/IV/2005 ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA EKOLABEL INDONESIA Bab I. Bentuk, Kedudukan, dan Pendirian Pasal 1. Bentuk Lembaga Ekolabel Indonesia, untuk selanjutnya disebut LEI adalah organisasi yang berbasis konstituen atau berdasar keanggotaan yang berbentuk Perkumpulan. Pasal 2. Kedudukan (1) LEI berkedudukan di Bogor, dan bila dianggap perlu dapat membentuk perwakilan-perwakilan dan kantor cabang baik di dalam maupun di luar negeri. (2) Kedudukan LEI dapat berpindah melalui keputusan MPA. Badan Eksekutif akan memberitahukan rencana dan alasan kepindahan kepada semua anggota disertai dengan alasan yang menyertai nya. MPA akan melakukan adendum Statuta yang dicatatkan dihadapan notaris. (3) Pembentukan perwakilan dan atau kantor cabang dilakukan oleh Badan Eksekutif setelah dibahas bersama MPA, sesuai kebutuhan dan program kerja organisasi. Pasal 3. Pendirian Perkumpulan LEI didirikan sejak disahkannya Statuta, dan merupakan pengembangan dan/atau kelanjutan Yayasan Lembaga Ekolabel Indonesia yang didirikan pada tahun Bab II. Lambang Organisasi Pasal 4. Lambang dan Simbol Lambang LEI berupa gambar Lingkaran yang mengitari simbol manusia, tanda check, dan tulisan LEI. Di luar gambar tersebut terdapat tanda di kanan atas lambang dan di kiri bawah lambang LEI. Warna lambang LEI adalah hijau, pilihan warna ini menunjukkan komitmen LEI yang tinggi terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan. Penjelasan rinci makna masing-masing gambar seperti tertulis di bawah ini : (1) Gambar Lingkaran menunjukkan arti bumi, tempat kehidupan makhluk hidup seperti: manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan tempat dimana terjadi mekanisme ketergantungan antara makhluk yang satu dengan yang lain. LEI menggunakan lambang ini sesuai dengan semangat melestarikan 1

2 sumberdaya alam dan lingkungan serta menyelamatkan bumi dari kerusakan, dengan visi : menjadi organisasi yang memperjuangkan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan dan berkeadilan. (2) Simbol manusia, menunjukkan bahwa manusia memegang peranan terpenting dalam mengatur dan mengelola bumi dan seisinya untuk memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi semua makhluk secara berkelanjutan. Simbol manusia juga memberikan arti bahwa, LEI bertanggung jawab untuk mengembangkan kapasitas sumberdaya manusia dan kelembagaan sistem sertifikasi pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup lestari. (3) Tanda Tick (check) mengartikan persetujuan (approval) yang biasa digunakan untuk terminologi kelulusan penilaian. LEI sebagai Lembaga Akreditasi yang mengembangkan sistem sertifikasi pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan, juga bertugas mengawasi terselenggaranya sistem sertifikasi yang kredibel. Tanda Tick yang memanjang ke belakang dan diakhiri dengan lengkung yang memayungi manusia, menunjukkan bahwa sistem LEI meletakkan peran masyarakat yang berkepentingan terhadap pengelolaan Sumberdaya alam lestari, untuk ikut menentukan sikap terhadap pengelolaan sumberdaya alam lestari. (4) LEI merupakan kependekan dari Lembaga Ekolabel Indonesia, dicantumkan pada LOGO LEI dimaksudkan sebagai (a) identitas lembaga akreditasi dan lembaga yang mengembangkan sistem sertifikasi dalam pengelolaan sumber daya alam, dan (b) menyatakan bahwa kata LEI adalah bagian yang tak terpisahkan dari logo lembaga. (5) Lambang atau Registered artinya logo LEI telah terdaftar di instansi terkait, sedangkan atau Copy right artinya pengakuan hak paten atas seni logo LEI. Bab III. Visi, Misi, dan Tujuan Pasal 5. Visi Visi LEI adalah menjadi organisasi yang memperjuangkan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan dan berkeadilan. Pasal 6. Misi Misi LEI adalah : (1) Mengembangkan sistem sertifikasi ekolabel dan sistem pemantauan pengelolaan sumberdaya alam yang terpercaya. (2) Memajukan dan mendukung kebijakan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan dan berkeadilan. (3) Mendukung model-model pengelolaan sumberdaya alam yang dilakukan oleh semua konstituen termasuk masyarakat adat yang berkelanjutan dan berkeadilan. Pasal 7. Tujuan Tujuan LEI adalah : 2

3 (1) Terwujudnya tertib pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan dan berkeadilan secara lokal, nasional dan global. (2) Digunakannya sistem sertifikasi ekolabel dalam kegiatan perdagangan dan industri yang berbasis sumberdaya alam dengan menerapkankan azas-azas kelestarian ekologi, keadilan sosial, dan keberlanjutan ekonomi. (3) Terjalinnya kerjasama nasional dan internasional dengan kalangan organisasi non-pemerintah, lembaga akademik dan penelitian, lembaga pendidikan, dunia usaha, media massa dan lembaga pemerintah, organisasi rakyat dan lembaga-lembaga lain yang relevan dengan visi dan misi LEI. (4) Terciptanya prakondisi dan insentif pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan. (5) Berkembangnya kapasitas sumberdaya manusia dan kelembagaan sistem sertifikasi pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan. (6) Terwujudnya peran fasilitasi mediasi penyelesaian konflik kebijakan dan pengelolaan sumberdaya alam. (7) Terjaminnya kepastian usaha dan hak-hak masyarakat atas sumberdaya alam. Bab IV. Keanggotaan Pasal 8. Tata Cara Pendaftaran Anggota Tata cara pendaftaran anggota : (1) Untuk pertama kali anggota LEI adalah konstituen yang hadir mengikuti kongres LEI dan melakukan registrasi menjadi anggota LEI setelah memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam pasal 17 Statuta. (2) Untuk selanjutnya Individu warga negara Indonesia dan atau lembaga berbadan hukum Indonesia dapat mengajukan aplikasi disertai lampiran persyaratan sebagaimana tercantum dalam pasal 17 Statuta LEI, untuk menjadi anggota LEI serta menetapkan kelompok konstituen yang akan dimasuki. (3) Calon anggota dari kelompok bisnis harus mendapatkan rekomendasi tertulis minimal dari 3 (tiga) anggota LEI yang berasal dari kelompok yang sama. Sedangkan calon anggota individu dari kelompok masyarakat dan pemerhati harus mendapat rekomendasi minimal dari 2 (dua) anggota LEI yang berasal dari kelompok yang sama. (4) Anggota dari kelompok eminent person dipilih berdasar usulan anggota dan/atau undangan yang kriteria dan penetapannya ditentukan oleh MPA. (5) MPA menetapkan tata cara rekruitment anggota. (6) MPA memutuskan dan menetapkan penerimaan atau penolakan anggota baru LEI. (7) Penetapan pengukuhan keanggotaan dilakukan oleh Kongres LEI. Pasal 9. Iuran Keanggotaan (1) Setiap Anggota wajib membayar iuran tetap anggota tahunan yang besarnya ditentukan berdasarkan keputusan MPA dan iuran tidak tetap yang sifatnya sukarela. 3

4 (2) MPA dapat meninjau kembali aturan tentang besarnya iuran anggota minimal dalam 2 (dua) tahun. (3) Iuran anggota dibayarkan setiap tahun setelah yang bersangkutan diterima sebagai anggota LEI dan tidak melampaui tahun buku organisasi. (4) Anggota yang tidak memenuhi kewajiban membayar iuran akan dikenakan sanksi yang akan diatur melalui keputusan MPA. (5) Iuran anggota digunakan untuk peningkatan hubungan keanggotaan dan dapat digunakan sebagai stimulan untuk meningkatkan kinerja organisasi, pengaturan penggunaan dana iuran anggota ditentukan oleh MPA. Pasal 10. Pemberhentian dan Pembekuan Status Anggota (1) Keanggotaan seseorang atau satu organisasi dapat berhenti karena sebab-sebab yang dimuat dalam pasal 19 statuta LEI. (2) Bila seorang utusan tidak lagi bekerja di lembaga yang mengutusnya, status keanggotaan lembaga tidak berubah, status perwakilannya diserahkan kepada lembaga pengutus. (3) Bila ditemukan indikasi-indikasi yang menunjukkan anggota terlibat dalam sebab-sebab yang dinyatakan pada ayat 1, maka MPA dapat membekukan sementara status keanggotaan anggota yang dimaksud sampai ditemukan bukti lain yang membatalkan indikasi tersebut. (4) MPA dapat membentuk tim investigasi untuk menyelidiki dan mengambil keputusan mengenai indikasi yang menyebabkan gugurnya keanggotaan seseorang/satu organisasi. (5) Bila dalam waktu selama-lamanya 6 bulan tidak ditemukan bukti-bukti yang membatalkan indikasi pada ayat 2, maka MPA akan menentukan sikapnya mengenai status pembekuan tersebut. (6) MPA wajib memberi tahu anggota-anggota yang lain mengenai status pembekuan dimaksud ayat 2 dan perkembangannya. (7) Bila MPA memutuskan bahwa indikasi-indikasi dimaksud ayat 2 tidak terbukti maka MPA berkewajiban untuk memulihkan keanggotaan anggota dimaksud melalui pemberitahuan terbuka kepada semua anggota. Bab V. Perangkat dan Struktur Organisasi Pasal 11. Perangkat organisasi LEI Perangkat organisasi LEI terdiri dari : (1) Kongres (2) Majelis Perwalian Anggota (MPA) (3) Badan Eksekutif (BE) (4) Dewan Pertimbangan Sertifikasi (DPS) Pasal 12. Kongres Kongres merupakan otoritas tertinggi organisasi yang berwenang untuk : 4

5 (1) Menetapkan dan mengubah statuta. (2) Memilih dan menetapkan anggota Majelis Perwalian Anggota. (3) Menerima atau menolak pertanggungjawaban MPA untuk masa bakti tertentu. (4) Menetapkan garis besar program kerja 4 (empat) tahunan. (5) Menetapkan pengukuhan penerimaan atau pemberhentian keanggotaan organisasi yang telah diputuskan oleh MPA. (6) Menetapkan pengukuhan sistem sertifikasi dan perubahannya. Pasal 13. Kongres Luar Biasa (1) Kongres Luar Biasa, adalah pertemuan anggota yang kedudukannya setara dengan kongres dan diselenggarakan di luar jadwal kongres yang ditentukan karena alasan yang dianggap luar biasa, prinsipil, dan dapat merugikan cita-cita organisasi. (2) Yang dimaksud dengan kondisi luar biasa, prinsipil, dan dapat merugikan citacita organisasi antara lain adalah merubah Statuta dan bentuk organisasi serta adanya mosi tidak percaya kepada MPA dari lebih 50% anggota LEI. (3) Kongres Luar Biasa harus diselenggarakan bila ada pernyataan keinginan secara tertulis yang disampaikan oleh lebih dari 50% dari jumlah anggota yang tersebar di sekurang-kurangnya tiga kelompok konstituen. Dukungan dari tiap kelompok sekurang-kurangnya adalah 20% dari jumlah anggota di tiap kelompok konstituen. (4) Bila keadaan pada ayat 3 (tiga) terpenuhi, MPA wajib membentuk kepanitiaan untuk pelaksanaan Kongres luar biasa yang tatacaranya akan diatur oleh keputusan MPA. (5) Bila dalam waktu 3 (tiga) bulan MPA tidak juga membentuk kepanitiaan seperti dimaksud ayat (4) di atas, maka anggota LEI dapat membentuk kepanitiaan tersendiri atas kesepakatan dari lebih 50% anggota LEI seperti dimaksud ayat (3) di atas. Pasal 14. Majelis Perwalian Anggota (MPA) (1) Majelis Perwalian Anggota (MPA) adalah representasi seluruh anggota dalam menjalankan perannya sebagai pengawas dan penentu arah kebijakan strategis LEI. (2) Majelis Perwalian Anggota (MPA) terdiri dari 10 orang yang mewakili kelompok konstituen LEI dan dipimpin oleh seorang ketua. (3) Masing-masing anggota MPA wajib untuk melakukan konsultasi dengan anggota dari kelompok masing-masing. (4) Pengambilan keputusan dilakukan melalui musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak tercapai kesepakatan dilakukan pengambilan suara tertutup dengan bobot suara masing-masing anggota MPA sebagaimana telah diatur dalam pasal 38 ayat 5 Statuta LEI. (5) Ketua MPA sesuai batasan kewenangannya dan tanggungjawabnya, dan dengan persetujuan dan mandat dari anggota MPA yang lain dapat bertindak untuk dan atas nama organisasi di depan maupun di luar sidang pengadilan. 5

6 (6) MPA dapat membentuk perangkat kerja seperti komite; dan atau kelompok kerja untuk menyelesaikan permasalahan tertentu dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi. (7) MPA membantu BE dalam pengembangan kapasitas lembaga yang meliputi namun tak terbatas pada dukungan politik, penggalangan dana, dan pengakuan terhadap lembaga. (8) Pengelolaan administrasi MPA difasilitasi oleh BE. (9) Pengelolaan administrasi MPA terpisah dari administrasi BE. (10) Anggota MPA dapat menerima imbal jasa yang besarnya disesuaikan dengan kemampuan keuangan organisasi dan ditetapkan melalui keputusan MPA. (11) Pergantian antar waktu anggota MPA dapat dilakukan apabila yang bersangkutan (a) tidak lagi menjadi anggota CBO LEI, (b) meninggal dunia, (c) berada di bawah pengampuan (curatelle) (d) mengundurkan diri, (e) melakukan perbuatan yang bertentangan dengan statuta dan ART organisasi, (f) melakukan perbuatan yang melawan hukum yang dibuktikan oleh keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dan karena sebab lainnya sehingga tidak bisa menjalankan fungsi sebagai anggota MPA. (12) Mekanisme pergantian antar waktu sebagaimana diatur dalam pasal 26 ayat 3 dan 4 Anggaran Dasar/Statuta LEI, direkomendasikan kepada anggota kamar konstituen untuk memilih pengganti anggota yang bersangkutan. (13) Mekanisme pemilihan pengganti anggota MPA adalah kewenangan internal kamar konstituen yang bersangkutan melalui 2 (dua) kali pemungutan suara dengan kertas suara. Pasal 15. Badan Eksekutif (BE) (1) Badan Eksekutif (BE) mengelola kegiatan operasional dan pelaksanaan program kerja. Untuk hal-hal yang penting dan mendesak berkaitan dengan kegiatan operasional dan pelaksanaan program kerja, BE dapat berkoordinasi dan berkonsultasi kepada MPA. (2) Direktur Eksekutif sesuai batasan kewenangan dan tanggungjawabnya berhak bertindak untuk dan atas nama LEI di luar dan di dalam pengadilan. Batasanbatasan yang lebih rinci akan ditentukan secara bersama oleh MPA dan Direktur Eksekutif. (3) Selain seperti yang telah disebutkan dalam Statuta & ART, BE melalui Direktur Eksekutif atau anggota BE lainnya yang ditunjuk oleh Direktur Eksekutif mempunyai wewenang untuk menjalin kerjasama dengan pihak-pihak lain. (4) Direktur Eksekutif berwenang untuk mewakili lembaga dalam transaksi keuangan dan perbankan dengan tetap menganut asas keterbukaan, kehati-hatian, dan accountability. Mekanisme pelaporan akan ditentukan bersama antara MPA dan BE (5) Badan Eksekutif dapat membentuk badan usaha, dan atau kelompok kerja untuk melaksanakan program kerja dan keberlanjutan organisasi. (6) Mekanisme pembentukan dan pengaturan badan usaha, kelompok kerja dan lain sebagainya akan diatur tersendiri melalui keputusan Direktur Eksekutif yang dikonsultasikan kepada MPA. 6

7 (7) Apabila Direktur Eksekutif terbukti melanggar kontrak dan atau prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam Statuta dan ART LEI, MPA dapat memberhentikan Direktur Eksekutif sewaktu-waktu Pasal 16. Struktur Badan Eksekutif (BE) (1) Badan Eksekutif dipimpin oleh Direktur Eksekutif yang dipilih MPA untuk masa jabatan selama 4 (empat) tahun. (2) Direktur Eksekutif dapat dibantu oleh beberapa staf yang membawahi bidangbidang, sesuai program kerja organisasi yang telah ditetapkan dalam Kongres. (3) Apabila diperlukan, Direktur Eksekutif dapat menunjuk seorang atau lebih sebagai penasihat organisasi untuk memberikan saran dan nasehat sesuai keahliannya bagi kepentingan organisasi. (4) Seluruh anggota Badan Eksekutif berhak atas imbal jasa sesuai masa kerja dan keahliannya sebagaimana diatur dalam kontrak kerja. (5) Besarnya imbal jasa disesuaikan dengan kemampuan keuangan organisasi. (6) Badan Eksekutif melalui Direktur Eksekutif mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada MPA dalam rapat pertanggungjawaban akhir kerja BE. Pasal 17. Dewan Pertimbangan Sertifikasi (DPS) (1) Dewan Pertimbangan Sertifikasi bersifat ad hoc (sementara) yang bertugas memberi pertimbangan dan penyelesaian keberatan terhadap hasil sertifikasi berdasarkan pedoman-pedoman yang dihasilkan oleh LEI. (2) Anggota DPS terdiri dari minimal 3 (tiga) orang yang mempunyai kompetensi, integritas, dan independensi yang dipilih dan ditetapkan oleh MPA. (3) DPS dipimpin seorang Ketua dan dalam proses kerjanya dibantu Badan Eksekutif. Bab VI. Mekanisme Hubungan antar Perangkat organisasi Pasal 18. Hubungan MPA dengan DE dan DPS (1) Dalam melaksanakan tugasnya Direktur Eksekutif dan DPS bertanggungjawab kepada MPA. (2) Ketentuan tentang tugas, kewenangan, hak, dan tanggung jawab Direktur Eksekutif dan DPS diatur dalam sebuah kontrak kerja antara DE dan DPS dengan MPA. Pasal 19. Hubungan antara DE dan staf BE 1. Dalam melaksanakan tugasnya Staf Badan Eksekutif bertanggung jawab kepada Direktur Eksekutif. 2. Ketentuan tentang tugas, kewenangan, hak, dan tanggungjawab staf diatur dalam kontrak kerja antara Direktur Eksekutif dengan staf 7

8 Pasal 20. Hubungan antara Perangkat MPA dan BE Dalam hal pembentukan perangkat kerja, MPA dapat berkoordinasi dengan BE. Anggota BE dapat menjadi anggota perangkat kerja dimaksud sepanjang tidak mengganggu pekerjaan dan aktivitas utamanya. Bab VII. Pertemuan dan Rapat Organisasi Pasal 21. Rapat-rapat organisasi terdiri dari : (1) Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LEI, dilakukan paling sedikit 2 (dua) tahun sekali dan diikuti oleh MPA, BE, 4 (empat) orang perwakilan anggota dari masing-masing kelompok konstituen, dan undangan yang khusus diundang untuk mengikuti Rakernas. Agenda Rakernas adalah evaluasi kinerja perangkatperangkat organisasi LEI, penetapan rencana strategis organisasi, program kerja dan rencana pembiayaannya. Rakernas diselenggarakan oleh MPA dan Badan Eksekutif. (2) Rapat tahunan LEI adalah untuk mengevaluasi kinerja tahunan BE, dan penetapan rencana kerja tahunan untuk tahun berikutnya dan pembiayaanya. Rapat tahunan diselenggarakan oleh BE paling lambat 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya tahun anggaran LEI. (3) Rapat 3 (tiga) bulanan adalah pertemuan antara MPA dan BE untuk membahas perkembangan pelaksanaan kegiatan yang diputuskan dalam Rapat Tahunan. Rapat ini dihadiri oleh BE dan anggota MPA yang ditunjuk oleh Ketua MPA. (4) Rapat MPA, adalah pertemuan rutin MPA yang waktu dan agendanya akan ditentukan melalui keputusan MPA. (5) Rapat Badan Eksekutif, adalah rapat dan pertemuan yang diselenggarakan BE untuk membahas, mereview, dan mengevaluasi berbagai program dan kegiatan. Rapat BE dapat meliputi rapat bulanan, dan rapat rutin lainnya yang waktu dan agendanya ditentukan melalui keputusan Direktur Eksekutif. Bab VIII. Program Kerja dan Organisasi Pasal 22. Program kerja (1) Program kerja adalah rencana kegiatan kerja beserta rencana pembiayaannya, yang diturunkan dari garis-garis besar program kerja yang telah ditetapkan dalam Kongres. (2) Program kerja LEI terdiri dari : a. Program kerja 4 (empat) tahunan, yaitu program kerja yang dibuat BE pada awal kepengurusan untuk dilaksanakan selama 1 (satu) periode kepengurusan. 8

9 b. Program kerja 1 (satu) tahunan, yang merupakan penjabaran lebih rinci dari program kerja 4 (empat ) tahunan. (3) Program kerja 4 (empat) tahunan dibuat sekali selama masa kepengurusan melalui sebuah rapat kerja nasional. (4) Rencana kerja tahunan disahkan melalui rapat tahunan LEI. Pasal 23. Anggaran (1) Sumber anggaran untuk pelaksanaan program kerja dapat berasal dari dana swadaya organisasi, hibah dari lembaga donor, iuran tahunan anggota, iuran akreditasi, sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat dan atau dari hasil usaha lainnya. (2) Pertanggungjawaban penggunaan anggaran untuk program kerja dilakukan secara transparan dan profesional kepada pihak pemberi dana dan anggota konstituen. (3) Laporan pertanggungjawaban program disertai audit keuangan dari lembaga audit independen, dan hasilnya diberitahukan kepada anggota konstituen. (4) Untuk program/proyek yang didanai hibah dari lembaga donor mekanisme pertanggungjawabannya menyesuaikan dengan prosedur yang ditetapkan sesuai dengan hasil kesepakatan kerjasama. (5) Jika terdapat perbedaan sistem akuntansi untuk pertanggungjawaban program antara sistem yang digunakan LEI dan lembaga pemberi bantuan, tetap dibuatkan laporan pertanggungjawaban menurut kedua sistem tersebut. Pasal 24. Pelaksanaan Program Kerja (1) Direktur Eksekutif bertanggung jawab kepada MPA atas pelaksanaan program kerja yang telah disetujui dan ditetapkan oleh MPA. (2) Direktur Eksekutif dapat membentuk tim dan/atau kelompok kerja untuk melaksanakan program kerja organisasi. (3) Prosedur dan mekanisme pelaksanaan program kerja dan proyek lainnya akan diatur tersendiri melalui keputusan Direktur Eksekutif dan/atau aturan-aturan internal pelaksanaan program kerja dan/ atau inisiasi proyek. Pasal 25. Monitoring dan Evaluasi (1) Monitoring dan Evaluasi dilakukan melalui rapat-rapat organisasi dan Kongres. (2) Pelaksanaan evaluasi keuangan dilakukan oleh audititor independen yang ditunjuk oleh Direktur Eksekutif dengan persetujuan MPA. (3) Laporan tahunan yang memuat hasil evaluasi kinerja dan keuangan disebarluaskan kepada konstituen LEI. (4) Direktur Eksekutif melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dengan mekanisme yang ditentukan melalui surat keputusan Direktur Eksekutif. (5) Direktur Eksekutif membuat laporan monitoring dan evaluasi program setiap 3 bulan dan disampaikan pada rapat 3 bulanan. (6) Monitoring dan evaluasi tahunan dan/atau akhir program/proyek dapat dilakukan oleh tim independen atau sesuai kesepakatan dengan pihak pendukung program/proyek. 9

10 Bab IX. Kerjasama dan Komunikasi Pasal 26. Kerjasama (1) Sebagai upaya mewujudkan visi, misi, dan tujuan lembaga Direktur Eksekutif dapat menjalin kerjasama dengan pihak lain dengan prinsip yang saling menguntungkan. (2) Prosedur dan mekanisme kerjasama akan diatur tersendiri melalui kontrak kerjasama kedua belah pihak. Pasal 27. Komunikasi Badan Eksekutif harus membangun sistem komunikasi, yang setidaknya berisi tata cara komunikasi, baik komunikasi internal maupun eksternal, untuk menjamin kelancaran arus informasi antar perangkat organisasi dan dari organisasi kepada anggota serta sebagai upaya mewujudkan transparansi dan akuntabilitas organisasi. Bab. X. Administrasi dan Keuangan Pasal 28. Administrasi dan Keuangan (1) Kekayaan dan harta benda LEI terdiri dari kekayaan dan harta benda yang dimiliki oleh LEI dan yang dikelola LEI untuk keperluan program-program yang dilaksanakan oleh LEI. (2) Pengaturan penggunaan kekayaan dan harta benda yang dimiliki oleh LEI dan/atau sifat penggunaannya lebih dari dari empat tahun akan diatur melalui keputusan MPA. (3) Penggunaan kekayaan dan harta benda yang dikelola oleh LEI akan diatur melalui keputusan Direktur Eksekutif dengan memperhatikan kontrak kerja dengan mitra kerja program. (4) Pengelolaan administrasi dan keuangan diselenggarakan oleh bagian tersendiri dibawah kendali langsung Direktur Eksekutif. (5) Bagian ini bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan organisasi, kepersonaliaan, sistem informasi manajemen, dan dukungan kegiatan operasional Badan Eksekutif. (6) Badan Eksekutif wajib menyusun anggaran pelaksanaan kegiatan tahunan yang diajukan kepada MPA melalui rapat tahunan LEI. Pengeluaran dana dilakukan tiap tiga bulan melalui rapat tiga bulanan. (7) Secara berkala sekurang-kurangnya sebulan sekali bagian administrasi dan keuangan harus membuat laporan tertulis tentang posisi keuangan dan sumberdaya manusia yang disampaikan kepada Direktur Eksekutif. (8) Kekayaan lembaga yang berupa uang maupun dana program/proyek harus disimpan dalam bentuk giro dan atau deposito yang pengambilannya harus mendapat persetujuan tertulis dari Direktur Eksekutif dan Ketua MPA. 10

11 (9) Dana operasional program/proyek dapat disimpan dalam rekening lembaga yang pengambilannya harus mendapat persetujuan tertulis dari Direktur Eksekutif. (10) Hal-hal mengenai tata kelola penggunaan uang dan harta benda Lembaga, dan mekanisme pelaporannya akan diatur dalam surat keputusan Direktur Eksekutif (11) Bila terdapat hal-hal yang tidak bisa diselesaikan oleh pasal ini maka penyelesaiannya akan diatur secara bersama oleh Ketua MPA dan DE Bab. XI. Ketentuan Peralihan Pasal 29. Ketentuan Peralihan Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur kemudian dalam bentuk dokumen manajemen keorganisasian yang ditetapkan melalui surat keputusan MPA dan/atau Direktur Eksekutif. 11

ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA PEMBUKAAN Orangutan merupakan satu- satunya jenis kera besar yang saat ini hidup di Sumatera dan Kalimantan, sedangkan 3 jenis lainnya hidup di Afrika. Kelestarian

Lebih terperinci

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia MUKADIMAH Bahwa guna mengisi dan melaksanakan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, yang berdasarkan

Lebih terperinci

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa industri komunikasi dan pemasaran sebagai bagian dari sistem perekonomian modern dan global, patut diarahkan serta diberdayakan sesuai

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION Mitra Matraman, Jl. Matraman Raya No. 148 Blok A2/18, Jakarta 13150. Telp. 85918064, Fax 85918065

Lebih terperinci

KEPUTUSAN RUA No.05/CIVAS/RUA/XII/14. Tentang

KEPUTUSAN RUA No.05/CIVAS/RUA/XII/14. Tentang KEPUTUSAN RUA No.05/CIVAS/RUA/XII/14 Tentang ANGGARAN DASAR CENTER FOR INDONESIAN VETERINARY ANALYTICAL STUDIES (CIVAS) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, WAKTU PENDIRIAN DAN WILAYAH KEGIATAN Pasal 1 Organisasi

Lebih terperinci

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG Lampiran IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I NAMA, BENTUK, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU

BAB I NAMA, BENTUK, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU ANGGARAN DASAR SAREKAT HIJAU INDONESIA PEMBUKAAN Krisis berbangsa dan bernegara yang dialami Indonesia, terjadi hampir di seluruh bidang kehidupan. Krisis ini menyebabkan tidak terpenuhinya hak-hak sosial,

Lebih terperinci

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) Politeknik Negeri

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar IKA- STEMBAYO yang berlaku oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN Pasal 1 Landasan Penyusunan 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan pada Anggaran Dasar yang

Lebih terperinci

Lembaga Pengkajian Dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) ANGGARAN DASAR BAB I ORGANISASI. Pasal 1 Nama, Waktu dan Kedudukan

Lembaga Pengkajian Dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) ANGGARAN DASAR BAB I ORGANISASI. Pasal 1 Nama, Waktu dan Kedudukan ANGGARAN DASAR BAB I ORGANISASI Pasal 1 Nama, Waktu dan Kedudukan 1. Organisasi ini bernama Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat selanjutnya disebut LP2M 2. Bentuk organisasi ini adalah Perkumpulan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW ANGGARAN RUMAH TANGGA Nusantara Corruption Watch (NCW) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Persyaratan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) AMAN Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Empat (KMAN IV) Tobelo, 24 April 2012

ANGGARAN DASAR (AD) AMAN Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Empat (KMAN IV) Tobelo, 24 April 2012 ANGGARAN DASAR (AD) AMAN Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Empat (KMAN IV) Tobelo, 24 April 2012 BAB I NAMA, BENTUK, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 1) Organisasi ini bernama Aliansi Masyarakat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan fungsi dan tujuan

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 KETENTUAN UMUM Anggota Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) adalah perseorangan dan perusahaan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA BAB I PERWAKILAN KONSIL LSM INDONESIA Pasal 1 Perwakilan Konsil LSM Indonesia di Daerah 1. Perwakilan Konsil LSM Indonesia di daerah adalah jaringan LSM yang

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah

Lebih terperinci

YAYASAN BHAKTI TRI DHARMA KOSGORO JAKARTA ( KESATUAN ORGANISASI SERBAGUNA GOTONG ROYONG ) SURAT KEPUTUSAN

YAYASAN BHAKTI TRI DHARMA KOSGORO JAKARTA ( KESATUAN ORGANISASI SERBAGUNA GOTONG ROYONG ) SURAT KEPUTUSAN SURAT KEPUTUSAN NOMOR : KEP-01/YBTD-KOSGORO/II/2012 T E N T A N G ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN BHAKTI TRI DHARMA KOSGORO JAKARTA Menimbang : 1. Bahwa untuk melaksanakan kegiatan operasional Yayasan Bhakti

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 BAB I STRUKTUR ORGANISASI Pasal 1 Komisi Paripurna (1) Komisi Paripurna dipimpin oleh seorang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua. (2) Sidang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ====================================================================== ANGGARAN DASAR U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MUKADDIMAH

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi 1. Organisasi ini bernama Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan yang

Lebih terperinci

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Pembukaan ANGGARAN DASAR Bab I (Tata Organisasi) 1. Nama, Waktu dan Kedudukan 2. Sifat dan Bentuk 3. Lambang Bab II (Dasar,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik Lembaga Pembiayaan Ekspor

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU

ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU Pasal 1 1) Organisasi ini bernama Indonesian Association for Public Administration (IAPA)

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan fungsi dan tujuan

Lebih terperinci

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan fungsi dan tujuan

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS I. Pengantar Pedoman ini membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Direksi dan Dewan Komisaris di Perseroan, seperti : tugas, wewenang, pertanggungjawaban,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW ANGGARAN DASAR ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW ANGGARAN DASAR Nusantara Corruption Watch (NCW) PEMBUKAAN Korupsi memberikan dampak negatif

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM ORANGUTAN INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM ORANGUTAN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM ORANGUTAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Umum 1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar FORINA. 2. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penjabaran dan menjadi

Lebih terperinci

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.61, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA IPTEK. Keinsinyuran. Profesi. Penyelenggaraan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5520) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Per 17 Desember 2008 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 246/P/SK/HT/2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PUSAT STUDI REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 246/P/SK/HT/2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PUSAT STUDI REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 246/P/SK/HT/2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PUSAT STUDI REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 84 Keputusan Majelis

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Lima (KMAN V) Deli Serdang, 19 Maret 2017

ANGGARAN DASAR ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Lima (KMAN V) Deli Serdang, 19 Maret 2017 ANGGARAN DASAR ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Lima (KMAN V) Deli Serdang, 19 Maret 2017 BAB I NAMA, BENTUK, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 1)

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016 ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016 BAB I KEANGGOTAAN DAN PERSYARATANNYA Pasal 1 Ketentuan Umum Anggota Akuntan

Lebih terperinci

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016.

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016. KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016 tentang PENETAPAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) 2015 ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD/ART ) PERSATUAN AHLI GIZI

Lebih terperinci

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r Oktober 2011 Tata Kerja Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi S u r a b a y a, O k t o b e r 2 0 1 1 Daftar Isi Mukadimah BAB I Nama, Waktu dan Kedudukan Pasal 1 Nama Pasal 2 Waktu Pasal 3 Kedudukan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS I. LATAR BELAKANG Dewan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham untuk melakukan pengawasan serta

Lebih terperinci

A N G G A R A N D A S A R

A N G G A R A N D A S A R A N G G A R A N D A S A R D A F T A R I S I : 1. Mukadimah 2. Bab I: Ketentuan Umum Pasal 1 3. Bab II: Nama, Tempat Kedudukan dan Jangka Waktu Pendirian Pasal 2 4. Bab III: Asas, Landasan, Tujuan dan Kegiatan

Lebih terperinci

Bab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih.

Bab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih. 1 Bab I LAMBANG ASASI Pasal 1 Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih Pasal 2 Anggaran Rumah Tangga ASASI Asosiasi Akademisi Perguruan

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability

Lebih terperinci

KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MUSYAWARAH UMUM MAHASISWA FAKULTAS (MUMF) 2015

KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MUSYAWARAH UMUM MAHASISWA FAKULTAS (MUMF) 2015 ANGGARAN RUMAH TANGGA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (ART KM FEB UB) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota KM FEB UB adalah Mahasiswa Aktif S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Lebih terperinci

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk KETENTUAN UMUM Pedoman dan Tata Tertib Kerja untuk anggota Direksi PT. Bank Maspion Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut Bank dengan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI SAYAP PEMUDA PARTAI PERINDO Jakarta, 17 Desember 2015 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERINDO PEMBUKAAN Pemuda Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH

A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH Bahwa Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga telah menghasilkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) Universitas Pattimura, Ambon 3 Desember 2015 Bertempat di hotel Swiss Bell ANGGARAN DASAR HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk.

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. 1 PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. BAGIAN I : DASAR HUKUM Pembentukan, pengorganisasian, mekasnisme kerja, tugas

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR TELAPAK

ANGGARAN DASAR TELAPAK ANGGARAN DASAR TELAPAK MUKADIMAH Keberadaan sumber daya alam hayati sangat tergantung pada upaya pengelolaannya untuk menopang kesejahteraan hidup rakyat banyak. Untuk kepentingan tersebut diperlukan adanya

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT METROPOLITAN LAND TBK

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT METROPOLITAN LAND TBK PEDOMAN KERJA DIREKSI PT METROPOLITAN LAND TBK PENDAHULUAN: Direksi merupakan Organ Perseroan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam melakukan pengurusan dan mengelolan Perseroan untuk

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Pembukaan Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan

Lebih terperinci

IKATAN ALUMNI CEDS UI

IKATAN ALUMNI CEDS UI ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI CEDS UNIVERSITAS INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 PENERIMAAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA 1. Setiap lulusan program pendidikan yang diselenggarakan oleh Universitas

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN Pasal 1 1. Anggota AJI adalah jurnalis yang telah memenuhi syarat profesional dan independen yang bekerja untuk media massa cetak, radio, televisi, dan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN MUSYAWARAH MUSEA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I LAMBANG DAN DUAJA

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN MUSYAWARAH MUSEA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I LAMBANG DAN DUAJA Lampiran 2 KEPUTUSAN MUSDA BARAHMUS DIY Nomor: /KEP. MUSDA/BARAHMUS/2014 Tanggal 27 September 2014 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN MUSYAWARAH MUSEA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I LAMBANG DAN DUAJA Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS AKREDITASI

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA BAB I PERWAKILAN KONSIL LSM INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA BAB I PERWAKILAN KONSIL LSM INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA BAB I PERWAKILAN KONSIL LSM INDONESIA Pasal 1 Perwakilan Konsil LSM Indonesia di Daerah 1. Perwakilan Konsil LSM Indonesia di daerah adalah jaringan LSM yang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa arsitek dalam mengembangkan diri memerlukan

Lebih terperinci

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 LEMBAGA NEGARA. POLITIK. Pemilu. DPR / DPRD. Warga Negara. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN NENE MALLOMO ( THE NENE MALLOMO FOUNDATION) INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADDIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN NENE MALLOMO ( THE NENE MALLOMO FOUNDATION) INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADDIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN NENE MALLOMO ( THE NENE MALLOMO FOUNDATION) INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADDIMAH Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA. Anggaran Dasar FPPTI

ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA. Anggaran Dasar FPPTI ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA PENDAHULUAN Organisasi Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi diusulkan pada Seminar Forum Komunikasi Pembinaan Perpustakaan Perguruan Tinggi se

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA Lambang LP2M digambarkan dengan: BAB I ORGANISASI Pasal 1 Lambang Arti lambang LP2M: 1. Lambang orang adalah simbol perjuangan perempuan, padi diujung tangannya memiliki arti kemandirian,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti

Lebih terperinci

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh No.8, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Lembaga Penjamin. Tata Kelola Perusahaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6015) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA BAB I PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN ANGGOTA Pasal 1 1. Permintaan untuk menjadi anggota, dilakukan secara tertulis dan disampaikan kepada

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

MUKADIMAH AD ART ASOSIASI PEMERHATI KAJIAN GENDER (THE ASSOCIATION OF GENDER STUDIES SOCIETY) 1

MUKADIMAH AD ART ASOSIASI PEMERHATI KAJIAN GENDER (THE ASSOCIATION OF GENDER STUDIES SOCIETY) 1 MUKADIMAH Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk besar dengan kemajemukan dalam budaya, adat istiadat serta agama dan kepercayaan. Dengan kemajemukan peri kehidupan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 BAB I UMUM Pasal 1 (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 (2) Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penjabaran dan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa, Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia sebagai mata rantai dalam jajaran industri pariwisata,

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Yayasan ini bernama [ ] disingkat [ ], dalam bahasa Inggris disebut [ ] disingkat [ ], untuk selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut "Yayasan" berkedudukan di

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR PEMBUKAAN Pada awal mulanya Sekolah Bisnis IPB bernama Magister Manajemen Agrisbisnis IPB atau biasa disingkat MMA-IPB. MMA-IPB memiliki

Lebih terperinci

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan.

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan. Revisi 2009 MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan. Bahwa untuk menanggulangi penyakit kanker

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pada saat ini perkumpulan di Indonesia

Lebih terperinci

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD) PENGURUS APKESI - PERIODE 2009-2012 Mukadimah DAFTAR ISI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Umum Pasal 2 Asas Pasal 3 Prinsip BAB II ORGANISASI

Lebih terperinci

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN. No.261, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HAK ASASI MANUSIA. Organisasi Kemasyarakatan. Pelaksanaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5958) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA w w w.bp kp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA BAB I PENGERTIAN Pasal 1 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia disingkat IAKMI yang dalam bahasa Inggris disebut Indonesia Public Health

Lebih terperinci

MUKADDIMAH. Forum Pimpinan Fakultas Bidang Ilmu Pertanian PTM se Indonesia (FPF-BIP PTM) mempunyai:

MUKADDIMAH. Forum Pimpinan Fakultas Bidang Ilmu Pertanian PTM se Indonesia (FPF-BIP PTM) mempunyai: MUKADDIMAH Dalam rangka menunjang pencapaian sasaran pembangunan pertanian (Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan dan Teknologi Pertanian), diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas untuk mengelola

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat-Syarat Keanggotaan 1. Yang menjadi anggota KNPI adalah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kenikmatan bagi Bangsa Indonesia dalam kandungan bumi pertiwi Indonesia berupa sumber daya alam

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA atau dikenal dengan ASOSIASI MANAJER INVESTASI INDONESIA (AMII) 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA atau dikenal

Lebih terperinci

Pasal 4 Kewajiban anggota : 1. Setiap anggota HMTI UGM wajib menaati segala ketentuan yang tercantum dalam AD/ART HMTI UGM. 2. Setiap anggota HMTI UGM

Pasal 4 Kewajiban anggota : 1. Setiap anggota HMTI UGM wajib menaati segala ketentuan yang tercantum dalam AD/ART HMTI UGM. 2. Setiap anggota HMTI UGM ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2017 BAB I KEANGGOTAAN BAGIAN PERTAMA ANGGOTA HMTI UGM Pasal 1 Anggota HMTI UGM adalah mahasiswa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

Deskripsi Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Deskripsi Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris I. Landasan Hukum - Undang undang No. 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan - Undang Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal - Undang undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas - Undang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -----BAB I ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ----

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA Dl RUSIA (Permira) P E M B U K A A N Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Federasi

Lebih terperinci