ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)
|
|
- Inge Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD) PENGURUS APKESI - PERIODE
2 Mukadimah DAFTAR ISI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Umum Pasal 2 Asas Pasal 3 Prinsip BAB II ORGANISASI Pasal 4 Nama Pasal 5 Sifat Pasal 6 Tempat Kedudukan Pasal 7 Lambang Pasal 8 Waktu Pasal 9 Tujuan Pasal 10 Usaha Pasal 11 Kekuasaan Pasal 12 Unsur Organisasi Pasal 13 Pembentukan Organisasi Daerah Pasal 14 Keuangan dan Kekayaan Pasal 15 Rapat dan Pengambilan Keputusan BAB III KEANGGOTAAN Pasal 16 Status dan Persyaratan Keanggotaan Pasal 17 Hak dan Kewajiban Anggota Pasal 18 Keanggotaan Berakhir BAB IV PENGURUS Pasal 19 Persyaratan Pasal 20 Tugas Pasal 21 Kesekretariatan Pasal 22 Pengurus Daerah Pasal 23 Badan usaha BAB V DEWAN PERTIMBANGAN Pasal 24 Persyaratan Pasal 25 Tugas BAB VI MAJELIS KEHORMATAN ETIKA PENELITI KESEHATAN Pasal 26 Persyaratan Pasal 27 Tugas BAB VII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 28 Perubahan Anggaran Dasar BAB VIII SANKSI Pasal 29 Sanksi BAB IX PEMBUBARAN Pasal 30 Pembubaran Organisasi BAB X ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 31 Anggaran Rumah Tangga BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 32 Pembentukan Awal Perangkat Organisasi Pasal 33 Pembentukan Awal Perangkat Organisasi Pasal 34 Persyaratan Keanggotaan Pada Awal BAB XII PENUTUP Pasal 35 Penutup
3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Umum Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan: 1. Peneliti kesehatan adalah setiap orang yang melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan. 2. Penelitian dan pengembangan kesehatan adalah kegiatan ilmiah pengumpulan, pengolahan, analisis, dan/atau penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan, menemukan, dan/atau mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau produk teknologi, membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori atau suatu proses gejala alam dan/atau sosial, dan/atau dilanjutkan dengan menguji penerapannya untuk tujuan praktis di bidang kesehatan. 3. APKESI adalah nama singkat Asosiasi Peneliti Kesehatan Indonesia sebagai organisasi profesi ilmiah di bidang penelitian dan pengembangan kesehatan. 4. Mutatis mutandis adalah pemberlakuan ketentuan tentang standar, prosedur, dan/atau kriteria yang diatur bagi subyek tertentu untuk dilaksanakan secara serupa bagi subyek lain dengan melakukan perubahan seperlunya sesuai dengan situasi dan kondisi subyek lain tersebut sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 2 Asas APKESI berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pasal 3 Prinsip Pelaksanaan kegiatan APKESI berdasarkan pada prinsip-prinsip : a. mengindahkan nilai-nilai agama, budaya, kesusilaan, dan kebiasaan; b. bertanggung jawab; c. kemandirian; d. transparan; e. taat asas; f. taat hukum; dan g. tidak tidak berafiliasi pada suatu golongan atau partai politik tertentu.
4 BAB II ORGANISASI Pasal 4 Nama Organisasi profesi peneliti kesehatan dinamakan Asosiasi Peneliti Kesehatan Indonesia (Indonesia Health Researchers Association), disingkat APKESI. Pasal 5 Sifat dan ruang lingkup 1. APKESI merupakan organisasi profesi ilmiah yang berkesinambungan di bidang penelitian dan pengembangan kesehatan. 2. APKESI merupakan organisasi yang secara terus menerus mengupayakan profesionalisme peneliti dibidang kesehatan melalui kegiatan : a. pendidikan profesi yang berkesinambungan b. sertifikasi peneliti kesehatan c. akreditasi pendidikan profesi Pasal 6 Tempat Kedudukan Pusat APKESI berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia. Pasal 7 Lambang (1) Lambang APKESI ditentukan sebagaimana tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar ini. (2) Perubahan lambang organisasi dilakukan berdasarkan keputusan kongres. Pasal 8 Waktu APKESI didirikan di Jakarta pada tanggal 7 Desember 2009 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
5 Pasal 9 Tujuan APKESI bertujuan menghimpun peneliti di bidang kesehatan di Indonesia agar dapat: a. meningkatkan kompetensi dan profesionalisme peneliti bidang kesehatan; b. mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan; dan c. memberikan perlindungan dan kesejahteraan anggota. Pasal 10 Usaha Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, APKESI melaksanakan kegiatan: a. menghimpun dan mendayagunakan berbagai potensi yang berhubungan dengan kegiatan penelitian dan pengembangan bidang kesehatan; b. mengadakan program kegiatan pendidikan dan pelatihan, pertemuan ilmiah serta kerjasama yang bersifat lokal, nasional, regional, dan internasional; c. melaksanakan pengkajian, penelitian dan pengembangan dalam bidang kesehatan; d. meningkatkan komunikasi, pembinaan, pembimbingan, dan pengawasan terhadap anggota dalam melaksanakan kegiatan profesi dan keilmuan; e. mengembangkan media komunikasi ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dan produk teknologi kesehatan; dan f. menyelenggarakan kegiatan lain yang membawa manfaat dan berguna bagi organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 11 Kekuasaan (1) Kekuasaan tertinggi APKESI terletak pada kongres. (2) Kongres sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai wewenang: a. mengubah dan menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga; b. menetapkan program kerja nasional; dan c. memilih ketua pengurus, ketua dewan pertimbangan, dan ketua majelis kehormatan etika peneliti kesehatan. (3) Pelaksana kekuasaan tertinggi organisasi dilakukan oleh perangkat organisasi pusat.
6 Pasal 12 Struktur Organisasi (1) Struktur APKESI terdiri atas: a. kongres; b. perangkat organisasi pusat; c. musyawarah daerah; dan d. perangkat organisasi daerah. (2) Perangkat organisasi pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. pengurus; b. pengurus wilayah c. dewan pertimbangan; d. kolegium, dan e. majelis kehormatan etika peneliti kesehatan. (3) Perangkat organisasi daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pengurus daerah; Pasal 13 Pembentukan Organisasi Daerah Pembentukan organisasi daerah dapat dilakukan jika memenuhi syarat jumlah anggota sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) orang. Pasal 14 Keuangan dan Kekayaan (1) Keuangan dan kekayaan organisasi diperoleh dari : a. uang pangkal dan iuran anggota; b. sumbangan dan pendapatan lain yang sah serta tidak mengikat; dan c. hasil dari badan usaha dan sumber lain yang tidak merugikan nama baik organisasi. (2) Pengelolaan keuangan dan kekayaan organisasi dilakukan secara transparan dan akuntabel. (3) Pertanggungjawaban keuangan dan kekayaan dibuat secara berkala dan dilaporkan dalam kongres. (1) Rapat organisasi terdiri dari: a. kongres; b. kongres luar biasa; c. rapat kerja nasional; d. rapat pengurus pusat; e. rapat pengurus terbatas; f. musyawarah daerah; g. rapat kerja daerah; dan h. rapat pengurus daerah. Pasal 15 Rapat dan Pengambilan Keputusan
7 (2) Rapat dinyatakan sah apabila memenuhi kuorum sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah peserta rapat yang diundang. (3) Jika kuorum tidak tercapai, maka pelaksanaan rapat adalah sah bila telah dilakukan penundaan rapat paling lama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam dari jadwal yang telah ditentukan dalam undangan. (4) Pengambilan putusan dalam rapat organisasi dilakukan secara musyawarah dan mufakat. (5) Dalam hal tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4), keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak. (6) Keputusan rapat mengikat seluruh anggota organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan azas, landasan, dan tujuan organisasi. BAB III KEANGGOTAAN Pasal 16 Status dan Persyaratan Keanggotaan (1) Setiap orang yang memenuhi persyaratan dapat ditetapkan status keanggotaannya sebagai: a. anggota biasa; b. anggota luar biasa; c. anggota kehormatan; (2) Penetapan status keanggotaan sebagai anggota biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat diberikan kepada setiap orang yang memenuhi persyaratan, sebagai berikut: a. memiliki ijazah paling rendah sarjana strata satu; b. memiliki sertifikat pelatihan metodologi penelitian kesehatan atau pelatihan metodologi penelitian lain yang diakui dan diakreditasi oleh APKESI; dan c. memenuhi hal berikut: 1) mempunyai publikasi hasil penelitian di bidang kesehatan di jurnal kesehatan nasional atau internasional; 2) pernah mendapatkan bantuan (grant) penelitian; atau 3) pernah mendapatkan penghargaan atas hasil penelitian di bidang kesehatan yang telah dilakukan atau telah memiliki hak kekayaan intelektual atas hasil penelitian di bidang kesehatan. (3) Penetapan status keanggotaan sebagai anggota luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat diberikan kepada setiap orang yang berprestasi dan hasil penelitiannya diakui dan bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan dan kemanusiaan. (4) Penetapan status keanggotaan sebagai anggota kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat diberikan kepada setiap orang yang berjasa besar bagi kemajuan penelitian dan pengembangan kesehatan.
8 Pasal 17 Hak dan Kewajiban Anggota (1) Setiap anggota berhak: a. mendapatkan pelayanan yang sama; b. menghadiri rapat; c. menyatakan pendapat baik diminta maupun tidak diminta di dalam maupun di luar rapat; d. meminta keterangan mengenai perkembangan organisasi; e. ikut serta memajukan usaha organisasi baik dengan cara memberikan bantuan dana, tenaga, dan/atau pikiran; f. meminta diadakan rapat sesuai ketentuan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan peraturan khusus yang berlaku; g. meminta pertimbangan dalam rapat atas masalah pemecatan atau pemberhentian dirinya oleh pengurus sebagai anggota APKESI; dan h. memilih dan dipilih. (2) Hak anggota untuk memilih dan dipilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h hanya berlaku bagi anggota yang ditetapkan status keanggotaannya sebagai anggota biasa. (3) Setiap anggota berkewajiban: a. mematuhi dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan khusus, kode etika peneliti kesehatan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan b. membayar uang pangkal, iuran anggota, dan kewajiban lainnya. Pasal 18 Keanggotaan Berakhir (1) Keanggotaan berakhir, bilamana anggota : a. meninggal dunia; b. minta berhenti atas kehendak sendiri; c. diberhentikan oleh pengurus dengan alasan : 1) tidak memenuhi lagi syarat-syarat keanggotaan; dan/atau 2) terbukti melakukan tindak pidana kejahatan. (2) Permintaan berhenti atas kehendak sendiri harus diajukan secara tertulis kepada pengurus.
9 BAB IV Pengurus Pasal 19 Persyaratan (1) Ketua pengurus dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada kongres. (2) Yang dapat dipilih menjadi pengurus adalah mereka yang memenuhi persyaratan berikut ini : a. warga Negara Republik Indonesia; b. telah menjadi anggota biasa APKESI sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan lamanya; dan c. mempunyai potensi atau kemampuan dalam mengurus dan mengelola organisasi. (3) Masa jabatan pengurus adalah 3 (tiga) tahun. (4) Khusus untuk jabatan ketua dapat dipilih maksimum dua kali masa jabatan secara berturut-turut. (5) Pengurus terdiri atas sekurang-kurangnya 8 (delapan) orang dengan susunan sebagai berikut: a. seorang ketua merangkap anggota; b. tiga orang wakil ketua merangkap anggota, terdiri dari: 1) wakil ketua bidang organisasi; 2) wakil ketua bidang keilmuan dan profesi; dan 3) wakil ketua bidang kemitraan dan usaha c. seorang sekretaris merangkap anggota; d. seorang bendahara merangkap anggota; dan e. 2 (dua) orang anggota pengurus. (6) Sebelum memangku jabatan, pengurus mengucapkan sumpah atau janji. Pasal 20 Tugas Pengurus bertugas: a. mengelola organisasi dan usahanya; b. mengajukan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja organisasi; c. menyelenggarakan rapat; d. memutuskan untuk menerima dan menolak anggota baru serta pemberhentian anggota; e. menetapkan status keanggotaan; f. menyusun laporan kegiatan, keuangan, dan kekayaan; g. menyelenggarakan administrasi organisasi; h. mewakili organisasi di dalam dan di luar pengadilan; dan i. melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan organisasi.
10 Pasal 21 Kesekretariatan (1) Pengurus dapat mengangkat pegawai sekretariat untuk menjalankan operasional usaha organisasi. (2) Kegiatan yang dilaksanakan pegawai sekretariat tidak mengurangi tanggung jawab pengurus. Pasal 22 Pengurus Wilayah dan Daerah (1) Pengurus wilayah diangkat dan diberhentikan oleh pengurus yang bertugas untuk melakukan fungsi koordinasi dan pengorgasinasian beberapa pengurus daerah. (2) Pengurus wilayah terdiri dari seorang ketua dan dibantu sekretaris. (3) Pengurus daerah dipilih oleh musyawarah daerah. (4) Ketentuan mengenai persyaratan, tugas, dan kesekretariatan pengurus daerah berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 20, dan Pasal 21. Pasal 23 Badan Usaha (1) Untuk pengembangan organisasi dapat dibentuk badan usaha baik pada tingkat pusat dan daerah. (2) Badan usaha sebagaimana dimaksud ayat (1) dibentuk oleh pengurus dan bertanggung jawab kepada: a. pengurus pusat untuk badan usaha di tingkat pusat; dan b. pengurus daerah untuk badan usaha di tingkat daerah; BAB V Dewan Pertimbangan Pasal 24 Persyaratan (1) Ketua dewan pertimbangan dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada kongres. (2) Persyaratan anggota dewan pertimbangan adalah: a. warga Negara Republik Indonesia; b. telah menjadi anggota biasa APKESI sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan lamanya; dan c. mempunyai kemampuan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan. (3) Masa jabatan dewan pertimbangan sesuai dengan masa jabatan pengurus.
11 (4) Keanggotaan dewan pertimbangan sekurang-kurangnya 5 (lima) orang dengan susunan sebagai berikut: a. seorang ketua merangkap anggota; b. seorang sekretaris merangkap anggota; dan c. 3 (tiga) orang anggota dewan pertimbangan. (5) Sebelum mulai memangku jabatan, anggota dewan pertimbangan mengucapkan sumpah atau janji. Pasal 25 Tugas Dewan pertimbangan bertugas memberikan pertimbangan dan saran kepada pengurus. BAB VI Majelis Kehormatan Etika Peneliti Kesehatan Pasal 26 Persyaratan (1) Ketua majelis kehormatan etika peneliti kesehatan dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada kongres. (2) Persyaratan anggota majelis kehormatan etika peneliti kesehatan adalah: a. warga Negara Republik Indonesia; b. telah menjadi anggota biasa APKESI sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan lamanya; dan c. mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan konflik etika antar peneliti, pengurus, dan peneliti dengan pengurus. (3) Masa jabatan majelis kehormatan etika peneliti kesehatan sesuai dengan masa jabatan pengurus. (4) Keanggotaan majelis kehormatan etika peneliti kesehatan sekurangkurangnya 5 (lima) orang dengan susunan sebagai berikut: a. seorang ketua merangkap anggota; b. seorang sekretaris merangkap anggota; dan c. 3 (tiga) orang anggota. (5) Sebelum mulai memangku jabatan, anggota majelis kehormatan etika peneliti kesehatan mengucapkan sumpah atau janji. Pasal 27 Tugas Majelis kehormatan etika peneliti kesehatan bertugas: a. menyusun dan mengubah kode etika peneliti kesehatan;
12 b. menyusun prosedur pengaduan dan penyelesaian pelanggaran kode etika peneliti kesehatan; c. menerima pengaduan atas pelanggaran kode etika peneliti kesehatan; d. melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran kode etika peneliti kesehatan; e. memanggil pihak-pihak yang terlibat pelanggaran kode etika peneliti kesehatan; f. meminta pendapat ahli terkait substansi pelanggaran kode etika peneliti kesehatan; g. menyidangkan pihak-pihak yang terlibat pelanggaran kode etika peneliti kesehatan; dan h. menjatuhkan sanksi terhadap mereka yang terbukti melanggar kode etika peneliti kesehatan. BAB VII Perubahan Anggaran Dasar Pasal 28 (1) Anggaran dasar ini hanya dapat diubah dengan keputusan kongres atau kongres luar biasa. (2) Rapat perubahan anggaran dasar dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah peserta yang diundang. (3) Keputusan rapat perubahan anggaran dasar dianggap sah apabila disetujui oleh setengah ditambah satu suara yang hadir. BAB VIII Sanksi Pasal 29 (1) Setiap anggota yang melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan peraturan lainnya dikenakan sanksi. (2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterapkan secara bertahap mulai dari peringatan pertama, kedua, ketiga, skorsing, dan sampai dengan pemberhentian tidak dengan hormat. (3) Selain penerapan jenis sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menutup kemungkinan dilakukannya penuntutan oleh organisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
13 BAB IX Pembubaran Pasal 30 (1) Pembubaran organisasi dapat dilakukan berdasarkan: a. keputusan kongres; b. keputusan kongres luar biasa; atau c. keputusan pemerintah. (2) Dalam hal terjadi pembubaran organisasi, pelimpahan aset organisasi diputuskan dalam kongres. BAB X Anggaran Rumah Tangga Pasal 31 Kongres menetapkan anggaran rumah tangga yang memuat peraturan pelaksanaan ketentuan dalam anggaran dasar ini dan ketentuan lainnya yang dianggap perlu dan belum diatur dalam anggaran dasar. BAB XI Ketentuan Peralihan Pasal 32 Pembentukan Awal Perangkat Organisasi Pusat (1) Pembentukan awal pengurus, dewan pertimbangan, dan majelis kehormatan etika peneliti kesehatan dilakukan oleh rapat pendirian APKESI. (2) Untuk pembentukan awal pengurus, dewan pertimbangan, dan majelis kehormatan etika peneliti kesehatan, rapat pendirian APKESI dapat mengesampingkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), Pasal 19 ayat (2) huruf b, Pasal 24 ayat (1), Pasal 24 ayat (2) huruf b, Pasal 26 ayat (1), dan Pasal 26 ayat (2) huruf b. Pasal 33 Pembentukan Awal Perangkat Organisasi Daerah (1) Pembentukan awal pengurus daerah dilakukan oleh rapat pengurus pusat. (2) Untuk pembentukan awal pengurus daerah, rapat pengurus pusat dapat mengesampingkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1).
14 Pasal 34 Persyaratan Keanggotaan Pada Awal Pendirian (1) Pada tahap awal pendirian APKESI, persyaratan keanggotaan untuk dapat ditetapkan sebagai anggota biasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) dapat dikesampingkan bagi: a. setiap orang yang sedang dan/atau pernah melakukan penelitian dan pengembangan kesehatan; dan b. setiap orang yang sedang dan/atau pernah bekerja sebagai pegawai pada lembaga penelitian dan pengembangan kesehatan yang resmi dan legal. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberlakukan hingga paling lambat 2 (dua) tahun sejak tanggal pendirian APKESI. BAB XII PENUTUP Pasal 35 Anggaran dasar ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Mei 2010 PENGURUS PUSAT APKESI Ketua Umum, Prof. dr. Umar Fahmi Ahmadi, MPH, Ph.D Sekretaris Jenderal, Prof. Ris. Dr. Drs. Wasis Budiarto, MS
IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG
Lampiran IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE
ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE 2012-2015 MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta semangat mewujudkan visi organisasi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
Lebih terperinciANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU
ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU Pasal 1 1) Organisasi ini bernama Indonesian Association for Public Administration (IAPA)
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA
ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA MUKADIMAH Bahwa para Apoteker Indonesia merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang dianugerahi bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahlian di bidang
Lebih terperinciPERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah
Lebih terperinciA N G G A R A N D A S A R
A N G G A R A N D A S A R D A F T A R I S I : 1. Mukadimah 2. Bab I: Ketentuan Umum Pasal 1 3. Bab II: Nama, Tempat Kedudukan dan Jangka Waktu Pendirian Pasal 2 4. Bab III: Asas, Landasan, Tujuan dan Kegiatan
Lebih terperinciIKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Lebih terperinciIKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)
IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) (INDONESIAN PROCUREMENT SPECIALISTS ASSOCIATION) ANGGARAN DASAR halaman 1 dari 10 IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA DISINGKAT IAPI ANGGARAN DASAR P E M B U K A A N
Lebih terperinciAnggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH
Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami Laboratorium Kesehatan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air Indonesia menyatakan:
Lebih terperinciANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA
ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA Anggaran Dasar di bawah ini adalah Anggaran Dasar Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia sebagaimana telah diubah dan disahkan dalam Rapat Anggota
Lebih terperinciANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI
ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) 2015 ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD/ART ) PERSATUAN AHLI GIZI
Lebih terperinciANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH
ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya pengabdian kepada bangsa dan negara adalah kewajiban setiap warga negara Indonesia yang harus dilaksanakan dan dikembangkan
Lebih terperinciASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN DASAR
ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN DASAR Pembukaan Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bahwa untuk menciptakan Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi, segala daya
Lebih terperinciMUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)
MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) Universitas Pattimura, Ambon 3 Desember 2015 Bertempat di hotel Swiss Bell ANGGARAN DASAR HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciAnggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH
Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.353, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Organisasi. Tata Kerja. Majelis Kehormatan Disiplin. Kedokteran PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
1 of 24 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinciIKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR
IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Arsitek sebagai warga negara yang sadar akan panggilan untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan serta peradaban manusia, senantiasa belajar
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO
ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO MUKADIMAH Kemajuan Indonesia harus diusahakan melalui perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang cerdas, jujur, dan bermartabat dengan tetap menjaga
Lebih terperincib. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPEMBUKAAN. BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1. Pasal 2
PEMBUKAAN Ikatan Surveyor Indonesia atau dikenal dengan ISI merupakan sebuah organisasi profesi yang terkait dengan pekerjaan di bidang informasi kebumian (geo-informasi) atau dikenal dengan nama Geomatika.
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap
Lebih terperinciOktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r
Oktober 2011 Tata Kerja Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi S u r a b a y a, O k t o b e r 2 0 1 1 Daftar Isi Mukadimah BAB I Nama, Waktu dan Kedudukan Pasal 1 Nama Pasal 2 Waktu Pasal 3 Kedudukan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN FISIKA MEDIK DAN BIOFISIKA INDONESIA (HFMBI) BAB I UMUM. Pasal 1
ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN FISIKA MEDIK DAN BIOFISIKA INDONESIA (HFMBI) BAB I UMUM Pasal 1 Sekretariat organisasi Himpunan Fisika Medik Indonesia, yang selanjutnya disebut Himpunan, berkedudukan di
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN Pasal 1 Landasan Penyusunan 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan pada Anggaran Dasar yang
Lebih terperinciIKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN KESEHATAN PANTI RAPIH (IKADIKTIRA) Sekretaris Akper Panti Rapih Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta (0274)
LAMPIRAN KEPUTUSAN NOMOR:005 RUA I/IKADIKTIRA/XII/2012 TENTANG BIDANG ORGANISASI ANGGARAN DASAR IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN BAB I IDENTITAS ORGANISASI Pasal 1 Nama, bentuk dan lambang 1. Organisasi
Lebih terperinciAnggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH
Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka membangun Kompolnas
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
w w w.bp kp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciMERCEDES BENZ CLUB MEDAN (MBCM) ANGGARAN RUMAH TANGGA
MERCEDES BENZ CLUB MEDAN (MBCM) ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA MERCEDES BENZ CLUB MEDAN PENDAHULUAN Anggaran Rumah-Tangga dan Peraturan Khusus ini merupakan pelengkap dari Anggaran- Dasar
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.116, 2013 HAK ASASI MANUSIA. Organisasi Kemasyarakatan. Pendirian-Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5430)
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA pkumham.go PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka membangun
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA, TATA CARA PENGANGKATAN, PENGGANTIAN, DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP)
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP) ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP) MUKADIMAH Dengan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Analis Kebijakan adalah seseorang yang memiliki kompetensi
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN
ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Maha Bijaksana, umat Katolik menyadari dan menghayati secara
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014... TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA, TATA CARA PENGANGKATAN, PENGGANTIAN, DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Bahan TIMUS 23-06-04 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN
ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA 2011-2016 PENDAHULUAN Sejarah terbentuknya Asosiasi Dosen pendidikan guru sekolah dasar di Indonesia didasari dengan adanya keinginan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia
ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia MUKADIMAH Bahwa guna mengisi dan melaksanakan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, yang berdasarkan
Lebih terperinciAnggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman
Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Pembukaan ANGGARAN DASAR Bab I (Tata Organisasi) 1. Nama, Waktu dan Kedudukan 2. Sifat dan Bentuk 3. Lambang Bab II (Dasar,
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pada saat ini perkumpulan di Indonesia
Lebih terperinciASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA BAB I PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN ANGGOTA Pasal 1 1. Permintaan untuk menjadi anggota, dilakukan secara tertulis dan disampaikan kepada
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI DOKTER HEWAN PRAKTISI HEWAN KECIL INDONESIA (ADHPHKI) INDONESIAN SMALL ANIMAL PRACTITIONER VETERINARY ASSOCIATION (ISAPVA) P E M B U K A A N / M U K A D I M A H Bahwa atas
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan
Lebih terperinci2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Komite Profesi Akuntan Publik yang selanjutnya dis
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.196, 2012 ADMINISTRASI. Akuntan Publik. Komite. Profesi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5352) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciANGGARAN DASAR ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA-AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS-AIPA PEMBUKAAN
ANGGARAN DASAR ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA-AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS-AIPA PEMBUKAAN Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara demokrasi yang semakin maju menuju
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN KESEJAHTERAAN DAN PENDIDIKAN ISLAM PONDOWAN TAYU PATI
ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN KESEJAHTERAAN DAN PENDIDIKAN ISLAM PONDOWAN TAYU PATI 1 ANGGARAN DASAR YAYASAN KESEJAHTERAAN DAN PENDIDIKAN ISLAM PONDOWAN TAYU PATI بسم االله
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI)
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI) Daftar isi ANGGARAN DASAR... 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA... 6 STRUKTUR ORGANISASI... 10 ANGGARAN DASAR
Lebih terperinciANGGARAN DASAR HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA
ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA BAB I KATENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan: 1. Himpunan Pramuwisata Indonesia disingkat HPI atau Indonesian Tourist Guide Association
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI)
1 ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI) MUKADDIMAH Bahwa sesungguhnya kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan menyampaikan dan memperoleh informasi, serta kemerdekaan berserikat adalah
Lebih terperinciUndang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha
No.1775, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DJSN. Kode Etik. Majelis Kehormatan. PERATURAN DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK DAN MAJELIS KEHORMATAN DEWAN JAMINAN SOSIAL
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kebebasan berserikat, berkumpul,
Lebih terperinciANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG DEWAN PERWALIAN DAN PENGAWASAN HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA ITB 2011-2012 MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya informatika sebagai ilmu
Lebih terperinci2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan
No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciANGGARAN DASAR SINEMATOGRAFER INDONESIA
ANGGARAN DASAR SINEMATOGRAFER INDONESIA Pada hari ini, Selasa tanggal 7 Januari 2014 di Sinema Hall, Gedung Pusat Perfilman H. Usmar Ismail. Jl. Rasuna Said, Jakarta. Diadakan Rapat Umum Anggota Sinematografer
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran Komisi Kejaksaan Republik Indonesia, perlu
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA
Lebih terperinci2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 LEMBAGA NEGARA. POLITIK. Pemilu. DPR / DPRD. Warga Negara. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar IKA- STEMBAYO yang berlaku oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) (INDONESIAN PROCUREMENT SPECIALISTS ASSOCIATION) ANGGARAN RUMAH TANGGA halaman 1 dari 14 IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA DISINGKAT IAPI ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB
Lebih terperinciASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA ASTAKI ANGGARAN DASAR ASTAKI ANGGARAN DASAR (AD)
ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA ASTAKI ANGGARAN DASAR ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA ASTAKI ANGGARAN DASAR ASTAKI ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA ASTAKI DAFTAR ISI M U K
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Undang-undang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MALANG
1 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa Desa sebagai
Lebih terperinciLampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 006/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang
Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 006/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENGUSAHA KOMPUTER INDONESIA (APKOMINDO). Bunyi Anggaran Dasar APKOMINDO 2014 sebagai
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kenikmatan bagi Bangsa Indonesia dalam kandungan bumi pertiwi Indonesia berupa sumber daya alam
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI)
ANGGARAN DASAR IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) LAMPIRAN HASIL REKOMENDASI PLENO KONGRES IX IKORTI Bali, 9 Oktober 2014 ANGGARAN DASAR IKATAN
Lebih terperinciPENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY
ANGGARAN RUMAH TANGGA Mukadimah Bahwa hakikat pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. dan telah ditekadkan oleh bangsa Indonesia sebagai tujuan dasar dari upaya-upaya pembangunan
Lebih terperinciPERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION
PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION Mitra Matraman, Jl. Matraman Raya No. 148 Blok A2/18, Jakarta 13150. Telp. 85918064, Fax 85918065
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA, TATA CARA PENGANGKATAN, PENGGANTIAN, DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.104, 2014 KESRA. Dewan Jaminan Sosial Nasional. Susunan Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI
Lebih terperinciKEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013 TENTANG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.98, 2003 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2
1 ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN BAB I NAMA, BENTUK dan LAMBANG Pasal 1 Organisasi ini bernama Aliansi Jurnalis Independen, disingkat AJI. AJI berbentuk perkumpulan. Pasal 2 Pasal 3 AJI berlambangkan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.61, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA IPTEK. Keinsinyuran. Profesi. Penyelenggaraan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5520) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB V LAMBANG 51
DAFTAR ISI ANGGARAN DASAR... 1 BAB I PENGERTIAN UMUM. 3 BAB II NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU. 6 BAB III ASAS DAN LANDASAN, PEDOMAN DAN SIFAT 6 BAB IV TUJUAN DAN KEGIATAN.. 7 BAB V LAMBANG 8 BAB
Lebih terperinciANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN GERAK SEDEKAH CILACAP
ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN GERAK SEDEKAH CILACAP ANGGARAN DASAR YAYASAN GERAK SEDEKAH CILACAP BAB I NAMA DAN KEDUDUKAN Pasal 1 (1) Yayasan ini bernama Gerak Sedekah Cilacap,
Lebih terperinciANGGARAN DASAR: ASOSIASI PROFESI PENDIDIKAN EKONOMI INDONESIA (ASPROPENDO) MUKADIMAH
ANGGARAN DASAR: ASOSIASI PROFESI PENDIDIKAN EKONOMI INDONESIA (ASPROPENDO) MUKADIMAH Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciAnggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
(LOGO) IKATAN GURU BAHASA JERMAN INDONESIA (IGBJI) --------------------------------------------------------------------- Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1
ANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Badan Usaha ini disebut Badan Usaha Milik Desa dengan nama BUMDes Banjaran 2. BUMDes Banjaran
Lebih terperinci