ANALISIS TINGKAT PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PENDEKATAN SMK3 DAN RISK ASSESSMENT DI PT. XYZ
|
|
- Agus Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS TINGKAT PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PENDEKATAN SMK3 DAN RISK ASSESSMENT DI PT. XYZ Sirmon Paulus Tarigan 1, Mangara M. Tambunan 2 & Buchari 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater Kampus USU, Medan sirmonpaulus@yahoo.com araapul_tambunan@yahoo.com ibossanti@yahoo.com Abstrak PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan Tandan Buah Sawit (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). PT. XYZ menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai hal yang mutlak dalam upaya meningkatkan produktivitas dan komitmen pihak perusahaan untuk memenuhi peraturan dan persyaratan yang terkait dengan mutu dan aspek lingkungan K3. Walaupun program K3 telah diterapkan, namun kecelakaan kerja tetap terjadi, seperti luka bakar, memar dan keseleo. PT. XYZ memiliki beberapa mesin dan peralatan yang memiliki potensi bahaya dan dapat membahayakan karyawan. Berdasarkan hal tersebut, maka PT. XYZ perlu menganalisis penerapan program K3, mengidentifikasi sumber bahaya (hazard) dengan pendekatan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3) dan risk assessment. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kuantitatif. Metode pengumpulan data secara observasi dengan audit SMK3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan program K3 berdasarkan persepsi karyawan berada pada level Kuning dengan nilai tingkat pencapaian sebesar 70,23%. Tingkat penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan audit SMK3 menunjukkan PT. XYZ berhak untuk mendapatkan sertifikat bendera Emas dengan nilai pencapaian penerapan sebesar 87,35%. Untuk tingkat kehilangan/kerugian (loss rate) berada pada kategori Kuning (kerugian sedang). Untuk level tingkat penerapan program K3 pada PT. XYZ berada pada level 2 (kategori Cukup Aman). Sedangkan untuk perangkingan bahaya (hazard) dalam kategori bahaya serius (serious) adalah stasiun kerja Pembantingan, kategori bahaya sedang (moderate) yakni stasiun kerja Perebusan dan unit kerja Boiler, kategori bahaya kecil (minor) yakni stasiun kerja Pengepresan, Pemurnian dan unit kerja Turbin, sedangkan kategori tidak perlu diperhatikan (negligible) yakni stasiun kerja Pengolahan Inti. Kata kunci : Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), Tingkat Penerapan Program, Checklist, Hazard, Risk Assessment. Abstrak PT XYZ is a Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel (PK) company. PT XYZ implements an absolute Occupational Health and Safety in order to increase productivity and its commitment to fulfill the regulation and requirement stated by the goverment. Although, K3 program is implemented but there are still accidents happened, such as burns, bruises and sprains. PT XYZ has some machines and tools which can create hazard to the employees. Therefore, PT. XYZ need to analyze K3 program implementation, to identify hazard with SMK3 and risk assessment approach. The research method is a quantitative method. Methods of data collection audit SMK3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun The results of research is the level implementation of Occupational Health and Safety program from employees perception is at the yellow level (Safety Condition) such as value achievement is 70,23%. Level of Occupational Health and Safety program implementation from SMK3 audit, PT. XYZ is entitled to get a gold flag certificate with value of achievement is 87,35%. Level loss/damage (loss rate) is in Yellow category (Modarate Loss). Level implementation program K3 in PT. XYZ is at level 2 (Safe Enough Category). For hazard category it is rangked that Thresser is seriously hazard category. Sterilizer work station and boiler unit are moderate hazard category. Pressing work station, Clarification work station and Turbin work unit are minor hazard category. Hazard category of Palm Kernel is negligible. Keyword : Management System of Occupational Safety and Health, Level of Program Implementation, Checklist, Hazard, Risk Assessment. 1 Mahasiswa Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 2 Dosen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 8
2 1. PENDAHULUAN Manusia sebagai karyawan atau operator dalam melaksanakan proses produksi di perusahaan atau pabrik sangat memegang peranan penting selain dari faktor peralatan, mesin, bahan baku dan lingkungan kerja. Sehingga manusia sebagai operator perlu dipertahankan, usaha mempertahankan karyawan ini tidak hanya mengenai masalah yang menyangkut pencegahan penyakit akibat kerja tetapi juga untuk mempertahankan kerjasama karyawan dan kemampuan dari setiap karyawan tersebut. Program-program keselamatan dan kesehatan kerja akan sangat membantu untuk memelihara kondisi fisik setiap para tenaga kerja dan sementara program-program pelayanan karyawan dalam berbagai bentuk tersebut berfungsi untuk memelihara kondisi karyawan. Sehingga untuk menjaga apa yang telah tercapai selama ini tetap utuh, selamat dan menjaga proses produksi tetap berjalan secara lancar, aman dan efisien maka perlu adanya perbaikan dan peningkatan program dibagian keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu program yang dibentuk sebagai usaha untuk mencegah timbulnya penyakit kerja dan kecelakaan kerja dengan cara melihat dan menganalisis hal-hal yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat kerja dan kecelakaan serta tindakan antisipasi apabila terjadi hal tersebut. Adapun tujuan akhir dari dibuatnya program K3 tersebut adalah untuk memengurangi biaya perusahaan dari penyakit kerja dan kecelakaan kerja. Penelitian ini dilakukan di PT. XYZ yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit atau Palm Kernel (PK) dengan bahan baku Tandan Buah Sawit (TBS). Adapun beberapa program K3 yang diterapkan di PT. XYZ yakni penyuluhan Alat Pelindung Diri (APD), penyuluhan keamanan dalam bekerja, publikasi kondisi bahaya, pengawasan K3 dan sebagainya. Selain program K3 tersebut dalam produksinya PT. XYZ banyak menggunakan mesinmesin dan peralatan pada setiap stasiun kerja, dimana mesin-mesin dan peralatan tersebut memiliki banyak potensi bahaya bagi para pekerja. Adapun beberapa mesin dan peralatan yang memiliki potensi bahaya yaitu mesin sterilizer, thresser, hoisting crane, screw press, clarification dan sebagainya. Terlepas dari program K3 dan potensi bahaya tersebut PT. XYZ memiliki 10 kasus kecelakaan yang terjadi selama kurun waktu 3 tahun. Berikut rekapitulasi jumlah kecelakaan kerja dari tahun 2010 sampai Tabel 1 Rekapitulasi Jumlah Kecelakaan Kerja PT. XYZ Tahun Tahun Jumlah Kecelakaan (Orang) Sumber: PT. XYZ Dari Tabel 1 diatas jumlah kecelakaan kerja yang paling tinggi yaitu tahun 2011 dengan jumlah 5 kasus, kemudian tahun 2012 dengan jumlah 3 kasus, dan yang paling sedikit tahun 2010 dengan jumlah 2 kasus. Dari kasus kecelakaan kerja dan sumber bahaya di perusahaan tersebut maka penulis ingin menganalisis penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), mengidentifikasi sumber bahaya (hazard) dan hubungannya dengan upaya meningkatkan produktivitas. 2. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dimulai pada bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Juli 2013 dengan objek penelitian adalah karyawan yang berkerja dilantai produksi. Adapun metode atau pendekatan yang digunakan yaitu SMK3 dan risk assessment (penilaian resiko). Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu: 1. Penilaian program Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berdasrkan persepsi karyawan. Penilaian program K3 dengan menggunakan daftar cocok (checklist) berdasarkan SMK3 yang diisi oleh karyawan. 2. Tingkat kehilangan/kerugian (loss rate). Nilai kerugian yang dialami oleh perusahaan akibat dari kecelakaan kerja oleh karyawan. 3. Audit SMK3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun Pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan. 9
3 4. Sumber bahaya (hazard). Situasi yang berpotensi menciderai pekerja atau sakit, merusak barang, lingkungan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. 5. Pendekatan Risk Assessment. Tools yang digunakan untuk melakukan identifikasi terhadap sumber bahaya (hazard) serta melakukan analisis dan perangkingan terhadap sumber bahaya. 6. Perbaikan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Usaha melakukan pengendalian bahaya (hazard) dengan meningkatkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penilaian Tingkat Penerapan Program Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Berdasarkaan pengumpulan data yang dilakukan, maka diketahui bahwa tiap pernyataan pada daftar cocok (checklist) K3 dinyatakan valid dan reliable sehingga daftar cocok (checklist) K3 dapat digunakan pada penelitian ini. Sebagai contoh untuk perhitungan manual kinerja penerapan program K3 dapat dilihat sebagai berikut. Untuk Indikator Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) = Rata-rata skor x = Skor yang diberikan n = Jumlah sampel Rata-rata Pernyataan 1 = ( ) = 280/71 = 3,9436 Rata-rata Pernyataan 2 = ( ) = 281/71 = 3,9577 Rata-rata Pernyataan 3 = ( ) = 276/71 = 3,8873 Rata-rata Pernyataan 4 = ( ) = 284/71 = 4 Rata-rata Pernyataan 5 = ( ) = 287/71 = 4,0422 Total rata-rata Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD): = (3, , , ,0422)/5 = 3,9662 Untuk skala maksimum = 5 Untuk skala minimum = 1 Achievement Kategori penilaian: = 0,7412 x 100% = 74,12 % Adapun Nilai Tingkat Kinerja Penerapan Program K3 Indikator Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Nilai Tingkat Kinerja Penerapan Program K3 Indikator Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) No Indikator Penggunaan Alat Pelindung Diri Pernyataan Peralatan keselamatan kerja sudah terpenuhi dan dalam kondisi baik. APD telah tersedia untuk setiap jenis pekerjaan yang berbahaya dan sesuai standar. Semua peralatan APD telah digunakan dengan benar. Ratarata 3,9436 3,9577 3,8873 Pekerja mentaati penggunaan APD dengan benar. 4 Petugas K3 selalu mengontrol distribusi dan penggunaan APD. 4,0422 Rata-rata 3,9662 Sumber: Hasil Pengolahan Data Normalisasi 0,7412 Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa pernyataan nomor 3 memperoleh nilai rata-rata terendah yaitu sebesar 3,8873 yang artinya penerapan K3 sesuai pernyataan tersebut dengan persepsi karyawan penerapannya kurang baik. Sebaliknya, nilai rata-rata yang paling tinggi yaitu pernyataan nomor 5 sebesar 4,0422 yang artinya penerapan K3 sesuai pernyataan tersebut dengan persepsi karyawan penerapannya sudah baik atau paling baik. Adapun diringkas nilai rata-rata tingkat kinerja pencapaian penerapan program K3 pada Tabel 3 berikut. 10
4 Tabel 3 Nilai Rata-rata dan Pencapaian Penerapan Program K3 PT. XYZ Program K3 Penggunaan APD Upaya Pencegahan Koordinasi Keamanan Koordinasi Teknik Ratarata Nilai Pencapaian (%) 3,9662 0,7412 3,8309 0,7077 3,6619 0,6654 3,8309 0,7077 Pelatihan K3 3,8661 0,7165 Pengawasan K3 3,9683 0,7421 Prosedur & TKO 3,6197 0,6549 Peringatan Bahaya Limbah dan Polusi 3,8309 0,7077 3,7570 0,6893 Akses Jalan dan 3,7606 0,6902 Evakuasi Sumber: Hasil Pengolahan Data Kategori Pencapaian 0,7023=70,23% (Kategori Kuning) Dari 10 indikator program K3 tersebut, semua indikator berada dalam kategori kuning (baik) dan nilai persentase indikator yang paling rendah diperoleh indikator Prosedur dan Tata Kerja Organisasi (TKO) dengan nilai persentase pencapaian sebesar 65,49%, sedangkan nilai persentase indikator yang paling tinggi diperoleh indikator Pengawasan K3 dengan nilai persentase pencapaian sebesar 74,21%. Dari hasil dan penjelasan tersebut diketahui bahwa penerpan K3 sudah dalam kategori baik (kuning/hati-hati), tetapi masih perlu perbaikan agar sampai dikategori memuaskan (hijau/aman). Berdasarkan hasil perhitungan tingkat penerapan diatas maka dapat dibuat radar chart tingkat penerapan indikator program K3 PT. XYZ sebagai berikut. Dari gamabar radar chart yang diberikan diatas jelas bahwa semua indikator berada dalam kategori kuning seperti yang dijelaskan sebelumnya diatas. Ini berarti kinerja ke-10 indikator yang ada belum mencapai nilai target yang diharapkan (kategori hijau/memuaskan). Oleh kerena itu, bagi perusahaan harus memperingatkan karyawannya agar selalu dalam kondisi berhati-hati dalam melaksanakan tugas mereka agar tidak terjadi halhal yang tidak diinginkan. 3.2 Hasil Perhitungan Tingkat Kehilangan/ Kerugian (Loss Rate) Adapun perhitungan tingkat kehilangan /kerugian (loss rate) berdasarkan data kecelakaan kerja yang terjadi selama 3 tahun yaitu antara tahun sebesar Rp ,- dan untuk kategori akhir perhitungan tingkat kehilangan /kerugian (loss rate) adalah kategori kuning. 3.3 Hasil Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Audit SMK3 dilakukan dengan menggunakan checklist berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun Dimana di dalam checklist SMK3 tersebut berisi 166 butir kriteria. Adapun cara melakukan audit SMK3 yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke objek yang akan di audit dengan membandingkan keadaan yang sebenarnya di lapangan dengan 166 kriteria checklist audit SMK3 yang telah ditetapkan. Dengan total 166 kriteria checklist, dari hasil audit terdapat bahwa 145 kriteria checklist yang sesuai dan ada 21 kriteria checklist yang tidak sesuai dan dalam keadaan minor. Adapun rekapitulasi audit SMK3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Gambar 1 Radar Chart Tingkat Penerapan Program K3 PT. XYZ 11 Tabel 4 Rekapitulasi Audit SMK3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 Elemen Kriteria Sesuai Kriteria Tidak Sesuai Total Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen Strategi Pendokumentasian Peninjauan Ulang (Desain) dan Kontrak Pengendalian Dokumen Pembelian Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK Standar Pemantauan
5 Tabel 4 Rekapitulasi Audit SMK3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 (Lanjutan) Elemen Kriteria Sesuai Kriteria Tidak Sesuai Total Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan Pengelolaan Material dan Perpindahaannya Pengumpulan dan Penggunaan Data Audit Sistem Manajemen K Pengembangan Ketrampilan dan Kemampuan Jumlah Sumber: Hasil Pengumpulan Data Dari perhitungan tingkat penerapan program SMK3 berdasarkan audit Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 didapat nilai persentase tingkat penerapan sebesar 87,35% yang artinya tingkat penilaian penerapan K3 memuaskan atau dalam kategori Hijau dan perlu dipertahankan atau terus ditingkatkan. 3.4 Hasil Identifikasi Sumber Bahaya (Hazard) Berdasarkan pengamatan dan brainstorming yang dilakukan di lantai produksi PT. XYZ, maka diperoleh stasiun kerja dan unit kerja yang memiliki aktivitas yang mengandung bahaya atau berpotensi menimbulkan bahaya. Adapun stasiun kerja tersebut sebagai berikut: 1. Perebusan (Sterilizing Station) a. Bejana rebusan dapat meledak karena dalam proses menggunakan tekanan udara yang tinggi. b. Bejana rebusan mengeluarkan uap panas pada proses pembuangan uap (steam) dari steam outlet. c. Suhu bejana rebus panas dan temperatur dapat mencapai C. d. Permukaan lantai stasiun kerja licin dikarenakan air yang berceceran pada proses perebusan dan mengandung minyak dapat menyebabkan terpeleset. 2. Pembantingan (Thressing Station) a. Lori yang diangkat oleh hosting crane dapat terjatuh dan bertabrakan dengan benda lain. b. Operator bekerja pada posisi di ketinggian >10 m. c. Buah masak (hasil rebusan) dapat terjatuh dari hosting crane saat ingin menuangkan buah masak ke dalam stripper drum. d. Lantai lokasi kerja operator licin. 3. Pengepresan (Press Station) a. Lantai licin karena tumpahan minyak. b. Operator bekerja pada posisi di ketinggian >10 m. c. Tangga naik ke stasiun terlalu terjal dan turun terlalu curam. 4. Pemurnian (Clarification Station) a. Lantai stasiun sangat licin karena adanya minyak yang menggenang akibat adanya pipa yang bocoran. b. Banyak tetesan-tetesan air panas di sekitar stasiun. d. Tangga naik turun ke stasiun yang terlalu curam. 5. Pengolahan Inti (Kernel Station) a. Banyak debu melayang-layang diudara (partical flying) dari proses pemisahan antara cangkang (shell), serat (fibre) dan inti sawit (kernel). b. Banyak mesin yang operasi/bergerak. c. Daerah kerja kekurangan cahaya. 6. Unit Kerja Boiler a. Boiler dapat meledak dan terbakar. b. Suhu sekitar boiler yang panas mencapai > C yang dapat membuat pekerja terserang penyakit heat rash dan heat cramps. c. Boiler menghasilkan debu (partical flying) dari proses pembakaran bahan bakar (5.200 kg/jam) fiber digunakan sebesar 60% dan cangkang digunakan sebesar 40%. d. Boiler menghasilkan suara bising > 90 db. 7. Unit Kerja Turbin a. Turbin berpotensi meledak apabila kurang diawasi. b. Turbin menghasilkan suara bising > 90 db. 3.5 Hasil Pengkategorian dan Perangkingan Sumber Bahaya (Hazard) Tahap pertama yang dilakukan adalah pengkategorian sumber bahaya, kemudian dari setiap sumber bahaya ditentukan nilai dari keparahan kecelakaan dan kemungkian kecelakaan. Adapun cara penentuan nilai dari keparahan kecelakaan dan kemungkian kecelakaan adalah sebagai berikut: 12
6 1. Memilih potensi bahaya (hazard) yang paling membahayakan dari setiap stasiun kerja dan unit kerja. 2. Kemudian potensi bahaya (hazard) yang paling membahayakan tersebut dikategorikan dengan menggunakan ketentuan keparahan kecelakaan pada pendekatan risk assessment apakah masuk kategori I, II, III atau IV. 3. Setelah nilai keparahan kecelakaan ditentukan, maka nilai kemungkinan kecelakaan ditentukan yakni dengan cara mengkategorikan dengan menggunakan ketentuan kemungkinan kecelakaan pada pendekatan risk assessment apakah masuk kategori A, B, C atau D. 4. Setelah nilai dari keparahan kecelakaan dan nilai kemungkinan kecelakaan diperoleh, maka kemudian ditentukan kategori dari sumber bahaya dengan bantuan tabel Risk Assessment Codes (RAC). Adapun sebagai contoh pengkategorian dan perangkingan sumber bahaya (hazard) yakni dari stasiun kerja perebusan (sterilizer). Perebusan (Sterilizing Station) Keparahan : (II) Ketidakmampuan parsial yang permanen,ketidakmampuan total sementara yang lebih dari 3 bulan, kerugian sumber daya atau kerusakan antara Rp ,- sampai Rp ,- Kemungkinan : (C) Kemungkinan kecil akan terjadi. Setelah di dapat nilai dari keparahan kecelakaan dan kemungkinan kecelakaan, kemudian ditarik garis dari nilai II pada keparahan kecelakaan, dan nilai C pada kemungkinan kecelakaan. Maka hasilnya dapat dilihat pada Gambar 5 berikut. sumber bahaya (hazard) yaitu nilai 3 yang memiliki arti moderate atau bahaya sedang. Dari 7 sumber bahaya (hazard) yang telah dikategorikan dengan menggunakan pendekatan risk assessment, maka dapat dilakukan perangkingan terhadap stasiun kerja dan unit kerja berdasarkan Risk Assessment Codes (RAC) yang diperoleh, yaitu: a. Rangking 1 : Dengan kategori imminent danger atau bahaya yang mengancam tidak diperoleh stasiun kerja. b. Rangking 2 : Dengan kategori serious atau bahaya serius yaitu oleh stasiun kerja Pembantingan (Thressing Station). c. Rangking 3 : Dengan kategori moderate atau bahaya sedang yaitu oleh stasiun kerja Perebusan (Sterilizing Station) dan unit kerja Boiler. d. Rangking 4 : Dengan kategori minor atau bahaya kecil yaitu oleh stasiun kerja Pengepresan (Press Station), stasiun kerja Pemurnian (Clarification Station) dan unit kerja Turbin. e. Rangking 5 : Dengan kategori negligible atau tidak perlu diperhatikan yaitu oleh stasiun kerja Pengolahan Inti (Kernel Station). 3.6 Pembahasan Sumber Bahaya (Hazard) Dari hasil analisis terhadap sumber bahaya (hazards) pada bagian sebelumnya, maka dapat diusulkan perbaikan atau solusi sebagai tindakan pencegahan terhadap resiko yang mungkin dapat terjadi. Adapun perbaikan atau usulan dari tindakan pencegahan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Gambar 5 Risk Assessment Codes (RAC) Sterillizer Station Dari penarikan garis terhadap nilai keparahan kecelakaan dan kemungkinan kecelakaan, maka didapat nilai/kode yang menunjukan kategori dari 13
7 Tabel 5 Usulan Tindakan Pencegahan Terhadap Resiko yang Mungkin dapat Terjadi No. Sumber Bahaya Resiko Bahaya Perebusan Pembantingan Pengepresan Pemurnian Pengolahan Inti 6. Unit Kerja Boiler 7. Unit Kerja Turbin - Bejana rebus dapat meledak karena bertekanan yang tinggi. - Mengeluarkan uap panas. - Suhu bejana rebus mencapai C. - Lantai licim. - Lori yang dibawa hosting crane berpotensi bertabrakan dan jatuh. - Operator bekerja pada posisi di ketinggian >10 m. - Lantai licin karena tumpahan minyak. - Operator bekerja pada posisi di ketinggian >10 m. - Tangga naik ke stasiun terlalu terjal dan turun terlalu curam. - Lantai licin karena ada pipa yang bocor. - Banyak tetesan air panas di sekitar stasiun. - Tangga naik ke stasiun terlalu terjal dan turun terlalu curam. - Debu melayang-layang (partical flying). - Banyak mesin yang beroperasi/bergerak. - Daerah kerja kekurangan cahaya. - Boiler berpotensi meledak. - Suhu boiler mencapai > Debu (partical flying) dari boiler akibat peembakaran. - Turbin berpotensi meledak apabila kurang diawasi. - Turbin menghasilkan kebisingan >90 db. Rank. Bahaya Tindakan Pencegahan - Lakukan perawatan mesin perebusan. - Berikan pelatihan dan panduan bagi operator. - Berikan perlengkapan kerja (APD) seperti sarung tangan, sepatu sesuai standar. - Berikan pelatihan yang rutin kepada operator. - Berikan akses jalan yang baik bagi operator dan tambah keamanan (pegangan tangga /jalan) yang bekerja diketinggian. - Tata akses ruang gerak hosting crane agar lebih leluasa. - Gunakan sepatu boot agar mengurangi terpeleset. - Berikan akses jalan yang baik bagi operator dan tambah keamanan (pegangan tangga /jalan) yang bekerja diketinggian. - Atur ulang kemiringan tangga agar tidak terlalu curam. - Gunakan sepatu boot agar mengurangi terpeleset. - Perbaiki semua pipa yang bocor. - Buat aliran pembuangan air dari lantai stasiun. - Atur ulang kemiringan tangga agar tidak terlalu curam. - Berikan masker dan kaca mata khusus kepada pekerja. - Pasang tanda bahaya pada daerah mesin yang berbahaya apabila dalam keadaan beroperasi. - Berikan penerangan tambahan berupa lampu, sinar matahai dan sebagainya. - Lakukan pemeriksaan rutin terhadap boiler sesuai prosedur dan peralatan pendukungnya. - Berikan APD (sarung tangan, masker dan sebagainya) kepada operator yang bertugas pada unit kerja boiler. - Lakukan pelatihan pengendalian bencana pada boiler (misal: kebakaran dan sebagainya). - Berikan eraplug kepada opoerator yang bekerja. - Berikan pelatihan kepada operator. - Lakukan perawatan dan pengawasan kepada turbin sesuai standar. - Berikan tanda bahaya pada daerah yang berbahya. Dari Tabel 5 diatas telah diketahui resiko bahaya (hazard) yang mungkin dapat terjadi sehingga dapat diambil tindakan pengendalian terhadap resiko bahaya yang dapat terjadi tersebut. Adapun tindakan pengendalian terhadap resiko bahaya (hazard) yang dapat terjadi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. 14
8 No. 1. Terpeleset/terjatuh Tabel 6 Tindakan Pengendalian Terhadap Resiko yang Mungkin Dapat Terjadi Resiko Bahaya yang Mungkin Terjadi 2. Luka bakar/terkena uap 3. Boiler dan turbin dapat meledak, terbakar 4. Solar/bahan bakar terbakar Tindakan Pengendalian Berikan tindakan P3K dengan segera, bila serius bawa ke RS, beri hari libur bila diperlukan. Berikan tindakan P3K dengan segera, bila serius bawa ke RS, beri hari libur bila diperlukan. Hentikan proses produksi, isolasi daerah yang terbakar, padamkan api dengan APAR (Alat Pemadam Kebakaran Ringan)/Fire Extinguisher, jika keadaan tetap tidak terkendali panggil petugas pemadam kebakaran. Melokalisir api dengan menabur pasir ke arah minyak yang terbakar, padamkan api dengan APAR (Alat Pemadam Kebakaran Ringan)/Fire Extinguisher, jika keadaan tetap tidak terkendali panggil petugas pemadam kebakaran. 5. Mata kemasukan debu (partikel flying) Berikan boorwater, bila serius bawa ke RS, beri hari libur bila diperlukan. 6. Sesak napas 7. Pipa-pipa bocor 8. Tumpahan minyak panas Berikan bantuan pernapasan (oksigen), obat sesak nafas, bila serius bawa ke RS, beri hari libur bila diperlukan. Tutup/berhentikan aliran uap pada pipa yang bocor, lakukan perbaikan terhadap pipa yang bocor, bila diperlukan hentikan proses produksi. Taburkan pasir pada daerah tumpahan, jika memungkinkan dilakukan pembersihan dengan menggunakan alat penyedot atau penghisap cairan. 4. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Tingkat penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan persepsi karyawan dengan menggunakan kuesioner indikator SMK3 maka nilai penerapan program berada pada level Kuning (penilaian penerapan baik) dengan nilai tingkat pencapaian sebesar 70,23%. 2. Tingkat penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan audit SMK3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 menunjukkan PT. XYZ berhak untuk mendapatkan sertifikat bendera Emas (memuaskan) dengan nilai pencapaian penerapan sebesar 87,35%. 3. Tingkat kehilangan/kerugian (loss rate) berdasarkan data kecelakaan kerja untuk tahun berada pada kategori Kuning (kerugian sedang). 4. Terdapat 1 stasiun kerja yang berada pada kategori negligible (tidak perlu diperhatikan) yaitu stasiun kerja Pengolahan Inti (Kernel Station). Selanjutnya terdapat 3 stasiun kerja yang berada pada kategori minor (bahaya kecil) yaitu stasiun kerja Pengepresan (Pressing Station), stasiun kerja Pemurnian (Clarification Station) dan unit kerja Boiler. Kemudian terdapat 2 stasiun kerja yang berada pada kategori moderate (bahaya sedang) yaitu stasiun kerja Perebusan (Sterilizing Station) dan unit kerja Boiler. Sedangkan terdapat 1 stasiun kerja yang berada pada kategori serious (bahaya serius) yaitu stasiun kerja Pembantingan (Thressing Station). 5. Adapun usulan perbaikan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sebagai berikut: a. Rata-rata dari 10 indikator program K3 berdasarkan persepsi karyawan masih dalam kategori kuning sehingga 10 indikator tersebut perlu ditingkatkan dan perbaikan yang dapat diberikan adalah dengan cara memperketat disiplin penerapan indikator tersebut. b. Untuk tingkat penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan audit SMK3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 dalam kondisi memuaskan sehingga perlu dipertahankan. c. Untuk tingkat kehilangan/kerugian (loss rate) yaitu berada pada kategori Kuning (kerugian sedang) sehingga perbaikan yang dapat diberikan adalah memberikan prosedur tata cara kerja yang baik kepada karyawan dan penggunaan APD yang sesuai pada pekerja. d. Untuk hasil perangkingan sumber bahaya maka perbaikan yang dapat diberikan adalah membuat prosedur kerja yang baik dan sehat dan membuat tingkatan bahaya kerja pada setiap stasiun kerja. 15
9 DAFTAR PUSTAKA Anton, Thomas J. (1989). Occupational Safety and Health Management. United State of America: Irwin/MacGraw Hill. Deshmukh, L M. (2006). Industrial Safety Management: Hazards Identification and Risk Control. New Delhi: Tata McGraw Hill Publishing Company Limited. Ginting, Rosnani. (2009). Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hammer, Willie. (1989). Occupational Safety Management and Engineering. Fourth Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER. 05/MEN/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Purnama, Jaka. (2010). Analisis Tingkat Penerapan Program Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dan Perancangan Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment. Surabaya: Institut Teknologi Adhi Tama. Sinulingga, Sukaria. (2012). Metode Penelitian. Edisi II. Medan: USU Press. Suma mur. (1981). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV Haji Masagung. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Walpole, R.E. (1995). Pengantar Statistika (Terjemahan), Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 16
e-jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No.1, Juli 2014 pp
Analisis Tingkat Penerapan Program Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Pengendalian Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment Pada PKS Torgamba di PT. XYZ Eko Agusta Bangun 1, Ir. Khawarita
Lebih terperinciTUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh: EKO AGUSTA BANGUN NIM:
ANALISIS TINGKAT PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN PENGENDALIAN HAZARDS DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESSMENT PADA PKS TORGAMBA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TUGAS SARJANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu faktor terpenting dari suatu pekerjaan. Dalam pemenuhan kebutuhannya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era modern seperti sekarang ini, manusia dituntut untuk bekerja sesuai dengan standar prosedur operasional dari satu pekerjaan merupakan salah satu faktor
Lebih terperinciOleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir
Seminar Tugas Akhir STUDI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI PABRIK KELAPA SAWIT AEK NABARA SELATAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III STUDY OF WASTE INDUSTRIAL MANAGEMENT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan manfaat namun juga dampak risiko yang ditimbulkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi bersifat dinamis dan terus berkembang dengan inovasi terbaru. Perusahaan yang terbuka terhadap perkembangan teknologi akan mengalami kemajuan dan mampu bersaing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pengolahan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini disebabkan tingginya permintaan atas Crude Palm Oil
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan tahap pengumpulan dan pengolahan data, serta analisa dan pembahasannya, sesuai dengan tinjauan pustaka yang telah disebutkan. Datadata yang dibutuhkan adalah
Lebih terperinciPELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PKS RAMBUTAN PTPN-3 TEBING TINGGI TAHUN 2013
PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PKS RAMBUTAN PTPN- TEBING TINGGI TAHUN 0 Khoirotun Najihah, Lina Tarigan, Halinda Sari Lubis Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya. Standar operasional perusahaan pun otomatis mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri pada era globalisasi saat ini terlihat semakin pesat, beberapa perusahaan dan institusi berupaya untuk meningkatkan kinerja maupun produktivitasnya.
Lebih terperinciKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) MEKANIK PADA STASIUN BOILER PT X
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) MEKANIK PADA STASIUN BOILER PT X Hendri Van Hoten 1), Afdhal Kurniawan Mainil 1), Agung Imam Permadi 2) 1) Dosen Jurusan Teknik Mesin Univ. Bengkulu, 2) Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciTUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat- syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh Ario Noviansyah NIM.
ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL) DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA III PKS AEK TOROP TUGAS SARJANA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia yang terus berkembang dan tumbuh secara cepat serta berdampak
Lebih terperinciSeminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur
Pengukuran Implementasi Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dan Pengkategorian Hazard dengan Pendekatan Risk Assessment Dira Ernawati, ST. MT Jurusan Teknik Industri FTI -UPN Veteran Jawa Timur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik kelapa sawit merupakan pabrik yang mengolah tandan buah segar (TBS) untuk menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan juga menghasilkan Kernel (inti). Pada dasarnya
Lebih terperinciTUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh: LIBER SIBARANI NIM:
EVALUASI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY (Sudi Kasus Pada Stasiun Produksi PT.Perkebunan Nusantara III Unit PKS Rambutan) TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih besar dan beraneka ragam karena adanya alih teknologi dimana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat Indonesia
Lebih terperinciKeywords: occupational accident, risk management, risk assessment.
PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (PKS) DI PTPN IV KEBUN SOSA TAHUN 2015 Eva Novia Andani1, Halinda Sari2, Lina Tarigan3 1Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada tahun 1890, pemerintah Amerika Serikat memasukan rancangan undang undang (UU) yang mengatur keselamatan dan kesehatan
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG PALING BERPENGARUH DALAM PEROLEHAN PERSENTASE RENDEMEN CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN METODE ANALISA VARIANS (ANAVA) PADA STASIUN REBUSAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN
Lebih terperinciTUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh : GIO FANDRI TARIGAN NIM.
PENILAIAN RESIKO DAN PEMILIHAN ALTERNATIF SOLUSI PENGENDALIAN RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3) DENGAN PENDEKATAN BENEFIT AND COST ANALYSIS PADA PABRIK GULA PTPN. II SEI SEMAYANG TUGAS SARJANA
Lebih terperinciTabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi, atau dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lainnya termasuk
Lebih terperinciTabel 5.1 Nilai pada Tiap-tiap sub Kategori pada Tiap Kategori 79 Tabel 5.2 Perbandingan Dampak Kecelakaan dari Kategori Ringan dan Kategori Berat 87
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola 10 Tabel 2.2 Jenis Kecelakaan dan Bidang Industri 13 Tabel 2.3 Kategori Kecelakaan Kerja 20 Tabel 2.4 Critical Review 25
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Produktivitas adalah salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR. Eveluasi Implementasi SMK3 Dan Penanganan Hazard di PTPN II Kwala Madu
LAPORAN TUGAS AKHIR Eveluasi Implementasi SMK3 Dan Penanganan Hazard di PTPN II Kwala Madu TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh DEDI NICK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat melindungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan keberhasilan baik berupa hasil produksi maupun hasil layanannya. Untuk menunjang keberhasilan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah dibantu oleh alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia, contohnya mesin. Dengan bantuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makin terangkat ke permukaan, terutama sejak di keluarkannya Undang Undang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 pasal 164 mengenai kesehatan kerja dijelaskan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja
Lebih terperinciPENGENDALIAN BAHAYA KERJA DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS PADA PENERIMAAN AFVAL LOKAL BAGIAN WAREHOUSE DI PT. ST
Teknika : Engineering and Sains Journal Volume 1, Nomor 1, Juni 2017, 11-16 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-4146 print PENGENDALIAN BAHAYA KERJA DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS PADA PENERIMAAN AFVAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan makin meningkatnya perkembangan industri di indonesia, kemajuan dari industri tersebut antara lain ditandai pemakaian mesin-mesin yang dapat mengolah dan memproduksi
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan tahap pengumpulan dan pengolahan data, serta analisa dan pembahasannya, sesuai dengan tinjauan pustaka yang telah disebutkan. Datadata yang dibutuhkan adalah
Lebih terperinciIdentifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)
Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment) Maesaroh, Yayan Harry Yadi, Wahyu Susihono,, Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah Undang-Undang Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pembangunan dewasa ini, telah mendorong kita untuk berusaha memajukan industri yang mandiri dalam rangka mewujudkan Era industrialisasi. Proses industrialisasi
Lebih terperinciSeminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur. Iriani Jurusan Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jatim
Pengukuran Implementasi Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (k3) dan Pengkategorian Hazard dengan Pendekatan Risk Assessment di PT Filtrona Indonesia Iriani Jurusan Teknik Industri FTI-UPN Veteran
Lebih terperinciUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
ANALISIS POTENSI BAHAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. PP. LONSUM INDONESIA Tbk KARYA AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh
Lebih terperinciPerancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh)
Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS 18001 Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh) 1) Miftahul Barokah Farid, 2) Nur Rahman
Lebih terperinciNaskah Publikasi Ilmiah PERBAIKAN KONDISI KERJA BERDASARKAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT (HIRA) UNTUK MENGURANGI
Naskah Publikasi Ilmiah PERBAIKAN KONDISI KERJA BERDASARKAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT (HIRA) UNTUK MENGURANGI KECELAKAAN KERJA KARYAWAN DI UNIT PENGGILINGAN PT MADU BARU YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut
Lebih terperinciSimposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN
IDENTIFIKASI TINGKAT BAHAYA DI LABORATORIUM PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS LABORATORIUM DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) Haikal K Sitepu, Buchari, Mangara M. Tambunan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN PTPN II KWALA MADU DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM K3 DAN PENANGANAN HAZARD. Pengantar
KUISIONER PENELITIAN No : PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN PTPN II KWALA MADU DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM K3 DAN PENANGANAN HAZARD Pengantar Kuesioner ini disusun untuk melihat dan mengetahui tingkat penerapan
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berikut ini adalah kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, diantaranya: 1. Berdasarkan analisis konsep 5S yang telah dilakukan, untuk masingmasing
Lebih terperinciDefinisi dan Tujuan keselamatan kerja
Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan & proses pengolahannya, landasan tempat kerja & lingkungannya serta cara-cara
Lebih terperinciTEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V
TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V PRAHASTA ADIGUNA Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal,
Lebih terperinciANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)
ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG) Rani Rumita *, Susatyo Nugroho W.P., Sari Veronica Jantitya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara produsen utama kelapa sawit. Luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. Produksi mencapai 23,521,071
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah asset yang sangat berharga dimana harus terus dijaga dan diperdayakan. Pemberdayaan dan perhatian terhadap sumber daya manusia yang tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang pesat tidak hanya ditandai dengan adanya persaingan yang ketat antar perusahaan. Namun, penggunaan teknologi dan material yang berbahaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang melimpah dan potensi di bidang industri. Salah satu bidang industri itu adalah industri manufaktur.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara
Lebih terperinciJumirsa Hijriani.Y 1, Halinda Sari Lubis 2, Eka Lestari Mahyuni 2. Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia.
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PAA PABRIK KELAPA SAWIT (PKS) PTPN IV UNIT USAHA PABATU TAHUN 2015 (THE APPLICATION OF RISK MANAGEMENT AT PKS PTPN IV UNIT USAHA PABATU 2015) Jumirsa Hijriani.Y 1, Halinda Sari
Lebih terperinciABSTRAK. Laporan Tugas Akhir
ABSTRAK. Pada bagian proses produksi mochi kacang, pemilik pabrik ingin meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya dengan cara memperbaiki kondisi di pabrik. Pada pabrik mochi ini terdapat beberapa masalah
Lebih terperinciUNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015
PERBAIKAN PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY DI PKS PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana Oleh WAN PIDER DAMANIK
Lebih terperinciEvaluasi Penerapan Prosedur Operasional Sistem Mananejem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. PETROKIMIA GRESIK
Evaluasi Penerapan Prosedur Operasional Sistem Mananejem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. PETROKIMIA GRESIK Ferraz Romadiaty 1 dan Eko Nurmianto 2 Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciANALISIS KECELAKAAN DAN KESEHATAN KERJA DAN UPAYA PENCEGAHANNYA DI PT. XYZ SURABAYA DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESMENT SKRIPSI.
ANALISIS KECELAKAAN DAN KESEHATAN KERJA DAN UPAYA PENCEGAHANNYA DI PT. XYZ SURABAYA DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESMENT SKRIPSI Oleh : KHOLID ABDURRACHMAN 0932215016 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR
Lebih terperinciAnalisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO)
Vokasi Volume 9, Nomor 1, Februari 2013 ISSN 1693 9085 hal 11-20 Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO) DENNY WIYONO Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak,
Lebih terperinciANALISIS POTENSI BAHAYA SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DI PT. SERBA INDAH ANEKA PANGAN
ANALISIS POTENSI BAHAYA SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DI PT. SERBA INDAH ANEKA PANGAN Karya Akhir Diajukan Untuk Mengikuti Sidang Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinciAnalisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA)
Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA) (Studi Kasus : PT Barata Indonesia, Cilegon, Banten) Ade
Lebih terperinciPerumusan Masalah : Tujuan Batasan dan Asumsi LANDASAN TEORI Pengertian Risiko Pengendalian Risiko
PT Laban Raya Cakrawala, merupakan perusahaan yang memproduksi lilin dengan berbagai type dan jenis yang bermacam macam seperti lilin penerangan, lilin hias, lilin angka, lilin hotel dan lilin peribadatan.
Lebih terperinciPerbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya
Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya Andreas Arif Gunawan GO 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT Sumber Rubberindo Jaya is a company that produces
Lebih terperinciANALISIS KECELAKAAN DAN KESEHATAN KERJA DAN UPAYA PENCEGAHANNYA DI BAGIAN FLOORING DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESMENT PT
ANALISIS KECELAKAAN DAN KESEHATAN KERJA DAN UPAYA PENCEGAHANNYA DI BAGIAN FLOORING DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESMENT PT. DHARMA SATYA NUSANTARA SURABAYA SKRIPSI OLEH : FARID NOVIANTO 0632010069 JURUSAN
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Gerakan kerja operator berkaitan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan gerakan-gerakan kerjanya, tata letak tempat kerja, dan perancangan
Lebih terperinciBAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 4.1 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (Organisasi),
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU
Journal Industrial Manufacturing Vol. 2, No. 2, Juli 2017, pp.70-76 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN
Lebih terperinciJurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Usulan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Berdasarkan Hasil Analisis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan Kerja Tarwaka (2008: 4) mengatakan bahwa keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses industri dipercepat untuk mendapatkan produksi semaksimal mungkin.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara-negara industri di kota-kota besar seluruh dunia, bising merupakan masalah utama kesehatan kerja. Sudah sejak dulu diketahui bahwa bising industri dapat
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di pabrik paralon PVC X, berikut adalah kesimpulan yang di dapatkan : 1. Pabrik paralon PVC X kurang memperhatikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dari pembahasan bab ini nantinya diharapkan dapat
Lebih terperinciBAB2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control
148 BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control Questionnaires (ICQ), observasi, inspeksi dokumen, dan reperforming terhadap pelaksanaan
Lebih terperinciANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT
ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Sterilizer
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Sebelumnya Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan pustaka-pustaka yang mendukung. Pustakapustaka yang digunakan adalah penelitian-penelitian
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7. Kesimpulan 7.. Waktu baku perusahaan. Waktu baku perusahaan yang merupakan waktu baku yang sudah dihitung dengan menambahkan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran di
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Tentang Kelapa Sawit. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis, seperti halnya dinegara
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan 1. Identifikasi faktor-faktor yang dibutuhkan untuk perancangan SMK3 didapat berdasarkan analisis poinpoin PP RI no 50 Tahun 2012 yang belum terpenuhi pada saat
Lebih terperincicommit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Tempat Kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi
Petunjuk Sitasi: Suliawati, & Gumay, V. S. (2017). Pengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. D70-75). Malang: Jurusan
Lebih terperinciPENGUKURAN TINGKAT KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) UNTUK MENGKATEGORIKAN HAZARD DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESSMENT DI PT. BAMBANG DJAJA SURABAYA
PENGUKURAN TINGKAT KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) UNTUK MENGKATEGORIKAN HAZARD DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESSMENT DI PT. BAMBANG DJAJA SURABAYA SKRIPSI DISUSUN OLEH : ANGGA JULIZAR AMANSYAH 0632010031
Lebih terperinciTUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh KRISMES SIMANJUNTAK
ANALISA PENGARUH FAKTOR SHIFT KERJA DAN TEMPERATUR TERHADAP JUMLAH KESALAHAN YANG TERJADI PADA PENGANGKATAN LORI DENGAN HOISTING CRANE DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN III KEBUN RAMBUTAN TEBING TINGGI TUGAS
Lebih terperinciErgonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)
Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe) Company Profile Letak : Pemilik : Pekerja : Jam Kerja : Kapasitas Produksi/hari :... kg kacang kedelai Flowchart Proses Produksi Kacang
Lebih terperinciUjian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara
Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek 2012 Oleh: Arrigo Dirgantara 1106069664 Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2012 Pertanyaan:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tenaga kerja merupakan tulang punggung di bidang industri yang sangat menentukan keberhasilan dari suatu usaha untuk mempertinggi produksi, produktivitas dan efisiensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Total Quality Management (TQM) merupakan filosofi dan praktik manajemen terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan agar efektivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi telah tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat
Lebih terperinciHIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)
HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT. Hazard Identification Pengalaman menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tingginya tingkat kecelakaan kerja dan rendahnya tingkat derajat kesehatan kerja di indonesia disebabkan minimnya kesadaran pengusaha untuk menerapkan Kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Area dari keselamatan kerja dalam dunia rekayasa mencakup keterlibatan manusia baik para pekerja, klien, maupun pemilik perusahaan. Menurut Goetsch
Lebih terperinciDian Palupi Restuputri, Eriko, Andri Sulaksmi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
ISSN (Cetak) 2527-6042 eissn (Online) 2527-6050 IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIAN RISIKO DI BAGIAN PRODUKSI 1 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO ACCIDENT MENGGUNAKAN METODE HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT
Lebih terperinciANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) DI CV. PRIMA MANDIRI TEKNIK SURABAYA SKRIPSI
ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) DI CV. PRIMA MANDIRI TEKNIK SURABAYA SKRIPSI DISUSUN OLEH : ERA WEGAS SUPRIYANTO 0832015021 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL
USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL Retno Fitri Wulandari 36412165 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
Lebih terperinciKAJIAN IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DI KOTA KUPANG
KAJIAN IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DI KOTA KUPANG Yunita A. Messah 1) Yohana Bolu Tena 2) I Made Udiana 3) ABSTRAK Keselamatan dan kesehatan
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY DI PT. PERKEBUNAN SUMATERA UTARA
USULAN PERBAIKAN PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY DI PT. PERKEBUNAN SUMATERA UTARA T U G A S S A R J A N A Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu peralatan yang dapat mempermudah pekerjaan teknik pengontrolan besaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, pada saat ini manusia selalu berusaha untuk menemukan atau menciptakan suatu peralatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan industri digunakan berbagai tingkat teknologi sederhana atau tradisional sampai teknologi maju dan sangat maju. Semakin tinggi teknologi yang digunakan
Lebih terperinciPELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)
SIR 01 = KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN
Lebih terperinci