INDEKS POTENSI KERAWANAN SOSIAL (IPKS) DI DKI JAKARTA 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INDEKS POTENSI KERAWANAN SOSIAL (IPKS) DI DKI JAKARTA 2013"

Transkripsi

1 INDEKS POTENSI KERAWANAN SOSIAL (IPKS) DI DKI JAKARTA 2013 RINGKASAN No. 16/03/31/Th. XVI/27 Maret 2014 Kerawanan sosial adalah struktur sosial dari suatu komunitas atau masyarakat terkena shock atau stress yang biasanya disebabkan oleh perselisihan ekonomi, perubahan lingkungan, kebijakan pemerintah atau bahkan disebabkan oleh kejadian internal dan kekuatan yang dihasilkan dari kombinasi beberapa faktor. Pengumpulan data dalam rangka penyusunan Potensi Kerawanan Sosial (IPKS) tahun 2013 dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota di DKI Jakarta melalui Pendataan Statistik Sosial. Pendataan ini digunakan untuk menyusun Potensi Kerawanan Sosial Provinsi DKI Jakarta Tahun Unit penelitian pada pendataan ini adalah institusi/lembaga, yaitu Rukun Warga (RW), Kelurahan dan Kepolisian Sektor (Polsek). Potensi Kerawanan Sosial merupakan indeks komposit (gabungan) dari berbagai indeks yaitu : Kemiskinan, Lingkungan dan Kesehatan, Prasarana Fisik, Modal Sosial, Keamanan dan Ketertiban, serta Ekonomi. Nilai Potensi Kerawanan Sosial (IPKS) berkisar antar 0 sampai dengan 100. Semakin tinggi nilai IPKS suatu kelurahan menunjukkan bahwa kelurahan tersebut semakin rawan atau berpotensi rawan sosial. Sepuluh kelurahan di Provinsi DKI Jakarta dengan nilai IPKS tertinggi adalah Kelurahan Kampung Rawa (44,78), Kalibaru (44,34), Penjaringan (43,21), Galur (43,11), Kampung Melayu (41,87), Ancol (40,00),Tanah Tinggi (39,73), Kartini (38,47), dan Manggarai (37,66), serta Lagoa (37,45). Sepuluh kelurahan dengan nilai Potensi Kerawanan Sosial (IPKS) terendah adalah Kelurahan Gambir (17,40), Melawai (17,48), Kelapa Gading Timur (18,97), Tanjung Duren Selatan (19,35), Grogol Utara (20,93), Kelapa Gading Barat (20,97), Roa Malaka (21,60), Sunter Jaya (22,02), Rawa Barat (22,33), serta Cikoko (22,70). Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No.16/03/31/Th.XVI, 27 Maret

2 1. Pendahuluan Provinsi DKI Jakarta memiliki jumlah penduduk yang cukup besar dan heterogen. Hal ini dikarenakan Jakarta memiliki daya tarik dalam aspek ekonomi, politik, pendidikan, dan lain-lain, sehingga tingkat urbanisasi di Provinsi DKI Jakarta menjadi sangat tinggi. Tingginya urbanisasi dan heterogenitas penduduk DKI Jakarta mampu menciptakan kontribusi positif berupa pembangunan dan perekonomian yang berkembang pesat. Namun demikian, dampak negatif dari kondisi ini adalah munculnya berbagai potensi kerawanan maupun konflik sosial di DKI Jakarta. Kerawanan dan konflik sosial tersebut dapat mengakibatkan hilangnya rasa aman, timbulnya rasa takut, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, korban jiwa dan trauma psikologis masyarakat (dendam, benci, anti pati, dan sebagainya), sehingga pada gilirannya menghambat pembangunan secara keseluruhan. Melihat permasalahan yang sangat komplek tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dituntut cepat tanggap mengantisipasi hal-hal di atas. Salah satu langkah antisipasi dilakukan dengan mengidentifikasi dan memetakan daerah potensi kerawanan sosial di DKI Jakarta. Badan Pusat Statistik DKI Jakarta berupaya memenuhi kebutuhan data dan informasi yang dapat digunakan sebagai alat untuk memonitor perkembangan tingkat kerawanan sosial dengan melakukan kegiatan penyusunan Potensi Kerawanan Sosial (IPKS). Potensi Kerawanan Sosial adalah suatu angka indeks yang menggambarkan tingkat kerawanan sosial suatu wilayah (sampai tingkat kelurahan). Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alat untuk memberikan gambaran kerawanan sosial antar waktu dan antar wilayah. Secara umum tujuan dan manfaat penyusunan Potensi Kerawanan Sosial 2013 di DKI Jakarta adalah : a. Memetakan potensi kerawanan sosial yang mungkin dapat timbul karena karakteristik wilayahnya, b. Memberikan indikasi faktor-faktor yang berpotensi menimbulkan kerawanan sosial, c. Memberikan masukan kepada pihak terkait agar segera dicarikan solusi penanganan sesuai karakteristik tingkat kerawanannya, d. Menyediakan informasi kepada aparat keamanan serta instansi terkait sebagai langkah antisipasi. Pengumpulan data dalam rangka penyusunan Potensi Kerawanan Sosial (IPKS) tahun 2013 dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota di DKI Jakarta. Pendataan Statistik Sosial untuk menyusun Potensi Kerawanan Sosial Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013 dilakukan dengan unit penelitian institusi/lembaga, yaitu Rukun Warga (RW), Kelurahan dan Kepolisian Sektor (Polsek). Responden 2 Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No.16/03/31/Th.XVI, 27 Maret 2014

3 untuk masing-masing unit penelitian tersebut adalah ketua/aparat RW, kepala/aparat kelurahan, dan kepala/aparat Polsek,. 2. Landasan teori Environmental Vulnerability Index (EVI, 2003) menyebutkan bahwa kerawanan sosial adalah struktur sosial dari suatu komunitas atau masyarakat terkena shock atau stress yang biasanya disebabkan oleh perselisihan ekonomi, perubahan lingkungan, kebijakan pemerintah atau bahkan disebabkan oleh kejadian internal dan kekuatan yang dihasilkan dari kombinasi beberapa faktor. Struktur sosial yang dimaksud adalah relasi-relasi sosial yang penting dalam menentukan tingkah laku manusia, dan jika relasi sosial itu tidak dilakukan dalam suatu masyarakat, maka masyarakat tersebut tidak terwujud lagi. Dari uraian di atas, terlihat banyak faktor yang memengaruhi kerawanan sosial di suatu wilayah. Untuk itu diperlukan suatu alat ukur yang dapat menggambarkan sejauh mana kerawanan sosial di suatu wilayah. Untuk mendapatkan gambaran yang seragam antar wialayah, BPS Provinsi DKI Jakarta mencoba mengembangkan suatu alat ukur yang dapat memberikan gambaran mengenai sejauh mana potensi kerawanan sosial di suatu wilayah, yang pada gilirannya berimplikasi pada terpenuhi ketahanan sosial di suatu wilayah. Berdasarkan studi literatur dan ditunjang dengan pengalaman penyusunan indeks sejenis yang dilakukan BPS, dibangun Potensi Kerawanan Sosial (IPKS). IPKS merupakan indeks komposit yang disusun dari Kemiskinan, Lingkungan dan Kesehatan, Prasarana Fisik, Modal Sosial, dan Perekonomian. Pemilihan indeks tersebut berdasarkan atas data empiris yang ada didukung dengan studi literatur dan referensi dari berbagai sumber data. Dengan menggunakan metode statistik Principal Component Analisys (PCA) dan Regresi Logit dipilih variable-variabel yang mempunyai korelasi dalam memengaruhi kerawanan sosial. 3. Analisis Potensi Kerawanan Sosial (IPKS) DKI Jakarta 2013 Dengan skala penghitungan 0 (nol) sampai dengan 100, nilai IPKS yang mendekati angka 100 menunjukkan potensi kerawanan sosial di suatu wilayah dikatakan sangat berat, sebaliknya jika nilai IPKS mendekati 0 (nol) diasumsikan nilai kerawanan sosialnya semakin rendah (mendekati tidak rawan). Dengan menggunakan penghitungan statistik, melihat sebarannya, nilai rata-rata, standar deviasi, dan rentang nilai terendah dan tertinggi, secara umum Potensi Kerawanan Sosial dibagi menjadi 5 (lima) kelompok dengan kriteria sebagai berikut: 1. IPKS dengan nilai 0,00 19,99 : kategori Tidak Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No.16/03/31/Th.XVI, 27 Maret

4 2. IPKS dengan nilai 20,00 24,99 : kategori Sangat Ringan 3. IPKS dengan nilai 25,00 33,99 : kategori Ringan 4. IPKS dengan nilai 34,00 42,99 : kategori Sedang 5. IPKS dengan nilai 43,00 ke atas : kategori Berat Dengan menggunakan kriteria di atas, secara umum dapat dikatakan bahwa potensi kerawanan sosial di DKI Jakarta termasuk dalam kategori Ringan. Hal ini ditunjukkan dari tingginya persentase kelurahan yang masuk kategori Ringan, yakni sebanyak 198 Kelurahan dari 267 kelurahan (74,16 persen). Kelurahan-kelurahan yang nilai indeks IPKS berada di kelompok sangat ringan banyak terdapat di Jakara Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Wilayah kelurahan dengan kategori Berat terdapat di Jakarta Pusat dan Jakarta Utara dengan persentase sebanyak 1,50 persen. Gambar 1 menunjukkan jumlah kelurahan menurut kelompok kriteria IPKS 2013 dan kabupaten/kota. Gambar 1 Persentase Kelurahan Menurut Kelompok Kriteria Potensi Kerawanan Sosial (IPKS) dan Kabupaten/Kota di DKI Jakarta, 2013 Dari hasil penghitungan diperoleh 10 kelurahan di DKI Jakarta yang memiliki peringkat teratas Potensi Kerawanan Sosial (IPKS) pada tahun 2013 yaitu : Kelurahan Kampung Rawa (44,78), Kalibaru (44,34), Penjaringan (43,21), Galur (43,11), Kampung Melayu (41,87), Ancol (40,00), Tanah Tinggi 4 Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No.16/03/31/Th.XVI, 27 Maret 2014

5 (39,73), Kartini (38,47), dan Manggarai (37,66), serta Lagoa (37,45). Dari sepuluh Kelurahan tersebut menunjukkan bahwa 4 kelurahan berada di wilayah Jakarta Pusat, 4 Kelurahan berada di Jakarta Utara, 1 kelurahan berada di wilayah Jakarta Timur dan 1 Kelurahan berada di Jakarta Selatan. Sementara itu, sepuluh kelurahan dengan nilai Potensi Kerawanan Sosial (IPKS) terendah adalah Kelurahan Gambir (17,40), Melawai (17,48), Kelapa Gading Timur (18,97), Tanjung Duren Selatan (19,35), Grogol Utara (20,93), Kelapa Gading Barat (20,97), Roa Malaka (21,60), Sunter Jaya (22,02), Rawa Barat (22,33) serta Cikoko (22,70). (Tabel 2). Tabel 1 Sepuluh Kelurahan Yang Memiliki Potensi Kerawanan Sosial (IPKS) Tertinggi, DKI Jakarta 2013 Peringkat Kelurahan Miskin Lingkungan Kesehatan Prasarana Fisik Modal Sosial Keamanan Ketertiban Ekonomi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) IPKS Kampung Rawa 37,28 10,64 56,84 84,42 37,75 68,59 44,78 (Jakpus) 2. Kali Baru (Jakut) 65,12 15,58 29,70 59,38 38,60 70,91 44,34 3. Penjaringan 45,96 37,56 36,20 71,67 28,72 67,88 43,21 (Jakut) 4. Galur (Jakpus) 50,21 5,20 48,13 81,73 33,91 67,99 43,11 5. Kampung 48,94 33,51 62,99 81,70 16,88 52,13 41,87 Melayu (Jaktim) 6. Ancol (Jakut) 36,36 23,74 20,49 62,73 41,50 65,01 40,00 7. Tanah Tinggi 36,89 11,80 51,86 68,87 25,38 72,50 39,73 (Jakpus) 8. Kartini (Jakpus) 32,92 16,41 31,16 88,03 31,71 62,09 38,47 9. Manggarai 49,33 16,87 31,08 67,73 17,41 78,79 37,66 (Jaksel) 10. Lagoa (Jakut) 36,00 17,72 35,51 57,83 26,21 72,84 37,45 Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa di Kelurahan Galur dan Kelurahan Kampung Rawa indeks kerawanan modal sosial (Modal Sosial) tertinggi dibandingkan indeks-indeks lain di IPKS 2013, sedangkan kelurahan Tanah Tinggi mempunyai indeks rawan ekonomi tertinggi dibandingkan indeks-indeks lain. Namun kesamaan dari 3 kelurahan di Kecamatan Johar Baru menunjukkan bahwa IPKS mereka sangat dipengaruhi oleh kerawanan Modal sosial dan kerawanan ekonomi. rawan modal sosial dipengaruhi oleh 4 indeks yaitu ketidakberadaaan tempat ibadah, ketidakberadaan kegiatan kerja bakti, ketidakberadaan kegiatan arisan dan ketidakberadaan kegiatan binsos (PKK, Karang Taruna, Majelis Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No.16/03/31/Th.XVI, 27 Maret

6 Taklim, Kebaktian). Dari ketiga kelurahan di Kecamatan Johar Baru mereka sangat minim terhadap 4 indeks pembentuk modal sosial, terlihat lebih dari 80 persen Rukun Tetangga (RT) di kelurahan tersebut minim tempat ibadah, minim kegiatan kerja bakti, minim kegiatan arisan dan minim kegiatan Binsos. Sehingga dapat disimpulkan pada ketiga kelurahan tersebut masyarakat mungkin saling mengenal antar tetangga tetapi mereka kurang berinteraksi atau saling bekerja sama. Sementara itu wilayah Jakarta Utara mempunyai 4 kelurahan dengan IPKS termasuk 10 tertinggi di DKI Jakarta yaitu Kelurahan Kali Baru, Kelurahan Penjaringan, Kelurahan Pademangan dan Kelurahan Lagoa. Untuk keempat kelurahan tersebut, terdapat tiga angka indeks di IPKS yang bernilai lebih dari 50 persen yaitu indeks rawan kemiskinan, indeks kerawanan modal sosial dan indeks kerawanan ekonomi. rawan kemiskinan di Kelurahan Kali Baru bernilai 65,12 persen, yang merupakan indeks kemiskinan tertinggi di 10 kelurahan yang mempunyai IPKS tertinggi. Kelurahan Ancol berada di posisi ke enam dari 10 kelurahan yang memiliki IPKS tertinggi di DKI Jakarta. Kelurahan Ancol memiliki indeks kerawanan kamtib tertinggi dibandingkan 9 kelurahan lainnya. Banyaknya kriminalitas yang terjadi di Kelurahan Ancol terutama pada malam hari karena lokasi Kelurahan Ancol dekat dengan Pelabuhan Sunda Kelapa. Selain itu juga karena wilayah jalan di Kelurahan Ancol yang kebanyakan berada di kolong jalan tol sehingga menyebabkan tingkat penerangannya menjadi sangat minim. Namun demikian, kelurahan Ancol mempunyai sisi positif, yakni keberadaan tempat wisata yang cukup terkenal yaitu Taman Impian Jaya Ancol yang banyak memberikan bantuan CSR kepada masyarakat di sekitar Ancol seperti program pendidikan, program pengelolaan lingkungan, dll. Kelurahan Kampung Melayu Kecamatan Jatinegara merupakan salah satu kelurahan di Jakarta Timur yang mempunyai potensi kerawanan sosial yang masuk kategori rawan tinggi. Kelurahan Kampung Melayu merupakan salah satu wilayah yang paling sering terkena banjir baik akibat tingginya curah hujan di DKI Jakarta maupun akibat banjir kiriman dari Bodetabek. Hal ini terlihat dari kerawanan fisik di mana banyak masyarakat di kelurahan tersebut yang rentan terkena bahaya banjir dan indeks kerawanan lingkungan dan kesehatan yang menunjukkan banyaknya masyarakat yang tinggal di sekitar daerah aliran sungan (DAS). Masyarakat yang tinggal di DAS umumnya adalah masyarakat pendatang yang biasanya kurang memperhatikan kelayakan lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Angka kerawanan modal sosial di Kelurahan Kampung Melayu yang tinggi yaitu 81,73 persen menunjukkan kurangnya aktivitas-aktivitas sosial seperti kerja bakti, arisan dan binsos. Selain itu Kelurahan Kampung Melayu juga merupakan salah satu kelurahan yang 6 Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No.16/03/31/Th.XVI, 27 Maret 2014

7 mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi dimana hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan angka kepadatannya sebesar jiwa per Km2. Sementara itu, Kelurahan Manggarai adalah salah satu kelurahan di Jakarta Selatan yang mempunyai IPKS tertinggi ke sembilan di DKI Jakarta. Pada dasarnya kelurahan Manggarai memiliki kesamaan dengan Kelurahan Kampung Melayu yaitu memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS). Kemiripan karakteristik kelurahan Kampung Melayu juga terdapat di Kelurahan Manggarai seperti kepadatan penduduk yang tinggi, terbatasnya lahan yang membuat sebagian masyarakat tinggal di daerah aliran sungai, pemukiman kumuh dan pemukiman ilegal. Tabel 2 Sepuluh Kelurahan Yang Memiliki Potensi Kerawanan Sosial (IPKS) Terendah, DKI Jakarta 2013 Peringkat Kelurahan Miskin Lingkungan Kesehatan Prasarana Fisik Modal Sosial Keamanan Ketertiban Ekonomi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) IPKS Gambir (Jakpus) Melawai (Jaksel) Kelapa Gading Timur (Jakut) Tanjung Duren Selatan (Jakbar) Grogol Utara (Jaksel) Kelapa Gading Barat (Jakut) Roa Malaka (Jakbar) Sunter Jaya (Jakut) Rawa Barat (Jaksel) Cikoko (Jaksel) Dari Tabel 2 dapat dilihat 10 kelurahan dengan nilai indeks ipks2013 terendah. Secara umum, kelurahan-kelurahan tersebut mempunyai nilai yang rendah pada tiga (3) indeks yaitu kemiskinan, lingkungan dan kesehatan serta prasarana fisik tetapi memiliki indeks yang tinggi pada indeks modal soaial. Namun pada indeks modal sosial terlihat variasi yang cukup tinggi, sebagai ilustrasi, di Kelurahan Kelapa Gading Timur indeks rawan modal sosial sangat tinggi yaitu 90,3 sementara di Kelurahan Roa Malaka relative rendah yaitu 37,0. Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No.16/03/31/Th.XVI, 27 Maret

8 CATATAN TEKNIS Potensi Kerawanan Sosial (IPKS) merupakan indeks komposit yang dibangun dari indeksindeks lainnya yang terkait dengan kerawanan sosial, yakni Kemiskinan, Lingkungan dan Kesehatan, Prasarana Fisik, Modal Sosial, Keamanan dan Ketertiban, serta Ekonomi. a. Kemiskinan dihitung dari total rumah tangga miskin hasil Updating RTS (UDRTS 2012) b. Indikator Lingkungan dan Kesehatan dihitung dari variabel saluran air, tumpukan sampah, bantaran sungai dan kejadian DBD c. Indikator Prasarana Fisik dihitung dari variabel kejadian kebakaran, banjir, kekumuhan wilayah, dan kepadatan penduduk d. Indikator Modal Sosial dihitung dari variabel tempat ibadah, kerja bakti, arisan dan pembinaan sosial e. Indikator Keamanan dan Ketertiban dihitung dari variabel tindak pidana, tawuran, petugas keamanan (Hansip) dan PKL f. Indikator Perekonomian dihitung dari variabel bank, IKKR, pegadaian dan jasa, serta Industri Besar dan Sedang (IBS) g. IPKS 2013 merupakan indeks komposit dari 6 indikator yang telah disebutkan diatas. 8 Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No.16/03/31/Th.XVI, 27 Maret 2014

9 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA Informasi lebih lanjut hubungi : Ir. Sri Santo Budi Muliatinah, MA Kepala Bidang Statistik Sosial Telepon : ext 300 Fax : bps3100@bps.go.id Homepage : Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No.16/03/31/Th.XVI, 27 Maret

tp : ht rt ka //j a o..g ps a. b id INDEKS POTENSI KERAWANAN SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2014 ISBN : 978 602 14785 7 8 No. Publikasi : 31520.1405 Katalog BPS : 4102017.31 Ukuran Buku : 21,5 cm X

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2013

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2013 No. 04/01/31/Th. XVI/ 2 Januari 2014 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2013 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2013 sebesar 375,70 ribu orang (3,72 persen).

Lebih terperinci

KOMUTER DKI JAKARTA TAHUN 2014

KOMUTER DKI JAKARTA TAHUN 2014 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No.12/02/31/Th.XVII, 16 Februari 2015 KOMUTER DKI JAKARTA TAHUN 2014 PENDUDUK MALAM JAKARTA (PROYEKSI PENDUDUK 2014) : 10 075 310 orang KOMUTER BODETABEK BERKEGIATAN DI JAKARTA

Lebih terperinci

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia dalam interaksi berbangsa dan bernegara terbagi atas lapisanlapisan sosial tertentu. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk dengan sendirinya sebagai

Lebih terperinci

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 05/01/31/Th. XV, 2 Januari 2013 INDEKS DEMOKRASI INDONESIA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2010 RINGKASAN Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2010

Lebih terperinci

POTENSI DESA (PODES) DI DKI JAKARTA TAHUN 2014

POTENSI DESA (PODES) DI DKI JAKARTA TAHUN 2014 No.13/02/31/Th.XVII, 16 Februari 2015 POTENSI DESA (PODES) DI DKI JAKARTA TAHUN 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan hasil Podes 2014, pada bulan April 2014

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2008

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2008 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 04/01/31/Th. XI, 5 Januari 2009 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2008 Jumlah angkatan kerja di Provinsi DKI Jakarta pada Agustus 2008 mencapai 4,77 juta orang,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1. Penggunaan Lahan 5.1.1. Penggunaan Lahan di DAS Seluruh DAS yang diamati menuju kota Jakarta menjadikan kota Jakarta sebagai hilir dari DAS. Tabel 9 berisi luas DAS yang menuju

Lebih terperinci

JENIS POHON Ø BTG (CM) L O K A S I / W A K T U K E J A D I A N

JENIS POHON Ø BTG (CM) L O K A S I / W A K T U K E J A D I A N NO L O K A S I / W A K T U K E J A D I A N JENIS POHON Ø BTG (CM) 1 Jakarta Pusat - Jumat, 01/01/2016, Pkl 06:45 WIB - - Jl. K.H Hasyim Ashari Kel. Petojo Utara Kec. Gambir 2 Jakarta Pusat Jumat, 01/01/2016,

Lebih terperinci

PETA KAWASAN RAWAN KONFLIK PROVINSI DKI JAKARTA

PETA KAWASAN RAWAN KONFLIK PROVINSI DKI JAKARTA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI DKI JAKARTA PETA KAWASAN RAWAN KONFLIK PROVINSI DKI JAKARTA JAKARTA SELATAN, JAKARTA TIMUR, JAKARTA BARAT, JAKARTA PUSAT, JAKARTA UTARA 2015 Kata Pengantar Puji

Lebih terperinci

Gambar 10. Peta Jakarta dan Teluk Jakarta

Gambar 10. Peta Jakarta dan Teluk Jakarta IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Kondisi Geografis Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi 6 12' Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

DATA KEJADIAN BANJIR BULAN FEBRUARI 2015 JUMLAH TERDAMPAK KETINGGIAN AIR

DATA KEJADIAN BANJIR BULAN FEBRUARI 2015 JUMLAH TERDAMPAK KETINGGIAN AIR DATA KEJADIAN BANJIR BULAN FEBRUARI 2015 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 13 14 15 16 1 JAKARTA BARAT 1 CENGKARENG 1 CENGKARENG BARAT 2 CENGKARENG TIMUR 3 DURI KOSAMBI 4 KAPUK 5 KEDAUNG KALI ANGKE 6 RAWA BUAYA

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2015 BPS PROVINSI DKI JAKARTA Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2015 sebesar 368,67 ribu orang (3,61 persen). Dibandingkan dengan Maret 2015 (398,92 ribu orang atau 3,93 persen), jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis BAB I PENDAHULUAN 1.4. Latar Belakang Permukiman kumuh merupakan permasalahan klasik yang sejak lama telah berkembang di kota-kota besar. Walaupun demikian, permasalahan permukiman kumuh tetap menjadi

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2016

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2016 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 30/07/31/Th XVIII, 18 Juli 2016 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2016 Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan Maret 2016 sebesar 384,30 ribu orang (3,75 persen).

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2016

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2016 BPS PROVINSI DKI JAKARTA TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2016 No.04/01/31/Th. XIX, 03 Januari 2017 Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2016 sebesar 385,84 ribu orang

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2014 BPS PROVINSI DKI JAKARTA Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2014 sebesar 412,79 ribu orang (4,09 persen). Dibandingkan dengan Maret 2014 (393,98 ribu orang atau 3,92 persen), jumlah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2012 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No.51/11/31/Th. XIV, 5 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS Jumlah angkatan kerja di Provinsi DKI Jakarta pada mencapai 5,37 juta orang, bertambah 224,74 ribu

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Geografi dan Lingkungan Jakarta Timur terletak pada wilayah bagian Timur ibukota Republik Indonesia, dengan letak geografis berada pada 106 0 49 ' 35 '' Bujur Timur

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2011

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2011 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 28/07/31/Th.XIII, 1 Juli 2011 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2011 RINGKASAN Garis Kemisknan (GK) tahun 2011 sebesar Rp 355.480 per kapita per bulan, lebih tinggi dibanding

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2012

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2012 No. 11/02/31/Th. XV, 5 Februari 2014 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2012 A. Penjelasan Umum Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indikator komposit yang mengukur kualitas hidup

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2012

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2012 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 30/07/31/Th. XIV, 2 Juli 2012 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2012 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di DKI Jakarta

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PENELITIAN 33 IV. KONDISI UMUM PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Peta Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Jakarta Timur Kecamatan Ciracas dan Jatinegara merupakan salah satu kecamatan yang terletak di jakarta

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2009

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2009 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 26/07/31/Th XI, 1 Juli 2009 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2009 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di DKI Jakarta pada bulan Maret

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Rembuk RW Berdasarkan Kota/Kab. Total Usulan RW 1 JAKARTA PUSAT 366 7,914 5,036,617,729,176 1,622

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Rembuk RW Berdasarkan Kota/Kab. Total Usulan RW 1 JAKARTA PUSAT 366 7,914 5,036,617,729,176 1,622 Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Rembuk RW Berdasarkan Kota/Kab NO Wilayah RW Anggaran Usulan 1 JAKARTA PUSAT 366 7,914 5,036,617,729,176 1,622 2 JAKARTA UTARA 381 7,009 13,062,560,072,362 686 3 JAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan perkotaan yang begitu cepat, memberikan dampak terhadap pemanfaatan ruang kota oleh masyarakat yang tidak mengacu pada tata ruang kota yang

Lebih terperinci

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 B. Permukiman Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2014

INDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2014 No. 11/02/31/Th.XVII, 5 Februari 2015 INDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2014 SEBESAR 69,21 PADA SKALA 0 100 Indeks Kebahagiaan Provinsi DKI Jakarta tahun 2014

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta. Posisi Kota Jakarta Pusat terletak antara 106.22.42 Bujur Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter di

BAB I PENDAHULUAN. Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi 6 12 Lintang Selatan dan 106 o 48 Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kota sebagai pusat berbagai kegiatan baik itu kegiatan perekonomian, kegiatan industri, kegiatan pendidikan, perdagangan, hiburan, pemerintahan dan juga sebagai

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2012

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2012 No. 04/01/31/Th. XV/ 2 Januari 2013 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2012 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di DKI Jakarta pada bulan September

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan, dimana hampir semua aktifitas ekonomi dipusatkan di Jakarta. Hal ini secara tidak langsung menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan seutuhnya yaitu tercapainya kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan tersebut dapat tercapai bila seluruh kebutuhan

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2015 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 44/09/31/Th XVII, 15 September 2015 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2015 Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan Maret 2015 sebesar 398,92 ribu orang (3,93

Lebih terperinci

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

BPS PROVINSI DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 55/11/31/Th.XVI, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2014 AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,47 PERSEN Jumlah angkatan kerja di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2000 persentase penduduk kota di Negara Dunia Ketiga telah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2000 persentase penduduk kota di Negara Dunia Ketiga telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 2000 persentase penduduk kota di Negara Dunia Ketiga telah mencapai 40,7% (Maran, 2003). Di Indonesia, persentase penduduk kota mencapai 42,4% pada tahun

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014 BPS PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 9,84 PERSEN No. 26/05/31/Th. XVI, 5 Mei 2014 Jumlah angkatan kerja pada Februari

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 21/07/31/Th. XII, 1 Juli 2010 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di DKI Jakarta

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2009 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 19/05/31/Th.XI, 15 Mei 2009 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2009 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2009 SEBESAR 11,99 PERSEN angkatan kerja pada Februari 2009

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Peta penutupan lahan yang tetap dan mengalami perubahan di DAS Ciliwung Hilir periode

LAMPIRAN. Lampiran 1 Peta penutupan lahan yang tetap dan mengalami perubahan di DAS Ciliwung Hilir periode 43 LAMPIRAN Lampiran 1 Peta penutupan lahan yang tetap dan mengalami perubahan di DAS Ciliwung Hilir periode 1993-2013 44 Lampiran 2 Data Kependudukan DAS Ciliwung Hilir Kecamatan Kelurahan Penduduk Kepadatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011 BPS PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2011 SEBESAR 10,83 PERSEN No. 19/05/31/Th XIII, 5 Mei 2011 Jumlah angkatan kerja pada Februari

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013 BPS PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2013 SEBESAR 9,94 PERSEN No. 25/05/31/Th. XV, 6 Mei 2012 Jumlah angkatan kerja pada Februari

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2014 No. 34/07/31/Th. XVI, 1 Juli 2014 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2014 Pada bulan Maret 2014, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi 6 0 12 Lintang Selatan dan 106 0 48 Bujur Timur. Sebelah Utara Propinsi DKI Jakarta terbentang pantai dari Barat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA. Jl. Yos Sudarso No , Kebon Bawang Jakarta Utara

PEMERINTAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA. Jl. Yos Sudarso No , Kebon Bawang Jakarta Utara PEMERINTAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA Jl. Yos Sudarso No. 27 29, Kebon Bawang Jakarta Utara a. Kondisi Umum Wilayah Jakarta Utara 60 % luasnya berada di bawah permukaan laut. Merupakan muara 13 sungai

Lebih terperinci

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

BPS PROVINSI DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 52/11/31/Th. XVIII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2016 TPT DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 6,12 PERSEN Jumlah angkatan kerja pada Agustus

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 54/11/31/Th. XVII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015 TPT DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS 2015 SEBESAR 7,23 PERSEN Jumlah angkatan kerja pada Agustus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Indonesia Sehat 2010 yang dicanangkan Departemen Kesehatan pada tahun 1998 yang lalu memiliki tujuan-tujuan mulia, salah satu tujuan yang ingin dicapai melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis,hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 23/05/31/Th XIV, 7 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2012 SEBESAR 10,72 PERSEN Jumlah angkatan kerja pada Februari

Lebih terperinci

KISI KISI PTS GASAL PLKJ KELAS 9 BANJIR & KEBAKARAN. Kelas 9. Bab 1. Penyebab terjadinya banjir:

KISI KISI PTS GASAL PLKJ KELAS 9 BANJIR & KEBAKARAN. Kelas 9. Bab 1. Penyebab terjadinya banjir: KISI KISI PTS GASAL PLKJ KELAS 9 BANJIR & KEBAKARAN Kelas 9. Bab 1. Penyebab terjadinya banjir: Penataan pembangunan kta yang mengabaikan keseimbangan alam Rendahnya dataran Jakarta (Jakarta dialiri 13

Lebih terperinci

BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 26/05/31/Th. XVI, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2015 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 8,36 PERSEN Jumlah angkatan kerja di DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Tambora yang merupakan salah satu dari dari 8 kecamatan yang berada di Wilayah Kotamadya Jakarta Barat. Dengan luas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi 56 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Populasi pada Penelitian ini adalah pemukim di bantaran sungai Ciliwung di DKI Jakarta yang terdiri dari tiga daerah daerah yaitu Jakarta Timur, Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan Indonesia sebagai negara termiskin ketiga di dunia. Pertambahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota yogyakarta merupakan ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memiliki luas wilayah sekitar 3.250 Ha atau 32.5 km 2 atau 1,025% dari luas wilayah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 50 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metodologi yang dipilih dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk menemukan hubungan modal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana dapat datang secara tiba-tiba, dan mengakibatkan kerugian materiil dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan menanggulangi dan memulihkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel Peubah Yang Digunakan pada Analisis Hayashi I

Lampiran 1. Tabel Peubah Yang Digunakan pada Analisis Hayashi I LAMPIRAN 53 Lampiran 1. Tabel Peubah Yang Digunakan pada Analisis Hayashi I No Peubah Kategori 1 Kegiatan 1 6 2 Usia 1= 0-15 2 3 4 5 2= 16-30 3= 31-45 4= >45 3 Status di 1= Ayah 2= Ibu 3= Anak 4= Anggota

Lebih terperinci

BAB III TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

BAB III TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB III TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN Kondisi lingkungan sangat dipengaruhi oleh aktifitas manusia baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Jumlah penduduk yang semakin tinggi memberikan tekanan yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Respon risiko..., Juanto Sitorus, FT UI., Sumber data : BPS DKI Jakarta, September 2000

BAB I PENDAHULUAN. Respon risiko..., Juanto Sitorus, FT UI., Sumber data : BPS DKI Jakarta, September 2000 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan Kota Jakarta dengan visi dan misi mewujudkan Ibu kota negara sejajar dengan kota-kota dinegara maju dan dihuni oleh masyarakat yang sejahtera. Permasalahan

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2012

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2012 No. 12/02/31/Th. XVI, 5 Februari 2014 INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2012 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) DKI Jakarta Tahun 2012 A. Penjelasan Umum

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA LAPORAN KEPALA DESA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA LAPORAN KEPALA DESA SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA LAPORAN KEPALA DESA A. FORMAT RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA A.1 FORMAT

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2013

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2013 No. 32/07/31/XV, 1 Juli 2013 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2013 Pada bulan Maret 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di DKI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di wilayah perkotaan. Salah satu aspek

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 23/05/31/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 5,77 PERSEN Jumlah angkatan kerja pada Februari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1. Sumber data statistic BPS DKI Jakarta. Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN I - 1. Sumber data statistic BPS DKI Jakarta. Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai ibu kota Negara Republik Indonesia, Jakarta memegang peran yang cukup besar dalam skala nasional maupun internasional. Salah satu peranan yang dimaksud adalah

Lebih terperinci

SEKAPUR SIRIH. Bengkulu, Agustus 2010 Kepala BPS Kota Bengkulu. Isbullah,SE

SEKAPUR SIRIH. Bengkulu, Agustus 2010 Kepala BPS Kota Bengkulu. Isbullah,SE SEKAPUR SIRIH Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi PBB mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Sekitar tahun 2010 (Population and Housing

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 31/08/31/Th. X, 14 Agustus 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2008 yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

Salah satunya di Kampung Lebaksari. Lokasi Permukiman Tidak Layak

Salah satunya di Kampung Lebaksari. Lokasi Permukiman Tidak Layak Keberdayaan masyarakat dalam mendukung upaya perbaikan permukiman masih kurang Upayaupaya perbaikan permukiman menjadi tidak berarti Contohnya, luas Permukiman Tidak Layak Huni Kota Bogor meningkat Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Singkat Organisasi Kecamatan di Provinsi DKI Jakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1978 tentang Pemerintahan Wilayah Kota dan Kecamatan

Lebih terperinci

Perancangan Rumah Susun Sederhana di Kota Kediri BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap kepadatan penduduk sekaligus berpengaruh pada kebutuhan

Perancangan Rumah Susun Sederhana di Kota Kediri BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap kepadatan penduduk sekaligus berpengaruh pada kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Kediri adalah kota terbesar ke-3 di Jawa Timur dengan luas wilayah 63,40 km 2 dan termasuk kota yang dilewati oleh Sungai Brantas, selain itu kota ini terdiri

Lebih terperinci

2016 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER

2016 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebakaran merupakan salah satu jenis bencana yang cukup potensial dengan meninggalkan kerugian yang besar jika tidak mendapatkan perhatian dan penanganan yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Geografis KelurahanMaharatu Desa Swamedyaialah desa yang berkecukupan dalam hal sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dalam hal dana modal sehingga

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III TAHUN 2014

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III TAHUN 2014 INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III TAHUN 2014 No. 54/11/31/Th. XVI, 5 November 2014 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dikenal dengan sebutan bencana. Upaya meminimalisasi resiko. atau kerugian bagi manusia diperlukan pengetahuan, pemahaman,

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dikenal dengan sebutan bencana. Upaya meminimalisasi resiko. atau kerugian bagi manusia diperlukan pengetahuan, pemahaman, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika alam sangat memberikan dampak bagi kehidupan manusia, baik bersifat menguntungkan maupun merugikan. Sifat merugikan inilah yang kemudian dikenal dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 33 IV. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dan manfaat, penelitian ini dibangun atas dasar kerangka pemikiran bahwa kemiskinan merupakan masalah multidimensi

Lebih terperinci

CAMBAI DALAM ANGKA TAHUN 2015 ISBN : 978-602-70759-2-4 No. Publikasi : 16726.15.08 No. Katalog BPS : 1202001.1672040 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Penyunting Gambar Kulit Diterbitkan Oleh Dicetak Oleh

Lebih terperinci

oleh : Eka Rianta S. Database and Mapping Officer ACF

oleh : Eka Rianta S. Database and Mapping Officer ACF PEMETAAN RESIKO BERMACAM BAHAYA LINGKUNGAN (MULTI RISK HAZARD MAPPING) DI KELURAHAN KAMPUNG MELAYU, CIPINANG BESAR UTARA DAN PENJARINGAN PROPINSI DKI JAKARTA (complement slides) oleh : Eka Rianta S. Database

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 No. 19/05/31/Th. X, 15 Mei 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di

BAB 1 PENDAHULUAN Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di Yogyakarta Kampung Ngampilan RW I secara geografis terletak di daerah strategis Kota Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Seiring dengan perkembangan Kota DKI Jakarta di mana keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah menjadi masalah dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BPS PROVINSI LAMPUNG LAMPUNG

BPS PROVINSI LAMPUNG LAMPUNG BPS PROVINSI LAMPUNG No. 08/02/18/Th.VIII, 1 Februari 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU UTARA SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU UTARA SEPTEMBER 2014 BADAN PUSAT STATISTIK No. 05 / 01 / 82 / Th. XIV, 02 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU UTARA SEPTEMBER 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2014 BERTAMBAH 2,2 RIBU ORANG

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA No. 18/05/31/Th. XI, 15 Mei 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2009 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2009 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Desa penelitian ini merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyumas. Luas wilayah desa ini sebesar 155,125 ha didominasi oleh hamparan

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN I-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN I-2016 No.33/05/19/Th.VI, 4 Mei 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN I-2016 ITK PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEBESAR 94,71 Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Pulau Jawa merupakan salah satu bagian dari lima pulau besar di

IV. GAMBARAN UMUM. Pulau Jawa merupakan salah satu bagian dari lima pulau besar di 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Administratif Pulau Jawa merupakan salah satu bagian dari lima pulau besar di Indonesia, yang terletak di bagian Selatan Nusantara yang dikenal sebagai negara

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. V, 1 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2013 tumbuh 5,80 persen. Pada tahun 2013, besaran Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana telah mengakibatkan suatu penderitaan yang mendalam bagi korban serta orang yang berada di sekitarnya. Kerugian tidak hanya dialami masyarakat yang terkena

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III-2015 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III-2015 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTT No. 10/11/53/Th. XVIII, 5 November 2015 INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III-2015 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Triwulan III/2015: Kondisi ekonomi dan tingkat optimisme

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kelurahan Kapuk merupakan suatu wilayah dimana mengacu pada dokumen Direktori RW Kumuh 2011 dalam Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011 adalah

Lebih terperinci

REKAPITULASI KEJADIAN BANJIR BULAN JANUARI cm cm cm

REKAPITULASI KEJADIAN BANJIR BULAN JANUARI cm cm cm REKAPITULASI KEJADIAN BANJIR BULAN JANUARI 2014 NO 1 JAKARTA TIMUR 1 2 1 JATINEGARA 1 Bidara Cina 2 Kampung Melayu 3 Cipinang Muara 2 KRAMAT JATI 5 Cawang 4 Cipinang Besar Selatan TERDAMPAK KECAMATAN KELURAHAN

Lebih terperinci

PARIWISATA DKI JAKARTA

PARIWISATA DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA PARIWISATA DKI JAKARTA No.55/12/31/Th.XVI, 01 Desember 2014 JUMLAH WISMAN YANG MENGUNJUNGI DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2014 MENCAPAI 184.012 KUNJUNGAN Jumlah kunjungan wisatawan

Lebih terperinci