Oleh; Yuni Meilani, Lilik Hidayanti, Siti Novianti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh; Yuni Meilani, Lilik Hidayanti, Siti Novianti"

Transkripsi

1 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS TERHADAP PRAKTIK PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAMIS (Survei pada Cleaning Service di Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis) Oleh; Yuni Meilani, Lilik Hidayanti, Siti Novianti Peminatan Kesehatan Lingkungan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Siliwangi ABSTRAK Sampah medis rumah Sakit dapat menimbulkan risiko tertusuk jarum suntik pada saat pengambilan atau pemisahan sampah medis dan hal itu sangat berbahaya, jika jarum suntik tersebut bekas penderita HIV, karena salah satu cara penularan penyakit HIV adalah melalui jarum suntik yang telah digunakan pada penderita HIV. Pengetahuan dan sikap merupkan faktor yang dapat mempermudah cleaning service dalam praktik pengelolaan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap petugas terhadap praktik pengelolaan limbah medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis tahun Metode penelitian survei dengan desain cross sectional. Populasi dan sampel sebanyak 34 orang, instrumen penelitian kuesioner, teknik analisis menggunakan analisis univariat yaitu presentase dan analisis bivariat menggunakan chi square. Hasil penelitin menunjukkan Pengetahuan cleaning service termasuk kategori baik (61,8%) sikap baik (52,9%) dan praktek pengelolaan sampah medis baik (55,9%). Ada hubungan antara pengetahuan dengan praktik pengelolaan sampah medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis (nilai p value = 0,001). Ada hubungan antara sikap dengan praktik pengelolaan sampah medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis (p value =0,002). Perlu meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan sampah medis secara tepat, perwadahan sampah medis padat dan sikap tentang penampungan dan pemusnahan sampah medis, sehingga meningkatkan kualitas kerja dalam praktik pengelolaan sampah medis. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Praktik Pengelolaan Sampah Medis Kepustakaan : Hospital medical waste may pose a risk of needlestick injuries at the time of removal or separation of medical waste and it is very dangerous, if it is a used syringe with HIV, because one of the modes of transmission of HIV disease is through a syringe that has been used in patients with HIV. Knowledge and attitudes merupkan factors that can facilitate cleaning service in waste management practices. This study aims to determine the relationship between knowledge and attitude toward officers of medical waste management practices in the Public Hospital District Ciamis 2014 survey research method with cross sectional design. Population and sample of 34 people, questionnaire research instruments, analytical techniques using univariate analysis are percentages and bivariate analysis using chi square. The results showed Knowledge research is conducted cleaning service includes either category (61.8%) good attitude (52.9%) and good medical waste management practices (55.9%). There is a relationship between knowledge and practice of medical waste management in the Public Hospital District Ciamis (p value = 0.001). There is a relationship between the attitude of the medical waste management practices in the Public Hospital District Ciamis (p value = 0.002). Need to improve knowledge about the proper management of medical waste, medical waste perwadahan solid and attitudes about storage and disposal of medical waste, thus improving the quality of work in the medical waste management practices. Keywords: Knowledge, Attitude, Practice Management Medical Waste Bibliography:

2 PENDAHULUAN Rumah Sakit sebagai suatu industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Namun selain memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya, rumah sakit memberikan pula berbagai kemungkinan dampak negatif berupa pencemaran, terutama apabila pengelolaan limbahnya tidak dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan secara menyeluruh (Budiman, 2007). Limbah yang tidak dikelola dengan baik, menyebabkan estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang, serta proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk. Unit-unit rumah sakit yang menghasilkan sampah medis di antaranya ruang perawatan atau rawat inap, IGD, laboratorium, instalasi farmasi, poliklinik, ICU dan persalinan. Fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tentunya menghasilkan sampah seperti jarum suntik, kasaverban, kapas alkohol, ampul, infusan, obat kadaluarsa, sisa bungkus obat, pot urin, jaringan tubuh, sarung tangan dan masih banyak lainnya (Depkes RI, 2004). Pola perilaku petugas yang kurang memperhatikan aspek sanitasi lingkungan seperti tidak melakukan pemisahan sampah sesuai jenisnya, tidak melewati jalur khusus sampah dan lainnya serta kurangnya kesadaran petugas dalam penggunaan APD seperti tidak menggunakan masker atau sarung tangan dapat meningkatkan kasus nosokomial karena dapat terjadi infeksi melalui udara atau tertusuk jarum bekas dan lainnya, oleh karena itu petugas pengumpul sampah harus dapat berperilaku sesuai dengan persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit yang berlaku (Nenny,dkk 2006). Secara umum, petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis memiliki tugas, antara lain: membersihkan setiap ruangan di area rumah sakit (menyapu dan mengepel), membersihkan seluruh taman dan halaman yang ada di area rumah sakit, mengangkut sampah non medis ke tempat pembuangan sementara sampah di rumah sakit dan sampah medis rumah sakit ke IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) (RSUD Ciamis, 2010). Petugas kebersihan (cleaning service) mempunyai resiko untuk terpajan bahan biologi berbahaya (biohazard). Kontak dengan alat medis sekali pakai (disposable equipment) seperti jarum suntik bekas maupun selang infus bekas, serta membersihkan seluruh ruangan di rumah sakit dapat meningkatkan resiko untuk terkena penyakit infeksi bagi petugas kebersihan (cleaning service) rumah sakit (Anies, 2005). Hasil sampah jika tidak ditangani dengan serius mendatangkan risiko yang cukup berbahaya seperti infeksi pada karyawan maupun pasien dalam jangka waktu panjang (Depkes RI, 2004). Praktik pengelolaan sesuai standar diharapkan dapat meminimalisir pengaruh negatif terhadap lingkungan, kesehatan dan keselamatan pekerja. Pada dasarnya praktek atau perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003). Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan Retno 2005 di RSUP Dr. Sardjito, menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku pengumpul sampah medis. Menurut Green dalam Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu: 1) Faktor predisposisi yang merupakan faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, faktor ini antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, dan tradisi, 2) Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), yaitu faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan yang meliputi sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan. 3) Faktor-faktor penguat (reinforcing factors), adalah faktor-faktor yang mendorong dan memperkuat terjadinya perilaku diantaranya sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas kesehatan. termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan Pengetahuan dan sikap menurut teori Green merupakan faktor presdesposisi atau faktor yang dapat mempermudah seseorang untuk melakukan mempraktekkan pengelolaan sampah. Dimana tindakan atau perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan dan dibentuk oleh pengetahuan yang diterima. kemudian timbul persepsi dari individu dan memunculkan sikap, niat, keyakinan/kepercayaan, yang dapat memotivasi dan mewujudkan keinginan menjadi suatu perbuatan. Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis merupakan rumah sakit pemerintah rujukan dari beberapa Puskesmas, jumlah kunjungan pasien pada bulan Juli 2014 sebanyak pasien.

3 RSUD Kabupaten Ciamis menghasilkan produksi limbah medis sebesar 20,5kg/hari yang meliputi jarum suntik, kasaverban, kapas alkohol, ampul, infusan, obat kadaluarsa, sisa bungkus obat, pot urin dan sarung tangan. Penanganan sampah medis di RSUD Kabupaten Ciamis dilakukan oleh bagian sanitasi yang ditugaskan di masing-masing ruangan. Setiap dua kali sehari petugas mengambil sampah di masing-masing ruangan untuk dibawa ke pembuangan sementara. Berdasarkan hasil survei pendahuluan melalui wawancara dengan kepala Bagian Sanitasi Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Ciamis, ditemukan beberapa kasus permasalahan terkait dengan pengelolaan sampah medis, diantaranya kejadian tertusuk jarum suntik yang terjadi pada saat pengambilan atau pemisahan sampah medis, hal ini dikarenakan masih bercampurnya jarum suntik dengan sampah medis dalam kantong penampung, dan hal itu sangat berbahaya, jika jarum suntik tersebut bekas penderita HIV, karena salah satu cara penularan penyakit HIV adalah melalui jarum suntik yang telah digunakan pada penderita HIV, sehingga dengan adanya kasus tertusuk jarum suntik dalam pengelolaan sampah di rumah sakit, maka dapat berisiko meningkatnya angka kasus HIV. Selain itu permasalahan yang pernah terjadi menurut laporan PT. Cipta Karya sebagai instansi yang bekerjasama dengan RSUD Ciamis, ada penyalahgunaan jarum suntik bekas yang dijadikan untuk mainan dan diperjualbelikan. Hal ini diakibatkan karena pada saat pengumpulan sampah medis dari setiap ruangan tidak dipisahkan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap petugas terhadap praktik pengelolaan limbah medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis tahun METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan desain cross sectional, Populasi dan sampel sebanyak 34 cleaning service. Instrumen menggunakan kuesioner yang telah di uji validitas dan reliabilitas. Variabel penelitian dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu pengetahun baik (>80%) dan kurang (< 80%). Sikap baik (>24,76), kurang (<24,76), praktek baik (>18,62), kurang (<18,62). Teknik analisis yang digunakan univariat yaitu presentase dan analisis bivariat menggunakan chi square. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Umur cleaning service yang menjadi responden rata-rata berumur 28 tahun, dengan umur terendah 22 tahun dan umur tertua 38 tahun, berjenis kelamin laki-laki (100%), berpendidikan SMP (67,6%), SMA (32,4%), rata-rata memiliki lama kerja 5 tahun, masa kerja terendah 2 tahun dan masa kerja paling lama 7 tahun. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Cleaning Service Mengenai Pengelolaan Sampah Medis di RSUD Kabupaten Ciamis No Pengetahuan Pengelolaan Sampah F % 1 Baik 21 61,8 2 Kurang 13 38,2 Jumlah Pengetahuan pengelolaan sampah medis cleaning service di RSUD Kabupaten Ciamis sebagian besarnya masih termasuk kategori baik (61,8%), sedangkan yang berpengetahuan kurang (38,2%). Pengetahuan pengelolaan sampah medis yang diketahui dengan baik oleh cleaning service diantaranya ; pengertian sampah medis, cara identifikasi sampah, sampah yang termasuk infeksius, sistem pengelolaan sampah medis padat, ketentuan tempat pembuangan sampah sementara sebelum sampah diangkut ke pembuangan akhir dan pemilahan sampah medis padat. Pengetahuan yang belum diketahui secara baik oleh cleaning service diantaranya; sampah medis rumah sakit yang perlu dikelola secara tepat, tata cara pemisahan sampah dalam pengelolaan sampah medis rumah sakit, sampah yang harus dimasuk pada plastik warna kuning, dan mengenai perwadahan sampah medis padat.

4 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sikap Cleaning Service dalam Pengelolaan Sampah Medis di RSUD Kabupaten Ciamis No Sikap Pengelolaan Sampah Medis F % 1 Baik 18 52,9 2 Kurang 16 47,1 Jumlah Sikap cleaning service di RSUD Kabupaten Ciamis dalam pengelolaan sampah medis termasuk kategori baik, hal itu dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan sebagian besar (52,9%) cleaning service memiliki sikap baik dalam pengelolaan sampah medis, dan hanya kurang dari setengahnya yang sikapnya kurang (47,1%). Kegiatan pengelolaan sampah yang paling disikapi dengan baik oleh responden adalah mengenai pemisahan sampah dalam pengelolaan sampah medis rumah sakit dimulai dari Identifikasi pemisahan labeling packing, sedangkan yang paling sedikit disikapi secara baik adalah mengenai sampah yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan medis, ditampung, dikumpulkan, diangkut sampai dengan pembuangan dan dimusnahkan dengan cara dibakar. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Praktek Pengelolaan Sampah Medis oleh Cleaning Service di RSUD Kabupaten Ciamis No Praktek Pengelolaan Sampah Medis F % 1 Baik 19 55,9 2 Kurang 15 44,1 Jumlah Praktik pengelolaan sampah medis oleh cleaning service RSUD Kabupaten Ciamis termasuk kategori baik, hal itu dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan sebagian besar yaitu 55,9% melakukan praktik pengelolaan sampah medis dengan kategori baik dan 44,1% termasuk kategori kurang. Praktik pengelolaan sampah selalu dilakukan dengan baik oleh cleaning service adalah memperhatikan wadah atau kantong plastik dalam keadaan baik (Tidak Bocor), jika dalam kantong plastik terdapat sampah yang tidak sesuai dengan jenis sampahnya dipisahkan ke kantong plastik yang sesuai jenisnya, pemilahan sampah mulai dari sumber yang menghasilkan sampah, memasukkan sampah infeksius ke kantong plastik warna kuning, membuang sampah medis pada container/bak sampah medis atau terpisah dengan sampah non medis, mengganti kantong plastik tempat sampah di setiap ruangan dengan warna plastik yang berbeda, tidak menyimpan container pengangkut sampah di lajur ruang rawat inap atau di area pelayanan kesehatan UGD, atau di are ruang tunggu, kantong plastik diikat sebelum terpenuhi oleh sampah, dan container pengangkut sampah rutin dibersihkan. Tabel 4. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan dengan Praktek Pengelolaan Sampah Medis di RSUD Kabupaten Tasikmalaya Pengetahuan tentang Pengelolaan Sampah Medis Praktek Pengelolaan Sampah Medis Baik Kurang Jumlah n % n % n % Kurang 2 15, , Baik 17 81,0 4 19, Jumlah 19 55, , P Value 0,001 OR 95% Cl 23,375 (3, ,021)

5 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan praktik pengelolaan sampah medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis, hal itu dapat dilihat dari uji statistik yang peroleh nilai p value 0,001 yang lebih besar dari 0,05. Dari nilai Odd Ratio (OR) mengindikasikan cleaning service yang memiliki pengetahuan kurang mengenai pengelolaan sampah medis mempunyai peluang 23,375 kali melakukan praktik pengelolaan sampah secara kurang baik, dibanding dengan yang memiliki pengetahuan baik. Hasil penelitian yang dilakukan penulis relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan Dewi (2012) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan praktik pengelolaan sampah medis (p = 0,020). Hasil penelitian penulis tidak sejalan dengan hasil penelitian Magdalena (2013) yang menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan praktik petugas sanitasi dalam pengelolaan sampah medis (p value = 0,189). Hasil penelitian Jasmawati (2012) mengungkapkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan praktik petugas pengelola sampah medis (p value = 0,146). Terdapatnya perbedaan hasil penelitian lebih disebabkan responden yang berbeda dan tentunya memiliki karakteristik yang berbeda pula, baik itu dari tingkat pengetahuan, ataupun praktiknya sehingga sebaran datanya juga ada perbedaan, artinya setiap responden yang memiliki pengetahuan baik belum tentu melakukan praktik yang baik. Hasil penelitian penulis menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan praktik pengelolaan sampah, yang berarti pula semakin baik pengetahuan seseorang maka akan semakin baik pula orang tersebut dalam melakukan pengelolaan sampah. Adanya risiko terhadap suatu penyakit merupakan pengetahuan yang sudah melekat pada para pegawai yang bekerja di lingkungan fasilitas kesehatan, sehingga mereka berupaya untuk melakukan praktek pengelolaan sampah secara baik sesuai dengan standar operasi. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Tabel 5. Tabulasi Silang Hubungan Sikap dengan Praktek Pengelolaan Sampah Medis di RSUD Kabupaten Tasikmalaya Sikap Terhadap Pengelolaan Sampah Medis Praktek Pengelolaan Sampah Medis Baik Kurang Jumlah n % n % n % Kurang 4 25, , Baik 15 83,3 3 16, Jumlah 19 55, , P Value 0,002 OR 95% Cl 15,000 (2,800-80,356) Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan praktik pengelolaan sampah medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis dengan nilai p value 0,002 yang lebih besar dari 0,05. Dari nilai Odd Ratio (OR) menunjukkan bahwa cleaning service yang memiliki sikap baik dalam pengelolaan sampah medis mempunyai peluang 15 kali melakukan praktik pengelolaan sampah secara baik, dibanding dengan yang memiliki sikap kurang. Hasil penelitian yang dilakukan penulis sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2012) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antar sikap dengan praktik pengelolaan sampah medis (nilai p = 0,001). Terdapat hasil penelitian yang tidak sejalan dengan hasil penelitian penulis, diantaranya hasil penelitian Magdalena (2013) yang menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap dengan praktik petugas sanitasi dalam pengelolaan sampah medis di RSUD Kabupaten Kebumen (p value =0,152). Hasil penelitian Jasmawati (2012) menyimpulkan tidak ada hubungan antara sikap dengan praktik petugas pengelola sampah medis (p value = 0,334). Adanya hubungan antara sikap dengan praktik pengelolaan sampah, tidak terlepas dari pengetahuan responden serta stimulus yang ada seperti risiko terpajan suatu penyakit, standar operasi pelaksanaan pengelolaan sampah. Praktek atau tindakan merupakan wujud dari perilaku terbuka seseorang setelah mengetahui stimulus atau objek kesehatan, jika stimulus yang diketahui

6 disikapi dan dinilai baik maka orang tersebut akan melaksanakan atau mempraktekkan pengelolaan sampah medis secara baik. Menurut Notoadmodjo (2003) Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan lain sebagainya. Terbentuknya suatu praktik baru, dimulai pada cognitive domain dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi untuk pengelolaan sampah sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subyek tersebut selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subyek terhadap pengetahuan tentang pengelolaan sampah. Pengetahuan dan sikap subyek terhadap praktek pengelolaan sampah diharapkan akan membentuk praktik (psikomotor) subyek terhadap praktek. SIMPULAN DAN SARAN Ada hubungan antara pengetahuan dengan praktik pengelolaan sampah medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis (nilai p value = 0,001, OR = 23,375), ada hubungan antara sikap dengan praktik pengelolaan sampah medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis (p value =0,002, OR = 15,000). Disarankan meningkatkan pengetahuan cleaning service mengenai sampah medis rumah sakit yang perlu dikelola secara tepat, tata cara pemisahan sampah dalam pengelolaan sampah medis rumah sakit, sampah yang harus dimasuk pada plastik warna kuning, dan mengenai perwadahan sampah medis padat. Upaya yang dapat dilakukan oleh rumah sakit adalah memberikan penyuluhan melalui kegiatan meeting dan memberikan buku saku pengelolaan sampah medis yang memuat tentang prosedur, risiko kecelakaan kerja pada pegawai pengelola sampah medis rumah sakit, dan cara penanggulangannya. menumbuhkan sikap positif cleaning service terhadap penampungan sampah dari ruangan pelayanan medis, pembuangan dan pemusnahan sampah dengan cara dibakar. Meningkatkan sikap positif dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pengetahuan melalui kegiatan meeting dan buku saku pengelolaan sampah. Meningkatkan kinerja atau praktik cleaning service dalam mengidentifikasi atau memastikan sampah yang di masukan ke kantong plastik sesuai dengan jenis sampahnya, mengelompok sampah sesuai dengan jenis sampah atau warna kantong plastik, dan praktik pemisahan sampah menggunakan kantong plastik dengan label yang berbeda-beda sesuai dengan jenis sampahnya. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya pemberian buku saku mengenai pengelolaan sampah, menempelkan standar dan prosedur pengelolaan sampah, dan melakukan pengawasan terhadap praktik pengelolaan sampah medis. DAFTAR PUSTAKA Adikoesoemo, Manajemen Rumah Sakit. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Anies Penyakit Akibat Kerja. Cetakan Pertama. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Azwar, Saifudin, Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta:EGC. Depkes RI, Pedoman sanitasi rumah sakit di Indonesia. Jakarta : Direktorat Jenderal PPM & PL dan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta : Bakti Husada., Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya (Cetakan ke Dua). Jakarta : Departemen Kesehatan RI Dewi dan wawan (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan perilaku Manusia.Yogyakarta : Nuha Medika Dwiyatmo, Kus, Pencemaran Lingkungan dan Penanganannya, Jogjakarta: Citra Aji Parama. Elmubarok, Zaim, Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta Kemenkes RI Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010, Jakarta:Kementrian Kesehatan RI. Kepmenkes RI No. 1204/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular Dan Penyehatan Lingkungan 2004 Kusminarno, K., Manajemen Limbah Rumah Sakit,

7 Muliartha, Pemisahan Limbah Medis dengan Non Medis dan Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Surabaya. Nainggolan, R., Elsa, Musadad A., Kajian Pengelolaan Limbah Padat Medis Rumah Sakit. Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta., Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: PT. Rineka Cipta., Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam, Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skrips, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta : Salemba Medika Purwanto, Heri Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC. Sarlito W. Sarwono dan Meinarno, Eko A, Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba Humanika Simora, Bison Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta : PT. Gramedia Pustak Utama. Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Sudarso Pengelolaan Sampah, CV. Tiga Serangkai, Surabaya Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pada Pasal 23

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERSEDIAAN FASILITAS DENGAN PRAKTIK PETUGAS PENGUMPUL LIMBAH MEDIS DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERSEDIAAN FASILITAS DENGAN PRAKTIK PETUGAS PENGUMPUL LIMBAH MEDIS DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERSEDIAAN FASILITAS DENGAN PRAKTIK PETUGAS PENGUMPUL LIMBAH MEDIS DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA CORRELATION KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND AVAILABILITY OF FACILITY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan menghasilkan bermacam-macam buangan limbah yang dapat mempengaruhi kesehatan. Rumah sakit sebagai salah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO (World Health Organisation) tahun 1957 diberikan batasan yaitu suatu bagian menyeluruh, integrasi dari

Lebih terperinci

KORELASI JUMLAH PASIEN DAN PRODUKSI LIMBAH MEDIS PADAT DI RUANG RAWAT INAP DAN UNIT GAWAT DARURAT RS SITI KHADIJAH, SEPANJANG SIDOARJO

KORELASI JUMLAH PASIEN DAN PRODUKSI LIMBAH MEDIS PADAT DI RUANG RAWAT INAP DAN UNIT GAWAT DARURAT RS SITI KHADIJAH, SEPANJANG SIDOARJO Rahmi N.A. dan Lilis S., Jumlah Pasien dan Produksi Limbah Medis Padat KORELASI JUMLAH PASIEN DAN PRODUKSI LIMBAH MEDIS PADAT DI RUANG RAWAT INAP DAN UNIT GAWAT DARURAT RS SITI KHADIJAH, SEPANJANG SIDOARJO

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai masa depan dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, penduduknya berperilaku hidup bersih dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS SANITASI DENGAN PRAKTIK PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI RSUD KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS SANITASI DENGAN PRAKTIK PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI RSUD KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013 1 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS SANITASI DENGAN PRAKTIK PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI RSUD KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013 Maria Magdalena Yunita Wungo*), Eni Mahawati **), Eko Hartini**) *

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medik dan non medik. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medik dan non medik. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu unit yang mencakup berbagai kegiatan kompleks didalamnya, antara lain pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, layanan medik,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Infeksi yang terjadi dirumah sakit salah

BAB I PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Infeksi yang terjadi dirumah sakit salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Petugas kesehatan yang paling sering berinteraksi dan paling lama kontak dengan pasien dalam memberikan asuhan salah satunya adalah perawat (Nursalam, 2011). Perawat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat tahun 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETUGAS KEBERSIHAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PUSKESMAS KOTA BANJARBARU Norsita Agustina, Hilda Irianty, Nova Tri Wahyudi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan

Lebih terperinci

MEDICAL WASTE ANALYSIS IN PUBLIC HEALTH CENTER. Anita Dewi Moelyaningrum Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.

MEDICAL WASTE ANALYSIS IN PUBLIC HEALTH CENTER. Anita Dewi Moelyaningrum Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. MEDICAL WASTE ANALYSIS IN PUBLIC HEALTH CENTER Anita Dewi Moelyaningrum Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Abstract Public Health Center is one of the institution which produce medical waste.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PEMBUANGAN SAMPAH MEDIS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PEMBUANGAN SAMPAH MEDIS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 49 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PEMBUANGAN SAMPAH MEDIS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Sudiharti, Solikhah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SOP-110809001-LMB-01 00 `10 November 2014 1 DARI 5 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Dibuat Oleh : Petugas Limbah/Kesling Disetujui Oleh : Kepala Puskesmas ( Iskimi,Amkl ) NIP.19631025 199103 1 009 ( dr.h.t.fadhly

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal HUBUNGAN PENYAJIAN MAKANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANUNTALOKO PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG 1) Megawati 1) Bagian Gizi FKM Unismuh Palu ABSTRAK Pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengelolaan, Limbah Medis Padat

Kata Kunci : Pengelolaan, Limbah Medis Padat ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT TK.III ROBERT WOLTER MONGINSIDI MANADO Bebi Darlin Kakambong *, Harvani Boky *, Rahayu H. Akili * * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA

GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA Desi Juliannur, Sunarsieh dan Aryanto Purnomo Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik

Lebih terperinci

Oleh : Rahayu Setyowati

Oleh : Rahayu Setyowati FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INSTALASI RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA (Survei Pada Ibu Usia Kurang 20 tahun di Desa Wonoharjo Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis) Susi Aprilyanti 1) Nur Lina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari tujuan dan upaya pemerintah dalam memberikan arah pembangunan ke depan bagi bangsa Indonesia.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR WASTE HANDLING CORRELATION WITH THE OCCURRENCE OF DIARRHEA ON TODDLER WORKING AREA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia kesehatan erat sekali hubungannya dengan masalah lingkungan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam pencapaian

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PEMILAHAN DAN PEWADAHAN LIMBAH MEDIS PADAT. Lailatul Fahriyah, Husaini, Noor Ahda Fadillah

PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PEMILAHAN DAN PEWADAHAN LIMBAH MEDIS PADAT. Lailatul Fahriyah, Husaini, Noor Ahda Fadillah PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PEMILAHAN DAN PEWADAHAN LIMBAH MEDIS PADAT Lailatul Fahriyah, Husaini, Noor Ahda Fadillah Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi- tingginya,

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi- tingginya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat di lingkungannya. Kesehatan dan keselamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 38 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Rumah sakit Islam Kendal adalah rumah sakit swasta yang dikelola oleh amal usaha muhammadiyah. Rumah sakit tipe C yang sudah terakreditasi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas hidup manusia, tidak dapat diukur dari sudut pandang ekonomis saja, tapi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEHTAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEHTAHUN 2012 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEHTAHUN Aulia Andarnita Mahasiswa S Kesehatan Masyarakat U budiyah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA Nurul Nuryani 1, Dwi Dahlia Susanti 2 1 Staf RS Tasik Medika Citratama, 2 Dosen Program

Lebih terperinci

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK DI RUMAH SAKIT BAPTIS KOTA KEDIRI Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit (RS) merupakan suatu unit yang sangat kompleks. Kompleksitas ini

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit (RS) merupakan suatu unit yang sangat kompleks. Kompleksitas ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit (RS) merupakan suatu unit yang sangat kompleks. Kompleksitas ini tidak hanya berkaitan dengan rumah sakit sebagai tempat pelayanan medis namun juga

Lebih terperinci

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, besar artinya bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia. Rumah sakit

Lebih terperinci

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun

Lebih terperinci

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGOLAH SAMPAH DI DUSUN PADUKUHAN DESA SIDOKARTO KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Surahma

Lebih terperinci

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT KOTA PALU

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT KOTA PALU PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT KOTA PALU Andi Bungawati Bagian Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Palu ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pembangunan di lakukan pemerintah dewasa ini tidak hanya meliputi satu bidang saja, tetapi meliputi berbagai bidang termasuk bidang kesehatan.salah satu upaya untuk

Lebih terperinci

D. Pertanyaan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C.

D. Pertanyaan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. iii DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR SINGKATAN... viii PERNYATAAN... ix KATA PENGANTAR... x ABSTRAK... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan tempat yang sangat dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Hampir semua orang tidak tergantung usia dan tingkat sosial yang menyadari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit perlu mendapat perhatian serius dalam upaya melindungi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh proses pelayanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG UNIVERSAL PRECAUTIONS DENGAN PENERAPAN UNIVERSAL PRECAUTIONS PADA TINDAKAN PEMASANGAN INFUS

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG UNIVERSAL PRECAUTIONS DENGAN PENERAPAN UNIVERSAL PRECAUTIONS PADA TINDAKAN PEMASANGAN INFUS HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG UNIVERSAL PRECAUTIONS DENGAN PENERAPAN UNIVERSAL PRECAUTIONS PADA TINDAKAN PEMASANGAN INFUS Indra Syahrizal 1, Darwin Karim 2, Fathra Annis Nauli 3 Mahasiswa/Perawat

Lebih terperinci

Marieta K. S. Bai, SSiT, M.Kes. Abstract

Marieta K. S. Bai, SSiT, M.Kes. Abstract 551 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 1, NOMOR 1 JUNI 1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PENDERITA TB PARU DENGAN PERILAKU PEMBUANGAN DAHAK DI PUSKESMAS REWARANGGA KECAMATAN ENDE TIMUR KABUPATEN ENDE

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA Retno Setyo Iswati Tenaga Pengajar Prodi DIII Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir akhir ini persoalan limbah menjadi masalah yang cukup serius bagi pencemaran lingkungan, dimana aktiftitas dan jumlah penduduk yang semakin bertambah menambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang potensial menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Seperti halnya sektor industri, kegiatan rumah sakit berlangsung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Esti Ratnasari dan Muhammad Khadziq Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu tempat pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama untuk masyarakat yang sedang sakit. Tujuan utama rumah sakit

Lebih terperinci

Yane Liswanti 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author : ABSTRAK

Yane Liswanti 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author : ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA MAHASISWA PRODI DIII ANALIS KESEHATAN STIKes BTH TASIKMALAYA Yane Liswanti 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT Puji Hastuti Poltekkes Kemenkes Semarang E-mail: pujih75@gmail.com Abstract: The purpose of this cross-sectional research

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU KEPALA KELUARGA DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DESA PINTADIA KECAMATAN BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Suharto S. Bunsal*, A. J. M. Rattu*, Chreisye K.F.

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih PENDAHULUAN Kelas Ibu Hamil merupakan sarana belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN KAKI LIMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Erris, 2 Marinawati 1 Poltekes

Lebih terperinci

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan pasien dengan berbagai penyakit diantaranya adalah penyakit infeksi, dari mulai yang ringan sampai yang terberat. Masyarakat yang

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI Evaluation of Solid Waste Management System in General Hospital Regional Blambangan, Banyuwangi Rr Domy Line dan Lilis

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sri Mulyati Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi penulis

Lebih terperinci

Fajarina Lathu INTISARI

Fajarina Lathu INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar

Lebih terperinci

EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM: P

EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM: P JURNAL SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DASAR (HANDSCOON DAN MASKER) DI RUMAH SAKIT GRHA HUSADA GRESIK Oleh EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM:

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN SIKAP MENCEGAH INFEKSI NOSOKOMIAL PADA KELUARGA PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju bahkan telah menggeser paradigma quality kearah paradigma quality

BAB I PENDAHULUAN. maju bahkan telah menggeser paradigma quality kearah paradigma quality BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya meningkatkan mutu pelayanan dan meningkatkan upaya keselamatan pasien sudah merupakan gerakan universal. Berbagai negara maju bahkan telah menggeser paradigma

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR MOTIVASI EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERAWAT DALAM PENGGUNAAN HANDSCOON

FAKTOR FAKTOR MOTIVASI EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERAWAT DALAM PENGGUNAAN HANDSCOON Faktor Faktor Motivasi Eksternal yang Mempengaruhi Perawat dalam Penggunaan Handscoon dalam Perawatan Luka di Ruang Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul FAKTOR FAKTOR MOTIVASI EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR Nur Alam Fajar * dan Misnaniarti ** ABSTRAK Penyakit menular seperti diare dan ISPA (Infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO, 2010) melaporkan limbah yang. sebesar 1%, limbah kimia dan farmasi 3%, dan limbah genotoksik dan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO, 2010) melaporkan limbah yang. sebesar 1%, limbah kimia dan farmasi 3%, dan limbah genotoksik dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang potensial menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Seperti halnya sektor industri, kegiatan rumah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PUSKESMAS RAWAT INAP DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016

ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PUSKESMAS RAWAT INAP DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016 ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PUSKESMAS RAWAT INAP DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI. Devi Permatasari*

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI. Devi Permatasari* HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI Devi Permatasari* Latar belakang : Dalam tindakan kewaspadaan universal diperlukan kemampuan dan pengetahuan perawat

Lebih terperinci

Tinjauan Penanganan Limbah Medis Padat di Unit Donor Darah PMI Cabang Kota Bandung Tahun 2017

Tinjauan Penanganan Limbah Medis Padat di Unit Donor Darah PMI Cabang Kota Bandung Tahun 2017 Tinjauan Unit Donor Darah PMI Cabang Kota Bandung Tahun 2017 Putra Akmal Jurusan Lingkungan Politeknik Kemenkes Bandung Jalan Babakan Loa, Cimahi Utara e-mail: akmalfp@yahoo.com Abstrak Penanganan khusus

Lebih terperinci

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN BERDASARKAN UMUR DAN PARITAS DI RSUD. INDRAMAYU DI RUANG POLI KEBIDANAN PERIODE JANUARI 2016 Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP LANSIA MENGENAI POSBINDU DI RW 07 DESA KERTAWANGI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2011 Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber

Lebih terperinci

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PANONGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK Pemberian

Lebih terperinci

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh HIV (Human Immune Deficiency Virus), relatif mudah menular dan mematikan.

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN KUALITAS JASA PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PADA RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) KASIH IBU MANADO TAHUN 2017 Vania S P.Lahinda*, F. J. O. Pelealu*,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Putu Rivan Gregourian Budiarta 1), Chreisye K. F. Mandagi 1),

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK Data dari profil kesehatan kabupaten/ kota di Propinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN PROMOSI BPJS KESEHATAN DAN PENGETAHUAN PASIEN DENGAN PEMANFAATAN LAYANAN BPJS KESEHATAN DI RSUD AMURANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN Vera J. Tumbuan *, Febi K. Kolibu *, Budi T. Ratag * * Fakultas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION OF HIV (PMTCT) OLEH IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA KOTA SEMARANG Dhenok Hajeng Prihestu Leksono, Siti

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini

Lebih terperinci

NOVERIANSYAH AKBAR NIM I

NOVERIANSYAH AKBAR NIM I NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT TERHADAP PENGGUNAAN SARUNG TANGAN DI UGD RUMAH SAKIT UNIVERSITAS TANJUNGPURA KOTA PONTIANAK NOVERIANSYAH AKBAR NIM I31112077

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA Merry Tiyas Anggraini, Afiana Rohmani Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI MURID KELAS VI MADRASAH DINIYAH ISLAMIYAH MUHAMMADIYAH SEI KINDAUNG KOTA BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI MURID KELAS VI MADRASAH DINIYAH ISLAMIYAH MUHAMMADIYAH SEI KINDAUNG KOTA BANJARMASIN Al Ulum Vol.52 No.2 April 2012 halaman 14-18 14 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI MURID KELAS VI MADRASAH DINIYAH ISLAMIYAH MUHAMMADIYAH SEI KINDAUNG KOTA BANJARMASIN ABSTRAK

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HYGIENE PERAWAT DAN FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 1. DATA UMUM A.

Lebih terperinci

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III M.Kustriyani 1), N.Rohana 2), T.S. Widyaningsih 3) F.S Sumbogo 4) 1,2,3) Dosen PSIK STIKES Widya Husada

Lebih terperinci

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI KABUPATEN BANYUMAS RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH

Lebih terperinci

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETANI TERHADAP PENGGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI RW 01/03 DESA SIALANG PANJANG KECAMATAN TEMBILAHAN HULU TAHUN 2016 Indrawati Dosen FIK Universitas Pahlawan Tuanku

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan juga merupakan bagian yang takterpisahkan dari pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan juga merupakan bagian yang takterpisahkan dari pembangunan, karena BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan adalah sebagai salah satu usaha untuk mencapai kesadaran kemampuan akan hidup sehat bagi masyarakat dan mewujudkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS PADA PENOLONG PERSALINAN SPONTAN DI RSUD BANJARNEGARA

PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS PADA PENOLONG PERSALINAN SPONTAN DI RSUD BANJARNEGARA PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS PADA PENOLONG PERSALINAN SPONTAN DI RSUD BANJARNEGARA Sutarni 1, Yuli Trisnawati 2 1,2 Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto Yulitrisnawati079@gmail.com ABSTRAK Penyakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL Jurnal maternal Dan Neonatal, 12/12 (2016), Hal 1-7 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL Heni Triana,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008 11 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008 Novie E. Mauliku, Nurbaeti, Indrianti Windaningsih ABSTRAK Latar Belakang

Lebih terperinci

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN DALAM PEMANFAATAN PUSKESMAS MOLOMPAR OLEH MASYARAKAT DESA MOLOMPAR II KECAMATAN TOMBATU TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE

Lebih terperinci