Rencana Strategis Tahun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rencana Strategis Tahun"

Transkripsi

1 Rencana Strategis Tahun Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Jl. Asia Afrika No Bandung Telp. (022) Fax Website : disperindag@jabarprov.go.id

2 Jl. Asia Afrika No Bandung Telp. (022) Fax Website : disperindag@jabarprov.go.id

3 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke Khadirat Allah S.A.W. bahwa Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran telah selesai disusun. RENSTRA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat yang telah diselaraskan dengan Peraturan Daerah Provinsi Nomor 25 Tahun 2014 tentang RPJMD Jawa Barat Prosesnya diawali dengan pengumpulan aspirasi dari masyarakat dilanjutkan dengan koordinasi dan sinergi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat yaitu Kementarian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan. RENSTRA ini merupakan dokumen perencanaan lima tahun yang digunakan sebagai pedoman dalam pembangunan dan pengembangan urusan industri dan perdagangan, dan penyusunannya disesuaikan dengan kebutuhan dan isu strategis dan sebagai bahan koordinasi baik dengan Pusat, Kabupaten/Kota di Jawa Barat maupun instansi terkait sehinga terjalin sinergitas dalam pengembangan industri dan perdagangan di Jawa Barat. Dalam Renstra terdapat gambaran umum sektor industri dan perdagangan, isu-isu stretegis yang dihadapi beserta kebijakan yang dirumuskan untuk pembangunan dan pengembangan industri dan perdagangan dimasa yang akan datang. Kebijakan tersebut dijabarkan dalam tujuan, sasaran strategis, indikator sasaran, indikasi Program/Kegiatan serta indikasi pendanaan yang akan dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan dukungan dana APBD Jawa Barat untuk mendukung mewujudkan janji Gubernur yang telah tertuang dalam RPJMD Jabar dan prioritas pembangunan daerah urusan industri dan perdagangan yang diharapkan dapat berdampak kepada menciptakan lapangan kerja/menurunnya jumlah pengangguran dan kemiskinan serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Untuk itu, hendaknya semua unsur pimpinan dan aparatur pelaksana di lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dapat melaksanakan berbagai kegiatan yang telah direncanakan dengan penuh tanggungjawab sebagai pelaksanaan dari tugas pokok dan fungsinya. i

4 Bandung, September 2013 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA BARAT Dr Ir. FERRY SOFWAN ARIF MSi. Pembina Utama Muda NIP ii

5 DAFTAR ISI Pengantar... i Daftar isi... iii Hal. Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... I Landasan Hukum... I Maksud dan Tujuan... I Sistimatika Penulisan... I-5 Bab II GAMBARAN PELAYANAN 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi... II Sumber daya... II Kinerja Pelayanan... II Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan... II-17 Bab III ISU-ISU STRATEGIS 3.1. identifikasi Permasalahan... III Telaahan Visi, Misi & Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih... III Telaahan Renstra Kementerian/lembaga... III Telaahan terhadap RTRW Provinsi Jawa Barat dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Provinsi Jawa Barat... III Penentuan isu-isu strategis... III-22 Bab IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi... IV Tujuan, Sasaran dan Strategi... IV Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi serta Kebijakan... IV Nilai-nilai... IV-9 Bab V PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF... V-1 iii

6 Bab VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 6.1 Tujuan dan sasaran RPJMD... VI Indikator Kinerja yang mengacu pada RPJMD... VI-1 Bab VII PENUTUP... VII-1 iv

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional merupakan landasan hukum dibidang perencanaan pembangunan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Peraturan ini merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan pemerintahan di Pusat dan Daerah dengan melibatkan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan daerah dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan. Adapun perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/ daerah dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan pembangunan menengah daerah diwujudkan dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat, yang merupakan dokumen perencanaan Pemerintah Daerah selama 5 (lima) tahun ke depan dan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun disusun sebagai acuan kelanjutan pembangunan Provinsi Jawa Barat 5 (lima) tahun sebelumnya, yaitu Tahun Demikian pula halnya Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Tahun merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Selain itu, RENSTRA Dinas disusun dengan mengkolaborasikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun Penyusunan RENSTRA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Tahun merupakan hasil proses panjang yang melibatkan seluruh stakeholder mulai dari perumusan indikator, strategi dan kebijakan guna mencapai target kinerja program prioritas, perumusan rencana program, kegiatan, kelompok sasaran beserta pendanaan indikatif sampai dengan penyelarasan perumusan indikator kinerja yang mengacu pada tujuan dan sasaran dalam rancangan awal RPJMD. I-1

8 Pembahasan dengan seluruh stakeholder dilaksanakan dalam Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan RENSTRA pada 5 (lima) wilayah yaitu Wilayah Cirebon, Wilayah Bogor, Wilayah Purwakarta dan Wilayah Priangan sampai dengan perumusan rancangan RENSTRA yang bertempat di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat. Pentahapan pembangunan bidang industri dan perdagangan tersebut dirumuskan berdasarkan evaluasi pelaksanaan dan ketercapaian indikator kinerja selama 5 (lima) tahun kebelakang dan penetapan isu strategis yang berkembang. Prioritas pengembangan industri unggulan di Jawa Barat yaitu pada pengembangan Industri Kreatif, Industri Telematika, Industri Furniture dan Industri Komponen Otomotif serta pengembangan IKM unggulan di Kab./Kota yg berbasis kompetensi inti daerah. Sedangkan prioritas pembangunan di bidang perdagangan adalah Pengembangan Sistem Perdagangan Dalam Negeri, Pengamanan Pasar Dalam Negeri, serta Pengembangan Ekspor Daerah dan Promosi Ekspor dengan senantiasa meningkatkan daya saing industri pengolahan dan skema perdagangan yang tertata diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga mampu mendongkrak indeks daya beli yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat Landasan Hukum RENSTRA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Tahun mengacu kepada: 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); I-2

9 5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2012; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 15. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ; 16. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Dan Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010, Nomor 0199/M PPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ; I-3

10 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah 19. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 10/M-IND/PER/1/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun ; 20. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 03/M-DAG/PER/1/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Perdagangan Tahun ; 21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47); Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2012; 22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 45); 23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 46); 24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64); 25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun ; 26. Peraturan Gubernur Provinsi Jabar Nomor 69 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat ( Berita Daerah Tahun 2009 Nomor 142 Seri D); 27. Peraturan Gubernur Provinsi Jabar Nomor 113 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas dan badan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa barat ( Berita Daerah Tahun 2009 Nomor 186 Seri D); 28. Peraturan Gubernur Provinsi Jabar Nomor 49 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Pelaksana Teknis Dinas di Lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat; 29. Peraturan Gubernur Provinsi Jabar Nomor 6 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata I-4

11 Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas di Lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat; 30. Surat Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat No. 800/5865/Skrt tahun 2013 Tanggal 28 Juni 2013 tentang Pembentukan Tim Penyusunan Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Tahun Maksud dan Tujuan Maksud disusunnya Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Tahun adalah mewujudkan pembangunan industri dan perdagangan yang berkeadilan melalui pembagian peran secara proporsional antara berbagai stakeholder terkait dari Pemerintah (Pusat, Provinsi dan Kab./Kota), Pelaku Usaha, Perguruan Tinggi, Lembaga, Asosiasi. Tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Tahun adalah: 1) Mewujudkan pentahapan pembangunan industri dan perdagangan yang kokoh dalam pencapaian Visi dan Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat; 2) Mewujudkan integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas pembangunan urusan industri dan perdagangan baik antar Pusat, Provinsi dan Kab./Kota di Jawa Barat; 3) Mengoptimalkan peran Pemerintah, Pelaku Usaha, Perguruan Tinggi dan Komunitas urusan Industri dan Perdagangan. 4) Memanfaatkan potensi sumber daya Industri dan Perdagangan di Jawa Barat secara efisien dan efektif Sistimatika Penulisan Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Tahun , memberikan arah perencanaan pembangunan jangka menengah daerah dan penganggaran yang meliputi urusan industri dan perdagangan di Jawa Barat. Adapun sistimatika penulisan RENSTRA adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Menjelaskan mengenai latar belakang penyusunan Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat tahun , didalamnya Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses I-5

12 penyusunan Renstra SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja Landasan Hukum Menjelaskan tentang undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran Maksud Tujuan Menjelaskan maksud dan tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat tahun Sistematika Penulisan Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra SKPD, serta susunan garis besar isi dokumen. BAB II Gambaran Pelayanan Dinas 2.1 Tugas, Fungsi dan Stuktur Organisasi. Menjelaskan secara umum tentang dasar hukum pembentukan, struktur organisasi, serta uraian tugas dan fungsi. Uraian tentang struktur organisasi ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah personil, dan tata laksana (proses, prosedur, mekanisme). 2.2 Sumber Daya Dinas Menjelaskan tentang macam sumber daya yang dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/modal, dan unit usaha yang masih operasional. 2.3 Kinerja Pelayanan Menjelaskan tingkat capaian kinerja berdasarkan sasaran/target Renstra periode sebelumnya, dan indikator kinerja pelayanan dan indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah. 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Menjelaskan hasil analisis terhadap Renstra K/L, RPJMD Provinsi Jawa Barat yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan SKPD pada lima tahun mendatang. Bagian ini mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan. BAB III Isu isu Strategis 3.1 Identifikasi Permasalahan I-6

13 Menjelaskan permasalahan-permasalahan pelayanan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih. Menjelaskan tugas dan fungsi yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan yang mempengaruhi pencapaiannya Telaahan RENSTRA Kementerian/Lembaga Menjelaskan faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan yang mempengaruhi permasalahan pelayanan ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L Isu-isu Strategis Menjelaskan isu strategis berdasarkan tahun rencana. BAB IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan 4.1. Visi dan Misi Menjelaskan Visi dan Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Tahun Tujuan dan Sasaran Menjelaskan tujuan dan sasaran dalam 5 (lima) tahun Strategi dan Kebijakan Menjelaskan strategi dan kebijakan dalam 5 (lima) tahun. BAB V Program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif Menjelaskan program dan kegiatan, indicator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif dari indicator kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Tahun BAB VI Indikator Kinerja yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD 6.1. Tujuan dan Sasaran RPJMD Menjelaskan tujuan dan sasaran RPJMD bidang Industri dan Perdagangan Indikator Kinerja yang mengacu kepada RPJMD Menjelaskan indikator kinerja yang mengacu kepada RPJMD dalam 5 (lima) tahun. BAB VII Penutup I-7

14 Menguraikan rangkuman tentang hal-hal pokok yang termuat dalam dokumen Rencana Strategis Tahun sebagai arah kebijakan dalam pelaksanaan program kegiatan yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun kedepan. I-8

15 BAB II GAMBARAN PELAYANAN 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu pelaksana teknis Gubernur dalam Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat seperti di tetapkan dalam Nomor: 21 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja dinas daerah Provinsi Jawa Barat telah mengalami sedikit perubahan dimana saat ini tugas pokok dan fungsi Dinas Indag Agro telah diintegrasikan kepada Disperindag Jabar. Dalam struktur organisasi baru berdasarkan Peraturan Daerah tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas pokok: Melaksanakan urusan pemerintah daerah bidang perindustrian dan perdagangan berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis bidang perindustrian dan perdagangan meliputi bidang :Industri logam mesin alat transportasi,tekstil dan produk tekstil, telematika dan elektronika, Industri aneka, kerajinan dan kimia, Industri agro, perdagangan dalam negeri, perdagangan luar negeri, promosi dan kerjasama industri dan perdagangan; b. Penyelenggaraan dan fasilitasi pengendalian dan pengawasan perindustrian dan perdagangan meliputi Industri logam mesin alat transportasi,tekstil dan produk tekstil, telematika dan elektronika, Industri aneka, kerajinan dan kimia, Industri agro, perdagangan dalam negeri, perdagangan luar negeri, promosi dan kerjasama industri dan perdagangan; c. Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dinas; Untuk melaksanakan Tugas Pokok dan fungsi tersebut, struktur organisasi Dinas perindustrian dan perdagangan Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut: II-1

16 1. Kepala Dinas 2. Sekretariat, membawahkan : 1) Subag Perencanaan dan Program 2) Subag Keuangan 3) Subag Kepegawaian dan Umum 3. Bidang ILMATTATEL (Industri Logam, Mesin, Tekstil dan produk Tekstil, Alat Transportasi, Telematika dan Elektronika), membawahi: 1) Seksi Industri Logam dan Mesin 2) Seksi Industri Alat Transportasi, Telematika dan Elektronika 3) Seksi Industri Tekstil dan Produk Tekstil 4. Bidang IAKK (Industri Aneka, Kerajinan dan Kimia). Pada pelaksanaan Tugas pokok dan Fungsinya, membawahi: 1) Seksi Aneka Industri 2) Seksi Industri Kerajinan 3) Seksi Industri Kimia 5. Bidang Industri Agro. Bidang ini sebagai salah satu bidang baru pada struktur organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, membawahi: 1) Seksi Industri Makanan 2) Seksi Industri Minuman dan Tembakau 3) Seksi Industri Hasil hutan dan Perkebunan 6. Bidang Perdagangan Dalam Negeri, membawahi: 1) Seksi Bina Pasar 2) Seksi Bina Usaha dan Sarana Perdagangan 3) Seksi Perlindungan Konsumen dan Pengawasan 7. Bidang Perdagangan Luar Negeri, membawahi: 1) Seksi Ekspor Hasil Industri dan Pertambangan 2) Seksi Impor 3) Seksi Ekspor Hasil Pertanian Perkebunan dan Kehutanan 8. Bidang Promosi, Kerjasama Industri dan Perdagangan, membawahi : 1) Seksi Promosi Ekspor 2) Seksi Kerjasama Dagang 3) Seksi Kerjasama Industri II-2

17 9. Balai Pengembangan Perindustrian, membawahi : (1) Subbag Tata Usaha (2) Seksi Pengembangan Teknologi (3) Seksi Pengembangan Usaha 10. Balai Kemetrologian Bandung, membawahi : (1) Subbag Tata Usaha (2) Seksi Teknis (3) Seksi Standarisasi Ukuran dan Laboratorium 11. Balai Kemetrologian Tasikmalaya, membawahi : (1) Subbag Tata Usaha (2) Seksi Teknis (3) Seksi Standarisasi Ukuran dan Laboratorium 12. Balai Kemetrologian Cirebon, membawahi : (1) Subbag Tata Usaha (2) Seksi Teknis (3) Seksi Standarisasi Ukuran dan Laboratorium 13. Balai Kemetrologian Bogor, membawahi : (1) Subbag Tata Usaha (2) Seksi Teknis (3) Seksi Standarisasi Ukuran dan Laboratorium 14. Balai Kemetrologian Karawang, membawahi : (1) Subbag Tata Usaha (2) Seksi Teknis (3) Seksi Standarisasi Ukuran dan Laboratorium Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Jabar Nomor 6 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas di Lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, saat ini telah ada 6 (enam) UPTD yang melayani masyarakat di bidang Industri dan Perdagangan. Pada industri, terdapat Balai Pengembangan Perindustrian yang memiliki 9 (sembilan) sub unit pelayanan IKM dari berbagai komoditi dan tersebar lokasinya di Jawa Barat. Pada layanan kemetrologian, terdapat Balai Kemetrologian yang dibagi atas 5 (lima) wilayah yaitu Balai Kemetrologian Bandung, Balai Kemetrologian Bogor, Balai Kemetrologian Karawang, Balai Kemetrologian Cirebon dan Balai Kemetrologian Tasikmalaya. II-3

18 Ke-6 UPTD tersebut, selain telah memberikan pelayanan kepada masyarakat juga telah memberikan kontribusi positif terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Barat dari sektor Industri dan Perdagangan. Berikut ini adalah selengkapnya Bagan Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat II-4

19 Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Sumber : Disperindag Provinsi Jawa Barat, 2013 II-5

20 2.2 Sumber Daya Dalam penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsinya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat memiliki sumber daya baik itu sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana kerja. Gambaran umum potensi sumber daya manusia dapat digambarkan berdasarkan komposisi pembagian berdasarkan kelengkapan eselonisasi, komposisi berdasarkan kriteria tertentu seperti usia, pendidikan, golongan, jenis kelamin sampai dengan agama yang dianut oleh PNSD di lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat. Berikut ini adalah grafik berdasarkan pembagian komposisi berdasarkan eselon: Gambar 2.1 Sumber : Disperindag Provinsi Jawa Barat, November 2013 Selanjutnya, adalah grafik komposisi berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan dan golongan. II-6

21 Gambar 2.2 Sumber : Disperindag Provinsi Jawa Barat, November 2013 Gambar 2.3 Sumber : Disperindag Provinsi Jawa Barat, November 2013 II-7

22 Gambar 2.4 Sumber : Disperindag Provinsi Jawa Barat, November 2013 Gambar 2.5 Sumber : Disperindag Provinsi Jawa Barat, November 2013 Selain dari sumber daya manusia, Dinas Perindustrian dan Perdangan Provinsi Jawa Barat juga memiliki asset/modal berupa tanah, gedung kantor, kendaraan bermotor roda 4 dan 2 serta sarana dan prasarana kerja untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sampai dengan Tahun 2012 berikut ini adalah Rekapitulasi Buku Inventaris Barang yang telah berhasil dicatat. II-8

23 Tabel 2.1 Rekapitulasi Buku Inventaris Barang No Nama Bidang Barang Jumlah Barang Jumlah Harga Keterangan Golongan Tanah 54,904,433, Berdasarkan Hasil Audit 2 Tanah 44 54,904,433, BPK Tanggal 30 Mei Golongan Peralatan dan Mesin 31,756,408, Disimpan di Aset Lainnya 4 Alat-alat Besar 6 untuk tanah 4 Bidang Rp. 223,776, Alat -alat Angkutan 80 5,864,860, ,077,822,000, Bangunan 9 Bidang Rp.965,665,448 6 Alat Bengkel dan Alat Ukur 1,874 6,261,279, Alat Pertanian ,574, untuk Peralatan dan mesin Rusak Berat disimpan di aset lainnya sebesar Rp.363,826,450,- 8 Alat Kantor dan Rumah Tangga 4,207 9,499,637, Alat Studio dan Alat ,413,486,59 Komunikasi 10 Alat Kedokteran 8 4,272, Alat Laboratorium 1,999 8,484,593, Golongan Gedung dan 35,448,780, Bangunan 17 Gedung dan Bangunan 42 35,448,780, Golongan Jalan, Irigasi dan 110,332, Jaringan 19 Jalan, Irigasi dan jaringan ,332, Golongan Aset Tetap Lainnya 11,293, Buku Perpustakaan ,293, Jumlah 8, ,231,248, Sumber : Disperindag Provinsi Jawa Barat, 2012 II-9

24 2.3 Kinerja Pelayanan Dalam penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, tingkat capaian kinerja berdasarkan RENSTRA Tahun sampai dengan Tahun 2013 adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Pencapaian Kinerja Pelayanan No Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi Rasio Jumlah Wirausaha industri kecil dan menengah 2 Prosentase tingkat pelayanan pada usaha IKM 3 Jumlah penyerapan tenaga kerja pada IKM unit % orang Tingkat koordinasi dan konsolidasi % Jumlah penyerapan tenaga kerja pada industri besar 6 Jumlah keterlibatan perusahaan dalam pengembangan klaster industri 7 Jumlah penerapan standarisasi dan sertifikasi 8 Tingkat efisiensi dan efektivitas distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat dan barang strategis 9 Jumlah transaksi produk agro Jawa Barat per tahun 10 Prosentase tingkat penggunaan produk dalam negeri 11 Prosentase penyediaan sarana dan prasarana perdagangan yang memadai 12 Tingkat pengawasan barang beredar per tahun 13 Tingkat advokasi perlindungan konsumen per tahun 14 Prosentase penyelesaian tingkat sengketa konsumen orang perusahaan perusahaan % Rupiah 600 Milyar 145, % % kali % % II-10

25 No Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi Rasio Jumlah peneraan UTTP dan pengujian BDKT unit UTTP dan BDKT 16 Jumlah penerbitan SIUP dan TDP unit TDP dan SIUP 17 Volume dan nilai ekspor Jawa Barat Juta Ton dan Milyar 13 Juta Ton dan US$ 25,70 Milyar UTTP dan BDKT TDP dan SIUP 6,367 Juta Ton dan US$ 23,739 Milyar 18 Laju Pertumbuhan Ekspor Jawa % 8,1 10, Barat 20 Volume dan nilai impor Jawa Barat Juta Ton 4,8 Juta 11,310 Juta 18 dan Milyar Ton dan US$ 10,6 Milyar Ton dan US$ 1,928 Milyar 21 Laju Pertumbuhan impor Jawa Barat % 9,2 9, Jumlah SDM yang memiliki % kompetensi 24 Tingkat produktivitas aparatur % Tingkat kasus pelanggaran disiplin % Tingkat pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kerja aparatur sesuai standar daerah 27 Tingkat pemenuhan kebutuhan dasar operasional Dinas/UPTD dalam mendukung tupoksi 28 Tingkat pemeliharaan sarana dan prasarana Dinas/UPTD 29 Tingkat akurasi data dan ketepatan waktu pelaporan 30 Rasio penggunaan informasi terhadap jumlah pelaku usaha Indag dan Pembina Indag di Kabupaten/Kota Sumber : Disperindag Provinsi Jawa Barat, % % % % % II-11

26 Adapun anggaran dan realisasi pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun 2013 adalah sebagai berikut : Tabel 2.3 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Belanja Program / Kegiatan Realisasi Anggaran Keu (Rp.) % Belanja Tidak Langsung 44,149,501, ,048,843, Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah Fasilitasi Perencanaan Pembangunan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jawa Barat Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Dinas Perindag. Prov. Jabar Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Balai Kemetrologian Bandung Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Balai Kemetrologian Karawang Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Balai Kemetrologian Bogor 600,000, ,125, ,000, ,125, ,450, ,627, ,450, ,627, ,847,687, ,020,093, ,800,800, ,426,166, ,000, ,597, ,770, ,233, ,873, ,433, II-12

27 Program / Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Balai Kemetrologian Cirebon Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Balai Kemetrologian Tasukmalaya Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Balai Pengembangan Perindustrian Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Peningkatan Sarana dan Prasarana Dinas Perindag. Peningkatan Sarana dan Prasarana Balai Kemetrologian Bogor Peningkatan Sarana dan Prasarana Balai Kemetrologian Karawang Peningkatan Sarana dan Prasarana Balai Kemetrologian Bandung Peningkatan Sarana dan Prasarana Balai Kemetrologian Cirebon Pembangunan Gedung Sub Unit Pengembangan IKM TPT Majalaya Peningkatan Sarana dan Prasarana Balai Pengembangan Perindustrian Peningkatan Sarana dan Prasarana Balai Kemetrologian Tasikmalaya Belanja Anggaran Realisasi Keu (Rp.) % 440,962, ,581, ,083, ,661, ,198, ,419, ,284,725, ,578,740, ,210,574, ,087,641, ,031,444, ,974,754, ,054,315, ,768,763, ,000, ,681, ,153,097, ,139,053, ,000,000, ,820,038, ,199,246, ,187,115, ,136,048, ,126,691, II-13

28 Program / Kegiatan Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Dekranasda Prov. Jabar Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Balai Kemetrologian Bandung Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Kemetrologian Bogor Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Disperindag Prov. Jabar Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Balai Kemetrologian Karawang Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Balai Kemetrologian Cirebon Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Balai Kemetrologian Tasikmalaya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Baperin dan 9 Sub Unit IKM Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan Perencanaan dan Evaluasi Bidang Industri dan Perdagangan Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah Pengelolaan Informasi Bidang Industri dan Perdagangan Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Belanja Anggaran Realisasi Keu (Rp.) % 5,591,686, ,434,887, ,464, ,422, ,290, ,115, ,000, ,909, ,089, ,733, ,120, ,601, ,069, ,969, ,600, ,730, ,074,053, ,049,404, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,520, ,000, ,520, ,950,273, ,646,685, II-14

29 Program / Kegiatan Pengembangan Industri Kerajinan Pengembangan Bisnis Industri Ikan Laut Fasilitasi Kerjasama Industri Pengembangan Klaster Industri Batik Cirebon Piloting Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pengembangan Kewirausahaan Industri Kecil Prototype Knalpot Emisi Rendah Karya Mahasiswa Pengembangan Prototype Traktor Kajian Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa Melalui Pembentukan Industri Kelapa Terpadu Program Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Pengembangan Industri Kreatif Berbasis Teknologi Informasi Pengembangan Industri Makanan dan Minuman Pengembangan Industri Kreatif Berbasis Makanan Olahan Pengembangan Industri Kreatif Bebasis Komunitas Pengembangan Industri Otomotif Pengembangan Industri Kayu dan Rotan Belanja Anggaran Realisasi Keu (Rp.) % 142,750, ,750, ,000, ,231, ,000, ,270, ,883, ,586, ,000,000, ,095, ,000, ,494, ,640, ,257, ,000, ,000, ,387,996, ,529,520, ,000, ,565, ,000, ,402, ,000, ,476, ,000, ,975, ,000, ,825, ,000, ,264, II-15

30 Program / Kegiatan Peningkatan Teknologi Industri Aneka dan Industri Kimia Pengembangan Industri Alternatif berbasis Umbiumbian dan Jagung Penguatan Industri Kreatif Berbasis Fashion Pembinaan Industri Hasil Tembakau Fasilitasi Sertifikasi Standarisasi Mutu Industri Bagi IKM Peningkatan Layanan di Lingkungan Sub Unit Pengembangan dan Rumah Kemasan Masterplan Pusat Pelatihan SDM IKM TPT Pengembangan Industri Hasil Tembakau dengan Kadar Tar dan Nikotin Rendah Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Perdagangan Dalam Negeri Fasilitasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Pengelolaan dan Penataan Pasar Tradisional Pendukung Operasi Pasar Murah (KEPOKMAS) Fasilitasi Pasar Lelang dan Pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG) Fasilitasi Kerjasama Perdagangan Belanja Anggaran Realisasi Keu (Rp.) % 552,660, ,540, ,898, ,898, ,927, ,320, ,000, ,800, ,400,000, ,376,505, ,910, ,899, ,253,600, ,436, ,000, ,6132, ,035,000, ,475,252, ,000, ,003, ,000, ,636, ,000, ,975, ,000, ,147, ,000, ,489, Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Peningkatan Promosi Ekspor dan Perluasan Pasar 2,997,000, ,770,917, ,000, ,798, II-16

31 Program / Kegiatan Peningkatan Daya Saing Ekspor Fasilitasi Promosi Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri Secara Terpadu Belanja Anggaran Realisasi Keu (Rp.) % 497,000, ,155, ,000,000, ,825,963, Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Kemetrologian Balai Kemetrologian Karawang Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Balai Kemetrologian Bogor Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Balai Kemetrologian Bandung Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Balai Kemetrologian Cirebon Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Balai Kemetrologian Tasikmalaya Fasilitasi Pengawasan Barang Beredar dan Kemetrologian 7,551,494, ,338,539, ,730,004, ,423,569, ,492,100, ,412,285, ,596,440, ,215,377, ,148,250, ,026,030, ,700, ,080, ,000, ,198, JUMLAH 102,655,814, ,688,753, Sumber : Disperindag Provinsi Jawa Barat, Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Saat ini, telah terjalin banyak perjanjian dan/atau kerja sama antar Indonesia dengan negara lain dan/atau kawasan, termasuk di bidang perdagangan. Hal ini merupakan tantangan dan peluang yang dihadapi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provnsi Jawa Barat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. II-17

32 Mencermati fenomena yang terjadi dan memperhatikan kemampuan yang dimiliki, berikut ini adalah tantangan yang berhasil terdefinisi : 1. Kontinuitas bahan baku bagi pengembangan industri pengolahan 2. Pelaksanaan pasar ASEAN Tahun 2015 dan pasar global lainnya sehingga membanjirnya produk impor/tidak berlabel 3. Masih rendahnya pemahaman IKM tentang regulasi ekspor impor 4. Daya saing produk industri untuk nasional ataupun internasional masih rendah 5. Masih rendahnya pemahaman pentingnya promosi bagi IKM 6. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya tertib ukur dan perlindungan konsumen/produsen Sementara itu, selain sebagai tantangan era perdagangan bebas dapat juga menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan secara optimal. Berikut ini adalah peluang yang dapat dimanfaatkan : 1. Jumlah penduduk Jawa Barat yang banyak 2. Jumlah dan keberagaman potensi industri dan perdagangan di Jawa Barat yang banyak 3. Adanya akses transportasi nasional dan internasional langsung ke Bandung 4. Tersedianya balai besar dan perguruan tinggi di Jawa Barat 5. Adanya pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang tinggi dari sector industri pengolahan dan perdagangan 6. Adanya perjanjian kerjasama perdagangan berskala nasional dan internasional 7. Pelaksanaan pasar ASEAN Tahun 2015 dan pasar global lainnya serta adanya peluang pasar non tradisional II-18

33 Gambar 2.6 Peta sebaran industri unggulan kabupaten/kota Kota Depok : 1. Pakaian jadi. 2. Ind. Telematika 3. Mak. Olahan Kab.Bogor : 1. Tekstil & Produk Tekstil 2. Ind. Tas 3. Alas Kaki 4. Mak. Olahan Kab.Sukabumi : 1. Batu Aji. 2. Keraj. Kayu. 3. Komponen & MEsin 4. Bola Sepak 5. Mak. Olahan Kab. Cianjur : 1. Furniture kayu 2. Kerajinan logam 3. Komponen Logam 4. Sutera. 5. Mak. Olahan Kota Bandung : 1. Tekstil & Produk Tekstil 2. Alas kaki. 3. Elektronika 4. Rajut 5. Ind. Telematika 6. Komponen 7. Mak. Olahan Kota Bogor : 1. Pakaian jadi. 2. Bordir 3.Ind. Tas 4. Keramik 5. Mak. Olahan Kota Sukabumi : 1. Keraj. Kayu. 2. Mak. Olahan Kota Bekasi : 1. Pakaian jadi. 2. Keraj.Kayu 3. Perhiasan Kab.Bekasi : 1.Pakaian jadi 2.Boneka 3.Komponen Kab.Bandung : 1. Tekstil & Produk Tekstil 2. Alaskaki 3. Komponen. 4. Boneka 5. Mak. Olahan Kota Cimahi : 1. Pakaian jadi 2. Ind. Telematika. 3. Mak. Olahan Kab.Karawang : 1.Mesin & Komponen 2. Pakaian jadi. 3. Mak. Olahan Kab.Purwakarta: 1. Keramik 2. Mak. Olahan Kab. Garut : 1. Kulit & Produk Kulit 2. Batik. 3. Sutera. 4. Minyak Atsiri 5. Mak. Olahan Kab.Subang : 1. Keraj.Kayu 2. Komponen Kab.Indramayu: 1.Batik 2.Kerajinan Rotan 3. Mak. Olahan Kota Banjar : 1. Meubel Akar Kayu Kab.Sumedang : 1. Kerajinan Kayu 2. Furniture Kayu 3. Mak. Olahan Kab.Cirebon : 1. Furniture Rotan 2. Batik 3. Batu Alam 4. Mak. Olahan Kota Cirebon : 1. Furniture Rotan 2. Kaca Patri 3. Kerajinan Rotan Kab.Majalengka : 1. Bola Sepak 2. Bata,Genteng 3. Kerajinan Rotan 4. Batu Alam Kab.Kuningan : 1. Kerjajinan Rotan 2. Minyak Atsiri. 3. Mak. Olahan Kab.Ciamis : 1. Ijuk. 2. Furniture Kayu Kelapa 3. Mak. Olahan 4. Batik Kab.Tasikmalaya : 1. Bordir. 2. Keraj.Pandan & Mendong 3. Kelom Geulis. 4. Mak. Olahan Kota Tasikmalaya : 1. Bordir. 2.Keraj.Pandan& Mendong 3. Kelom geulis 4. Batik 5. Mak. Olahan Sumber : Disperindag Provinsi Jawa Barat, 2012 Sekecil apapun peluang atau sebesar apapun tantangan, akan bisa dihadapi dengan kerjasama yang baik antara seluruh stakeholder pengembang sektor Industri dan Perdagangan di Jawa Barat berdasarkan potensi industri unggulan spesifik di setiap kabupaten/kota. Sebaran sektor industri unggulan di Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 2.6. Sedangkan untuk urusan bidang perdagangan, agenda prioritasnya diarahkan pada upaya peningkatan kualitas distribusi, pengamanan pasar dalam negeri dan peningkatan daya saing ekspor daerah. II-19

34 BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan pembangunan industri dan perdagangan dalam kurun waktu telah membuahkan hasil yang diharapkan, tetapi untuk pembangunan ke depan masih terdapat persoalan dan tantangan dari berbagai aspek yang dihadapi. Permasalahan pembangunan industri dan perdagangan adalah belum optimalnya hasil yang didapatkan, untuk itu perlu langkah-langkah strategis dalam peningkatan dan pengembangan pada bidang industri dan perdagangan. Pada tahap perumusan isu-isu strategis, hanya permasalahanpermasalahan pembangunan prioritas yang menjadi agenda utama dalam rencana pembangunan daerah 5 (Lima) tahun kedepan. Berikut ini adalah permasalahan bidang industri dan perdagangan: A. Urusan Industri 1) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah a. Permasalahan 1. Terbatasnya kemampuan inovasi dan diversifikasi produk, pengetahuan tentang manajemen usaha, pemasaran dan modal kerja. 2. Terbatasnya penguasaan teknologi, serta penanganan dan pengetahuan bahan baku/bahan penolong. 3. Kurangnya pemahaman manfaat dari legalitas, standardisasi dan sertifikasi produk. b. Solusi 1. Melaksanakan bimbingan teknis, pelatihan, meningkatkan fasilitasi pemasaran serta pembiayaan secara periodik dan berkesinambungan. 2. Melaksanakan penelitian dan pengembangan, Focus Group Discussion (FGD) penguasaan teknologi, serta penanganan dan pengetahuan bahan baku/bahan penolong, bekerja sama dengan perguruan tinggi. 3. Sosialisasi dan fasilitasi yang mendorong pemahaman dan manfaat dari legalitas, standardisasi dan sertifikasi produk. 2) Program Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri a. Permasalahan 1. Terbatasnya kemampuan inovasi dan diversifikasi produk, pengetahuan tentang manajemen usaha, pemasaran dan modal kerja pada industri kreatif. III-1

35 2. Terbatasnya pengembangan desain, penguasaan teknologi dan pemahaman green industry, kemasan, serta penanganan dan pengetahuan bahan baku/bahan penolong pada industri kreatif. 3. Kurangnya pemahaman manfaat dari legalitas, standardisasi dan sertifikasi produk pada industri kreatif. 4. Pendataan nilai ekonomi dan perkembangan industri kreatif di kabupaten/kota belum tersedia, sehingga belum terdapat kebijakan yang mendukung iklim usaha pertumbuhan industri kreatif. 5. Belum terlaksananya penetapan kawasan industri pada lokasi Bandara Internasional Jawa Barat. 6. Kurangnya implementasi Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pengendalian Produksi dan Peredaran Garam. b. Solusi 1. Melaksanakan bimbingan teknis, pelatihan, meningkatkan fasilitasi pemasaran serta pembiayaan secara periodik dan berkesinambungan. 2. Melaksanakan penelitian dan pengembangan desain, Focus Group Discussion (FGD) penguasaan teknologi, dan pemahaman green industry, fasilitasi kemasan, serta penanganan dan pengetahuan bahan baku/bahan penolong, bekerja sama dengan perguruan tinggi. 3. Sosialisasi dan fasilitasi yang mendorong pemahaman dan manfaat dari legalitas, standardisasi dan sertifikasi produk. 4. Mendorong peran serta kabupaten/kota untuk melakukan pendataan dan menumbuhkan industri kreatif sesuai dengan potensi daerahnya. 5. Mendorong percepatan penetapan kawasan industri. 6. Perlu sosialisasi dan tindaklanjut tentang Peraturan Daerah yang telah ada. B. Urusan Perdagangan 1) Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Perdagangan Dalam Negeri a. Permasalahan 1. Kurangnya koordinasi penanganan ketersediaan dan harga pangan Kebutuhan Pokok Masyarakat (KEPOKMAS) antar tingkatan pemerintah (pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota); 2. Rendahnya minat masyarakat terhadap penggunaan produk dalam negeri; 3. Rendahnya sinergitas daerah dalam memanfaatkan gudang dengan Sistem Resi Gudang di Jawa Barat; 4. Banyaknya sarana perdagangan terutama pasar tradisional dalam kondisi rusak berat. b. Solusi III-2

36 1. Meningkatkan koordinasi dalam pelaksanaan Operasi Pasar Murah Kebutuhan Pokok Masyarakat (OPM KEPOKMAS) di kabupaten/kota se Jawa Barat; 2. Peningkatan penggunaan produk dalam negeri melalui sosialisasi, pameran, dan bazar P3DN; 3. Mendorong pemerintah kabupaten untuk memanfaatkan gudang dengan Sistem Resi Gudang; 4. Peningkatan pembangunan sarana perdagangan melalui revitalisasi pasar tradisional. 2) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor a. Permasalahan 1. Rendahnya daya saing produk IKM yang berorientasi ekspor. 2. Terbatasnya informasi pasar ekspor dan pengetahuan tentang teknis ekspor. 3. Masih terbatasnya jenis produk IKM dan pasar ekspor Jawa Barat. b. Solusi 1. Meningkatkan daya saing saing produk IKM berorientasi ekspor. 2. Penyebaran informasi tentang peluang pasar ekspor dan meningkatkan pengetahuan teknis ekspor. 3. Melaksanakan pembinaan terhadap produk potensi ekspor IKM dan promosi ekspor. 3) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan a. Permasalahan 1. Masih rendahnya sinergitas antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam pengawasan barang beredar. 2. Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap manfaat perlindungan konsumen. 3. Keterbatasan personil, sarana dan prasarana dalam mendukung pelayanan kemetrologian. 4. Belum seluruh kabupaten/kota memiliki Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK). b. Solusi 1. Dilaksanakan sinergitas antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam pengawasan barang beredar. 2. Dilakukan sosialisasi manfaat perlindungan konsumen kepada masyarakat. 3. Optimalisasi pemanfaatan personil, sarana dan prasarana pendukung pelayanan kemetrologian. 4. Mendorong kabupaten/kota untuk mendirikan BPSK. Berdasarkan permasalahan tersebut, berikut ini adalah faktor eksternal yang mempengaruhinya: III-3

37 Tabel 3.1 Identifikasi Isu Strategis Eksternal Isu Strategis Dinamika Internasional 1. AFTA/ACFTA Dinamika Nasional Implementasi Dinamika Regional/Lokal 1. Kawasan Industri dengan Pelayanan Dinamika Lain-lain Green Industri 2. Asean Economic Community (AEC) Tahun 2015 MP3EI Terintegrasi (Perumahan, Pendidikan, Kesehatan dan Transportasi) untuk Solusi Kesejahteraan, 2. Peningkatan Daya Beli, 3. Komoditi Unggulan, 4. Diversifikasi Usaha Pertanian (Wil. Selatan) dan Diversifikasi Usaha Jasa (Wil. Utara), 5. Moderenisasi ALSINTAN Mandiri, 6. Industri, Budaya dan Alam (Hotspring dan Volcano), 7. Alih Fungsi Mata Pencaharian Pengrajin Bata dan Genting serta Kerajinan Gerabah Plered, 8. Perwujudan Kawasan Industri ber- IPTEK dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Pada bulan Juni lalu, telah dilakukan pelantikan oleh Menteri Dalam Negeri RI terhadap Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat terpilih untuk Tahun , dengan program kerja yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Dokumen ini menjabarkan tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) , yaitu tahap memantapkan pembangunan secara menyeluruh dalam rangka penyiapan kemandirian masyarakat Jawa Barat, untuk itu dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang serta isu-isu strategis yang terjadi di Jawa Barat, maka Visi Tahun adalah: "Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua" III-4

38 Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan tetap memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada serta tantangan ke depan, serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (Lima) misi sebagai berikut: Misi Pertama, Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya Saing. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu manusia Jawa Barat yang agamis, berakhlak mulia, sehat, cerdas, bermoral, memiliki spirit juara dan siap berkompetisi. Misi Kedua, Membangun Perekonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu ekonomi Jawa Barat yang kompetitif dengan memanfaatkan keunggulan komparatifnya, kokoh dan berkeadilan. Misi Ketiga, Meningkatkan Kinerja Pemerintahan Melalui Profesionalisme Tata kelola dan Perluasan Partisipasi Publik. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu pemerintahan Jawa Barat yang dapat diandalkan untuk mengawal pembangunan, profesional, akuntabel dan kerjasama kemitraan strategis dengan berbagai tingkatan. Misi Keempat, Mewujudkan Jawa Barat Yang Nyaman dengan Pembangunan Infrastruktur Strategis Yang Berkelanjutan. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu infrastruktur Jawa Barat yang siap mendukung pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan Misi Kelima, Mengokohkan Kehidupan Sosial Kemasyarakatan Melalui Peningkatan Peran Pemuda, Olah Raga, Seni, Budaya dan Pariwisata Dalam Bingkai Kearifan Lokal. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Peran pemuda, Seni, Budaya dan Pariwisata Jawa Barat yang tangguh. Berkenaan dengan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun diatas, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat terkait langsung dengan Misi Kedua Membangun Perekonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan dan Misi Ketiga Meningkatkan Kinerja Pemerintahan Melalui Profesionalisme Tata kelola dan Perluasan Partisipasi Publik. Adapun program-program strategis terkait pelaksanaan Visi dan Misi diatas pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah sebagai berikut: A. Bidang Perindustrian 1. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah, dengan sasaran: a. Meningkatkan unit usaha industri kecil menengah (IKM); b. Menumbuhkan unit wirausaha baru industri kecil menengah (IKM); c. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja industri kecil menengah; d. Meningkatnya kemitraan antar industri; e. Meningkatnya pelayanan terhadap pelaku usaha IKM; f. Penumbuhan sentra industri agro di kawasan perbatasan. III-5

39 2. Program Penataan struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri, dengan sasaran: a. Mendorong berkembangnya industri-industri unggulan (industri kreatif, industri telematika, industri agro, industri tekstil dan produk tekstil, industri komponen otomotif serta industri alas kaki) dan industri potensial lainnya; b. Meningkatnya pemahaman teknologi industri ramah-lingkungan; c. Mendorong penumbuhan industri di kawasan industri pada lokasi Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati. B. Bidang Perdagangan 1. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor, dengan sasaran: a. Meningkatnya daya saing dan perluasan pasar ekspor produk Jawa Barat; b. Meningkatnya keanekaragaman produk perdagangan ekspor dari Jawa Barat. 2. Program Pengembangan Sistem Perdagangan Dalam Negeri, dengan sasaran: a. Meningkatnya distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat dan barang strategis; b. Tertatanya sistem distribusi barang yang efektif dan efisien; c. Meningkatnya penggunaan produk dalam negeri; d. Meningkatnya jumlah dan pengelolaan sarana dan prasarana perdagangan termasuk Revitalisasi Pasar Tradisional. 3. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan, dengan sasaran: a. Meningkatnya pengawasan barang beredar dan jasa; b. Meningkatnya perlindungan terhadap konsumen dan produsen; c. Meningkatnya tertib usaha dan tertib ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP) serta tertib barang dalam keadaan terbungkus (BDKT). C. Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Keuangan Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur, dengan sasaran meningkatnya jaminan kesejahteraan bagi Aparatur Pemerintah Daerah. 2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan sasaran terpenuhinya kebutuhan dasar operasional unit kerja dalam mendukung tugas pokok dan fungsinya. 3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan sasaran peningkatan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kerja aparatur sesuai standar daerah. III-6

40 4. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan sasaran terpeliharanya sarana dan prasarana operasional unit kerja. 5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan sasaran: a. Adanya kesesuaian antara pelaporan capaian kinerja dengan peraturan; b. Tersedianya dokumen operasional. 6. Program Pengembangan Kompetensi Aparatur, dengan sasaran: a. Meningkatnya kinerja pegawai Provinsi Jawa Barat; b. Meningkatnya kompetensi pegawai Provinsi Jawa Barat. D. Bidang Statistik 1. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah, dengan sasaran dukungan basis data yang akurat, terukur dan terintegrasi. Mencermati hal tersebut diatas, berikut ini adalah faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan terhadap pencapaian Visi, Misi dan program yang akan dilaksanakan: Tabel 3.2 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan No Visi Jawa barat : Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua Misi dan Program Permasalahan Faktor Pelayanan Penghambat Pendorong Misi Kedua : Membangun Perekonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan Program : Bidang Industri : 1. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 2. Penataan struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 3. Pengembangan Sistem Perdagangan Dalam Negeri 4. Peningkatan dan Pengembangan Ekspor 5. Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan 1. Kebijakan teknis bidang perindustrian dan kerjasama industri belum optimal; 2. Penyelenggaraan dan fasilitasi pengendalian dan pengawasan perindustrian dan kerjasama industri belum optimal; 3. Daya saing produk rendah; 4. Ketersediaan bahan baku produk yang relative terbatas; 5. Kompetensi sumber daya 1. Keterbatasan jumlah dan kompetensi SDM dalam mendukung pelaksanaan program/kegiatan belum sesuai dengan yang dibutuhkan, utamanya jumlah pejabat fungsional Penera dan Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan yang semakin menurun. 2. Anggaran Provinsi relatif terbatas jumlahnya sehingga harus bisa mengefisienkan 1. Jumlah Sumber daya aparatur yang banyak 2. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang memadai 3. Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan publik yang memadai dan tertelusur 4. Meningkatnya anggaran belanja dan anggaran penerimaan baik APBD III-7

41 manusia pengolah industri yang rendah. Bidang Perdagangan: 1. Lemahnya pengawasan di bidang ekspor dan impor; 2. Terbatasnya sarana perdagangan/distr ibusi yang representatif; 3. Kurang memadainya jumlah maupun kualitas SDM bidang perdagangan; 4. Adanya berbagai pungutan yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi. Infratruktur sarana perhubungan antar daerah yang jelek; kebijakan yang mengatur mata rantai perdagangan sektor hulu dan hilir tidak jelas. penggunaan anggaran pada kegiatan-kegiatan tertentu. 3. Keterbatasan sarana dan prasarana Balai Kemetrologian seperti fasilitas gedung dan alat-alat kemetrologian standar/laboratoriu m Kemetrologian yang belum memadai. 4. Penggunaan sarana dan prasarana masih belum secara optimal dapat dimanfaatkan secara efisien dan efektif termasuk mengefektifkan fungsi pelayanan yang harus dilakukan seperti Instalasi di Balai Pengembangan Perindustrian (Baperin). 5. Kurangnya integrasi berbagai kegiatan secara sinergis sehingga tujuan masing-masing kegiatan belum lebih terlihat kontribusinya terhadap tujuan utama yang ditetapkan dalam setiap program selain itu output kegiatan masih perlu lebih diarahkan secara tegas untuk mendukung masingmasing program pembangunan Jawa Barat. 6. Evaluasi dan monitoring pelaksanaan kegiatan masih perlu ditingkatkan. 7. Kegiatan belum dapat menyelesaikan permasalahan menahun dan belum bersifat terobosan dan monumental sesuai kegiatan maupun dana dekonsentrasi. 5. Tersedianya regulasi industri dan perdagangan yang mendukung penanganan urusan Pemerintah Provinsi 6. Tersedianya data/informasi sarana dan prasarana industri dan perdagangan 7. Tersedianya standar operasional prosedur kerja. III-8

42 Tematik Kewilayahan. 8. Industri kreatif belum sepenuhnya dijadikan konsep yang utuh dalam pola pengembangan perekonomian di daerah Kabupaten/Kota; 9. Masih lemahnya daya saing produk khususnya produk yang dihasilkan para Industri Kecil Menengah, yang tidak mampu bersaing dengan produk impor atau produk yang dihasilkan industri yang berskala besar, terutama disebabkan masih lemahnya kemampuan dalam mendesain produk yang berkualitas maupun kemasan yang menarik yang mengarah terhadap pencitraan produk sehingga dapat tercipta produk yang memilki nilai tambah baik dalam peningkatan kapasitas maupun mutu produk; 10. Belum dilakukan kajian rantai nilai yang utuh dan terintegrasi mulai dari kegiatan kreasi nilai, produksi, dan distribusi/bisnis; 11. Frekuensi, luas jangkauan dan ketersedian sarana dan prasarana aktivitas pengendalian kepada pemilik Ukuran, Takaran, Timbangan dan Perlengkapan (UTTP) dalam penggunaannya masih terbatas, hal ini akan berdampak kepada lemahnya aspek perlindungan III-9

43 konsumen 3.3. Telaahan RENSTRA Kementerian/Lembaga Arah Kebijakan Industri Nasional jangka panjang mengacu pada RPJPN (Undang-undang N0.17 Tahun 2007) yang selanjutnya secara khusus ditetapkan melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, sedangkan untuk kebijakan jangka menengah bidang perindustrian sesuai dengan RPJMN (Perpres Nomor 5 Tahun 2010). Memperhatikan kebijakan yang ada serta perubahan lingkungan strategis baik didalam negeri maupun diluar negeri, maka dirumuskan kondisi yang diharapkan (sasaran jangka menengah) dalam kurun waktu yaitu : a) Terselesaikannya permasalahan yang menghambat dan rampungnya program revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri yang terkena dampak krisis; b) Tumbuhnya industri yang mampu menciptakan lapangan kerja besar; c) Terolahnya potensi sumberdaya alam daerah menjadi produk-produk olahan; d) Semakin meningkatnya daya saing industri berorientasi ekspor; e) Tumbuhnya industri-industri potensial yang akan menjadi kekuatan penggerak pertumbuhan industri masa depan f) Tumbuh berkembangnya IKM khususnya industri menengah sekitar dua kali lebih cepat dari pada industri kecil. Sejalan dengan implementasi IAFTA dan AANZFTA, masuknya produk-produk impor pada komoditas pangan dan tekstil serta produk tekstil merupakan ancaman tersendiri. Dibutuhkan kebijakan yang sistematik dan menyeluruh untuk menyeimbangkan produk komoditi lokal baik pada sisi poduksi, pengolahan sampai dengan distribusi perdagangannya yang akhirnya dikawal melalui pengawasan dan perlindungan konsumen. Dalam rangka melindungi produk lokal perlu dilakukan langkah-langkah strategis yang terdiri antara lain : a) Pengembangan industri kecil dan menengah yang kuat sehingga berperan dalam pembentukan PDB; b) Meningkatkan investasi di industri-industri yang padat karya dan menata struktur teknologi industri; c) Meningkatkan investasi dan kemampuan inovasi aplikasi teknologi dalam proses pengolahan bahan baku lokal di daerah sehingga produk bahan baku lokal tidak dijual dalam kondisi bahan mentah; III-10

44 d) Meningkatkan penguasaan pasar di dalam dan di luar negeri; e) Memperkokoh faktor-faktor penunjang pengembangan industri; f) Meningkatkan pengawasan dan perlindungan konsumen terhadap peredaran produk impor dan barang berbahaya; g) Menggalakkan gerakan Cinta Produk Dalam Negeri Salah satu rencana aksi yang penting untuk dilaksanakan adalah melakukan revitalisasi industri agar daya saing industri meningkat. Peningkatan daya saing tersebut dilakukan pada sektor hulu maupun hilir. Selain itu, dalam rangka mendukung program Ketahanan Pangan, sektor industri harus mampu mendukung peningkatan sarana produksi pertanian antara lain (1) Penyediaan pupuk, insektisida, herbisida, alat mesin pertanian, dan lain-lain, (2) Peningkatan produk pangan olahan antara lain melalui pengembangan diversifikasi produk, pengolahan produk buah-buahan, dan (3) Revitalisasi industri gula dalam rangka melaksanakan swasembada gula dalam negeri. Agar dukungan sektor industri optimal, maka industri pupuk akan direvitalisasi dan industri alat pertanian dikembangkan di seluruh daerah, khususnya di sentra-sentra produksi. Hal-hal lain yang perlu dilakukan dalam upaya peningkatan ketahanan pangan antara lain : a) Pengembangan industri pengolahan yang berbahan baku sumber daya alam lokal; b) Peningkatan produktivitas pertanian baik intensifikasi maupun ekstensifikasi; c) Pengalokasian produksi bahan baku sumber daya alam lokal berdasarkan pengaturan iklim/cuaca beserta penanganan pasca panen; d) Pemberian insentif terhadap pengembangan pertanian dan industri pengolahan pangan. Keberhasilan pengembangan industri sangat tergantung dari dukungan sektor ekonomi lainnya seperti penyediaan bahan baku, energi, listrik, jalan dan transfortasi, tenaga kerja serta insentif di bidang fiskal, moneter dan regulasi yang mendukung. Oleh karenanya perlu diciptakan kebijakan yang terintegrasi untuk meningkatkan dukungan hal-hal tersebut, khususnya di sentra-sentra produksi dan sentra kegiatan pengembangan kompetensi inti daerah. Selain hal tersebut diatas, pengembangan industri kreatif menjadi alternatif pengembangan arah industri lainnya. Industri kreatif berbasis komunitas cenderung mudah untuk dikembangkan. Penguatan peran kelompok-kelompok kerja industri kreatif yang telah terbentuk serta pembentukan komunitas baru adalah upaya pengembangan industri kecil dan menengah yang senantiasa dilakukan. Utamanya pada sektor industri kreatif berbasis teknologi informasi. Perkembangan era teknologi informasi yang semakin terbuka dan tidak memandang jarak antar negara, mendukung kreasi dan inovasi produk berbasis teknologi informasi. Arah Kebijakan Pengembangan Industri Nasional meliputi : a) Pengembangan Klaster- Klaster Industri Prioritas Nasional; b) Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah. Dalam III-11

45 kedua aspek ini sudah termasuk menumbuh kembangkan industri kecil dan menengah, mendorong tumbuhnya industri baru yang memperkuat struktur, dan menambah kapasitas terpasang nasional. Selanjutnya Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional telah ditindaklanjuti dengan terbitnya 35 Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Prioritas, dan 18 Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan Pengembangan Industri Unggulan Provinsi. Pada tahun Kementerian Perindustrian akan memfokuskan 6 (enam) kelompok industri yang mempunyai peluang baik untuk dikembangkan yaitu : Gambar 3.1 Pengembangan Klaster Industri Prioritas Dalam mendorong peningkatan daya saing industri nasional, pemerintah akan menggunakan empat intrumen pendukung yaitu : a) APBN; b) Insentif fiskal; c) Penyediaan infrastruktur kawasan industri; d) Dukungan administratif termasuk mengundang peran swasta dengan skema Public Private Patnership. Mengenai Bangun Industri Nasional tahun 2025 tersusun dari basis industri manufaktur dan industri andalan masa depan. Basis industri manufaktur yaitu spektrum industri yang telah berkembang saat ini dan telah menjadi tulang punggung sektor industri. Kelompok industri ini keberadaanya masih sangat tergantung pada sumber daya alam dan sumber daya manusia tidak trampil, yang perlu direktrukturisasi dan diperkuat agar mampu menjadi Industri kelas dunia. Industri-industri Andalan Masa Depan meliputi : a) Industri Agro; b) Industri Alat Angkut; c) Industri Telematika. Pembangunan Perdagangan dalam lima tahun ke depan berlandaskan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang dijabarkan ke dalam III-12

46 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) serta bertumpu pada keseimbangan antara pembangunan perdagangan dalam negeri dan pembangunan perdagangan luar negeri. Artinya, peningkatan pertumbuhan ekspor nonmigas dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi harus diiringi dengan penguatan perdagangan dalam negeri untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan barang domestik serta menciptakan iklim usaha yang sehat. Arah kebijakan perdagangan luar negeri dalam 5 (lima) tahun kedepan adalah Meningkatkan daya saing produk ekspor nonmigas untuk mendorong peningkatan diversifikasi pasar tujuan ekspor serta peningkatan keberagaman, kualitas, dan citra produk ekspor, adapun arah kebijakan pembangunan perdagangan dalam negeri adalah Peningkatan penataan sistem distribusi nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan jasa, kepastian usaha, dan daya saing produk domestik. Dalam dokumen Rencara Strategis Kementerian Perdagangan, Misi yang akan dilakukan dalam kurun waktu adalah : 1. Meningkatkan kinerja ekspor non migas nasional secara berkualitas; 2. Menguatkan pasar dalam negeri; 3. Menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi nasional; 4. Optimalisasi reformasi birokrasi; Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, ekslusif dan berkelanjutan dicapai untuk mencapai target sasaran 6 (enam) koridor prioritas nasional sebagai pusat pertumbuhan di setiap pulau dengan pengembangan klaster industri berbasis sumber daya unggulan (komoditi atau sektor). Koridor Jawa akan dijadikan pendorong industri dan jasa nasional. Industri yang akan dikembangkan antara lain : Gambar 3.2 Target Sasaran Pembangunan Perdagangan III-13

47 Industri Tekstil dan Produk Tekstil ( TPT) di Majalengka dan Semarang Industri Otomotif dan Permesinan di Jakarta- Cikampek Industri Makanan & Minuman di Jakarta, Jabar, Jateng dan Jatim Industri Elektronika dan Telematika di Jakarta, Bandung, Solo, Kudus, Salatiga dan Surabaya. Industri Perkapalan di Lamongan Jatim Industri Petrokimia di Tuban jatim Industri Baja di Banteng Industri Semen di Banten, Jateng dan Jatim Gambar 3.3 Koridor Ekonomi Jawa III-14

48 Disamping penetapan 6 koridor, pertumbuhan tinggi yang inklusif dapat dicapai dengan pengintegrasian ekonomi melalui pembangunan konektivitas nasional yang diharapkan akan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan tersebut sehingga memaksimalkan pertumbuhan ekonomi melalui keterpaduan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal. Tabel 3.3 Permasalahan Pelayanan berdasarkan sasaran Renstra K/L No Sasaran Jangka Menengah Permasalahan Pelayanan Penghambat Faktor Pendorong 1 Bidang Industri 1. Terselesaikannya permasalahan yang menghambat dan rampungnya program revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri yang terkena dampak krisis; 2. Tumbuhnya industri yang mampu menciptakan lapangan kerja besar; 3. Terolahnya potensi sumberdaya alam daerah produk-produk olahan; 4. Semakin menjadi meningkatnya daya saing industri Bidang Industri : 1. Keterbatasan jumlah 1. Kebijakan teknis dan kompetensi SDM bidang perindustrian dalam mendukung dan kerjasama pelaksanaan industri belum program/kegiatan optimal; belum sesuai dengan 2. Penyelenggaraan dan yang dibutuhkan, fasilitasi pengendalian utamanya jumlah dan pengawasan pejabat fungsional perindustrian dan Penyuluh kerjasama industri Perindustrian dan belum optimal; Perdagangan yang 3. Daya saing produk semakin menurun. rendah; 2. Anggaran Provinsi 4. Ketersediaan bahan relatif terbatas baku produk yang jumlahnya sehingga relative terbatas; harus bisa 5. Kompetensi sumber mengefisienkan daya manusia penggunaan pengolah industri anggaran pada yang rendah. kegiatan-kegiatan tertentu. 3. Penggunaan sarana dan prasarana masih 1. Jumlah Sumber daya aparatur yang banyak 2. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang memadai 3. Meningkatnya anggaran belanja dan anggaran penerimaan baik APBD maupun dana dekonsentrasi 4. Tersedianya regulasi industri dan perdagangan yang mendukung penanganan urusan Pemerintah III-15

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 12,225,000,000.00

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 12,225,000,000.00 Urusan Pemerintahan Organisasi : 2.07 URUSAN PILIHAN Industri dan Perdagangan : 2.07.01 Dinas Perindustrian dan Perdagangan KODE 2 07 01 00 00 4 PENDAPATAN DAERAH 2 07 01 00 00 4 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN 2016 DAFTAR ISI Halaman IKHTISAR EKSEKUTIF...i KATA PENGANTAR...v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 41,149,445, Belanja Pegawai 41,149,445,700.

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 41,149,445, Belanja Pegawai 41,149,445,700. Urusan Pemerintahan Organisasi : 2.07 URUSAN PILIHAN Industri dan Perdagangan : 2.07.01 Dinas Perindustrian dan Perdagangan KODE 2 07 01 00 00 4 PENDAPATAN DAERAH 2 07 01 00 00 4 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN 2015 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Koordinasi Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat Dinas Olahraga dan Pemuda

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2016

RENCANA KERJA TAHUN 2016 RENCANA KERJA TAHUN 2016 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA BARAT 2016 JL. ASIA AFRIKA NO. 146 BANDUNG JAWA BARAT TELEPON (022) 4230897 4230898 FAX (022) 4200331 4230929 Email : disperindag@jabarprov.go.id

Lebih terperinci

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 17,246,000,000.00

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 17,246,000,000.00 Urusan Pemerintahan Organisasi : 2.07 URUSAN PILIHAN Industri dan Perdagangan : 2.07.01 Dinas Perindustrian dan Perdagangan KODE 2 07 01 00 00 4 PENDAPATAN DAERAH 2 07 01 00 00 4 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014-2019 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Strategis

Lebih terperinci

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. BAB XX DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 400 Susunan organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan

Lebih terperinci

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM / KEGIATAN PERINDUSTRIAN 1 Meningkatnya perkembangan

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan provinsi yang berada di ujung selatan Pulau Sumatera dan merupakan gerbang utama jalur transportasi dari dan ke Pulau Jawa. Dengan posisi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAPPEDA PROVINSI BANTEN RANCANA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA )PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RECANA KERJA 2016 DISPORA PROVINSI BANTEN i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Kami

Lebih terperinci

Pendahuluan. Latar Belakang

Pendahuluan. Latar Belakang Pendahuluan Latar Belakang Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2008 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Namun

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENSTRA SKPD ) TAHUN ANGGARAN

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENSTRA SKPD ) TAHUN ANGGARAN RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENSTRA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2010-2015 DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN MUSI RAWAS KATA PENGANTAR B erdasarkan Pasal 5 Ayat 2 Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), seperti tercantum dalam Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), dan juga dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Agenda pembangunan bidang ekonomi sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 adalah meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA JL. RAYA SOREANG KM. 17 SOREANG TELP. (022) 5897432 2012 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera melalui Misi. Pembangunan Ekonomi Yang Kokoh, Maju dan Berkeadilan,

Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera melalui Misi. Pembangunan Ekonomi Yang Kokoh, Maju dan Berkeadilan, PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka turut serta mewujudkan Visi Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera melalui Misi Pembangunan Ekonomi Yang Kokoh, Maju dan Berkeadilan, Dinas Koperasi UKM

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem. Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem. Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, setiap

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jl. Jend. Sudirman Timur Nomor 50 Telp. (0284) 321542 Pemalang Email : diskoperindag.pemalang@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) adalah merupakan dokumen resmi Perencanaan Pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahunan yang berorientasi pada

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB VI Indikator Kinerja yang Mengaeu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

BAB VI Indikator Kinerja yang Mengaeu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD BAB VI Indikator Kinerja yang Mengaeu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Berdasarkan rumusan Visi dan Misi dan mengacu serta selaras dengan arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang BAB I PENDUHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era otonomi daerah saat sekarang, daerah diberi kewenangan dan peluang yang luas untuk mengembangkan potensi ekonomi, sosial, politik dan budaya. Sebagian besar

Lebih terperinci

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan perdesaan sebagai basis utama dan bagian terbesar dalam wilayah Kabupaten Lebak, sangat membutuhkan percepatan pembangunan secara bertahap, proporsional dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN

RENCANA STRATEGIS TAHUN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2014 2019 BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN GARUT KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012 LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS 2010-2015 http://kehutanan-mura.eu5.org Lampiran Keputusan Bupati Musi Rawas Nomor : 106/KPTS/KEHUT/2012 Tanggal : 13 Februari 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA, CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013-2015 Disusun oleh: Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan nasional adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar belakang dalam bab pendahuluan ini adalah untuk mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH NOMOR : 5 TAHUN 2016 TENTANG : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016-2021. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di Indonesia sebagai Negara terbesar keempat dari jumlah penduduk, memiliki peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 7 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Dinas Perindustrian Kota Semarang Dinas Perindustrian Kota Semarang terletak di Jalan Pemuda No. 175 Gedung Pandanaran lantai 4 Semarang, sebelum menempati

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional merupakan landasan hukum di bidang perencanaan pembangunan. Peraturan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TANGGAL : 14 MARET 2009 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Strategis ( Renstra ) Dinas Kesehatan 2012 2017 Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, merupakan penjabaran

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA)

Rencana Strategis (RENSTRA) Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 54 TAHUN 2008 TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2008 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan daerah tahun keempat RPJMD Kabupaten Tebo tahun 2011 2016, dalam rangka mendukung Menuju

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Pelayanan Kondisi lingkungan kerja yang diharapkan tentunya dapat memberikan dukungan optimal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah

PENDAHULUAN. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas,

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH -1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jl. Jend. Sudirman Timur Nomor 50 Telp. (0284) 321542 Pemalang Email : diskoperindag.pemalang@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perwujudan dari perencanaan pembangunan tahunan diwajibkan daerah untuk menyusun dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun Latar Belakang

Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar perencanaan pembangunan daerah senantiasa

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALENGKA TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALENGKA TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan salah satu tahapan awal proses pembangunan daerah. Perencanaan Pembangunan daerah ditujukan dalam rangka pencapaian target-target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG [- BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG P embangunan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Garut dalam kurun waktu tahun 2009 s/d 2013 telah memberikan

Lebih terperinci