BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), dan juga dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, bahwa Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan salah satu entitas penyusun rencana pembangunan wajib menyiapkan rancangan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman pada rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Kemudian penyempurnaan rancangan RPJMD disusun dengan menggunakan rancangan Renstra-SKPD dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Penetapan rancangan akhir RPJMD menjadi dokumen RPJMD dilakukan dengan Peraturan Kepala Daerah, paling lambat tiga bulan setelah Kepala Daerah terpilih dilantik, selanjutnya dilakukan penyempurnaan rancangan Renstra SKPD menjadi dokumen Renstra SKPD yang akan ditetapkan dengan peraturan pimpinan SKPD setelah disesuaikan dengan RPJMD. Selaras dengan itu, penyusunan dokumen Renstra SKPD tidak terlepas dari amanat yang juga tertuang dalam dokumen Renstra Kementerian/Lembaga terkait, sehingga didalam dokumen Renstra SKPD tergambar dengan jelas arah pembangunan sesuai dengan kewenangan mulai dari tingkat pusat, provinsi dan berlanjut ke kabupaten/kota. Berdasarkan dokumen Renstra SKPD ini nantinya dapat disusun Rencana Kerja (Renja) SKPD sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD sebagaimana tertuang dalam dokumen Renstra SKPD. Sinergitas penyusunan semua dokumen tersebut mengacu pada amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 sebagaimana tergambar pada bagan berikut: Gambar 1. Alur Perencanaan Pembangunan Daerah Menurut UU No. 25/2004 RPJP NASIONAL Pedoman RPJM NASIONAL dijabarkan RKP diperhatikan RPJP DAERAH Pedoman RPJM DAERAH dijabarkan RKPD DAERAH 20 tahun Pedoman diacu RENSTRA SKPD Pedoman RENJA SKPD 5 tahun 1 tahun 1

2 Berdasarkan hal tersebut, sebagai salah satu instansi atau Satuan Kerja Perangkat Daerah dibawah Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat yang membina sektor ekonomi khususnya sektor industri dan perdagangan maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun yang merupakan dokumen perencanaan lima tahunan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan dibidang perindustrian dan perdagangan berdasarkan kondisi dan potensi daerah di Sumatera Barat maupun isu-isu strategis ditingkat nasional maupun internasional. Agar Renstra yang dibuat dapat mendatangkan manfaat bagi pembangunan Provinsi Sumatera Barat, maka dalam implementasinya perlu ada komitmen, semangat, tekad, kemauan, kemampuan dan etos kerja yang tinggi, yang ditujukan melalui kesungguhan, kejujuran dan keterbukaan oleh segenap pegawai dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. 1.2 Landasan Hukum Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian; 7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan; 2

3 8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036); 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 994 ); 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036 ); 16. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Barat Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 27); 17. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 79); 18. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat Tahun Maksud dan Tujuan Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan program dan kegiatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat selama kurun waktu tahun 2016 sampai dengan Adapun tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun adalah : 3

4 a. Menyelaraskan tujuan, sasaran, program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat Tahun b. Memberikan dasar bagi penyusunan Rencana Kerja Tahunan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat pada tahun Sistematika Penulisan Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut : BAB I. BAB II. BAB III. BAB IV. BAB V. BAB VI. Pendahuluan Memuat latar belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan Penulisan Renstra serta Sistematika Penulisan. Gambaran Pelayanan SKPD. Bab ini memuat Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD. Isu-Isu Strategis Memuat Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L, Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Memuat visi dan misi SKPD, tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD serta strategi dan kebijakan. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif. Memuat program, kegiatan, indikator kinerja kegiatan, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif kegiatan. Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD. Bab ini memuat keterkaitan indikator kierja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD. 4

5 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 12 Tahun 2011 tanggal 12 Desember 2011 dalam Bab XIIIA Bagian Kedua Pasal 40A disebutkan bahwa Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Perindustrian dan Perdagangan serta tugas pembantuan. Selanjutnya pada Pasal 41A disebutkan, dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 40A Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai fungsi: 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang Perindustrian dan Perdagangan; 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Perindustrian dan Perdagangan; 3. Pembinaan dan fasilitasi bidang perindustrian dan perdagangan lingkup provinsi dan kabupaten/kota; 4. Pelaksanaan kesekretariatan dinas; 5. Pelaksanaan tugas di bidang industry agro, industry non agro, perdagangan luar negeri, perdagangan dalam negeri, pengawasan dan pengendalian mutu produk, dan UPTD; 6. Pematauan, evaluasi dan pelaporan di bidang perindustrian dan perdagangan; 7. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas dan fungsinya. Guna menjalankan tugas dan fungsi tersebut diatas, sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 12 Tahun 2011 telah digambarkan susunan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat sebagaimana bagan berikut: Gambar 1 Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat KEPALA DINAS JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PROGRAM BIDANG INDUSTRI AGRO BIDANG INDUSTRI NON AGRO BIDANG PERDAGANGAN LUAR NEGERI BIDANG PERDAGANGAN DALAM NEGERI BIDANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PRODUK SEKSI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN SEKSI INDUSTRI KIMIA HILIR SEKSI EKSPOR SEKSI BINA USAHA DAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN SEKSI PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKSI INDUSTRI HASIL LAUT DAN PERIKANAN SEKSI ANEKA DAN TEKSTIL SEKSI IMPOR SEKSI PENGADAAN, DISTRIBUSI DAN SARANA PERDAGANGAN SEKSI PENGAWASAN STANDARISASI SEKSI INDUSTRI MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU SEKSI INDUSTRI MARITIM, ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA SEKSI BINA USAHA PERDAGANGAN LUAR NEGERI SEKSI BINA PASAR SEKSI PENGAWASAN KEMETROLOGIAN UPTD UPTD BALAI PEREKAYASAAN LMK DAN BMB UPTD BALAI PROMOSI DAN PEMASARAN UPTD BPMB UPTD BALAI METROLOGI 5

6 Berdasarkan susunan organisasi diatas dapat dilihat bahwa Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat memiliki susunan organisasi yang terdiri atas 1 orang esselon II, 10 orang esselon III, 22 orang esselon IV dan Kelompok Fungsional. Tugas pokok dan fungsi masing-masing esselon telah dijabarkan dalam Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor : 39 tahun 2012 tanggal 28 Mei 2012 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Tugas pokok masing unit kerja tersebut adalah: 1. Kepala Dinas, mempunyai tugas : a. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dinas. b. Menyelenggarakan penetapan kebijakan teknis dinas sesuai dengan kebijakan umum pemerintah daerah. c. Menyelenggarakan perumusan dan penetapan pemberian dukungan tugas atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang perindustrian dan perdagangan. d. Menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana pembangunan perindustrian dan perdagangan. e. Meneyelenggarakan fasilitasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan program, kesekretariatan, industri agro, industri non agro, perdagangan luar negeri, perdagangan dalam negeri, pengawasan dan pengendalian mutu produk, dan UPTD. f. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), swasta dan lembaga terkait lainnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dinas. g. Menyelenggarakan koordinasi penyusunan Rencana Strategis, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Kinerja Pertanggungjawaban ( LKPJ) dan Laporan Pelaksanaan Pemerintah Daerah (LPPD). h. Menyelenggarakan tugas teknis serta evaluasi dan pelaporan yang meliputi kesekretariatan industri agro, industri non agro, perdagangan luar negeri, perdagangan dalam negeri, pengawasan dan pengendalian mutu produk dan UPTD. i. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis perindustrian dan perdagangan. j. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait. k. Menyelenggarakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 2. Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang program, keuangan, umum dan kepegawaian. Sekretariat terdiri dari Sub Bagian Umum, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Program. Rincian tugas masing-masing sub bagian tergambar sebagai berikut: a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusuna perencanaan dan program sub bagian umum dan kepegawaian; - Melaksanakan penyusunan dan pengolahan data kepegawaian; 6

7 - Melaksanakan pengusulan gaji berkala, kenaikan pangkat dan peningkatan kesejahteraan pegawai dan jabatan dilingkungan dinas; - Melaksanakan penyiapan dan pengusulan pension pegawai, peninjauan masa kerja dan pemberian penghargaan serta tugas/izin belajar, pendidikan/pelatihan kepemimpinan teknis dan fungsional; - Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan disiplin pegawai; - Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan karir dan mutasi serta pemberhentian pegawai; - Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan kepada unit kerja di lingkungan dinas; - Melaksanakan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan; - Melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat/naskah dinas dan arsip serta pengelolaan perpustakaan; - Melaksnakan penggandaan naskah dinas; - Melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat; - Melaksanakan pengelolaan hubungan masyarakat dan pendokumentasian; - Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan pegawai, sarana dan prasarana, pengurusan rumah tangga, pemeliharaan/perawatan lingkungan kantor, kendaraan dan asset lainnya serta ketertiban, keindahan dan keamanan kantor; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan sub bagian umum dan kepegawaian; - Melaksanakan pengelolaan kepegawaian pada UPTD; - Melaksanakan pembinaan jabatan fungsional dinas dan UPTD; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. b. Sub Bagian Keuangan, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program Sub Bagian Keuangan; - Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran dinas; - Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan dinas; - Melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan daerah serta pembayaran lainnya; - Melaksanakan perbendaharaan keuangan; - Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan administrasi keuangan; - Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak langsung dinas dan UPTD; - Melaksanakan verifikasi keuangan; - Melaksanakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan penyiapan bahan pertanggungjawaban keuangan; - Melaksanakan koordinasi penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan administrasi keuangan; 7

8 - Melaksanakan administrasi perjalanan dinas pegawai; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan sub bagian keuangan; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. c. Sub Bagian Program, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusunan program kerja Sub Bagian Program; - Melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan dan program dinas yang meliputi Bidang Industri Agro, Industri Non Agro, Perdagangan Luar Negeri, Perdagangan Dalam Negeri, Pengawasan dan Pengendalian Mutu Produk; - Melaksanakan penyusunan bahan perencanaan umum bidang industry agro, industry non agro, perdagangan luar negeri, perdagangan dalam negeri, pengawasan dan pengendalian mutu produk; - Melaksanakan penyusunan bahan rencana strategis, LAKIP, LKPJ dan LPPD dinas; - Melaksanakan pengelolaan system informasi perindustrian dan perdagangan; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan sub bagian program; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 3. Bidang Industri Agro Bidang Industri Agro mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di Bidang Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Industri Hasil Laut dan Perikanan, Industri Makanan, Minuman dan Tembakau. Bidang Industri agro terdiri atas 3 (tiga) seksi yaitu Seksi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Seksi Industri Hasil Laut dan Perikanan dan Seksi Industri Makanan, Minuman dan Tembakau. Rincian tugas masing-masing seksi dapat dilihat pada uraian berikut: a. Seksi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusunan program kerja seksi industri hasil hutan dan perkebunan; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis industri hasil hutan dan perkebunan; - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan industri hasil hutan dan perkebunan; - Melaksanakan pengelolaan data industri hasil hutan dan perkebunan; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha industri hasil hutan dan perkebunan; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi industri hasil hutan dan perkebunan; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; 8

9 - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi industry hasil hutan dan perkebunan; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. b. Seksi Industri Hasil Laut dan Perikanan, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusunan program kerja seksi industry hasil laut dan perikanan; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis industry hasil laut dan perikanan; - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan industry hasil laut dan perikanan; - Melaksanakan pengelolaan data industry hasil laut dan perikanan; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha industry hasil laut dan perikanan; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi industry hasil laut dan perikanan; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi industry hasil laut dan perikanan; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. c. Seksi Industri Makanan, Minuman dan Tembakau, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusunan program kerja seksi Industri Makanan, Minuman dan Tembakau; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis Industri Makanan, Minuman dan Tembakau; - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan Industri Makanan, Minuman dan Tembakau; - Melaksanakan pengelolaan data Industri Makanan, Minuman dan Tembakau; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha Industri Makanan, Minuman dan Tembakau; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi Industri Makanan, Minuman dan Tembakau; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi Industri Makanan, Minuman dan Tembakau; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 4. Bidang Industri Non Agro Bidang Industri Non Agro mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di Bidang Industri Kimia Hilir, Industri 9

10 Aneka dan Tekstil, Industri Maritim, Elektronika dan Telematika. Bidang Industri Non Agro terdiri atas 3 (tiga) seksi yaitu Seksi Industri Kimia Hilir, Seksi Industri Aneka dan Tekstil serta Seksi Industri Maritim, Elektronika dan Telematika. Rincian tugas masingmasing seksi dapat dilihat pada uraian berikut: a. Seksi Industri Kimia Hilir, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusunan program kerja seksi industri kimia hilir; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis Industri Makanan, Minuman dan Tembakau; - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan industri kimia hilir; - Melaksanakan pengelolaan data industri kimia hilir; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha industri kimia hilir; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi industri kimia hilir; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi industri kimia hilir; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. b. Seksi Industri Aneka dan Tekstil, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusunan program kerja seksi industri aneka dan tekstil; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis industri aneka dan tekstil; - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan industri aneka dan tekstil; - Melaksanakan pengelolaan data industri aneka dan tekstil; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha industri aneka dan tekstil; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi industri aneka dan tekstil; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi industri aneka dan tekstil; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. c. Seksi Industri Maritim, Elektronika dan Telematika, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusunan program kerja seksi industri maritim, elektronika dan telematika; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis industri maritim, elektronika dan telematika; - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan industri maritim, elektronika dan telematika; - Melaksanakan pengelolaan data industri maritim, elektronika dan telematika; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha industri maritim, elektronika dan telematika; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi industri maritim, elektronika dan telematika; 10

11 - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi industri maritim, elektronika dan telematika; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 5. Bidang Perdagangan Luar Negeri Bidang Perdagangan Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang ekspor, impor dan bina usaha perdagangan luar negeri. Bidang Perdagangan Luar Negeri membawahi 3 (tiga) seksi yaitu Seksi Ekspor, Seksi Impor dan Seksi Bina Usaha Perdagangan Luar Negeri. Rincian tugas masing-masing seksi dapat dilihat pada uraian berikut: a. Seksi Ekspor, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusunan program kerja seksi ekspor; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis ekspor; - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan ekspor; - Melaksanakan pengelolaan data ekspor; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha ekspor; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi ekspor; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi ekspor; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. b. Seksi Impor, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusunan program kerja seksi impor; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis impor; - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan impor; - Melaksanakan pengelolaan data impor; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha impor; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi impor; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi impor; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. c. Seksi Bina Usaha Perdagangan Luar Negeri, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusunan program kerja seksi bina usaha perdagangan luar negeri; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis bina usaha perdagangan luar negeri; 11

12 - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan bina usaha perdagangan luar negeri; - Melaksanakan pengelolaan data bina usaha perdagangan luar negeri; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha bina usaha perdagangan luar negeri; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi bina usaha perdagangan luar negeri; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi bina usaha perdagangan luar negeri; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 6. Bidang Perdagangan Dalam Negeri Bidang Perdagangan Dalam Negeri mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di Bidang Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan, Pengadaan Distribusi dan Sarana Perdagangan serta Bina Pasar. Bidang Perdagangan Dalam Negeri membawahi 3 (tiga) seksi yaitu Seksi Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan, Seksi Pengadaan Distribusi dan Sarana Perdagangan serta Seksi Bina Pasar. Rincian tugas masing-masing seksi dapat dilihat pada uraian berikut: a. Seksi Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusunan program kerja seksi bina usaha dan pendaftaran perusahaan; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis bina usaha dan pendaftaran perusahaan; - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan bina usaha dan pendaftaran perusahaan; - Melaksanakan pengelolaan data bina usaha dan pendaftaran perusahaan; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha bina usaha dan pendaftaran perusahaan; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi bina usaha dan pendaftaran perusahaan; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi bina usaha dan pendaftaran perusahaan; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. b. Seksi Pengadaan Distribusi dan Sarana Perdagangan, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusunan program kerja seksi pengadaan distribusi dan sarana perdagangan; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis pengadaan distribusi dan sarana perdagangan; 12

13 - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan pengadaan distribusi dan sarana perdagangan; - Melaksanakan pengelolaan data pengadaan distribusi dan sarana perdagangan; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha pengadaan distribusi dan sarana perdagangan; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi pengadaan distribusi dan sarana perdagangan; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi pengadaan distribusi dan sarana perdagangan; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. c. Seksi Bina Pasar, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusunan program kerja seksi bina pasar; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis bina pasar; - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan bina pasar; - Melaksanakan pengelolaan data bina pasar; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha bina pasar; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi bina pasar; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi bina pasar; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 7. Bidang Pengawasan dan Pengendalian Mutu Produk Bidang Pengawasan dan Pengendalian Mutu Produk mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di Bidang Perlindungan Konsumen, Pengawasan Standarisasi dan Pengawasan Kemetrologian. Bidang Pengawasan dan Pengendalian Mutu Produk membawahi 3 (tiga) seksi yaitu Seksi Perlindungan Konsumen, Seksi Pengawasan Standarisasi dan Seksi Pengawasan Kemetrologian. Rincian tugas masing-masing seksi dapat dilihat pada uraian berikut: a. Seksi Perlindungan Konsumen, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusunan program kerja seksi perlindungan konsumen; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis seksi perlindungan konsumen; - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan seksi perlindungan konsumen; - Melaksanakan pengelolaan data perlindungan konsumen; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha perlindungan konsumen; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi perlindungan konsumen; 13

14 - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi perlindungan konsumen; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. b. Seksi Pengawasan Standarisasi, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusuna program kerja seksi pengawasan standarisasi; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis pengawasan standarisasi; - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan pengawasan standarisasi; - Melaksanakan pengelolaan data pengawasan standarisasi; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha pengawasan standarisasi; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi pengawasan standarisasi; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi pengawasan standarisasi; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. c. Seksi Pengawasan Kemetrologian, dengan rincian tugas: - Melaksanakan penyusunan program kerja seksi pengawasan kemetrologian; - Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis pengawasan kemetrologian; - Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan pengawasan kemetrologian; - Melaksanakan pengelolaan data pengawasan kemetrologian; - Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan usaha-usaha pengawasan kemetrologian; - Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi pengawasan kemetrologian; - Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; - Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi pengawasan kemetrologian; - Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; - Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 8. Unit Pelaksana Teknis yang terdiri atas 4 (empat) UPTD, yaitu: a. UPTD Balai Perekayasaan, dengan rincian tugas: - Penyusunan rencana pembangunan teknis operasional; - Pengkajian dan analisis teknis; - Pengujian, persiapan dan sosialisasi teknologi pada masyarakat; - Pelaksanaan kebijakan teknis di bidangnya; - Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas, pelayanan pada masyarakat sesuai dengan bidangnya; 14

15 - Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan Unit Pelaksana Teknis Dinas; - Meningkatkan produktifitas dan efisiensi teknologi tepat guna; - Meningkatkan jasa layanan dalam rangka memberi masukan PAD. b. UPTD Balai Promosi dan Pemasaran, dengan rincian tugas: - Penyusunan rencana teknis operasional UPTD Balai Promosi dan Pemasaran; - Pengkajian dan analisis teknis operasional; - Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas, pelayanan pada masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya dalam hal melakukan Promosi dan Pemasaran; - Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan Unit Pelaksana Teknis Dinas; - Pelaksanaan pelayanan Konsultasi, Informasi, Fasilitas Tempat Promosi dan Promosi dan Pemasaran serta Pameran Industri dan Perdagangan. c. UPTD Balai Metrologi, dengan rincian tugas: - Pelaksanaan ketentuan dan kepastian hukum dalam pemakaian satuan ukuran, standar satuan, metode pengukuran dan alat UTTP; - Pelaksanaan kegiatan dalam hal melindungi kepentingan umum (produsen dan konsumen) terhadap adanya jaminan kebenaran ukuran; - Terciptanya kesadaran hukum dalam masyarakat pemilik/pemakai UTTP tentang Undang-Undang Metrologi Legal (UUML) dan pentingnya UTTP ditera ulang; - Terciptanya tertib ukur, tertib timbang dan tertib niaga di segala bidang serta mekanisme pelayanan/pemeriksaan UTTP pada pemilik/ pemakai UTTP dengan baik; - Pelaksanaan urusan rumah tangga UPTD Balai Metrologi. d. UPTD Balai Pengawasan Mutu Barang (BPMB) UPTD Balai Pengawasan Mutu Barang (BMPB) mempunyai tugas pokok pembinan dan pengawasan mutu barang melalui pengujian, kalibrasi dan sertifikasi mutu barang. 9. Kelompok Jabatan Fungsional, yang terdiri atas: a. Fungsional Penyuluh Perindag; b. Fungsional Perencana; c. Fungsional Penera; d. Fungisonal Penguji Mutu Barang; e. Fungsional Statistisi. 15

16 2.2 Sumber Daya Dinas Perindag Sumbar Dari sisi sumber daya kepegawaian, sampai dengan kondisi Desember 2015 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat memiliki pegawai sebanyak 179 orang yang terdiri atas 34 orang struktural dan 96 orang fungsional umum dan 49 orang fungsional tertentu. Jabatan Struktural yang tersedia sebanyak 35 jabatan dan telah terisi sebanyak 34 jabatan, 1 jabatan yang belum terisi adalah Kepala Tata Usaha UPTD Balai Metrologi. Berikut rincian jumlah pegawai yang ada di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat per 31 Desember 2015 : - Sekretariat sebanyak 28 orang - Urusan Industri sebanyak 45 orang - Urusan Perdagangan sebanyak 106 orang Pada tabel berikut dapat dilihat kekuatan pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015 ditinjau dari berbagai aspek. Grafik Kekuatan Pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Berdasarkan Golongan (Tahun 2015) Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Disperindag Sumbar Berdasarkan grafik diatas, diketahui pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat sebagian besar adalah Gol. III yaitu sebesar 67,04 persen (120 orang), Gol. IV sebesar 17,32 persen (31 orang), Gol. II sebesar 15,08 persen (27 orang) dan PTT sebanyak 1 orang atau 0,56 persen. 16

17 Grafik Kekuatan Pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal (Tahun 2015) Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Disperindag Sumbar Dari grafik diatas terlihat bahwa sebesar 34,64 persen atau 62 orang pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat memiliki latar belakang pendidikan Sarjana (S1) dan sebesar 10,06 persen atau 18 orang memiliki latar belakang pendidikan sarjana (S2). Dengan demikian pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan sarjana pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat adalah sebesar 44,70 persen. Selebihnya sekitar 8,94 persen (16 orang pegawai) adalah Sarjana Muda dan sebesar 46,37 persen (83 orang pegawai) adalah non sarjana. Grafik Kekuatan Pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Berdasarkan Masa Kerja (Tahun 2015) Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Disperindag Sumbar 17

18 Dari grafik diatas, terlihat bahwa sebagian besar pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat memiliki masa kerja ditas 30 tahun dan masa kerja antara tahun. Ini berarti banyak pegawai dengan pengalaman yang cukup serta banyak pula pegawai dengan pengalaman yang masih minim (0-10 tahun). Untuk meminimalkan gap pengalaman pegawai yang ada, diupayakan pembinaan pegawai yang maksimal untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pegawai baru, diantaranya melalui diklat, magang serta bentuk pengembangan pegawai lainnya yang sesuai dan mampu mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan dari sisi aset, jumlah aset Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat yang digunakan sampai dengan kondisi Desember 2015 tercatat sebesar Rp ,- dengan rincian sebagai berikut : Tabel Rincian Aset Tetap Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat No. Golongan Kode Bidang Barang Nama Bidang Barang Jumlah Barang Persil Jumlah Nilai (Rp.) Golongan Tanah , Tanah , Golongan Peralatan dan Mesin , Alat-alat besar , Alat-alat angkutan , Alat bengkel dan alat ukur , Alat pertanian , Alat kantor dan rumah tangga , Alat studio dan komunikasi , Alat-alat kedokteran , Alat laboratorium , Alat-alat persenjataan/keamanan , Golongan Gedung dan Bangunan , Bangunan gedung , Golongan Aset tetap lainnya , Barang bercorak kebudayaan ,00 Jumlah ,00 Sementara itu, aset yang tidak digunakan kondisi tahun 2015 adalah sebesar Rp ,- yang terdiri atas 2 (dua) komponen, yaitu : 1. Aset tidak bermanfaat, dengan nilai sebesar Rp ,- 2. Aset dipakai pihak lain/hibah, dengan nilai sebesar Rp ,- Sementara itu, jenis sarana dan prasarana yang berpengaruh langsung terhadap orperasional organisasi yang meliputi ruang dan peralatan kerja, sarana telekomunikasi dan transportasi yang tersedia cukup memadai namun masih perlu ditingkatkan untuk mengoptimalkan kinerja. Secara lengkap, jenis dan jumlah prasarana dan sarana yang dimiliki oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat sampai tahun 2015 dapat dilihat pada berikut. 18

19 Tabel Prasarana dan Sarana Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015 No. Uraian Umum & Kepegawaian Sekretariat Keuangan Program Bidang Industri Agro Bidang Industri Non Agro Bidang PDN 1 Komputer Printer Notebook/Laptop UPS LCD Proyektor Kamera Mesin Tik AC Faximile Brankas Alat absensi Filling Kabinet Lemari Besi Kendaraan Roda Kendaraan Roda Meja Kerja Esselon Meja Kerja Staf Kursi Kerja Esselon Kursi Kerja Staf Meja Komputer Scanner Wireless Sumber data : Subag Umum dan Kepegawaian Bidang PLN Bidang Pengawa san UPTD Perekayas aan UPTD Promosi UPTD BPMB UPTD Metrologi Total 19

20 Sebagai salah satu SKPD yang mempunyai unit pelayanan teknis, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat juga memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah. Sumber penerimaan (PAD) pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat diperoleh dari 3 (tiga) Unit Pelayanan Teknis (UPTD), yaitu: 1. UPTD Kemetrologian PAD yang diterima berasal dari pelayanan jasa tera alat Ukur Takar Timbangan dan Perlengkapannya (UTTP); 2. UPTD Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPMB) PAD yang diterima berasal dari jasa pengujian mutu barang yaitu berupa kegiatan pengujian contoh, pengambilan contoh, kalibrasi peralatan dan penerimaan uang perjalanan kalibrasi. 3. UPTD Balai Perekayasaan PAD yang diterima berasal dari jasa pengolahan rotan, pengolahan logam dan jasa pemakaian workshop. jasa pengolahan kayu jasa Jumlah PAD tertinggi yang diterima Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat dalam 5 (lima) tahun kinerja Renstra adalah sebesar Rp ,- yaitu pada tahun PAD terbesar disumbangkan melalui kegiatan pelayanan UPTD Balai Metrologi yaitu sebesar Rp ,- (106,71 persen) dari target sebesar Rp ,-. PAD terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp ,-. Pada tahun 2015 PAD yang dihasilkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat adalah sebesar Rp ,-. Jika dibandingkan tahun 2014, jumlah penerimaan ini mengalami penurunan sebesar 3,86 persen atau sebesar Rp ,-, dimana pada tahun 2014 PAD yang diterima adalah sebesar Rp ,-. Hal ini disebabkan berpindahnya kewenangan pelaksanaan tera/tera ulang UTTP oleh kab/kota, dalam hal ini Kota Padang telah mulai mandiri melaksanakan layanan tera/tera ulang. Perkembangan penerimaan PAD pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel berikut: 20

21 Tabel Perkembangan PAD pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat No. URAIAN/Itemization TAHUN TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % Pendapatan Asli Daerah/Local Government Original Receipt 424,000, ,484, ,219,600,000 1,181,651, ,247,522,600 1,203,078, ,184,000,000 1,253,048, ,209,000,000 1,337,839, ,239,000,000 1,286,223, I. Pendapatan Retribusi Daerah/Local Retribution Receipt 424,000, ,484, ,219,600,000 1,089,453, ,247,522,600 1,179,700, ,184,000,000 1,212,681, ,209,000,000 1,285,195, ,239,000,000 1,286,223, Retribusi Jasa Umum 200,000, ,023, ,000, ,912, ,000, ,178, ,000, ,949, ,000, ,075, ,000, ,705, UPTD Balai Metrologi 200,000, ,023, ,000, ,912, ,000, ,178, ,000, ,949, ,000, ,075, ,000, ,705, Retribusi Jasa Usaha 224,000, ,460, ,600, ,541, ,522, ,521, ,000, ,731, ,000, ,119, ,000, ,517, Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 224,000, ,460, ,600, ,541, ,522, ,521, ,000, ,731, ,000, ,119, ,000, ,517, UPTD BPMB 200,000, ,355, ,000, ,431, ,000, ,411, ,000, ,638, ,438, ,440, ,000, ,688, UPTD Balai Perekayasaan 24,000,000 11,624, ,000,000 29,110, ,000,000 20,110, ,000,000 23,532, ,000,000 24,118, ,000,000 26,829, Sewa Rumah Dinas - 480,600-3,600, ,522, , , , II. Lain-Lain PAD yang Sah/ Other Illegal Receipt ,197, ,377, ,367, ,644, Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak dipisahkan Pendapatan Denda Atas Keterlambatan Pekerjan ,500, ,700, ,028, ,837,266-35,363, , Pendapatan lingkage dana bergulir ,371, Pendapatan dari Pengembalian ,797, ,540,500-2,503, ,754, Sumber data : Sub Bagian Keuangan 21

22 2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Program pembangunan Provinsi Sumatera Barat diantaranya adalah untuk meningkatkan perekonomian rakyat yang diarahkan pada pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan usaha produktif dan pada akhirnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat Sumatera Barat. Salah satu pola yang sesuai dengan pembangunan yang berorientasi kepada rakyat adalah sistem ekonomi kerakyatan, yaitu sistem ekonomi yang berorientasi pada peningkatan partisipasi produktif masyarakat dalam penyelenggaraan ekonomi. Kegiatan yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada umumnya dan melibatkan masyarakat adalah melalui berbagai sektor usaha antara lain sektor industri dan perdagangan. Pihak yang paling berperan dalam pengembangan industri dan perdagangan dalam pembangunan ekonomi di Sumatera Barat adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat sebagai salah satu satuan kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang memiliki tugas pokok melaksanakan kewenangan desentralisasi, dekonsentrasi di bidang Industri dan Perdagangan serta tugas lainnya yang diberikan oleh Gubernur. Tugas yang diamanatkan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 39 tahun 2012 tentang Rincian tugas pokok, fungsi dan tata kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat memegang peran yang strategis dalam pemberdayaan Industri dan Perdagangan di Provinsi Sumatera Barat. Tugas tersebut sebagaimana yang dijabarkan dalam Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun dengan visi yang diemban yaitu Mewujudkan Industri yang tangguh dan perdagangan yang efisien sebagai penggerak perekonomian daerah pada tahun 2015 dengan misi: 1. Meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk serta usaha industry yang berwawasan lingkungan; 2. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya daerah untuk pengembangan industri unggulan; 3. Meningkatkan peranan perdagangan dalam negeri dan perlindungan terhadap konsumen; 4. Meningkatkan dan mengembangkan ekspor daerah. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan di sektor industri dan perdagangan tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat telah melaksanakan serangkaian program dan kegiatan sebagaimana yang telah dituangkan dalam Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Tahun yaitu: 1. Sektor industri, melalui Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial; Program Revitalisasi dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah; Program Peningkatan Iklim Usaha Industri; Program Pengembangan Klaster Industri Unggulan; Program Pengembangan Teknologi Tepat Guna; Program Penumbuhan Industri 22

23 Unggulan Berbasis Agro dan Manufaktur; Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dan Aparat Pembina. 2. Sektor Perdagangan, melalui Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri; Program Peningkatan Kualitas SDM Pelaku Usaha dan Aparatur Perdagangan; Program Peningkatan Prasarana dan Sarana Perdagangan; Program Peningkatan Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan; Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Daerah. Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, didalam Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat juga telah ditetapkan sasaran-sasaran strategis beserta indikator kinerja yang bersifat kuantitatif dari masingmasing sasaran strategis. Indikator-indikator sasaran tersebut antara lain untuk sektor perindustrian berupa pertumbuhan industri, jumlah unit usaha industri dan pengembangan sentra Industri kecil. Hasil-hasil pembangunan sektor perdagangan tercermin dalam indikator-indikator makro: seperti pertumbuhan sub sektor perdagangan, terkendalinya inflasi, pasar rakyat yang berkondisi baik, ekspor non migas. penerapan metrologi legal, dan peningkatan Secara umum, pencapaian sasaran strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat dalam masa kerja Renstra telah sesuai dengan target yang ditetapkan, walaupun masih ada hal-hal lainnya yang harus diperhatikan agar kinerja pelayanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat lebih baik lagi, terutama dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang menuntut adanya daya saing disetiap sektor. Secara umum, kinerja sektor industri dan perdagangan di Sumatera Barat dapat dijabarkan pada Tabel T-IV.C.2 sebagai berikut: 23

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT No. Urut: 53, 2014 Menimbang : G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI

Lebih terperinci

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. BAB XX DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 400 Susunan organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1.

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Kata Pengantar Puji dan syukur kami ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Periode 2017 2021

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PASAR KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 96 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 96 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 96 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI NTB

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI NTB GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI NTB 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 7 Tahun 2008

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/M-IND/PER/11/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS PEJABAT STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 18 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 18 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN

Lebih terperinci

TUPOKSI DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SUMATERA BARAT

TUPOKSI DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SUMATERA BARAT TUPOKSI DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SUMATERA BARAT I. Sekretariat Rincian tugas Sekretariat : a. menyelenggarakan pengkajian serta koordinasi perencanaan dan program dinas; b. menyelenggarakan pengkajian

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI PAPUA Menimbang :a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 114 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KOTA

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 Ayat 2 bahwa

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 Ayat 2 bahwa BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 Ayat 2 bahwa pembangunan ketenagakerjaan ditunjuk untuk menyediakan

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT, GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA DINAS PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT,

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 86 TAHUN 2016 TETANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,TUGAS DAN FUNGSI SERTA

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT No. Urut: 54, 2014 G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 89 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 103 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN JABATAN PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 18 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 18 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 18 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS METROLOGI LEGAL PADA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN SUBANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN SUBANG PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Perindustrian,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN II.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DASAR HUKUM PEMBENTUKAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP Kantor Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Soreang, Desember 2011 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Kepala,

KATA PENGANTAR. Soreang, Desember 2011 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Kepala, KATA PENGANTAR BAPPEDA Kabupaten sebagai salah satu Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten memiliki kewajiban untuk menyusun Rencana Strategis Bapeda Kabupaten Tahun 2010 2015 sebagai

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 97 TAHUN 2016

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 97 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS METROLOGI LEGAL PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang mesti dilaksanakan dalam usaha mewujudkan visi dan misi pembangunan sekaligus aspirasi serta cita-cita

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

BAB 2 GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BAB 2 GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 1. STRUKTUR ORGANISASI Keberadaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor diatur dengan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 38 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 38 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 38 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang Mengingat : : a. Bahwa sebagai

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT, GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PERINDUSTRIAN,

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT BADAN PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT BADAN PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT BADAN PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Subulussalam, 10 Februari 2017 KEPALA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SUBULUSSALAM

KATA PENGANTAR. Subulussalam, 10 Februari 2017 KEPALA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SUBULUSSALAM 1 Rencana Strategis Dinas Komunikasi dan Informatika KATA PENGANTAR Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinas Kominfo) Kota Subulussalam periode 2015-2019 merupakan bagian integral

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN KOPERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUKAMARA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT Faksimili : (022) 4236219 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... i ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Maksud dan Tujuan... 7 1.3. Sistematika Penulisan...

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas dan Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 28 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Non Struktural

Lebih terperinci

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 NOMOR 35 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 NOMOR 35 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH II PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012 LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM / KEGIATAN PERINDUSTRIAN 1 Meningkatnya perkembangan

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT,

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

GUBERNUR SUMATERA BARAT, GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 107 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS,FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 13 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI RIAU

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 13 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI RIAU GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 13 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON a NOMOR 82 TAHUN 2016, SERI D. 31 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR : 82 Tahun 2016 TENTANG FUNGSI, TUGAS POKOK DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTR1AN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEPALA DINAS SEKRETARIS

KEPALA DINAS SEKRETARIS KEPALA DINAS Mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkondisikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

Lebih terperinci

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jl. Jend. Sudirman Timur Nomor 50 Telp. (0284) 321542 Pemalang Email : diskoperindag.pemalang@yahoo.com

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

BAB III DISKRIPSI LEMBAGA. A. Gambaran Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar

BAB III DISKRIPSI LEMBAGA. A. Gambaran Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar BAB III DISKRIPSI LEMBAGA A. Gambaran Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar Dinas Perindustrian, Perdagangan, koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

DAFTAR INFORAMASI PUBLIK DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UKM KABUPATEN MUKOMUKO

DAFTAR INFORAMASI PUBLIK DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UKM KABUPATEN MUKOMUKO DAFTAR INFORAMASI PUBLIK DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UKM KABUPATEN MUKOMUKO NO INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA I. Informasi tentang Profil DINAS PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

GUBERNUR SUMATERA BARAT, GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG BHINNEKA TU L NGGA IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci