Susunan Lengkap Laporan Perancangan
|
|
- Yanti Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 Susunan Lengkap Laporan Perancangan Susunan lengkap Laporan Perancangan harus mengikuti outline sebagaimana di bawah ini: Halaman Judul Lembar Pengesahan Ringkasan (Summary) Daftar Isi Daftar Lampiran Daftar Gambar Daftar Tabel BAB I PENDAHULUAN BAB II DASAR TEORI BAB III METODE PERANCANGAN BAB IV KRITERIA PERANCANGAN BAB V PERANCANGAN AWAL BAB VI PEMODELAN NUMERIS BAB VII HASIL PEMODELAN NUMERIS BAB VIII VERIFIKASI PEMODELAN NUMERIS BAB IX PERANCANGAN PONDASI PILE BAB X KONFIGURASI AKHIR Daftar Pustaka LAMPIRAN-LAMPIRAN: LAMPIRAN A GAMBAR DESAIN LAMPIRAN A-1 GAMBAR DESAIN DECK LAMPIRAN A-2 GAMBAR DESAIN JACKET LAMPIRAN B KERTAS KERJA PERANCANGAN AWAL DECK LAMPIRAN B-1 PERANCANGAN AWAL DECK LAMPIRAN B-2 PERANCANGAN AWAL JACKET LAMPIRAN C MATERIAL TAKE OFF (MTO) LAMPIRAN C-1 MTO DECK LAMPIRAN C-2 MTO JACKET LAMPIRAN D KERTAS KERJA PERHITUNGAN MANUAL BEBAN ANGIN LAMPIRAN E KERTAS KERJA PERHITUNGAN MANUAL BEBAN GELOMBANG DAN ARUS LAMPIRAN F FINITE ELEMENT MODEL LAMPIRAN G OUTPUT HASIL PEMODELAN LAMPIRAN H Data Awal LAMPIRAN I Lembar Asistensi 1
2 2 Sistematika dan Muatan Standar Laporan Perancangan Executive Summary (Ringkasan) Berisi tentang deskripsi singkat permasalahan yang diberikan, deskripsi singkat metode perancangan yang digunakan dan rancangan yang dihasilkan. BAB I Pendahuluan Berisi tentang rumusan masalah perancangan yang akan diselesaikan, tujuan perancangan, dan ruang lingkup perancangan/asumsi/batasan perancangan. BAB II Dasar Teori Berisi dasar teori hanya yang akan digunakan dalam perancangan dengan menuliskan kutipan dan harus tercantum di Daftar Pustaka. Semua rumus atau persamaan diberi nomor urut. Adapun dasar teori yang harus dicantumkan adalah sbb: 1. Macam beban yang bekerja pada anjungan lepas pantai dan hanya yang akan dipertimbangkan dalam perancangan. 2. Kondisi pembebanan dan penentuan beban kombinasi. 3. Penentuan teori gelombang dan teori gelombang yang digunakan. 4. Perhitungan gaya gelombang (Persamaan Morison). 5. Perhitungan gaya arus. 6. Perhitungan gaya angin. 7. Desain struktur baja, meliputi perancangan balok dan kolom. 8. Desain awal tubular member pada jacket. 9. Desain pondasi pile dan kapasitas dukung ultimate tanah. Sebagai catatan, semua dasar teori itu harus mengacu pada salah satu code/recommended practice (WSD atau LRFD) sebagaimana yang telah ditentukan dalam penugasan. BAB III Metode Perancangan Berisi bagan alur metode perancangan dan penjelasan pada setiap tahap. Buat suatu bagan alur metode perancangan secara umum diikuti dengan beberapa bagan alur metode perancangan secara lebih detail, misalnya metode analisa statis, metode pemodelan komputer, metode analisa pondasi pile, dsb. BAB IV Kriteria Perancangan Berisi kriteria perancangan yang diberikan, yakni berbagai kebutuhan desain, berbagai kondisi lingkungan dan berbagai kondisi pembebanan (sebagaimana data yang telah diberikan), dimana platform yang didesain harus mampu melaksanakan tugasnya. Kriteria perancangan tersebut adalah sbb: 1. Jenis platform dan berbagai keterangan spesifik lainnya. 2. Arah orientasi platform. 3. Kedalaman perairan, data gelombang, arus dan angin. 4. Koefisien hidrodinamika. 5. Beban peralatan, perpipaan dan beban hidup. 6. Data tanah. 7. Marine growth. 2
3 8. Splash zone. BAB V Perancangan Awal Berisi deskripsi singkat dan ringkasan hasil perhitungan secara manual (secara lengkap harus dilampirkan) dari semua yang melingkupi perancangan awal (initial design), yakni: A. DECK 1. Konfigurasi awal deck, meliputi geometri deck, dimensi deck, jumlah deck. 2. Dimensi dan profil awal primary dan secondary girder serta truss dan deck leg. 3. Berat deck dan letak COG deck (untuk setiap deck dan total keseluruhan deck), dan besar gaya pada tiap-tiap deck leg. Hal ini harus mengacu pada MTO (Material Take Off) untuk deck (harus dilampirkan). B. MAIN SUPPORT FRAME (MSF) 1. Konfigurasi awal MSF, meliputi geometri dan dimensi MSF. 2. Dimensi dan profil awal tubular member MSF. 3. Berat MSF dan letak COG MSF & deck dan besar gaya pada tiap-tiap MSF leg. Hal ini harus mengacu pada MTO (Material Take Off) untuk MSF (harus dilampirkan). C. JACKET 1. Konfigurasi awal jacket, meliputi tata letak dan geometri jacket, dimensi jacket, jumlah panel elevasi, jumlah row dan jumlah kaki. 2. Dimensi awal tubular member (chord dan bracing) dengan memperhatikan beban vertikal deck dan harga rasio kerampingan (K.L/r). 3. Berat jacket, letak COG jacket, MSF dan deck, dan besar gaya pada tiap-tiap jacket leg. Hal ini harus mengacu pada MTO untuk jacket, MSF dan deck (harus dilampirkan). 4. Tabel perhitungan kapasitas pile pada setiap kedalaman penetrasi pile (dimensi pile telah ditentukan terlebih dahulu) sesuai data tanah yang diberikan (dilampirkan). 5. Kedalaman penetrasi pile yang diambil dan kapasitas pile serta safety factornya. BAB VI Pemodelan Numeris Untuk mengetahui respon struktur, maka hasil perancangan awal di atas perlu diselesaikan dengan menerapkan prinsip-prinsip pemodelan numeris dan metode elemen hingga. Karena model numeris suatu bangunan lepas pantai rumit dan kompleks, maka diperkenankan untuk menggunakan bantuan komputer dan perangkat lunak analisa struktur. Structural analysis software yang diperkenankan untuk dipergunakan adalah StruCAD. Dengan catatan mahasiswa yang bersangkutan mengerti filosofi dan prinsip pemodelan numeris yang men dalangi structural analysis software tersebut. Bab ini berisi deskripsi singkat semua asumsi yang dipergunakan dalam pemodelan, sbb: 1. Sumbu koordinat, satuan (unit) yang digunakan dan orientasi platform dalam pemodelan, serta orientasi pembebanan lingkungan (cara perhitungan sudut datang beban lingkungan). 3
4 2. Penentuan beban angin, meliputi cara penentuan luasan proyeksi dan titik tangkapnya, harga koefisien bentuk yang dipergunakan, cara penentuan joint penerima transfer gaya, dsb. 3. Penentuan beban gelombang dan arus, meliputi penentuan teori gelombang, koefisien drag dan inersia yang dipergunakan, variasi arah pembebanan, metode software untuk mentransfer beban gelombang ke struktur. 4. Metode pembebanan berat peralatan, ruangan, dan beban lainnya ke deck framing. 5. Penentuan beban independent/basic dan beban dependent/kombinasi. 6. Penentuan joint tumpuan dan jenis tumpuannya. BAB VII Hasil Pemodelan Numeris Setelah melalui tahapan pemodelan, analisa statis, ubah desain secara rekursif hingga didapatkan desain yang memenuhi semua kriteria, maka desain bangunan lepas pantai tersebut dinamakan sebagai desain akhir (final design) untuk TRB II LP ini. Dalam bab ini, tulis deskripsi singkat atau ringkasan dari semua hasil analisa statis yang didapat dalam pemodelan, adalah sbb: A. DECK & MSF 1. Pembebanan Vertikal, tulis semua pembebanan vertikal pada kondisi operasional dan badai yang bekerja pada deck sesuai hasil pemodelan. 2. Pembebanan Horisontal, tulis semua pembebanan horisontal pada kondisi operasional dan badai yang bekerja pada deck sesuai hasil pemodelan. 3. Joint Displacement, tulis 3 joint pada deck yang memiliki displacement terbesar pada kondisi operasional dan badai. 4. Member Stress Check, tulis member pada deck yang memiliki stress ratio > 0,9 atau 3 member dengan stress ratio terbesar. B. JACKET 1. Pembebanan Vertikal, tulis semua pembebanan vertikal pada kondisi operasional dan badai yang bekerja pada jacket sesuai hasil pemodelan. 2. Pembebanan Horisontal, tulis semua pembebanan horisontal pada kondisi operasional dan badai yang bekerja pada jacket sesuai hasil pemodelan. 3. Joint Displacement, tulis 3 joint pada deck yang memiliki displacement terbesar pada kondisi operasional dan badai. 4. Member Stress Check, tulis member pada jacket yang memiliki stress ratio > 0,9 atau 3 member dengan stress ratio terbesar. C. LAIN-LAIN 1. Gaya reaksi pada tumpuan, tulis semua gaya-gaya dan momen reaksi pada tumpuan sesuai hasil pemodelan. 2. Momen overturning akibat gaya-gaya lateral (angin, gelombang dan arus). BAB VIII Verifikasi Hasil Pemodelan Numeris Untuk memastikan bahwa pemodelan struktur pada komputer telah benar, maka perlu dilakukan verifikasi sebagaimana di bawah ini. A. DECK 1. Pembebanan Vertikal, bandingkan antara hasil pemodelan dengan perhitungan MTO deck. 4
5 2. Pembebanan Horisontal, bandingkan antara hasil pemodelan dengan perhitungan beban angin secara manual (secara detail dilampirkan). 3. Member Stress Check, lakukan perhitungan stress ratio secara manual (secara detail dilampirkan) member pada deck yang sesuai hasil pemodelan memiliki stress ratio > 0,9 atau 3 member dengan stress ratio terbesar; kemudian bandingkan hasil perhitungan manual tersebut dengan hasil pemodelan. B. JACKET 1. Pembebanan Vertikal, bandingkan antara hasil pemodelan dengan perhitungan MTO jacket. 2. Pembebanan Horisontal, bandingkan antara hasil pemodelan dengan perhitungan beban gelombang dan arus secara manual (secara detail dilampirkan). 3. Member Stress Check, lakukan perhitungan stress ratio secara manual (secara detail dilampirkan) member pada jacket yang sesuai hasil pemodelan memiliki stress ratio > 0,9 atau 3 member dengan stress ratio terbesar; kemudian bandingkan hasil perhitungan manual tersebut dengan hasil pemodelan. C. LAIN-LAIN 1. Gaya reaksi pada tumpuan, bandingkan antara total gaya-gaya dan momen reaksi pada tumpuan sesuai hasil pemodelan dengan MTO deck dan jacket. 2. Momen overturning, bandingkan antara momen akibat gaya-gaya lateral (angin, gelombang dan arus) sesuai hasil pemodelan dengan perhitungan manual. BAB IX Perancangan Pondasi Pile Berisi tabel perhitungan kapasitas pile pada setiap kedalaman penetrasi pile (dimensi pile telah ditentukan terlebih dahulu secara rekursif) sesuai data tanah yang diberikan (dilampirkan). Tentukan kedalaman penetrasi pile yang diambil dan kapasitas pile serta safety factor-nya BAB X Konfigurasi Akhir Berisi konfigurasi akhir dari platform yang didesain. A. Tata Letak dan Geometri Akhir (Gambar Sketsa Standar): 1. tata letak peralatan, walkway, stairway, handrail, plat & grating. 2. geometri deck & tata letak deck framing plan. 3. tata letak deck keseluruhan (antar deck, deck leg, deck truss, etc) 4. tata letak dan geometri jacket-deck transition. 5. tata letak dan geometri jacket keseluruhan (row, panel elevasi, conductor, riser, conductor & riser guide, sacrificial anode). 6. tata letak dan geometri pile. B. Dimensi dan Bahan Akhir Deck & MSF: 1. dimensi dan bahan deck framing. 2. dimensi dan bahan deck primary member. 3. penentuan deck weight (structural + equipment + appurtenance). 5
6 C. Dimensi dan Bahan Akhir Jacket: 1. dimensi dan bahan jacket-deck transition. 2. dimensi dan bahan jacket tubular member. 3. penentuan jacket weight (structural + equipment + appurtenance). 4. penentuan deck & jacket weight. D. Dimensi dan Bahan Akhir Pile: 1. penentuan kapasitas dukung tanah 2. penentuan dimensi dan kedalaman pile Daftar Pustaka Berisi daftar pustaka hanya yang menjadi acuan dan sudah dikutip. LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN A GAMBAR DESAIN (Kertas Ukuran A3) LAMPIRAN A-1 GAMBAR DESAIN DECK & MSF 1. Gambar nomor indeks gambar desain deck. 2. Gambar rencana kerangka (framing plan) untuk masing-masing deck. 3. Gambar rencana kerangka (framing plan) untuk masing-masing truss elevation. 4. Gambar rencana layout peralatan/ruangan untuk masing-masing deck. LAMPIRAN A-2 GAMBAR DESAIN JACKET 1. Gambar nomor indeks gambar desain jacket. 2. Gambar PLAN pada setiap panel elevasi. 3. Gambar elevasi pada setiap ROW. 4. Gambar rencana pile. LAMPIRAN B KERTAS KERJA PERANCANGAN AWAL DECK LAMPIRAN B-1 PERANCANGAN AWAL DECK & MSF 1. Gambar sketsa perencanaan layout peralatan setiap deck. 2. Gambar sketsa perencanaan layout pembebanan setiap deck. 3. Gambar sketsa perencanaan kerangka setiap deck. 4. Perhitungan manual perancangan dimensi dan profil awal untuk primary dan secondary girder, truss dan deck leg. LAMPIRAN B-2 PERANCANGAN AWAL JACKET 1. Gambar sketsa perencanaan layout dan geometri jacket dilihat pada setiap ROW. 2. Gambar sketsa perencanaan layout dan geometri setiap PANEL ELEVASI. 3. Perhitungan manual perencanaan dimensi tubular member (bracing dan jacket leg) dengan memperhatikan beban vertikal akibat beban deck dan rasio kerampingan. 6
7 LAMPIRAN C MATERIAL TAKE OFF (MTO) LAMPIRAN C-1 MTO DECK & MSF 1. Tabel perhitungan berat dan COG setiap peralatan dan beban lain pada setiap deck. 2. Hasil perhitungan berat dan letak titik COG pada setiap deck dan pada keseluruhan deck. 3. Gambar sketsa letak titik COG pada keseluruhan deck. 4. Perhitungan manual tranfer beban ke setiap deck leg. LAMPIRAN C-2 MTO JACKET 1. Tabel perhitungan berat dan COG setiap tubular member pada seluruh jacket. 2. Hasil perhitungan berat dan letak titik COG pada keseluruhan jacket. 3. Hasil perhitungan berat dan letak titik COG pada keseluruhan deck dan jacket. 4. Gambar sketsa letak titik COG pada keseluruhan deck dan jacket. 5. Perhitungan manual tranfer beban deck dan jacket ke setiap jacket leg. LAMPIRAN D KERTAS KERJA PERHITUNGAN MANUAL BEBAN ANGIN 1. Gambar sketsa projected area yang terkena beban angin dan titik tangkapnya. 2. Perhitungan manual besar beban angin pada kondisi operasional dan badai serta momen guling yang diakibatkannya. LAMPIRAN E KERTAS KERJA PERHITUNGAN MANUAL BEBAN GELOMBANG DAN ARUS 1. Penentuan teori gelombang dan lampirkan grafif Region of Validity serta plotkan nilainya. 2. Perhitungan syah tidaknya penggunaan Teori Morison untuk perhitungan beban gelombang. 3. Ambil salah satu leg dan hitung beban gelombang dan arus yang diterimanya serta momen guling yang diakibatkannya. LAMPIRAN F FINITE ELEMENT MODEL 1. Gambar model isometri deck dan jacket serta perlihatkan joint tumpuan. 2. Gambar model lengkap dengan penamaan joint dan member pada setiap deck, deck truss, panel elevasi jacket dan elevasi row. 3. Gambar model deck (dari atas) serta orientasi pembebanan lingkungan (cara perhitungan sudut). 4. Printout listing program, yakni file Beta untuk StruCAD dan file GTI untuk GTStrudl (Gunakan huruf courier new dan besar huruf boleh menyesuaikan (besar font = 7 s.d. 9) sehingga cukup satu baris). LAMPIRAN G OUTPUT HASIL PEMODELAN 1. Gambar model isometri deck dan jacket serta perlihatkan defleksi maksimum. 2. Gambar model deck dan penandaan 3 member dengan SR terbesar. 3. Gambar model jacket dan penandaan 3 member dengan SR terbesar. 4. Printout hasil pemodelan untuk 3 member dengan SR terbesar di deck pada semua kondisi beban kombinasi, meliputi: 7
8 a. Member stress. b. Member deflection. c. Members stress ratio (unity check). 5. Printout hasil pemodelan untuk 3 member dengan SR terbesar di jacket pada semua kondisi beban kombinasi, meliputi: a. Member stress. b. Member deflection. c. Members stress ratio (unity check). 6. Printout hasil pemodelan besar gaya gelombang dan angin. 7. Printout hasil pemodelan gaya reaksi pada joint tumpuan pada semua kondisi beban kombinasi dan beri highlight untuk gaya reaksi maksimum. 8. Printout global equilibrium check. LAMPIRAN H Data Awal LAMPIRAN I Lembar Asistensi 8
9 LL 1324 TUGAS RANCANG STRUKTUR LEPAS PANTAI STATIS SEMESTER GENAP 2004/2005 JADWAL RENCANA KERJA, EVALUASI & UJIAN AKHIR Bulan Februari Maret April Mei Juni Keterangan Introduction Pembagian Kelompok & Tugas Perancangan Awal initial design Evaluasi I evaluasi 1 Revisi Pemodelan Numeris & Verifikasi numerical modeling Evaluasi II evaluasi 2 Revisi Perancangan Pondasi Pile pile foundation Evaluasi III evaluasi 3 Revisi Gambar Desain design drawing Evaluasi IV evaluasi 4 Revisi UJIAN AKHIR ujian akhir Revisi Batas Akhir Reshuffle Kelompok batas akhir reshuffle kelompok Hari Penugasan ke Pertemuan Minggu ke
10 LL 1324 TUGAS RANCANG STRUKTUR LEPAS PANTAI STATIS SEMESTER GENAP 2004/2005 JADWAL EVALUASI KOMPREHENSIF & UJIAN AKHIR (Veteran) Bulan Februari Maret April Mei Juni Keterangan Introduction Pendaftaran ke-1 Pendaftaran ke-2 PERANCANGAN AWAL beban vertikal pada deck balok & kolom dimensi jacket dimensi tubular member pada jacket Evaluasi 1 evaluasi 1 PEMODELAN NUMERIS & VERIFIKASI Input data pada StruCAD Interpretasi hasil pemodelan Verifikasi model dan hasil pemodelan Evaluasi 2 evaluasi 2 PERANCANGAN PONDASI PILE bearing capacity tanah Perancangan dimensi pile Evaluasi 3 evaluasi 3 UJIAN AKHIR ujian akhir Hari Penugasan ke Pertemuan Minggu ke
BAB 3 DESKRIPSI KASUS
BAB 3 DESKRIPSI KASUS 3.1 UMUM Anjungan lepas pantai yang ditinjau berada di Laut Jawa, daerah Kepulauan Seribu, yang terletak di sebelah Utara kota Jakarta. Kedalaman laut rata-rata adalah 89 ft. Anjungan
Lebih terperinci5 Pemodelan Struktur
Bab 5 5 Pemodelan Struktur 5.1 Konfigurasi Umum Jacket Anjungan yang dimodelkan dalam Tugas Akhir ini merupakan suatu bangunan fixed platform tipe jacket yang memiliki 4 buah kaki yang terpancang ke dalam.
Lebih terperinciBAB 4 STUDI KASUS 4.1 UMUM
BAB 4 STUDI KASUS 4.1 UMUM Platform LProcess merupakan struktur anjungan lepas pantai tipe jacket dengan struktur empat kaki dan terdiri dari dua deck untuk fasilitas Process. Platform ini terletak pada
Lebih terperinci1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab 1
Bab 1 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam mineral di Indonesia memilik potensi yang cukup besar untuk dieksplorasi, terutama untuk jenis minyak dan gas bumi. Sumber mineral di Indonesia sebagian
Lebih terperinciBAB III METODE ANALISIS
BAB III METODE ANALISIS 3.1 Analisis Linier Statik Pada analisis linier statik akan dilakukan perhitungan rasio tegangan sebelum dan sesudah terjadi penurunan. Pada analisis ini, stuktur akan berperilaku
Lebih terperinci5 Analisis Seismic BAB 5
BAB 5 5 Analisis Seismic Analisis seismik merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan struktur (dalam hal ini digunakan model struktur yang sama dengan model pada analisis Inplace) terhadap
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI
a BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Pada pelaksanaan Tugas Akhir ini, kami menggunakan software PLAXIS 3D Tunnel 1.2 dan Group 5.0 sebagai alat bantu perhitungan. Kedua hasil perhitungan software ini akan dibandingkan
Lebih terperinciBAB VI METODE PELAKSANAAN. tepat waktu, dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Tahap pelaksanaan
BAB VI METODE PELAKSANAAN VI.1 Metode Pelaksanaan Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting
Lebih terperinciKajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Sebagai Antisipasi Penambahan Beban Akibat Deck Extension
Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Sebagai Antisipasi Penambahan Beban Akibat Deck Extension 1 Muflih Mustabiqul Khoir, Wisnu Wardhana dan Rudi Walujo Prastianto Jurusan Teknik
Lebih terperinciIMADUDDIN ABIL FADA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010
IMADUDDIN ABIL FADA 3106100077 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 ANALISA PUSHOVER DENGAN KONDISI GEMPA 800 TAHUN PADA STRUKTUR
Lebih terperinci4 Analisis Inplace BAB Kombinasi Pembebanan (Load Combination)
BAB 4 4 Analisis Inplace Analisis inplace adalah analisis yang dilakukan terhadap platform ketika platform sudah berada eksisting di lokasinya. Platform akan dianalisis sebagai sebuah struktur lengkap
Lebih terperinciSIDANG P3 TUGAS AKHIR ALLISSA SUWONDO P
SIDANG P3 TUGAS AKHIR ALLISSA SUWONDO P 4305100079 Dosen Pembimbing1 Bpk.Yoyok Setyo Hadiwidodo, ST., MT. 197111051995121001 Dosen Pembimbing2 Sholihin, ST., MT. 19690828200012100 JUDUL: Deteksi Kerusakan
Lebih terperinci3 Kriteria Desain dan Pemodelan
Bab 3 3 Kriteria Desain dan Pemodelan 3.1 Deskripsi Anjungan Lepas Pantai 3.1.1 Jacket dan Pile Anjungan lepas pantai yang dianalisis pada laporan ini merupakan suatu struktur anjungan rangka batang (fixed
Lebih terperinciBAB 5 ANALISIS Elemen yang Tidak Memenuhi Persyaratan Kekuatan API RP 2A WSD
BAB 5 ANALISIS 5.1 ANALISIS LINIER Penurunan yang terjadi pada dasar laut menyebabkan peningkatan beban lingkungan,, terutama beban gelombang yang dibebankan pada struktur anjungan lepas pantai. Hal ini
Lebih terperinciPERENCANAAN FIXED TRIPOD STEEL STRUCTURE JACKET PADA LINGKUNGAN MONSOON EKSTRIM
PERENCANAAN FIXED TRIPOD STEEL STRUCTURE JACKET PADA LINGKUNGAN MONSOON EKSTRIM Edwin Dwi Chandra, Mudji Irmawan dan Murdjito Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciSensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber daya alam laut di Indonesia, khususnya minyak dan gas, memiliki potensi bagi Indonesia. Dalam usaha mengoptimalkan potensi tersebut perlu dilakukan pemanfaatan
Lebih terperinciAnalisa Kekuatan Ultimate Struktur Jacket Wellhead Tripod Platform akibat Penambahan Conductor dan Deck Extension
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Analisa Kekuatan Ultimate Struktur Jacket Wellhead Tripod Platform akibat Penambahan Conductor dan Deck Extension Fahmi Nuriman, Handayanu, dan Rudi Walujo
Lebih terperinciPerancangan Struktur Jacket dantopside Anjungan Lepas Pantai Ditinjau dari Analisis Inplace
Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Perancangan Struktur Jacket dantopside Anjungan Lepas Pantai Ditinjau dari Analisis Inplace YUNIZAR PUTRA
Lebih terperinci6 Analisa Seismik. 6.1 Definisi. Bab
Bab 6 6 Analisa Seismik 6.1 Definisi Gempa bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori : intensitas lemah, sedang dan kuat. Intensitas ini ditentukan oleh percepatan gerakan tanah, yang dinyatakan dengan
Lebih terperinciBAB 5 ANALISIS HASIL
BAB 5 ANALISIS HASIL 5.1 ANALISIS HASIL IN-PLACE Hasil run program SACS untuk analisis in-place pada kondisi operasional dan ekstrem untuk beberapa keadaan tinggi muka air laut yang berubah akan dipaparkan
Lebih terperinciPertemuan 13 ANALISIS P- DELTA
Halaman 1 dari Pertemuan 13 Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA 13.1 Pengertian Efek P-Delta (P-Δ) P X B P Y 1 2x A H A = P x V A = P y (a) (b) Gambar 13.1 Model Struktur yang mengalami Efek P-Delta M A2 =
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi utama dunia yang dibentuk dari proses geologi yang sama. Sehingga, minyak dan gas bumi sering ditemukan pada
Lebih terperinciPerancangan Dermaga Pelabuhan
Perancangan Dermaga Pelabuhan PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kompetensi mahasiswa program sarjana Teknik Kelautan dalam perancangan dermaga pelabuhan Permasalahan konkret tentang aspek desain dan analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dan pembangunan sarana prasarana fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal tersebut menjadi mungkin
Lebih terperinciAnalisis Dampak Scouring Pada Integritas Jacket Structure dengan Pendekatan Statis Berbasis Keandalan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-191 Analisis Dampak Scouring Pada Integritas Jacket Structure dengan Pendekatan Statis Berbasis Keandalan Edit Hasta Prihantika,
Lebih terperinciCOVER TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA DENGAN PELAT LANTAI ORTOTROPIK
COVER TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA DENGAN PELAT LANTAI ORTOTROPIK Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Teknik Sipil,Universitas Mercu Buana Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Konsep Desain Desain struktur harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya Kekuatan (strength), kemampuan layan (serviceability), ekonomis (economy) dan Kemudahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, prosedur perencanaan suatu struktur harus menjamin bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, prosedur perencanaan suatu struktur harus menjamin bahwa di bawah kondisi pembebanan terburuk struktur harus tetap aman, dan selama kondisi kerja normal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1. Diagram Alir Perencanaan Struktur Atas Baja PENGUMPULAN DATA AWAL PENENTUAN SPESIFIKASI MATERIAL PERHITUNGAN PEMBEBANAN DESAIN PROFIL RENCANA PERMODELAN STRUKTUR DAN
Lebih terperinciANALISIS METODE ELEMEN HINGGA DAN EKSPERIMENTAL PERHITUNGAN KURVA BEBAN-LENDUTAN BALOK BAJA ABSTRAK
ANALISIS METODE ELEMEN HINGGA DAN EKSPERIMENTAL PERHITUNGAN KURVA BEBAN-LENDUTAN BALOK BAJA Engelbertha Noviani Bria Seran NRP: 0321011 Pembimbing: Yosafat Aji Pranata, ST., MT. ABSTRAK Salah satu bagian
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Dalam dunia konstruksi, tugas dari seorang civil structure engineer adalah
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Kriteria dan Tujuan Perancangan Dalam dunia konstruksi, tugas dari seorang civil structure engineer adalah melakukan perhitungan struktur baik struktur baja maupun sipil
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN STRUKTUR
BAB III Dalam tugas akhir ini, akan dilakukan analisis statik ekivalen terhadap struktur rangka bresing konsentrik yang berfungsi sebagai sistem penahan gaya lateral. Dimensi struktur adalah simetris segiempat
Lebih terperinciTUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1)
TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1) Nama NIM Dosen Pembimbing Rencanakan suatu bangunan baja bertingkat (5 lantai) dengan data data perencanaan sebagai berikut : 1. Lantai tingkat 5 : Penutup atap : a) tipe
Lebih terperinciBAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR
BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR 4.1 Permodelan Elemen Struktur Di dalam tugas akhir ini permodelan struktur dilakukan dalam 2 model yaitu model untuk pengecekan kondisi eksisting di lapangan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perhitungan analisis struktur akan dihasilkan gaya-gaya dalam dari struktur baja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada tahap awal perencanaan suatu struktur baja biasanya dengan perhitungan analisis struktur akan dihasilkan gaya-gaya dalam dari struktur baja tersebut.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Bagan Alir Perencanaan Ulang Bagan alir (flow chart) adalah urutan proses penyelesaian masalah. MULAI Data struktur atas perencanaan awal, As Plan Drawing Penentuan beban
Lebih terperinciLAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR
LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR Disusun oleh : Irawan Agustiar, ST DAFTAR ISI DATA PEMBEBANAN METODE PERHITUNGAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS A. ANALISA STRUKTUR 1. Input : Bangunan 3 lantai 2 Output : Model Struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak dan gas merupakan bahan bakar yang sangat penting di dunia. Meskipun saat ini banyak dikembangkan bahan bakar alternatif, minyak dan gas masih menjadi bahan bakar
Lebih terperinci1. Project Management Awareness
1. Project Management Awareness Pelatihan ini diberikan kepada para Executive perusahaan dalam pemahaman siklus project dan proses mangement proyek, disini akan diberikan dasar-dasar tentang project management.
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA PETI KEMAS TELUK LAMONG TANJUNG PERAK SURABAYA JAWA TIMUR
PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA PETI KEMAS TELUK LAMONG TANJUNG PERAK SURABAYA JAWA TIMUR Faris Muhammad Abdurrahim 1 Pembimbing : Andojo Wurjanto, Ph.D 2 Program Studi Sarjana Teknik Kelautan Fakultas Teknik
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penilaian dari struktur lepas pantai eksisting dilakukan terhadap beberapa peristiwa yang terjadi pada struktur, seperti metode baru produksi dan penemuan baru lainnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Bagan Alir Perancangan Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur sistematika perancangan struktur Kubah, yaitu dengan cara sebagai berikut: START
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR PADEYE PADA PROSES LIFTING JACKET EMPAT KAKI DENGAN PENDEKATAN DINAMIK
ANALISIS STRUKTUR PADEYE PADA PROSES LIFTING JACKET EMPAT KAKI DENGAN PENDEKATAN DINAMIK OLEH: HENNY GUSTI PRAMITA 4309 100 007 DOSEN PEMBIMBING: Ir. Handayanu, M.Sc, Ph.D Yoyok Setyo Hadiwidodo, S.T.,
Lebih terperinciManual SACS - Properti
Manual SACS - Properti Dalam Menginput properti untuk model geometri struktur platform, ada beberapa jenis material yang tidak terdapat dalam tabel. Maka material tersebut perlu didefinisikan sehingga
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR METODE MATRIX. Pertemuan ke-3 SISTEM RANGKA BATANG (PLANE TRUSS)
ANALISIS STRUKTUR METODE MATRIX Pertemuan ke-3 SISTEM RANGKA BATANG (PLANE TRUSS) Sistem koordinat global lokal elemen lokal global Struktur merupakan gabungan dari banyak elemen yang bekerja sebagai satu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik
BAB III METODOLOGI III.1. Persiapan Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih ekonomis, maka minimalisasi balok IWF dapat dilakukan dengan mengurangi luas badan balok melalui
Lebih terperinciGambar 5.83 Pemodelan beban hidup pada SAP 2000
Beban Gelombang Gambar 5.83 Pemodelan beban hidup pada SAP 2000 Beban Gelombang pada Tiang Telah dihitung sebelumnya, besar beban ini adalah 1,4 ton dan terdistribusi dengan bentuk segitiga dari seabed
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. syarat bangunan nyaman, maka deformasi bangunan tidak boleh besar. Untuk. memperoleh deformasi yang kecil, gedung harus kaku.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terbatasnya lahan perkantoran saat ini menjadi salah satu kendala suatu perusahaan untuk memperluas serta menambah lapangan pekerjaan di Jakarta. Oleh karena
Lebih terperinciINFO TEKNIK Volume 8 No. 2, JULI 2007 (87-92)
INFO TEKNIK Volume 8 No. 2, JULI 2007 (87-92) Simulasi Pembebanan Gaya Angin pada Baliho Berdasarkan Kode Pembebanan Peraturan Muatan Indonesia dan British Standard BS6399 Arie Febry Fardheny 1 Abstrak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Gempa adalah fenomena getaran yang diakibatkan oleh benturan atau pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan (fault zone). Besarnya
Lebih terperinciPENGARUH DIMENSI, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL DAN DEFLEKSI PADA TIANG PANCANG SPUN PILE ABSTRAK
PENGARUH DIMENSI, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL DAN DEFLEKSI PADA TIANG PANCANG SPUN PILE Endang Elisa Hutajulu NRP: 1221074 Pembimbing: Ir. Herianto Wibowo, M.Sc.
Lebih terperinciKajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Tipe Tripod Platform saat Kinerja Pondasi Pile Menurun
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Tipe Tripod Platform saat Kinerja Pondasi Menurun Herdanto Praja Utama, Wisnu Wardana dan
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil pada studi untuk mendapatkan konfigurasi kabel yang paling efektif pada struktur SFT dan juga setelah dilakukan analisa perencanaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI MULAI. Investigasi Data Hidro- Oceanografi Dan Kepelabuhan
BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI 3.1. SKEMA (FLOWCHART) PERENCANAAN Langkah langkah dalam Perencanaan Dermaga Lanal Tarakan Kalimantan Timur akan disajikan dalam flowchart berikut ini : MULAI Investigasi
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciDosen Pembimbing: 1. Tavio, ST, MS, Ph.D 2. Bambang Piscesa, ST, MT
PENGEMBANGAN PERANGKAT UNAK MENGGUNAKAN METODE EEMEN HINGGA UNTUK PERANCANGAN TORSI DAN GESER TERKOMBINASI PADA BAOK BETON BERTUANG Oleh: DIAR FAJAR GOSANA 317 1 17 Dosen Pembimbing: 1. Tavio, ST, MS,
Lebih terperinciPertemuan 8 KUBAH TRUSS BAJA
Halaman 1 dari Pertemuan 8 Pertemuan 8 KUBAH TRUSS BAJA Gambar di bawah ini adalah DENAH ATAP dan TAMPAK TRUSS B yang simetri dari struktur atap konstruksi baja berbentuk kubah yang akan digunakan dalam
Lebih terperinciDESAIN PENULANGAN SHEAR WALL, PELAT DAN BALOK DENGAN PEMROGRAMAN DELPHI
DESAIN PENULANGAN SHEAR WALL, PELAT DAN BALOK DENGAN PEMROGRAMAN DELPHI Maradona Ramdani Nasution NRP : 0621055 Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, ST., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH MARINE GROWTH TERHADAP INTEGRITAS JACKET STRUCTURE Anom Wijaya Daru 1, Murdjito 2, Handayanu 3
ANALISIS PENGARUH MARINE GROWTH TERHADAP INTEGRITAS JACKET STRUCTURE Anom Wijaya Daru 1, Murdjito 2, Handayanu 3 1 Mahasiswa Teknik Kelautan ITS, 2,3 Staf pengajar Teknik Kelautan ITS Abstrak Analisis
Lebih terperinciAnalisis Struktur Dermaga Deck on Pile Terminal Peti Kemas Kalibaru 1A Pelabuhan Tanjung Priok
Analisis Struktur Dermaga Deck on Pile Terminal Peti Kemas Kalibaru 1A Pelabuhan Tanjung Priok Julfikhsan Ahmad Mukhti Program Studi Sarjana Teknik Kelautan ITB, FTSL, ITB julfikhsan.am@gmail.com Kata
Lebih terperinciKAJIAN KEDALAMAN MINIMUM TIANG PANCANG PADA STRUKTUR DERMAGA DECK ON PILE
KAJIAN KEDALAMAN MINIMUM TIANG PANCANG PADA STRUKTUR DERMAGA DECK ON PILE Arya Anandika 1 dan Andojo Wurjanto 2 Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI II.1 TEORI UMUM JEMBATAN
BAB II DASAR TEORI II.1 TEORI UMUM JEMBATAN Pada dasarnya jembatan terdiri dari 2 komponen utama, yaitu komponen superstruktur dan substrukturnya. Superstrukturnya berupa deck/beam pada jembatan, sedangkan
Lebih terperinciBab IV Studi Kasus dan Analisis
Bab IV Studi Kasus dan Analisis IV.1 Umum Dalam bab ini akan diuraikan penerapan teori-teori yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya pada suatu studi kasus. Studi kasus yang diambil adalah platform
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN GEDUNG IKIP PGRI SEMARANG JAWA TENGAH ( Planning Building Structure IKIP PGRI, Semarang Central Java )
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG IKIP PGRI SEMARANG JAWA TENGAH ( Planning Building Structure IKIP PGRI, Semarang Central Java ) Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akademis Dalam
Lebih terperinciANALISIS PONDASI JEMBATAN DENGAN PERMODELAN METODA ELEMEN HINGGA DAN BEDA HINGGA
ANALISIS PONDASI JEMBATAN DENGAN PERMODELAN METODA ELEMEN HINGGA DAN BEDA HINGGA TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL OLEH BERLI
Lebih terperinci6 Analisis Fatigue BAB Parameter Analisis Fatigue Kurva S-N
BAB 6 6 Analisis Fatigue 6.1 Parameter Analisis Fatigue Analisis fatigue dilakukan untuk mengecek kekuatan struktur terhadap pembebanan siklik dari gelombang. Dengan melakukan analisis fatigue, kita dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangunan tinggi berkaitan erat dengan masalah kota, Permasalahan kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan tinggi berkaitan erat dengan masalah kota, Permasalahan kota yang meliputi kepadatan penduduk, lahan yang semakin sempit serta perkembangan gaya hidup dan
Lebih terperinciAnalisa Riser Protection pada Fixed Jacket Platform Akibat Beban Tubrukan Kapal
Analisa Riser Protection pada Fixed Jacket Platform Akibat Beban Tubrukan Kapal Syamsul Bachri Usman 1, Murdjito 2, Handayanu 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan, FTK-ITS 2 Staf Pengajar Jurusan teknik
Lebih terperinciSensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut BAB 4 PEMODELAN
BAB 4 PEMODELAN 4.1 PENDAHULUAN Pemodelan merupakan langkah selanjutnya setelah diperoleh data yang diperlukan. Pemodelan dalam analisis anjungan lepas pantai pada umumnya dapat dibagi menjadi dua: a.
Lebih terperinciPOLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR RESTRA SANDHITA B.P 6607040016 RESQI IKHWAN M. 6607040018 MEMPERSEMBAHKAN FINAL PROJECT DENGAN JUDUL PERANCANGAN DAN ANALISA
Lebih terperinciANALISIS NON-LINIER PERKUATAN ANJUNGAN LEPAS PANTAI DENGAN METODE GROUTING PADA JOINT LEG YANG KOROSI
ANALISIS NON-LINIER PERKUATAN ANJUNGAN LEPAS PANTAI DENGAN METODE GROUTING PADA JOINT LEG YANG KOROSI Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil Iwan Setiawan 15008024 ABSTRAK : Struktur
Lebih terperinciKehandalan Kriteria Desain Anjungan Lepas Pantai Studi Kasus Jacket 4 Kaki berdasarkan Analisis In-Place Metode API RP2A WSD dan LRFD
Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol. xx Agustus 2015 Kehandalan Kriteria Desain Anjungan Lepas Pantai Studi Kasus Jacket 4 Kaki berdasarkan Analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mungkin dalam luas lahan yang minimum. hidup dan budaya manusia yang semakin lama semkin maju dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan tinggi berkaitan erat dengan sebuah kota, dimana permasalahan kota yang meliputi kepadatan penduduk, lahan yang semakin sempit serta perkembangan gaya hidup
Lebih terperinciBAB V ANALISIS STRUKTUR GEDUNG. Analisa struktur bertujuan untuk menghitung gaya-gaya dalam, reaksi perletakan
BAB V ANALISIS STRUKTUR GEDUNG 5.1 Asumsi-asumsi Analisis Analisa struktur bertujuan untuk menghitung gaya-gaya dalam, reaksi perletakan dan deformasi untuk kepentigan perancangan tulangan elemen-elemen
Lebih terperinciTUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN DETAIL STRUKTUR DAN REKLAMASI PELABUHAN PARIWISATA DI DESA MERTASARI - BALI OLEH : SIMON ROYS TAMBUNAN 3101.100.105 PROGRAM SARJANA (S-1) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciDAERAH PENJANGKARAN (ANCHORAGE ZONES)
DAERAH PENJANGKARAN (ANCHORAGE ZONES) (a) Pra-tarik Untuk sistem pra-tarik panjang daerah penjangkaran ditentukan oleh panjang l t akibat adanya efek radial tekan dan friksi antara kabel dengan beton (bond
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450
PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI 03-1726-2002 DAN FEMA 450 Calvein Haryanto NRP : 0621054 Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, S.T.,M.T. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 3 METODE ANALISIS
BAB 3 METODE ANALISIS 3.1 ANALISIS LINIER STATIK Analisis linier statik dilakukan dengan menghitung rasio tegangan sebelum dan sesudah terjadi penurunan. Stuktur akan berperilaku linier, jika leleh pertama
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. memiliki tampilan input seperti pada gambar 4.1 berikut.
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Program Dalam membantu perhitungan maka akan dibuat suatu program bantu dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic. Adapun program tersebut memiliki tampilan input
Lebih terperinciPEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000
BAB 5 PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000 Dalam mendesain struktur dermaga, analisis kekuatan struktur dan dilanjutkan dengan menentukan jumlah maupun jenis tulangan yang akan digunakan. Dalam melakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI
BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI KAJIAN PERBANDINGAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN BEKISTING BAJA TERHADAP METODE KONVENSIONAL DARI SISI METODE KONSTRUKSI DAN KEKUATAN STRUKTUR IRENE MAULINA
Lebih terperinciAnalisis Pertemuan Balok-Kolom Struktur Rangka Beton Bertulang Menggunakan Metode Strut And Tie. Nama: Budi Piyung Riyadi NRP :
Analisis Pertemuan Balok-Kolom Struktur Rangka Beton Bertulang Menggunakan Metode Strut And Tie Nama: Budi Piyung Riyadi NRP : 0121104 Pembimbing : Winarni Hadipratomo, Ir. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Pondasi Tiang digunakan untuk mendukung bangunan yang lapisan tanah kuatnya terletak sangat dalam, dapat juga digunakan untuk mendukung bangunan yang menahan gaya angkat
Lebih terperinciMODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4
MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4 Citra Bahrin Syah 3106100725 Dosen Pembimbing : Bambang Piscesa, ST. MT. Ir. Djoko Irawan,
Lebih terperinciBAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )
BAB 4 STUDI KASUS Struktur rangka baja ringan yang akan dianalisis berupa model standard yang biasa digunakan oleh perusahaan konstruksi rangka baja ringan. Model tersebut dianggap memiliki performa yang
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR
BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR 3.1. Pemodelan Struktur Pada tugas akhir ini, struktur dimodelkan tiga dimensi sebagai portal terbuka dengan penahan gaya lateral (gempa) menggunakan 2 tipe sistem
Lebih terperinciPERENCANAAN DERMAGA PETI KEMAS DI PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN
LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN DERMAGA PETI KEMAS DI PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Program Strata 1 Pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang
Lebih terperinciPERENCANAAN BANGUNAN LEPAS PANTAI STATIS (TRB II) - MO091320
PERENCANAAN BANGUNAN LEPAS PANTAI STATIS (TRB II) - MO091320 PERANCANGAN STRUKTUR JACKET TIGA KAKI PADA LEIGEN Z-10 WELLHEAD PLATFORM FAUZAN AWAL RAMADHAN NRP. 4313 100 129 MUHAMMAD ADIMAS HASNAN HABIB
Lebih terperinciKuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:
Kuliah ke-6 Bar (Batang) digunakan pada struktur rangka atap, struktur jembatan rangka, struktur jembatan gantung, pengikat gording dn pengantung balkon. Pemanfaatan batang juga dikembangkan untuk sistem
Lebih terperinciTUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF PENGGUNAAN HONEYCOMB DAN SISTEM RANGKA BATANG PADA STRUKTUR BAJA BENTANG PANJANG PROYEK WAREHOUSE
TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF PENGGUNAAN HONEYCOMB DAN SISTEM RANGKA BATANG PADA STRUKTUR BAJA BENTANG PANJANG PROYEK WAREHOUSE Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1)
Lebih terperinciDASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000
Halaman 1 dari Bab 1 Bab 1 DASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000 1. KEMAMPUAN SAP2000 Program SAP merupakan salah satu software yang telah dikenal luas dalam dunia teknik sipil, terutama dalam bidang analisis
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Setrata I (S-1) Disusun oleh : NAMA : WAHYUDIN NIM : 41111110031
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN TEGANGAN REGANGAN LENTUR BALOK BAJA AKIBAT BEBAN TERPUSAT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN REGANGAN LENTUR BALOK BAJA AKIBAT BEBAN TERPUSAT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA AFRIYANTO NRP : 0221040 Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI SIMPANGAN BANGUNAN BAJA BERTINGKAT BANYAK YANG MENGGUNAKAN BRACING-X DAN BRACING-K AKIBAT BEBAN GEMPA
STUDI KOMPARASI SIMPANGAN BANGUNAN BAJA BERTINGKAT BANYAK YANG MENGGUNAKAN BRACING-X DAN BRACING-K AKIBAT BEBAN GEMPA Lucy P. S. Jansen Servie O. Dapas, Ronny Pandeleke FakultasTeknik Jurusan Sipil, Universitas
Lebih terperinciANALISIS KOLOM BETON BERTULANG DENGAN CORBEL TUNGGAL MENGGUNAKAN PEMODELAN PENUNJANG DAN PENGIKAT. Nama : Jefry Christian Assikin NRP :
ANALISIS KOLOM BETON BERTULANG DENGAN CORBEL TUNGGAL MENGGUNAKAN PEMODELAN PENUNJANG DAN PENGIKAT Nama : Jefry Christian Assikin NRP : 0421015 Pembimbing : Winarni Hadipratomo, Ir UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lebih terperinciBAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. TINJAUAN UMUM TAHAPAN PENELITIAN BERBASIS STUDI NUMERIK... 73
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan. Skematik struktur
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan MULAI Skematik struktur 1. Penentuan spesifikasi material Input : 1. Beban Mati 2. Beban Hidup 3. Beban Angin 4. Beban
Lebih terperinciBAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI
BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI 1.1 Pengertian Kolom dan Balok Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS BEBAN LATERAL TIANG PANCANG BETON ABSTRAK
PENGARUH BENTUK, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS BEBAN LATERAL TIANG PANCANG BETON Poppy Chaerani Mulyadi NRP: 1121039 Pembimbing: Ir. Herianto Wibowo, M.T. Pembimbing Pendamping:
Lebih terperinci