BAB 4 PEMBAHASAN. memiliki tampilan input seperti pada gambar 4.1 berikut.
|
|
- Suharto Budi Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Program Dalam membantu perhitungan maka akan dibuat suatu program bantu dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic. Adapun program tersebut memiliki tampilan input seperti pada gambar 4.1 berikut. Gambar 4.1 Tampilan Input Program Tampilan input yang dapat dimasukkan yaitu ketinggian struktur; beban mati merata; parameter tanah yang terdiri dari berat jenis tanah, kohesi tanah dan sudut geser tanah; jarak spasi vertikal dan horisontal antar perkuatan; koefisien 74
2 75 seismik (hanya untuk perhitungan stabilitas eksternal); serta faktor keamanan (faktor keamanan geser statik dan seismik, guling statik dan seismik, tahanan cabut, tahanan putus dan stabilitas menyeluruh). Pada program bantu ini dapat digunakan untuk menganalisa dan mendesain dua tipe perkuatan yaitu extensible (geogrid) dan inextensible (besi strip). Hasil Output program berupa tampilan layout dan analisa ulang faktor keamanan seperti pada gambat 4.2 dan 4.3 berikut. Gambar 4.2 Tampilan Analisa Faktor Kemanan Gambar 4.3 Tampilan Layout Desain
3 Validasi Program Pembuatan program bantu di atas harus dilakukan validasi program untuk mengetahui apakah hasil perhitungan program layak atau tidak. Validasi program dilakukan dengan cara membandingkan perhitungan manual dengan perhitungan program dengan selisih hasil perhitungan < 0,01. Data yang akan digunakan dalam perhitungan untuk validasi program sebagai berikut: Geometri o Ketinggian blok (H) : 8 m o Beban merata di atas blok (q 1 ) : 20 kn/m 2 Facing Panel Reinforced Backfill Retained Backfill Depth of Embedment (d) Height of Wall (H) Sh Sv Levelling Pad Gambar 4.4 Length of Reinforcement (L) Foundation Soil Penampang Dinding Penahan Tanah Parameter Tanah Reinforced Soil o Berat jenis tanah (γ 1 ) : 20 kn/m 3
4 77 o Kohesi (c 1 ) : 0 kn/m 2 o Sudut geser ( 1 ) : 36 Retained Soil o Berat jenis tanah (γ 2 ) : 20 kn/m 3 o Kohesi (c 2 ) : 0 kn/m 2 o Sudut geser ( 2 ) : 30 Tanah Dasar o Berat jenis tanah (γ 3 ) : 20 kn/m 3 o Kohesi (c 3 ) : 5 kn/m 2 o Sudut geser ( 3 ) : 30 Koefisien percepatan gravitasi maksimum (α) : 0,16 Material tegangan leleh (f y ) = 400 MPa. Spasi vertikal tulangan = 0,5 m Spasi horisontal tulangan = 0,5 m Faktor Keamanan Faktor Keamanan Geser (statik) = 1,5 Faktor Keamanan Geser (seismik) = 1,125 Faktor Keamanan Guling (statik) = 2 Faktor Keamanan Guling (seismik) = 1,5 Faktor Keamanan Tahanan Putus = 1,5
5 78 Faktor Keamanan Tahanan Cabut = 2 Faktor Keamanan Overall = 2 Data di atas kemudian digunakan dalam perhitungan manual dan program yang hasilnya dirangkum sebagai berikut: (langkah perhitungan manual dan program dapat dilihat pada lampiran 3a dan 3b) Tabel 4.1 Perbandingan Perhitungan Panjang Penjangkaran Perhitungan Panjang Panjang Penjangkaran Tanpa Gaya Pasif (m) Panjang Penjangkaran Dengan Gaya Pasif (m) Penjangkaran Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Yang Memenuhi Manual Program Manual Program Syarat: 1. 0,7H 5,6 5,6 5,6 5,6 2. Geser Statik 4,33 4,33 4,21 4,21 3. Geser Seismik 5,42 5,42 5,33 5,33 4. Guling Statik 4,42 4,42 4,42 4,42 5. Guling Seismik 5,36 5,36 5,37 5,37 6. Eksentrisitas 5,11 5,11 5,10 5,10
6 79 Tabel 4.2 Perbandingan Perhitungan Perkuatan Besi Strip Kedalaman (m) Lebar Min. Besi Strip (mm) Perhitungan Perhitungan Manual Program Tebal Min. Besi Strip (mm) Perhitungan Perhitungan Manual Program 0,25 19,40 19,40 0,53 0,53 0,75 19,94 19,94 0,7 0,7 1,25 20,53 20,53 0,86 0,86 1,75 21,20 21,20 1,00 1,00 2,25 21,95 21,95 1,12 1,12 2,75 22,81 22,81 1,22 1,22 3,25 23,79 23,79 1,30 1,30 3,75 24,92 24,92 1,36 1,36 4,25 25,08 25,08 1,47 1,47 4,75 24,41 24,41 1,63 1,63 5,25 24,10 24,10 1,77 1,77 5,75 24,17 24,17 1,88 1,88 6,25 23,56 23,56 2,08 2,08 6,75 22,10 22,10 2,43 2,43 7,25 20,82 20,82 2,82 2,82 7,75 19,67 19,67 3,26 3,26
7 80 Tabel 4.3 Perbandingan Perhitungan Perkuatan Geogrid Kedalaman (m) Min. Kuat Tarik (kn) Tensile Failure PullOut Failure Manual Program Manual Program Manual Program 0,25 4,87 4,87 13,24 13,24 9,86 9,86 0,75 6,84 6,84 9,43 9,43 11,38 11,38 1,25 8,83 8,83 7,3 7,3 12,9 12,9 1,75 10,87 10,87 5,93 5,93 14,42 14,42 2,25 12,95 12,95 4,98 4,98 15,94 15,94 2,75 15,09 15,09 4,28 4,28 17,46 17,46 3,25 17,29 17,29 3,73 3,73 18,98 18,98 3,75 19,58 19,58 3,29 3,29 20,5 20,5 4,25 21,96 21,96 2,94 2,94 22,03 22,03 4,75 24,44 24,44 2,64 2,64 23,55 23,55 5,25 27,06 27,06 2,38 2,38 25,07 25,07 5,75 29,81 29,81 2,16 2,16 26,59 26,59 6,25 32,74 32,74 1,97 1,97 28,11 28,11 6,75 35,85 35,85 1,8 1,8 29,63 29,63 7,25 39,19 39,19 1,65 1,65 31,15 31,15 7,75 42,79 42,79 1,51 1,51 32,67 32,67
8 81 Tabel 4.4 Perbandingan Perhitungan Stabilitas Daya Dukung Pondasi Faktor Keamanan Tanpa Gaya Pasif Dengan Gaya Pasif Daya Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Dukung Manual Program Manual Program Pondasi Perkuatan Besi Strip 5,63 5,63 6,52 6,52 Perkuatan Beton 5,63 5,63 6,52 6,52 Berangkur Perkuatan Geogrid 5,63 5,63 6,52 6,52 Dari tabel 4.1 sampai 4.4 menunjukkan hasil yang sama antara perhitungan manual dan perhituangan program. Dengan demikian program layak digunakan untuk menganalisa perbandingan parameter.
9 Pengaruh Gaya Pasif Pada Panjang Perkuatan Gaya pasif adalah tambahan gaya yang terjadi akibat adanya timbunan tanah di bagian depan struktur atau akibat penanaman struktur (d) tersebut. Pada perhitungan gaya pasif, kedalama penanaman (d) bervariasi yaitu 0 m (untuk perhitungan yang mengabaikan gaya pasif); 0,6m; 0,7m; 0,8m; 0,9m; 1,0m; 1,1m; 1,2m; 1,3m; 1,4m dan 1,5 m. Tabel berikut memperlihatkan rangkuman perbandingan perhitungan panjang perkuatan terhadap kedalaman penanaman struktur. (Detail perhitungan terlampir pada lampiran 4) Reinforced Backfill Retained Backfill Kedalaman Penanaman (d) Gaya Pasif Foundation Soil Gambar 4.5 Gaya Pasif Pada Struktur
10 83 Tabel 4.5 Perhitungan Panjang Penjangkaran Terhadap Kedalaman Penanaman Perhitungan Panjang Penjangkaran Yang Memenuhi Syarat: Panjang Penjangkaran (m) d=0 d=0,6 d=0,7 d=0,8 d=0,9 d=1,0 d=1,1 d=1,2 d=1,3 d=1,4 d=1,5 1. Geser-statik 6,06 5,98 5,96 5,92 5,89 5,85 5,80 5,75 5,70 5,64 5,58 2. Geser-seismik 7,81 7,75 7,73 7,70 7,76 7,74 7,61 7,57 7,53 7,48 7,43 3. Guling-statik 6,32 6,32 6,32 6,32 6,32 6,32 6,32 6,31 6,31 6,31 6,30 4. Guling-seismik 7,93 7,91 7,90 7,89 7,88 7,88 7,87 7,87 7,87 7,86 7,86 5. Eksentrisitas 7,44 7,44 7,44 7,44 7,44 7,44 7,44 7,44 7,44 7,43 7,43 Panjang minimum: 7,93 7,91 7,90 7,89 7,88 7,88 7,87 7,87 7,87 7,86 7,86 Pada tabel di atas terdapat lima jenis perhitungan dalam penentuan panjang penjangkaran. Dari lima perhitungan tersebut, dipilih yang paling besar sebagai syarat panjang minimum penjangkaran pada struktur. Berdasarkan hasil pada tabel di atas, maka kedalaman penanaman tidak berpengaruh banyak terhadap panjang penjangkaran. Saat kedalaman penanaman (d) = 0,6 meter, maka panjang penjangkaran yang didapat 7,91 meter yakni 0,02 meter atau 0,25% lebih pendek dari perhitungan yang mengabaikan kedalaman penanaman (d=0). Begitu juga untuk d=0,7 m dengan panjang penjangkaran 0,03 meter (0,38%) lebih pendek dari panjang penjangkaran yang mengabaikan kedalaman penanaman (d=0). Saat kedalaman penanaman terus ditambah sampai menjadi 1,5 meter, maka panjang penjangkaran yang didapat 0,07 meter (0,88%) lebih pendek.
11 Panjang Penjangkaran (m) Kedalaman Penanaman (m) Gambar 4.6 Perbandingan Panjang Penjangkaran Terhadap Kedalaman Penanaman Pada grafik di atas dapat terlihat adanya panjang penjangkaran yang sama untuk kedalaman penanaman yang berbeda. Untuk kedalaman penanaman 0,9 m dan 1,0 m memiliki panjang penjangkaran yang sama yaitu 7,88 m. Sedangkan Untuk kedalaman penanaman 1,1 m; 1,2 m; dan 1,3 m memiliki panjang penjangkaran 7,87 m. Dengan demikian dapat diketahui jika kedalaman penanaman terus ditambah maka akan menghasilkan suatu panjang penjangkaran yang konstan. Dengan kata lain, penambahan samapi kedalam tertentu, tidak akan atau hanya berpengaruh sangat kecil pada panjang penjangkaran.
12 Analisa Studi Kasus Data studi kasus merupakan data proyek pembangunan jembatan layang di Jakarta, yang membutuhkan dinding penahan tanah pada jembatan. Gambar 4.7 Tampak Atas Jembatan Layang Gambar 4.8 Tampak Samping Jembatan Layang Titik yang akan ditinjau yaitu 1-Barat, 2-Barat, 1-Timur dan 2-Timur. Data tanah yang digunakan dalam mendesain dinding penahan tanah pada setiap lokasi adalah sebagai berikut:
13 86 Tabel 4.6 Input Parameter Tanah Studi Kasus Lokasi 1B 2B 1T 2T Ketinggian 4,7 m 5,3 m 2,7 m 4,9 m Reinforced Backfill γ 20 kn/m 3 20 kn/m 3 20 kn/m 3 20 kn/m 3 c 0 kn/m 2 0 kn/m 2 0 kn/m 2 0 kn/m 2 φ 35 deg 35 deg 35 deg 35 deg Retained Backfill γ 20 kn/m 3 20 kn/m 3 20 kn/m 3 20 kn/m 3 c 0 kn/m 2 0 kn/m 2 0 kn/m 2 0 kn/m 2 φ 35 deg 35 deg 35 deg 35 deg Foundation Soil γ 16 kn/m 3 16 kn/m 3 16 kn/m 3 16 kn/m 3 c 3,75 kn/m 2 10 kn/m 2 3,125 kn/m 2 15 kn/m 2 φ 30 deg 30 deg 30 deg 30 deg Dengan menggunakan program, maka hasil gambar layout desain untuk setiap titik dapat dilihat pada gambar 4.9 sampai gambar Layout yang didesain menggunakan dua tipe perkuatan yaitu perkuatan geogrid dan besi strip. Pada desain ini dihitung kembali faktor keamanan stabilitas internal dan externalnya yang dapat dilihat pada tabel 4.7 sampai tabel 4.14.
14 87 Gambar 4.9 Desain Dinding Penahan Tanah Pada Titik A1B Dengan Perkuatan Geogrid Tabel 4.7 Faktor Keamanan Pada Titik A1B Dengan Perkuatan Geogrid STABILITAS EXTERNAL Criteria Safety Factor Note 1. 0,7H (FHWA) 3,3 0,7H OK 2. Sliding (static) 2,1 1,5 OK 3. Sliding (seismic) 1,37 1,125 OK 4. Overturning (static) 3,33 2 OK 5. Overturning (seismic) 1,92 1,5 OK 6. Eccentricity 0,41 < 1/6L OK 7. Bearing Capacity 4,64 2 OK STABILITAS INTERNAL Level Tensile SF Note PullOut SF Note 1) 0,8 3,38 1,5 OK 5,83 2 OK 2) 1,4 2,49 1,5 OK 7,27 2 OK 3) 2 1,94 1,5 OK 8,7 2 OK 4) 2,6 1,56 1,5 OK 10,14 2 OK 5) 3,2 2,24 1,5 OK 11,57 2 OK 6) 3,8 1,86 1,5 OK 13,01 2 OK 7) 4,4 1,55 1,5 OK 14,44 2 OK
15 88 Gambar 4.10 Desain Dinding Penahan Tanah Pada Titik A1B Dengan Perkuatan Besi Strip Tabel 4.8 Faktor Keamanan Pada Titik A1B Dengan Perkuatan Besi Strip STABILITAS EXTERNAL Criteria Safety Factor Note 1. 0,7H (FHWA) 3,3 0,7H OK 2. Sliding (static) 2,1 1,5 OK 3. Sliding (seismic) 1,37 1,125 OK 4. Overturning (static) 3,33 2 OK 5. Overturning (seismic) 1,92 1,5 OK 6. Eccentricity 0,41 < 1/6L OK 7. Bearing Capacity 4,64 2 OK STABILITAS INTERNAL Level Tensile SF Note PullOut SF Note 1) 0,8 7,72 1,5 OK 3,84 2 OK 2) 1,4 5,86 1,5 OK 3,69 2 OK 3) 2 4,72 1,5 OK 3,54 2 OK 4) 2,6 3,92 1,5 OK 3,38 2 OK 5) 3,2 3,34 1,5 OK 3,21 2 OK 6) 3,8 2,87 1,5 OK 3,02 2 OK 7) 4,4 2,49 1,5 OK 2,82 2 OK
16 89 Gambar 4.11 Desain Dinding Penahan Tanah Pada Titik A1T Dengan Perkuatan Geogrid Tabel 4.9 Faktor Keamanan Pada Titik A1T Dengan Perkuatan Geogrid STABILITAS EXTERNAL Criteria Safety Factor Note 1. 0,7H (FHWA) 3 0,7H OK 2. Sliding (static) 2,72 1,5 OK 3. Sliding (seismic) 1,89 1,125 OK 4. Overturning (static) 6,47 2 OK 5. Overturning (seismic) 4,13 1,5 OK 6. Eccentricity 0,17 < 1/6L OK 7. Bearing Capacity 7,57 2 OK STABILITAS INTERNAL Level Tensile SF Note PullOut SF Note 1) 0,6 3,81 1,5 OK 8,76 2 OK 2) 1,2 2,72 1,5 OK 10,19 2 OK 3) 1,8 2,07 1,5 OK 11,63 2 OK 4) 2,4 1,64 1,5 OK 13,06 2 OK
17 90 Gambar 4.12 Desain Dinding Penahan Tanah Pada Titik A1T Dengan Perkuatan Besi Strip Tabel 4.10 Faktor Keamanan Pada Titik A1T Dengan Perkuatan Besi Strip STABILITAS EXTERNAL Criteria Safety Factor Note 1. 0,7H (FHWA) 3 0,7H OK 2. Sliding (static) 2,72 1,5 OK 3. Sliding (seismic) 1,89 1,125 OK 4. Overturning (static) 6,47 2 OK 5. Overturning (seismic) 4,13 1,5 OK 6. Eccentricity 0,17 < 1/6L OK 7. Bearing Capacity 7,57 2 OK STABILITAS INTERNAL Level Tensile SF Note PullOut SF Note 1) 0,6 7,09 1,5 OK 2,9 2 OK 2) 1,2 5,21 1,5 OK 2,79 2 OK 3) 1,8 4,1 1,5 OK 2,68 2 OK 4) 2,4 3,36 1,5 OK 2,57 2 OK
18 91 Gambar 4.13 Desain Dinding Penahan Tanah Pada Titik A2B Dengan Perkuatan Geogrid Tabel 4.11 Faktor Keamanan Pada Titik A2B Dengan Perkuatan Geogrid STABILITAS EXTERNAL Criteria Safety Factor Note 1. 0,7H (FHWA) 3,8 0,7H OK 2. Sliding (static) 2,22 1,5 OK 3. Sliding (seismic) 1,43 1,125 OK 4. Overturning (static) 3,63 2 OK 5. Overturning (seismic) 2,06 1,5 OK 6. Eccentricity 0,44 < 1/6L OK 7. Bearing Capacity 5,99 2 OK STABILITAS INTERNAL Level Tensile SF Note PullOut SF Note 1) 0,8 3,39 1,5 OK 6,69 2 OK 2) 1,4 2,51 1,5 OK 8,13 2 OK 3) 2 1,96 1,5 OK 9,56 2 OK 4) 2,6 1,6 1,5 OK 11 2 OK 5) 3,2 2,65 1,5 OK 12,43 2 OK 6) 3,8 2,23 1,5 OK 13,87 2 OK 7) 4,4 1,9 1,5 OK 15,3 2 OK 8) 5 1,62 1,5 OK 16,74 2 OK
19 92 Gambar 4.14 Desain Dinding Penahan Tanah Pada Titik A2B Dengan Perkuatan Besi Strip Tabel 4.12 Faktor Keamanan Pada Titik A2B Dengan Perkuatan Besi Strip STABILITAS EXTERNAL Criteria Safety Factor Note 1. 0,7H (FHWA) 3,8 0,7H OK 2. Sliding (static) 2,22 1,5 OK 3. Sliding (seismic) 1,43 1,125 OK 4. Overturning (static) 3,63 2 OK 5. Overturning (seismic) 2,06 1,5 OK 6. Eccentricity 0,44 < 1/6L OK 7. Bearing Capacity 5,99 2 OK STABILITAS INTERNAL Level Tensile SF Note PullOut SF Note 1) 0,8 6,91 1,5 OK 3,94 2 OK 2) 1,4 5,27 1,5 OK 3,8 2 OK 3) 2 4,27 1,5 OK 3,64 2 OK 4) 2,6 3,59 1,5 OK 3,48 2 OK 5) 3,2 3,08 1,5 OK 3,3 2 OK 6) 3,8 2,69 1,5 OK 3,11 2 OK 7) 4,4 2,37 1,5 OK 2,9 2 OK 8) 5 2,11 1,5 OK 2,68 2 OK
20 93 Gambar 4.15 Desain Dinding Penahan Tanah Pada Titik A2T Dengan Perkuatan Geogrid Tabel 4.13 Faktor Keamanan Pada Titik A2T Dengan Perkuatan Geogrid STABILITAS EXTERNAL Criteria Safety Factor Note 1. 0,7H (FHWA) 3,5 0,7H OK 2. Sliding (static) 2,16 1,5 OK 3. Sliding (seismic) 1,4 1,125 OK 4. Overturning (static) 3,5 2 OK 5. Overturning (seismic) 2,01 1,5 OK 6. Eccentricity 0,41 < 1/6L OK 7. Bearing Capacity 7 2 OK STABILITAS INTERNAL Level Tensile SF Note PullOut SF Note 1) 0,4 7,67 1,5 OK 5,32 2 OK 2) 1 5,3 1,5 OK 6,75 2 OK 3) 1,6 4 1,5 OK 8,19 2 OK 4) 2,2 3,17 1,5 OK 9,62 2 OK 5) 2,8 2,58 1,5 OK 11,06 2 OK 6) 3,4 2,14 1,5 OK 12,49 2 OK 7) 4 1,8 1,5 OK 13,93 2 OK 8) 4,6 1,51 1,5 OK 15,36 2 OK
21 94 Gambar 4.16 Desain Dinding Penahan Tanah Pada Titik A2T Dengan Perkuatan Besi Strip Tabel 4.14 Faktor Keamanan Pada Titik A2B Dengan Perkuatan Besi Strip STABILITAS EXTERNAL Criteria Safety Factor Note 1. 0,7H (FHWA) 3,5 0,7H OK 2. Sliding (static) 2,16 1,5 OK 3. Sliding (seismic) 1,4 1,125 OK 4. Overturning (static) 3,5 2 OK 5. Overturning (seismic) 2,01 1,5 OK 6. Eccentricity 0,41 < 1/6L OK 7. Bearing Capacity 7 2 OK STABILITAS INTERNAL Level Tensile SF Note PullOut SF Note 1) 0,4 9,29 1,5 OK 3,94 2 OK 2) 1 6,62 1,5 OK 3,8 2 OK 3) 1,6 5,16 1,5 OK 3,66 2 OK 4) 2,2 4,22 1,5 OK 3,5 2 OK 5) 2,8 3,56 1,5 OK 3,34 2 OK 6) 3,4 3,05 1,5 OK 3,16 2 OK 7) 4 2,65 1,5 OK 2,97 2 OK 8) 4,6 2,32 1,5 OK 2,76 2 OK
22 95 Dari hasil desain dinding penahan tanah di atas dilakukan analisa stabilitas global dengan menggunakan program PLAXIS untuk mendapatkan angka keamanan global. Analisa stabilitas yang dilakukan adalah analisa perkuatan besi strip dengan pemodelan geogrid; analisa analisa perkuatan geogrid. perkuatan besi strip dengan pemodelan pelat; dan ANALISA PLAXIS PADAA TITIK A1B Input yang digunakan dalam analisa PLAXIS untuk struktur pada titik A1B dapat dilihat pada tabel Kemudian struktur dimodelkan seperti pada gambar 4.17 (untuk perkuatan geogrid), gambar 4.18 (perkuatan besi strip denagn pemodelan elemen geogrid), gambar (perkuatan besi strip dengan pemodelan elemen plat). Gambar 4.17 Pemodelan Dinding Penahann Tanah Pada Titik A1B Dengan Perkuatan Geogrid
23 96 Gambar 4.18 Pemodelan Dinding Penahann Tanah Pada Titik A1B Dengan Perkuatan Besi Strip (Elemen Geogrid) Gambar 4.19 Pemodelan Dinding Penahann Tanah Pada Titik A1B Dengan Perkuatan Besi Strip (Elemen Plat) Setelah struktur dimodelkan, maka diinput nilai-nilai parameter yang beupa parameter tanah dan perkuatan. Input dilihat pad atabel yang digunakan dalam PLAXIS dapat
24 97 Tabel 4.15 Input Plaxis Untuk Analisa Titik A1B INPUT PARAMETER PERKUATAN (Elemen Geogrid) Lapis Tipe: Elastoplastik Geogrid (Elastoplastic) Perilaku Material INPUT PARAMETER TANAH (Mohr-Coulomb) Reinforced Retained Soil Soil Foundation Soil Terdrainase Terdrainase Terdrainase EA Np γ c 1 1 3, φ E v 0,3 0,3 0, INPUT PARAMETER FACING (Elemen Plate) Type Elastik EA EI d 0,15 W 3,6 v 0,2 Kemudian program dikalkulasi untuk mendapatkan angka keamanannya. Pada titik A1B dengan perkuaatn geogrid didapat faktor keamanan sebesar 1,771 (lihat gambar 4.20). Untuk perkuatan besi strip dengan pemodelan geogrid elemen didapat faktor keamanan sebesar 1,372 (lihat gambar 4.21), sedangkan pemodelan plat elemen faktor keamanan sebesar 1,390 (lihat gambar 4.22).
25 98 Angka Keamanan Step Gambar 4.20 Angka Keamanan Dinding Penahan Tanah Perkuatan Geogrid Pada Titik A1B Angka Keamanan Step Gambar 4.21 Angka Keamanan Dinding Penahan Tanah Perkuatan Besi Strip (Geogrid Elemen) Pada Titik A1B
26 Angka Keamanan Step Gambar 4.22 Angka Keamanan Dinding Penahan Tanah Perkuatan Besi Strip (Plat Elemen) Pada Titik A1B Untuk perhitungan pada titik yang lain dapat dilihat pada lampiran 6. Hasil angka keamanan yang didapat dirangkum dalam tabel di bawah. Adapun detail pemodelan dalam program Plaxis dapat dilihat pada lampiran 6 yang terletak di bagian akhir buku skripsi ini. Tabel 4.16 Perbandingan Angka Keamanan Perkuatan Besi Strip dan Geogrid Lokasi Angak Keamanan Perkuatan Besi Strip Angka Keamanan Pemodelan Geogrid Pemodelan Pelat Perkuatan Geogrid A1B 1,372 1,390 1,771 A2B 1,276 1,292 1,777 A1T 2,165 2,180 2,470 A2T 1,357 1,403 1,813
27 Angka Keamanan Perkuatan Besi Strip (pemodelan geogrid) Perkuatan Besi Strip (pemodelan plate) Perkuatan Geogrid B 2B 1T 2T Lokasi Gambar 4.23 Perbandingan Angka Keamanan Stabilitas Global Perkuatan Besi Strip Dengan Perkuatan Geogrid Dari diagram di atas menunjukkan faktor keamanan antara perkuatan besi strip dengan pemodelan geogrid dan pemodelan pelat dalam program PLAXIS menghasilkan angka keamanan yang tidak berselisih jauh. Selisih berkisar antara 0,016-0,046 atau berkisar 0,7% - 3,4%. Pola deformasi antar model geogrid dan model pelat hampir sama (lihat hambar 4.23). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan dengan kedua pemodelan yang telah dilakukan dengan Plaxis dapat digunakan sebagai pendekatan untuk memodelkan besi strip sebagai perkuatan pada dinding penahan tanah. Selain itu, pada diagram di atas terlihat pada perkuatan geogrid memiliki nilai rata-rata angka keamanan yang lebih tinggi 0,3 0,5 atau lebih besar 13,7% - 31,4%.
28 101 Perkuatan Geogrid Perkuatan Besi Strip (Model Geogrid) Perkuatan Besi Strip (Model Pelat) Titik 1B Titik 1B Titik 1B Titik 2B Titik 2B Titik 2B Titik 1T Titik 1T Titik 1T Titik 2T Titik 2T Titik 2T Gambar 4.24 Perbandingan Deformasi Struktur Dinding Penahan Tanah
BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menyebabkan pembangunan berkembang secara cepat. Pembangunan khususnya pada daerah-daerah yang curam
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH SPASI VERTIKAL GEOTEKSTIL TERHADAP NILAI FAKTOR KEAMANAN SUATU KONSTRUKSI DINDING PENAHAN TANAH DENGAN GEOTEKSTIL
STUDI PENGARUH SPASI VERTIKAL GEOTEKSTIL TERHADAP NILAI FAKTOR KEAMANAN SUATU KONSTRUKSI DINDING PENAHAN TANAH DENGAN GEOTEKSTIL GALIH PRASETYO TRIOSTOMO NRP : 0521009 Pembimbing : Ir. Herianto Wibowo,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dinding Penahan Tanah Asal mula dibuatnya konstruksi dinding penahan tanah adalah akibat bertambah luasnya kebutuhan kontruksi penahan yang digunakan untuk mencegah agar tidak
Lebih terperinciLANGKAH-LANGKAH PEMODELAN MENGGUNAKAN PLAXIS V8.2. Pada bagian ini dijelaskan tentang cara-cara yang dilakukan untuk memodelkan proyek
LANGKAH-LANGKAH PEMODELAN MENGGUNAKAN PLAXIS V8.2 Pada bagian ini dijelaskan tentang cara-cara yang dilakukan untuk memodelkan proyek 5 ke dalam bentuk model analisa yang bisa dihitung oleh Plaxis. Adapun
Lebih terperinciPENGARUH JENIS TANAH TIMBUNAN TERHADAP STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH SEGMENTAL ABSTRAK
PENGARUH JENIS TANAH TIMBUNAN TERHADAP STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH SEGMENTAL Nur Azizah Wahyuningsih NRP: 1321010 Pembimbing: Ir. Asriwiyanti Desiani, M.T. ABSTRAK Penggunaan dinding penahan tanah
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Sekayan Kalimantan Timur bagian utara merupakan daerah yang memiliki tanah dasar lunak lempung kelanauan. Ketebalan tanah lunaknya dapat mencapai 15
Lebih terperinciBAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. TINJAUAN UMUM TAHAPAN PENELITIAN BERBASIS STUDI NUMERIK... 73
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENGUMPULAN DATA Berdasarkan hasil studi literatur yang telah dilakukan, pada penelitian ini parameter tanah dasar, tanah timbunan, dan geotekstil yang digunakan adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis data tanah Data tanah yang digunakan peneliti dalam peneltian ini adalah menggunakan data sekunder yang didapat dari hasil penelitian sebelumnya. Data properties
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Banten. Sumber-sumber gempa di Banten terdapat pada zona subduksi pada pertemuan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tanggal 17 Juni 2006 gempa sebesar 6,8 skala Richter mengguncang Banten. Sumber-sumber gempa di Banten terdapat pada zona subduksi pada pertemuan lempeng Ausralia
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bowles (1991) berpendapat bahwa tanah dengan nilai kohesi tanah c di bawah 10 kn/m 2, tingkat kepadatan rendah dengan nilai CBR di bawah 3 %, dan tekanan ujung konus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan tanah yang memiliki elevasi lebih tinggi dibandingkan tanah di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinding perkuatan tanah merupakan struktur yang didesain untuk menjaga dan mempertahankan tanah yang memiliki elevasi lebih tinggi dibandingkan tanah di sebelahnya.
Lebih terperinciPERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2
PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl,Perpustakaan
Lebih terperinciANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN PILE DAN SHEET PILE SKRIPSI
ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN PILE DAN SHEET PILE SLOPE SAFETY FACTOR (SF) ANALYSIS IN CIGEMBOL RIVER KARAWANG WITH PILE AND SHEET PILE REINFORCEMENT SKRIPSI
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Umum Abutmen merupakan bangunan yang berfungsi untuk mendukung bangunan atas dan juga sebagai penahan tanah. Adapun fungsi abutmen ini antara lain : Sebagai perletakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN 4.1 Pemilihan Tipe Dinding Penahan Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menganalisis dinding penahan tipe gravitasi yang terbuat dari beton yang
Lebih terperinciPENGARUH JENIS TANAH TERHADAP KESTABILAN DINDING MSE DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL DI DAERAH REKLAMASI MALALAYANG
PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP KESTABILAN DINDING MSE DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL DI DAERAH REKLAMASI MALALAYANG Roski R.I. Legrans Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )
TUGAS AKHIR PERENCANAAN SECANT PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH BASEMENT DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS v8.2 (Proyek Apartemen, Jl. Intan Ujung - Jakarta Selatan) Diajukan sebagai syarat untuk meraih
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN
BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN 3.1 PERHITUNGAN RESERVOIR (ALT.I) Reservoir alternatif ke-i adalah reservoir yang terbuat dari struktur beton bertulang. Pada program SAP2000 reservoir yang dimodelkan sebagai
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Langkah Program PLAXIS V.8.2
L1-1 LAMPIRAN 1 Langkah Program PLAXIS V.8.2 Analisa Beban Gempa Pada Dinding Basement Dengan Metode Pseudo-statik dan Dinamik L1-2 LANGKAH PEMODELAN ANALISA BEBAN GEMPA PADA DINDING BASEMENT DENGAN PROGRAM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dinding Penahan Tanah Bangunan dinding penahan tanah berfungsi untuk menyokong dan menahan tekanan tanah. Baik akibat beban hujan,berat tanah itu sendiri maupun akibat beban
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 LANGKAH PEMODELAN ANALISA STABILITAS TIMBUNAN PADA PROGRAM PLAXIS 8.6
LAMPIRAN 1 LANGKAH PEMODELAN ANALISA STABILITAS TIMBUNAN PADA PROGRAM PLAXIS 8.6 LANGKAH PEMODELAN ANALISA STABILITAS TIMBUNAN PADA PROGRAM PLAXIS 8.6 Berikut ini merupakan langkah-langkah pemodelan analisa
Lebih terperinciALTERNATIF PERENCANAAN PERKUATAN LERENG VILLA BUKIT STANGI
ALTERNATIF PERENCANAAN PERKUATAN LERENG VILLA BUKIT STANGI A J I A D I L P R A N O T O 3 1 0 6 1 0 0 0 3 6 PENDAHULUAN Latar belakang Bukit Stangi merupakan bukit alam yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara
Lebih terperinciPerhitungan Struktur Bab IV
Permodelan Struktur Bored pile Perhitungan bore pile dibuat dengan bantuan software SAP2000, dimensi yang diinput sesuai dengan rencana dimensi bore pile yaitu diameter 100 cm dan panjang 20 m. Beban yang
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN LERENG GALIAN
BAB IV PERENCANAAN LERENG GALIAN 4.1 Pendahuluan Pada perencanaan lereng galian (cut slope) ini akan membahas perhitungan stabilitas lereng yang meliputi perhitungan manual di antaranya perhitungan struktur
Lebih terperinciINFO TEKNIK Volume 5 No. 2, Desember 2004 ( ) Desain Dinding Penahan Tanah (Retaining Walls) di Tanah Rawa Pada Proyek Jalan
INFO TEKNIK Volume 5 No., Desember 004 (103-109) Desain Dinding Penahan Tanah (Retaining Walls) di Tanah Rawa Pada Proyek Jalan Syafruddin 1 Abstrak Genangan Dinding penahan tanah dibuat untuk dapat menahan
Lebih terperinciSTUDI STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH KANTILEVER PADA RUAS JALAN SILAING PADANG - BUKITTINGGI KM ABSTRAK
VOLUME 7 NO. 1, FEBRUARI 2011 STUDI STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH KANTILEVER PADA RUAS JALAN SILAING PADANG - BUKITTINGGI KM 64+500 Abdul Hakam 1, Rizki Pranata Mulya 2 ABSTRAK Hujan deras yang terjadi
Lebih terperinciIntegrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14
Mata Kuliah Kode SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Pondasi Pertemuan 12,13,14 Sub Pokok Bahasan : Pengantar Rekayasa Pondasi Jenis dan Tipe-Tipe Pondasi Daya Dukung Tanah Pondasi Telapak
Lebih terperincia home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 4
Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 SKS : 3 SKS Pondasi Pertemuan - 4 TIU : Mahasiswa dapat mendesain berbagai elemen struktur beton bertulang TIK : Mahasiswa dapat mendesain penampang
Lebih terperinciBAB 4 HASIL ANALISA PENGARUH GEMPA TERHADAP KONSTRUKSI LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL WOVEN
71 BAB 4 HASIL ANALISA PENGARUH GEMPA TERHADAP KONSTRUKSI LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL WOVEN 4.1. Geometri lereng Pada tugas akhir ini, bentuk lereng yang ditinjau adalah sebagai berikut : Gambar
Lebih terperinciBAB VIII PERENCANAAN PONDASI SUMURAN
BAB VIII PERENCANAAN PONDASI SUMURAN 8.1 IDENTIFIKASI PROGRAM Program/software ini menggunakan satuan kn-meter dalam melakukan perencanaan pondasi sumuran. Pendekatan yang digunakan dalam menghitung daya
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH EKSENTRISITAS TERHADAP FAKTOR REDUKSI PADA KOLOM BETON BERTULANG BUJURSANGKAR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.
STUDI PENGARUH EKSENTRISITAS TERHADAP FAKTOR REDUKSI PADA KOLOM BETON BERTULANG BUJURSANGKAR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0 RADITYA ADI PRAKOSA 3106 100 096 Bab I Pendahuluan Latar Belakang
Lebih terperinciPERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING ) 1. DATA TUMPUAN. M u = Nmm BASE PLATE DAN ANGKUR ht a L J
PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING ) BASE PLATE DAN ANGKUR ht h a 0.95 ht a Pu Mu B I Vu L J 1. DATA TUMPUAN BEBAN KOLOM DATA BEBAN KOLOM Gaya aksial akibat beban teraktor, P u = 206035 N Momen akibat beban
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang melandasi setiap
5 BAB II ANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang melandasi setiap tahapan yang dilakukan dalam sistem, termasuk didalamnya teori yang mendukung setiap analisis yang dilakukan terhadap
Lebih terperinciDAFTAR ISI. i ii iii. ix xii xiv xvii xviii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR NOTASI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... i ii iii v ix xii xiv xvii xviii BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciPERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN
PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS A. DATA SLAB LANTAI JEMBATAN Tebal slab lantai jembatan t s = 0.35 m Tebal trotoar t t = 0.25 m Tebal lapisan aspal + overlay
Lebih terperinciLANGKAH PEMODELAN ANALISA KAPASITAS LATERAL KELOMPOK TIANG PADA PROGRAM PLAXIS 3D FOUNDSTION
LANGKAH PEMODELAN ANALISA KAPASITAS LATERAL KELOMPOK TIANG PADA PROGRAM PLAXIS 3D FOUNDSTION Berikut ini langkah-langkah pemodelan analisa kapasitas lateral kelompok tiang pada program PLAXIS 3D foundation:
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik
Lebih terperinciAnalisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS
BAB III STUDI KASUS Pada bagian ini dilakukan 2 pemodelan yakni : pemodelan struktur dan juga pemodelan beban lateral sebagai beban gempa yang bekerja. Pada dasarnya struktur yang ditinjau adalah struktur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ataupun galian, salah satunya adalah soil nailing. Dalam soil nailing, perkuatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai metode telah dikembangkan untuk perkuatan lereng timbunan ataupun galian, salah satunya adalah soil nailing. Dalam soil nailing, perkuatan lereng dilakukan
Lebih terperinciGambar 6.1 Gaya-gaya yang Bekerja pada Tembok Penahan Tanah Pintu Pengambilan
BAB VI ANALISIS STABILITAS BENDUNG 6.1 Uraian Umum Perhitungan Stabilitas pada Perencanaan Modifikasi Bendung Kaligending ini hanya pada bangunan yang mengalami modifikasi atau perbaikan saja, yaitu pada
Lebih terperinciANALISA BEBAN GEMPA PADA DINDING BASEMENT DENGAN METODA PSEUDO-STATIK DAN DINAMIK
ANALISA BEBAN GEMPA PADA DINDING BASEMENT DENGAN METODA PSEUDO-STATIK DAN DINAMIK Ferry Aryanto 1 dan Gouw Tjie Liong 2 1 Universitas Bina Nusantara, Jl. K H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Jakarta Barat 11480,
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH 2. TEKANAN TANAH LATERAL At Rest...Rankine and Coulomb
MEKANIKA TANAH 2 TEKANAN TANAH LATERAL At Rest...Rankine and Coulomb UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 KRITERIA KERUNTUHAN MENURUT MOHR -
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI LEMBAR PERYATAAN ORIGINALITAS LAPORAN LEMBAR PERSEMBAHAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Umum Dalam mendesain suatu pondasi bored pile, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Langkah pertama adalah menentukan jenis pondasi yang akan digunakan. Dalam mengambil
Lebih terperinciPENGARUH PEMBEBANAN PADA DINDING PENAHAN TANAH SEGMENTAL ABSTRAK
PENGARUH PEMBEBANAN PADA DINDING PENAHAN TANAH SEGMENTAL Dwi Rahayu Purwanti NRP: 1321902 Pembimbing: Ir. Asriwiyanti Desiani, MT. ABSTRAK Salah satu konstruksi dinding penahan tanah yang aman, fleksibel,
Lebih terperinciDinding Penahan Tanah
Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 SKS : 3 SKS Dinding Penahan Tanah Pertemuan - 7 TIU : Mahasiswa dapat mendesain berbagai elemen struktur beton bertulang TIK : Mahasiswa dapat mendesain
Lebih terperinciANALISA PENGARUH KETEBALAN PILE CAP DAN JARAK ANTAR TIANG TERHADAP KAPASITAS KELOMPOK PONDASI DENGAN MENGGUNAKAN PLAXIS 3D
ANALISA PENGARUH KETEBALAN PILE CAP DAN JARAK ANTAR TIANG TERHADAP KAPASITAS KELOMPOK PONDASI DENGAN MENGGUNAKAN PLAXIS 3D Christian Hadiwibawa 1, Gouw Tjie Liong 2 1 Universitas Bina Nusantara, Jl. K.
Lebih terperinciANALISA DEFORMASI PONDASI TIANG BOR DENGAN MODEL ELEMEN HINGGA PADA TANAH STIFF CLAY
ANALISA DEFORMASI PONDASI TIANG BOR DENGAN MODEL ELEMEN HINGGA PADA TANAH STIFF CLAY Komarudin Program Studi Magister Teknik Sipil UNPAR, Bandung Abstract Analysis of pile bearing capacity is determined
Lebih terperinciHALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR NOTASI... xviii
Lebih terperinciANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN SHEET PILE
ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN SHEET PILE Etika Cahyaning Utami 1), Niken Silmi Surjandari 2), dan R. Harya Dananjaya H.I. 3) 1) Mahasiswa Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEKNIK PENAMBATAN JARUM TANAH ( SOIL NAILING ) UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS LERENG
PENGGUNAAN TEKNIK PENAMBATAN JARUM TANAH ( SOIL NAILING ) UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS LERENG Ery Suryo Purnomo NRP : 9521058 NIRM : 41077011950319 Pembimbing : Theodore F. Najoan, Ir., M.Eng FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM
BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM Penimbunan pada tanah dengan metode drainase vertikal dilakukan secara bertahap dari ketinggian tertentu hingga mencapai elevasi yang diinginkan. Analisis penurunan atau deformasi
Lebih terperinciBAB 9. B ANGUNAN PELENGKAP JALAN
BAB 9. B ANGUNAN PELENGKAP JALAN Bangunan pelengkap jalan raya bukan hanya sekedar pelengkap akan tetapi merupakan bagian penting yang harus diadakan untuk pengaman konstruksi jalan itu sendiri dan petunjuk
Lebih terperinciJURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN
JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Diajukan oleh : ABDUL MUIS 09.11.1001.7311.046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR ANALISIS
BAB III PROSEDUR ANALISIS Dalam melakukan perencanaan desain, secara umum perhitungan dapat dibagi menjadi 2 yaitu: perencanaan secara manual dan perencanaan dengan bantuan program. Dalam perhitungan secara
Lebih terperinciPERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT
PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT In civil construction frequently encountered problems in soft soils, such as low bearing capacity and
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 2 Vol. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2017 Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan RIFKI FADILAH, INDRA NOER HAMDHAN
Lebih terperinciBAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi
BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Perencanaan Awal (Preliminary Design) Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi rencana struktur, yaitu pelat, balok dan kolom agar diperoleh
Lebih terperinciAnalisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 2 Vol. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2017 Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Sipil Semester genap tahun 2007/2008 ANALISA PENGARUH GEMPA TERHADAP KONSTRUKSI LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL WOVEN. Dita Pravitra A. Kasthalisti (0700733841)
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER
BAB I EALUASI KINERJA DINDING GESER 4.1 Analisis Elemen Dinding Geser Berdasarkan konsep gaya dalam yang dianut dalam SNI Beton 2847-2002, elemen struktur dinding geser tidak dicek terhadap kegagalan gesernya.
Lebih terperinciJurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Pondasi berfungsi untuk memindahkan beban-beban pada struktur atas ke tanah dasar. Fungsi ini berlaku secara baik bila kestabilan pondasi terhadap
Lebih terperinciBAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG
GROUP BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG 11. Perencanaan Pondasi Tiang Pancang Perencanaan pondasi tiang pancang meliputi daya dukung tanah, daya dukung pondasi, penentuan jumlah tiang pondasi, pile
Lebih terperinciPERHITUNGAN STRUKTUR BOX CULVERT
A. DATA BOX CULVERT h1 ta c ts d H h2 h3 L DIMENSI BOX CULVERT 1. Lebar Box L = 5,00 M 2. Tinggi Box H = 3,00 M 3. Tebal Plat Lantai h1 = 0,40 M 4. Tebal Plat Dinding h2 = 0,35 M 5. Tebal Plat Pondasi
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA
PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : PENTAGON PURBA NPM.
Lebih terperinciPENGARUH METODE KONSTRUKSI PONDASI SUMURAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL (148G)
PENGARUH METODE KONSTRUKSI PONDASI SUMURAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL (148G) Marti Istiyaningsih 1, Endah Kanti Pangestuti 2 dan Hanggoro Tri Cahyo A. 2 1 Alumni Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL
ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL Niken Silmi Surjandari 1), Bambang Setiawan 2), Ernha Nindyantika 3) 1,2 Staf Pengajar dan Anggota Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tiang pancang membutuhkan kepala tiang atau biasa disebut sebagai pile cap.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan tingkat tinggi sangat populer pada jaman sekarang. Bangunan tingkat tinggi terdapat di seluruh negara baik di negara maju maupun di negara berkembang. Salah
Lebih terperinciANALISA STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL) AKIBAT BEBAN DINAMIS DENGAN SIMULASI NUMERIK ABSTRAK
VOLUME 6 NO., OKTOBER 010 ANALISA STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL) AKIBAT BEBAN DINAMIS DENGAN SIMULASI NUMERIK Oscar Fithrah Nur 1, Abdul Hakam ABSTRAK Penggunaan simulasi numerik dalam
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KEVIN IMMANUEL
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian ini menggunakan metode analisis perancangan yang difokuskan untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22 lantai.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berfikir Sengkang merupakan elemen penting pada kolom untuk menahan beban gempa. Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan tulangan utama dan
Lebih terperinciPondasi diatas Medium Elastis (pengaruh kekakuan)
Pondasi diatas Medium Elastis (pengaruh kekakuan) Penentuan modulus reaksi tanah dasar (K s ) merupakan hal yang sulit karena banyaknya faktor diantaranya adalah : ukuran dan bentuk pondasi jenis tanah
Lebih terperinciPERENCANAAN KONSTRUKSI DINDING PENAHAN TANAH UNDERPASS JEMURSARI SURABAYA
PERENCANAAN KONSTRUKSI DINDING PENAHAN TANAH UNDERPASS JEMURSARI SURABAYA Gagah Triambodo 3110100119 Dosen Pembimbing : Ir. Suwarno, M.Eng Putu Tantri Kumalasari, ST., MT. 1.1 Latar Belakang Surabaya adalah
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun oleh : TITIK ERNAWATI
TUGAS AKHIR DESAIN TURAP PENAHAN TANAH DENGAN OPTIMASI LETAK DAN DIMENSI PROFIL PADA LOKASI SUNGAI MAHAKAM KALIMANTAN TIMUR MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS V.8.2 Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser horisontal dan momen guling akibat beban lateral. Secara umum, Dinding
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dinding Geser Pelat Baja Fungsi utama dari Dinding Geser Pelat Baja adalah untuk menahan gaya geser horisontal dan momen guling akibat beban lateral. Secara umum, Dinding Geser
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-data Umum Jembatan Beton Prategang-I Bentang 21,95 Meter Gambar 4.1 Spesifikasi jembatan beton prategang-i bentang 21,95 m a. Spesifikasi umum Tebal lantai jembatan
Lebih terperinciDESAIN PENULANGAN TANAH DENGAN TULANGAN LEMBARAN BERUPA GEOTEKSTIL UNTUK PERKUATAN TANAH
DESAIN PENULANGAN TANAH DENGAN TULANGAN LEMBARAN BERUPA GEOTEKSTIL UNTUK PERKUATAN TANAH TUGAS AKHIR Oleh : I Made Ribeg Kapitan NIM: 0919151030 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI PANJANG LEMBARAN GEOTEKSTIL DAN TEBAL LIPATAN GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR KEPADATAN 74%
PENGARUH VARIASI PANJANG LEMBARAN GEOTEKSTIL DAN TEBAL LIPATAN GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR KEPADATAN 74% Eko Andi Suryo* 1, Suroso 1, As ad Munawir 1 1 Dosen
Lebih terperinciBAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL
BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL 3.1 PENDAHULUAN Proyek jembatan Ir. Soekarno berada di sebelah utara kota Manado. Keterangan mengenai project plan jembatan Soekarno ini dapat dilihat pada Gambar
Lebih terperinciANALISIS TRANSFER BEBAN PADA SOIL NAILING (STUDI KASUS : KAWASAN CITRA LAND)
ANALISIS TRANSFER BEBAN PADA SOIL NAILING (STUDI KASUS : KAWASAN CITRA LAND) Yesi Natalia Sjachrul Balamba, Alva N. Sarajar Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado Email : Yessynatalia.yn23@gmail.com
Lebih terperinciBAB 8 Perencanaan Base Plate
BAB 8 Perencanaan Base Plate Perencanaan dimensi baseplate melibatkan gaya vertikal, momen dan geser, oleh karena itu diperlukan perhitungan dimensi baseplate untuk menahan gaya-gayatersebut. Umumnya,
Lebih terperinciAnalisis Model Fisik dan Model Numerik pada Daya Dukung Fondasi Lingkaran di Atas Tanah Lunak
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 2 Vol. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2017 Analisis Model Fisik dan Model Numerik pada Daya Dukung Fondasi Lingkaran di Atas Tanah Lunak DEVY
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG
HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN DAN HASIL PEMODELAN
BAB III PEMODELAN DAN HASIL PEMODELAN Data-data yang telah didapatkan melalui studi literatur dan pencarian data di lokasi penambangan emas pongkor adalah : 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukaan
Lebih terperinciPERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC
A. DATA VOIDED SLAB PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC Lebar jalan (jalur lalu-lintas) B 1 = 7.00 m Lebar trotoar B 2 = 0.75 m Lebar total
Lebih terperinciANALISA DINDING PERKUATAN TANAH DENGAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE SATU BAJI (SINGLE WEDGE METHOD) DAN DUA BAJI (TWO PART WEDGE METHOD)
1 ANALISA DINDING PERKUATAN TANAH DENGAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE SATU BAJI (SINGLE WEDGE METHOD) DAN DUA BAJI (TWO PART WEDGE METHOD) Calvin Leonsius 1, Gouw Tjie Liong 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ABSTRAK... i ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK... i ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Permasalahan...
Lebih terperinciDESAIN PENULANGAN SHEAR WALL, PELAT DAN BALOK DENGAN PEMROGRAMAN DELPHI
DESAIN PENULANGAN SHEAR WALL, PELAT DAN BALOK DENGAN PEMROGRAMAN DELPHI Maradona Ramdani Nasution NRP : 0621055 Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, ST., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Perencanaan Beban Gempa 3.1.1 Klasifikasi Situs Dalam perumusan kriteria desain seismik suatu bangunan di permukaan tanah atau penentuan amplifikasi besaran percepatan gempa
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id 41 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Parameter Masukan Tabel 4.1. Data parameter tanah yang digunakan pada analisis ini adalah γ b, γ saturated, φ,dan c. Tabel 4.1 Hasil Tanah.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii Surat Pernyataan iv Kata Pengantar v DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR NOTASI xviii DAFTAR LAMPIRAN xxiii ABSTRAK xxiv ABSTRACT
Lebih terperinciBAR VI PEMBAHASAN. Analisa dinding penahan tanah dengan metode Rankine, Coulomb dan
BAR VI PEMBAHASAN 6.1. Stabilitas Dinding Penahan Tanah 6.1.1. Stabilitas Eksternal Analisa dinding penahan tanah dengan metode Rankine, Coulomb dan Mononobe~Okabe untuk menyelidiki stabilitas ekstema1
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Ichsan Prasetyo 1) Bambang Setiawan 2) Raden Harya Dananjaya 3) 1) Mahasiswa Fakultas Teknik, Program
Lebih terperincia home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 5
Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 SKS : 3 SKS Pondasi Pertemuan - 5 TIU : Mahasiswa dapat mendesain berbagai elemen struktur beton bertulang TIK : Mahasiswa dapat mendesain pondasi telapak
Lebih terperinci