PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000"

Transkripsi

1 BAB 5 PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000 Dalam mendesain struktur dermaga, analisis kekuatan struktur dan dilanjutkan dengan menentukan jumlah maupun jenis tulangan yang akan digunakan. Dalam melakukan analisis kekuatan struktur akan menggunakan software pemodelan struktur SAP2000 v.15. Adapun proses pemodelan dermaga dapat dilihat pada Gambar 5-1. Start Define Material Define Frame Define Area Section Geometri Struktur Pembebanan Run Analysis Defleksi Gaya Dalam Reaksi Perletakan End Gambar 5-1 Tahapan Pemodelan Dermaga Dengan SAP 2000 Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-1

2 5.1 Input Pemodelan Tahapan pemodelan dermaga dengan menggunakan SAP2000 memerlukan input pemodelan dan akan mengeluarkan output pemodelan. Input pemodelan adalah proses pemasukan atau pendefinisian desain dermaga yang telah dibuat ke dalam program SAP2000. Input pemodelan terdiri atas pendefinisian (define) material yang digunakan pada perencanaan struktur dermaga, pendefinisian (define) rangka (frame) atau komponen penyusun struktur, pendefinisian (define) komponen struktur yang berupa suatu area (area section) dimana untuk pemodelan dermaga ini merupakan area pelat lantai dermaga, penggambaran geometri struktur decara rinci pada program SAP 2000, serta penggambaran beban-beban yang bekerja pada struktur dermaga. Define material Define material atau pendefinisian material merupakan tahap untuk mendefinisikan material yang digunakan pada pemodelan struktur. Selain material yang telah terdapat pada SAP2000. user juga dapat menambahkan jenis material yang akan digunakan. Secara umum ada 6 jenis material yang dapat dipilih untuk digunakan. yaitu steel, concrete, coldformed, aluminum, rebar dan tendon. Langkah define material di dalam SAP2000 adalah klik define materials define material box (klik material yang akan digunakan) modify/ show material yang dapat dilihat pada Gambar 5-2 dan Gambar 5-3. Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-2

3 Gambar 5-2 Tata Cara Define Material Gambar 5-3 Tata Cara Define Material untuk Beton Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-3

4 Gambar 5-4 Tata cara define material baja Define frame Struktur dermaga pada umumnya terdiri atas tiang pancang (pile), kepala tiang (pile cap), rangka balok, serta pelat lantai. Dalam pemodelan yang akan dilakukan di dalam SAP2000, komponen dari struktur dermaga yang akan dimodelkan hanya berupa berupa tiang pancang, rangka balok, serta pelat lantai sedangkan untuk kepala tiang (pile cap) akan dimodelkan berupa beban mati pada arah vertikal. Pada pemodelan SAP2000, komponen berupa frame yaitu tiang pancang dan rangka balok sedangkan untuk pelat lantai akan didefinisikan sebagai area (area section). Langkah define frame di dalam SAP2000 adalah klik dari menu bar Define Section Properties Frame Section Frame Properties. Dialogue box frame properties akan terlihat seperti Gambar 5-5. Kemudian dari menu Frame Properties dilakukan penambahan definisi frame baru dengan memilih pilihan Add New Property. Untuk mendefinisikan frame yang berupa elemen struktur beton bertulang atau balok, maka Frame Section Property Type dipilih untuk tipe material yang digunakan yaitu beton (Concrete). Setelah menentukan Frame Section Property Type yang digunakan. kemudian pilih bentuk frame yaitu Rectangular. Setelah itu akan keluar dialogue box Rectangular Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-4

5 Section seperti Gambar 5-5. Pada Rectangular Section diisikan nama frame balok, jenis material balok yang telah didefinisikan, dimensi balok dan warna untuk frame balok. Gambar 5-5 Tata cara define frame Gambar 5-6 Tata cara define frame balok Untuk mendefinisikan frame tiang pancang maka Frame Section Property Type dipilih untuk tipe material tiang pancang yang digunakan. umumnya merupakan beton (Concrete) atau baja (Steel). Setelah menentukan Frame Section Property Type yang digunakan kemudian pilih bentuk frame yaitu Pipe. Setelah itu akan keluar dialogue box Pipe Section seperti Gambar 5-7 Pada Pipe Section diisikan nama frame tiang, jenis material tiang pancang yang Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-5

6 sebelumnya telah didefinisikan, dimensi tiang pancang, dan warna untuk frame tiang pancang. Gambar 5-7 tata cara define frame tiang pancang Define area section Area section merupakan elemen struktur yang dimodelkan dengan suatu area. Pada khasus ini, yang merupakan area section berupa pelat pada dermaga. Langkah dalam mendefinisikan area section yaitu klik Define Section Properties Area Sections. Dialogue box area section akan terlihat seperti Gambar 5-8 Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-6

7 Gambar 5-8 Tata cara define area Kemudia pilih Add New Section untuk mendefinisikan area section pelat. Setelah itu akan muncul dialogue box Shell Selection Data seperti Gambar 5-8 yang berfungsi untuk memasukkan karakteristik data pelat yang berupa ketebalan pelat (Thickness), tipe pelat (Type) dan material pelat (Material). Gambar 5-9 Tata cara define area section pelat Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-7

8 Geometri struktur Setelah mendefinisikan frame dan area section, maka langkah selanjutnya yaitu menggambarkan pemodelan struktur pada software SAP2000. Komponen dermaga yang akan dimodelkan pada software SAP2000 berupa pile, balok, dan plat. Untuk menggambarkan komponen tersebut dibagi menjai 4 (empat) tahap. Berikut tahap-tahap penggambaran model struktur. 1) Penggambaran joint Joint yang pertama digambarkan merupakan joint acuan. Langkah penggabaran joint acuan adalah Draw Draw Special Joint, lalu tempatkan joint pada layer. Setelah menggambarkan joint acuan, kita dapat menggambarkan joint baru lainnya dengan cara menduplikasi joint acuan untuk mempermudah pekerjaan. Langkah menduplikasi joint acuan adalah klik joint acuan Edit Replicate. Setelah itu masukka nilai jarak joint acuan dari masing-masing sumbu. 2) Penggambaran frame Diperlukan 2 (dua) buah joint untuk menggambarkan sebuah frame. Langkahlangkah penggambaran frame adalah Draw Draw Frame/Cable/Tendon, setelah itu klik joint pertama kemudian tarik ke joint kedua lalu klik joint kedua. 3) Penggambaran area Area yang digambarkan berbentuk persegi yang memiliki 4 titik sudut, namun untuk menggambarkan area berbentuk persegi hanya membutuhkan 2 titik joint. Langkahlangkah penggambaran area adalah Draw Draw Rectangular Area, setelah itu klik joint pertama dan tarik kearah diagonal atau ke joint ke dua lalu klik joint ke dua. 4) Pemasangan tumpuan Untuk memasang tumpuan joint, perlu dipilih terlebih dahulu joint yang akan dipasang tumpuan. Langkah-langkah pemasangan tumpuan adalah Assign Joint Restraints lalu pilih restraints yang diinginkan. Dan untuk joint ujung atas pipa baja pilih Assign Joint Constraint lalu pilih constraint yang diinginkan. Berikut hasil penggambaran geometri struktur dermaga pada SAP2000 yang ditampilkan pada Gambar Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-8

9 Gambar 5-10 Hasil penggambaran geometri struktur dermaga Pembebanan pada struktur Pembebanan yang terjadi pada dermaga terbagi atas beban horizontal dan beban vertikal. Untuk beban horizontal terdiri dai beban berthing, beban mooring, beban arus, dan beban gempa. Sedangkan untuk beban vertikal terdiri dari beban mati (dead load) yang terdiri dari berat sendiri komponen struktur seperti pelat lantai, balok, pile cap, serta pile. Beban mati juga terdiri dari berat struktur pendukung yang letaknya tetap pada suatu titik tertentu pada dermaga seperti bollard dan fender. Beban hidup (live load) seperti beban crane, dan beban truk dan beban manusia juga termasuk kedalam beban vertikal. Pada saat proses penggambaran beban pada struktur terdapat 2 (dua) tipe. Tipe pertama, penginputan data ataupun penggambarannya harus dilakukan secara manual oleh pengguna (user) serta beban yang didefinisikan langsung oleh SAP2000. Langkah yang dilakukan untuk mendefinisikan beban adalah klik Define Load Patterns isi Load Pattern Name dengan nama jenis beban yang akan dimodelkan. tipe beban pada Type. Self Weight Multiplier dengan 0 atau 1. dan Auto Lateral Load Pattern apabila jenis beban tersebut akan dihitung dengan ketentuan yang berlaku yang sudah terintegrasi dalam Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-9

10 SAP2000 Add New Load Pattern. Untuk beban mati (dead load) pada kolom Self Weight Multiplier masukkan angka 1 dan untuk selain beban mati masukkan angka 0. dimana angka 1 menandakan bahwa beban tersebut merupakan input yang didefinisikan oleh SAP2000 sedangkan angka 0 menandakan bahwa beban tersebut merupakan hasil perhitungan oleh user dan input secara manual. Berikut dialogue box Define Load Patter yang dapat dilihat pada Gambar Gambar 5-11 Dialogue box Define Load Pattern Secara umum penggambaran pemodelan beban pada struktur dermaga pada SAP2000 terbagi menjadi 3 jenis yaitu : 1) Beban yang dimodelkan sebagai beban joint. Beban yang dimodelkan sebagai beban joint pada pemodelan dermaga di SAP2000 berupa beban point yang dibebankan kepada joint yang ada. Langkahlangkah yang dilakukan untuk menggambarkan beban yang dimodelkan pada joint adalah klik joint yang akan dibebani Assign Joint Load Forces Joint Forces dialogue box masukkan nominal beban beserta arah bebannya sesuai dengan jenis Load Pattern Ok. Berikut dialogue box Joint Forces yang dapat dilihat pada Gambar 5-12 dan pembebanan berupa joint yang dilakukan pada pemodelan dapat dilihat pada tabel Tabel 5. 1 Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-10

11 Gambar 5-12 Tata cara input beban joint Tabel 5. 1 Daftar beban yang tergolong joint load Nama Pembebanan Satuan Nilai Arah Pile cap (1) kn 108 Z (-) Pile cap (2) kn 67.5 Z (-) Pile cap (3) kn 288 kn Z (-) Fender kn 12.7 kn Z (-) Bollard kn 2.91 kn Z (-) Berthing kn 769 Y (+) 2) Beban yang dimodelkan sebagai beban frame. Beban yang dimodelkan sebagai beban frame pada pemodelan dermaga di SAP2000 dapat berupa beban point serta beban terdistribusi (distributed) yang dibebankan kepada frame yang ada. Untuk menggambarkan beban point pada frame. langkah yang dilakukan untuk adalah klik frame yang akan dibebani Assign Frame Loads Distributed dialogue box Frame Distributed Loads masukkan nominal beban, perletakan posisi beban pada frame, beserta arah bebannya. Berikut dialogue box Frame Distributed Load yang dapat dilihat pada Gambar Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-11

12 Gambar 5-13 Dialogue box Frame Distributed Load Beban pada frame yang terdistribusi didefinisikan dengan bentuk distribusi seragam (Uniform Load) atau distribusi yang berbentuk trapezoidal (Trapezoidal Loads). Untuk pilihan distribusi beban yang berbentuk trapezoidal. dapat dimodelkan dengan input lokasi beban relatif terhadap panjang frame (relative distance from end-i) atau lokasi beban berjarak sejauh tertentu dari titik ujung frame (absolute distance from end-i). Sedangkan untuk memodelkan beban yang terdistribusi seragam. cukup dengan mengisi nominal beban pada kolom Uniform Load. Berikut pembebanan berupa frame yang dilakukan pada pemodelan dapat dilihat pada tabel Tabel 5. 2 Tabel 5. 2 Daftar beban yang tergolong frame load. Nama Pembebanan Satuan Nilai Crane kn/m 300 Arus kn Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-12

13 3) Beban yang dimodelkan sebagai beban area pelat. Beban yang dimodelkan sebagai beban area pada pemodelan dermaga di SAP2000 biasanya berupa beban live load dan berupa beban merata (uniform). Langkah yang dilakukan untuk menggambarkan beban yang dimodelkan pada area adalah klik area yang akan dibebani Assign Area Load Uniform to Frame (Shell) Area Uniform Loads to Frames dialogue box masukkan nominal beban merata beserta arah bebannya. Berikut dialogue box Frame Area Uniform Loads yang dapat dilihat pada Gambar 5-14 dan pembebanan berupa area yang dilakukan pada pemodelan dapat dilihat pada Tabel 5.3. Gambar 5-14 Dialogue box Frame Area Uniform Loads Tabel 5. 3 Daftar beban yang tergolong area load Nama Pembebanan Satuan Nilai Human kn/m 2 5 Truck T-45 kn/m 2 28,6 Dalam proses input data pembebanan terdapat 3 pilihan pada Options yakni Add to Existing Loads (menjumlahkan beban yang telah digambarkan sebelumnya dengan tambahan beban baru). Replace Existing Loads (mengganti beban yang telah digambarkan sebelumnya dengan beban yang baru), serta Delete Existing Loads (menghapus beban yang ada). Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-13

14 Berikut adalah beban-beban yang diinput oleh user : 1) Beban mati vertikal pile cap Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, beban pile cap dimodelkan sebagai joint load. Berikut Gambar 5-15, Gambar 5-16, Gambar 5-17 menggambarkan beban pile cap pada dermaga. Gambar 5-15 Penggambaran beban pile cap 1 pada dermaga Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-14

15 Gambar 5-16 Penggambaran beban pile cap 2 pada dermaga Gambar 5-17 Penggambaran beban pile cap 3 pada dermaga Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-15

16 2) Beban mati vertikal fender Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, beban fender dimodelkan sebagai joint load sebesar 12.7 kn. Gambar 5-18 berikut menggambarkan beban fender pada dermaga. Gambar 5-18 Penggambaran beban fender pada dermaga 3) Beban mati vertikal bollard Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, beban fender dimodelkan sebagai joint load sebesar 2.91 kn. Gambar 5-19 berikut menggambarkan beban bollard pada dermaga. Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-16

17 Gambar 5-19 Penggambaran beban bollard pada dermaga 4) Beban hidup vertikal Beban hidup vertikal pada dermaga disebabkan oleh crane, truk T-45 dan manusia. Untuk beban crane, beban crane 1 adalah saat crane berada di ujung dermaga dan beban crane 2 adalah saat crane berada di tengah dermaga. Gambar 5-20, Gambar 5-21, Gambar 5-22, Gambar 5-23 menunjukan ilustrasi pembebanan hidup vertikal yang diinput ke SAP2000. Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-17

18 Gambar 5-20 Penggambaran beban crane 1 pada dermaga Gambar 5-21 Penggambaran beban crane 2 pada dermaga Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-18

19 Gambar 5-22 Penggambaran beban manusia pada dermaga Gambar 5-23 Penggambaran beban truk T-45 pada dermaga Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-19

20 5) Beban Arus Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, beban arus dimodelkan sebagai frame load sebesar kn, dengan asumsi tidak ada arus arah transversal. Gambar 5-24 dan Gambar 5-25 berikut menggambarkan beban arus pada dermaga Gambar 5-24 Penggambaran beban arus arah x positif Gambar 5-25 Penggambaran beban arus arah x negatif Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-20

21 6) Beban Gempa Beban Gempa dimodelkan secara otomatis pada struktur dermaga. Pemodelan beban gempa dimodelkan dengan memasukan parameter-parameter gempa yang dibuthkan seperti yang tercantum dalal SNI. Berikut tampilan response spectrum function dari gempa yang telah diinput kedalam SAP2000. Gambar 5-26 Penggambaran response spectrum function dari gempa 7) Beban Mooring Untuk beban mooring, terdapat 3 kondisi beban mooring yang utama, yakni: 1. Mooring arah transversal tertahan breast line 2. Mooring arah longitudinal ke kanan tertahan spring line dan stern line 3. Mooring arah longitudinal ke kiri tertahan spring line dan stern line Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-21

22 Gambar 5-27 Ilustrasi pembebanan mooring pada dermaga Pembebanan mooring sendiri dibagi menjadi 3 kondisi yaitu : Kondisi 1 Kapal sedang bertambat dan gaya bekerja pada arah longitudinal arah x positif. (Gambar 5-28) Kondisi 2 Kapal sedang bertambat dan gaya bekerja pada arah longitudinal arah x negatif. (Gambar 5-29) Kondisi 3 Kapal sedang bertambat dan gaya bekerja pada arah transfersal. (Gambar 5-30) Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-22

23 Gambar 5-28 Penggambaran beban mooring kondisi 1 Gambar 5-29 Penggambaran beban mooring kondisi 2 Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-23

24 Gambar 5-30 Penggambaran beban mooring kondisi 3 8) Beban Berthing Beban berting dimodelkan sebagi beban horizontal pada joint. Berdasarkan perhitungan sebelumnya, beban berting yang akan diaplikasikan yaitu sebesar 769 kn. Gambar 5-31, Gambar 5-32, Gambar 5-33menunjukan beban berthing pada berbagai kondisi. Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-24

25 Gambar 5-31 Penggambaran beban berthing pada ujung kiri dermaga Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-25

26 Gambar 5-32 Penggambaran beban berthing pada tengah dermaga Gambar 5-33 Penggambaran beban berthing pada ujung kanan Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-26

27 Setelah selesai menginput pembebanan, dilakukan skenario pembebanan yang akan terjadi pada struktur dermaga. Kombinasi pembebanan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) , Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Dimana kombinasi beban terdiri dari DL (beban mati), LL (beban hidup), CR1 (beban crane ketika berada di pinggir dermaga), CR2 (beban crane ketika berada di tengah dermaga), CB (beban conveyor), E (beban gempa), A (beban Arus), W (beban Angin), B (beban berthing), dan M (beban mooring). Berikut kombinasi pembebanan yang dilakukan pada struktur dermaga yang dapat dilihat pada Tabel 5.4 dan Tabel 5.5. Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-27

28 Tabel 5. 4 Kombinasi beban Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-28

29 Tabel 5.5 Kombinasi beban Run analysis Setelah semua pemodelan baik struktur dan pemodelan sudah selesai dimodelkan, langkah berikutnya yaitu melakukan run analysis. Langkah yang dilakukan adalah klik Analyze Run Analysis (F5) Set Load Cases to Run dialogue box. Pada dialogue box Set Load Cases to Run dapat dipilih jenis beban yang akan disertakan atau tidak disertakan pada Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-29

30 proses run analysis. Jika sudah menentukan jenis beban yang disertakan pada proses run analysis, maka klik Run Now. Setelah proses run analysis selesai, maka secara otomatis SAP2000 akan menampilkan SAP Analysis Monitor. 5.2 Output Pemodelan Output pemodelan adalah hasil keluaran dari pengolahan data-data input pemodelan setelah dilakukan proses running oleh SAP2000. Output pemodelan dijadikan bahan untuk menganalisa kekuatan dan kelayakan struktur dermaga yang direncanakan sebelumnya terhadap beban-beban yang bekerja pada struktur. Unity check ratio (UCR) Merupakan perbandingan antara tegangan yang terjadi akibat pembebanan terhadap struktur dengan kapasitas tegangan pada material yang dipakai. Struktur masih dalam batas aman apabila UCR yang dihasilkan pada output pemodelan < 1. Pengecekan terhadap UCR dilakukan terhadap material baja (tiang pancang) dengan menggunakan kombinasi pembebanan pada saat ultimate condition. Untuk melihat hasil UCR pada SAP2000. model harus dalam keadaan Run Analysis. Langkahnya adalah klik toolbar Start Steel Design/Check of Structure akan muncul hasil UCR untuk tiap-tiap tiang pancang yang ditunjukkan dengan diagram warna. Sedangkan untuk melakukan pengecekan UCR terhadap elemen struktur dengan beton bertulang langkahnya adalah Start Concrete Design/Check of Structure akan muncul hasil UCR untuk tiap-tiap balok yang ditunjukkan dengan diagram warna. Berikut hasil UCR pada strucktur dermaga yang dapat dilihat pada Gambar 5-34 dengan hasil UCR sebesar pada kombinasi beban 1,2DL + 1,6LL + 1,6CR1 + 1,2Ax(-) + 0,3Ay + 1,2 Wx(-) + 0,3 Wy +1,2 B1 Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-30

31 Gambar 5-34 Hasil UCR pemodelan SAP2000 Defleksi Merupakan perubahan posisi yang terjadi pada struktur akibat beban-beban yang bekerja pada struktur dermaga. Defleksi struktur dapat terjadi dalam arah sumbu-x. sumbu-y. maupun arah sumbu-z. Langkah-langkah untuk melihat hasil defleksi struktur ialah dengan klik Display Show Deformed Shape Deformed Shape dialogue box pilih defleksi struktur yang terjadi akibat pembebanan tertentu atau kombinasi pembebanan tertentu. Berikut Tabel 5. 4 menunjukkan besaran defleksi yang dialami oleh titik tinjau dari struktur dermaga yang dianalisis dengan defleksi ijin yang ditentukan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dapat dilihat pada tabel, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung halaman 15 yang ditampilkan pada persamaan berikut ini. Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-31

32 Tabel 5.6 Defleksi maksimum berdasarkan SNI D = H Keterangan : D : defleksi arah lateral (m); H : panjang tiang yang dimodelkan (m). Berdasarkan persamaan berikut maka defleksi ijin maksimum adalah m Tabel 5. 4 hasil defleksi pada pemodelan SAP2000 Gaya Dalam Hasil keluaran program SAP2000 yang berupa penjabaran dari gaya-gaya dalam yang terjadi pada struktur dermaga yang dimodelkan. Gaya dalam struktur digunakan untuk analisa optimasi penampang struktur yang digunakan. Selain itu gaya dalam struktur juga digunakan sebagai bahan pada kegiatan desain perencanaan penulangan struktur. Langkah yang dilakukan untuk melihat gaya-gaya dalam yang dihasilkan adalah klik Display Show Tables (Ctrl+T) Choose Tables for Display checklist Analysis Results checklist Element Output checklist Frame Output checklist Table: Element Forces Frames (untuk mengecek gaya dalam pada frame) Ok. Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-32

33 Gaya dalam yang dikeluarkan oleh program SAP2000 terdiri dari : a. Gaya aksial sejajar frame yang dinotasikan sebagai P (kn). b. Gaya geser pada arah sumbu 1-2 yang dinotasikan sebagai V2 (kn). c. Gaya geser pada arah sumbu 1-3 yang dinotasikan sebagai V3 (kn). d. Torsi aksial dalam arah sumbu 1 yang dinotasikan sebagai T (kn.m). e. Bending moment pada sumbu 1-3 (dalam arah sumbu 2) yang dinotasikan sebagai M2 (kn.m). f. Bending moment pada sumbu 1-2 (dalam arah sumbu 3) yang dinotasikan sebagai M3 (kn.m). Gaya dalam maksimum yang terjadi pada dermaga dapat dilihat pada Tabel 5.7 berikut. Tabel 5. 7 Gaya dalam maksimum pada dermaga Gaya Dalam Besar(Maksimum) Satuan P kn V kn V kn T kn m M kn m M kn m Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-33

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2012 di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

PENGANTAR SAP2000. Model Struktur. Menu. Toolbar. Window 2. Window 1. Satuan

PENGANTAR SAP2000. Model Struktur. Menu. Toolbar. Window 2. Window 1. Satuan MODUL SAP2000 V 11 PENGANTAR SAP2000 Program SAP2000 sebagai salah satu program rekayasa teknik sipil yang berbeda dengan program komputer pada umumnya. Hal ini disebabkan pengguna program ini dituntut

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga 59 L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga 60 L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga 61

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga 59 L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga 60 L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga 61 DAFTAR LAMPIRAN L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga 59 L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga 60 L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga 61 L.4 Tabel Fungsi D untuk Pertambahan Nilai D L L 0 62 L.5

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR FRAME-SHEAR WALL

ANALISIS STRUKTUR FRAME-SHEAR WALL ANALISIS STRUKTUR FRAME-SHEAR WALL Suatu model struktur portal dengan dinding geser ( shear wall ) bangunan gedung 6 lantai dari beton bertulang dengan konfigurasi seperti pada gambar. Atap Lantai 5 3,5m

Lebih terperinci

Gambar 5.83 Pemodelan beban hidup pada SAP 2000

Gambar 5.83 Pemodelan beban hidup pada SAP 2000 Beban Gelombang Gambar 5.83 Pemodelan beban hidup pada SAP 2000 Beban Gelombang pada Tiang Telah dihitung sebelumnya, besar beban ini adalah 1,4 ton dan terdistribusi dengan bentuk segitiga dari seabed

Lebih terperinci

TUTORIAL PORTAL 3 DIMENSI

TUTORIAL PORTAL 3 DIMENSI 1 TUTORIAL PORTAL 3 DIMENSI Struktur portal 3D beton bertulang seperti tergambar dibawah ini. Buatlah model dengan menggunakan SAP2000 dengan datadata seperti yang terdapat di bawah ini dan Tentukan penulangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen

LAMPIRAN A. Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen LAMPIRAN A Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen Beban gempa direncanakan dengan prosedur gaya lateral ekivalen berdasarkan pada RSNI3 03-1726-201x. A. Berat keseluruhan bangunan. 1. Berat atap a. Beban

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS STRUKTUR

BAB V ANALISIS STRUKTUR 66 BAB V ANALISIS STRUKTUR A. Model Pengoprasian Etabs Untuk menganalisis sebuah bangunan diperlukan tahapan perhitungan beban struktur, setelah itu baru analisis struktur. Perhitungan beban struktur sudah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi penelitian Metode yang digunakan dalam menentukan nilai dan hasil perkiraan akhir struktur kolom,balok dan pelat lantai dari proyek office citra raya di kabupaten

Lebih terperinci

Pertemuan 4 DEFINE, ASSIGN & ANALYZE

Pertemuan 4 DEFINE, ASSIGN & ANALYZE Halaman 1 dari Pertemuan 4 Pertemuan 4 DEFINE, ASSIGN & ANALYZE 4.1 Define Material & Section Define material bertujuan untuk menentukan karakteristik material yang digunakan dalam analisis struktur. Karakteristik

Lebih terperinci

PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA GEDUNG 5 LANTAI MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000

PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA GEDUNG 5 LANTAI MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA GEDUNG 5 LANTAI MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 A. KETENTUAN BANGUNAN 1. Gedung direncanakan untuk bangunan sekolah di semarang, 2. Ukuran bangunan 10 x 20 m, 3. Struktur

Lebih terperinci

Menghitung Jembatan Baja dengan SAP 2000 V.14

Menghitung Jembatan Baja dengan SAP 2000 V.14 Menghitung Jembatan Baja dengan SAP 2000 V.14 Diketahui seatu jembatan rangka baja dengan data sebagai berikut : Bentang 6 x 6,0 m, tinggi 5,0 m Profil yang digunakan IWF 14 x 90 Fy = 240 Mpa Beban yang

Lebih terperinci

KONSTRUKSI RANGKA BATANG

KONSTRUKSI RANGKA BATANG KONSTRUKSI RANGKA BATANG Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu menyelesaikan analisa struktur dengan cara Analisa Struktur Metode Matriks (ASMM) 3.6 Konstruksi Rangka Batang Tujuan Pembelajaran Khusus

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha 76 LAMPIRAN 77 Lampiran 1 Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program Gambar L1. Tampilan awal program

Lebih terperinci

Oleh I Gusti Ngurah Putu Dharmayasa, ST, MT Jurusan Teknik Sipil - Undiknas

Oleh I Gusti Ngurah Putu Dharmayasa, ST, MT Jurusan Teknik Sipil - Undiknas Oleh I Gusti Ngurah Putu Dharmayasa, ST, MT Jurusan Teknik Sipil - Undiknas Dapatkah hasil perhitungan ETABS dapat diterima? Suatu program atau software untuk perhitungan struktur, hasilnya harus dapat

Lebih terperinci

TRANSFORMASI SUMBU KOORDINAT

TRANSFORMASI SUMBU KOORDINAT TRANSFORMASI SUMBU KOORDINAT Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu menyelesaikan analisa struktur dengan cara Analisa Struktur Metode Matriks (ASMM) 3.5 Pendahuluan Transformasi Sumbu Koordinat Tujuan

Lebih terperinci

Pertemuan 5 INTERPRETASI REAKSI PELETAKAN DAN GAYA DALAM

Pertemuan 5 INTERPRETASI REAKSI PELETAKAN DAN GAYA DALAM Halaman 1 dari Pertemuan 5 Pertemuan 5 INTERPRETASI REAKSI PELETAKAN DAN GAYA DALAM Beberapa ketentuan yang dapat digunakan untuk interpretasi reaksi peletakan dan gaya dalam adalah sebagai berikut: Interpretasi

Lebih terperinci

By SUGITO Call :

By SUGITO Call : By SUGITO 075534007 Call : 085655141009 ANALISIS TANGGA 3D SAP2000 15.0 Data perencanaan tangga Tinggi antar lantai = 4 m Lebar tanga = 1 m Tebal pelat tanga = 12 cm Tebal pelat bordes = 12 cm Beban hidup

Lebih terperinci

Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA

Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA Halaman 1 dari Pertemuan 13 Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA 13.1 Pengertian Efek P-Delta (P-Δ) P X B P Y 1 2x A H A = P x V A = P y (a) (b) Gambar 13.1 Model Struktur yang mengalami Efek P-Delta M A2 =

Lebih terperinci

MODEL PORTAL 3 DIMENSI

MODEL PORTAL 3 DIMENSI MODEL PORTAL 3 DIMENSI Portal direncanakan menggunakan code ACI 318-05/IBC 2003 dengan mutu baja dengan tegangan leleh Fy = 240000 KN/m, dan Mutu Beton f c = 25 Mpa. Kombinasi pembebanan sebagai berikut

Lebih terperinci

Beban ini diaplikasikan pada lantai trestle sebagai berikut:

Beban ini diaplikasikan pada lantai trestle sebagai berikut: Beban ini diaplikasikan pada lantai trestle sebagai berikut: Gambar 5.34a Pemodelan Beban Pelat pada SAP 2000 untuk pengecekan balok Namun untuk mendapatkan gaya aksial pada tiang dan pile cap serta untuk

Lebih terperinci

Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program

Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program Gambar Tampilan awal program 2. Kemudian membuat grid dan

Lebih terperinci

Analisis Dinamik Struktur dengan Respon Spektrum berdasarkan SNI 1726:2012 menggunakan SAP2000

Analisis Dinamik Struktur dengan Respon Spektrum berdasarkan SNI 1726:2012 menggunakan SAP2000 Analisis Dinamik Struktur dengan Respon Spektrum berdasarkan SNI 1726:2012 menggunakan SAP2000 Baru-baru ini, Indonesia mengeluarkan regulasi baru tentang standar perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan

Lebih terperinci

Modul SAP2000 Ver.7.42

Modul SAP2000 Ver.7.42 Modul SAP2000 Ver.7.42 Praktikum Komputer SAP2000 Sesi Kedua BANGUNAN RANGKA Disusun oleh : Ir. Thamrin Nasution Staf Pengajar KOPERTIS WIL-I dpk. ITM Departemen Teknik Sipil FTSP. ITM thamrin_nst@hotmail.co.id

Lebih terperinci

MODEL STRUKTUR SLOPPED TRUSS

MODEL STRUKTUR SLOPPED TRUSS BAB 3 MODEL STRUKTUR SLOPPED TRUSS Setelah berlatih memodelkan struktur shell, berikut kita akan memodelkan struktur truss dan dilanjutkan dengan proses analisis dan desain struktur menggunakan SAP200

Lebih terperinci

Modul SAP2000 Ver.7.42

Modul SAP2000 Ver.7.42 Modul SAP2000 Ver.7.42 Praktikum Komputer SAP2000 Sesi Ketiga BANGUNAN PORTAL Disusun oleh : Ir. Thamrin Nasution Disusun oleh : Ir. Thamrin Nasution Staf Pengajar KOPERTIS WIL-I dpk. ITM Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR. lantai, balok, kolom dan alat penyambung antara lain sebagai berikut :

BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR. lantai, balok, kolom dan alat penyambung antara lain sebagai berikut : BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR 4.1 Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan tentang perencanaan struktur gedung untuk penempatan mesin pabrik pengolahan padi PT. Arsari Pratama menggunakan profil baja. Pada kajian

Lebih terperinci

TUTORIAL PERHITUNGAN STRUKTUR DENGAN SAP 2000 V.14

TUTORIAL PERHITUNGAN STRUKTUR DENGAN SAP 2000 V.14 TUTORIAL PERHITUNGAN STRUKTUR DENGAN SAP 2000 V.14 ANALISA STRUKTUR FRAME 2D DENGAN SAP 2000 V.14 Secara garis besar, Tahapan analisis dan desain pada SAP 2000 v.14 terpisah dalam dua tahap yaitu : Tahap

Lebih terperinci

Perancangan Dermaga Pelabuhan

Perancangan Dermaga Pelabuhan Perancangan Dermaga Pelabuhan PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kompetensi mahasiswa program sarjana Teknik Kelautan dalam perancangan dermaga pelabuhan Permasalahan konkret tentang aspek desain dan analisis

Lebih terperinci

Berat sendiri balok. Total beban mati (DL) Total beban hidup (LL) Beban Ultimate. Tinjau freebody diagram berikut ini

Berat sendiri balok. Total beban mati (DL) Total beban hidup (LL) Beban Ultimate. Tinjau freebody diagram berikut ini Berat sendiri balok. q = γ b h balok beton 3 qbalok 2,4 ton / m 0,6 m 0,6 m q balok = = 0,864 ton / m Total beban mati (DL) DL = q + q + q balok pelat pilecap DL = 0,864 ton/ m + 1,632 ton / m + 6,936

Lebih terperinci

Analisis Struktur Dermaga Deck on Pile Terminal Peti Kemas Kalibaru 1A Pelabuhan Tanjung Priok

Analisis Struktur Dermaga Deck on Pile Terminal Peti Kemas Kalibaru 1A Pelabuhan Tanjung Priok Analisis Struktur Dermaga Deck on Pile Terminal Peti Kemas Kalibaru 1A Pelabuhan Tanjung Priok Julfikhsan Ahmad Mukhti Program Studi Sarjana Teknik Kelautan ITB, FTSL, ITB julfikhsan.am@gmail.com Kata

Lebih terperinci

Jl. Banyumas Wonosobo

Jl. Banyumas Wonosobo Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-Gorong Jl. Banyumas Wonosobo Oleh : Nasyiin Faqih, ST. MT. Engineering CIVIL Design Juli 2016 Juli 2016 Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-gorong

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA PETI KEMAS TELUK LAMONG TANJUNG PERAK SURABAYA JAWA TIMUR

PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA PETI KEMAS TELUK LAMONG TANJUNG PERAK SURABAYA JAWA TIMUR PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA PETI KEMAS TELUK LAMONG TANJUNG PERAK SURABAYA JAWA TIMUR Faris Muhammad Abdurrahim 1 Pembimbing : Andojo Wurjanto, Ph.D 2 Program Studi Sarjana Teknik Kelautan Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. Dari analisa Perencanaan Struktur Dermaga Batu Bara Kabupaten Berau Kalimantan Timur, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB VII PENUTUP. Dari analisa Perencanaan Struktur Dermaga Batu Bara Kabupaten Berau Kalimantan Timur, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 225 BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Dari analisa Perencanaan Struktur Dermaga Batu Bara Kabupaten Berau Kalimantan Timur, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari analisa penetapan tata

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan.

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan Bab 5 Pemodelan SAP Bab 5 Pemodelan SAP Perancangan Dermaga dan Trestle

Lebih terperinci

MENAMBAHKAN CANOPY. Gambar 5.1 Canopy dengan fungsi ganda

MENAMBAHKAN CANOPY. Gambar 5.1 Canopy dengan fungsi ganda MENAMBAHKAN CANOPY Salah satu masalah yang menurut kami sangat mengganggu adalah penambahan canopy pada ruko (dan juga rumah tinggal) setelah bangunan tersebut digunakan/ditempati. Alasan yang paling umum

Lebih terperinci

Kita akan menyelesaikan permasalahan struktur kuda-kuda berikut, Panjang Bentang = 10 meter; Tinggi = 3m.

Kita akan menyelesaikan permasalahan struktur kuda-kuda berikut, Panjang Bentang = 10 meter; Tinggi = 3m. BELAJAR SAP 2000 (Ref : Struktur 2D & 3D dengan SAP 2000, Handi Pramono, disadur ulang dengan penambahan keterangan oleh penyusun dengan menggunakan SAP 2000 ver 9,03 untuk latihan) Penyusun : MUHAMMAD

Lebih terperinci

Gambar 2.2. Notasi dimensi elemen struktur balok dan kolom

Gambar 2.2. Notasi dimensi elemen struktur balok dan kolom BAB 2. RANGKA PORTAL (FRAME) 2 DIMENSI ANALISIS STATIK 2.1 Info Model Dimensi elemen struktur: Balok (h/b) : 40/30 Kolom (hc/bc) : 40/40 Tebal pelat : 12 cm (lantai) 10 cm (atap) Mutu bahan: Beton : fc

Lebih terperinci

3.3. BATASAN MASALAH 3.4. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahap Permodelan Komputer

3.3. BATASAN MASALAH 3.4. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahap Permodelan Komputer 4) Layout Pier Jembatan Fly Over Rawabuaya Sisi Barat (Pier P5, P6, P7, P8), 5) Layout Pot Bearing (Perletakan) Pada Pier Box Girder Jembatan Fly Over Rawabuaya Sisi Barat, 6) Layout Kabel Tendon (Koordinat)

Lebih terperinci

Perhitungan momen pada pile cap tunggal juga dilakukan secara manual sebagai berikut: Perhitungan beban mati : Berat sendiri pilecap.

Perhitungan momen pada pile cap tunggal juga dilakukan secara manual sebagai berikut: Perhitungan beban mati : Berat sendiri pilecap. Perhitungan momen pada pile cap tunggal juga dilakukan secara manual sebagai berikut: Perhitungan beban mati : Berat sendiri pilecap. q = γ b h pilecap beton 3 qpilecap 2,4 ton / m 1,7m 1,7m q pilecap

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA MICHAEL JERRY NRP. 0121094 Pembimbing : Ir. Daud R. Wiyono, M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

TUTORIAL ANALISA STRUKTUR

TUTORIAL ANALISA STRUKTUR ======================= PENGANTAR DINAMIKA STRUKTUR DAN REKAYASA KEGEMPAAN Gempa bumi adalah suatu gerakan tiba-tiba atau suatu rentetan gerakan tiba-tiba dari tanah dan bersifat transien yang berasal

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat

Gambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian dilakukan di Yogyakarta pada bulan September Desember 2016. B. Model Struktur Dalam penelitian ini digunakan model struktur portal beton bertulang

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Pada penelitian ini, perencanaan struktur gedung bangunan bertingkat dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan perhitungan,

Lebih terperinci

TATA LETAK DAN DIMENSI DERMAGA

TATA LETAK DAN DIMENSI DERMAGA TATA LETAK DAN DIMENSI DERMAGA Perhitungan tiang pancang dermaga & trestle: Dimensi tiang pancang Berdasarkan dari Technical Spesification of Spiral Welded Pipe, Perusahaan Dagang dan Industri PT. Radjin,

Lebih terperinci

Modul SAP2000 Ver.7.42

Modul SAP2000 Ver.7.42 Modul SAP2000 Ver.7.42 Disusun oleh: Ir. Thamrin Nasution Staf Pengajar KOPERTIS WIL-I dpk. ITM Departemen Teknik Sipil FTSP. ITM thamrin_nst@hotmail.co.id thamrinnst.wordpress.com Praktikum Komputer SAP2000

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Mulai. Pengumpulan Data. Preliminary Desain Struktur Model-1. Input Beban Yang Bekerja Pada Struktur

BAB III METODOLOGI. Mulai. Pengumpulan Data. Preliminary Desain Struktur Model-1. Input Beban Yang Bekerja Pada Struktur BAB III METODOLOGI 3.1 Pendekatan Untuk mengetahui pengaruh pemasangan partisi bata terhadap karakteristik struktur pada studi ini melalui beberapa tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan untuk penyelesaian

Lebih terperinci

Perhitungan Struktur Bab IV

Perhitungan Struktur Bab IV Permodelan Struktur Bored pile Perhitungan bore pile dibuat dengan bantuan software SAP2000, dimensi yang diinput sesuai dengan rencana dimensi bore pile yaitu diameter 100 cm dan panjang 20 m. Beban yang

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ANDRY KURNIADI ROJANA 0521019 Pembimbing: Olga Pattipawaej, Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITASKRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI a BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Pada pelaksanaan Tugas Akhir ini, kami menggunakan software PLAXIS 3D Tunnel 1.2 dan Group 5.0 sebagai alat bantu perhitungan. Kedua hasil perhitungan software ini akan dibandingkan

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PERTEMUAN BALOK KOLOM BERBENTUK T STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PEMODELAN STRUT-AND- TIE ABSTRAK

STUDI ANALISIS PERTEMUAN BALOK KOLOM BERBENTUK T STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PEMODELAN STRUT-AND- TIE ABSTRAK STUDI ANALISIS PERTEMUAN BALOK KOLOM BERBENTUK T STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PEMODELAN STRUT-AND- TIE Tidaryo Kusumo NRP : 0821035 Pembimbing: Winarni Hadipratomo, Ir ABSTRAK Strut-and-tie model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di masa sekarang ini perkembangan dunia konstruksi semakin maju khususnya di Indonesia. Hal itu dikarenakan jumlah penduduk yang semakin bertambah, sehingga para ahli

Lebih terperinci

APLIKASI TEKLA STRUCTURES DAN SAP 2000 PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA TUGAS AKHIR A. A. NGURAH GITA MANTRA

APLIKASI TEKLA STRUCTURES DAN SAP 2000 PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA TUGAS AKHIR A. A. NGURAH GITA MANTRA APLIKASI TEKLA STRUCTURES DAN SAP 2000 PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA TUGAS AKHIR A. A. NGURAH GITA MANTRA 0904105029 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 ABSTRAK Aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI

BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI 4.1 ALTERNATIF PERKUATAN FONDASI CAISSON Dari hasil bab sebelumnya, didapatkan kondisi tiang-tiang sekunder dari secant pile yang membentuk fondasi

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis ABSTRAK Dalam meningkatkan kinerja struktur dalam menahan beban gempa pada bangunan bertingkat tinggi maka dibutuhkan suatu system struktur khusus, salah satunya adalah dengan dengan pemasangan dinding

Lebih terperinci

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP Data Diri Nama : Yan Malegi Diardi Jenis Kelamin : Laki - laki Tempat Lahir : Bandung Tanggal Lahir : 03 Maret 1990 Telepon : 08562042300 Alamat Lengkap : Jl. Margajaya II No.12

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71 DAFTAR LAMPIRAN L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71 62 LAMPIRAN I PENGUMPULAN DATA STRUKTUR BANGUNAN L1.1 Deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI KAJIAN PERBANDINGAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN BEKISTING BAJA TERHADAP METODE KONVENSIONAL DARI SISI METODE KONSTRUKSI DAN KEKUATAN STRUKTUR IRENE MAULINA

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 PENDAHULUAN 4.1.1 Asumsi dan Batasan Seperti yang telah disebutkan pada bab awal tentang tujuan penelitian ini, maka terdapat beberapa asumsi yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB VIII PENUTUP Kesimpulan

BAB VIII PENUTUP Kesimpulan 213 BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan Dari analisa Perencanaan Struktur Baja Dermaga Batu Bara Meulaboh Aceh Barat provinsi DI Aceh, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari analisa penetapan

Lebih terperinci

PENGANTAR PEMODELAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN SAP 2000

PENGANTAR PEMODELAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN SAP 2000 PENGANTAR PEMODELAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN SAP 2000 Sebuah gedung parkir sebagai bagian dari komplek perniagaan akan dibangun di kota Bandung. Komponen struktur direncanakan menggunakan material

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS STRUKTUR GEDUNG. Analisa struktur bertujuan untuk menghitung gaya-gaya dalam, reaksi perletakan

BAB V ANALISIS STRUKTUR GEDUNG. Analisa struktur bertujuan untuk menghitung gaya-gaya dalam, reaksi perletakan BAB V ANALISIS STRUKTUR GEDUNG 5.1 Asumsi-asumsi Analisis Analisa struktur bertujuan untuk menghitung gaya-gaya dalam, reaksi perletakan dan deformasi untuk kepentigan perancangan tulangan elemen-elemen

Lebih terperinci

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

Bab 6 DESAIN PENULANGAN Bab 6 DESAIN PENULANGAN Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pulau Kalukalukuang Provinsi Sulawesi Selatan 6.1 Teori Dasar Perhitungan Kapasitas Lentur

Lebih terperinci

MAIN COURSE. Chapter 1 : Something Always In Your Mind About SAP Inside : 10 Step of SAP2000 Calculation and Analysis, Axes, Grid, etc

MAIN COURSE. Chapter 1 : Something Always In Your Mind About SAP Inside : 10 Step of SAP2000 Calculation and Analysis, Axes, Grid, etc MAIN COURSE Chapter 1 : Something Always In Your Mind About SAP Inside : 10 Step of SAP2000 Calculation and Analysis, Axes, Grid, etc Chapter 2 : Beam Analysis Inside : How To Created your First Structure,

Lebih terperinci

B A B III M E T O D E P E R E N C A N A A N

B A B III M E T O D E P E R E N C A N A A N B A B III M E T O D E P E R E N C A N A A N 3.1 Asumsi-Asumsi Dalam Perencanaan Konstruksi 3.1.1 Asumsi Dalam Perencanaan Konstruksi Asumsi ini digunakan untuk mempermudah dalam perhitungan konstruksi

Lebih terperinci

DESAIN STRUKTUR PERPANJANGAN DERMAGA B CURAH CAIR PELINDO I DI PELABUHAN DUMAI, RIAU

DESAIN STRUKTUR PERPANJANGAN DERMAGA B CURAH CAIR PELINDO I DI PELABUHAN DUMAI, RIAU DESAIN STRUKTUR PERPANJANGAN DERMAGA B CURAH CAIR PELINDO I DI PELABUHAN DUMAI, RIAU Shinta Ayuningtyas Program Studi Teknik Kelautan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung Jl.

Lebih terperinci

DESAIN STRUKTUR DERMAGA CURAH CAIR CPO PELINDO 1 DI PELABUHAN KUALA TANJUNG, MEDAN, SUMATERA UTARA

DESAIN STRUKTUR DERMAGA CURAH CAIR CPO PELINDO 1 DI PELABUHAN KUALA TANJUNG, MEDAN, SUMATERA UTARA DESAIN STRUKTUR DERMAGA CURAH CAIR CPO PELINDO 1 DI PELABUHAN KUALA TANJUNG, MEDAN, SUMATERA UTARA Rida Desyani Program Studi Sarjana Teknik Kelautan FTSL, ITB ri_desyani@yahoo.com Kata Kunci : Dermaga,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik BAB III METODOLOGI III.1. Persiapan Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan

Lebih terperinci

DASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000

DASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000 Halaman 1 dari Bab 1 Bab 1 DASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000 1. KEMAMPUAN SAP2000 Program SAP merupakan salah satu software yang telah dikenal luas dalam dunia teknik sipil, terutama dalam bidang analisis

Lebih terperinci

MANUAL STRUCTURAL ANALYSIS PROGRAM SAP oleh: Fikri Alami, S.T., M.Sc. Siti Nurul Khotimah, S.T.,M.Sc

MANUAL STRUCTURAL ANALYSIS PROGRAM SAP oleh: Fikri Alami, S.T., M.Sc. Siti Nurul Khotimah, S.T.,M.Sc MANUAL STRUCTURAL ANALYSIS PROGRAM SAP 2000 oleh: Siti Nurul Khotimah, S.T.,M.Sc Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung Tahun 2017 i P age PENDAHULUAN Sap2000 menghadirkan software yang paling user friendly

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA Yonatan Tua Pandapotan NRP 0521017 Pembimbing :Ir Daud Rachmat W.,M.Sc ABSTRAK Sistem struktur pada gedung bertingkat

Lebih terperinci

APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA RANGKA RUANG (SPACE TRUSS) DENGAN MEMBANDINGKAN CARA PERHITUNGAN MANUAL DENGAN PROGRAM SAP2000

APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA RANGKA RUANG (SPACE TRUSS) DENGAN MEMBANDINGKAN CARA PERHITUNGAN MANUAL DENGAN PROGRAM SAP2000 APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA RANGKA RUANG (SPACE TRUSS) DENGAN MEMBANDINGKAN CARA PERHITUNGAN MANUAL DENGAN PROGRAM SAP2000 Sanci Barus 1, Syahrizal 2 dan Martinus 3 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

Verifikasi Hasil Penulangan Lentur Balok Beton SAP2000

Verifikasi Hasil Penulangan Lentur Balok Beton SAP2000 Verifikasi Hasil Penulangan Lentur Balok Beton SAP2000 Balok adalah salah satu elemen struktur bangunan yang berfungsi utama untuk menerima beban lentur dan geser, namun tidak untuk gaya aksial. Perlu

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 INPUT DATA Dalam menganalisa pemodelan struktur mooring dolphin untuk kapal CPO 30,000 DWT dengan studi kasus pelabuhan Teluk Bayur digunakan bantuan program SAP000.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN DESAIN

BAB IV ANALISIS DAN DESAIN BAB IV ANALISIS DAN DESAIN 4.1 Data Penampang Penampang yang akan ditelusuri merupakan penampang yang dimodelkan dengan pemodelan balok sederhana diatas dua peletakan, sebelum melakukan perhitungan telah

Lebih terperinci

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak TUGAS AKHIR RC-09 1380 Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak Penyusun : Made Peri Suriawan 3109.100.094 Dosen Pembimbing : 1. Ir. Djoko Irawan MS, 2.

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LIMA LANTAI DENGAN SISTEM PELAT DATAR DAN DINDING GESER

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LIMA LANTAI DENGAN SISTEM PELAT DATAR DAN DINDING GESER PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LIMA LANTAI DENGAN SISTEM PELAT DATAR DAN DINDING GESER TUGAS AKHIR Oleh : MARCEL 1104105031 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 ABSTRAK Menurut

Lebih terperinci

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG GROUP BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG 11. Perencanaan Pondasi Tiang Pancang Perencanaan pondasi tiang pancang meliputi daya dukung tanah, daya dukung pondasi, penentuan jumlah tiang pondasi, pile

Lebih terperinci

BAB III PETUNJUK PEMAKAIAN PROGRAM

BAB III PETUNJUK PEMAKAIAN PROGRAM III-1 BAB III PETUNJUK PEMAKAIAN PROGRAM 3.1. Mengenal POSTSAP 1.00 POSTSAP merupakan program desain yang berbasis windows yang diciptakan dan dikembangkan untuk menyelesaikan perhitungan desain beton

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR BENDUNG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS STRUKTUR BENDUNG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISIS STRUKTUR BENDUNG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Moch. Fadly Bargess NRP: 0321080 Pembimbing Utama : Cindrawaty Lesmana, ST., M.Sc. (Eng). Pembimbing Pendamping : Robby Yussac Tallar, ST., MT. FAKULTAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB 1. PENDAHULUAN

DAFTAR ISI BAB 1. PENDAHULUAN DAFTAR ISI BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Mengenal SAP2000 1 a. Sekilas Mengenai SAP2000 1 b. Fasilitas SAP2000 1 1.2 Dasar-Dasar SAP2000 a. Sistem Koordinat Global dan Sistem Koordinat Lokal 2 b. Derajat Kebebasan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF PENGGUNAAN HONEYCOMB DAN SISTEM RANGKA BATANG PADA STRUKTUR BAJA BENTANG PANJANG PROYEK WAREHOUSE

TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF PENGGUNAAN HONEYCOMB DAN SISTEM RANGKA BATANG PADA STRUKTUR BAJA BENTANG PANJANG PROYEK WAREHOUSE TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF PENGGUNAAN HONEYCOMB DAN SISTEM RANGKA BATANG PADA STRUKTUR BAJA BENTANG PANJANG PROYEK WAREHOUSE Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1)

Lebih terperinci

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 03-1729-2002) MENGGUNAKAN MATLAB R. Dhinny Nuraeni NRP : 0321072 Pembimbing : Ir. Ginardy

Lebih terperinci

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6. LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan Bab 6 Penulangan Bab 6 Penulangan Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe

Lebih terperinci

COMB3 = 1.0DL+1.0C+1.0MCP1+1.0MCP2+1.0MCP3+1.0W COMB6 = 1.0DL+1.0C+1.0MCL1+1.0MCL2+1.0MCL3+1.0W+1.0G+1.0A+1.0M

COMB3 = 1.0DL+1.0C+1.0MCP1+1.0MCP2+1.0MCP3+1.0W COMB6 = 1.0DL+1.0C+1.0MCL1+1.0MCL2+1.0MCL3+1.0W+1.0G+1.0A+1.0M 5.3. Pembebanan Pada Struktur Dermaga 5.3.1. Pembebanan Analisa Displacement Untuk analisa displacement dilakukan analisa model struktur dermaga dengan kombinasi pembebanan dari AISC LRFD 93 dengan memasukkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : FELIX BRAM SAMORA

Lebih terperinci

Analisis Pertemuan Balok-Kolom Struktur Rangka Beton Bertulang Menggunakan Metode Strut And Tie. Nama: Budi Piyung Riyadi NRP :

Analisis Pertemuan Balok-Kolom Struktur Rangka Beton Bertulang Menggunakan Metode Strut And Tie. Nama: Budi Piyung Riyadi NRP : Analisis Pertemuan Balok-Kolom Struktur Rangka Beton Bertulang Menggunakan Metode Strut And Tie Nama: Budi Piyung Riyadi NRP : 0121104 Pembimbing : Winarni Hadipratomo, Ir. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

ANALISIS DEFLEKSI STRUKTUR DERMAGA TIPE WHARF DI PPI TEMKUNA NTT AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT ABSTRAK

ANALISIS DEFLEKSI STRUKTUR DERMAGA TIPE WHARF DI PPI TEMKUNA NTT AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT ABSTRAK ANALISIS DEFLEKSI STRUKTUR DERMAGA TIPE WHARF DI PPI TEMKUNA NTT AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT Adhytia Pratama 0721020 Pembimbing : Olga Pattipawaej, Ph.D ABSTRAK Moda transportasi laut memegang peranan

Lebih terperinci

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS BAB III STUDI KASUS Pada bagian ini dilakukan 2 pemodelan yakni : pemodelan struktur dan juga pemodelan beban lateral sebagai beban gempa yang bekerja. Pada dasarnya struktur yang ditinjau adalah struktur

Lebih terperinci

Perencanaan Fondasi Mat Pada Gedung-gedung Tinggi oleh: Steffie Tumilar. ir.m.eng.au(haki)

Perencanaan Fondasi Mat Pada Gedung-gedung Tinggi oleh: Steffie Tumilar. ir.m.eng.au(haki) Perencanaan Fondasi Mat Pada Gedung-gedung Tinggi oleh: Steffie Tumilar. ir.m.eng.au(haki) 1. Pendahuluan. Pada masa sekarang telah kita saksikan hadirnya berbagai gedung-gedung pencakar langit dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Metode penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Metode studi kasus berupa pembuatan ulang dengan menggunaan model yang dibuat sesuai kondisi bangunan yang

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRUKTUR GEDUNG DENGAN COREWALL TUGAS AKHIR

ANALISIS KINERJA STRUKTUR GEDUNG DENGAN COREWALL TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA STRUKTUR GEDUNG DENGAN COREWALL TUGAS AKHIR Oleh : Fajar Pebriadi Kusumah NIM. 1004105008 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 i ii iii UCAPAN TERIMA KASIH Puji

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB IV ANALISA STRUKTUR BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Data-data Struktur Pada bab ini akan membahas tentang analisa struktur dari struktur bangunan yang direncanakan serta spesifikasi dan material yang digunakan. 1. Bangunan direncanakan

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 5

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 5 Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 SKS : 3 SKS Pondasi Pertemuan - 5 TIU : Mahasiswa dapat mendesain berbagai elemen struktur beton bertulang TIK : Mahasiswa dapat mendesain pondasi telapak

Lebih terperinci

BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR 4.1 Permodelan Elemen Struktur Di dalam tugas akhir ini permodelan struktur dilakukan dalam 2 model yaitu model untuk pengecekan kondisi eksisting di lapangan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Analisis Metodologi penilitian ini yaitu studi kasus terhadap struktur beraturan & gedung beraturan dengan pushover analysis, guna mencapai tujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PORTAL DENGAN BALOK PRATEGANG

PERENCANAAN STRUKTUR PORTAL DENGAN BALOK PRATEGANG PERENCANAAN STRUKTUR PORTAL DENGAN BALOK PRATEGANG Boris Latanna NRP : 0521051 Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, S.T., M.T. ABSTRAK Beton material yang kuat dalam kondisi tekan akan tetapi lemah dalam

Lebih terperinci

PENGARUH PENINGKATAN KAPASITAS AIR TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR

PENGARUH PENINGKATAN KAPASITAS AIR TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR PENGARUH PENINGKATAN KAPASITAS AIR TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR I Komang Muliartha NRP : 0021080 Pembimbing : Olga Pattipawaej, Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( ) BAB 4 STUDI KASUS Struktur rangka baja ringan yang akan dianalisis berupa model standard yang biasa digunakan oleh perusahaan konstruksi rangka baja ringan. Model tersebut dianggap memiliki performa yang

Lebih terperinci