BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur diatur dalam Peraturan Bupati Sumba Timur Nomor 35 Tahun 2016, tanggal 28 Desember 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur Tugas Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan bidang pendidikan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada kabupaten Fungsi Untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana dimaksud di atas, Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur menyelenggarakan fungsi : (1) Perumusan Kebijakan Teknis bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan masyarakat. (2) Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan masyarakat. (3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan masyarakat serta tenaga kependidikan. (4) Pelaksanaan administrasi Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur sesuai dengan lingkup tugasnya; dan (5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya. 1

2 1.1.3 Visi dan Misi Visi: Terwujudnya Layanan Pendidikan yang Bermutu dan Berdaya Saing untuk Membentuk Insan yang Profesional, Cerdas, Sehat, Kreatif, Inovatif dan Berkarakter. Misi: Sejalan dengan visi tersebut diatas, maka misi pembangunan pendidikan di formulasikan sebagai berikut: 1) Meningkatkan Akses dan Mutu Pendidikan. 2) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. 3) Peningkatan Manajemen Layanan Pendidikan. 4) Meningkatkan partisipasi masyarakat, dunia usaha dan dunia industri dalam Penyelenggaraan layanan pendidikan. 1.2 Hasil Penelitian Aspek Context Aspek Context ialah mencakup masalah yang berkaitan dengan kondisi lingkungan. Dalam hal ini akan dilihat: 1) Dukungan Masyarakat, 2) Dukungan lembaga pemerintah, 3) Keadaan geografis sosial dan Budaya dan 4)Relevansi tujuan program pengembangan profesionalitas Guru. Berbagai program dan kegiatan telah dilakukan yaitu KKG, MGMP, Pelatihan, Diklat, Sertifikasi, PLPG dan lainya. Hal tersebut dilakukan karena melihat perkembangan teknologi dan Informasi yang sangat cepat sehingga Guruguru perlu dibekali dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sumba Timur. 2

3 Dukungan Masyarakat Dukungan masyarakat adalah kontribusi, sumbangan pemikiran, pengawasan dalam menunjang ketercapaian dari sebuah program. Program pengembangan profesionalitas Guru bukan semata-mata hanya kewajiban Pemerintah, Sekolah maupun Guru tetapi perlu dukungan dari berbagai Stakehoder untuk dapat menyukseskan kegiatan tersebut. Hal senada yang dikemukan oleh kepala Dinas Pendidikan yang mengatakan bahwa: Saya kira Program ini menjadi tanggung jawab kita bersama bukan semata-mata hanya tanggung jawab dinas saja perlu keterlibatan dari semua pihak, selama ini dukungan masyarakat sangat baik. tetapi masih banyak yang ditemukan dilapangan bahwa guru dikrimanilisasi dalam melaksanakan tugas pembelajaran contohnya kalau guru mencubit siswa karena tidak mengerjakan PR lalu siswa itu menyapaikan kepada orang tua tentu orang tua marah itu juga yang menjadi permasalahan (Wawancara dilakukan pada tanggal 16 januari 2018). Namun dalam kenyataan ada juga masayarakat yang menanggapi bahwa program tersebut hanya biasa-biasa saja seperti yang dikemukakan oleh Koordinator pengawas yang mengatakan bahwa: Ada masyarakat yang mendukung ada juga yang biasa-biasa saja belum maksimal (Wawancara dilakukan pada tanggal 24 januari 2018) Dukungan Lembaga Pemerintah Peran pemerintah dalam menyukseskan program atau kegiatan juga sangat menentukan apakah program berjalan 3

4 dengan baik atau tidak. Bukan hanya sekedar membuat Program untuk menjadi pajangan ataupun program tersebut dibentuk hanya orientasi pada proyek semata tetapi bagaimana menjalankanya dengan penuh tanggung jawab sehingga Guru-guru mendapatkan manfaat dalam meningkatkan kompetensi mereka dan terlebih mempunyai dampak yang positif pada Masyarakat. Hal tersebut diatas sependapat Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan yang mengatakan bahwa: Dukungan dari pemerintah ialah kami dukung dengan Dana selain itu melakukan pelatihan, melakukan evaluasi dan Monitoring (Wawancara dilakukan pada tanggal 29 januari 2018). Hal serupa dikemukakan oleh Kepala Bidang Pembinaan SMP yang mengatakan bahwa: Bentuk dukungan dari dinas kami mengadakan pelatihan dan yang kedua memperdayakan guruguru untuk mengikuti KKG dan MGMP. Pelatihan merupakan program tahunan (Wawancara pada tanggal 23 januari 2018) Keadaan Geografis, Sosial dan Budaya a. Keadaan Geografis Kabupaten Sumba Timur merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di Pulau Sumba. Luas wilayah daratan Kabupaten Sumba Timur 7.000,50 Km2 yang tersebar pada 1 pulau utama (Pulau Sumba) dan 3 pulau kecil yaitu Pulau Prai Salura, Pulau Mengkudu dan Kotak (belum berpenghuni). Wilayah administrasi Kabupaten Sumba Timur terdiri dari 22 wilayah kecamatan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4

5 Wilayah Administratif Kabupaten Sumba Timur sebagai berikut: TABEL. 4.1 WILAYAH ADMINISTRATIF KAB. SUMBA TIMUR No Wilayah Administratif Jumlah 1. Kecamatan Desa/Kelurahan Dusun/Lingkungan RK/RW Rukun Tetangga (RT) Rumah Tangga Luas Wilayah (km2) 7000,5 8. Kepadatan Penduduk per km2 34 Sumber: Data Primer, Pedalaman Kondisi kawasan pedalaman dikembangkan melalui pengembangan habitat Komunitas Adat Terpencil (KAT) atau lokasi tempat habitat berada di : a) Dataran tinggi dan atau daerah perbukitan; b) Pedalaman atau daerah perbatasan; c) Di pesisir pantai. 2. Terpencil Permasalahan yang menyebabkan suatu wilayah menjadi terisolasi (terpencil) antara lain : a) Pengaruh geografis yang membagi wilayah dalam berbagai keadaan/kondisi (Pulau, Pesisir, Dataran Rendah ataupun Dataran Tinggi) dengan pembatas alami seperti Laut, Sungai, Gunung dan lain-lain; b) Kurangnya Sarana Aksesbilitas yang menghubungkan suatu wilayah dengan wilayah lain seperti jalan, jembatan, dermaga atau bandar udara. 5

6 3. Pegunungan dan Perbukitan Kabupaten Sumba Timur memiliki wilayah pegunungan dan perbukitan di wilayah bagian tengah yakni Gunung Wanggameti yang terletak di Kecamatan Matawai La Pawu dan wilayah perbukitan terletak di wilayah tengah meliputi Kecamatan Pinu Pahar, Kecamatan Tabundung, Kecamatan Karera, Kecamatan Paberiwai, Kecamatan Mahu, Kecamatan Matawai La Pawu, Kecamatan Pahunga Lodu, Kecamatan Wulla Waijelu, Kecamatan Ngadu Ngala dan Kecamatan Kahaungu Eti. b. Sosial dan Budaya Kondisi sosial, budaya, dan lingkungan yang mempengaruhi pembangunan pendidikan dalam kurun waktu lima tahun mendatang antara lain adalah (1) jumlah penduduk yang makin bertambah, (2) masih adanya sistem strata sosial masyarakat sumba (3) masih tingginya kesenjangan antargender, antara penduduk kaya dan miskin, antara perkotaan dan perdesaan, antara wilayah maju dan wilayah tertinggal (4) masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia, (5) masih rendahnya pemanfaatan keanekaragaman hayati yang dapat menjadi alternatif sumber daya (6) masih rendahnya kualitas SDM Sumba Timur untuk bersaing di era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy). Berdasarkan data diatas dan hasil analis sejalan dengan pendapat Koordinator Pengawas yang mengatakan bahwa: 6

7 Kondisi geografis, sosial dan budaya itu juga menjadi kendala apalagi dari segi geografis kita sangat sulit sekali karena jarak antara sekolah dengan sekolah lainya sangat berjauhan dan pula infastruktur jalan yang tidak memadai (Wawancara dilakukan pada tanggal 24 januari 2018). Hal senada dikemukan oleh kepala dinas pendidikan yang mengatakan bahwa: Masalah yang paling mendasar ialah dengan kondisi geografi dan topografi wilayah juga dengan budaya kita yang masih sangat kental memang agak sulit. Terutama di wilayah bagian selatan sangat sulit sekali apalagi dengan kondisi jalan yang tidak memadai. Sehingga memang guru-guru agak kesulitan untuk mendapatkan informasi dari dinas (Wawancara dilakukan pada tanggal 16 januari 2018) Relevansi tujuan program pengembangan profesionalitas Guru dengan Kebutuhan. Relevan atau tidaknya sebuah program terhadap tuntutan masa kini juga harus diperhatikan. oleh karena itu, Program harus betul-betul berorientasi pada tujuan yang telah ditentukan sehingga benar-benar mempunyai dampak terhadap kemajuan pendidikan di Kabupaten Sumba Timur. Dengan hal demikian maka, peningkatan kompetensi guru harus didorong lewat kegiatan-kegiatan dan pelatihanpelatihan untuk memacu kreativitas dan berinovasi dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Hal tersebut senada dengan pernyataan Kepala Sub. Bagian Keuangan dan Aset yang mengatakan bahwa: 7

8 Karena berbagai pertimbangan dengan melihat kompetensi yang dimiliki oleh guru-guru sekarang ini yang masih rendah maka program ini mutlak dilakukan dan juga beberapa program yang lain merupakan program Nasional. Jadi program tersebut memang sangat dibutukan untuk meningkatkan kompetensi Guru (Wawancara dilakukan pada tanggal 25 januari 2018) Aspek Input Aspek input ialalah merupakan tahap kedua dilakukan untuk merinci kebutuhan: 1)Sumberdaya Manusia; 2) Sarana dan Prasarana; 3) Program kegiatan pengembangan profesionalitas Guru; 4) Sumber Dana; 5) Manfaat Program pengembangan Profesionalitas Guru Sumberdaya Manusia Dalam rangka menyelenggarakan tugas dan fungsinya, Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur didukung oleh sumber daya manusia sebanyak 124. Rekapitulasi pegawai berdasarkan pendidikan disajikan pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Jumlah PNS dan PTT Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase PNS PTT Total 1 SD SMP SMA ,71% 4 D ,42% 5 S ,26% 6 S ,61% Jumlah % Sumber: Data Primer, 2018 Jika digambarkan maka akan dilihat pada Grafik dibawah ini: 8

9 Gambar 4.1 Jumlah PNS dan PTT Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah dalam Angka SD SMP SMA D3 S1 S2 PNS PTT TOTAL Tingkat Pendidikan Sumber: Olah Data, 2018 Bila dilihat dari kondisi pegawai struktural pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur dapat dijelaskan bahwa secara jumlah personalia cukup untuk melaksanakan tupoksi Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur, sedangkan dari perimbangan kualifikasi pendidikan diharapkan ke depan untuk dapat diperhatikan peningkatan kualifikasi pendidikan sumber daya manusia sebagai pengelolah pendidikan. Jika berdasarkan tingkat golongan pegawai tabel 4.3 Tabel 4.3 dapat dilihat pada Pegawai Berdasarkan Tingkat Golongan No Golongan Status Kepegawaian Persentase PNS Jumlah 1 Gol. I Gol. II ,03% 3 Gol. III ,56% 5 Gol. IV 5 5 6,41% Jumlah ,00% Sumber: Data Primer, 2018 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pegawai Dinas Pendidikan dengan perincian Golongan I sebesar 0% 9

10 dari 78 orang PNS atau sebanyak 0 orang yang masih golongan I, Gol. II sebesar 41,03% dari 78 orang PNS atau sebanyak 32 orang, Gol. III sebanyak 52,56% dari 78 orang PNS atau sebanyak 41 orang dan gol IV sebesar 6,41% dari 78 orang PNS atau sejumlah 5 orang. Pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur di dominasi oleh Gol. II dan Gol. III. Dari data diatas didukung oleh pernyataan Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan yang mengatakan bahwa: Dari segi SDM kami di Dinas ada standarnya dalam melakukan kegiatan maupun kepanitiaan. Narasumbernya tergantung dari jenis kegiatan yang dilakukan dan pihak dinas siapkan narasumber yang berkompeten dan biasanya di datangkan dari LPMP Provinsi, Solo, Bandung (Wawancara yang dilakukan pada tanggal 29 januari 2018) Sarana dan Prasarana Disamping kondisi Sumber Daya Manusia diperlukan juga dukungan sarana prasarana untuk mencapai tujuan dan fungsi dari penyelenggaraan pendidikan. Kondisi sarana dan prasarana yang berada di Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur merupakan aset tetap per 31 Desember 2016 dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di halaman berikut dibawah ini: Tabel 4.4 Data sarana dan prasarana pada Dinas Pendidikan No Nama Barang Jumlah Keadaan Barang Barang Baik Kurang baik Rusak Berat 1 Gedung Kendaraan Roda Kendaraan Roda

11 4 Komputer Printer Camera Kursi Fernikel Kursi kayu Kursi Putar Kursi Plastik Meja Biro Meja Semi biro Meja komputer Meja rapat pimpinan UPS Stavolt Laptop Infokus Wireless Filing kabinet Rak buku Rak besi arsip Rak kayu arsip Lemari kayu Lemari kaca Lemari besi AC Mesin ketik manual Kipas angin tiang Dispenser Telp/Faximile Sofa Bangku panjang Scanner Tiang lompat Samsak olahraga Mike Hardisk Eksternal Sumber: Data Primer, Program Kegiatan Pengembangan Profesionalitas Guru Adapun program dan bentuk kegiatan yang dilakukan oleh dinas pendidikan Kabupaten Sumba Timur ialah dapat kita lihat pada Tabel berikut di bawah ini: 11

12 Tabel 4.5 Program dan Kegiatan Pengembangan Profesionalitas Guru NO Program Kegiatan 1. Pengembangan Profesionalitas Guru untuk Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sumber: Data Primer, Sumber Dana 1. Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik. 2. Pelaksanaan KKG & MGMP 3. Pelatihan bagi Pendidik untuk memenuhi standart kompetensi ( KTSP). 4. Pendidikan Lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standart kualifikasi. 5. Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan. 6. Pendidikan dan pelatihan tenaga pendidik & pengelola PAUD Non Formal. Dana merupakan aspek yang sangat penting dari sebuah program yang dilakukukan. Besaran alokasi anggaran yang bersumber dari Pemerintah dan sumber pendanaan lainnya yang sah untuk bidang Pendidikan selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat dalam Tabel dihalaman berikut: Tabel 4.6 Alokasi Anggaran Dinas Pendidikan TAHUN APBD (DAU- DAK) Sumber: Data Primer,

13 Jika digambarkan dalam bentuk diagram maka kita ketahui bahwa persentase anggaran Pendidikan tiap tahun yang bersumber dari APBD (DAK-DAU) ialah: Tahun %, Tahun %, Tahun %, Tahun % dan Tahun %. Jadi tiap Tahun anggaran semakin meningkat. Gambar: 4.2 Alokasi Anggaran Dinas Pendidikan APBD (DAK-DAU) % 24% 20% 19% 17% Sumber: Olah Data, Manfaat Program Pengembangan Profesionalitas Guru Dalam pelaksanaan sebuah program tentu punya maanfaat dan dampak terhadap Guru maupun Kemajuan Pendidikan. Hal senada Kepala Bidang Pembinaan SMP mengatakan bahwa: Program Pengembangan Profesionalitas Guru sangat bermanfaat bagi guru-guru untuk belajar dan juga dalam menunjang peningkatan kompetensi mereka sebab tuntunya sekarang semakin sulit (Wawancara dilakukan pada tanggal 23 januari 2818) Aspek Process Aspek Process merupakan tahap evaluasi yang ketiga, bagaimana strategi dalam pelaksanaan yang mencakup: 1) 13

14 Persiapan Program; 2) Pelaksanaan Program Pengembangan Profesionalitas Guru; 3) Siapa pelaksana dan penanggung jawab program; 4) Sejak kapan dilaksanakanya program; 5) Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan program Persiapan Program Kegiatan Sebelum dilakukan kegiatan tentu terlebih dahulu adanya persiapan untuk menginventarisasi kebutuhankebutuhan yang mungkin diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan. Bentuk persiapan yang dilakukan oleh dinas terkait dengan persiapan program dan kegiatan. Hal senada yang dikemukakan oleh Kepala Sub. Bagian Keuangan dan Aset yang mengatakan bahwa: Untuk persiapan kegiatan terlebih dahulu kami bentuk panitia kegiatan yang didalamnya adalah teman-teman pegawai lalu persiapkan segala kebutuhan kegiatan dan melakukan koordinasi antara kepanitian (Wawancara dilakukan pada tanggal 25 januari 2018) Pelaksanaan Program Pengembangan Profesionalitas Guru Proses pelaksanaan kegiatan berdasarkan pengamatan dan analisis dokumen. Dalam proses ini akan dilihat sejauh mana persiapan yang dilakukan, keterlaksanaan kegiatan sesuai dengan TOR atau kerangka acuan yang telah ditetapkan dan didukung oleh komponen-komponen Input. Berdasarkan pengamatan proses pelaksanaan kegiatan sudah terlaksana dengan baik dan sudah mengikuti standar yang 14

15 telah ditetapkan oleh Dinas. Pengakuan yang sama juga oleh Koordinator pengawas yang mengatakan bahwa: Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standarstandar yang telah ditetapkan oleh dinas (Wawancara dilakukan pada tanggal 24 januari 2018) Pelaksana dan Penanggung Jawab Program Dalam melakukan kegiatan terlebih dahulu pihak Dinas membentuk kepanitiaan dibawah koordinasi oleh bidang masing-masing. Penanggung jawab dari kegiatan tersebut adalah Kepala Bidang. Ada juga kegiatan yang dilakukan di sekolah penanggungjawabnya kepala sekolah. Hal tersebut diatas sependapat dengan pernyataan koordinator pengawas yang mengatakan bahwa: Pelaksana dan penanggung jawab dari program ialah dari Dinas dan ada juga dari sekolah. Kalau kegiatan dilakukan disekolah penanggung jawab adalah kepala sekolah sedangkan kalau dari dinas itu dari bidang-bidang yang bersangkutan (Wawancara dilakukan pada tanggal 24 januari 2018) Sejak Kapan dilaksanakannya Program Program pengembangan profesionalitas guru dilaksanakan sejak Tahun penganggaran dan ini merupakan program utama dari Dinas yang dilakukan tiap Tahun. Program ini juga tidak ditentukan secara pasti sampai kapan waktu selesainya tetapi dilihat dari kebutuhan dan peruntukannya. Berdasarkan hasil analisis dan diperkuat oleh pendapat Koordinator pengawas yang mengatakan bahwa: 15

16 Program ini dilakukan tiap Tahun anggaran jadi merupakan program utama yang dilakukan tiap tahun dan setelah itu akan dikaji baru ada pertimbangan untuk dirubah. Jadi kalau bilang sampai kapan tergantung hasil kajian itu (Wawancara dilakukan pada tanggal 24 januari 2018) Hambatan-Hambatan yang ditemukan dalam Pelaksanaan Program Tidak dipungkiri bahwa dalam pelaksanaan sebuah program tentu ada hambatan-hambatan yang ditemukan karena berbagai faktor. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil analisis bahwa hambatan-hambatan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program ialah dari aspek geografis dan topografi wilayah yang sulit sehingga menyebabkan guru-guru yang ada dipedalaman mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi dari dinas terhadap kapan pelaksanaan kegiatan dan juga faktor keterjangkauan. Di lain sisi terbatasnya sarana prasarana penunjang kegiatan. Senada oleh pernyataan Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan yang mengatakan bahwa: Sarana prasarana, kadang kita menyewa dan juga kadang bentrok dengan kegiatan sekolah. Apalagi sekolah yang jauh dengan topografi wilayah yang sulit itu juga kadang yang menjadi kendala. Untuk itu kita berusaha mengatasinya sehingga dapat memanilisir hal itu tidak terjadi (Wawancara dilakukan pada tanggal 29 januari 2018). 16

17 1.2.4 Aspek Product Evaluasi produk ialah merupakan evaluasi tahap akhir untuk melihat dan melakukan penilaian terhadap pencapaian dari sebuah program. Melihat kelemahan dan kekurangan dan dari hasil penilaian tersebut akan memberikan rekomendasi kepada penanggung jawab program untuk sebagai dasar dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan selanjutnya Pencapaian Program Pencapaian program diukur berdasarkan tujuan yang telah ditentukan pada Tor/kerangka acuan kegiatan, standarstandar kegiatan yang ingin dicapai. Namun dalam kenyataanya dilapangan untuk menilai pencapaian dari sebuah program itu relatif. Hal senada yang dikemukakan oleh kepala Bidang pembinaan SMP yang mengatakan bahwa: Untuk kita mengukur ada peningkatan kompetensi berapa persen memang susah dan saya kira sangat relatif tidak sama dengan proyek fisik kalau fisikkan jelas progresnya juga jelas tapi kalau inikan alat ukurnya apa. Jadi agak susah dan intinya dapat mengikuti pelatihan saja (Wawancara dilakukan pada tanggal 23 januari 2018). Di sisi lain hasil analisis wawancara dan dokumentasi dapat diketahui bahwa berdarkan hasil uji kompetensi guru masih ada penurunan terutama di bidang kompetensi profesional dan pedagogik. 17

18 Keunggulan dan Kelemahan Program Menurut hasil pengamatan/ observasi lapangan dan analisis dokumen peneliti menemukan berbagai keungulan dan kelemahan dari program. Keunggulan dari program tersebut ialah Guru-guru saling bertukar-pikiran untuk pemecahan masalah pembelajaran, adanya hubungan kerja sama yang akrab dan adanya dorongan untuk semangat belajar. Hal tersebut dapat didukung pendapat kepala Bidang pembinaan SMP yang mengatakan bahwa: Guru-guru dapat menambah pengetahuan dengan cepat serta dapat memahami metode pembelajaran dan juga saling membagi pengalaman diantara mereka (Wawancara dilakukan pada tanggal 23 januari 2018). Hal yang merupakan kelemahan dari program ialah bentuk koordinasi yang dilakukan oleh Dinas terutama bagi guruguru yang ada di pedalaman karena kondisi topografi wilayah yang sulit dijangkau, budaya masyarakat yang sangat kental dan juga infastruktur jalan yang kurang memadai. Hal senada dikemukakan oleh Koordinator pengawas mengatakan bahwa: Budaya dan lingkungan juga sangat berpengaruh. kesadaran guru-guru untuk mau belajar masih kurang (Wawancara dilakukan pada tanggal 24 januari 2018). Hal senada dikemukan oleh kepala Dinas pendidikan yang mengatakan bahwa: Yang menjadi kelemahan ialah kondisi geografis dan sosial budaya kita yang masih kental. contohnya ketika kita melakukan pelatihan kesadaran guru-guru senior/tua masih kurang karena mereka menganggap bahwa tidak pantas 18

19 lagi kalau di berikan pelatihan sebab umur mereka dan juga paradigmanya sudah sangat berbeda dengan kondisi sekarang ini (Wawancara dilakukan pada tanggal 16 januari 2018) Dampak dan Keberlanjutan Program Dampak dari program untuk saat ini ada peningkatan namun, belum maksimal sesuai dengan harapan. Hal senada yang dikemukakan oleh koordinator pengawas yang mengatakan bahwa: Saya kira dampak dari program ada peningkatan mutu pendidikan tapi terkadang perubahan kebijakan yang tidak menentu juga sangat berpengaruh terhadap peningkatan mutu itu (Wawancara dilakukan pada tanggal 24 januari 2018). Untuk keberlanjutan dari program pengembangan profesionalitas guru. Program ini akan berlanjut terus karena program tersebut merupakan program utama Dinas. Hal tersebut dapat didukung oleh Kepala sub bagian keuangan dan aset yang mengatakan bahwa: Program ini akan berlanjut terus. Selagi kebijakan belum berubah dan ini memang merupakan program utama dinas (Wawancara dilakukakan pada tanggal 25 januari 2018). Hal yang sama diungkapkan oleh kepala bidang pembinaan SMP yang mengatakan bahwa: Program ini akan berlanjut terus karena ini merupakan program proriotas dan harapan saya yang pertama sekali ketika kita melakukan pengangkatan seorang guru minimal S1 karena guru ini profesional berkaitan dengan jabatan profesi karena merupakan hal yang paling dasar. Kita berikan beasiswa untuk guru-guru untuk 19

20 melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Dan yang berikutnya lagi guru-guru harus menyadari bahwa ini sebagai wadah pembelajaran buat mereka (Wawancara dilakukan pada tanggal 23 januari 2018). 1.3 Pembahasan Hasil Penelitian Dalam pembahasan ini akan dibahas mengenai hasil evaluasi Program Pengembangan Profesionalitas Guru di Dinas pendidikan Kabupaten Sumba Timur dengan menggunakan model evaluasi yang meliputi Context-Input- Process- Product (CIPP) Aspek Context Dalam penelitian ini yang merupakan aspek Context ialah menganalisis dukungan Masyarakat; Dukungan lembaga Pemerintah; Keadaan geografis, sosial dan Budaya; dan Relevansi tujuan program dengan kebutuhan. 1. Dukungan Masyarakat dan Pemerintah Program pengembangan profesionalitas Guru bukan semata-mata merupakan tanggung jawab Dinas maupun lembaga Profesi tenaga pendidik lainya sebagai pelaksana program tetapi, adalah merupakan tanggung jawab bersama dari semua komponen yang terkait didalamnya. Perlu keterlibatan dari berbagai pihak (Stakeholder) baik itu Pemerintah, LSM, Industri, Rohaniwan, Toko Masyarakat, Pemuda dan lain sebagainya. Sejalan dengan hal tersebut Slameto (2015) berpendapat bahwa peran serta masyarakat terutama orang tua sangat penting di dalam proses-proses pendidikan dalam pengambilan keputusan, pemantauan, evaluasi dan akuntabilitas. 20

21 Dari hasil penelitian telah ditemukan bahwa dukungan masyarakat terhadap program pengembangan profesionalitas guru belum maksimal. Hal tersebut dapat diketahui bahwa masih ada yang menganggap program tersebut biasa-biasa saja dalam artian bahwa peran masyarakat untuk mengakui bahwa guru adalah benarbenar merupakan jabatan profesional itu agak sulit. Kalau kita belajar dari Negara-negara yang maju pendidikanya di dunia Contohnya Finlandia Guru-guru sangat dihormati dan dihargai oleh kalangan manapun di masyarakat. Jika dihubungkan dengan kajian penulis bahwa sangat bertolak belakang dengan apa yang terjadi di Finlandia seperti yang dikemukakan oleh kepala dinas pendidikan Kabupaten Sumba Timur yang mengatakan masih ditemukannya masalah dilapangan bahwa guru-guru sering di dekriminalisasi dalam melakukan tugasnya di masyarakat. Oleh sebab itu sangat jelas bahwa peran masyarakat untuk mendukung atau berpatisipasi dalam upaya peningkatan mutu pendidikan sangat kurang, hal tersebut sependapat dengan pernyataan Laksana (2013) hingga saat ini masyarakat dunia secara kesuluruhan masih sulit untuk berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan program-program pemerintahannya. Di sisi lain dukungan pemerintah juga sangat menentukan bukan membuat program hanya berorientasi pada proyek semata tetapi benar-benar dipertanggung jawabkan dengan baik. Bentuk dukungan pemerintah 21

22 bukan hanya sebatas pengawasan tetapi dari segi dana yang cukup dan perlu adanya kerja sama dari instansiinstansi pemerintah lainya. Dengan demikian konsepsi kepemerintahan yang baik adalah mengandung arti adanya hubungan sinergis antara pemerintah dan masyarakat. lebih lanjut Laksana (2013) pemerintahan yang partisipasif dapat dimaknai sebagai wujud pemerintahan yang berupaya mengakomudasi berbagai aspirasi yang muncul dimasyarakat dan mau melibatkan masyarakat dalam decision making process. 2. Keadaan Geografis, Sosial dan Budaya Hal tersebut diatas merupakan masalah paling mendasar yang melatarbelakangi berjalan atau tidaknya sebuah program. Pernyataan tersebut didukung oleh teori Arikunto (2010) yang mengatakan bahwa evaluasi Context ialah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kubutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani dan tujuan proyek. Jadi menurut peneliti aspek lingkungan adalah hal yang sangat mendasar sehingga program tidak berjalan dengan baik dan menurut hasil pengamatan, analisis dokumen dan juga hasil wawancara faktor lingkungan sangat menentukan berjalan atau tidaknya sebuah program pengembangan profesionalitas guru. Oleh sebab itu kondisi geografis, sosial dan budaya di Sumba Timur perlu dilihat dalam menentukan suatu kebijakan. Menurut Sudjana & Ibrahim yang dikutip oleh Widoyoko (2017) dalam jurnalnya 22

23 mengatakan bahwa evaluasi Context ialah situasi atau latar belakang yang melatarbelakangi dan mempengaruhi jenisjenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam sistem yang bersangkutan seperti masalah keadaan ekonomi Negara, pendidikan yang dirasakan, pandangan hidup masyarakat dan seterusnya. Jika dihubungkan dengan teori Sudjana & Ibrahim dengan hasil penelitian penulis maka jelas bahwa yang mempengaruhi jenis-jenis dari tujuan program adalah faktor geografis dan pandangan hidup masyarakat adalah yang berkaitan dengan sosial dan budaya. Hal tersebut dapat didukung oleh hasil penelitian Supriatno dkk (2015) bahwa tidak semua organisasi profesi seperti KKG dan MGMP berjalan dengan baik sebagai wadah penyebaran informasi dengan cepat karena dilihat dari sisi kondisi geografis, sebagian besar lingkungan sekolah termasuk pada daerah yang relatif sulit dijangkau dan jauh dari keterpenuhan fasilitas infra struktur pendukung yang memadai. 3. Relevansi Tujuan Program dengan Kebutuhan Hasil penelitian membuktikan bahwa relevansi tujuan program dengan kebutuhan sangat relevan. Di era perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat ini menyebabkan model pembelajaran harus terus berubah dari waktu ke waktu oleh sebab itu, guru-guru perlu dibekali dengan ilmu yang cukup. Hal senada oleh Djailani (2012) yang mengatakan bahwa perkembangan ilmu dan 23

24 teknologi era globalisasi semakin menuntut kualitas sumber daya manusia yang lebih professional, produktif, kreatif, inovatif dan memiliki keahlian tertentu yang mampu berproduktifitas. Oleh sebab itu, jika berangkat dari pernyataan tersebut maka program pengembangan profesionalitas guru sangat tepat dan relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Sejalan dengan kebijakan Pemerintah pusat berdasarkan Undang- Undang SIKDIKNAS Pasal 39 ayat (2) Menyatakan pendidik merupakan tenaga profesional yang mempunyai Visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Berdasarkan hal tersebut maka, Program pengembangan profesionalitas guru di dinas pendidikan Kabupaten Sumba Timur sangat mutlak dilakukan dan dengan adanya program tersebut sangat membantu guru-guru untuk meningkatkan kompetensinya. Beberapa point penting diatas menurut peneliti aspek lingkungan merupakan pokok permasalahan yang utama atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan jika dihubungkan dalam teori evaluasi maka merupakan substansi dari evaluasi Context. Hal senada oleh pernyataan Stufflebean & Shinkfield 2007 (dalam Sartica, 2016) menjelaskan bahwa substansi dari evaluasi Context adalah menilai kebutuhan, masalah, aset dan peluang, 24

25 mengidentifikasi target dan populasi, dan mendiagnosa permasalahan dalam suatu lingkungan umum Aspek Input Evaluasi tahap input akan menganalisis kebutuhan sumberdaya dan yang merupakan aspek Input ialah Sumberdaya Manusia, Sarana dan Prasarana, Program Kegiatan Pengembangan Profesionalitas Guru, Sumber Dana dan manfaat Program Pengembangan Profesionalitas Guru. Berjalan dan tidaknya sebuah program juga sangat berpengaruh pada ketersediaan Sumberdaya. Jika didukung oleh lingkungan yang baik dan sangat memadai tapi, tidak didukung oleh sumberdaya yang ada juga menjadi kendala dalam pelaksanaan program atau kegiatan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa untuk menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur didukung oleh sumber daya manusia sebanyak 125 orang yang terdiri dari: PNS sebanyak 78 orang, dan PTT sebanyak 47 orang. Bila dilihat dari tingkat pendidikan ialah: SMA 63,71%; D3 2,42%; S1 32,26% dan S2 1,61%. Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa secara jumlah personalia cukup untuk melaksanakan tugas sesuai tupoksi Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur tetapi dilihat dari kualifikasi pendidikan sangat minim. Sebagaimana dikemukakan oleh Megalia & Makmun (2013) Rendahnya kualitas SDM di lembaga pemerintah juga dapat diindikasikan dari kinerja PNS yang buruk. Untuk meningkatkan tugas 25

26 administrasi yang efektif harus didukung dengan kualifikasi pendidikan yang memadai. Hal senada Kalangi (2015) mengatakan bahwa pendidikan ialah merupakan bagian integral yang tak dapat terpisahkan dari tugas administrasi pegawai sebab dengan berpendidikan dapat meningkatkan produktivitas dalam peningkatan kemampuan sebagai aparat sipil Negara. Dari segi sarana dan prasarana, kebutuhan sarana prasarana sangat mendukung. Seperti diungkapkan oleh Kepala Sub. Bagian Keuangan dan Aset bahwa sarana prasarana dalam kegiatan sangat tersedia namun dari segi kwantitas masih kurang. Untuk itu dinas harus memperhatikan hal tersebut karena jika didukung oleh SDM yang memadai tapi tidak didukung oleh sapras maka tentu program tidak akan berjalan. Hal senada Megasari (2014) mengatakan bahwa dengan keterbatasan sarana dan prasarana lembaga tersebut sudah tentu mempengaruhi hasil yang dicapai. Dari segi dana sangat cukup kita lihat dari Tahun %, Tahun %, Tahun %, Tahun % dan Tahun %. Dari hasil tersebut mengambarkan bahwa dari Tahun ke Tahun ada peningkatan yang di alokasikan pemerintah yang bersumber dari APBD (DAK-DAU) yang diperuntukkan terhadap pengelolaan pendidikan. Hal yang sama dikemukakan oleh kepala sub. keuangan dan aset bahwa sumber dana untuk kegiatan yang berasal dari APBN cukup namum masih ada keterbatasan. Hal tersebut dapat 26

27 dipahami bahwa alokasi dana yang digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan cukup namun dalam pelaksanaanya masih ada keterbatasan untuk itu perlu dipersiapakan karena merupakan hal yang sangat penting. Hal senada Azhari & Kurniady (2016) menjelaskan bahwa biaya pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan. Manfaat program pengembangan profesionalitas guru. Dari hasil penelitian dikemukakan bahwa dengan adanya program tersebut Guru-guru dapat mengembangkan kerjasama antara teman sejawat maupun pihak lain yang terkait dengan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sependapat dengan kepala bidang pembinaan SMP bahwa dengan adanya program ini sangat bermanfaat bagi guru-guru untuk belajar dan juga dalam menunjang peningkatan kompetensi mereka sebab tuntutan era saat ini semakin sulit Aspek Process Persiapan dan pelaksanaan program pengembangan profesionaliatas guru di Kabupaten Sumba Timur sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh dinas. Tahap yang pertama persiapan, sebelum dilakukan kegiatan terlebih dahulu pembentukan kepanitiaan, menyiapkan narasumber, dana, dan sosialisasi program. Sosialisasi ini dilakukan terhadap Guru-guru di sekolah-sekolah serta adanya pengumuman dari dinas juga pengumuman melalui media elektronik. Yang menjadi narasumber jika dari provinsi maka 27

28 disiapkan segala kebutuhan baik itu transport, penginapan, makan dan minum ditanggung penuh oleh dinas sebagai penyelenggara kegiatan. Tahap yang kedua yaitu pelaksanaan dalam tahap ini, peserta atau guru sudah siap untuk mengikuti kegiatan-kegiatan hal tersebut diketahui menurut hasil pengamatan dan wawancara guru-guru sangat bersemangat untuk mengikuti kegiatan namun disisi lain masih terdapat guru yang berhalangan untuk hadir karena berbagai alasan. Kesuksesan dari sebuah pelaksanaan program atau kegiatan tentu sangat bergantung pada penguasaan konsep manajemen yang baik dan kemampuan sumberdaya manusia juga menjadi penting. Hal senada oleh Sule 2005:216 (dalam Lubis, 2015) mengatakan bahwa faktor yang sangat menentukan pada tahap pelaksanaan adalah sumber daya manusia atau tenaga kerja karena faktor manusia menjadi kunci penting dalam langkah implementasi. Hal tersebut diatas jika mengacu pada konsep manajemen sudah sesuai sebagai mana yang dikemukan oleh Stoner 1996 (dalam Megalia & Makmun 2013) yang mengatakan bahwa manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Dari beberapa tahap tersebut dapat dipahami bahwa dalam proses pelaksanaan program pengembangan profesionalitas guru, dinas harus mampu menerapkan fungsi manajemen agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tercapai. 28

29 Dari kedua tahap tersebut diperkuat oleh pernyataan kepala bidang Pembinaan Ketenagaan bahwa semuanya telah dipersiapakan sesuai yang termuat dalam kerangka acuan kegiatan (KAK). Dari segi proses, pelaksana, penanggung jawab kegiatan, dan sejak kapan kegiatan dilaksanakan dapat diketahui bahwa dari segi proses yang dilakukan ialah sosialisasi dan raker sedangkan yang menjadi pelaksana program ialah bidang masing-masing dan itu merupakan tanggung jawab bersama dari dinas sendiri serta penanggung jawab umum adalah kepala dinas sedangkan program dilaksanakan sejak tahun pengangaran dan sudah merupakan program utama dari dinas yang dilakukan tiap tahun dan kalau sampai kapan program itu dilakukan tergantung pada kebutuhan dan hasil yang di capai. Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan program kegiatan. Menurut Djailani (2012) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa kendala atau hambatan dalam pelaksanaan program biasanya bersifat programatik. Kendala programatik adalah hambatan yang disebabkan karena belum tersedianya pedoman dalam pelaksanaannya. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan jika dihubungkan dengan pendapat Djailani (2012) maka yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan atau program dapat diketahui ada dua yaitu hambatan programatik dan hambatan kebutuhan sarana dan prasarana. Hambatan kebutuhan sapras yang tidak terpenuhi ialah seperti gedung, sound system kadang menyewa. Hal tersebut dapat dipahami 29

30 bahwa dari segi kwantitas sarana prasarana masih kurang dan hambatan yang lain juga karena kegiatan dari bidangbidang bersamaan melakukan kegiatan sehingga untuk dapat memanilisir hambatan tersebut maka dari pihak kepanitian menyewa kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan. Sedangkan hambatan programatik ialah program atau kegiatan tidak terstruktur dengan baik karena tidak semua kegiatan atau program ada pedoman yang jelas dalam pelaksanaannya sehingga kadang kegiatan yang dilakukan oleh dinas bentrok dengan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah. Di sisi lain sekolah yang jauh dengan kondisi topografi wilayah yang sulit juga menjadi kendala. Dari beberapa point diatas merupakan keberlanjutan dari aspek input dalam artian bahwa aspek process dalam penelitian ini yang berkaitan dengan tahap persiapan dan pelaksanaan program sangat bergantung pada ketersediaan sumberdaya. Hal yang lain melihat seberapa jauh kegiatan dilakukan berdasarkan tor atau kerangka acuan yang ditetapkan oleh dinas. Senada oleh Widyawati (2017) yang mengatakan evaluasi proses digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana telah diterapkan. Hal tersebut diperkuat oleh Suparto (2012) yang mengatakan bahwa evaluasi proses untuk menguji sejauhmana aktivitas-aktivitas dalam suatu program telah dilaksanakan sesuai berdasarkan jadwal, rencana, anggaran, dan efisiensinya. 30

31 1.3.4 Aspek Product Evaluasi Product meliputi; Pencapaian program pengembangan profesionalitas guru, keunggulan dan kelemahan program, serta dampak dan keberlanjutan program. Muryadi (2017) Berpendapat bahwa evaluasi hasil (product) dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menilai hasil yang dicapai. Jika dilihat dari hasil pencapaian program pengembangan profesionalitas guru di Kabupaten Sumba Timur belum maksimal karena berbagai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaanya. Sehingga kedepan dinas sebagai penanggung jawab dan pelaksana program harus lebih memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan daya dukung lingkungan dan Sumberdaya yang ada. Di sisi yang lain keunggulan dan kelemahan program pengembangan profesionalitas guru berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa yang menjadi keunggulan ialah dengan adanya program tersebut Guru-guru mampu membangun jejaring dan kerjasama dalam pemecahan masalah pembelajaran yang dihadapinya. Hal tersebut diperkuat oleh Hanum dkk (2016) bahwa dengan adanya program atau kegiatan tersebut guru-guru memiliki rasa kebersamaan dan percaya diri sebagai modal dalam bekerja. Disisi lain yang menjadi kelemahan dari program ialah dari aspek geografis, sosial budaya yang masih kental dan juga kesadaran guru masih kurang hal ini sangat berpengaruh terhadap pencapaian program. Hal senada oleh Djailani (2012) 31

32 bahwa kurangnya motivasi guru untuk meningkatkan kompetensi diri menjadi guru profesional merupakan hambatan yang sulit diatasi. Di lihat dari dampak dan keberlanjutan program, hasil analisis wawancara ditemukan bahwa dampak dari program pengembangan profesionalitas guru sangat baik namun, masih jauh dengan prestasi dari daerah-daerah lain. Keberlanjutan program pengembangan profesionalitas guru akan berlanjut terus setiap tahun sebab program tersebut merupakan program utama dari dinas dan juga tergantung pada hasil evaluasi akhir. Namun, hanya bentuk kegiatan yang dirubah sesuai dengan kebutuhan dan dari hasil evaluasi yang dilakukan ini sekiranya akan menjadi pedoman dalam menentukan kegiatan atau program selanjutnya. 32

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Provinsi Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Provinsi Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Strategi dan arah kebijakan pembangunan pendidikan di Provinsi Lampung tahun 2014-2016 disusun berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BPMD

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BPMD BAB II GAMBARAN PELAYANAN BPMD 2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi BPMD 2.1.1. Tugas Pokok Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 11 Tahun 2012 tentang organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SIAK 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SIAK 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI. BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SIAK 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI. a. Tugas Pokok dan Fungsi. Penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 BAB I Pendahuluan Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued yang sedang dihadapi organisasi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat merupakan makhluk sosial yang penuh dinamika. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat merupakan makhluk sosial yang penuh dinamika. Pada era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat merupakan makhluk sosial yang penuh dinamika. Pada era globalisasi ini masyarakat cenderung mengalami gejolak sosial karena banyaknya krisis multidimensional

Lebih terperinci

Rencana Strategis (Renstra) Tahun

Rencana Strategis (Renstra) Tahun BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO BINA SOSIAL 2.1 TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BIRO BINA SOSIAL Pelayanan yang diberikan oleh Biro Bina Sosial sebagai SKPD yang dibawahi Sekretariat Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kehidupan masa mendatang cenderung semakin kompleks dan penuh tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap insan yang kompeten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BPMPD KAB. SIAK

BAB II GAMBARAN UMUM BPMPD KAB. SIAK BAB II GAMBARAN UMUM BPMPD KAB. SIAK Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 15 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Siak, menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kecamatan merupakan salah satu ujung tombak dari Pemerintahan Daerah yang langsung berhadapan (face to

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1 Keterkaitan Dokumen Perencanaan

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1 Keterkaitan Dokumen Perencanaan DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Keterkaitan Dokumen Perencanaan ------------------------------- 6 Gambar 2.1 Struktur Organisasi -------------------- 9 Hal ii DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1 Jumlah pegawai berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN, PENINGKATAN PROFESIONALISME, DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN GURU, KEPALA SEKOLAH/MADRASAH, DAN PENGAWAS DI KAWASAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2017 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2010

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2010 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2010 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN NO PROGRAM UTAMA SASARAN URAIAN URAIAN A. Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik 1 Pembayaran Gaji, Lembur, Honorium dan Vakasi - Terlaksananya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu usaha sadar yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas dan Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 28 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Non Struktural

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BAPPEDA

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BAPPEDA BAB II GAMBARAN PELAYANAN BAPPEDA 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Bappeda Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 10 Tahun 2007 tanggal 12 Nopember 2007 tentang Organisasi dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, dilakukan di Gugus

Lebih terperinci

VISI MISI BUPATI DHARMASRAYA

VISI MISI BUPATI DHARMASRAYA VISI MISI BUPATI DHARMASRAYA 2016-2021 VISI : menuju dhamasraya mandiri dan berbudaya Mandiri : kondisi masyarakat memiliki kecukupan dan ketersediaan pelayanan publik yang memadai, dan memiliki surplus

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD GAMBARAN PELAYANAN SKPD Bab ini menjabarkan tentang Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD, serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD. BAB 2 2.1.

Lebih terperinci

BUPATI POSO PERATURAN BUPATI POSO NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI POSO PERATURAN BUPATI POSO NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO PERATURAN BUPATI POSO NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO, Menimbang Mengingat : : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pengawasan sekolah harus diawali dengan penyusunan program kerja. Dengan adanya program kerja maka kegiatan pengawasan dapat terarah dan memiliki sasaran

Lebih terperinci

D a t a A g r e g a t p e r K e c a m a t a n. BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SUMBA TIMUR Jalan L. D. Dapawole No.1 Waingapu Telp (0387) 61368

D a t a A g r e g a t p e r K e c a m a t a n. BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SUMBA TIMUR Jalan L. D. Dapawole No.1 Waingapu Telp (0387) 61368 Kabupaten Sumba Timur D a t a A g r e g a t p e r K e c a m a t a n BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SUMBA TIMUR Jalan L. D. Dapawole No.1 Waingapu 87111 Telp (0387) 61368 Penutup Penyelenggaraan Sensus

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2011 SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KABUPATEN KERINCI KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA Kompleks Kantor Bupati Kerinci Jl. Jendral Basuki

Lebih terperinci

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT KATA PENGNTAR Dengan rahmat Allah,SWT, Rencana Kerja Tahunan (RKT) Inspektorat Kabupaten Lingga Tahun 2017 ini selain berisi tentang Struktur, Tugas dan Fungsi Inspektorat, Program dan Kegiatan, Rencana

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI Gambaran Umum Geografi dan Administratif Kabupaten Kepulauan

BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI Gambaran Umum Geografi dan Administratif Kabupaten Kepulauan BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI 4.1. Gambaran Umum Geografi dan Administratif Kabupaten Kepulauan Meranti Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan salah satu daerah kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera, KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN BPLH KOTA BANDUNG A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA STRUKTUR ORGANISASI

GAMBARAN PELAYANAN BPLH KOTA BANDUNG A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA STRUKTUR ORGANISASI BAB II GAMBARAN PELAYANAN BPLH KOTA BANDUNG A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA STRUKTUR ORGANISASI T ugas pokok Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung yaitu melaksanakan sebagian kewenangan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD Identifikasi permasalahan dilakukan untuk melihat kompleksitas permasalahan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG A. Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 19 Tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah mengadakan perubahan besar pada kebijakan pada sektor pendidikan dalam berbagai aspek,

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN BUPATI KABUPATEN JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP,

BUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP, BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting di dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Terutama dalam menghadapi arus globalisasi saat ini, dimana perkembangan

Lebih terperinci

LAKIP KECAMATAN MAPPEDECENG 2016

LAKIP KECAMATAN MAPPEDECENG 2016 . LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks berimplikasi kepada tuntutan masyarakat yang ingin terlayani

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2017

PERUBAHAN RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2017 PERUBAHAN RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUATEN MINAHASA TENGGARA Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Perubahan Rencana Kerja (RENJA) KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kebudayaan serta kegiatan perekonomian. Secara geografis terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kebudayaan serta kegiatan perekonomian. Secara geografis terletak pada IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota dari Provinsi Lampung dan merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) ( B A P P E D A )

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) ( B A P P E D A ) PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) 2011 2016 ( B A P P E D A ) LUWUK, 2011 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2009 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR : 22 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PD. 2.1 Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi Disparbud Kabupaten Lamongan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PD. 2.1 Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi Disparbud Kabupaten Lamongan BAB II GAMBARAN PELAYANAN PD 2.1 Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi Disparbud Kabupaten Lamongan Dalam rangka pelaksanaan tugas di bidang pariwisata dan kebudayaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan(Disparbud)

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA Menimbang Mengingat : PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing serta mempertahankan diri dari

Lebih terperinci

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II BAB. II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam system akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data 4.1.1 Latar Belakang Instansi/Perusahaan Kabupaten Lamongan adalah salah satu wilayah yang mempunyai peranan cukup penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi, menuntut kemampuan kompetitif dalam berbagai aspek, termasuk dalam Sumberdaya Manusia (SDM). Sehubungan dengan itu, upaya peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. KONDISI UMUM SEKARANG DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Perubahan peraturan di bidang pemerintahan daerah yang berdampak pada bidang kepegawaian membutuhkan antisipasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BOGOR

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BOGOR BAB II GAMBARAN PELAYANAN BAAN, PENGELOLAAN KEUANGAN AN ASET AERAH KOTA BOGOR 1. Struktur Organisasi Badan, Pengelolaan Keuangan an Aset aerah Kota Bogor Sejalan dengan penataan organisasi yang mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program akselerasi merupakan sebuah terobosan dalam dunia pendidikan. Program kelas akselerasi bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas sumberdaya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Terempa, 18 Februari 2015 a.n. KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL SEKRETARIS HERYANA, SE NIP

KATA PENGANTAR. Terempa, 18 Februari 2015 a.n. KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL SEKRETARIS HERYANA, SE NIP IKHTISAR EKSEKUTIF Tujuan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, seperti yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis 2011-2015 adalah: 1. Untuk mewujudkan tertib administrasi di seluruh bidang sebagaimana

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Satuan Kerja Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang Organisasi Lembaga Teknis

Lebih terperinci

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DPRD DAN DINAS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP BUPATI TASIKMALAYA

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA PER SKPD KABUPATEN MINAHASA

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA PER SKPD KABUPATEN MINAHASA RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA PER SKPD KABUPATEN MINAHASA SKPD : BAGIAN ADMINISTRASI PEREKONOMIAN SETDA KAB. MINAHASA TAHUNG ANGGARAN : 2012 NO KEGIATAN SUB KEGIATAN/ NAMA PAKET VOLUME LOKASI DANA

Lebih terperinci

PENGANTAR. Soreang, Januari 2015 KEPALA BAGIAN UMUM. DIAN WARDIANA, S.IP, M.Si, MP Pembina NIP

PENGANTAR. Soreang, Januari 2015 KEPALA BAGIAN UMUM. DIAN WARDIANA, S.IP, M.Si, MP Pembina NIP PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Illahi Robbi, atas perkenannya kita telah dapat melewati tahun anggaran 2014 dengan berbagai dinamika permasalahan yang harus dihadapi secara terpadu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sehingga memerlukan penyesuaian, peningkatan sarana dan prasarana yang. diperlukan untuk mendukung terselenggaranya roda pemerintahan.

I. PENDAHULUAN. sehingga memerlukan penyesuaian, peningkatan sarana dan prasarana yang. diperlukan untuk mendukung terselenggaranya roda pemerintahan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Kuantan Singingi merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu. Kabupaten Kuantan Singingi terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan menghadapi dua tuntutan yaitu tuntutan dari masyarakat dan tuntutan dunia usaha. Hal yang menjadi tuntutan yaitu tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dengan meningkatkan pemerataan dan keadilan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dengan meningkatkan pemerataan dan keadilan. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi daerah adalah salah satu indikator untuk mengevaluasi perkembangan/kemajuan pembangunan ekonomi di suatu daerah pada periode tertentu (Nuni

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG, DAN PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 10 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 10 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 10 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN,

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN ANALISIS STANDAR BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN ANALISIS STANDAR BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN ANALISIS STANDAR BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

PEMERINTAH PROVINSI RIAU SALINAN R I A U PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2014 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS BINA MARGADAN PENGAIRAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS BINA MARGADAN PENGAIRAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS BINA MARGADAN PENGAIRAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Bina Margadan Pengairan Kabupaten Subang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan, karena pendidikan memegang peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik unik dalam struktur formal kelembagaan pemerintahan Negara

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik unik dalam struktur formal kelembagaan pemerintahan Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa merupakan entitas sosial politik yang sangat penting dan memiliki karakteristik unik dalam struktur formal kelembagaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas di era seperti sekarang ini sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas di era seperti sekarang ini sangat penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pendidikan nasional yang termuat dalam pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mewujudkan masyarakat yang cerdas di era seperti

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. TUGAS,FUNGSIDAN STRUKTUR ORGANISASISKPD Berdasarkan Peraturan Bupati Lamandau Nomor 48 Tahun 2013 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Sekretariat DPRD Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 164 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bagian akhir dari tesis, berisi tiga bagian meliputi kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. A. Kesimpulan Merujuk pada hasil penelitian

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum 1.1. Geografi Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa untuk membina dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa Bangsa Indonesia, saat ini dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa Bangsa Indonesia, saat ini dihadapkan pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui bahwa Bangsa Indonesia, saat ini dihadapkan pada perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis dan mempengaruhi birokrasi dalam

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4 V i s i. 4.1. Visi da n Misi. B adan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN ,00

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN ,00 PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017 URUSAN PEMERINTAHAN : 6.01. - KECAMATAN ORGANISASI : 6.01.07. - KECAMATAN DUDUKSAMPEYAN Halaman : 1.202 6.01.6.01.07.00.00.4. PENDAPATAN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KEBUDAYAAN, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Selatan Nomor 23 Tahun 2012 tentang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 54 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PENYERAGAMAN STANDAR TARIF PERJALANAN DINAS ANTARA APBN DENGAN APBD

PENYERAGAMAN STANDAR TARIF PERJALANAN DINAS ANTARA APBN DENGAN APBD PENYERAGAMAN STANDAR TARIF PERJALANAN DINAS ANTARA APBN DENGAN APBD Oleh : 1. Sudarmono 2. Ahmad Baihaki 1. Latar Belakang Perjalanan dinas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penyelenggara negara baik

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Beberapa permasalahan yang masih dihadapi Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN LINGGA

Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN LINGGA BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN LINGGA 2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN LINGGA 1. TUGAS POKOK

Lebih terperinci

5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA MADIUN

5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA MADIUN 5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA MADIUN No. Jabatan 1. Kepala Dinas memimpin, mengoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan otonomi daerah di bidang pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan

Lebih terperinci