BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH"

Transkripsi

1 BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi Karakteristik Lokasi dan Wilayah Pemerintah Kota Bengkulu Kota Bengkulu merupakan ibukota Propinsi Bengkulu yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan. Sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957, kota kecil Bengkulu diubah statusnya menjadi Kotapraja, meliputi 4 wilayah kedatukan yang membawahi 28 Kepangkuan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 jo Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 Propinsi Bengkulu berdiri dan Kota Bengkulu dijadikan sebagai Ibukotanya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 1986 luas Kota Bengkulu adalah Km 2, sedangkan Berdasarkan hasil pengukuran tahun 2008 oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Luas Kota Bengkulu adalah seluas Km 2. Gambar 2.1 Peta Administratif Kota Bengkulu Sumber : RTRW Kota Bengkulu RPJMD Kota Bengkulu Tahun

2 Sebutan Kotapraja selanjutnya diganti dengan Kotamadya Dati II Bengkulu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di daerah. Istilah Kotamadya Dati II Bengkulu berubah menjadi Kota Bengkulu berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah di daerah tentang kewenangan pemerintah di daerah. Pada tahun 2008, Kota Bengkulu mengalami pemekaran wilayah. Kota Bengkulu yang semula terdiri dari 4 kecamatan dengan 57 kelurahan dimekarkan menjadi 9 kecamatan dengan 67 kelurahan. Berdasarkan Perda No 28 Tahun 2008 tersebut, secara administratif, Kota Bengkulu terdiri atas 9 Kecamatan yaitu Kecamatan Selebar dengan 5 Kelurahan dan luas wilayah Km 2, Kecamatan Kampung Melayu dengan 6 Kelurahan dengan luas wilayah Km 2, Kecamatan Gading Cempaka dengan 5 Kelurahan dengan luas wilayah Km 2, Kecamatan Ratu Samban dengan 9 Kelurahan dengan luas wilayah 2.84 Km 2, Kecamatan Ratu Agung 9 Kelurahan dengan luas wilayah Km 2, Kecamatan Teluk Segara dengan 12 Kelurahan dengan luas wilayah 2.76 Km 2, Kecamatan Sungai Serut dengan 7 Kelurahan dengan luas wilayah Km 2 dan Kecamatan Muara Bangkahulu dengan 7 Kelurahan dengan luas wilayah Km 2 dan Kecamatan Singgaran Pati dengan 6 Kelurahan dengan luas wilayah Km 2, lebih rinci dapat dilihat pada tabel 2.1. Secara administrasi kota Bengkulu berbatasan sebelah Utara dan Timur dengan Kabupaten Bengkulu Tengah, sebelah Selatan dengan Kabupaten Seluma, sebelah Barat dengan Samudra Hindia. Tabel 2.1 Jumlah Kecamatan, Kelurahan/Desa, Rukun Warga, Rukun Tetangga dan Luas Wilayah Kota Bengkulu Bengkulu Tahun 2012 NO Kecamatan Kelurahan RW RT Luas (Km 2 ) 1 Selebar Kampung Melayu Gading Cempaka Ratu Agung Ratu Samban Singgaran Pati Teluk Segara Sungai Serut Muara Bangkahulu J u m l a h Sumber : BDA Kota Bengkulu 2012 RPJMD Kota Bengkulu Tahun

3 Wilayah Kota Bengkulu berdasarkan letak geografis berada ditepi pantai Barat Sumatera dengan posisi Bujur Timur dan Lintang Selatan. Kota Bengkulu terletak pada ketinggian antara m/dpl, dengan persebaran sporadis pada setiap wilayah kota, sehingga menyebabkan morfologi kota yang bergelombang. Lokasi dengan titik tertinggi (hingga 100m/dpl) berada dibagian Tenggara (Kec. Selebar). Sementara titik terendah (antara 0 10 m/dpl) di bagian Selatan, Utara dan Timur, sedangkan Pusat Kota Bengkulu sendiri berada pada ketinggian antara m/dpl. Dalam Peta Geologi Lembar Bengkulu dan sekitarnya (S. Gafoer, T. C. Amin dan R. Pardede, 1992/ skala 1: , bahwa wilayah Kota Bengkulu secara umum tersusun oleh endapan permukaan (surfifal deposits) berumur Kuarter dan batuan sendimen dan gunung api (sendimrntary and volcanic rocks) serta batuan terobosan berumur Tersier. Urutan stratigrafi dari batuan termuda sampai tertua adalah sebagai berikut: a. Undak Aluvium (Qat), batuan ini merupakan endapan permukaan termuda, berumur Holosen Kuarter yang tersusun oleh pasir, lanau, lempung dan kerikil yang dibentuk oleh endapan sungai, pantai dan rawa. Endapan ini penyebarannya hampir diseluruh Kota Bengkulu, mulai dari bagian Utara hingga bagian Selatan, namun tidak mencapai batas kota di sebelah Timur, dengan luas sekitar 62,8 persen. b. Aluvium (Qa), batuan ini berumur Holosen Kuarter yang tersusun oleh bongkah, kerikil, pasir, lanau dan lumpur. Endapan permukaan ini penyebarannya hanya pada sebagian wilayah Kecamatan Muara Bangkahulu, Kecamatan Sungai Serut dan Kecamatan Singaran Pati (seluruh kawasan Danau Dendam Tak Sudah), dengan luasan berkisar sekitar 15 persen. c. Endapan Rawa (Qs), endapan permukaan yang berumur Holosen Kuarter ini tersusun oleh pasir, lanau dan lumpur dengan sisa tumbuhan. Penyebarannya hanya terdapat pada bagian Utara Kecamatan Muara Bangkahulu dan Kecamatan Singaran Pati, dengan luas total sekitar 3 persen. d. Batu Gamping Terumbu Karang (QI), endapan permukaan yang berumur Plistosen Kuarter ini tersusun oleh batu gamping terumbu. Penyebarannya sporadis pada beberapa kecamatan, umumnya berbatasan langsung dengan laut, yaitu RPJMD Kota Bengkulu Tahun

4 Kecamatan Kampung Melayu, Kecamatan Ratu Samban, dan Kecamatan Ratu Agung. e. Formasi Bintuhan (QTb), batuan ini merupakan batuan sendimen dan gunung api yang diduga berumur Plistosen Kuater dan tersusun oleh konglomerat aneka bahan, breksi, batu gamping terumbu, batu lempung tufan, berbatu apung, kayu terkesikan. Umumnya terdapat di bagian Timur Kecamatan Muara Bangkahulu. f. Andesit (Tpan), andesit merupakan batuan terobosan, yang diduga berumur Pliosen Tersier. Penyebarannya di Kota Bengkulu umumnya di Kecamatan Selebar. Kondisi hidrologi di wilayah Kota Bengkulu meliputi : a. Air Permukaan terdapat di Kota Bengkulu dapat ditemu kenali dari informasi Satuan Wilayah Sungai/Wilayah Sungai (SWS/WS) dan Daerah Aliran Sungai (DAS). Pentingnya informasi mengenai SWS/WS dan DAS, karena masing-masing WS umumnya mempunyai karakteristik berbeda, demikian juga dengan DAS yang diharapkan dapat memberikan gambaran potensi sungai sampai orde yang terkecil. Dalam pengelompokan SWS, sungai-sungai di wilayah Kota Bengkulu termasuk dalam SWS (Kanal-Alas-Talo), yang mempunyai 35 sungai, dengan luas Daerah Pengaliran Sungai (DPS) sekitar 6.884,3 KM 2. Adapun sungai yang melintasi Kota Bengkulu antara lain Air Bengkulu, Air Jenggalu, Air Hitam, Air Babatan, Air Betungan, Air Muara, Air Riak, Air Lempuing, dan Air Sepan. Selain sungai, di Kota Bengkulu terdapat Danau Dendam Tak Sudah dengan luas genangan sekita 70 Ha. Danau ini merupakan sumber air irigasi dengan areal sawah seluas 510 Ha (sebelum alih fungsi). Air permukaan yang terdapat di Kota Bengkulu dimanfaatkan sebagai sumber air baku bagi penduduk Kota Bengkulu oleh PDAM. Salah satunya adalah IPA Surabaya yang memanfaatkan Air Bengkulu sebagai sumber air baku. Selain IPA Surabaya, pemanfaatan sumber air baku oleh PDAM adalah Air Jenggalu, dengan IPA Nelas, yang terletak di Kabupaten Seluma. Dari kedua IPA tersebut mempunyai kapasitas terpasang dan kapasitas produksi sebesar 650lt/detik. b. Air Tanah, potensi air tanah dangkal di Kota Bengkulu berupa sumur dan mata air. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

5 Penggunaan sumur sebagai sumber air baku oleh penduduk digunakan hampir merata di seluruh wilayah kota. Kedalaman sumur untuk mendapatkan air adalah sekitar m. Adapun sumber mata air di Kota Bengkulu terdapat di beberapa lokasi, yang dimanfaatkan sebagai sumber air baku. Potensi air tanah dalam Kota Bengkulu berdasarkan Peta Hidrogeologi Lembar Bengkulu, skala 1 : dari Direktorat Geologi Tata Lingkungan digambarkan sebagai berikut: Tabel 2.2 Kondisi Air Tanah Kota Bengkulu Pembagian Air Tanah Berdasarkan litologi batuan dan kelulusannya Berdasarkan keterdapatan air tanah dan produktifitas akuifer Daerah air tanah buruk a. Aluvium, b. Napal, Keterangan yang terdiri dari kerikil, pasir dan lempung, dengan kelulusan sedang sampai tinggi pada material kasar dan berkelulusan rendah pada material lempungan; tufa napalan dan tufa lempungan, dengan kelulusan, yang umumnya rendah sampai dengan sangat rendah Kota Bengkulu termasuk ke dalam akuifer (bercelah atau sarang) dengan produktifitas rendah dan daerah air tanah yang langka. Kondisi ini berlaku di seluruh Kota Bengkulu. yang terdapat pada bagian selatan Kec. Kampung Melayu Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2011 Akuifer dangkal di wilayah dataran umumnya kurang produktif menilik litologi akuifernya bersifat lempungan dan tidak menerus, serta pelamparan vertikalnya yang tipis. Pemboran di Stasiun Relay TVRI Bengkulu menunjukkan adanya akuifer dalam berupa batu pasir lempungan pada kedalaman m dari muka tanah setempat, bertekanan negatif dan kecil potensinya. Purbo-Hadiwidjojo dan Tjahjadi (1981) menyatakan bahwa akuifer terpenting di sekitar Kota Bengkulu adalah batu pasir dengan kedalaman akuifer bervariasi, debit diperkirakan kurang dari 2 l/dtk. Beberapa pemboran di Padang Harapan dan Pekan Sabtu pada jarak kurang 5 km dan 12,5 km ke arah tenggara dari pusat Kota Bengkulu, serta di lokasi Bentiring pada jarak lebih kurang 15 km ke arah Timur Laut dari pusat Kota Bengkulu menembus akuifer batu pasir, setempat dengan campuran fragmen batuan. Ketebalan bervariasi antara 3 hingga 64 m (PT. Rayakonsult, 1984). Perkembangan Kota bengkulu yang dicirikan dengan semakin beragamnya RPJMD Kota Bengkulu Tahun

6 KB. KELILING PD. BESI BAJAK TENGAH PADANG KP.CINA MALEBERO KECAMATAN TELIK SEGARA TERATAI SUMUR MELELEH BERKAS JITRA PS. BARU KB. ROS PINTU BATU PS. MELINTANG PASAR BENGKULU KP. KELAWI TELUK SEGARA KP. BALI KB. GERAN BLK. PONDOK PENGANTUNGAN KB. DAHRI ANGGUT DLM ANGGUT ATAS ANGGUT BAWAH PENURUNAN SUKAMERINDU PD. JATI KB. KENANGA KECAMATAN RATU SAMBAN KB. BELER S. Hitam KECAMATAN MUARA BANGKA HULU KD. LIMUN RAWA MAKMUR TANJUNG AGUNG SAWAH LEBAR BARU SAWAH LEBAR KECAMATAN RATU AGUNG TANAH PATAH JEMBATAN KECIL NUSA INDAH LEMPUNG TANJUNG JAYA PEMATANG GUBERNUR SEMARANG KECAMATAN SUNGAI SURUT KB. TEBENG PD. HARAPAN PANORAMA KECAMATAN GADING CEMPAKA Pelabuhan Samudera Pulau Baai JL. GEDANG BENTIRING LINGKAR BARAT Danau Dendam Tak Sudah DUSUN BESAR PADANG NANGKA LINGKAR TIMUR SIDOMULYO TPI SURABAYA MUARA DUA DS. KANDANG RSUD M.YUNUS PAGAR DEWA SUMUR DEWA KANDANG MAS KECAMATAN KAMPUNG MELAYU SUMBER JAYA PD. SERAI Ke Jenggalu SUKARAMI BUMI AYU Ke Kepahiang / Curup KECAMATAN SELEBAR TPA PEKAN SAPTU KABUPATEN BENGKULU UTARA BETUNGAN Ke Seluma KABUPATEN SELUMA U Km Sumber : Peta Dasar Kota Bengkulu, 2002 PEMERINTAH KOTA BENGKULU DINAS PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH KOTA BENGKULU Pemerintah Kota Bengkulu fungsi kota berdampak terhadap peningkatan kebutuhan lahan. Dinamika perkembangan kegiatan di kawasan kota ini menimbulkan persaingan antar penggunaan lahan yang mengarah pada terjadinya perubahan penggunaan lahan dengan intensitas yang makin tinggi. Perubahan penggunaan lahan seringkali tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, seperti terlihat pada gambar 2.2. Gambar 2.2 Gambar Peta Penggunaan Lahan PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA BENGKULU PETA 2.3 PETA PENGGUNAAN LAHAN LEGENDA: Batas Wilayah Kotamadya Batas Wilayah Kecamatan Batas Wilayah Kelurahan Jalan Sungai Kantor Camat Kantor Desa Permukiman Pertanian Ke Kepahiang / Curup Ruang Terbuka Hijau Perdagangan Jasa Pemerintahan Pendidikan Peribadatan PELUD FATMAWATI SOEKARNO Industri Ke Simpang Tiga Ngalam KOTA BENGKULU Sumber : RTRW Kota Bengkulu II - 14 Berdasarkan fungsinya wilayah Kota Bengkulu dibagi dalam berbagai fungsi keperuntukan penggunaan lahan. Komposisi antara lahan terbangun dan tidak terbangun hampir sama. Lahan terbangun seluas 45,87 km² (31,74 persen) dan sisanya merupakan lahan non terbangun, umumnya berupa kebun campuran dan semak belukar. 1. Lahan terbangun, dimanfaatkan sebagai lahan perumahan, perdagangan dan perkantoran. Perumahan (40,62 km²) umumnya tersebar merata di seluruh kecamatan, dan hanya sebagian kecil pada Kecamatan Kampung Melayu, sedangkan perdagangan dan perkantoran tersebar sporadis pada beberapa kecamatan yang lebih berorientasi pada pusat kota, yaitu Kecamatan Muara Bangkahulu, Kecamatan Teluk Segara, Kecamatan Ratu Agung, Kecamatan Ratu RPJMD Kota Bengkulu Tahun

7 Samban dan Kecamatan Gading Cempaka, dengan luas keseluruhan sekitar 3,19 km². 2. Lahan non-terbangun masih cukup luas dan merupakan kawasan potensial untuk dikembangkan pada masa mendatang. Jenis penggunaan lahan non-terbangun yang cukup mendominasi di Kota Bengkulu adalah kebun campuran seluas 20,41 km² dan semak belukar seluas 27,28 km². Kebun campuran dan semak belukar menyebar merata di seluruh kecamatan, kecuali di Kecamatan Teluk Segara dan Kecamatan Ratu Samban. Untuk lebih jelasnya, penggunaan lahan di Kota Bengkulu dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini: Tabel 2.3 Penggunaan Lahan Kota Bengkulu, Tahun 2010 No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Km²) Persentase (persen) A. Lahan Non-Terbangun 1. Belukar Rawa 3,20 2,11 2. Cagar Alam 5,57 3,67 3. Danau 0,56 0,37 4. Hutan Pantai 1,13 0,74 5. Kebun Campuran 20,41 13,45 6. Lahan Terbuka 9,25 6,10 7. Lapangan Golf 0,46 0,32 8. Pemakaman 0,60 0,40 9. Sawah 8,94 5, Semak Belukar 27,28 17, Sungai 1,65 1, Taman Wisata Alam 9,28 6, Tambak Ikan 10,61 6, Tempat Wisata 0,17 0,11 Jumlah 99,11 65,34 B. Lahan Terbangun 1. Asrama Haji 0,12 0,08 2. Bandar Udara 2,40 1,58 3. Pasar 0,08 0,05 4. Pelabuhan 3,98 2,62 5. Perdagangan 2,25 1,48 6. Perkantoran 0,94 0,62 7. Pertamina 0,04 0,03 8. Perumahan 40,62 26,77 9. Rumah Sakit 0,16 0, Pendidikan 2,00 1,32 Jumlah 52,59 34,66 TOTAL ,00 Sumber : BAPPEDA Kota Bengkulu, Tahun RPJMD Kota Bengkulu Tahun

8 Iklim di wilayah Kota Bengkulu adalah iklim tropis, dengan temperatur udara rata-rata 22 C - 32 C. Lama penyinaran matahari rata-rata berkisar antara 40 80,5. Curah hujan rata-rata 268,17 mm/bulan dengan jumlah rata-rata hari hujan setiap bulannya pada tahun 2012 adalah sejumlah 18 hari hujan. Berdasarkan klasifikasi iklim, daerah ini tergolong tipe iklim A (Tropis Basah) dengan kelembaban 70 87persen. Jumlah bulan basah 10 bulan, yakni pada bulan Oktober - Juli. Temperatur rata-rata tahunan antara 25º - 27ºC dengan curah hujan bulanan berkisar mm, dengan jumlah hari hujan berkisar antara hari. Suhu udara maksimum berkisar antara 29,6 0 C 31,5 0 C dan suhu minimum berkisar antara 23,1 0 C 24,2 0 C dengan curah hujan rata-rata mm/ tahun dan rata-rata hari hujan sekitar 188 hari/tahun. Curah hujan tahunan berkisar mm. Kecepatan angin rata-rata 18 knot atau sekitar 10 km/jam, tekanan udara berkisar antara 1008,4 1012,6 MB dan kecepatan angin maksimum berkisar mil/jam. Lama penyinaran matahari rata-rata berkisar antara persen. Untuk lebih jelasnya beberapa informasi klimatologi Kota Bengkulu pada tahun , dapat dilihat pada Tabel : 2.4. Tabel 2.4 Jumlah Curah Hujan (mm) tiap bulan Tahun Bulan / Month (1) (2) (3) (4) (5 (6) Januari / January Februari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December Sumber data : BDA Kota Bengkulu RPJMD Kota Bengkulu Tahun

9 Potensi Pengembangan Wilayah 1. Pertanian Sektor pertanian yang memberikan kontribusi PDRB sebesar 6,99 persen pada tahun 2010 dan sektor ini mengalami pertumbuhan paling tinggi dibandingkan sektor lainnya. Kontribusi sektor pertanian pada PDRB terbesar disumbangkan oleh subsektor perikanan, sedangkan sumbangan sektor peternakan, tanaman pangan dan perkebunan jauh lebih kecil. Subsektor Perikanan dan Peternakan mempunyai peluang yang sangat baik untuk ditingkatkan agar memberikan kontribusi yang signifikan. Tahun Tabel 2.5 Luas Panen dan Produksi Komoditi Pertanian Tanaman Pangan di Kota Bengkulu Tahun 2011 Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) (1) (2) (3) (4) (5) Padi Sawah 3.760, , ,25 5,03 Padi Gogo Jagung 610,00 590, ,50 4,25 Kedelai Kacang Tanah 20,00 21,00 20,00 1,00 Kacang Hijau 14,00 13,00 13,72 0,98 Ketela Pohon 747,00 704, ,80 11,45 Ubi Jalar 20,00 22,00 203,50 9,25 Sumber : BDA Kota Bengkulu 2012 Tabel 2.6 Luas tanaman, luas panen, produksi dan rata-rata produksi tanaman sayuran Kota Bengkulu 2011 Tahun Luas Tanaman (HA) Luas Panen (HA) Produksi (Ton) Rata-rata Produksi (Ton/HA) lombok ,60 14,23 Ketimun terung ,60 8,49 Kacang Panjang ,40 13,42 Kangkung ,07 Bayam ,20 3,74 Melinjo 0,36 8,55 63, Tomat ,40 11,28 Sumber : BDA Kota Bengkulu 2012 RPJMD Kota Bengkulu Tahun

10 Permasalahan pokok bidang pertanian yang dihadapi Kota Bengkulu diantaranya: 1. Kesejahteraan petani masih rendah dan tingkat kemiskinan relatif tinggi 2. Lahan pengusahaan petani relatif sempit sehingga pendapatan yang diperoleh tidak mencukupi kebutuhan dan kurang mendorong upaya peningkatan produksi 3. Terbatasnya modal petani untuk berusaha tani 4. Terbatasnya akses petani ke sumberdaya produktif termasuk permodalan dan layanan usaha 5. Ketersediaan sasprodi tidak terjamin dan harga saprodi cukup tinggi 6. Masih rendahnya sistem alih teknologi dan diseminasi teknologi pengolahan produk pertanian sehingga produktifitas dan nilai tambah produk pertanian rendah 7. Lemahnya koordinasi antar stakeholder dan birokrasi 8. Masih rendahnya sumberdaya manusia pertanian 9. Harga jual hasil pertanian masih rendah, yang disebabkan : a. Kualitas hasil rendah, terutama karena kurangnya sarana pengolahan (industri pengolahan) dan rendahnya kemampuan petani melakukan pengolahan. b. Akses pasar rendah, disebabkan oleh belum dimanfaatkannya informasi pasar secara optimal, masih tingginya peranan tengkulak dalam pemasaran, tidak adanya pasar lelang dan minimnya infrastruktur pendukung pemasaran. 2. Peternakan Sub sektor peternakan memberikan kontribusi yang cukup kuat terhadap sektor pertanian Kota Bengkulu. Hasil produksi ternak di Kota Bengkulu meliputi ternak unggas seperti ayam kampung, ayam petelur, ayam potong dan itik serta ternak ruminansia yang meliputi sapi, kerbau, kambing dan domba. Meskipun demikian sub sektor ini masih sangat mungkin untuk didorong perkembangannya agar prospeknya lebih baik. Selain untuk mencukupi kebutuhan di dalam kota, upaya peningkatan produksi ternak juga dapat ditujukan untuk memenuhi permintaan RPJMD Kota Bengkulu Tahun

11 daerah/propinsi lain. Komoditi ternak yang prospeknya baik adalah ternak sapi potong dan ayam potong. Tabel 2.7 Populasi Ternak Menurut Jenisnya di Kota Bengkulu Tahun Jenis (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sapi Ternak Kerbau K u d a D o m b a Kambing Babi Ayam Kampung Ayam Pedaging Ayam Petelur I t i k Kelinci P u y u h Sumber : Profil Kota Bengkulu 2013 Tabel 2.8 Produksi daging ternak menurut jenisnya ( Ton ) Di Kota Bengkulu Jenis ternak Sapi ternak 424,83 387,37 562,79 964, ,94 Kerbau 295,50 169,90 24,45 72,41 72,41 Kambing 76,09 5,73 20,44 24,57 24,57 Domba 2,01 0,48 0,27 0,16 0,16 Unggas 1424,45 825,65 664, , ,69 Sumber : BDA Kota Bengkulu 2012 Permasalahan yang ada pada sub sektor peternakan ini sebagian besar disebabkan oleh antara lain: 1. Lemahnya manajemen usaha tani peternakan, 2. Kurangnya akses permodalan. 3. Rendahnya kualitas sumber daya manusia yang berkecimpung di sub sektor peternakan baik di bidang manajemen maupun teknis usaha peternakan. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

12 3. Perikanan dan Kelautan Sub sektor Perikanan mempunyai potensi besar untuk dikembangkan, tetapi perkembangannya belum optimal. Sub sektor ini menjadi penyumbang terbesar PDRB sektor pertanian dibandingkan kelompok komoditi subsektor pertanian lain. Potensi perikanan tangkap perairan Bengkulu sangat besar dengan berbagai jenis ikan. Tabel 2.9 Perkembangan Jumlah Nelayan dan Petani Ikan di Kota Bengkulu Tahun Jenis Nelayan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Nelayan Petani Tambak Petani Kolam Jumlah Sumber data : BDA Kota Bengkulu 2012 Pada tabel 2.9 dapat dilihat bahwa jumlah nelayan mengalami penurunan dari tahun 2007 yang sebanyak menjadi pada tahun 2011, petani tambak menunjukkan jumlah kenaikan yang signifikan yaitu dari 25 pada tahun 2007 menjadi 800 pada tahun 2011, begitu juga jumlah petani kolam menunjukkan kenaikan dari 412 pada tahun 2007 menjadi 960 pada tahun Sedangkan produksi perikanan menunjukkan peningkatan pada perikanan tangkap dan petani kolam seperti terlihat pada tabel Tabel 2.10 Perkembangan Produksi Perikanan Laut dan Darat di Kota Bengkulu Tahun Tahun Produksi (ton) Laut Tambak Kolam Sumber : BDA Kota Bengkulu 2012 RPJMD Kota Bengkulu Tahun

13 a. Perikanan Tangkap Produksi perikanan terbesar disumbangkan perikanan tangkap. Produksi perikanan tangkap tahun 2011 meningkat sebesar 5.13 persen dibandingkan dengan produksi tahun Walupun dari persentase peningkatan produksi perikanan tangkap lebih rendah dari peningkatan produksi perikanan kolam, yang meningkat sebesar 10,05 persen pada tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2010, namun produksi perikanan tangkap pada tahun 2011 memberikan sumbangan sebesar 86,22 persen dari total produksi perikanan. Produksi perikanan kolam menyumbangkan sebesar 13,44 persen sedangkan produksi perikanan tambak hanya menyumbangkan sebesar 0,34 persen dari total produksi perikanan di tahun Jenis dan jumlah armada penangkapan ikan yang beroperasi di perairan Kota Bengkulu tersaji dalam Tabel Tabel 2.11 Jenis dan Jumlah Armada Penangkapan Ikan di Kota Bengkulu Tahun Jenis Perahu/kapal Motor Perahu tak bermotor Perahu/Kapal Motor GT GT GT GT > 30 GT Sumber : BDA Kota Bengkulu 2012 Ditinjau dari jenis komoditi perikanan tangkap ada beberapa potensi perikanan tangkap yang cukup dominan yang dihasilkan dari perairan laut Kota Bengkulu diantaranya adalah ikan tuna, cakalang, tongkol dan udang, namun demikian jika dibandingkan dengan potensi perikanan yang ada dengan produksi para nelayan, maka produktivitas nelayan masih rendah, menunjukkan bahwa sesungguhnya secara riil masih banyak potensi perikanan yang belum termanfaatkan. Hal ini juga dipengaruhi oleh alat tangkap ikan yang dimiliki nelayan yang masih menggunakan alat tangkap pancing, seperti yang tertera pada tabel RPJMD Kota Bengkulu Tahun

14 Tabel 2.12 Perkembangan Jenis dan Jumlah Alat Tangkap Ikan Milik Nelayan di Kota Bengkulu Tahun Jenis Alat Penangkap Ikan (1) (2) (3) (4) (5) (6) A. Jaring Tramelnet Gilnet-Multi Filamen Gilnet-Mono Fiamen Bagan B. Pancing Tetap Tonda Lainnya C. Pukat Tepi Dogol Payang Cincin Lainnya Sumber : BDA Kota Bengkulu 2012 b. Perikanan Budidaya Produksi perikanan budidaya hanya merupakan bagian kecil saja dari total produksi perikanan Kota Bengkulu, sumbangannya terhadap produksi total hanya 13,36 persen pada tahun 2010 dan meningkat menjadi 13,78 persen pada tahun Produksi perikanan tambak menurun dan tidak berkembang, sedangkan produksi perikanan kolam meningkat sebanyak 94,72 persen ditahun 2011 bila dibandingkan dengan produksi di tahun Berbagai isu kompleks yang muncul mengakibatkan rendahnya produktivitas nelayan di Kota Bengkulu, diantaranya adalah disebabkan oleh aspek teknologi, meliputi masih rendahnya teknologi penangkapan ikan hingga pasca produksi perikanan aspek SDM, menyangkut masih kurangnya tenaga ahli di bidang perikanan, aspek jangkauan pemasaran, serta berbagai infrastruktur di bidang perikanan laut. Rendahnya produksi perikanan tangkap juga diakibatkan oleh masih sederhananya peralatan yang digunakan dalam kegiatan penangkapan ikan yang masih didominasi oleh alat tangkap tradisional diantaranya jenis jaring insang dan pancing. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

15 4. Pariwisata, Budaya dan Kepemudaan Pemerintah Kota Bengkulu Potensi Pariwisata Kota Bengkulu memiliki peluang cukup besar untuk dikembangkan dan dapat dijadikan potensi unggulan daerah, karena Kota Bengkulu memiliki objek wisata yang cukup banyak untuk dikelola dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah. Berdasarkan kajian potensi dan peluang investasi Kota Bengkulu dengan pendekatan Judmental yaitu pendekatan dengan pertimbangan kondisi-kondisi tertentu maka sebagai Pusat Wisata Kota Bengkulu diperlukan sarana dan prasarana serta faktor-faktor penunjang / pendukung seperti: tersedianya infra struktur yang memadai, pembangunan hotel, restaurant dan pusat perbelanjaan, tersedianya sarana telekomunikasi yang memadai, tersedianya sarana transportasi untuk wisatawan, terjaminnya keamanan dan kenyamanan untuk berwisata, dan sosialisasi kepada masyarakat tentang sadar wisata. Persentase banyaknya hotel berdasarkan jenis hotel dan banyaknya kamar dan tempat tidur hotel di Kota Bengkulu dapat dilihat pada gambar 2.3 dan gambar 2.4. Gambar 2.3 Persentase Banyaknya Hotel Berdasarkan Jenis Hotel Di Kota Bengkulu Tahun 2011 Sumber : BDA Kota Bengkulu 2012 RPJMD Kota Bengkulu Tahun

16 Gambar 2.4 Banyaknya Kamar dan Tempat Tidur Hotel/ Di Kota Bengkulu 2011 Sumber : BDA Kota Bengkulu 2012 Sektor pariwisata di Kota Bengkulu merupakan sektor yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Kota Bengkulu, melalui peningkatan kunjungan wisatawan ke Kota Bengkulu yang pada giliran menjadi stimulasi dalam memulihkan geliat ekonomi khususnya yang berkaitan langsung dan tidak langsung dengan aktivitas kepariwisataan. Obyek wisata di Kota Bengkulu meliputi : Obyek wisata alam terdiri dari (1) Pantai Panjang, (2) Tapak Padri, (3) Pantai Zakat, (4) danau Dendam Tak Sudah, (5) Taman Laut Pulau Tikus. Obyek Wisata Sejarah terdiri dari (1) Benteng Marlborough, (2) Monumen Thomas Parr, (3) Rumah Kediaman Bung Karno, (4) Makam Pangeran Sentot Alibasyah. Obyek Wisata Budaya terdiri dari (1) Tabot Saat ini jenis wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan mancanegara maupun domestik adalah Wisata Budaya berupa perayaan Tabot yang setiap tahunnya diagendakan pemerintah daerah dengan acara puncaknya setiap tanggal 10 Muharam tahun Hijriah. Pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang kepariwisataan dilaksanakan secara lintas sektoral yaitu pemerintah Provinsi Bengkulu melalui program multi years seperti penataan kawasan wisata pantai panjang, berupa pembuatan jalan dua jalur, jogging track, sea wall, sunset deck, gazebo, revitalisasi objek wisata sejarah, panggung terbuka, sport center, view tower, mess pemda, marina, dan lain-lain. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

17 Seperti yang disebutkan di atas bahwa Kota Bengkulu memiliki berbagai potensi dan daya tarik wisata yang dapat dikembangkan untuk menarik wisatawan datang dan menikmati kekayaan alam dan budaya Kota Bengkulu. Namun dari sekian banyak potensi dan daya tarik yang dimiliki masih banyak yang belum diolah dan dimanfaatkan sebagai potensi wisata dan sebagian potensi yang telah dimanfaatkan cenderung belum dikelola dengan baik. Beberapa permasalahan yang ada sebagai berikut : a. Belum terjalinnya koordinasi yang baik antara pemerintah daerah serta industri pariwisata untuk menangani pariwisata daerah b. Belum terolahnya objek-objek dan kawasan potensial pariwisata secara optimal c. Perencanaan pariwisata yang masih parsial d. Belum adanya pengembangan sistem informasi kepariwisataan e. Belum tercapainya keterpaduan berbagai sektor untuk secara bersama mengembangkan pariwisata f. Belum tersosialisasinya misi pengembangan pariwisata ke berbagai sektor, instansi dan lembaga terkait lainnya Selain sektor pariwisata dan sektor budaya, sektor kepemudaan dan peran pemuda bagi suatu bangsa adalah sangat strategis, karena pemuda adalah generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan proses pembangunan. Berdasarkan data pemuda dan olah raga tahun 2012 jumlah organisasi kepemudaan yang ada di Kota Bengkulu adalah sebanyak 5 organisasi ( OKP) sedangkan organisai keolahragaan sebanyak 13 organisasi. Untuk event yang di ikuti oleh kepemudaan ada dua 2 event yaitu event regional (POPDA ) dan event nasional (POPNAS) yang dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

18 5. Kredit Usaha Kecil dan Menengah dan Koperasi Perkembangan koperasi sebagai salah satu lembaga keuangan yang berperan dalam mendukung ekonomi masyarakat khususnya golongan menengah dan kecil di Kota Bengkulu cukup pesat. Koperasi di Kota Bengkulu memiliki beragam bentuk yakni koperasi unit desa, koperasi pegawai negeri, koperasi karyawan dan berbagai bentuk koperasi lainnya. Pada tahun 2011, jumlah koperasi di Kota Bengkulu meningkat sebesar 51,46 persen dari 443 buah pada tahun 2010 menjadi 671 buah. Perkembangan Koperasi di Kota Bengkulu dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.13 Banyaknya Koperasi Menurut Jenisnya di Kota Bengkulu Tahun Jenis Koperasi Koperasi Unit Desa Koperasi Pegawai Negeri Koperasi Karyawan Koperasi Angkatan Koperasi Wanita Koperasi Pedagang Pasar Koperasi Serba Usaha Koperasi Mahasiswa Koperasi Angkutan Koperasi Simpan Pinjam Kopinkra Kapontren Koperasi Sekunder Koperasi Pelajar Koperasi Lainnya Jumlah Sumber: BDA Kota Bengkulu 2012 Dari berbagai bentuk koperasi di atas, koperasi yang memiliki jumlah anggota paling banyak adalah koperasi lainnya dengan jumlah anggota orang. Perkembangan anggota koperasi dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut: RPJMD Kota Bengkulu Tahun

19 Tabel 2.14 Anggota Koperasi Menurut Jenisnya di Kota Bengkulu Tahun Jenis Koperasi Koperasi Unit Desa Koperasi Pegawai Negeri Koperasi Karyawan Koperasi Angkatan Koperasi Wanita Koperasi Pedagang Pasar Koperasi Serba Usaha Koperasi Mahasiswa Koperasi Angkutan Koperasi Simpan Pinjam Kopinkra Kapontren Koperasi Lainnya Jumlah Sumber: BDA Kota Bengkulu 2012 Pembangunan perekonomian di Kota Bengkulu dalam bidang Koperasi dan KUD menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Jumlah koperasi dan anggota meningkat terus, walaupun tidak banyak. Jumlah koperasi dan KUD pada tahun 2010 sebanyak 527 dengan anggota sebanyak orang, pada tahun 2011 sebanyak 671 dengan anggota sebanyak orang. 6. Industri Industri pengolahan memberikan kontribusi pada PDRB Kota Bengkulu sebesar 4,66 persen. Dari kontribusi tersebut lebih dari separuhnya disumbangkan oleh industri makanan dan minuman yang dalam klasifikasi industri termasuk ke dalam usaha mikro kecil dan menengah, termasuk di dalamnya adalah industri skala rumah tangga. Sedangkan sumbangan Industri pengolahan lainnya sangat kecil. Usaha industri pengolahan/kerajian tersebar di semua kecamatan, tetapi yang paling banyak ada di Kecamatan Gading Cempaka, Teluk Segara, Selebar dan Ratu Samban. Industri skala kecil pada umumnya menghadapi banyak kendala, mulai dari permodalan, standar mutu dan pemasaran. Oleh sebab itu pembangunan sub sektor ini harus difokuskan pada upaya mengatasi kendala-kendala tersebut. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

20 Melalui pelatihan, pembinaan serta koordinasi maupun kemitraan yang difasilitasi oleh pemerintah akan sangat membantu mengatasi kendala yang dihadapi. 7. Perdagangan Sub sektor perdagangan dan jasa merupakan leading sektor di Kota Bengkulu dan pengaruhnya cukup besar terhadap roda perekonomian kota. Kontribusinya terhadap PDRB mencapai 7,70 persen pada tahun Pertumbuhan PDRB sektor perdagangan dan jasa tahun 2010 lebih tinggi dari pada tahun-tahun sebelumnya, tetapi masih rendah dibandingkan dengan sub sektor Perikanan. Skala pelayanan sektor ini lokal dan regional. Barang-barang yang diperdagangkan tidak hanya berasal dari wilayah Propinsi Bengkulu, tetapi berasal dari luar Propinsi, seperti Jakarta, Palembang dan Kota Lainnya. Sebagai leading sektor di dalam perekonomian Kota Bengkulu, sub sektor ini seharusnya lebih didorong lagi agar perannya meningkat terus. Beberapa kendala yang dihadapi oleh sub sektor Perdagangan dan Jasa antara lain adalah proses perijinan yang kurang cepat, dan daya beli masyarakat yang relatif masih rendah, dan data yang minim. Subsektor ini sangat minim data yang tersedia sehingga akan menyulitkan dalam perencanaan pembangunan. Kedepan, perlu dilakukan perbaikan data untuk sub sektor ini Wilayah Rawan Bencana Berdasarkan data Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Propinsi Bengkulu dalam buku Laporan Pemetaan daerah rawan Gempa daerah Sukaraja dsk, Kabupaten Bengkulu Selatan serta Kota Bengkulu Propinsi Bengkulu. Kota Bengkulu termasuk kedalam daerah rawan gempa, berdasarkan pada beberapa parameter yaitu : batuan/tanah, sesar/patahan/pelulukan, keairan, morfologi, sudut lereng yang mengakibatkan longsoran batuan/tanah dan kerusakan bangunan serta korban jiwa di daerah bencana. Atas dasar struktur batuan maka dibagi 3 zona daerah rawan gempa di Kota Bengkulu, yaitu : a. Zona A (Zona Lemah) atau daerah yang lemah diterpa gempa bumi karena struktur batuan dizona ini sangat rentan terhadap gempa, sehingga jika RPJMD Kota Bengkulu Tahun

21 terjadi gempa goncangannya cukup kuat dan dampak kerusakan yang ditimbulkan sangat besar. Lokasi ini meliputi endapan pantai dan rawa, serta endapan tepi pantai. Penyebarannya diwilayah Berkas, Panurunan, Padang Harapan, Pagar Dewa dan lempuing. Secara geomorfologis merupakan daerah satuan daratan alluvial/rawa dengan sudut lereng berkisar antara 0-10persen. Konsolidasi tanah ini tidak akan mendukung kekompakan dan batuan mudah terlepas disepanjang zona ini, sifat endapan ini mudah sekali mengalami perubahan volume akibat goncangan gempa bumi. Sesar-sesar kecil di daerah ini turut mengontrol keadaan tersebut, seperti kelompok sesar Tanah pakan dan pekan Sabtu. b. Zona B (Zona sedang) yaitu daerah yang termasuk kategori sedang diterpa gempa bumi, struktur batuan pada zona ini cukup kuat menahan goncangan gempa, sehingga waktu terjadi gempa goncangannya tidak terlalu kuat dan dampak kerusakannya cukup besar. Zona ini meliputi daerah kandang limun, kampung bali, Sukamerindu, Sawah Lebar, Surabaya, Tanjung Agung, Air Sebakul, dan betungan. Secara geomorfologi termasuk sebagian daerah satuan dataran aluvialnya dibangun oleh pasir, lanau, lempung dan kerikil. Sifat endapan ini hampir serupa dengan sifat endapan pasir pantai pada zona A yang rentan terhadap pelulukan yang menyebabkan bangunan bangunan hampir seluruhnya rusak berat-sedang. Sesar-sesar kecil yang turut mengontrol didaerah ini seperti di Tanjung Agung-Kandang Limun yang bersamaan dengan bahaya banjir. c. Zona C (Zona Kuat) yaitu daerah yang mempunyai struktur batuan yang sangat kuat, sehingga jika terjadi gempa getaran pada zona tersebut relatif rendah dan dampak kerusakan relatif kecil. Zona ini meliputi Daerah Pematang Gubernur, Bentiring dan nakau. Secara geomorfologi merupakan daerah pada satuan dataran aluvial serta endapan aluvium hampir menempati tiga perempat daerah zona C dan sisanya satuan bergelombang sedang, dengan sudut lereng berkisar antara Kondisi tanah/batuan didominasi oleh endapan aluvial yang terdiri dari bongkah kerikil, pasir, lonan, lumpur dan lempung. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

22 Dalam rangka mengantisipasi dan mengurangi risiko atas bencana yang akan terjadi, dan dalam upaya menjalankan mandat UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (PB), Pemerintah Kota Bengkulu telah memiliki sejumlah kebijakan dan regulasi terkait Penanggulangan Bencana untuk penanganan pasca bencana terutama untuk rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab/rekon). Dalam upaya penanggulangan Bencana Pemerintah Kota Bengkulu telah mengarahkan berbagai program/kegiatan sebagai berikut : Perlu dibangunnya barrier yang berupa benteng vegetasi di sepanjang pantai mulai dari Sungai Hitam hingga Pulau Baai, sebagai antisipasi terjadinya tsunami; Penentuan titik-titik/zona aman bencana pada setiap wilayah di Kota Bengkulu; Penentuan Titik-titik Berkumpul (TB) dalam Kota Bengkulu yang diprediksi aman dan mudah dijangkau oleh masyarakat jika terjadi bencana gempa bumi dan tsunami; Titik-titik Berkumpul yang telah ditentukan dilengkapi dengan sarana dapur umum, air bersih, MCK, penerangan dan sarana kesehatan yang cukup memadai; Melakukan sosialisasi bencana alam kepada masyarakat melalui penyebaran stiker, peta rawan bencana dan rambu-rambu jalur evakuasi menuju titik berkumpul; Melakukan simulasi bencana alam yang melibatkan seluruh elemen masyarakat agar masyarakat siap, selalu siaga dan tidak gagap menghadapi bencana yang mungkin terjadi; Membenahi struktur organisasi penanggulangan bencana alam (Satlak PBP Kota Bengkulu dan Satgas di Tingkat Kecamatan). Untuk antisipasi dalam menghadapi kemungkinan bencana telah dibentuknya keputusan Walikota Bengkulu Nomor : 208 tahun 2006, tentang Pembentukan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (Satlak PBP) Kota dan SKPD yang menangani penanggulangan bencana alam dan penanggulangan pengungsi Bengkulu; Telah di laksanakan pemasangan alat deteksi bencana alam pada daerah rawan bencana seperti sirine, genset, lampu sorot; Telah di selenggarakan Sosialisasi pada masyarakat yang berada pada daerah rawan bencana; Telah dilaksanakan Simulasi; telah dilaksanakan siaga bencana serta menentukan titik berkumpul (TB) dan pada SKPD PBPD telah di sediakan dana darurat bencana (BUFFER STOK) yang berupa barang maupun dana tunai apabila terjadi bencana. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

23 Tabel 2.15 Buffer Stok pada SKPD BPPD tahun Pemerintah Kota Bengkulu SKPD TAHUN Badan Penanggulangan Bencana Daerah Baffer Stok Bencana Alam Sumber: BPBD Kota Bengkulu 2012 I. Demografi Faktor utama yang sangat menentukan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan kota adalah faktor manusia dan kegiatannya serta pola pergerakan manusia. Ketiga faktor tersebut secara fisik termanifestasikan kepada perubahan akan tuntutan kebutuhan ruang. Pertumbuhan dan perkembangan kota dipenggaruhi oleh faktor manusia yang menyangkut kelahiran, kematian, adanya migrasi, perkembangan tenaga kerja dan lain sebagainya. Jumlah penduduk Kota Bengkulu pada tahun 2007 adalah 270,079 jiwa, tahun 2008 adalah 274,477 jiwa, tahun 2009 adalah 278,831 jiwa, tahun 2010 adalah 308,544 jiwa, tahun 2011 adalah 313,324 jiwa dan tahun 2012 adalah jiwa, seperti dapat diuraikan pada tabel Tabel 2.16 Jumlah Penduduk Kota Bengkulu Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) No. Kecamatan Selebar 35,855 32,490 29,760 46,211 49,610 66, Kampung Melayu 21,699 23,910 21,510 28,372 19,120 42, Gading Cempaka 74,868 72,577 76,011 78,767 53,324 50, Ratu Agung 44,312 50,150 42,990 49,255 70,200 62, Ratu Samban 28,526 21,480 29,850 24,624 15,060 31, Singaran Pati ,780 53, Teluk Segara 26,158 23,240 26,640 23,998 25,340 29, Sungai Serut 14,545 20,300 25,700 21,981 16,180 29, Muara Bangkahulu 24,115 30,330 26,370 35,336 33,710 47,300 JUMLAH 270, , , , , ,467 Sumber : BPS Kota Bengkulu 2012 RPJMD Kota Bengkulu Tahun

24 Sedangkan kalau kita lihat laju pertumbuhan penduduk pada tahun adalah 4,25 persen. Angka ini mengindikasikan pesatnya perkembangan penduduk Kota Bengkulu. Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada tabel 2.17 Tabel 2.17 Angka Pertambahan Penduduk Kota Bengkulu Tahun 2012 Pddk Tahun Angka Pddk Tahun 2011 NO Kecamatan 2012 Pertambahan n (jiwa) persen n (jiwa) persen Penduduk (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Selebar 49,610 15, ,10 5,76 2 Kampung Melayu 19,120 10, ,26 4,21 3 Gading Cempaka 53,324 12, ,19 2,74 4 Ratu Agung 70,200 15, ,04 4,52 5 Ratu Samban 15,060 7, ,71 4,30 6 Singaran Pati 30,780 12, ,99 6,06 7 Teluk Segara 25,340 7, ,13 3,09 8 Sungai Serut 16,180 7, ,11 4,77 9 Muara Bangkahulu 33,710 11, ,47 1,70 Total 313, , ,00 4,25 Sumber : BDA Kota Bengkulu 2012 Rasio Jenis Kelamin (RJK) atau Sex Ratio di Kota Bengkulu adalah 106,15 yang berarti bahwa dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat orang penduduk laki-laki. Gambaran rasio jenis kelamin Kota Bengkulu sedikit berbeda dengan gambaran rasio jenis kelamin secara nasional dimana lebih banyak penduduk perempuan dibanding penduduk laki-laki. Namun demikian, jika dilihat dari kelompok umur menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan yang lebih besar berada pada kelompok umur 20 tahun ke atas. Hal ini diduga disebabkan penduduk laki-laki lebih banyak yang bermigrasi dibandingkan dengan penduduk perempuannya. Sedangkan jika dilihat pada kelompok umur 0-4 tahun sebesar 109,64 yang artinya terdapat 109 balita berjenis kelamin laki-laki dari 100 balita perempuan. Secara biologis jumlah kelahiran bayi laki-laki pada umumnya lebih besar dibanding dengan kelahiran bayi perempuan, namun bayi laki-laki lebih rentan terhadap kematian dibanding bayi perempuan. Rasio jenis kelamin pada kelompok RPJMD Kota Bengkulu Tahun

25 umur diatas 60 tahun juga menunjukkan penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Ini menunjukkan bahwa teori yang mengatakan bahwa umur harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki adalah benar, karena secara biologis umur harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Jumlah penduduk Kota Bengkulu pada tahun 2012 adalah jiwa, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Rasio jenis kelamin Kota Bengkulu 97,73 persen, ini menunjukkan bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan seperti dapat dijelaskan pada tabel 2.18 dan tabel NO Tabel 2.18 Rasio Jenis Kelamin Berdasarkan Kecamatan Tahun 2012 KECAMATAN JENIS KELAMIN Laki-Laki (Lk) Perempuan (Pr) Rasio Jenis Kelamin (Lk/Pr) x SELEBAR 34,401 31, KAMPUNG MELAYU 22,017 20, GADING CEMPAKA 25,700 24, RATU AGUNG 31,756 30, RATU SAMBAN 16,207 15, SINGARAN PATI 27,791 25, TELUK SEGARA 14,858 14, SUNGAI SERUT 14,992 14, MUARA BANGKAHULU 24,666 22, Jumlah Sumber : BDA Kota Bengkulu , , RPJMD Kota Bengkulu Tahun

26 Tabel 2.19 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2012 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah RJK , , , , , , , , , , , , , , ,95 > ,49 Total ,15 Sumber: BDA Kota Bengkulu 2012 Rasio Ketergantungan digunakan untuk melihat hubungan antara perubahan struktur umur penduduk dengan ekonomi secara kasar.rasio ini melihat seberapa besar beban tanggungan yang harus dipikul oleh penduduk produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Semakin rendah Dependency Ratio, maka semakin rendah pula beban kelompok umur produktif untuk menanggung penduduk usia tidak produktif atau belum produktif Penduduk produktif secara ekonomi adalah mereka yang berada pada umur tahun, yang dianggap memiliki potensi ekonomi. 71,60 persen penduduk Kota Bengkulu merupakan penduduk Usia produktif (usia kerja) yang berpotensi sebagai modal pembangunan, sedangkan penduduk yang berpotensi sebagi beban yaitu penduduk yang belum produktif (0-14 tahun) sebesar 25,46 persen dan penduduk yang dianggap kurang produktif atau tidak produktif lagi (65 tahun ke atas) sebesar 2,94 persen. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

27 Tabel 2.20 Jumlah Penduduk Kota Bengkulu menurut Umur Muda,Umur Produktif dan Umur Tua Tahun 2012 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Pddk persen (1) (2) (3) (4) (5) 0-14 Tahun (Umur Muda) , Tahun (Umur Produktif) ,60 >65 Tahun (Umur Tua) ,94 Jumlah Sumber : BDA Kota Bengkulu 2012 Tabel 2.21 Rasio Ketergantungan Kota Bengkulu Tahun 2012 Rasio Ketergantungan Kota Bengkulu RK Muda RK Tua RK Total Rasio Ketergantungan 35, ,66 Sumber : BDA Kota Bengkulu 2012 Memperhatikan komposisi penduduk menurut kelompok usia muda, usia produktif, dan usia tua yang demikian, diketahui rasio ketergantungan Kota Bengkulu tahun 2012 sebesar 39,66 per 100 penduduk usia kerja, yang berarti bahwa setiap 100 penduduk usia produktif (usia kerja) di Kota Bengkulu mempunyai tanggungan sekitar penduduk usia non produktif, 35,56 diantaranya berasal dari kelompok usia muda dan 4,10 lainnya berasal dari kelompok usia lanjut. Secara umum rasio ketergantungan Kota Bengkulu sudah sangat jauh dibawah rasio ketergantungan nasional. Kondisi ini sebenarnya menguntungkan bagi Kota Bengkulu terutama untuk memperbesar tabungan rumah tangga, investasi sumber daya manusia dan peningkatan kesejahteraan. Namun demikian, juga menjadi tantangan bagi pemerintah Kota Bengkulu untuk meningkatkan kesempatan kerja, kualitas penduduk dan tetap mempertahankan laju pertumbuhan penduduk yang rendah. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

28 Pola Ruang dan Struktur Ruang 1. Pola Ruang Pola ruang wilayah Kota Bengkulu merupakan distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kota yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Pola ruang wilayah Kota Bengkulu berfungsi sebagai berikut: a. Pengembangan dan pemantapan sistem pusat pelayanan Kota sebagai kesatuan sistem yang terpadu dan berhierarki; b. Pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah Kota dan peningkatan kualitas serta jangkauan pelayanan utilitas Kota; c. Pengembangan dan pengelolaan kawasan budidaya; d. Pengelolaan kawasan lindung untuk mendukung pembangunan Kota yang berkelanjutan; e. Pengelolaan kawasan rawan bencana; f. Penetapan kawasan strategis Kota dari sudut kepentingan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup; dan g. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. Pola ruang wilayah Kota Bengkulu dirumuskan berdasarkan: a. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi dengan memperhatikan b. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional; c. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah provinsi Bengkulu yang dilakukan berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, penataan kawasan hutan dan lain-lain; d. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kawasan budi daya dan kawasan lindung dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah, perkembangan tataguna lahan, kesesuaian lahan, dan penataan kawasan hutan di wilayah ini; dan e. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait antara lain Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997, dan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan sumberdaya manusia. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

29 f. Penetapan kawasan budidaya di Provinsi Bengkulu hingga tahun 2028 selain didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang RTRWN, RaperpPres Pulau Sumatera, juga hasil kesepakatan antar wilayah pada Ditjen Penataan Ruang yang menyangkut klasifikasi pemanfaatan ruang provinsi. Serta Penetapan dan Usulan (Review) Luas Kawasan Hutan (TGHK) Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 420/KPTS-II/1999 Tanggal : 15 Juni 1999 tentang : Penunjukan Kawasan Hutan di Provinsi Bengkulu Seluas : Ha sebagai Kawasan Hutan. Penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997, dan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun Batasan mengenai kawasan lindung dan budidaya adalah sebagai berikut: 1. Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan, nilai sejarah dan budaya bangsa untuk kepentingan pembagunan yang berkelanjutan. Tujuan perlindungan terhadap kawasan hutan lindung adalah untuk mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi, dan menjaga fungsi hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah dan air permukaan. Kawasan Lindung terdiri dari : Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya adalah kawasan resapan air; Kawasan perlindungan setempat; RTH Kota; Kawasan suaka alam dan cagar budaya; dan Kawasan rawan bencana alam. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 14 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu Tahun , Luas kawasan lindung dan wilayah penyebarannya dapat dilihat pada tabel RPJMD Kota Bengkulu Tahun

30 Tabel 2.22 Luas Kawasan Lindung dan Wilayah Penyebarannya Pemerintah Kota Bengkulu No 1 2 Kawasan Lindung Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya Luas (Ha) Wilayah Penyebaran 545 HA Kecamatan Singaran Pati Kawasan perlindungan setempat Sempadan danau 18,65 HA Kecamatan Singaran Pati Sempadan jaringan transmisi Tenaga listrik 42 HA Kecamatan Sungai Serut Sempadan pantai Sempadan Sungai 880 HA 765,72 HA Kecamatan Muara Bangkahulu, Kecamatan Teluk Segara, Kecamatan Ratu samban,kecamatan Ratu Agung Kecamatan Gading Cempaka dan Kecamatan Kampung Melayu Kecamatan Sungai serut,kecamatan Gading Cempaka,Kecamatan ratu Agung, Kecamatan Ratu samban,kecamatan Kampung melayu 3 RTH Kota Kecamatan Singaran RTH Publik 2130 HA pati,kecamatan Seleber, Kecamatan kampung melayu kecamatan kampung melayu RTH Privat 846 HA Daerah Kota Bengkulu 4 Kawasan Suaka alam dan cagar budaya 1542 HA Daerah Kota Bengkulu 5 Kawasan rawan bencana _ Seluruh kecamatan di Kota Bengkulu Sumber: Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu Tahun Nomor 14 Tahun Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan sumberdaya manusia. Penetapan kawasan budidaya di Kota Bengkulu yang terdiri dari Kawasan peruntukan perumahan; Kawasan peruntukan perdagangan; Kawasan peruntukan perkantoran; Kawasan RPJMD Kota Bengkulu Tahun

31 peruntukan industri; Kawasan peruntukan pariwisata; Kawasan peruntukan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH); Ruang evakuasi bencana; Kawasan peruntukan ruang bagi sektor informal; Kawasan peruntukan pendidikan tinggi; Kawasan peruntukan pertanian; Kawasan peruntukan perikanan; Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara.. Tabel 2.23 Kawasan Budidaya Kota Bengkulu Kawasan Budidaya Peruntukan Luas a. Kawasan peruntukan perumahan b. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa c. Kawasan peruntukan perkantoran d. Kawasan peruntukan industri e. Kawasan peruntukan pariwisata f. Kawasan peruntukan Ruang Terbuka Non Hijau (RTH) g. Kawasan evakuasi bencana h. Kawasan peruntukan ruang bagi sektor informal i. Kawasan peruntukan pendidikan tinggi j. Kawasan peruntukan pertanian k. Kawasan peruntukan perikanan l. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara 6833,99 911,25 84,68 653,73 162,67 17, , ,54 Sumber: Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu Tahun Nomor 14 Tahun Struktur Ruang Sistem pusat pelayanan Kota Bengkulu secara hirarki dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), sesuai dengan ketentuan dalam Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (Permen PU Nomor: 17/PRT/M/2009), bahwa Pusat pelayanan di wilayah kota merupakan pusat pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat yang melayani wilayah kota dan regional, yang meliputi: Pusat Kota (pusat pelayanan kota), melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional, dengan skala pelayanan kota dan regional (Pusat Primer). Subpusat Pelayanan Kota berfungsi melayani sub-wilayah kota dan harus terintegrasi dengan pusat pelayanan kota ; RPJMD Kota Bengkulu Tahun

32 Pusat Lingkungan, melayani skala lingkungan wilayah kota melayani hingga jiwa penduduk terdapat di seluruh kelurahankelurahan yang ada di Kota Bengkulu. Yang dapat dijelaskan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 2.24 Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kota Bengkulu Tahun 2031 No. PUSAT PELAYANAN FUNGSI Lokasi 1. Pusat Pelayanan Kota Bengkulu (Kawasan Pasar Minggu) 2. Sub Pusat Pelayanan Kota Pasar Barokoto 3. Sub Pusat Pelayanan Kota Baru Bentiring 4. Subpusat Pelayanan Kota Beringin Raya 5. Sub Pusat Pelayanan Kota Pasar Panorama Pusat Pemerintahan skala Regional Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa skala Lokal dan Regional; Pusat Pendididkan skala Kota Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa skala Lokal dan Kota; Pusat Kegiatan Pariwisata skala Regional dan Lokal; Pusat Kegiatan Pengembangan Cagar Budaya; Pusat Kegiatan Taman Kota; Perumahan Kepadatan Sedang dan Tinggi; Pusat Pemerintahan skala Kota; Perumahan Kepadatan Sedang; Pusat Pelayanan Perdagangan dan Jasa skala Kecamatan Pusat Pendidikan Tinggi skala Regional; Perumahan Kepadatan Sedang; Kawasan Perdagangan dan Jasa skala Kota; Pusat Kegiatan Pariwisata skala Regional Kelurahan Belakang Pondok, Kelurahan Kebun Dahri dan Kelurahan Kebun Geran Kelurahan Malabero Kelurahan Bentiring Kelurahan Beringin Raya Kelurahan Lingkar TImur RPJMD Kota Bengkulu Tahun

33 Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang-Tinggi; Kawasan Lindung(kawasan sekitar Danau Dendam); 6. Sub Pusat Pelayanan Kota Pagar Dewa 7. Sub Pusat Pelayanan Kota Betungan 8. Sub Pusat Pelayanan Kota Pulau Baai Kawasan Perdagangan dan Jasa skala Kecamatan; Kawasan Pendidikan skala Regional; Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Pusat Pelayanan Transportasi sklala Kota dan Regional; Pusat Perdagangan dan Jasa skala Kecamatan; Perumahan Kepadatan Rendah-Sedang Pusat Pelayanan Transportasi skala Regional; Pusat Perdagangan dan Jasa skala Kecamatan; Pusat Industri skala Regional 9. Pusat Lingkungan Pusat Perdagangan dan Jasa Skala Kelurahan Pusat Pelayanan Fasilitas Umum Skala Kelurahan Pusat Pendidikan skala Kelurahan Pusat pengembangan industri Rumah Tangga skala kelurahan Kelurahan Pagar Dewa Kelurahan Betungan Kelurahan Sumber Jaya Pematang Gubernur, Rawa Makmur, Surabaya, Pasar Bengkulu, Kebun Keling, Kebun Tebeng, Lempuing, Penurunan, Timur indah, Jalan Gedang, Sumur Dewa, Muara Dua, Suka Rami, Kandang Sumber: Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu Tahun Nomor 14 Tahun 2012 RPJMD Kota Bengkulu Tahun

34 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1. Pertumbuhan Ekonomi Jika dilihat dari perkembangan PDRB mulai tahun , kinerja perekonomian Kota Bengkulu dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan indikator faktor produksi lainnya untuk memberikan nilai tambah yang diperoleh dari seluruh aktifitas perekonomian disuatu daerah. Nilai PDRB Atas dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan di Kota Bengkulu dari tahun untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.25 dibawah ini. Tabel 2.25 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Bengkulu Tahun Uraian PDRB ADHB (Juta Rupiah) PDRB ADHK 2000 (Juta Rupiah) Pertumbuhan Ekonomi (persen) Sumber : BPS kota Bengkulu ,430, ,869, ,191, ,551, ,968, ,43 1,805, ,898, ,001, ,129, ,270, , Pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun menunjukkan trend yang terus meningkat, kecuali pada tahun 2008 dan 2009 sedikit mengalami penurunan yang disebabkan oleh krisis ekonomi global yang melanda seluruh negara tidak terkecuali Indonesia. Namun pada tahun 2010, pertumbuhan ekonomi Kota Bengkulu sedikit membaik dengan berada pada kisaran angka 6,36 persen. Dan pada tahun 2011 menjadi 6,66 persen, pertumbuhan ekonomi Kota Bengkulu naik sebesar 0,30 persen dan pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Kota Bengkulu meningkat menjadi 7,01 persen. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

35 Tabel 2.26 PDRB per Kapita Kota Bengkulu Tahun Pemerintah Kota Bengkulu Uraian PDRB ADHB (Juta rupiah) Jumlah 3,430, ,869, ,191, ,551, ,968, ,43 Penduduk 270, , , , , PDRB perkapita (Rupiah) 12,701,873 14,096,685 15,033,375 14,753,072 15,857,703 13,032,239 Sumber : BPS kota Bengkulu 2013 Berdasarkan tabel 2.26 pada tahun 2011 nilai nominal PDRB per kapita per tahun penduduk Kota Bengkulu sebesar Rp. 15,857,703. Sementara itu nilai riil PDRB per kapita per tahun penduduk Kota Bengkulu sebesar Rp. 7,247,684. Akan tetapi bila dibandingkan dengan nilai nominal dan nilai riil PDRB per kapita, tingkat kesejahteraan penduduk Kota Bengkulu sudah berada di atas tingkat kesejahteraan penduduk di tingkat Propinsi dengan nilai nominal PDRB per kapita penduduk Propinsi Bengkulu mencapai Rp. 4,8 juta pada tahun Peranan sektor Perdagangan, Perhotelan dan Restoran dalam perekonomian Kota Bengkulu masih sangat dominan. Kedudukan sektor Perdagangan, Perhotelan dan Restoran sebagai leading sector dalam perekonomian Kota Bengkulu masih sangat sulit ditransformasikan oleh sektor-sektor lainnya, hal ini dikarenakan posisi Kota Bengkulu sebagai Ibukota Propinsi sangat berperan dalam pergerakan dan perkembangan sektor perdagangan, perhotelan dan restoran. Kontribusi sektor Perdagangan, Perhotelan dan Restoran dapat dilihat dari besarnya kontribusi dalam PDRB Kota Bengkulu dibandingkan dengan sektor-sektor lain. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

36 Gambar 2.5 Distribusi PDRB Kota Bengkulu Menurut Lapangan Usaha Tahun ,48 24,02 9,69 5,23 16,98 35,09 Pertanian Perdagangan, Perhotelan dan Restoran Pengankutan dan Komunikasi Jasa-jasa Keuangan, Persewaan dan Perusahaan Lain-lain Sumber: Bengkulu Dalam Angka, 2011 Pada gambar 2.5 tampak bahwa sektor Perdagangan, Perhotelan dan Restoran menempati urutan teratas dalam struktur perekonomian Kota Bengkulu. Nilai nominal PDRB sektor Perdagangan, Perhotelan dan Restoran Atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2011 sebesar Rp. 1,810, triliun, sedangkan kontribusinya dalam PDRB Kota Bengkulu sebesar 35,09 persen. Selain Sektor Perdagangan, Perhotelan dan Restoran, struktur perekonomian Kota Bengkulu juga dibentuk oleh Sektor Jasa. Sektor Jasa-jasa ini memberikan kontribusi besar dalam PDRB pada tahun 2011 yaitu sebesar 22,54 persen lebih besar dibandingkan tahun 2010 yang hanya 22,34 persen, hal ini diakibatkan kenaikan kontribusi layanan jasa yang diberikan pihak swasta pada tahun 2011 sebesar 7,38 persen meningkat dibandingkan tahun 2010 yang hanya sebesar 7,19 persen. Kinerja tinggi dari kedua sektor ini menegaskan karakteristik Kota Bengkulu sebagai pusat pemerintahan, pelayanan dan jasa serta daerah tujuan wisata. Hal ini juga mengindikasikan kenaikan permintaan domestik sebagai akibat kenaikan pendapatan masyarakat. Kontribusi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dalam PDRB Kota Bengkulu tahun 2011 sebesar 16,62 persen, sedikit menurun dibandingkan dengan tahun 2010 yang nilainya mencapai 16,39 persen, hal ini diakibatkan karena terjadinya RPJMD Kota Bengkulu Tahun

37 penurunan kontribusi sektor pengangkutan Laut yang dikarenakan pendangkalan di Dermaga Pulau Baai. Setelah Sektor Pengangkutan dan Komunikasi struktur perekonomian Kota Bengkulu juga dibentuk oleh Sektor Keuangan, Persewaan dan Perusahaan dengan kontribusi sebesar 8,48 persen yang sedikit mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010 yang hanya sebesar 8,47persen, kenaikan ini dikarenakan dukungan dari sektor perbankan yang memberikan kontribusi 3,83persen. Kontribusi Sektor Pertanian, Industri, Bangunan, Listrik Gas dan Air bersih, dan Tambang dalam PDRB Kota Bengkulu pada tahun 2011 sebesar 7,05 persen, 4,17persen, 3,53persen, 0,79 persen, dan 0,65persen. 2. Laju Inflasi Tingginya pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada melonjaknya tingkat inflasi di Kota Bengkulu, hal Ini perlu diwaspadai karena laju inflasi yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan besaran pertumbuhan ekonomi di Kota Bengkulu. Ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh kenaikan harga yang dapat mengurangi pendapatan riil penduduk Kota Bengkulu secara keseluruhan. Tabel 2.27 Laju Inflasi Kota Bengkulu Tahun Kelompok / Sub Kelompok Group / Sub Group Laju Inflasi - Rate on Inflation (1) (3) (4) (5) UMUM A. Bahan Makanan Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya Daging dan hasilnya Ikan Segar Ikan diawetkan Telur, Susu dan Hasilnya Sayur-sayuran Kacang-kacangan Buah-buahan Bumbu-bumbuan Lemak dan Minyak Bahan Makanan Lainnya RPJMD Kota Bengkulu Tahun

38 B. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Makanan Jadi Minuman Tidak Beralkohol Tembakau dan Minuman Beralkohol C. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Biaya Tempat Tinggal Bahan Bakar, Penerangan dan Air Perlengkapan Rumah Tangga Penyelenggaraan Rumah Tangga Sumber : BDA Kota Bengkulu Indeks Pembangunan Manusia Selama periode 2007 sampai dengan 2012 pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bengkulu melalui Program Tiga Pilar Pembangunan yang meliputi Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi Kerakyatan telah menunjukan hasil yang menggembirakan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) ditandai dengan meningkatnya derajat kesehatan dan taraf pendidikan masyarakat, hal ini dapat dilihat dari angka harapan hidup (AHH), angka melek huruf (AMH), rata-rata lama sekolah (RLS), pengeluaran per kapita riil (Rp.000) yang merupakan komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM), untuk lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.28 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Kota Bengkulu Tahun No. Uraian Angka Harapan Hidup (tahun) ,34 70,49 2. Angka Melek Huruf (persen) ,07 99,25 3. Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) 4. Pengeluaran per Kapita Riil (Rp.000) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumber: BDA Kota Bengkulu ,80 10,91 10,99-645,86 647, ,31 77,62 RPJMD Kota Bengkulu Tahun

39 Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan hasil perhitungan proyeksi yang sering dipakai sebagai salah satu indikator kesejahteraan rakyat, AHH penduduk Kota Bengkulu menurut BPS tahun 2011 adalah 70,49 tahun meningkat dibanding tahun 2010 yang mencapai 70,34 tahun dan berada pada peringkat pertama dibanding kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Bengkulu. Angka Melek Huruf (AMH) yang menggambarkan proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis di Kota Bengkulu pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan yaitu dari 99,07 pada tahun 2009 menjadi 99,25. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) yang menggambarkan lamanya penduduk usia 15 tahun ke atas yang bersekolah meningkat menjadi 10,99 tahun pada tahun 2011 dari 10,91 tahun pada tahun Pengeluaran Riil per kapita (Rp 000) sebagai salah satu komponen pembentukan IPM, untuk Kota Bengkulu pengeluaran riil per kapita tahun 2010 yaitu 645,86 rupiah dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 647,59 rupiah. Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukan dengan melihat perkembangan IPM yang mencerminkan capaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Keempat komponen pembentuk IPM di Kota Bengkulu seperti diuraikan di atas mengalami peningkatan dan hal ini mempengaruhi meningkatkan IPM Kota Bengkulu tahun 2011 menjadi 77,62 dari 77,31 pada tahun RPJMD Kota Bengkulu Tahun

40 ii. Kesejahteraan Sosial 1. Pendidikan Pemerintah Kota Bengkulu Tabel 2.29 Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni Tahun No Jenjang Pendidikan Pendidikan Dasar/SD Pendidikan SMP/Sederajat Pendidikan SMA/Sederajat APS (persen) APK (persen) APM (persen) , ,95 106, ,00 91, , ,44 109, ,15 70, , ,31 103, ,18 72, Sumber : BDA Kota Bengku Tahun 2012 Dari tabel 2.29 dapat dilihat untuk tingkat SD, APK masih melebihi 100 persen. Ini artinya masih banyak siswa yang berumur di bawah tujuh tahun (underage) dan di atas 12 tahun (overage) yang masih mengikuti pendidikan di tingkat SD. APK pada tingkat SLTP mengalami peningkatan dari 107,25 persen pada tahun 2009 menjadi 109,25persen pada tahun Sedangkan APK pada tingkat SLTA terus mengalami kenaikan selama kurun waktu Angka Partisipasi Murni (APM) per jenjang pendidikan terus menurun selama kurun waktu 2 tahun terakhir. Ini menunjukan bahwa akses masyarakat untuk memasuki sekolah per jenjang pendidikan terus meningkat. APM menurut jenjang pendidikan adalah untuk mengukur banyaknya usia sekolah yang bersekolah tepat waktu dalam suatu jenjang pendidikan dari setiap 100 penduduk usia sekolah, yaitu SD 7-12 tahun, SLTP tahun dan SLTA tahun. Dari gambaran di atas juga dapat dilihat, semakin tinggi tingkat pendidikan maka tingkat partisipasi sekolah semakin kecil. Hal ini di sebabkan oleh kurangnya fasilitas sehingga mempersulit akses, keterbatasan ekonomi sehingga terpaksa harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan intelektual. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

41 2. Kesehatan Angka Kematian Bayi (AKB) menggambarkan proporsi bayi meninggal setelah dilahirkan dan belum cukup mencapai umur satu tahun per kelahiran. Di Kota Bengkulu pada tahun 2011 terjadi 64 kasus kematian bayi, lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 yang hanya terjadi 50 kasus kematian bayi. Hal ini dikarenakan data kematian bayi penduduk Kota Bengkulu dari Rumah Sakit terjaring karena kegiatan Surveilans Respon KIA. Sedangkan Angka Kematian Balita (AKAB) menggambarkan proposi balita meninggal antara satu sampai lima tahun per kelahiran. Angka kematian Balita di Kota Bengkulu berdasarkan data dari Profil Kesehatan Kota Bengkulu tahun 2011 diperoleh angka kasus kematian balita pada tahun 2011 yaitu 0,6 per 1000 kelahiran hidup, tahun 2010 sebesar 1,4 per 1000 kelahiran hidup, tahun ,67 per 1000 kelahiran hidup,, tahun 2008 sebesar 1,30 per 1000 kelahiran hidup dan tahun 2007 sebesar 1,20 per 1000 kelahiran hidup. Akan tetapi data tentang kematian balita ini masih diragukan karena laporan kematian dari kelurahan tidp kelahir hidup sehingga data yang dipeoleh tidak mewakili keadaan yang sebenarnya. Indikator kesejahteraan rakyat yang lainnya adalah jumlah penderita gizi buruk. Di Kota Bengkulu dalam kurun waktu Tahun , terjadi penurunan persentase penderita gizi buruk yang cukup signifikan. Hal ini menunjukan bahwa adanya perkembangan dalam pemenuhan gizi. Tabel 2.30 Perkembangan Penderita Gizi Buruk Tahun Gizi Lebih Gizi Baik Gizi Kurang Gizi Buruk ,64 87,26 10,18 0, ,50 91,50 5,10 0, ,60 85,90 11,40 1, ,56 82,39 14,22 1, ,73 85,74 10,23 1,29 Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, 2011 RPJMD Kota Bengkulu Tahun

42 Selain itu, indikator kesehatan dapat dilihat dari Usia Harapan Hidup penduduk Kota Bengkulu menurut BPS pada tahun 2011 adalah 70,49 hal ini terjadi peningkatan sebesar 0,15 dibandingkan tahun 2010 yaitu sebesar 70,34, kenaikan ini menunjukkan adanya peningkatan taraf kesehatan penduduk Kota Bengkulu. Hal ini diikuti dengan penurunan angka indikator Prevalensia Anak Balita Pendek (Sunting), Presentase Peta Infromasi Masyarakat Kurang gizi, Prevalensia HIV, Prevalensia TBC, Prevalensia Malaria, Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap, Angka Kesakitan DBD, Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Nenonatal, Cakupan KN lengkap, Cakupan Peserta KB. Indikator yang penting adalah penolong persalinan karena semestinya persalinan yang aman adalah persalinan dibantu oleh dokter atau bidan. Hal ini untuk mengurangi tingkat kematian ibu dan bayi yang angkanya di Indonesia masih cukup tinggi. Dari gambar 2.6 dapat dilihat bahwa baik persalinan yang ditolongan bidan, kunjungan internal maupun postnatal yang paling banyak terjadi pada tahun 2009 dan tahun berikutnya tahun 2010 hingga tahun 2011 terus mengalami penurunan. Gambar 2.6 Persalinan yang Ditolong Bidan, Kunjungan Internal dan Postnatal di Kota Bengkulu Persalinan yang Ditolong oleh Bidan Kunjungan Internal Kunjungan Postnatal Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, 2011 RPJMD Kota Bengkulu Tahun

43 16,79 14,40 13,28 12,43 6,49 15,02 22,55 22,26 20,90 22,23 3. Kemiskinan Pemerintah Kota Bengkulu 4. Gambar 2.7 Posisi Relatif Tingkat Kemiskinan Kota Bengkulu Per September 2011 Posisi Relatif Tingkat Kemiskinan (%) Provinsi Bengkulu per September ,00 Kab/Kota Nasional (12,36%) Provinsi Bengkulu (17,36%) 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Sumber : BPS, data diolah Bappeda Kota Bengkulu Berdasarkan gambar 2.7 terlihat bahwa posisi relatif tingkat kemiskinan Kota Bengkulu mempunyai angka kemiskinan rata-rata sebesar 22,23 persen Per September tahun Posisi kemiskinan ini masih berada di atas Propinsi yang rata-rata 17,36 persen dan posisi nasional rata-rata 12,36 persen. Tingkat kemiskinan Kota Bengkulu berada pada urutan ke tiga setelah Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur. Berdasarkan RPJM Nasional, Pada tahun 2014 diharapkan tingkat kemiskinan nasional berada pada 8-10 persen. Gambar 2.8 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kota Bengkulu Tahun Per September 2011 Perkembangan Tingkat Kemiskinan (%) Kota Bengkulu, Tahun Per September ,16 17,57 17,69 22,23 10,71 10,11 8,65 9,28 9, Sumber : BPS, data diolah Bappeda Kota Bengkulu RPJMD Kota Bengkulu Tahun

44 Terlihat pada gambar 2.8 Perkembangan Penduduk miskin Kota Bengkulu dari tahun 2002 Per September 2011 mengalami kenaikan yang cukup sigifikan dimana pada tahun 2002 sebesar 10,71 persen mengalami peningkatan menjadi 22,23 persen per September Dalam kurun waktu 2002 sampai dengan September 2011 ini, dari tahun ketahun mengalami varisi penurunan dan kenaikan tingkat kemiskinan dimana pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2005 terjadi penurunan. Pada tahun 2002 ke tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 2, 06 persen. Pada tahun 2005 hingga 2011 terjadi kenaikan tingkat kemiskinan sebesar 12,95 Persen, perkembangan jumlah penduduk miskin Kota Bengkulu terlihat pada gambar 2.9. Gambar 2.9 Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan Kota Bengkulu Tahun ,00 4,00 3,00 2,00 1,00 Perkembangan Indeks kedalaman Kemiskinan (%) Kota Bengkulu, Tahun Per September ,49 3,60 3,34 3,30 4,10 0, Sumber : BPS, data diolah Bappeda Kota Bengkulu Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTSM)dan individu miskin per kecamatan dan per kelurahan di Kota Bengkulu dapat dilihat pada tabel 2.31 dan tabel Simpul kemiskinan Kota Bengkulu berdasarkan jumlah individu berada pada Kecamatan Selebar, Kecamatan Kampung Melayu, Kecamatan Ratu Agung, Kecamatan Singaran Pati, dan Kecamatan Muara Bangkahulu. Namun demikian bila dibandingkan dengan jumlah penduduk perkecamatan konsentrasi individu miskin tertinggi berada pada Kecamatan Kampung Melayu sebesar 55,02persen, diikuti Kecamatan Sungai Serut, Kecamatan Ratu Samban, Kecamatan Selebar, Kecamatan Singaran Pati dan Kecamatan Muara Bangkahulu. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

45 Tabel 2.31 Data Rumah Tangga Miskin (RTSM) dan Individu Miskin Kota Bengkulu Per 2012 Kecamatan Rumah Tangga Individu Selebar Kampung Melayu Gading Cempaka Ratu Agung Ratu Samban Singaran Pati Teluk Segara Sungai Serut Muara Bangkahulu Total Sumber: BPS Per Juli 2012 Tabel 2.32 Data Rumah Tangga Miskin (RTSM) Per Kelurahan di Kota Bengkulu Per 2012 Kecamatan Kecamatan Kecamatan RTSM RTSM Selebar Ratu Agung Teluk Segara RTSM Betungan 615 Tanah Patah 209 Malabero 228 Pekan Sabtu 252 Kebun tebeng 224 Kebun Keling 108 Sawah Lebar 426 Sumur Melele 167 Suka Rami 414 Baru Pagar Dewa 1057 Sawah Lebar 436 Berkas 126 Bumi Ayu 491 Nusa Indah 149 Pasar Baru 38 Sumur Dewa 477 Kebun Kenanga 247 Jitra 63 Kebun Beler 185 Pasar Melintang 51 Lempuing 350 Pondok Besi 88 Kebun Ros 137 Pintu Batu 60 Tengah Padang 155 Bajak 164 Kampung Bali 69 Total 3306 Total 2226 Total 1454 Kecamatan Kampung Melayu RTSM Kecamatan Ratu Samban RTSM Kecamatan Sungai Serut RTSM Teluk Sepang 331 Anggut Bawah 33 Surabaya 224 Sumber Jaya 800 Penurunan 126 Semarang 121 Kandang 385 Padang Jati 209 Tanjung Jaya 80 Kandang Mas 465 Belakang Tanjung Agung 78 Pondok 244 Padang Serai 389 Pengantungan 204 Sukamerindu 374 Muara Dua 79 Kebun Dahri 111 Kampung Kelawi 195 RPJMD Kota Bengkulu Tahun

46 Kebun Geran 118 Pasar Bengkulu 179 Anggut Atas 76 Anggut Dalam 72 Total 2449 Total 1193 Total 1251 Kecamatan Gading Cempaka RTSM Kecamatan Singaran Pati RTSM Kecamatan Muara Bangkahulu RTSM Sido Mulyo 278 Dusun Besar 419 Beringin Raya 185 Jalan Gedang 238 Panorama 791 Rawa Makmur 248 Padang 101 Kandang Limun 344 Harapan Lingkar Timur 98 Cempaka 53 Pematang 290 Permai Jembatan Kecil 140 Gubernur Lingkar Barat 211 Timur Indah 119 Bentiring 382 Rawa Makmur 218 Padang Nangka 432 Permai Bentiring Permai 258 Total 881 Total 1999 Total 1925 Sumber: BPS Per Juli Tenaga Kerja dan Kesempatan kerja Angkatan kerja menunjuk pada kelompok penduduk yang berada pada pasar kerja, yaitu penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang siap terlibat dalam kegiatan ekonomi produktif. Mereka yang dapat diserap oleh pasar kerja digolongkan sebagai bekerja sedangkan yang tidak/belum diserap oleh pasar kerja yaitu mereka yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, kemudian digolongkan sebagai penganggur. Bila dibandingkan pada Tahun 2010, maka proposi yang terserap di sektor Perdagangan dan Jasa terjadi penurunan. Pekerja yang terserap di sektor jasa meningkat dan begitu juga halnya pada sektor perdagangan, tetapi hanya mengalami sedikit peningkatan, Hal ini menunjukan terjadinya pergeseran penyerapan tenaga kerja dimana angka penambahan tertinggi adalah ke sektor Perdagangan. Ini artinya, selain sektor jasa, sektor perdagangan juga merupakan sektor yang dapat diandalkan dalam penyerapan tenaga kerja. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

47 Tabel 2.33 Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun Lapangan Usaha (1) (2) (3) (4) (5) Pertanian (Agriculture) 8,54 11,46 6,6 9,71 Pertambangan dan Penggallian (Mining and Quarrying) 0,93 0,85 0,6 1,06 Industri Pengolahan (Industry) 5,97 3,04 3,5 5,13 Listrik, Gas dan Air Minum (Electricity and Water Supply) 0,86 0,61 0,5 0,80 Konstruksi (Construction) 8,72 5,95 9,5 9,93 Perdagangan (Trade) 32,38 27,72 35,9 31,86 Transportasi & Komunikasi (Transportation & Communication) 8,44 5,80 6,6 6,47 Bank & Lembaga Keuangan (Bank and Finance) 1,96 2,49 3,9 4,70 Jasa-Jasa (Services) 32,20 39,93 32,9 30,33 Lainnya (Others) - 2, Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BDA Kota Bengkulu Tahun 2012 Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), Tingkat pengangguran terbuka, dan tingkat kesempatan kerja di kota bengkulu dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2.34 Presentase Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Seminggu Yang lalu Tahun 2011 Jenis Kegiatan Laki - Laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) ANGKATAN KERJA 41,1 25,59 66,69 Economically Active BEKERJA 39,78 24,84 64,62 MENCARI KERJA 1,32 0,75 2,08 BUKAN ANGKATAN KERJA 8,93 24,37 33,3 Not Economically Active SEKOLAH 5,87 6,14 12,01 MENGURUS RUMAH TANGGA 0,50 16,34 16,84 LAINNYA 2,56 1,89 4,45 Jumlah 50,03 49,97 100,00 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 41,10 25,59 66,70 Tingkat Pengangguran 3,22 2,95 3,11 Sumber: BDA Kota Bengkulu Tahun 2012 RPJMD Kota Bengkulu Tahun

48 Dari tabel statistik di atas, dapat kita lihat bahwa pada Tahun 2011 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kota Bengkulu sebesar 66,70, tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,11 dan merupakan TPT tertinggi terdapat di Propinsi. Pada tahun 2011, penduduk umur 15 tahun ke atas yang termasuk angkatan kerja di Kota Bengkulu berjumlah 67 persen sedangkan 33 persen bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang berkerja sebesar 65 persen dan penggangguran 2 persen. Sementara itu yang bukan angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bersekolah 12 persen, mengurus rumah tangga 17 persen dan lainnya sebesar 4 persen. Dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan, penduduk yang bekerja pada tahun 2011 didominasi oleh tamatan SLTA sebesar 40 persen sedangkan tamatan sarjana hanya 16 persen. Gambar 2.10 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama di Kota Bengkulu 2011 Sumber: BDA Kota Bengkulu Tahun 2012 Selain itu penduduk umur 15 tahun keatas yang bekerja sebagai buruh/karyawan sebesar 56 persen sedangkan sebagai pengusaha baik itu berusaha sendiri maupun dibantu pekerja dibayar maupun tidak dibayar hanya 28 persen. Ini dapat dilihat bahwa minat dari penduduk masih lebih besar untuk menjadi buruh atau pegawai daripada berusaha. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

49 6. Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Sosial Pemerintah Kota Bengkulu Lahirnya program Kelurga Berencana (KB) antara lain bertujuan untuk menekan tingginya angka kelahiran. Salah satu indikator keberhasilan dari program KB ini adalah jumlah aseptor KB dan jenis kontrasepsi yang digunakan. Dari gambar 2.11 terlihat bahwa jumlah aseptor KB paling banyak di daerah Gading Cempaka (9.170 orang) yang disusul oleh Kecamatan Ratu Agung (7.721 orang). Gambar 2.11 Jumlah Aseptor KB per Kecamatan di Kota Bengkulu 2011 Sumber : Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, 2011 Dari data jenis kontrasepsi yang digunakan terlihat pada gambar 15 bahwa kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah suntik yaitu sebesar 46 persen kemudian pil 29 persen sedangkan penggunaan alat KB kondom sebesar 4 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa keikutsertaan kaum pria di kota Bengkulu masih sangat kecil dalam pelaksaanaan program KB. Gambar 2.12 Persentase Akseptor Aktif & Penggunaan Alat Kontrasepsi di Kota Bengkulu 2011 Sumber : Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, 2011 RPJMD Kota Bengkulu Tahun

50 Selama tahun 2010 dan 2011 rata-rata jumlah anak per keluarga mengalami penurunan yang mengartikan bahwa program keluarga berencana yang direncanakan dapat berjalan dengan baik, dimana pada tahun 2010 rata-rata jumlah anak per keluarga sebesar 4.7 dan turun menjadi Gambar 2.13 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Seminggu Yang Lalu di Kota Bengkulu 2011 Sumber: BDA Kota Bengkulu Kriminalitas Dari data tambahan kriminalitas berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri menurut jenis kejahatan dari tahun mengalami peningkatan pada tahun 2010 terdapat 341 narapidana naik menjadi 506 napi tahun Pada tahun 2011 kasus yang paling banyak adalah pencurian 154 kasus disusul oleh kasus Narkotika 111 kasus. Tabel 2.35 Rasio Tindak Kriminalitas Tahun URAIAN TAHUN Jumlah Kriminal Jumlah Penduduk Rasio 1,56 1,54 1,22 1,10 1,61 1,26 Sumber : Profil Daerah Kota Bengkulu 2013 RPJMD Kota Bengkulu Tahun

51 2.3. Pelayanan Umum Pelayanan Dasar 1. Pendidikan Hampir semua kita sepakat bahwa pendidikan yang berkualitas merupakanan kebutuhan dasar bagi suatu bangsa yang ingin maju dan berkembang. Pendidikan dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan keahlian tenaga kerja dan pada gilirannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Di era otonomi daerah, urusan pendidikan dari tingkat TK hingga SLTA menjadi tanggung jawab daerah, hanya perguruan tinggi yang masih dipegang pusat. Jelas bahwa masa depan pendidikan sangat tergantung pada kemampuan pemda dalam mengelola sektor pendidikan. Tabel 2.36 Rasio Murid-Guru dan Rasio Murid Sekolah Kota Bengkulu 2011 Jenjang Pendidikan Rasio Murid-Guru Rasio Murid- Sekolah (1) (2) (4) TK 8,65 55,04 SD 17,27 337,50 SLTP 12,26 354,00 SMU 10,93 376,40 SMK 9,72 399,60 Sumber Data: BDA Kota Bengkulu 2012 Dari tabel 2.36 terlihat bahwa tahun 2011 rasio murid-guru pada jenjang pendidikan TK paling rendah yaitu 8,65 yang berarti bahwa rata-rata murid yang diajar oleh 1 orang guru adalah kurang lebih 9 anak. Sedangkan rasio murid-guru paling tinggi adalah pada jenjang pendidikan SD yaitu 17,27. Untuk rasio muridsekolah paling tinggi terjadi di jenjang pendidikan SMK dimana rasionya 399,60 yang berarti bahwa daya tampung pada jenjang pendidikan di SMU kurang lebih 400 anak per sekolah. Sedangkan rasio murid-sekolah paling rendah terjadi pada jenjang pendidikan TK yaitu 55,04. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

52 Pendidikan di Kota Bengkulu menjadi prioritas pemerintah demi mewujudkan SDM yang berkualitas. Adapun data keadaan sekolah, baik jumlah sekolah per jenjang pendidikan, jumlah murid dan jumlah guru per kabupaten se-kota Bengkulu tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.37 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Kota Bengkulu Tahun 2012 Jenjang Jumlah Jumlah Guru Jumlah Murid Sekolah TK SD SLTP SLTA/SMK Sumber Data: Profil Daerah Kota Bengkulu Kesehatan Upaya yang dilakukan pemerintah sebagai penjabaran dari arah kebijaksaan pembangunan kesehatan di Kota Bengkulu diantaranya meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan melalui pembangunan sarana kesehatan di setiap wilayah. Hingga 2011 jumlah Puskesmas yang telah dibangun di Kota Bengkulu telah mencapai 20 puskesmas dan Posyandu sebanyak 192 unit. Tapi, apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Bengkulu, jumlah Posyandu yang ada masih jauh dari cukup. Hal ini terlihat dari kecilnya rasio Posyandu terhadap penduduk yaitu sebesar 0.62 per 100 balita. Penyediaan sarana kesehatan sebagai kebutuhan pokok dalam upaya peningkatan derajat kesehatan dan merupakan salah satu perhatian utama pembangunan di bidang kesehatan, yang memiliki tujuan agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati pelayanan dan sarana serta fasilitas kesehatan. Sarana Kesehatan yang berada di Kota Bengkulu dari Tahun dapat dilihat pada Tabel 2.38 berikut ini : RPJMD Kota Bengkulu Tahun

53 Tabel 2.38 Sarana Kesehatan di Kota Bengkulu Tahun Fasilitas Kesehatan Puskesmas Puskesmas Pembantu Klinik KB Rumah Bersalin Klinik Sanitasi Balai Pengobatan Posyandu Poskesdes Pos Obat Desa Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Swasta Rumah Sakit Jiwa Rumah Sakit TNI/Polri 2 2 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Adapun banyaknya tenaga kesehatan menurut jenis tenaga kesehatan di Kota Bengkulu kurun waktu dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.39 Banyaknya Tenaga Kesehatan di Kota Bengkulu Tahun Jenis Tenaga Kesehatan Dokter Umum Dokter Gigi Sarjana Kesehatan Masyarakat Perawat Umum Apoteker Bidan Sanitarian Tenaga Gizi Sumber : Profil Daerah Kota Bengkulu 2013 Adapun jumlah tenaga kesehatan yang ada di Kota Bengkulu masih sangat sedikit dimana rasio tenaga kesehatan per 1000 penduduk hanya 1,78, berarti bahwa 1 orang kurang lebih melayani 1000 penduduk. Adapun persentase tenaga kesehatan menurut keahliannya dapat dilihat pada gambar 2.15 RPJMD Kota Bengkulu Tahun

54 Gambar 2.14 Persentase Tenaga Kesehatan Menurut Keahlian Tahun di Kota Bengkulu ,31 2,97 3,91 7,03 Dokter Umum Dokter Gigi 14,84 SKM 31,56 4,22 30,16 Perawat Umum Apoteker Bidan Sanitarian Tenaga Gizi Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, 2011 Tenaga kesehatan paling banyak di Kota Bengkulu adalah bidan yaitu sebanyak 31,56 persen. Disusul oleh perawat umum sebanyak 30,16 persen dan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) sebanyak 14,84 persen. Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat di Kota Bengkulu belum banyak mendapat pelayanan kesehatan dari tenaga kesehatan dokter. 3. Sarana dan prasarana umum Menurut Dinas Pemukiman dan Prasarana Kota Bengkulu, panjang jalan pada tahun 2011 adalah 811,86 km dengan rincian 698,90 km yang telah diaspal (86,08persen), Kerikil 84,28 Km (10,38persen) dan tanah 28,68 Km (3,53persen). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 28. Sementara itu, menurut kondisi jalan, panjang jalan di Kota Bengkulu yang kondisinya baik sepanjang 698,9 Km (85,97persen) kondisi sedang 50 Km (6,15km), kondisi rusak ringan 30,9 km (3,80persen) dan kondisi rusak berat 33,14 km (4,07persen). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi jalan di Kota Bengkulu telah mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan upaya pemerintah daerah untuk terus membenahi kondisi jalan di Kota. Panjang jalan menurut kondisi di Kota Bengkulu Tahun 2011 dapat di lihat dalam tabel RPJMD Kota Bengkulu Tahun

55 Tabel 2.40 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan (Km) di Kota Bengkulu Tahun Pemerintah Kota Bengkulu Tahun Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat (1) (2) (3) (4) (5) ,67 91,19 18,84 10, ,67 91,19 4,84 3, ,80 95,75 9,68 6, ,15 38,87 11,63 42, ,90 50,00 30,90 33,14 Sumber data : BDA Kota Bengkulu 2012 Dan persentase panjang jalan menurut kondisi di Kota Bengkulu dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut: Gambar 2.15 Persentase Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan Di Kota BengkuluTahun 2011 Sumber: BDA Kota Bengkulu 2012 Untuk Pengelolaan sampah sejak dari sumbernya sesuai dengan UU No 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah sudah berjalan baik di kota bengkulu. Hal ini terlihat akan di bangunnya tempat pembuangan sampah akhir. Sampai tahun 2012 jumlah sampah yang dikelola oleh pemerintah kota dapat dilihat dari tabel 2.41 RPJMD Kota Bengkulu Tahun

56 Jumlah Sampah Rumah Tangga (M3) Tabel 2.41 Jumlah Sampah Rumah Tangga Yang Telah Dikelola Oleh PEMDA kota Bengkulu Tahun , , , Sumber data : Dinas Kebersihan Kota Bengkulu 2012 g. Perhubungan Provinsi Bengkulu saat ini memiliki 1 (satu) bandara yaitu Fatmawati Soekarno yang merupakan gerbang utama lalu lintas angkutan udara di Provinsi Bengkulu dan terletak di Kota Bengkulu sebagai Ibukota Propinsi. Terletak 14 km dari pusat Kota Bengkulu, saat ini Bandara Fatmawati Soekarno telah dapat melayani pesawat jenis Boeing dengan rute penerbangan masih terbatas pada rute Bengkulu Jakarta PP dengan maskapai Batavia Air, Lion Air, dan Sriwijaya Air, Citilink, Garuda, dan Wing Air. Pada tahun 2011 lalu lintas pesawat dan penumpang di Bandara Fatmawati Soekarno Kota Bengkulu cukup fluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini, dimana pada Bulan Juli, kedatangan dan keberangkatan pesawat mencapai titik puncak yakni 258 kali yang bertepatan dengan musim liburan sekolah. Gambar 2.16 Lalu Lintas Pesawat (Keberangkatan dan Kedatangan) di Bandara Fatmawati Soekarno Kota Bengkulu 2011 Sumber: BDA Kota Bengkulu 2012 RPJMD Kota Bengkulu Tahun

57 Hal ini sedikit berbeda pada jumlah penumpang yang berangkat maupun datang ke Bengkulu, dimana keberangkatan paling padat penumpang pada Bulan September yakni orang yang bertepatan dengan cuti bersama lebaran. Namun sebaliknya keberangkatan dan kedatangan paling jarang pada Bulan Agustus bertepatan dengan Bulan Ramadhan yakni dan orang. Gambar 2.17 Jumlah Penumpang yang Berangkat dari Kota Bengkulu Sumber : Pelabuhan Udara Fatmawati Soekarno Bengkulu Gambar 2.18 Jumlah Penumpang yang Datang Ke Kota Bengkulu 2011 Sumber : BDA Kota Bengkulu 2012 RPJMD Kota Bengkulu Tahun

58 Transportasi laut melalui Pelabuhan Pulau Baai yang merupakan pintu gerbang utama lalu lintas angkutan barang melalui Barat Laut bagi Provinsi Bengkulu yang terletak sekitar 25 km dari pusat kota dan mempunyai akses yang cukup dekat dengan sentra produksi pertanian di bagian Selatan Pulau Sumatera. Dan secara ekonomis mempunyai potensi strategis sebagai Pelabuhan untuk laut lepas di bagian Barat Pulau Sumatera. Pelabuhan Pulau Baai ditunjang dengan prasarana pokok seperti : lahan Pelabuhan seluas Ha, wilayah perairan seluas Ha, kolam pelabuhan seluas 250 Ha. Kondisi fisik Pelabuhan Pulau Baai saat ini panjang alur masuk pelabuhan adalah 800 m dengan jumlah dermaga sebanyak 3 buah yaitu Dermaga Samudera panjang 165 m dan lebar 18 m, Dermaga Nusantara panjang 84 m dan lebar 18 m serta Dermaga Lokal panjang 124 m dan lebar 10 m. Peralatan bongkar muat sebanyak 2 unit dengan kapasitas 500 ton/jam dan 1000 ton/jam. Break water kanan panjang 420 m dan tinggi 4,7 m; break water kiri panjang 395 m dan tinggi 4,7 m. Untuk kelancaran dan keamanan lalu lintas kapal di Pelabuhan Pulau Baai dipertahankan kedalaman alur antara -7 MLWS 10 MLWS (Meter Low Water Spring), namun saat ini kedalaman alur menjadi MLWS karena dampak sedimentasi yang cukup tinggi pada alur Pelabuhan Bulau Baai. Untuk memulihkan fungsi alur Pelabuhan dilaksanakan program pemeliharaan dengan melakukan pengerukan secara rutin. Volume bongkar muat barang di Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu pada tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada gambar dapat dilihat bahwa volume muat barang sebesar ton atau empat kali lipat terhadap Hal serupa juga terjadi untuk volume bongkar barang yakni ton atau lima kali lipat dibandingkan tahun 2010 yang hanya ton. RPJMD Kota Bengkulu Tahun

59 Gambar 2.19 Volume Bongkar Muat Barang (Ton)di Pelabuhan Pulau Baai Tahun Pemerintah Kota Bengkulu Sumber: BDA Kota Bengkulu Aspek Daya Saing Daerah Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Angka konsumsi rumah tangga per kapita mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Pada tahun 2007 sebesar Rp dan pada tahun 2010 meningkat menjadi Rp atau naik sebesar 60,97 persen. Dari jumlah tersebut, persentase konsumsi untuk non pangan rata-rata sekitar 36,5 persen. Sedangkan produktivitas daerah masih didominasi oleh sektor perdagangan, dan jasa-jasa Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur Pembangunan daerah ditandai dengan bertumbuhnya infrastruktur yang ada dalam daerah tersebut. Infrastruktur ini merupakan pemicu dan penggerak pertumbuhan ekonomi sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Infrastruktur yang merupakan utulitas umum seperti jalan raya, listrik, irigasi, jaringan air bersih, sarana prasarana kesehatan, pendidikan, dan pelayanan publik bagi masyarakat. Infrastruktur Kota Bengkulu saat ini sudah cukup memadai, meski begitu perawatan dan pertumbuhan infrastruktur terutama utilitas umum harus secara berkesinambungan terus ditingkatkan. Peningkatan sarana prasarana kesehatan, pendidikan dan pelayanan publik lebih didekatkan jaraknya ke RPJMD Kota Bengkulu Tahun

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU, MEMUTUSKAN :

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU, MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 28 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DALAM WILAYAH KOTA BENGKULU DENGAN

Lebih terperinci

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2.1. Tujuan Penataan Ruang Kota Bengkulu Tujuan penataan ruang wilayah kota dirumuskan berdasarkan: 1) visi dan misi pembangunan wilayah kota; 2) karakteristik wilayah kota;

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS I A

PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS I A Menimbang PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS I A SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS I A NOMOR : W7-A1/8/KU.0.//016 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA HAK-HAK KEPANITERAAN LAINNYA KETUA

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. UMUM BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka hal tersebut,

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Naskah Akademis untuk kegiatan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan dapat terselesaikan dengan baik

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BENGKULU KELAS IA Nomor: W8.U1 / 23/ Pdt / I / 2017

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BENGKULU KELAS IA Nomor: W8.U1 / 23/ Pdt / I / 2017 PENGADLAN NEGER / HUBUNGAN NDUSTRAL/ TNDAK PDANA KORUPS BENGKULU JL. May. Jend. S. Parman No. 05 Tlp/Fax. (0736) 21142 21948 Bengkulu Web Site : www.pn-bengkulu.go.id, E-Mail : pn.bengkulu@yahoo.com SURAT

Lebih terperinci

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang No 12 Tahun 1999 sebagai hasil pemekaran Kabupaten

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN LAMPIRAN IV INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN 2010-2030 NO. PROGRAM KEGIATAN LOKASI BESARAN (Rp) A. Perwujudan Struktur Ruang 1 Rencana Pusat - Pembangunan dan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

Fokus Penelitian Kesiapsiagaan

Fokus Penelitian Kesiapsiagaan KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KOTA BENGKULU DALAM MENGANTISIPASI BENCANA ALAM TIM BENGKULU Jakarta 17 Juni 2006 Fokus Penelitian Kesiapsiagaan Diarahkan pada jenis ancaman bahaya (hazard) gempa dan tsunami

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 32 TAHUN 1990 (32/1990) Tanggal : 25 JULI 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 2032merupakan suatu rencana yang disusun sebagai arahan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Banyuasin untuk periode jangka panjang 20

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Gambaran Umum Kota Surakarta 3.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah Kota Surakarta secara geografis terletak antara 110 o 45 15 dan 110 o 45 35 Bujur Timur dan antara

Lebih terperinci

Patung Kuda Simpang Lima merupakan Icon dari kota Bengkulu

Patung Kuda Simpang Lima merupakan Icon dari kota Bengkulu Patung Kuda Simpang Lima merupakan Icon dari kota Bengkulu 1. Profil Kota Bengkulu PROFIL KOTA BENGKULU Visi : Terwujudnya Bengkulu yang sejahtera dan bermartabat, APBD untuk rakyat. Misi: 1. Mewujudkan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan.... DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KONDISI GEOGRAFIS Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam berdasarkan Perda Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN KATA PENGANTAR Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten harus menyesuaikan dengan Undang-undang tersebut paling lambat 3 tahun setelah diberlakukan.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN Lampiran VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR TAHUN 2011 LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 2031 MATRIK

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas KAJIAN UMUM WILAYAH Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi dirancang dengan kegiatan utamanya pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i vii xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4 1.3.1 Hubungan RPJMD

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI

BAB IV GAMBARAN LOKASI BAB IV GAMBARAN LOKASI 4.1 Tinjauan Umum Kota Banjar Baru A. Lokasi Kota Banjarbaru sesuai dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 1999 memiliki wilayah seluas ±371,38 Km2 atau hanya 0,88% dari luas wilayah Provinsi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 33 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kepulauan Seribu Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terletak di sebelah Utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta. Pulau Paling utara,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 94 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum Wilayah Kota Bengkulu yang mencakup mengenai kondisi fisik wilayah yang terdiri dari kondisi geografis, iklim,

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA Sejalan dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk kota Jakarta, hal ini berdampak langsung terhadap meningkatnya kebutuhan air bersih. Dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

2.25. Jumlah Anak Balita Hidup dan Jumlah Kasus Kematian Balita di 32 KecamatanTahun II-42 Tabel Jumlah kasus kematian ibu hamil,

2.25. Jumlah Anak Balita Hidup dan Jumlah Kasus Kematian Balita di 32 KecamatanTahun II-42 Tabel Jumlah kasus kematian ibu hamil, LAMPRIAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN TAHUN 2014-2019 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

4.1 RENCANA KAWASAN LINDUNG

4.1 RENCANA KAWASAN LINDUNG RENCANA POLA RUANG Rencana pola ruang pada dasarnya merupakan penetapan lokasi serta besaran ruang untuk mewadahi berbagai jenis kegiatan fungsional perkotaan. Pola ruang wilayah Kota Bengkulu terdiri

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL

BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL 3.1. Tinjauan Kabupaten Bantul 3.1.1. Tinjauan Geografis Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu Kabupaten dari 5 Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci