PEMBUATAN PETA PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH DI KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN Skripsi. Oleh AFIF SURYATAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBUATAN PETA PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH DI KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN Skripsi. Oleh AFIF SURYATAMA"

Transkripsi

1 PEMBUATAN PETA PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH DI KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015 Skripsi Oleh AFIF SURYATAMA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

2 ABSTRAK PEMBUATAN PETA PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH DI KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015 Oleh Afif Suryatama Google earth diharapkan dapat memberikan informasi penggunaan lahan melalui peta penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo. Penelitian ini bertujuan membuat peta dan memberikan informasi mengenai kondisi penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015 dengan memanfaatkan google earth. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah peta Kecamatan Trimurjo tahun Objek dalam penelitian ini yaitu penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo. Pengumpulan data dilakukan dengan interpretasi foto udara, dokumentasi dan survey lapangan. Analisis data yang yaitu dengan analisa digital, penyajian data, dan deskripsi data sebagai laporan akhir dari penelitian ini. Hasil dalam penelitian ini: (1) Terdapat tujuh jenis penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo tahun 2015, yaitu lahan sawah, kebunan campuran, kebun karet, kebun sawit, pemukiman, kolam dan saluran irigasi. (2) Lahan sawah merupakan jenis lahan yang paling besar digunakan di Kecamatan Trimurjo Tahun (3) Sebagian besar jenis lahan di Kecamatan Trimurjo terletak pada lereng rendah antara 0-1,99% (Kelas I) serta terdapat lereng kelas II dan kelas III di bagian selatan Kecamatan Trimurjo Kata Kunci: Lahan, Penggunaan Lahan, Peta.

3 ABSTRACT THE MAKING OF MAPS OF LAND USE USING GOOGLE EARTH IN DISTRICT OF TRIMURJO LAMPUNG TENGAH YEAR 2015 By Afif Suryatama Google earth is expected to provide information of land use through map of land use in district Trimurjo. This study aims to make a map and to provide information about the condition of land use in district Trimurjo in 2015 by using google earth. This research using methods descriptive analysis. A subject in this research is map district Trimurjo at Objects in research is land use in district Trimurjo. The data collection was done to the interpretation of aerial photos, documentation and survey field. Analysis the data namely by analysis digital, presentation of data, and descriptions of data as a final report from the study. Results in this research is: (1) there are seven types of of land use in district Trimurjo year 2015, namely paddy field, mixed garden, rubber plantation, oil palm plantations, settlement, pond and the canal irrigation. (2) paddy field is the type of land the greatest used in district Trimurjo year (3) the most kinds of land in district Trimurjo located at the slope low between 0-1,99 % (class I) and there are slope class II and class III in the southern part of district Trimurjo. Key Words: Land, Land Use, Map.

4 PEMBUATAN PETA PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH DI KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015 Oleh AFIF SURYATAMA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN Pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

5

6

7

8 RIWAYAT HIDUP Afif Suryatama dilahirkan di Purwoadi, tanggal 23 September Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Sugiyarto, S.Sos. dan Ibu Sri Lestari. Penulis telah menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Dharma Wanita Desa Untoro pada tahun 1999, Pendidikan Dasar di SD Negeri 2 Purwoadi pada tahun 2005, Pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Trimurjo pada tahun 2008, dan Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 3 Metro tahun 2011, lalu penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung, S1 Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan akademik dan organisasi kemahasiswaan. Penulis mengikuti organisasi eksternal kampus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), selain itu penulis juga aktif pada organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial (HIMAPIS) sebagai ketua bidang pendidikan periode 2012/2013 dan aktif sebagai wakil ketua umum Ikatan Mahasiswa Geografi Komisariat Universitas Lampung periode 2013/2014.

9 MOTTO Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun (Ir. Soekarno) Anda tidak akan bisa lari dari tanggung jawab pada hari esok dengan menghindarinya pada hari ini ( Abraham Lincoln)

10 PERSEMBAHAN Terucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya kecilku ini sebagai tanda cinta, kasih sayang dan baktiku kepada : Ibunda dan Ayahanda Tercinta (Sri Lestari dan Sugiyarto, S.Sos.) sebagai sosok yang selalu sabar dan ikhlas membimbingku dari kacil hingga saat ini dengan iringan kasih sayang serta doa yang selalu beliau panjatkan tak lain untuk kesuksesanku Adikku (Fitri, Yuda, Annisa) Sebagai sosok periang yang memberi senyum kecilnya untuk bisa memberi nuansa semangat untukku serta Almamater Kebanggaanku Universitas Lampung sebagai tempat dalam menggali ilmu, menjadikanku sosok yang mandiri, serta jati diriku kelak.

11 SANWACANA Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Pembuatan Peta Penggunaan Lahan Menggunakan Google Earth Di Kecamatan Trimurjo Tahun 2015 sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung serta sebagai Dosen Pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi serta sebagai Dosen Pembimbing II yang telah bersedia dengan sabar membimbing penulis untuk memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Serta kepada Bapak Dedy Miswar, S.Si., M.Pd. selaku Dosen Pembahas yang selalu memberikan masukan serta saran kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. i

12 Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan izin dan pelayanan administrasi. 3. Bapak, Drs. Supriadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan izin dan pelayanan administrasi. 4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 6. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lampung Tengah yang telah memberikan bantuan dan kerjasama dalam penyusunan skripsi ini. 7. Kepala Badan Pembangunan dan Perencanaan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lampung Tengah yang telah memberikan bantuan dan kerjasama dalam penyusunan skripsi ini. 8. Bapak Camat Kecamatan Trimurjo beserta staff yang telah memberikan bantuan serta kerjasamanya atas tersusunnya skripsi ini. ii

13 9. Sahabat-sahabat seperjuanganku di program studi S1 Pendidikan Geografi angkatan 2011 Universitas Lampung, terima kasih atas kebersamaannya dalam menuntut ilmu dan menggapai impian. 10. Sahabat-sahabat KKN KT FKIP UNILA Pekon Heni Arong Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat, terima kasih atas kebersamaan dan kekeluargaan yang telah terjalin. 11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih. Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Bandar Lampung, November 2018 Penulis, Afif Suryatama iii

14 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... iv vi vii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Kegunaan Penelitian... 7 E. Ruang Lingkup Penelitian... 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjuan Pustaka Lahan... 9 a. Definisi Lahan... 9 b. Defenisi Penggunaan Lahan c. Defenisi dan Syarat Klasifikasi Penggunaan Lahan d. Klasifikasi Penggunaan Lahan Menurut (Malingreau) Google Earth Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra a. Penginderaan Jauh b. Interpretasi Citra Penginderaan Jauh Peta a. Definisi Peta b. Fungsi Peta c. Kegunaan Peta d. Tujuan Pembuatan Peta e. Klasifikasi Peta B. Kerangka Pikir iv

15 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian B. Waktu dan Tempat Penelitian C. Bahan dan Alat Penelitian Bahan Penelitian Alat Penelitian D. Subjek dan Objek Penelitian Subjek Penelitian Objek Penelitian E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel F. Teknik Pengumpulan Data Interpretasi Citra Dokumentasi Survey Lapangan G. Taknik Analisis Data H. Bagan Alur Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Astronomis Kecamatan Trimurjo Letak Geografis Kecamatan Trimurjo Keadaan Iklim Keadaan Topografi dan Kemiringan Lereng Jenis Tanah di Kecamatan Trimurjo Kondisi Kependudukan di Kecamatan Trimurjo a. Jumlah Penduduk b. Komposisi Penduduk B. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penggunaan Lahan Kecamatan Trimurjo Analilsis Penggunaan Lahan di Kecamatan Trimurjo Satuan Lahan Analisis Satuan Lahan di Kecamatan Trimurjo V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

16 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Klasifikasi Jenis Penggunaan Lahan Daftar Luas Wilayah Desa/Kelurahan di Kecamatan Trimurjo Koordinat Geografis Foto Udara di Kecamatan Trimurjo Data Curah Hujan di Kecamatan Trimurjo Tahun Tipe Iklim Schimidt-Ferguson Klasifikasi Kemiringan Lereng Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk di Kecamatan Trimurjo Persebaran Kepadatan Penduduk di Kecamatan Trimurjo Komposisi Penduduk dan Sex Ratio di Kecamatan Trimurjo Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Lahan di Kecamatan Trimurjo Persebaran Luas Lahan Sawah di Kecamatan Trimurjo Produktivitas Tanaman Pangan di Kecamatan Trimurjo Tahun Persebaran Luas Lahan Pemukiman di Kecamatan Trimurjo Persebaran Lahan Perkebunan di Kecamatan Trimurjo Persebaran Luas Lahan Perairan di Kecamatan Trimurjo Jenis Satuan Lahan di Kecamatan Trimurjo vi

17 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Diagram Alur Penelitian Peta Administrasi Kecamatan Trimurjo Tahun Foto Udara Google Earth Kecamatan Trimurjo Tahun Peta Foto Kecamatan Trimurjo Tahun Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Trimurjo Tahun Peta Jenis Tanah Kecamatan Trimurjo Tahun Peta Kepadatan Penduduk Kecamatan Trimurjo Tahun Susunan Hirarkhi Unsur Interpretasi Citra (Estes et al 1983) Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Trimurjo Tahun Peta Satuan Lahan Kecamatan Trimurjo Tahun vii

18 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lahan dimanfaatkan manusia untuk membangun pemukiman dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Suryatana (1985:9) dalam I Gede Sugiyanta (2007:4) lahan (land) adalah permukaan daratan dengan kekayaan benda-benda padat, cair, dan bahkan benda gas. Dengan demikian lahan adalah ruang di permukaan bumi dapat sebagai sumber daya yang dapat dieksploitasi, dimana dalam pemanfaatannya hendaknya dilakukan secara benar dengan mempertimbangkan kelestariannya. Meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia, akan semakin meningkat pula penggunaan lahan untuk tempat tinggal serta tempat kegiatan kehidupan sosial, ekonomi dan budaya. Kebutuhan lahan akan berdampak terhadap lahan yang digunakan oleh manusia, sehingga diperlukan analisis penggunaan lahan pada suatu wilayah agar sesuai dan sejalan dengan pembangunan pada masa yang akan datang. Penggunaan lahan diartikan sebagai setiap bentuk intervensi manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik matril maupun spirituil.

19 2 Menurut Lindgren (1985) dalam Sri Hardianti dan Tjaturahono Budi Santoso (2008:123) Penggunaan lahan (land use) adalah semua jenis penggunaan atas lahan oleh manusia, mencakup penggunaan untuk pertanian hingga lapangan olah raga, rumah mukim, hingga rumah makan, rumah sakit hingga kuburan. Sebagian besar masyarakat memiliki pemikiran untuk tidak membiarkan lahan kosong tidak terpakai. Lahan digunakan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan pembangunan pada suatu lahan atau mengolahnya menjadi lahan pertanian. Namun seringkali penggunaan lahan tidak memperhatikan kemampuan lahan dan kelestarian lingkungan alam. Penggunaan lahan yang mengakibatkan degradasi tanah, erosi, penurunan kesuburan tanah, penggaraman tanah, dan sebagainya; dapat disebut penggunaan berlebihan (over use), jika dianggap bahwa penggunaan sumber daya lahan yang secara umum ditinjau dari tujuan utama untuk memperbaiki atau mempertahankan faktor-faktor produksi atau mempertahankan dan memperbaiki keseimbangan ekologi suatu wilayah. Keputusan seseorang atau sekelompok masyarakat dalam menggunakan lahan dipengaruhi oleh faktor fisik, sosial, ekonomi dan teknik. Oleh karena itu kajian penggunaan lahan perlu memperhatikan pengambilan keputusan seseorang terhadap pilihan terbaik dalam menggunakan lahan untuk tujuan tertentu. Sehingga dibutuhkan peta penggunaan lahan sebagai media untuk menganalisis penggunaan lahan di suatu daerah. Dalam proses pemetaan penggunaan lahan terdapat tahap klasifikasi penggunaan lahan.

20 3 Su Ritohardoyo (2013:38) mengemukakan bahwa: Makna klasifikasi adalah proses penetapan obyek-obyek, kenampakan, atau satuan-satuan menjadi kumpulan-kumpulan, di dalam suatu sistem pengelompokan yang dibedakan berdasarkan sifat-sifat khusus, atau berdasarkan kandungan isinya. Manfaat utama dari kumpulan yang kompleks menjadi kelompok-kelompok (disebut kelas, kategori) yang dapat diperlakukan sebagai unit-unit yang seragam untuk suatu tujuan yang khusus. Jadi, tujuan klasifikasi adalah untuk menentukan kriteria dari klasifikasi. Sistem klasifikasi merupakan temuan para ahli yang disusun untuk menyesuaikan kebutuhan manusia. Oleh karena itu terdapat beberapa sistem klasifikasi yang dikemukakan para ahli. Pembahasan klasifikasi penggunaan lahan tidak terlepas dari makna tentang lahan sebagai sumber daya alam. Sumber daya alam sebagai kesatuan unsur-unsur lingkungan, baik fisik maupun biotik yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhaan dan meningkatkan kesejahteraan hidup. Su Ritohardoyo (2013:38) mengemukakan bahwa: Sumber daya terdiri atas dua sifat: (1) dapat diperbaharui atau dapat diremajakan dan lestari bila dikelola dengan baik; (2) tidak dapat diperbaharui atau diremajakan. Oleh karena itu penggunaannya harus mendapat perhatian yang utama dalam hal efisiensi. Agar sumber daya alam dapat pulih memberikan manfaat maksimal dan lestari, maka diperlukan pengelolaan yang intensif, ketepatan tumbuhan, kepastian usaha, dan hukum jangka panjang. Artinya pola penggunaan lahan yang tepat dan terpadu, baik dalam usaha tani, komoditas, maupun dalam pembangunan wilayah sangat diperlukan. Sehingga diperlukan pembakuan (standardized) klasifikasi penggunaan lahan dengan mempertimbangkan fakta fisik, sosial, budaya, ekonomi, ekologi, rencana pengembangan, keserasian lingkungan hidup, dan kelestarian sumber daya pada masa kini dan masa mendatang, serta present land use. Data yang tepat mengenai penggunaan lahan pada waktu ini sukar diperoleh, karena belum adanya pembakuan klasifikasi penggunaan lahan dan survey yang

21 4 menyeluruh mengenai sumber daya. Klasifikasi penggunaan lahan yang mendasarkan pada survey terpadu merupakan masukan yang sangat berharga atau merupakan data dasar penting dalam menentukan pembakuan klasifikasi penggunaan lahan. Lahan yang ada pada suatu wilayah merupakan salah satu sumberdaya yang cukup baik dikembangkan sesuai dengan potensinya. Potensi lahan yang tersedia dimanfaatkan penduduk dengan berbagai aktivitas menurut keinginan atau budaya yang berlaku tanpa disadari oleh suatu rencana yang baik dan sesuai dengan potensi lahannya, keadaan tersebut dapat berakibat buruk karena sebagian lahan yang ada bersifat dinamis akibat dari aktivitas alam. Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan potensinya akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lahan dan aspek lingkungan sehingga penduduk tidak dapat memanfaatkan lahan (ruang) secara efisien dan efektif. Sebagai akibat cepatnya perkembangan kehidupan pada bidang sosial ekonomi akan menghasilkan bentuk dan fungsi penggunaan lahan yang komplek, masalah yang perlu diperhatikan adalah penyediaan data dan informasi tentang penggunaan lahan yang meliputi jenis-jenisnya, sampai distribusi penggunaan lahan itu sendiri serta teknik penyajian dan analisis yang baik, diperlukan dalam analisis penggunaan lahan suatu wilayah. Usaha penyediaan data dan informasi mutakhir serta sistem pengelolaannya, ternyata teknik penginderaan jauh berupa interpretasi google earth merupakan alternatif pemecahan masalah yang baik dalam menyediakan data penggunaan lahan.

22 5 Menurut Su Ritohardoyo (2013:40) survey terpadu dapat merupakan gabungan antara hasil interpretasi foto udara dan penelitian di lapangan. Kegunaan foto udara ini untuk menginterpretasikan sistem bentang darat sebagai dasar dalam membuat peta dasar yang dapat digunakan sebagai peta dalam pekerjaan lapangan. Sehingga dalam penelitian ini google earth merupakan sumber masukan utama data penggunaan lahan untuk membuat peta penggunaan lahan serta akan dilaksanakan survey lapangan sebagai masukan data sekunder pada daerah penelitian untuk memeriksa hasil interpretasi google earth. Penggunaan lahan berbeda dengan penutup lahan. Penggunaan lahan mencakup informasi lahan yang lebih spesifik daripada penutup lahan. Purwadhi (1999) dalam Sri Hardianti dan Tjaturahono Budi Santoso (2008:123) mengemukakan bahwa: Informasi penggunaan lahan adalah penutup lahan permukaan bumi, kegunaan penutup lahan tersebut pada suatu daerah. Informasi penggunaan lahan berbeda dengan informasi penutup lahan yang dapat dikenali secara langsung dari citra penginderaan jauh. Informasi penggunaan lahan merupakan hasil kegiatan manusia dalam suatu lahan atau penggunaan lahan atau fungsi lahan, sehingga tidak selalu dapat ditaksir secara langsung dari citra penginderaan jauh, namun secara tidak langsung dapat dikenali dari asosiasi penutup lahannya. Informasi yang lengkap dibutuhkan untuk menentukan penggunaan lahan pada suatu wilayah, sehingga diperlukan sumber informasi tambahan menggunakan teknik survey lapangan. Survey lapangan ini bertujuan untuk melengkapi informasi penggunaan lahan, sehingga dapat membedakan penggunaan lahan berdasarkan penutup lahan yang tergambar pada google earth.

23 6 Pada masa kini masyarakat membutuhkan informasi yang cepat dan akurat. Akan tetapi permasalahan yang terjadi adalah belum terdapat informasi penggunaan lahan yang disajikan dalam bentuk spasial di Kecamatan Trimurjo. Oleh karena itu penelitian ini perlu dilaksanakan untuk mengolah data penggunaan lahan yang terekam pada google earth serta menyajikannya menjadi sebuah data spasial dalam bentuk peta penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo pada tahun Kecamatan Trimurjo terletak di sebelah selatan Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan ini beribukota di Kelurahan Simbar Waringin yang berjarak 30 kilometer dari ibukota Kabupaten Lampung Tengah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah, Kecamatan Trimurjo merupakan daerah dataran dengan luas 5.782,53 hektar yang tersusun atas 3.857,07 hektar luas lahan sawah dan 1.925,46 hektar lahan bukan sawah. Kecamatan Trimurjo memiliki jumlah penduduk yang mencapai orang, terdiri dari lakilaki dan perempuan. Masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Trimurjo menggunakan lahannya untuk beberapa macam kegiatan, diantaranya adalah untuk bermukim, bercocok tanam, serta kegiatan sehari-hari lainnya. Oleh karena itu akan dilakukan penelitian pembuatan peta penggunaan lahan menggunakan google earth di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015.Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penggunaan lahan yang terdapat di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015 menggunakan media google earth.

24 7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berapakah jenis penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah yang terekam pada foto udara google earth tahun 2015? 2. Apakah Jenis penggunaan lahan yang paling besar dimanfaatkan di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015? 3. Bagaimanakah kemiringan lereng yang terdapat pada masing-masing penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo tahun 2015? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui jenis penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah yang terekam pada foto udara google earth tahun Mengetahui jenis penggunaan lahan yang paling besar dimanfaatkan di Kecamatan Trimurjo pada tahun Mengetahui kemiringan lereng yang terdapat pada masing-masing penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo tahun 2015.

25 8 D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suplemen bahan ajar pada mata pelajaran Geografi di SMA kelas XII program IPS semester 1 pada pokok bahasan Peta dan Penginderaan Jauh. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan bagi pihak Perencana Pembangunan Daerah Kecamatan Trimurjo. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ruang lingkup objek penelitian adalah lahan di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah. 2. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah. 3. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun Ruang lingkup ilmu penelitian adalah Geografi meliputi Geomorfologi, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi.

26 9 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Dalam rangka mendukung penelitian ini, dikemukakan beberapa teori menurut para ahli yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Lahan a. Definisi Lahan Lahan merupakan daratan yang memiliki karakteristik alami seperti iklim, topografi, geologi, tanah serta hidrologi dan dipengaruhi oleh aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Malingreau (1977) dalam Muryono (2005:6) mengemukakan bahwa: Lahan merupakan suatu daerah di permukaan bumi yang ciri-cirinya mencakup semua pengenal yang bersifat cukup mantab dan dapat diduga berdasarkan daur dari biosfer, tanah, air, populasi manusia pada masa lampau dan masa kini sepanjang berpengaruh atas penggunaan lahan pada masa kini dan masa yang akan datang. Menurut Sitanala dalam I Gede Sugiyanta (2003:8) lahan dapat diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya, sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan, termasuk di dalamnya juga hasil kegiatan manusia di masa lampau dan sekarang.

27 10 Lahan memiliki sifat atau karakteristik yang spesifik. Lahan juga memiliki unsurunsur yang dapat diukur atau diperkirakan, seperti tekstur tanah, struktur tanah, kedalaman tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan, temperatur, drainase tanah, serta jenis vegetasinya. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa lahan merupakan material dasar yang merupakan bagian dari suatu lingkungan dan memiliki karakteristik baik dari keadaan tanah, iklim, distribusi hujan serta vegetasinya yang dapat digunakan oleh manusia dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya. b. Definisi Penggunaan Lahan Istilah penggunaan lahan (land use), berbeda dengan istilah penutup lahan (land cover). Perbedaannya, istilah penggunaan lahan biasanya meliputi segala jenis kenampakan dan sudah dikaitkan dengan aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan, sedangkan penutup lahan mencakup segala jenis kenampakan yang ada di permukaan bumi yang ada pada lahan tertentu. Penggunaan lahan adalah penggunaan lingkungan alam oleh manusia untuk mencukupi kebutuhankebutuhan yang tertentu. Namun definisi lebih lengkap oleh Malingreau (1978) diutarakan sebagai berikut: Penggunaan lahan adalah segala macam campur tangan manusia baik secara permanen ataupun secara siklus terhadap suatu kumpulan sumber daya alam dan berdaya buatan yang secara keseluruhannya disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhannya baik kebendaan maupun sprituil ataupun kedua-duanya. Menurut lilesand dan kiefer (1994) dalam Sri Hardiyanti Purwadhi Dan Tjaturahono Budi Sanjoto memberikan batasan mengenai penggunaan lahan yang

28 11 berkaitan dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu (permukiman, perkotaan, pesawahan). Di sisi lain menurut Lindgren (1985) dalam Sri Hardiyanti Purwadhi dan Tjaturahono Budi Sanjoto menyebutkan bahwa penggunaan lahan semua jenis penggunaan lahan atas lahan oleh manusia mencakup penggunaan untuk pertanian hingga lapangan olahraga, rumah mukim, hingga rumah makan, rumah sakit hingga kuburan. Sistem penggunaan lahan dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non pertanian. Penggunaan lahan pertanian antara lain tegalan, sawah, ladang, kebun, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung dan sebagainya. Penggunaan lahan non pertanian antara lain penggunaan lahan perkotaan atau pedesaaan, industri, rekreasi, pertambangan dan sebagainya (Arsyad, 1989). Berdasarkan definisi di atas, penggunaan lahan dapat diartikan sebagai semua campur tangan manusia terhadap lahan beserta isinya termasuk sumber daya alam dan sumber daya buatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia baik fisik maupun spiritual dan bahkan kedua-duanya. c. Definisi dan Syarat Klasifikasi Penggunaan Lahan Menurut Anderson et. al, (1972) dalam Sri Hardiyanti Purwadhi Dan Tjaturahono Budi Sanjoto (2008:124) mengemukakan bahwa klasifikasi penggunaan lahan adalah pengelompokan bebrapa jenis penggunaan lahan dalam kelas-kelas

29 12 tertentu, dan dapat dilakukan dengan pendekatan induksi untuk menentukan hirarkhi pengelompokan dengan menggunakan suatu sistem. Su Ritohardoyo (2013:47) mengemukakan bahwa: Syarat klasifikasi penggunaan lahan jika disajikan dalam suatu peta antara lain sebagai berikut: 1) Sesuai dengan keadaan nyata 2) Sebutan dengan klasifikasi yang harus bermakna jelas 3) Mempunyai tafsir tunggal 4) Sederhana, mudah dimengerti untuk dikelompokkan 5) Harus mempertimbangkan klasifikasi yang sudah ada dan diterima secara umum 6) Harus dapat dicantumkan dalam peta (simbol) 7) Simbol harus dipertimbangkan betul-betul agar mudah dibuat, dimengerti, diterima oleh umum baik hitam-putih atau berwarna 8) Simbol harus bermakna tunggal, duplikasi harus dihindarkan d. Sistem Klasifikasi Penggunaan Lahan Menurut Malingreau (1978) Klasifikasi menurut Malingreau menekankan pada pemahaman sistem klasifikasi, dan mengacu pada suatu kerangka kerja klasifikasi menurut Dent, dengan cara membagi lahan ke dalam tingkatan-tingkatan tertentu menjadi kelompokkelompok sebagai berikut: 1) Land cover/land use (cover type) 2) Land cover/land use classes 3) Land cover/land use sub-classes 4) Land cover/land use management units (comparable to land utilization types) Klasifikasi tersebut oleh Malingreau dimodifikasi menjadi 5 kategori berikut: 1) Land cover/land use order e.g. vegetated area 2) Land cover/land use sub-order e.g. cultivated area 3) Land cover/land use family e.g. permanently cultivated area 4) Land cover/land use class e.g. Wetland rice (sawah) 5) Land utilization type e.g. continous rice

30 13 Tabel 1. Klasifikasi Jenis Penggunaan Lahan Symbol Class Klas W Wt Wk Wd Wp Wi Wik Wit Wp Wa Wc V Vc Vcp S Si Si2 Sip Sil Sic Sr Srp Srl Sp U Ut Us Ui p E Er Ek Ec E Eb Et E Gf H L Lh La 1. Water Water Bodies Pond Lake Reservoir Fish pond - Fresh water - Brackish fish - Coastal formation, bays and estuaries Water courses Stream (drainage network) Irrigation and drainage canals 2. Vegetated Area Cultivated Area Permanently cultivated area - Paddy field 1. Irrigated a. Continous rice b. 1 crop of rice + palawija c. 1 crop of rice + fallow d. Sugar cane producing area 2. Rainfed a. 1 crop of rice + palawija b. 1 crop of rice +fallow 3. Tidal rice - Upland Crops-rainfed 1. Field crops 2. Mixed garden 3. Horticulture 4. Intermitent cultivation - Homestead garden - Estates 1. Tree crop a. Rubber b. Coconut c. Coffe d. Oil Palm e. Other (i.e. fruits trees) 2. Bush and other crop a. Tea b. Tobacco c. Others - Forest garden - Small holding of any of the above commercial crop Shifting cultivation area - In forest cover - In grass cover Air Bangunan Perairan Kolam Danau Penampungan persediaan air Kolam ikan - Air Tawar - Tambak - Formasi pantai, teluk dan Estuari Saluran Air Sungai (jaringan drainase) Saluran irigasi dan drainase Areal tertutup vegetasi Areal diusahakan Areal diusahakan secara tetap Sawah Sawah pengairan Terus-menerus tanam padi 1 x tanam padi + palawija 1 x tanam padi + bero Areal penghasil tanaman tebu Sawah tadah hujan 1 x tanam padi + palawija 1 x tanam padi + bero Sawah pasang surut Tanaman lahan kering dat. Tinggi Tegalan Kebun campuran Kebun sayur Pengusahaan lahan musiman Pekarangan Perkebunan Tanaman pepohonan Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit Lain-lain (tanaman buah-buahan) Belukar dan tanaman lain Teh Tembakau Lain-lain Kebun kayu Usaha tani kecil tanaman perdagangan Ladang Dalam hutan Dalam padang ilalang H Hc Non Cultivated Area Forest (closed forest) - Climatic forest 1. High altitude forest Areal tidak diusahakan Hutan Hutan klimatis Hutan dataran tinggi/pegunungan

31 14 Hi Hb HB Hs H M H G B G G A Gr Ru Bm Br Hp Hpt Hpp Dk Ko K a. Tropical rain forest b. Dry deciduous forest c. Bamboo 2. Low altitude forest - Edaphic forest a. Swamp forest b. Tidal forest (mangrove ripah) c. Riparian forest (forest gallery) Shrub Grass - Dry conditions a. Ilalang b. Range land - Wet conditions a. Coastal marshes b. Upland marshes Mixed forest-bush-grass (secondary growth open forest) - Climatic formation - Edhapic formation (swamp/marshes) Forest plantation a. Teak b. Pinus c. Other 3. Not Vegetated, not cultivated area Barren land (eroded land) Coastal sand beach, dune Bare rock (out crop) Lava flow, lahar 4. Settlement and Built up Area Town Village Communication network Airport Others Hutan primer tropis Hutan primer meranggas Hutan bambu Hutan dataran rendah Hutan edafis Hutan rawa Hutan bakau/pasang surut Hutan payau Semak belukar Padang rumput Padang rumput kering Padang ilalang Padang penggembalaan Padang rumput basah Rawa pantai Rawa dataran tinggi Hutan campuran belukar, rumput (hutan sekunder) Formasi klimatik (belukar) Formasi edafis (rawa-rawa) Hutan produksi Jati Pinus Lain-lain (mahoni, kayu putih,dll) Areal tak diusahakan Lahan kosong/tererosi,kritis Pasir pantai, gumuk pasir Batuan singkapan Aliran lava, lahar Permukiman dan daerah terbangun Kota Kampung Jaringan lalu-lintas Bandara Lain-lain Tabel 1 menunjukkan klasifikasi penggunaan lahan yang dikemukakan oleh Malingreau pada tahun Tabel ini akan dijadikan acuan untuk membuat peta penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015 menggunakan google earth sebagai sumber data interpretasi jenis penggunaan lahan. Pada tabel diatas dipaparkan secara rinci jenis-jenis penggunaan lahan berdasarkan kelas dan symbol.

32 15 2. Google Earth Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut Earth Viewer dan dibuat oleh Keyhole, Inc. Program ini memetakan bumi dari superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe GIS 3D. Tersedia dalam tiga lisensi berbeda: Google Earth, Google Earth Plus; dan Google Earth Pro. Google Earth juga memiliki data model elevasi digital (DEM) yang dikumpulkan oleh Misi Topografi Radar Ulang Alik NASA. Ini bermaksud agar dapat melihat Grand Canyon atau Gunung Everest dalam tiga dimensi. Google Earth mampu menunjukkan semua gambar permukaan bumi dan juga merupakan sebuah klien Web Map Service. Google Earth mendukung pengelolaan data Geospasial tiga dimensi melalui Keyhole Markup Language (KML). Sistem koordinat internal Google Earth merupakan koordinat geografi dalam bentuk tunggal Sistem Geodetik Dunia tahun 1984 (WGS84). Google Earth menampilkan dunia seperti dilihat dari pesawat atau satelit yang mengorbit. Proyeksi ini diguakan untuk memperoleh efek yang disebut perspektif umum yang mirip dengan proyeksi Ortografi, kecuali titik perspektifnya merupakan jarak terbatas (dekat bumi) daripada jarak tidak terbatas (luar angkasa). Resolusi dasar google earth menunjukkan gambaran permukaan bumi pada ketinggian 15 meter, tetapi tergantung pada kualitas satelit/foto udara yang diunggah. Tanggal gambar pada google earth bervariasi. Data gambar dapat dilihat di bawah tengah jendela, data yang ditampilkan bisa berupa tahun dan perusahaan penyedia gambar.

33 16 3. Pengindraan Jauh dan Interpretasi Citra a. Penginderaan Jauh Menurut Lilesand dan Keifer, 1994 dalam SH Purwadhi dan Tjaturahono Budi Sanjoto (2008:3), Pengindraan jauh (remote sensing) adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji. Pada saat ini teknologi penginderaan jauh berbasis satelit digunakan untuk berbagai macam tujuan dan kegiatan tertentu, salah satunya adalah untuk menentukan penggunaan lahan suatu daerah. b. Interpretasi Citra Penginderaan Jauh Data penginderaan jauh menggambarkan objek di permukaan bumi yang relatif lengkap dalam cakupan wilayah yang luas. Menurut Purwadhi (2001) dalam SH Purwadhi dan Tjaturahono Budi Sanjoto (2008:3), citra penginderaan jauh adalah gambaran suatu objek, daerah, atau fenomena, hasil rekaman pantulan dan atau pancaran objek oleh sensor penginderaan jauh, dapat berupa foto atau data digital. SH Purwadhi Dan Tjaturahono Budi Sanjoto (2008:13) mengemukakan bahwa konsep dasar pengindraan jauh terdiri atas beberapa elemen atau komponen meliputi sumber tenaga, atmosfer, interksi tenaga dengan objek di permukaan bumi, sensor, sistem pengolahan data, dan berbagai penggunaan data. Interpretasi atau penafsiran citra pengindraan jauh (fotografik/non fotografik) merupakan perbuatan mengkaji citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek yang tergambar dalam citra dan menilai arti pentingnya objek tersebut (Sutanto 1986 Dalam Dalam Sri Hardiyanti Purwadhi Dan Tjaturahono Budi Sanjoto).

34 17 Karakteristik objek yang tergambar pada citra dikenali menggunakan 8 unsur interpretasi yaitu : 1. Rona atau Warna Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada citra atau tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya, sedangkan warna adalah ujud yang tampak oleh mata yang menunjukkan tingkat kegelapan dan keragaman warna dari kombinasi saluran/ band citra. 2. Bentuk Bentuk adalah variabel kualitatif yang memberikan (menguraikan) konfigurasi atau kerangka suatu objek misal : persegi, bulat dan bentuk lainnya. 3. Ukuran Ukuran merupakan atribut objek yang berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan volume. 4. Tekstur Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra. Tekstur sering dinyatakan dalam wujud kasar, halus, atau bercak-bercak. 5. Pola Pola merupakan ciri objek buatan manusia dan beberapa objek alamiah yang membentuk susunan keruangan. 6. Bayangan Merupakan objek yang tampak samar-samar atau tidak tampak sekali (hitam) sesuai dengan bentuk objeknya seperti bayangan awan, bayangan gedung, bayangan bukit. 7. Situs

35 18 Situs merupakan hubungan antara objek dalam satu lingkungan, yang dapat menunjukan objek disekitarnya atau letak suatu objek terhadap objek lain. 8. Asosiasi Asosiasi merupakan unsur antar objek yang keterkaitan atau antara objek yang satu dengan objek yang lain, sehingga berdasarkan asosiasi tersebut dapat membentuk suatu fungsi obyek tertentu. Menurut Lintz Jr. dan Simonett (1976) dalam Sutanto (1994:7) ada tiga rangkaian kegiatan yang diperlukan dalam pengenalan obyek yang tergambar pada citra, yaitu: 1) Deteksi adalah pengamatan adanya suatu obyek. 2) Identifikasi adalah upaya mencirikan obyek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup. 3) Analisis adalah pengumpulan keterangan lebih lanjut. 4. Peta a. Definisi Peta Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang dituangkan dalam selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimensional. Melalui sebuah peta kita akan mudah melakukan pengamatan terhadap permukaan bumi yang luas, terutama dalam hal waktu dan biaya (Dedy Miswar, 2012:2). Selanjutnya ICA dalam Dedy Miswar (2012:2) mengemukakan peta merupakan suatu representasi atau gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi atau benda angkasa, dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil dengan atau diskalakan.

36 19 b. Fungsi Peta Peta merupakan suatu media gambar yang berfungsi menyajikan informasi suatu lokasi atau objek yang dipetakan, informasi yang terdapat dalam peta merupakan kenampakan fisik yang terdapat di permukaan bumi. Menurut Riyanto dkk (2009:4) secara umum fungsi peta adalah sebagai berikut: 1. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain di permukaan bumi). 2. Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak diatas permukaan bumi). 3. Memperlihatkan bentuk (misalnya bentuk dari benua, Negara dan lainlain). 4. Mengumpulkan data dan menyeleksi data dari suatu daerah dan menyajikan di atas peta. Dalam hal ini penyajian menyangkut penggunaan simbol-simbol sebagai wakil dari data-data tersebut. c. Kegunaan Peta Peta sebagai media yang menyajikan informasi kenampakan permukaan bumi memiliki kegunaan tertentu. Dedy Miswar (2012:5) menyebutkan bahwa: Kegunaan peta antara lain untuk pelaporan (recording), peragaan (displaying), analisis (analysing), dan pemahaman dalam interaksi (interelationship). Beberapa contoh kegunaan atau fungsi peta antara lain sebagai alat yang diperlukan dalam proses perencanaan wilayah, pada proses perencanaan wilayah peta sangat diperlukan sebagai survey lapangan, sebagai alat penentu desain perencanaan, dan sebagai alat untuk melakukan analisis secara keruangan. Peta diperlukan dalam kegiatan penelitian, terutama untuk penelitian yang berorientasi pada wilayah atau ruang tertentu di muka bumi. Hal ini karena peta digunakan sebagai sumber analisis kenampakan/fenomena fisik yang terjadi pada suatu wilayah yang akan diteliti.

37 20 Seperti hal yang dikemukakan oleh Dedy Miswar (2012:5) Peta diperlukan sebagai petunjuk lokasi wilayah, alat penentu lokasi pengambilan sampel di lapangan, sebagai alat analisis untuk mencari suatu output dari beberapa input peta (tema peta berbeda) dengan cara tumpang susun beberapa peta (overlay), dan sebagai sarana untuk menampilkan berbagai fenomena hasil penelitian seperti peta kepadatan penduduk, peta daerah bahaya longsor, peta daerah genangan, peta ketersediaan air, peta kesesuaian lahan, peta kemampuan lahan dan sebagainya. d. Tujuan Pembuatan Peta Menurut Riyanto dkk (2009:5) tujuan membuat peta adalah sebagai berikut: 1. Sebagai alat komunikasi informasi ruang. 2. Menyimpan informasi. 3. Membantu dalam mendesain, misalnya desain jalan, dan sebagainya. 4. Untuk analisis data spasial. Misalnya: perhitungan volume,dan sebagainya. e. Klasifikasi Peta Peta memiliki berbagai klasifikasi sesuai dengan tujuan pembuatan peta itu sendiri. Penggolongan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi dan kegunaan dari peta itu serta memudahkan pengguna dalam memilih dan mencari peta yang dibutuhkan dengan cepat. Penggolongan peta menurut Bos, ES. (1977) dalam Dedy Miswar (2012:16-19) adalah sebagai berikut: 1. Penggolongan peta menurut isi (content): 1) Peta umum atau peta rupabumi atau dahulu disebut peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan bentang alam secara umum di permukaan bumi, dengan menggunakan skala tertentu. Peta-peta yang bersifat umum masuk dalam kelompok ini seperti peta dunia, atlas, dan peta geografi lainnya yang berisi informasi umum. 2) Peta tematik, adalah peta yang memuat tema-tema khusus untuk kepentingan tertentu, yang bermanfaat dalam penelitian, ilmu pengetahuan, perencanaan, pariwisata, peta kemampuan lahan, peta kesesuaian lahan, peta daerah rawan longsor, dan sebagainya. 3) Peta navigasi (chart), peta yang dibuat secara khusus atau bertujuan praktis untuk membantu para navigasi laut, penerbangan maupun

38 21 perjalanan. Unsur yang digambarkan dalam chart meliputi route perjalanan dan faktor-faktor yang sangat berpengaruh atau sangat penting sebagai panduan perjalanan seperti lokasi kota-kota, ketinggian daerah, maupun kedalaman laut. 2. Penggolongan peta menurut skala (scale) 1) Peta skala sangat besar : > 1: ) Peta skala besar : < 1: : ) Peta skala sedang : 1: : ) Peta skala kecil : >1: Penggolongan peta menurut kegunaan (purpose) 1) Peta pendidikan 2) Peta ilmu pengetahuan 3) Peta navigasi 4) Peta untuk aplikasi teknik 5) Peta untuk perencanaan Selain penggolongan peta di atas, (Dedy Miswar, 2012:19) menggolongkan peta berdasarkan teknik, tujuan, dan skala yang bermacam-macam. Penggolongan tersebut adalah sebagai berikut: a. Atas dasar skala peta 1) Peta skala kecil : < 1: ) Peta skala menengah : < 1: : ) Peta skala besar : < 1: : ) Peta skala sangat besar : > 1:2.500 b. Atas dasar isinya 1) Peta umum (peta topografi) 2) Peta khusus (peta tematik) c. Atas dasar pengukurannya 1) Peta terestris 2) Peta fotogrametri d. Atas dasar penyajiannya 1) Peta garis 2) Peta foto 3) Peta digital e. Atas dasar hierarkinya 1) Peta manuskrip 2) Peta dasar 3) Peta induk 4) Peta turunan Berdasarkan klasifikasi peta diatas, akan dibuat peta tematik penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015 menggunakan google earth.

39 22 B. Kerangka Pikir Google earth merupakan aplikasi yang dapat menampilkan kenampakan suatu objek di permukaan bumi menggunakan prinsip penginderaan jauh. Secara umum google earth menampilkan kenampakan lahan pada suatu daerah dengan sudut pandang dari atas permukaan bumi yang memiliki ketinggian minimal 15 meter. Pada masa modern ini, masyarakat kurang memperhatikan penggunaan lahan. Penggunaan lahan oleh masyarakat seringkali dilakukan tanpa adanya sebuah perencanaan yang matang, karena keterbatasan informasi tentang perencanaan lahan serta kebutuhan yang mendesak yang harus memaksa manusia untuk segera memanfaatkan lahan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sesegera mungkin. Oleh karena itu dibutuhkan pemetaan penggunaan lahan untuk menganalisis bagaimana perencanaan penggunaan lahan untuk masa yang akan datang. Google earth memiliki kegunaan sebagai media untuk menginterpretasikan sistem bentang lahan sebagai sumber data untuk membuat peta penggunaan lahan. Pemetaan penggunaan lahan memanfaatkan google earth sebagai sumber data tutupan lahan suatu daerah yang akan diinterpretasikan berdasarkan unsur-unsur interpretasi untuk dapat mengenali jenis penggunaan lahan. Survey lapangan juga diperlukan untuk menambah informasi yang berkaitan dengan penggunaan lahan daerah tersebut. Peta penggunaan lahan akan digunakan sebagai media untuk mengidentifikasi bentuk penggunaan lahan pada daerah tersebut, sehingga hasilnya akan menyediakan data untuk pengambilan keputusan sekarang serta perencanaan penggunaan lahan pada masa yang akan mendatang.

40 23 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian analisis deskriptif. Menurut Sugiyono (2004:69) Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam metode penelitian analisis deskriptif ini menggunakan teknik Sistem Informasi Geografi (SIG) sebagai sarana untuk melakukan analisis dan deskriptif data citra google earth. Menurut Eddy Prahasta (2002:4), Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu teknologi baru yang pada saat ini menjadi alat bantu (tools) yang sangat esensial dalam menyimpan, manipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dengan bantuan data atribut dan data spasial.

41 24 Sistem Informasi Geografi (SIG) dalam penelitian ini berperan sebagai suatu media yang dapat digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan penelitian tentang interpretasi citra satelit dan survey lapangan untuk pembuatan peta penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo pada tahun Metode penelitian ini digunakan untuk merubah data yang terekam pada foto udara menjadi sebuah informasi geografi, sehingga peneliti dapat mengetahui beberapa bentuk penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo pada tahun B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah. C. Bahan dan Alat Penelitian Bahan dan alat penelitian merupakan hal-hal yang dibutuhkan dalam suatu penelitian, baik itu untuk mengumpulkan data maupun sebagai perangkat yang digunakan untuk mengolah data. 1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data spasial berupa peta administratif Kecamatan Trimurjo. b. Data atribut Kecamatan Trimurjo. c. Foto udara Google Earth sebagai media untuk proses digitalisasi data penggunaan lahan.

42 25 2. Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Perangkat keras (Hardware) yang terdiri atas: 1) Laptop/ komputer 2) Scanner 3) Printer b. Perangkat lunak (Software) Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat lunak yang berbasis SIG, yaitu software ArcGIS. c. Alat lapangan yang digunakan terdiri atas: 1) GPS (Global Positioning System) 2) Kamera D. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah foto udara google earth yang mencakup Kecamatan Trimurjo. 2. Objek Penelitian merupakan sasaran yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan lahan Kecamatan Trimurjo.

43 26 E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Varibel penelitian menurut Sugiyono (2010: 61) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Variabel dalam penelitian ini adalah penggunaan lahan. 2. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut (Moh. Nazir, 2005: 126). Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penggunaan Lahan Jenis penggunaan lahan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pemanfaatan lahan oleh masyarakat di Kecamatan Trimurjo. Jenis penggunaan lahan akan diklasifikasikan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Malingreau, akan tetapi dalam penelitian ini dibatasi pada empat indikator jenis penggunaan lahan, yaitu sebagai berikut: a. Sawah Sawah yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah lahan yang digunakan oleh masyarakat untuk menanam padi. Pada foto udara terlihat dengan pola petak petak berwarna hijau dan bertekstur halus.

44 27 b. Pemukiman Pemukiman yang dimaksud dalam peneltian ini adalah lahan yang dijadikan sebagai tempat bermukim oleh penduduk di Kecamatan Trimurjo. Pada foto udara terlihat dengan warna coklat muda sampai coklat tua dengan tekstur kasar dan bentuk kotak dan persegi panjang. Pemukiman memiliki bebrapa pola, memanjang mengikuti jalan dan sungai/irigasi, menyebar, dan mengelompok. c. Perkebunan Perkebunan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah lahan yang digunakan untuk tanaman seperti singkong, kelapa sawit, karet dan beberapa lahan tagalan yang ditanami kacang kacangan. Pada foto udara perkebunan memiliki kenampakan berwarna hijau muda sampai hijau tua dengan tekstur sedang hingga kasar. d. Perairan Perairan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala bentuk tubuh air yang berada di Kecamatan Trimurjo yang tergambar pada foto udara, baik berupa sungai, irigasi ataupun kolam. Pada foto udara google earth perairan memiliki bentuk dan warna yang berbeda-beda. Sungai dan irigasi memiliki warna coklat dan pola berkelok. Sedangkan kolam memiliki bentuk kotak persegi panjang dengan warna hijau gelap.

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Dalam rangka mendukung penelitian ini, dikemukakan beberapa teori menurut

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Dalam rangka mendukung penelitian ini, dikemukakan beberapa teori menurut 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Dalam rangka mendukung penelitian ini, dikemukakan beberapa teori menurut para ahli yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan 2.1.1 Pengertian Lahan Pengertian lahan tidak sama dengan tanah, tanah adalah benda alami yang heterogen dan dinamis, merupakan interaksi hasil kerja

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI INTEPRETASI CITRA

RINGKASAN MATERI INTEPRETASI CITRA Lampiran 1 Ringkasan Materi RINGKASAN MATERI INTEPRETASI CITRA 1 Pengertian Intepretasi Citra Inteprtasi Citra adalah kegiatan menafsir, mengkaji, mengidentifikasi, dan mengenali objek pada citra, selanjutnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan banyak digunakan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, selain itu lahan

Lebih terperinci

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 5. A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 5. A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN PENGINDERAAN JAUH : 5 A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik 1. Hutan Hujan Tropis Rona gelap Pohon bertajuk, terdiri dari

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS,

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS, Integrasi GISdan Inderaja Penginderaan jauh (remote sensing) adalah ilmu dan ketrampilan untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN PENGINDERAAN JAUH

ULANGAN HARIAN PENGINDERAAN JAUH ULANGAN HARIAN PENGINDERAAN JAUH 01. Teknologi yang terkait dengan pengamatan permukaan bumi dalam jangkauan yang sangat luas untuk mendapatkan informasi tentang objek dipermukaan bumi tanpa bersentuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Yunani Graphein) yang berarti pencitraan, pelukisan atau deskripsi.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Yunani Graphein) yang berarti pencitraan, pelukisan atau deskripsi. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa Inggris Geography yang terdiri dari dua kata yaitu; Geo yang berarti bumi dan

Lebih terperinci

INTERPRETASI CITRA IKONOS KAWASAN PESISIR PANTAI SELATAN MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH OLEH : BHIAN RANGGA J.R NIM : K

INTERPRETASI CITRA IKONOS KAWASAN PESISIR PANTAI SELATAN MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH OLEH : BHIAN RANGGA J.R NIM : K INTERPRETASI CITRA IKONOS KAWASAN PESISIR PANTAI SELATAN MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH OLEH : BHIAN RANGGA J.R NIM : K 5410012 PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

MATERI 4 : PENGENALAN TATAGUNALAHAN DI GOOGLE EARTH

MATERI 4 : PENGENALAN TATAGUNALAHAN DI GOOGLE EARTH MATERI 4 : PENGENALAN TATAGUNALAHAN DI GOOGLE EARTH 1. Tata Guna Lahan 2. Identifikasi Menggunakan Foto Udara/ Citra Identifikasi penggunaan lahan menggunakan foto udara/ citra dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Adat Kasepuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Adat Kasepuhan 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Adat Kasepuhan Pengertian masyarakat adat berdasarkan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara adalah kelompok masyarakat yang memiliki asal usul leluhur (secara turun temurun)

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN 2005-2014 (JURNAL) Oleh: INDARYONO 1113034039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR I ANALISIS LANDSKAP TERPADU

TUGAS TERSTRUKTUR I ANALISIS LANDSKAP TERPADU TUGAS TERSTRUKTUR I ANALISIS LANDSKAP TERPADU Kelas C Oleh : Ayu Sulistya Kusumaningtyas 115040201111013 Dwi Ratnasari 115040207111011 Fefri Nurlaili Agustin 115040201111105 Fitri Wahyuni 115040213111050

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.1.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.1. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.1 1. Hasil penginderaan jauh yang berupa citra memiliki karakteristik yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Lahan Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu adanya persamaan dalam hal geologi, geomorfologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Yunani Graphein) yang berarti pencitraan, pelukisan atau deskripsi. Jadi dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Yunani Graphein) yang berarti pencitraan, pelukisan atau deskripsi. Jadi dalam 9 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa Inggris Geography yang terdiri dari dua kata yaitu; Geo yang berarti bumi dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersebar di muka bumi, serta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud

I. PENDAHULUAN. tersebar di muka bumi, serta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peta merupakan media yang digunakan sebagai sarana memperoleh gambaran fakta di permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai gejala seperti gunung, dan danau.

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yaitu : Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air,

Lebih terperinci

ABSTRAK KARAKTERISTIK PETANI SAYURAN LAHAN SAWAH DI DESA WONOHARJO KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN Oleh.

ABSTRAK KARAKTERISTIK PETANI SAYURAN LAHAN SAWAH DI DESA WONOHARJO KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN Oleh. ABSTRAK KARAKTERISTIK PETANI SAYURAN LAHAN SAWAH DI DESA WONOHARJO KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2011 Oleh Dwi Ariningsih Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya pendapatan kepala

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3. 1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Bekasi (Gambar 1) dan analisis data dilakukan di studio Bagian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Departemen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Interpretasi Visual Penggunaan Lahan Melalui Citra Landsat Interpretasi visual penggunaan lahan dengan menggunakan citra Landsat kombinasi band 542 (RGB) pada daerah penelitian

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3 1. Data spasial merupakan data grafis yang mengidentifikasi kenampakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan merupakan bagian bentang alam (landscape) yang mencakup komponen fisik yang terdiri dari iklim, topografi (relief), hidrologi dan keadaan vegetasi alami (natural

Lebih terperinci

POLA PERSEBARAN INDUSTRI RUMAH TANGGA GULA DAN KESESUAIAN LAHAN KELAPA DI KABUPATEN KEBUMEN

POLA PERSEBARAN INDUSTRI RUMAH TANGGA GULA DAN KESESUAIAN LAHAN KELAPA DI KABUPATEN KEBUMEN POLA PERSEBARAN INDUSTRI RUMAH TANGGA GULA DAN KESESUAIAN LAHAN KELAPA DI KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Oleh SRI HANA RIZKI

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PEMUKIMAN DI KECAMATAN SEBERANG ULU I KOTA PALEMBANG

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PEMUKIMAN DI KECAMATAN SEBERANG ULU I KOTA PALEMBANG ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PEMUKIMAN DI KECAMATAN SEBERANG ULU I KOTA PALEMBANG 2004-2012 Nova Fitria Resiwiyasa 1), I Gede Sugiyanta 2), Irma Lusi Nugraheni 3) Abstract: This research aims to

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1997 TENTANG PEMETAAN PENGGUNAAN TANAH PERDESAAN, PENGGUNAAN TANAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lahan dapat disebutkan sebagai berikut : manusia baik yang sudah ataupun belum dikelola.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lahan dapat disebutkan sebagai berikut : manusia baik yang sudah ataupun belum dikelola. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan 1. Pengertian Pengertian lahan meliputi seluruh kondisi lingkungan, dan tanah merupakan salah satu bagiannya. Menurut Ritohardoyo, Su (2013) makna lahan dapat disebutkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Citra 5.1.1 Kompilasi Citra Penelitian menggunakan citra Quickbird yang diunduh dari salah satu situs Internet yaitu, Wikimapia. Dalam hal ini penulis memilih mengambil

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan, Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan, Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan, Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan Lahan adalah suatu wilayah daratan yang ciri-cirinya menerangkan semua tanda pengenal biosfer, atsmosfer, tanah geologi,

Lebih terperinci

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 10 SUMBERDAYA LAHAN Sumberdaya Lahan Lahan dapat didefinisikan sebagai suatu ruang di permukaan bumi yang secara alamiah dibatasi oleh sifat-sifat fisik serta bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi penelitian 20 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam rentang waktu 4 bulan, pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2012. Persiapan dilakukan sejak bulan Maret 2011

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi sehingga banyak masyarakat menyebutnya sebagai ilmu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DAS (Daerah Aliran Sungai) Daerah aliran sungai adalah merupakan sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis, yang menampung, menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai data dan langkah-langkah pengolahan datanya. Data yang digunakan meliputi karakteristik data land use dan land cover tahun 2005 dan tahun 2010.

Lebih terperinci

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN 4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN 4.1. Latar Belakang Sebagaimana diuraikan terdahulu (Bab 1), DAS merupakan suatu ekosistem yang salah satu komponen penyusunannya adalah vegetasi terutama berupa hutan dan perkebunan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Pembangunan Wilayah a. Pengertian Geografi Pembangunan Geografi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari kaitan sesama antar

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Citra Digital Interpretasi dilakukan dengan pembuatan area contoh (training set) berdasarkan pengamatan visual terhadap karakteristik objek dari citra Landsat. Untuk

Lebih terperinci

Pemanfaatan Citra Aster untuk Inventarisasi Sumberdaya Laut dan Pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan, Kepulauan Karimunjawa

Pemanfaatan Citra Aster untuk Inventarisasi Sumberdaya Laut dan Pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan, Kepulauan Karimunjawa ISSN 0853-7291 Pemanfaatan Citra Aster untuk Inventarisasi Sumberdaya Laut dan Pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan, Kepulauan Karimunjawa Petrus Soebardjo*, Baskoro Rochaddi, Sigit Purnomo Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

Penggunaan data informasi penginderaan jauh terutama

Penggunaan data informasi penginderaan jauh terutama IDENTIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT THEMATIC MAPPER Ipin Saripin 1 Penggunaan data informasi penginderaan jauh terutama foto udara dianggap paling baik sampai saat ini karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Ruang dan Penataan Ruang

TINJAUAN PUSTAKA Ruang dan Penataan Ruang TINJAUAN PUSTAKA Ruang dan Penataan Ruang Menurut Rustiadi et al. (2009) ruang terdiri dari lahan dan atmosfer. Lahan dapat dibedakan lagi menjadi tanah dan tata air. Ruang merupakan bagian dari alam yang

Lebih terperinci

ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA

ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA 1 ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh : EDRA SEPTIAN S 121201046 MANAJEMEN HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi Tutupan Lahan di Lapangan Berdasarkan hasil observasi lapangan yang telah dilakukan di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten

Lebih terperinci

LOGO Potens i Guna Lahan

LOGO Potens i Guna Lahan LOGO Potensi Guna Lahan AY 11 Contents 1 Land Capability 2 Land Suitability 3 4 Ukuran Guna Lahan Pengantar Proses Perencanaan Guna Lahan Land Capability Pemanfaatan Suatu lahan untuk suatu peruntukan

Lebih terperinci

MATA KULIAH PEMBUATAN PETA TEMATIK. Dr. Sumi Amariena Hamim, ST, MT

MATA KULIAH PEMBUATAN PETA TEMATIK. Dr. Sumi Amariena Hamim, ST, MT MATA KULIAH PEMBUATAN PETA TEMATIK Dr. Sumi Amariena Hamim, ST, MT Pengertian Peta Erwin Raisz (1948), Gambaran konvensional dari permukaan bumi seperti kenampakannya kalau dilihat tegak lurus dari atas

Lebih terperinci

PEMETAAN ARAHAN FUNGSI PEMANFAATAN LAHAN UNTUK KAWASAN FUNGSI LINDUNG DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS

PEMETAAN ARAHAN FUNGSI PEMANFAATAN LAHAN UNTUK KAWASAN FUNGSI LINDUNG DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS 0 PEMETAAN ARAHAN FUNGSI PEMANFAATAN LAHAN UNTUK KAWASAN FUNGSI LINDUNG DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS Fitrianti 1), I Gede Sugiyanta 2), Dedy Miswar 3) Abstract: This research aims to evaluate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia di buktikan dengan terdokumentasinya dalam Al-Qur an, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. manusia di buktikan dengan terdokumentasinya dalam Al-Qur an, salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan tempat berpijak makhluk hidup, dimana tanah sebagai sumber kehidupan bagi manusia. Eratnya hubungan tanah dengan kehidupan manusia di buktikan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 2015 dan Perda No 2 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN LAHAN UNTUK MENYIMPAN AIR DI KOTA AMBON

KEMAMPUAN LAHAN UNTUK MENYIMPAN AIR DI KOTA AMBON KEMAMPUAN LAHAN UNTUK MENYIMPAN AIR DI KOTA AMBON Christy C.V. Suhendy Dosen Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Ambon e-mail: cherrzie@yahoo.com ABSTRACT Changes in land use affects water availability

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. lahan dengan data satelit penginderaan jauh makin tinggi akurasi hasil

TINJAUAN PUSTAKA. lahan dengan data satelit penginderaan jauh makin tinggi akurasi hasil 4 TINJAUAN PUSTAKA Makin banyak informasi yang dipergunakan dalam klasifikasi penutup lahan dengan data satelit penginderaan jauh makin tinggi akurasi hasil klasifikasinya. Menggunakan informasi multi

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG) Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG) 24/09/2012 10:58 Sistem (komputer) yang mampu mengelola informasi spasial (keruangan), memiliki kemampuan memasukan (entry), menyimpan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan sumber daya alam yang strategis bagi segala pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, seperti sektor pertanian,

Lebih terperinci

TUGAS UTS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DI SAMARINDA

TUGAS UTS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DI SAMARINDA TUGAS UTS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DI SAMARINDA Oleh 1207055018 Nur Aini 1207055040 Nur Kholifah ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN

Lebih terperinci

Interpretasi Citra dan Foto Udara

Interpretasi Citra dan Foto Udara Interpretasi Citra dan Foto Udara Untuk melakukan interpretasi citra maupun foto udara digunakan kreteria/unsur interpretasi yaitu terdiri atas rona atau warna, ukuran, bentuk, tekstur, pola, bayangan,

Lebih terperinci

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH ALOS AVNIR UNTUK PEMANTAUAN LIPUTAN LAHAN KECAMATAN

PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH ALOS AVNIR UNTUK PEMANTAUAN LIPUTAN LAHAN KECAMATAN PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH ALOS AVNIR UNTUK PEMANTAUAN LIPUTAN LAHAN KECAMATAN Wiweka Peneliti Kantor Kedeputian Penginderaan Jauh LAPAN Dosen Teknik Informatika, FTMIPA, Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

PETA SATUAN MEDAN. TUJUAN 1. Membuat peta satuan medan

PETA SATUAN MEDAN. TUJUAN 1. Membuat peta satuan medan PETA SATUAN MEDAN TUJUAN 1. Membuat peta satuan medan ALAT DAN BAHAN 1. Peta Rupa Bumi Skala 1 : 25.000 2. Peta Geologi skala 1 : 100.000 3. Peta tanah semi detil 4. Alat tulis dan gambar 5. alat hitung

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT)

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT) SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT) Oleh BUDI HARDIYANTO F14101112 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-September 2011, dengan lokasi penelitian untuk pengamatan dan pengambilan data di Kabupaten Bogor, Jawa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak Juli 2010 sampai dengan Mei 2011. Lokasi penelitian terletak di wilayah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Pengolahan

Lebih terperinci

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan : MAKSUD DAN TUJUAN q Maksud dari kegiatan ini adalah memperoleh informasi yang upto date dari citra satelit untuk mendapatkan peta penggunaan lahan sedetail mungkin sebagai salah satu paramater dalam analisis

Lebih terperinci

PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2007 DAN 2013

PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2007 DAN 2013 PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2007 DAN 2013 BUDI ANDRESI A 351 09 049 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

Jurnal Gea, Jurusan Pendidikan Geografi, vol. 8, No. 2, Oktober 2008

Jurnal Gea, Jurusan Pendidikan Geografi, vol. 8, No. 2, Oktober 2008 PEMANFAATAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH UNTUK MENGIDENTIFIKASI KERENTANAN DAN RISIKO BANJIR Oleh : Lili Somantri, S.Pd. M.Si ABSTRAK Banjir adalah bencana alam yang sering terjadi setiap musim hujan. Bencana

Lebih terperinci

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file PENGINDERAAN JAUH copyright@2007 --- anna s file Pengertian Penginderaan Jauh Beberapa ahli berpendapat bahwa inderaja merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh data di permukaan bumi, jadi inderaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penginderaan jauh didefinisikan sebagai proses perolehan informasi tentang suatu obyek tanpa adanya kontak fisik secara langsung dengan obyek tersebut (Rees, 2001;

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah

Lebih terperinci

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2 APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2 Prosedur analisis citra untuk penggunaan tanah 1. Pra-pengolahan data atau pengolahan awal yang merupakan restorasi citra 2. Pemotongan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI A. MODEL DATA SPASIAL Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. a. Model Data Vektor

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN (LAND USE) DI KECAMATAN SINGKOHOR KABUPATEN ACEH SINGKIL TAHUN 2015

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN (LAND USE) DI KECAMATAN SINGKOHOR KABUPATEN ACEH SINGKIL TAHUN 2015 EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN (LAND USE) DI KECAMATAN SINGKOHOR KABUPATEN ACEH SINGKIL TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh: Chandra Pangihutan Simamora 111201111 BUDIDAYA HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

benar sebesar 30,8%, sehingga harus dilakukan kembali pengelompokkan untuk mendapatkan hasil proporsi objek tutupan lahan yang lebih baik lagi. Pada pengelompokkan keempat, didapat 7 tutupan lahan. Perkebunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penutupan Lahan dan Perubahannya Penutupan lahan menggambarkan konstruksi vegetasi dan buatan yang menutup permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG TUMPA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG TUMPA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG TUMPA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ANALYSIS OF LAND COVER CONVERSION IN MOUNT TUMPA FOREST PARK USING GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM

Lebih terperinci

ISTILAH DI NEGARA LAIN

ISTILAH DI NEGARA LAIN Geografi PENGERTIAN Ilmu atau seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku Penghitungan Deforestasi Indonesia Periode Tahun 2009-2011

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kekritisan Daerah Resapan Jika masalah utama yang sedang berjalan atau telah terjadi di DAS/Sub DAS adalah besarnya fluktuasi aliran, misalnya banjir dan kekeringan, maka dipandang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan Menurut Lillesand dan Kiefer (1997) penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu. Penggunaan lahan juga diartikan sebagai setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di bumi terdapat kira-kira 1,3 1,4 milyar km³ air : 97,5% adalah air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH UNTUK MENGIDENTIFIKASI KERENTANAN DAN RISIKO BANJIR. Oleh : Lili Somantri*)

PEMANFAATAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH UNTUK MENGIDENTIFIKASI KERENTANAN DAN RISIKO BANJIR. Oleh : Lili Somantri*) PEMANFAATAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH UNTUK MENGIDENTIFIKASI KERENTANAN DAN RISIKO BANJIR Oleh : Lili Somantri*) Abstrak Banjir adalah bencana alam yang sering terjadi setiap musim hujan. Bencana ini tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada radius 4 kilometer dari bibir kawah. (http://berita.plasa.msn.com

BAB I PENDAHULUAN. pada radius 4 kilometer dari bibir kawah. (http://berita.plasa.msn.com BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gunung Sinabung terus menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanologi. Awan hitam dan erupsi terus terjadi, 5.576 warga dievakuasi. Evakuasi diberlakukan setelah pada

Lebih terperinci

PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Oleh MENDUT NURNINGSIH E

PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Oleh MENDUT NURNINGSIH E PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh MENDUT NURNINGSIH E01400022 DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1989), hingga tahun 2000 diperkirakan dari 24 juta Ha lahan hijau (pertanian,

BAB I PENDAHULUAN. (1989), hingga tahun 2000 diperkirakan dari 24 juta Ha lahan hijau (pertanian, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk penggunaan lahan suatu wilayah terkait dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan semakin intensifnya aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Letak dan Batas Letak suatu wilayah adalah lokasi atau posisi suatu tempat yang terdapat di permukaan bumi. Letak suatu wilayah merupakan faktor yang sangat

Lebih terperinci

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016 ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI 1. Sistem Informasi Geografi merupakan Sistem informasi yang memberikan gambaran tentang berbagai gejala di atas muka bumi dari segi (1) Persebaran (2) Luas (3) Arah (4) Bentuk 2. Sarana yang paling baik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan Lahan merupakan sumberdaya pembangunan yang memiliki karakteristik antara lain (1) luasan relatif tetap, dan (2) memiliki sifat fisik yang bersifat spesifik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Pasal 12 Undang-undang Kehutanan disebutkan bahwa. penyusunan rencana kehutanan. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Pasal 12 Undang-undang Kehutanan disebutkan bahwa. penyusunan rencana kehutanan. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan TINJAUAN PUSTAKA KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) Dalam Pasal 12 Undang-undang Kehutanan disebutkan bahwa perencanaan kehutanan meliputi inventarisasi hutan, pengukuhan kawasan hutan, penatagunaan kawasan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : MUHAMMAD TAUFIQ

SKRIPSI. Oleh : MUHAMMAD TAUFIQ APLIKASI TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK ESTIMASI KOEFISIEN LIMPASAN PERMUKAAN SUB DAS PADANG JANIAH DAN PADANG KARUAH PADA DAS BATANG KURANJI KECAMATAN PAUH KOTA PADANG

Lebih terperinci

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah Kecamatan Demak Kabupaten Demak. Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah Kecamatan Demak Kabupaten Demak. Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah Kecamatan Demak Kabupaten Demak Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi Diajukan oleh: Fadkur Romadhon E100120032 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA? PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pemetaan geologi merupakan salah satu bentuk penelitian dan menjadi suatu langkah awal dalam usaha mengetahui kondisi geologi suatu daerah menuju pemanfaatan segala sumber daya yang terkandung

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IBU RUMAH TANGGA DI DESA PONCOWATI BEKERJA SEBAGAI BURUH PABRIK PT GREAT GIANT PINEAPPLE

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IBU RUMAH TANGGA DI DESA PONCOWATI BEKERJA SEBAGAI BURUH PABRIK PT GREAT GIANT PINEAPPLE FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IBU RUMAH TANGGA DI DESA PONCOWATI BEKERJA SEBAGAI BURUH PABRIK PT GREAT GIANT PINEAPPLE KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2010 (Skripsi) Oleh DEVI NILASARI

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS KERUSAKAN DAN AGIHAN BANJIR LUAPAN SUNGAI WAWAR BAGIAN HILIR SUB DAS WAWAR DI KABUPATEN PURWOREJO

PEMODELAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS KERUSAKAN DAN AGIHAN BANJIR LUAPAN SUNGAI WAWAR BAGIAN HILIR SUB DAS WAWAR DI KABUPATEN PURWOREJO i PEMODELAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS KERUSAKAN DAN AGIHAN BANJIR LUAPAN SUNGAI WAWAR BAGIAN HILIR SUB DAS WAWAR DI KABUPATEN PURWOREJO Penelitian Untuk Skripsi S-1 Progam Studi Geografi

Lebih terperinci

Pengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang

Pengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Pengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang Studi Kasus: Kota Manado Ingerid L. Moniaga (1), Esli D. Takumansang (2) (1) Laboratorium Bentang Alam, Arsitektur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 163 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat enam terrain

Lebih terperinci