HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Padjadjaran 2017 (SKDG Unpad) dilaksanakan pada Sabtu dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Padjadjaran 2017 (SKDG Unpad) dilaksanakan pada Sabtu dan"

Transkripsi

1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2017 Seni Ketangkasan Domba Garut Piala Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2017 (SKDG Unpad) dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu, Oktober 2017 yang bertempat di Pamidangan Kiara Payung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. SKDG Unpad merupakan acara tahunan bagi Universitas Padjadjaran yang bekerjasama dengan HPDKI dan menjadi wadah bagi Peternak Jawa Barat untuk menampilkan Domba Garut jantan tipe tangkas yang dimilikinya. Domba yang menjadi peserta SKDG Unpad adalah Domba Garut dengan ciri khas kombinasi daun telinga rumpung atau ngadaun hiris dengan ekor ngabuntut bagong atau ngabuntut beurit. Hal ini sesuai dengan Heriyadi (2011) dan SK Kementan (2011) bahwa Domba Garut adalah domba asli dari Jawa Barat yang memiliki ciri khas kombinasi daun telinga rumpung atau ngadaun hiris dengan ekor ngabuntut bagong atau ngabuntut beurit. Domba Garut yang menjadi peserta juga merupakan Domba Garut tipe tangkas, menurut Heriyadi (2011), Domba Garut terbagi dalam dua tipe yaitu Domba Garut tipe pedaging dan Domba Garut sebagai ternak kesenangan atau hobi (dikenal dengan Domba Garut Tipe Tangkas atau Domba Aben). Tujuan dilaksanakannya SKDG Unpad adalah untuk melestarikan budaya Jawa Barat dan memperkenalkan seluruh tata cara penyelanggaraan SKDG dengan benar. Hal ini diperkuat oleh Nurmeidiansyah, dkk (2012) yang menyatakan bahwa tujuan kegiatan SKDG adalah untuk sosialisasi agar masyarakat luas mengetahui

2 19 tentang peraturan dan tata cara penyelenggaraan SKDG yang benar, sehingga penilaian negatif tentang SKDG sedikit demi sedikit dihilangkan. Tujuan lainnya adalah sebagai ajang silaturahmi antar peternak Domba Garut dan pelestari budaya Jawa Barat. Persiapan kegiatan SKDG Unpad di pamidangan dimulai sejak empat hari sebelum pelaksanaannya. Hal yang dipersiapkan di antaranya adalah pemasangan tenda untuk domba peserta SKDG, pemasangan tenda untuk perangkat pertandingan, pemasangan kayu untuk menambatkan domba, instalasi air dan listrik, serta instalasi alat musik nayaga. Acara SKDG hari pertama dimulai Pukul WIB ketika peserta SKDG Unpad mulai berdatangan membawa dombanya masing-masing yang dibawa dengan menggunakan mobil terbuka dan didampingi oleh pemilik, bobotoh, dan pendukungnya. Satu persatu domba diturunkan dari mobil lalu dilakukan penimbangan domba. Domba dibawa oleh pemiliknya setelah melakukan penimbangan, kemudian ditambatkan di tempat yang telah disediakan oleh panitia. Penimbangan ini dilakukan mulai Pukul WIB sampai dengan Pukul WIB, karena acara SKDG akan dimulai pada Pukul WIB. Pertandingan SKDG yang dilaksanakan pada hari pertama mempertandingkan domba Kelas B dan C. Pendaftaran pertandingan dimulai Pukul WIB, setelah peserta menemukan lawan tanding yang sepadan dengan domba yang dimilikinya sesuai dengan bobot badan. Biaya pendaftaran untuk satu pertandingan adalah sebesar Rp ,00 yang biayanya ditanggung oleh pemilik dua ekor domba (sepasang domba) yang akan ditandingkan, atau dengan kata lain bahwa biaya pendaftaran untuk satu ekor domba adalah Rp ,00. Proses pendaftaran ini bersamaan dengan proses perekapan data peserta SKDG

3 20 Unpad terkait dengan pembuatan daftar pertandingan sesuai nomor tanding serta pembuatan form penilaian juri. Hasil rekap data dari pendaftaran menunjukkan bahwa peserta SKDG pada hari pertama, yaitu sebanyak 314 ekor atau 157 pasang domba. Pertandingan SKDG Unpad dimulai Pukul WIB yang dipimpin oleh seorang wasit dan tiga orang juri yang bertugas di dalam pekalangan. Pertandingan berlangsung seru karena antusiasnya para pendukung yang turut meramaikan jalannya pertandingan SKDG Unpad. Hal yang sangat disayangkan adalah terkadang pendukung kurang tertib dalam meramaikan pertandingan SKDG sehingga dapat menghambat jalannya pertandingan. Cuaca ketika berlangsungnya SKDG cukup berawan dan tidak tampak cahaya matahari yang menyinari pamidangan. Pukul WIB hingga pukul WIB terjadi hujan ringan, namun tidak mengganggu jalannya pertandingan SKDG. Hujan yang cukup lebat terjadi pada sore hari sekitar Pukul WIB, sehingga mengganggu jalannya pertandingan SKDG. Peternak lebih berhati-hati karena arena pekalangan yang basah dan licin dapat menyebabkan domba cedera. Banyak peternak memilih menandingkan domba miliknya hanya dalam beberapa tumbukan saja, walaupun kondisi domba masih mampu melanjutkan pertandingan SKDG, karena peternak khawatir dengan kondisi lapangan yang bila dombanya dipaksakan dapat membuat dombanya cedera. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurmeidiansyah, dkk (2012) bahwa hal yang harus dimiliki oleh peternak domba tangkas adalah nilai jiwa seni dan hubungan emosional dengan domba tangkas yang dimilikinya. Peternak selalu memperlakukan domba tangkas yang dimilikinya dengan istimewa agar dapat

4 21 tampil sesuai dengan yang diinginkan, sehingga peternak tidak mau domba miliknya mengalami cedera. Hal yang menjadi catatan khusus pada hari pertama penyelenggaraan acara SKDG adalah adanya peserta yang tidak dapat menangkaskan dombanya sebanyak 36 ekor atau 18 pasang domba terkait dengan keterbatasan waktu yang sudah menjelang malam hari sehingga kondisi lapangan sudah mulai gelap. Acara pada hari pertama selesai pada Pukul WIB, yang ditutup dengan agenda pengembalian biaya pendaftaran kepada peternak yang tidak dapat menangkaskan dombanya. Kelas yang dipertandingkan pada hari kedua yaitu Kelas A dan B. Cuaca pada hari kedua lebih cerah dibandingkan hari pertama dan tidak turun hujan, sehingga pertandingan SKDG berjalan lancar tanpa hambatan cuaca. Kegiatan yang dilakukan pada SKDG Unpad hari kedua serupa dengan hari pertama, namun peserta yang sangat banyak membuat panitia melakukan antisipasi agar kejadian di hari pertama tidak terjadi lagi, dengan membatasi jumlah peserta sebanyak 300 ekor atau 150 pasang domba. Kondisi yang sama terjadi pada hari kedua, meskipun telah dilakukan pembatasan peserta, beberapa peserta tetap tidak dapat menangkaskan dombanya terkait dengan waktu yang sudah lewat dari batas waktu yang ditentukan. Jumlah domba yang tidak tertandingkan pada hari kedua justru semakin banyak yaitu sejumlah 52 ekor atau 26 pasang domba karena waktu penyelenggaraan pertandingan SKDG lebih singkat yaitu selesai Pukul WIB yang dilanjutkan dengan pembagian hadiah kepada para pemenang dengan tujuan seluruh rangkaian kegiatan dapat selesai sebelum hari mulai gelap.

5 22 Kekecewaan terlihat jelas ketika ada seorang peternak yang terlihat cukup emosi karena kecewa tidak dapat menangkaskan dombanya di pekalangan. Bentuk tanggung jawab panitia akan hal ini adalah dengan melakukan pengembalian uang pendaftaran peserta yang tidak dapat menangkaskan dombanya, namun kekecewaan peternak tetap terlihat. Tidak adanya standar waktu yang dibutuhkan dalam satu pertandingan SKDG mengakibatkan prediksi waktu total yang dibutuhkan tidak dapat dihitung dengan baik sehingga pihak panitia tidak dapat mengantisipasi hal ini yang membuat peternak kecewa. Pertandingan SKDG selesai Pukul WIB, kemudian dilanjut dengan pembagian hadiah bagi para pemenang juara 1 sampai 6 tiap kelas, dan favorit tempur 1 sampai 3 pada tiap kelas, serta the best tiap kelas dan the best favorit tempur. Acara pada hari kedua selesai pada Pukul WIB. 4.2 Waktu Tanding SKDG Piala Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Waktu Persiapan Tanding Waktu persiapan tanding adalah bagian awal dari waktu tanding yang dimulai ketika domba masuk ke pekalangan sampai wasit meniupkan peluit tanda dimulainya pertandingan. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan persiapan tanding di antaranya adalah membuka aksesoris yang terpasang (gongseng) pada tubuh domba yang akan ditangkaskan, dan memposisikan domba agar saling berhadapan dan siap untuk ditangkaskan. Faktor yang dapat mempengaruhi waktu persiapan tanding pada SKDG di antaranya adalah kecekatan bobotoh dalam melepaskan aksesoris domba dan mengatur domba untuk berada pada posisi siap untuk ditangkaskan, kondisi tenang atau tidak tenangnya domba, serta jarak tempat menambatkan domba sebelum

6 23 pemanggilan untuk bertanding. Hasil perhitungan waktu persiapan tanding dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Waktu Persiapan Tanding pada SKDG Nilai Kelas A B C...detik... Rata-Rata 36,65 ns 36,49 ns 35,19 ns Standar Deviasi 9,45 10,17 8,48 KV (%) 25,79 27,86 24,10 Maximum Minimum Keterangan : ns = tidak berbeda nyata ; *) = berbeda nyata Semakin cepat bobotoh melepaskan aksesoris domba yang terpasang, maka domba akan semakin cepat untuk disiapkan untuk bertanding. Bobotoh harus mempunyai keterampilan dalam melepas aksesoris domba dan memposisikan domba agar saling berhadapan dengan lawannya sehingga siap untuk ditandingkan. Keterampilan bobotoh dalam mendukung suatu pertandingan sangat penting, karena apabila domba tidak tertangani dengan baik oleh bobotoh, maka persiapan tanding pun akan semakin lama. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah posisi domba ketika dipanggil untuk bertanding. Domba harus dibawa menuju depan pintu pekalangan jika sudah ada pemanggilan dari pihak panitia, sehingga ketika pertandingan sebelumnya selesai, domba dapat langsung memasuki arena pekalangan. Koefisien variasi menjadi tinggi, karena kecekatan bobotoh serta jarak penambatan domba sangat beragam sehingga perlu diadakan himbauan sebelum rangkaian acara SKDG dimulai agar peternak menyiapkan dombanya di depan pintu masuk pekalangan satu nomor sebelum giliran bertanding. Apabila hal yang telah diuraikan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik oleh bobotoh, maka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan tanding menjadi efektif dan efisien.

7 24 Gambar 1. Pembukaan Aksesoris Domba (Sumber : Liputan6.com) Cuaca hujan dapat mempengaruhi perjalanan domba dari tempat domba menunggu pemanggilan sampai di depan pekalangan. Peternak akan lebih berhatihati membawa dombanya karena licin, sehingga resiko cedera domba pun akan lebih tinggi karena jalur yang licin dapat menyebabkan domba terjatuh atau mengalami cedera lainnya. Waktu persiapan tanding pun akan semakin lama jika domba terpeleset atau mengalami cedera. Tabel 3. Uji Duncan Waktu Persiapan Tanding pada SKDG Kelas Rataan Signifikansi...detik... A 36,65 a B 36,49 a C 35,19 a Berdasarkan hasil analisis Duncan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara waktu persiapan tanding pada

8 25 tiap kelasnya. Waktu persiapan tanding SKDG pada Piala Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2017 memiliki rata-rata sebagai berikut: Kelas C 35,19 detik, kemudian Kelas B 36,49 detik, dan Kelas A 36,65 detik. Adanya perbedaan waktu ini dikarenakan faktor yang dapat mempengaruhi waktu persiapan tanding pada tiap kelas yang telah diuraikan sebelumnya, tidak dapat ditentukan secara pasti, karena bergantung atas kondisi serta teknis pelaksanaan persiapan pertandingan di setiap pamidangan Waktu Pelaksanaan Tanding Waktu pelaksanaan tanding adalah bagian inti dari waktu tanding, yang dimulai ketika wasit meniupkan peluit tanda dimulainya pertandingan sampai wasit meniupkan peluit tanda berakhirnya pertandingan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah pertandingan SKDG. Hasil perhitungan waktu pelaksanaan tanding dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Waktu Pelaksanaan Tanding pada SKDG Nilai Kelas A B C...detik... Rata-Rata 145,08 ns 156,98 ns 154,25 ns Standar Deviasi 74,12 59,87 62,72 KV (%) 51,09 38,74 40,49 Maximum Minimum Keterangan : ns = tidak berbeda nyata ; *) = berbeda nyata Faktor yang dapat mempengaruhi waktu pelaksanaan tanding di antaranya adalah jarak pengambilan ancang-ancang Domba Garut ketika ditangkaskan, jumlah tumbukan (pukulan), dan jumlah pemeliharaan (pemijatan) dalam suatu pertandingan. Pengambilan ancang-ancang yang dilakukan oleh domba

9 26 mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu pertandingan. Semakin jauh jarak pengambilan ancang-ancang domba semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu pertandingan. Ancang-ancang domba juga dapat mempengaruhi kualitas tumbukan (pukulan) yang terjadi dalam suatu pertandingan SKDG. Informasi mengenai banyaknya tumbukan SKDG tiap kelas disajikan pada Tabel 5 berikut ini. Tabel 5. Jumlah Tumbukan pada SKDG Tiap Kelas Nilai Kelas A B C Rata-Rata 14,46 16,32 16,61 Standar Deviasi 6,24 5,25 5,41 KV (%) 43,13 32,20 32,57 Maximum Minimum Tumbukan terjadi setelah domba berlari dari ancang-ancang yang dilakukannya. Jumlah tumbukan maksimal adalah 20 tumbukan, namun tidak sedikit pemilik yang menangkaskan dombanya kurang dari 20 tumbukan dengan pertimbangan wasit sesuai dengan kondisi domba saat ditangkaskan. Informasi yang disajikan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah tumbukan dari yang terbanyak sampai yang paling sedikit berturut-turut adalah Kelas C 16,61 tumbukan, Kelas B 16,32 tumbukan, dan Kelas C 14,46 tumbukan. Keras atau tidaknya tumbukan dipengaruhi oleh ancang-ancang domba ketika ditangkaskan. Semakin jauh ancang-ancang domba, maka semakin besar kemungkinan domba menghasilkan tumbukan yang keras, sehingga dapat meningkatkan resiko cedera domba akibat tumbukan yang keras. Hal ini akan meningkatkan kemungkinan untuk melakukan pemijatan lebih dari satu kali pemijatan.

10 27 Gambar 2. Pengambilan Ancang-ancang Domba Ketika Ditangkaskan (Sumber : Liputan6.com) Aturan pertandingan SKDG nomor delapan yang dibakukan oleh HPDKI menjelaskan bahwa pemeliharaan (pemijatan) domba ketika ditangkaskan dilakukan satu kali pada tumbukan ke 15, kecuali jika wasit menentukan dapat dilakukan sebelum atau sesudah tumbukan ke 15. Pengamatan di lapangan sesuai dengan aturan tersebut. Kelas B dari total 90 pasang (90 pertandingan), 73 pertandingan dilakukan satu kali pemijatan, sedangkan 17 pertandingan dilakukan lebih dari satu kali pemijatan. Kelas C dari total 134 pasang (134 pertandingan), 120 pertandingan dilakukan satu kali pemijatan, sedangkan 14 pertandingan dilakukan lebih dari satu kali pemijatan. Hal yang sangat jauh berbeda terjadi pada Kelas A yang hanya memiliki empat pertandingan dengan pemijatan lebih dari satu kali dari total 37 pertandingan. Pemijatan ini membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga dapat menambah waktu yang dibutuhkan untuk satu pertandingan

11 28 SKDG. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa semakin banyak tumbukan maka semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu pelaksanaan tanding SKDG, karena pada Kelas B jumlah pertandingan dengan pemijatan lebih dari satu kali lebih banyak dibandingkan Kelas C dan A. Gambar 3. Tumbukan Saat Pelaksanaan Tanding (Sumber : Dokumentasi Pribadi) Pertandingan Kelas A memiliki waktu pelaksanaan tanding yang lebih cepat, karena jumlah tumbukan yang terjadi lebih sedikit dan lebih pelan. Hal ini dikarenakan jarak ancang-ancang domba Kelas A lebih pendek jika dibandingkan Kelas B dan C, sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan yang keras akan semakin kecil, bahkan cenderung akan menghasilkan tumbukan yang tidak keras. Tumbukan yang tidak keras dapat memperkecil kemungkinan terjadinya pemijatan domba lebih dari satu kali, karena resiko cedera pada domba akan semakin kecil

12 29 pula. Tumbukan keras pada kelas B dan C menyebabkan resiko cedera pada domba menjadi lebih tinggi, sehingga kemungkinan terjadinya pemijatan lebih dari satu kali pun lebih tinggi pula. Hal tersebut dapat menyebabkan waktu pelaksanaan tanding SKDG menjadi semakin lama, sehingga waktu tanding SKDG pada Piala Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2017 pada Kelas B dan C lebih lama dibandingkan Kelas A. Gambar 4. Pemijatan Domba (Sumber : Liputan6.com) Waktu pelaksanaan tanding yang lebih lama pada Kelas B dan C menandakan bahwa jual beli serangan lebih banyak terjadi pada kedua kelas tersebut, sehingga kualitas pertandingannya lebih baik dibandingkan Kelas A. Jual beli serangan adalah kondisi ketika domba memiliki kekuatan sepadan antara domba yang satu dengan yang lain, baik saat melancarkan serangan (menumbuk) maupun saat bertahan (ditumbuk), sehingga pertandingan menarik dan berkualitas. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, semakin baik kualitas pertandingan maka

13 30 semakin banyak jumlah tumbukan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu pertandingan SKDG. Faktor yang telah diuraikan tersebut merupakan faktor utama yang mempengaruhi waktu pelaksanaan tanding SKDG. Ketiga faktor tersebut memiliki keterkaitan yang erat, sehingga faktor yang mempengaruhi lamanya pelaksanaan tanding tidak dapat dilihat dari salah satu faktor saja, melainkan harus dilihat secara keseluruhan sesuai dengan keterkaitannya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah adanya beberapa faktor pendukung lainnya yang dapat mempengaruhi waktu pelaksanaan tanding tersebut. Hal yang perlu diperhatikan selain faktor-faktor tersebut adalah kondisi lingkungan ketika domba ditangkaskan. Cuaca hujan dapat mempengaruhi terhadap waktu pelaksanaan tanding SKDG. Apabila cuaca hujan, pekalangan menjadi basah dan licin, sehingga pergerakan domba pun tidak akan sebaik dengan kondisi pekalangan yang kering, sehingga waktu pun akan cenderung lebih lama karena resiko domba terpeleset lebih besar dan domba akan mengulang kembali ancangancangnya jika terpeleset. Tabel 6. Uji Duncan Waktu Pelaksanaan Tanding pada SKDG Kelas Rataan Signifikansi...detik... A 145,08 a B 156,98 a C 154,25 a Berdasarkan hasil analisis Duncan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara waktu pelaksanaan tanding pada tiap kelasnya. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti yang telah dijelaskan sebelumnya di antaranya jumlah tumbukan, ancang-ancang domba, dan pemijatan. Jika dilihat dari rata-ratanya, dapat diurutkan dari yang tercepat bahwa

14 31 waktu pelaksanaan tanding SKDG pada Piala Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran adalah Kelas A 145,08 detik, Kelas C 154,25 detik, dan Kelas B 156,98 detik Waktu Pascatanding Waktu pascatanding adalah bagian akhir atau penutup dari waktu pertandingan, yang dimulai ketika wasit meniupkan peluit tanda berakhirnya pertandingan sampai domba keluar dari pekalangan. Kegiatan yang dilakukan pada pascatanding di antaranya adalah memasang aksesoris domba setelah selesai ditangkaskan, dan melakukan pemijatan atau pengurutan pada domba yang mengalami cedera berat sehingga memaksa wasit untuk menghentikan jalannya pertandingan. Hasil perhitungan waktu pascatanding pada SKDG dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Waktu Pascatanding pada SKDG Nilai Kelas A B C...detik... Rata-Rata 37,03 ns 37,58 ns 37,22 ns Standar Deviasi 7,03 6,46 7,66 KV (%) 18,98 17,20 20,65 Maximum Minimum Keterangan : ns = tidak berbeda nyata ; *) = berbeda nyata Informasi yang disajikan pada Tabel 7 menunjukkan bahwa rataan waktu pascatanding dari yang tercepat sampai yang terlama adalah sebagai berikut: Kelas A 37,03 detik, C 37,20 detik, dan B 37,50 detik. Standar deviasi dan koefisien variasinya pun dapat dikatakan seragam, karena pada dasarnya kegiatan yang dilakukan pada pascatanding tiap sama saja. Faktor-faktor yang dapat

15 32 mempengaruhi pascatanding di antaranya adalah kondisi domba setelah ditangkaskan, kecekatan bobotoh dalam memasang aksesoris domba, silaturahmi peternak, dan apresiasi dari penonton. Kondisi domba setelah ditangkaskan tidak akan selalu sama, domba yang telah selesai ditangkaskan bisa saja mengalami cedera yang berat, sehingga peternak atau bobotoh akan membutuhkan waktu lebih untuk memberikan pertolongan pertama pada domba yang dimilikinya dengan cara melakukan pemijatan atau pengurutan. Kondisi tanpa cedera akan lebih memangkas waktu pascatanding karena hal yang peternak atau bobotoh lakukan ketika pascatanding adalah memasangkan aksesoris domba dan membawa domba keluar pekalangan. Gambar 5. Domba Keluar Arena Pekalangan Setelah Pemasangan Aksesoris (Sumber : Liputan6.com) Kecekatan bobotoh atau peternak juga mempengaruhi waktu pascatanding, karena mereka dituntut mampu menangani domba dan memasang aksesoris domba

16 33 dengan waktu yang cepat. Pertandingan selanjutnya akan terhambat apabila proses penanganan dan pemasangan aksesoris domba dilakukan dengan lamban, karena hal ini membutuhkan waktu yang efektif dan efisien. Faktor lain yang mempengaruhi waktu pascatanding adalah silaturahmi peternak setelah pelaksanaan tanding selesai. Silaturahmi ini merupakan salah satu tujuan dilaksanakannya SKDG, sehingga peternak sangat antusias dengan hal ini. Proses silaturahmi ini dilakukan dengan cara bersalaman satu sama lain sebagai simbol bahwa hubungan antar peternak berjalan dengan baik dan harmonis. Terkadang, peternak tidak hanya bersalaman saja, namun sekaligus melakukan perbincangan kecil sehingga cukup memakan waktu pascatanding SKDG. Gambar 6. Silaturahmi Peternak Pascatanding (Sumber : Dokumentasi Pribadi) Sejalan dengan hasil pengamatan parameter pelaksanaan tanding, urutan waktu pascatanding dari yang tercepat sampai yang terlama adalah Kelas A, C, dan B. Jual beli serangan yang lebih ketat terjadi pada Kelas B dan C, sehingga

17 34 pertandingan berjalan seru, dan ketika pelaksanaan tanding selesai akan ada apresiasi dari penonton pada domba tersebut, karena menampilkan performa yang baik. Pemilik domba pun saling menyalami lawannya sebagai pertanda saling menghormati dan silaturahmi berjalan dengan baik, sejalan dengan pendapat Nurmeidiansyah, dkk (2012) bahwa salah satu tujuan SKDG adalah sebagai ajang silaturahmi peternak Domba Garut. Tahapan yang dilakukan setelah bersilaturahmi adalah memasangkan aksesoris domba dan membawa domba keluar pekalangan. Hal tersebut membuat waktu pascatanding pada Kelas B dan C lebih lama dibandingkan Kelas A. Tabel 8. Uji Duncan Waktu Pascatanding SKDG Kelas Rataan Signifikansi...detik... A 37,03 a B 37,58 a C 37,22 a Berdasarkan hasil analisis Duncan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara waktu pascatanding pada tiap kelasnya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi waktu pascatanding di antaranya adalah kondisi domba setelah selesai ditangkaskan, kecekatan bobotoh dalam memasang kembali aksesoris domba, dan apresiasi dari penonton apabila pertandingan menyajikan jual beli serangan yang menarik, sehingga menghasilkan pertandingan yang berkualitas dan menjadikan tontonan yang baik bagi para penonton yang hadir pada acara SKDG tersebut. Jika dilihat dari rata-ratanya, dapat diurutkan dari yang tercepat bahwa waktu pascatanding SKDG pada Piala Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran adalah sebagai berikut : Kelas A 37,03 detik, C 37,20 detik, dan B 37,50 detik.

18 Rataan Waktu Tanding SKDG Tiap Kelas Waktu tanding SKDG merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu rangkaian pertandingan SKDG, yang terdiri atas waktu persiapan tanding, waktu pelaksanaan tanding, dan waktu pascatanding. Informasi mengenai waktu pertandingan SKDG di setiap kelas dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Rataan Waktu Tanding SKDG Tiap Kelas Parameter Kelas A B C...detik... Persiapan 36,65 ns 36,48 ns 35,19 ns Pelaksanaan 145,08 ns 156,98 ns 154,25 ns Pascatanding 37,03 ns 37,58 ns 37,22 ns Total 218,75 231,04 226,66 Keterangan : ns = tidak berbeda nyata ; *) = berbeda nyata Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa waktu persiapan tanding tidak bergantung atas waktu pelaksanaan tanding dan waktu pascatanding. Hal ini dikarenakan waktu persiapan tanding adalah fase awal dari rangkaian pertandingan SKDG, sehingga hanya dipengaruhi oleh kegiatan yang dilakukan pada persiapan tandingnya saja. Waktu persiapan tanding merupakan waktu yang paling cepat jika dibandingkan dua parameter lainnya, yaitu waktu pelaksanaan tanding dan waktu pascatanding. Hal berbeda ditunjukkan oleh waktu pelaksanaan tanding, yang merupakan waktu terlama dalam rangkaian pertandingan SKDG. Waktu pelaksanaan tanding tidak dapat diprediksi karena dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terjadi ketika pertandingan SKDG tersebut berlangsung, seperti jumlah tumbukan, jarak ancangancang, dan pemijatan. Faktor-faktor tersebut memiliki keterkaitan dengan waktu pascatanding, karena kualitas pertandingan dan kondisi domba setelah bertanding pada suatu pelaksanaan tanding SKDG akan mempengaruhi waktu pascatanding.

19 36 Semakin baik kualitas pertandingan maka semakin lama waktu pascatanding karena akan ada apresiasi dari penonton setelah pertandingan selesai. Apresiasi yang dilakukan berupa tepuk tangan dari penonton dan sedikit gerakan yang memiliki unsur pencak silat yang dilakukan oleh pemilik domba atau bobotoh. Kondisi domba yang cedera berat pun akan membuat waktu pascatanding semakin lama karena membutuhkan waktu untuk melakukan pemijatan domba. Hasil perhitungan masing-masing parameter yang diukur menunjukkan bahwa waktu total pertandingan SKDG tiap kelas dari yang paling lama sampai ke yang paling cepat adalah Kelas B, C, dan A. Hal ini tidak terlepas dari faktor yang mempengaruhi masing-masing parameter yang diukur. Secara umum, hal yang paling mempengaruhi waktu total pertandingan adalah waktu pelaksanaan tanding. Kelas A memiliki kualitas pertandingan lebih rendah dibandingkan Kelas B dan C, sehingga jual beli serangan tidak terjadi yang mengakibatkan pertandingan Kelas A lebih cepat dibandingkan Kelas B dan C. Pelaksanaan tanding Kelas B dan C memiliki kualitas lebih baik jika dibandingkan Kelas A. Jual beli serangan terjadi sangat seru hingga lamanya pelaksanaan tanding dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah tumbukan, dan lamanya pemijatan domba ketika ditangkaskan. Waktu total pertandingan SKDG dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diantaranya adalah sebagai berikut: Kecekatan bobotoh dalam melepaskan aksesoris domba dan mengatur domba untuk berada pada posisi siap untuk ditangkaskan, kondisi tenang atau tidak tenangnya domba, jarak tempat menambatkan domba sebelum pemanggilan untuk bertanding, jumlah tumbukan ketika bertanding, jarak domba mengambil ancang-ancang ketika ditangkaskan. lamanya pemijatan domba ketika ditangkaskan, kondisi domba setelah

20 37 ditangkaskan, kecekatan bobotoh dalam memasang aksesoris domba setelah ditangkaskan, dan apresiasi dari penonton untuk domba yang telah selesai bertanding. Berdasarkan tingkat keterkaitannya, faktor-faktor tersebut dapat terbagi sesuai dengan parameter yang diukur. Faktor yang mempengaruhi waktu persiapan tanding SKDG adalah kecekatan bobotoh dalam melepaskan aksesoris domba dan mengatur domba untuk berada pada posisi siap untuk ditangkaskan, kondisi tenang atau tidak tenangnya domba, dan jarak tempat menambatkan domba sebelum pemanggilan untuk bertanding. Semakin lama peternak menangani domba maka akan semakin lama waktu persiapan tanding yang dibutuhkan. Hal ini berbeda dengan waktu pelaksanaan tanding SKDG. Waktu pelaksanaan tanding dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah jumlah tumbukan, jarak ancang-ancang domba, dan lamanya pemijatan domba. Semakin banyak tumbukan dan semakin jauh jarak ancang-ancang domba ketika ditangkaskan, maka akan semakin banyak pula waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu pelaksanaan tanding SKDG. Hal ini berbanding lurus dengan pemijatan, semakin lama pemijatan domba maka akan semakin lama waktu pelaksanaan tanding SKDG. Tahapan setelah pelaksanaan tanding adalah pascatanding. Faktor yang mempengaruhi waktu pascatanding SKDG adalah kondisi domba setelah ditangkaskan, kecekatan bobotoh dalam memasang aksesoris domba setelah ditangkaskan, dan apresiasi dari penonton untuk domba yang telah selesai bertanding. Domba yang cedera membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan pemeliharaan dan perawatan terlebih dahulu sebelum keluar dari pekalangan. Semakin cekat bobotoh dalam memasang aksesoris maka akan semakin cepat pula

21 38 domba keluar dari pekalangan. Apresiasi penonton untuk domba pun dapat menyebabkan waktu pascatanding menjadi semakin lama. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, waktu yang diperlukan untuk satu pertandingan SKDG sangat bergantung pada ketiga parameter yang diukur, yaitu waktu persiapan tanding SKDG, waktu pelaksanaan tanding SKDG, dan waktu pascatanding SKDG. Manajemen waktu yang baik dari ketiga parameter tersebut, dapat menjadikan rangkaian kegiatan SKDG terlaksana dengan baik. Gambaran waktu pertandingan SKDG dapat dijadikan acuan untuk memprediksi jumlah pertandingan yang dapat dilaksanakan, sehingga rangkaian SKDG dapat berjalan efektif dan efisien. Menurut Haynes (1994), manajemen waktu dapat menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang akan dilakukan. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Forsyth (2009) yang mengatakan bahwa manajemen waktu adalah cara bagaimana membuat waktu menjadi terkendali sehingga menjamin terciptanya sebuah efektivitas, efisiensi, dan produktivitas (Forsyth, 2009).

PENDAHULUAN ekor di Tahun 2016 (Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan

PENDAHULUAN ekor di Tahun 2016 (Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba Garut merupakan salah satu rumpun domba lokal Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Provinsi Jawa Barat dan telah dibudidayakan secara turun temurun.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba

I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba Garut merupakan salah satu komoditas unggulan yang perlu dilestarikan sebagai sumber

Lebih terperinci

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Perkembangan Domba Asia merupakan pusat domestikasi domba. Diperkirakan domba merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi oleh manusia kira-kira

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Keragaman wilayah di muka bumi menyebabkan begitu banyak rumpun

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Keragaman wilayah di muka bumi menyebabkan begitu banyak rumpun 10 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi Domba Garut Keragaman wilayah di muka bumi menyebabkan begitu banyak rumpun domba yang tersebar di seluruh dunia. Sampai saat ini tercatat 245 rumpun yang telah diidentifikasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Populasi domba terbesar terdapat di Kabupaten Garut yang termasuk salah

PENDAHULUAN. Populasi domba terbesar terdapat di Kabupaten Garut yang termasuk salah I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi domba terbesar terdapat di Kabupaten Garut yang termasuk salah satu Kabupaten di Jawa Barat dengan jumlah populasi pada Tahun 2013 yaitu 1.129.633 ekor dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai hal, seperti keanekaragaman budaya, lingkungan, alam, dan wilayah geografis. Keanekaragaman

Lebih terperinci

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN PERSENTASE KARKAS DAN TEBAL LEMAK PUNGGUNG DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING Fajar Muhamad Habil*, Siti Nurachma, dan Andiana Sarwestri Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM SENI KETANGKASAN DOMBA GARUT

TINJAUAN UMUM SENI KETANGKASAN DOMBA GARUT BAB II TINJAUAN UMUM SENI KETANGKASAN DOMBA GARUT 2.1 Ketangkasan Domba Garut 2.1.1 Pengertian Seni Ketangkasan Domba Garut Seni ketangkasan domba Garut merupakan permainan ketangkasan dan seni pertunjukan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Domba yang digunakan untuk penelitian adalah Domba Garut jantan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Domba yang digunakan untuk penelitian adalah Domba Garut jantan III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Perlengkapan Domba yang digunakan untuk penelitian adalah Domba Garut jantan yearling (1-2 tahun). Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Domba mempunyai arti penting bagi kehidupan dan kesejahteraan

PENDAHULUAN. Domba mempunyai arti penting bagi kehidupan dan kesejahteraan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba mempunyai arti penting bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia karena dapat menghasilkan daging, wool, dan lain sebagainya. Prospek domba sangat menjanjikan untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mendorong para peternak untuk menghasilkan ternak yang berkualitas. Ternak

PENDAHULUAN. mendorong para peternak untuk menghasilkan ternak yang berkualitas. Ternak I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti daging, telur dan susu, semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB III Hadiah Dalam Adu Ketangkasan Domba ( Studi Kasus Desa Wanaraja Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut)

BAB III Hadiah Dalam Adu Ketangkasan Domba ( Studi Kasus Desa Wanaraja Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut) 43 BAB III Hadiah Dalam Adu Ketangkasan Domba ( Studi Kasus Desa Wanaraja Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut) A. Gambaran umum lokasi penelitian Dalam kehidupan bermasyarakat, keadaan suatu wilayah sangat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING

HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING Agung Gilang Pratama*, Siti Nurachma, dan Andiana Sarwestri Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan salah satu ternak ruminansia kecil yang memiliki potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan sudah sangat umum dibudidayakan

Lebih terperinci

Bibit domba Garut SNI 7532:2009

Bibit domba Garut SNI 7532:2009 Standar Nasional Indonesia Bibit domba Garut ICS 65.020.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Spesifikasi...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pencak silat adalah gerak bela serang yang teratur menurut sistem, waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara ksatria, tidak

Lebih terperinci

PANDUAN LOMBA TUNJUKKAN KARYAMU

PANDUAN LOMBA TUNJUKKAN KARYAMU PANDUAN LOMBA OLIMPIADE EDUKASI ROBOTIKA TIRTATAMANSARI 2017 TROPHY GUBERNUR DIY TINGKAT SEKOLAH DASAR TUNJUKKAN KARYAMU COOPERATION PARTNER Sekretariat : I. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah media pembelajaran

Lebih terperinci

Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak

Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton Umaris Santoso, Siti Nurachma dan Andiana Sarwestri Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran umarissantoso@gmail.com

Lebih terperinci

MOEHI NATIONAL COMPETITION 2017 PR IPM SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA

MOEHI NATIONAL COMPETITION 2017 PR IPM SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA S. Lomba Tapak Suci Hari : Ahad Senin Tanggal : 3 4 September 2017 Waktu : Pukul 10.00 22.00 (Ahad) & 07.00 14.00 WIB (Senin) Tempat : Sport Hall SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta Persyaratan Peserta : 1.

Lebih terperinci

PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA DANCE

PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA DANCE PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA DANCE v Peserta wajib merupakan Karyawan Tetap / Karyawan Kontrak Langsung perusahaan Asuransi Jiwa (Bukan Karyawan Outsourcing) yang masih aktif bekerja

Lebih terperinci

KETENTUAN KHUSUS MATA LOMBA KONSER

KETENTUAN KHUSUS MATA LOMBA KONSER KETENTUAN KHUSUS MATA LOMBA KONSER 1. WAKTU dan PELAKSANAAN Hari/Tanggal : Rabu & Kamis, 14 & 15 Mei 2014 Waktu : Pukul 08.00 Wib s.d. selesai Tempat : GOR POPKI Cibubur 2. KOMPOSISI/KEKUATAN BAND PESERTA

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Rumpun Domba Rumpun adalah segolongan hewan dari suatu jenis yang mempunyai bentuk dan sifat keturunan yang sama. Jenis domba di Indonesia biasanya diarahkan sebagai domba pedaging

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada Bulan April 2013 hingga Mei 2013 bertempat di laboratorium budidaya perikanan Ciparanje Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPAD.

Lebih terperinci

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh,

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh, II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Domba Garut Asal usul domba Garut diyakini berasal dari Kabupaten Garut sebagai Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh, Cikandang, dan Cikeris,

Lebih terperinci

PROPOSAL PELATIHAN WASIT JURI PENCAK SILAT KABUPATEN SLEMAN

PROPOSAL PELATIHAN WASIT JURI PENCAK SILAT KABUPATEN SLEMAN PROPOSAL PELATIHAN WASIT JURI PENCAK SILAT 2017 A. PENDAHULUAN PENGURUS KABUPATEN PROPOSAL PELATIHAN WASIT JURI PENCAK SILAT Keberhasilan pola pembinaan atlet selain dikarenakan hasil dari latihan, juga

Lebih terperinci

PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA SOLO SINGER

PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA SOLO SINGER PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA SOLO SINGER v Peserta wajib merupakan Karyawan Tetap / Karyawan Kontrak Langsung perusahaan Asuransi Jiwa (Bukan Karyawan Outsourcing) yang masih aktif bekerja

Lebih terperinci

KEJUARAAN NASIONAL ASBD & April 2017 Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta Timur

KEJUARAAN NASIONAL ASBD & April 2017 Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta Timur 2 & 14 16 April 2017 Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta Timur I. PENDAHULUAN Saat ini banyak sekali diadakan pertandingan pencak silat baik untuk tingkatan anak-anak, remaja maupun dewasa. Hal ini tentu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano 23 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano 4.1.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat sebelah selatan, di antara 6

Lebih terperinci

PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA

PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA v Peserta wajib merupakan Karyawan Tetap atau Karyawan Kontrak 1 tahun perusahaan BUMN atau Kementerian BUMN v Peraturan Peserta Lomba sebagai berikut: Ø

Lebih terperinci

PANDUAN TATA TERTIB I. PERSYARATAN LOMBA

PANDUAN TATA TERTIB I. PERSYARATAN LOMBA PANDUAN TATA TERTIB v Peserta wajib merupakan Karyawan Tetap perusahaan BUMN atau Kementerian BUMN v Peraturan Peserta Lomba sebagai berikut: Ø Terbuka untuk segala kalangan dan usia (dalam batas kepegawaian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemitraan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 940/Kpts/OT.210/10/97 tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan usaha pertanian adalah

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan hal-hal tertentu,

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan hal-hal tertentu, II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Asal Usul dan Klasifikasi Domba Garut Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan hal-hal tertentu, diantaranya berdasarkan perbandingan banyak daging atau wol, ada

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS CABANG BULUTANGKIS IMSSO LIGA MEDIKA 2017

PERATURAN KHUSUS CABANG BULUTANGKIS IMSSO LIGA MEDIKA 2017 PERATURAN KHUSUS CABANG BULUTANGKIS IMSSO LIGA MEDIKA 2017 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Peserta bulutangkis Liga Medika 2017 adalah sebuah tim yang terdiri atas mahasiswa/i strata 1 Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. domba yang tersebar di seluruh dunia. Sampai saat ini tercatat 245 rumpun

KAJIAN KEPUSTAKAAN. domba yang tersebar di seluruh dunia. Sampai saat ini tercatat 245 rumpun 7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Asal usul Domba Garut Keragaman wilayah di muka bumi menyebabkan begitu banyak rumpun domba yang tersebar di seluruh dunia. Sampai saat ini tercatat 245 rumpun yang telah diidentifikasi

Lebih terperinci

PANITIA LOMBA BARIS BERBARIS PRAYATA VI

PANITIA LOMBA BARIS BERBARIS PRAYATA VI TATA TERTIB PESERTA LOMBA BARIS-BERBARIS PRAYATA VI Pasal 1 Ketentuan Umum 1. Lomba baris- berbaris Prayata VI merupakan lomba baris-berbaris tingkat provinsi yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 1 Yogyakarta

Lebih terperinci

JADWAL PELAKSANAAN LKBB BARAKUDA 2018

JADWAL PELAKSANAAN LKBB BARAKUDA 2018 asds JADWAL PELAKSANAAN LKBB BARAKUDA 2018 1. Pendaftaran Pendaftaran dilaksanakan mulai Tanggal : 03 Januari 2018 s/d 22 Februari 2018 Pukul : 11.00-18.00 WIB ( Senin Jumat) 07.00 12.00 ( Sabtu) Tempat

Lebih terperinci

PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA STAND UP COMEDY

PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA STAND UP COMEDY PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA STAND UP COMEDY v Peserta wajib merupakan Karyawan Tetap / Karyawan Kontrak Langsung perusahaan Asuransi Jiwa (Bukan Karyawan Outsourcing) yang masih aktif

Lebih terperinci

PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA

PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA v Peserta wajib merupakan Karyawan Tetap perusahaan BUMN atau Kementerian BUMN v Peraturan Peserta Lomba sebagai berikut: Ø Terbuka untuk segala kalangan

Lebih terperinci

Sekretariat : Jl. Pemuda Blok C. Gedung PKM Lt. II Universitas Mataram Contact Person : Nila ( ), Imam ( ) PROPOSAL

Sekretariat : Jl. Pemuda Blok C. Gedung PKM Lt. II Universitas Mataram Contact Person : Nila ( ), Imam ( ) PROPOSAL 1. LATAR BELAKANG PROPOSAL Pencak silat adalah warisan budaya leluhur yang telah diturunkan selama berabad-abad. Warisan ini merupakan suatu hal yang sangat berharga dan patut dijaga kelestariannya. Sebagai

Lebih terperinci

EKSISTENSI PASKIBRA 99 PASUKAN PENGIBAR BENDERA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI

EKSISTENSI PASKIBRA 99 PASUKAN PENGIBAR BENDERA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI EKSISTENSI PASKIBRA 99 PASUKAN PENGIBAR BENDERA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 99 Jl. Cibubur II Ciracas, Jakarta Timur 13720 Telp: (021) 8700979 Fax: (021) 87704317 No : 01/SU/X-PASS/14/PSKBR.99/2017 Jakarta,

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA FORMASI PENGIBARAN BENDERA (LFPB) TINGKAT SMA/SMK SE - JABODETABEK EKSISTENSI PASKIBRA SMAN 99 (XPASS) TAHUN 2018

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA FORMASI PENGIBARAN BENDERA (LFPB) TINGKAT SMA/SMK SE - JABODETABEK EKSISTENSI PASKIBRA SMAN 99 (XPASS) TAHUN 2018 2 PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA FORMASI PENGIBARAN BENDERA (LFPB) TINGKAT SMA/SMK SE - JABODETABEK EKSISTENSI PASKIBRA SMAN 99 (XPASS) TAHUN 2018 I. KETENTUAN UMUM 1. Peserta adalah siswa/i SMA/SMK sederajat

Lebih terperinci

PENCAK SILAT OLIMPIADE BRAWIJAYA

PENCAK SILAT OLIMPIADE BRAWIJAYA PENCAK SILAT OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 I. NOMOR PERTANDINGAN 1. Perorangan Putra Dewasa a. Kelas A Berat 45 50 kg b. Kelas B Berat 51 55 kg c. Kelas C Berat 56 60 kg d. Kelas D Berat 61 65 kg e. Kelas E

Lebih terperinci

- PESERTA LOMBA Peserta adalah Karyawan tetap BUMN dan kementrian BUMN. - PERSYARTAN PESERTA 1. Peserta Group ( Karyawan Perusahaan BUMN ).

- PESERTA LOMBA Peserta adalah Karyawan tetap BUMN dan kementrian BUMN. - PERSYARTAN PESERTA 1. Peserta Group ( Karyawan Perusahaan BUMN ). I. PERATURAN LOMBA - PESERTA LOMBA Peserta adalah Karyawan tetap BUMN dan kementrian BUMN. - PERSYARTAN PESERTA 1. Peserta Group ( Karyawan Perusahaan BUMN ). - Lomba Peserta Maximal 15 orang - Ketentuan

Lebih terperinci

SERAGAMKU SAYANG, SERAGAMKU MENAWAN... SUATU KEGIATAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME DAN BUDAYA KERJA DI RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA

SERAGAMKU SAYANG, SERAGAMKU MENAWAN... SUATU KEGIATAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME DAN BUDAYA KERJA DI RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA SERAGAMKU SAYANG, SERAGAMKU MENAWAN... SUATU KEGIATAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME DAN BUDAYA KERJA DI RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA KATEGORI : INTERNAL SERVICE PROJECT RUMAH SAKIT PANTI RAPIH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni Budaya Garut mencakup kepercayaan, norma-norma artistik dan sejarah-sejarah nenek moyang yang tergambarkan melalui kesenian tradisional. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA GROUP BAND

PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA GROUP BAND PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA GROUP BAND v Peserta wajib merupakan Karyawan Tetap / Karyawan Kontrak Langsung perusahaan Asuransi Jiwa (Bukan Karyawan Outsourcing) yang masih aktif bekerja

Lebih terperinci

1 Kontes Roket Air 2015 Taman Pintar Yogyakarta

1 Kontes Roket Air 2015 Taman Pintar Yogyakarta DAFTAR ISI Halaman judul... Daftar isi... Latar Belakang... Tujuan Kegiatan... Tema Kegiatan... Tim Peserta Kontes... Jenis Lomba... Rangkaian Kegiatan... Lampiran 1 (Rundown Acara Kontes)... Lampiran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE (TOR) FESTIVAL FILM PELAJAR NASIONAL SUKABUMI MOVIE AWARD (SUKMA) TAHUN 2014

TERM OF REFERENCE (TOR) FESTIVAL FILM PELAJAR NASIONAL SUKABUMI MOVIE AWARD (SUKMA) TAHUN 2014 I. PENDAHULUAN TERM OF REFERENCE (TOR) FESTIVAL FILM PELAJAR NASIONAL SUKABUMI MOVIE AWARD (SUKMA) TAHUN 2014 Bertepatan dengan peringatan hari Pahlawan, bulan November tahun 2014, Kompetensi Keahlian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki waktu untuk memperhatikan dan menangani masalah dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki waktu untuk memperhatikan dan menangani masalah dalam lingkungan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam melakukan aktifitas sehari-hari pada era yang semakin moderen ini, setiap orang selalu menginginkan segala sesuatu yang serba canggih dan praktis. Banyaknya aktifitas

Lebih terperinci

EKSISTENSI PASKIBRA 99 PASUKAN PENGIBAR BENDERA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI

EKSISTENSI PASKIBRA 99 PASUKAN PENGIBAR BENDERA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI EKSISTENSI PASKIBRA 99 PASUKAN PENGIBAR BENDERA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 99 Jl. Cibubur II Ciracas, Jakarta Timur 13720 Telp: (021) 8700979 Fax: (021) 87704317 No : 01/SU/X-PASS/14/PSKBR.99/2017 Jakarta,

Lebih terperinci

Acara ini diselenggarakan pada 29 dan 30 Oktober 2016 pukul

Acara ini diselenggarakan pada 29 dan 30 Oktober 2016 pukul WHAT? Debat Sosial Politik (DESOS) Nasional merupakan ajang perlombaan debat ilmiah tingkat nasional mengenai isu terhangat melalui sudut pandang ekonomi, maupun sosial dan politik berbahasa Indonesia.

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PERTANDINGAN AAJI SPORTAINMENT 2018

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PERTANDINGAN AAJI SPORTAINMENT 2018 PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PERTANDINGAN AAJI SPORTAINMENT 2018 A. PESERTA Peserta yang mengikuti AAJI SPORTAINMENT 2018 terdiri dari Pemain dan Manajer/Official Tim, sebagai berikut: 1. Pemain adalah para

Lebih terperinci

PANDUAN TATA TERTIB VOCAL GROUP PERATURAN LOMBA

PANDUAN TATA TERTIB VOCAL GROUP PERATURAN LOMBA PANDUAN TATA TERTIB VOCAL GROUP PERATURAN LOMBA PESERTA LOMBA Peserta Lomba adalah... Persyaratan Anggota Tim 1. Vocal Group Peserta adalah... 2. Jumlah Anggota Vocal Group Jumlah maksimum anggota setiap

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER LIGA MEDIKA 2018

PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER LIGA MEDIKA 2018 = PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER LIGA MEDIKA 2018 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Kompetisi Mini Soccer IMSSO Liga Medika 2018 dibuka untuk mahasiswa aktif Program Studi Pendidikan Dokter atau Program

Lebih terperinci

1 Kontes Roket Air ke-8 Taman Pintar Yogyakarta

1 Kontes Roket Air ke-8 Taman Pintar Yogyakarta DAFTAR ISI Halaman judul... Daftar isi... Latar Belakang... Tujuan Kegiatan... Tema Kegiatan... Tim Peserta Kontes... Jenis Lomba... Rangkaian Kegiatan... Rundown Acara Workshop dan Kontes... Panduan Peraturan

Lebih terperinci

Panduan Peraturan. Mile Family Club Line Follower Robot Contest 2016 With Universitas Potensi Utama. Lab Studio, Lantai 1. Food Court, Lantai 5

Panduan Peraturan. Mile Family Club Line Follower Robot Contest 2016 With Universitas Potensi Utama. Lab Studio, Lantai 1. Food Court, Lantai 5 [Millennium ICT Center] [Universitas Potensi Utama] Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Panduan Peraturan Mile Family Club Line Follower Robot Contest 2016 With Universitas Potensi Utama TECHNICAL MEETING

Lebih terperinci

PERATURAN LOMBA. 7-8 November Diselenggarakan oleh : DISORDA DKI JAKARTA PORSEROSI PENGPROV DKI JAKARTA. Bekerjasama dengan :

PERATURAN LOMBA. 7-8 November Diselenggarakan oleh : DISORDA DKI JAKARTA PORSEROSI PENGPROV DKI JAKARTA. Bekerjasama dengan : PERATURAN LOMBA 7-8 November 2015 Diselenggarakan oleh : DISORDA DKI JAKARTA PORSEROSI PENGPROV DKI JAKARTA Bekerjasama dengan : Peraturan lomba JAKARTA ANTAR MASTER 2015 di adopsi dari peraturan yang

Lebih terperinci

YURI LOMBA GERAK JALAN DALAM RANGKA GILING TEBU PG. MADUKISMO YOGYAKARTA

YURI LOMBA GERAK JALAN DALAM RANGKA GILING TEBU PG. MADUKISMO YOGYAKARTA YURI LOMBA GERAK JALAN DALAM RANGKA GILING TEBU PG. MADUKISMO YOGYAKARTA A. Nama Kegiatan : Lomba Gerak Jalan Dalam Rangka Giling Tebu PG. Madukismo Yogyakarta. B. Dasar Kegiatan Salah satu cabang olahraga

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF SUMBER DAYA GENETIK DOMBA GARUT JANTAN TIPE TANGKAS DI JAWA BARAT. Heriyadi, D., Sarwesti, A., dan Nurachma, S.

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF SUMBER DAYA GENETIK DOMBA GARUT JANTAN TIPE TANGKAS DI JAWA BARAT. Heriyadi, D., Sarwesti, A., dan Nurachma, S. Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik ISSN 1411-0903 ABSTRAK Vol. 14, No. 2, Juli 2012: 101-106 SIFAT-SIFAT KUANTITATIF SUMBER DAYA GENETIK DOMBA GARUT JANTAN TIPE TANGKAS DI JAWA BARAT Heriyadi,

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA PERATURAN BARIS- BERBARIS TINGKAT SMP/MTS SE-JABODETABEK EKSISTENSI PASKIBRA SMAN 99 (XPASS) TAHUN 2016

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA PERATURAN BARIS- BERBARIS TINGKAT SMP/MTS SE-JABODETABEK EKSISTENSI PASKIBRA SMAN 99 (XPASS) TAHUN 2016 PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA PERATURAN BARIS- BERBARIS TINGKAT SMP/MTS SE-JABODETABEK EKSISTENSI PASKIBRA SMAN 99 (XPASS) TAHUN 2016 I. KETENTUAN UMUM 1. Peserta adalah siswa/i SMP/MTS sederajat di wilayah

Lebih terperinci

PROPOSAL KEJUARAAN SMADA CUP VIII TAHUN 2016

PROPOSAL KEJUARAAN SMADA CUP VIII TAHUN 2016 PROPOSAL KEJUARAAN SMADA CUP VIII TAHUN 2016 PENDAHULUAN Menyadari akan pentingnya proses pewarisan nilai-nilai perjuangan bangsa, Pencak Silat yang merupakan warisan pusaka leluhur bangsa Indonesia dan

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER IMSSO LIGA MEDIKA 2017

PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER IMSSO LIGA MEDIKA 2017 PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER IMSSO LIGA MEDIKA 2017 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Kompetisi mini soccer IMSSO Liga Medika 2017 dibuka untuk mahasiswa program studi pendidikan dokter dan pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

JUKLAK JUKNIS LOMBA DEBAT EKONOMI BISNIS GEBYAR ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

JUKLAK JUKNIS LOMBA DEBAT EKONOMI BISNIS GEBYAR ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI JUKLAK JUKNIS LOMBA DEBAT EKONOMI BISNIS GEBYAR ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI PETUNJUK TEKNIS DAN PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA DEBAT EKONOMI BISNIS GEBYAR ADMINISTRASI BISNIS UMMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gulat merupakan salah satu jenis olahraga yang tertua. Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gulat merupakan salah satu jenis olahraga yang tertua. Perkembangannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu jenis olahraga yang tertua. Perkembangannya dimulai sejak kehidupan manusia primitif. Peninggalan sejarah menunjukkan bahwa bergulat

Lebih terperinci

BULUTANGKIS OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014

BULUTANGKIS OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 BULUTANGKIS OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 I. NOMOR PERTANDINGAN Pertandingan olahraga Bulutangkis Beregu Campuran : - Tunggal Putra - Tunggal Putri - Ganda Putra - Ganda Putri - Ganda Campuran Perseorangan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di

I PENDAHULUAN. Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di kelasnya. Kuda dari spesies Equus caballus yang dahulu merupakan bangsa dari jenis kuda liar, kini sudah

Lebih terperinci

KARAKTERISASI MORFOLOGI DOMBA ADU

KARAKTERISASI MORFOLOGI DOMBA ADU KARAKTERISASI MORFOLOGI DOMBA ADU UMI ADIATI dan A. SUPARYANTO Balai Penelitian Ternak Jl. Veteran III PO Box 221 Bogor 16002 ABSTRAK Domba Priangan merupakan domba yang mempunyai potensi sebagai domba

Lebih terperinci

LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS

LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS BADMINTON LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS CABANG BADMINTON LIGA MEDIKA 2018 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Peserta Bulutangkis IMSSO Liga Medika 2018 adalah sebuah kontingen

Lebih terperinci

PROPOSAL FEB MENCARI BAKAT

PROPOSAL FEB MENCARI BAKAT PROPOSAL FEB MENCARI BAKAT KEMENTERIAN MINAT, BAKAT, DAN POTENSI MAHASISWA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013 KABINET EKSPANSIF A. LATAR

Lebih terperinci

V. PENGEMBANGAN WIRAUSAHA PETANI-NELAYAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN

V. PENGEMBANGAN WIRAUSAHA PETANI-NELAYAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN V. PENGEMBANGAN WIRAUSAHA PETANI-NELAYAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN A. Karya Wirausaha Petani-Nelayan 1. Pengertian Karya Wirausaha petani-nelayan adalah kegiatan yang mengekspose keberhasilan petani-nelayan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur 14 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN PERALATAN 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian menggunakan ayam Sentul jantan generasi ke dua umur satu hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA FORMASI PENGIBARAN BENDERA (LFPB) TINGKAT SMA/SMK SE - JABODETABEK EKSISTENSI PASKIBRA SMAN 99 (XPASS) TAHUN 2016

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA FORMASI PENGIBARAN BENDERA (LFPB) TINGKAT SMA/SMK SE - JABODETABEK EKSISTENSI PASKIBRA SMAN 99 (XPASS) TAHUN 2016 PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA FORMASI PENGIBARAN BENDERA (LFPB) TINGKAT SMA/SMK SE - JABODETABEK EKSISTENSI PASKIBRA SMAN 99 (XPASS) TAHUN 2016 I. KETENTUAN UMUM 1. Peserta adalah Peserta Didik SMA/SMK sederajat

Lebih terperinci

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra KLIPING BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra Disusun Oleh : Nama : Zurpa Kelas : X MIPA 5 SMA N 2 BATANG HARI BULU TANGKIS Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di peternakan merpati di area Komplek Alam Sinar Sari, Desa Sinarsari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung selama bulan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Kondisi Lingkungan Kelinci dipelihara dalam kandang individu ini ditempatkan dalam kandang besar dengan model atap kandang monitor yang atapnya terbuat dari

Lebih terperinci

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK 6.1. Analisis Risiko Produksi Risiko produksi menyebabkan tingkat produktivitas tanaman sayuran organik mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN LOMBA DALAM RANGKA DIES NATALIES UJB KE-56

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN LOMBA DALAM RANGKA DIES NATALIES UJB KE-56 PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN LOMBA DALAM RANGKA DIES NATALIES UJB KE-56 A. JENIS JENIS LOMBA Lomba Eksternal: B. WAKTU PELAKSANAAN Hari : Senin Tanggal : 6 Oktober 2014 Tempat : Ruang Sidang (Universitas Janabadra)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Assolihin Aqiqah bertempat di Jl. Gedebage Selatan, Kampung Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini lokasinya mudah ditemukan

Lebih terperinci

BAB VII MANAJEMEN RESIKO. Dalam setiap pekerjaan pasti kita menemukan berbagai

BAB VII MANAJEMEN RESIKO. Dalam setiap pekerjaan pasti kita menemukan berbagai BAB VII MANAJEMEN RESIKO 7.1 Pendahuluan Dalam setiap pekerjaan pasti kita menemukan berbagai permasalahan.namun permasalahan itu bukan untuk dihindari, tapi harus dicari jalan keluarnya.segala sesuatu

Lebih terperinci

PERATURAN LOMBA KATEGORI I LOMBA ROBOTIKA JAWA BARAT

PERATURAN LOMBA KATEGORI I LOMBA ROBOTIKA JAWA BARAT PERATURAN LOMBA KATEGORI I LOMBA ROBOTIKA JAWA BARAT 1. PERATURAN UMUM a) Sistem perlombaan adalah adu kecepatan dan keberhasilan. b) Peserta berstatus pelajar Sekolah Dasar Kelas I-IV yang dibuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Futsal menjadi salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer dan banyak diminati oleh berbagai kalangan di dunia. Hal ini terlihat dari antusiasme

Lebih terperinci

SOEDIRMAN OPEN VI

SOEDIRMAN OPEN VI PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PERATURAN DAN KETENTUAN KEJUARAAN DRUM BAND DAN MARCHING BAND TINGKAT TK, SD, SMP, SMA/SEDERAJAT GEDUNG SASANA KRIDA, GOR SATRIA PURWOKERTO KABUPATEN BANYUMAS 23 24 APRIL

Lebih terperinci

PERATURAN LOMBA 2 3 SEPTEMBER 2016

PERATURAN LOMBA 2 3 SEPTEMBER 2016 PERATURAN LOMBA 2 3 SEPTEMBER 2016 Peraturan lomba MONASTANA JAKARTA OPEN 2016 di adopsi dari peraturan yang sudah sering digunakan pada kejuaraan di Indonesia dan FIRS (Federation Internationale de Roller

Lebih terperinci

PANDUAN TATA TERTIB VOCAL GROUP

PANDUAN TATA TERTIB VOCAL GROUP PANDUAN TATA TERTIB VOCAL GROUP PERATURAN LOMBA PESERTA LOMBA Peserta Lomba adalah Tim yang dibentuk oleh dan untuk mewakili masing-masing Perusahaan ataupun Institusinya, dan Peserta adalah karyawan tetap

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS LOMBA BHD THIS IS OUR CARE 2017

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS LOMBA BHD THIS IS OUR CARE 2017 PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS LOMBA BHD THIS IS OUR CARE 2017 KETENTUAN LOMBA BHD NASIONAL THIS IS OUR CARE FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2017 I. KETENTUAN TEKNIS A. KETENTUAN

Lebih terperinci

ANTAR PELAJAR DAN MAHASISWA Sekretariat : GOR Ewangga Kuningan Kontak Person :

ANTAR PELAJAR DAN MAHASISWA Sekretariat : GOR Ewangga Kuningan Kontak Person : Nomor Lampiran Hal : 007/KNG-OPEN/X/2017 : 1 ( satu ) proposal : Undangan Kejuaraan Pencak Silat KUNINGAN OPEN 2017 Kepada Yth....... di T e m p a t Dengan hormat, Sehubungan akan dilaksanakannya kejuaraan

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI PADA ACARA FESTIVAL KESENIAN YOGYAKARTA KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2014 TANGGAL : 30 AGUSTUS 2014

SAMBUTAN BUPATI PADA ACARA FESTIVAL KESENIAN YOGYAKARTA KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2014 TANGGAL : 30 AGUSTUS 2014 1 SAMBUTAN BUPATI PADA ACARA FESTIVAL KESENIAN YOGYAKARTA KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2014 TANGGAL : 30 AGUSTUS 2014 Asalammualaikum Wr.Wb. Salam sejahtera bagi kita semua, Yth. Para Seniman, Yth.Para Tamu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. anak belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Segala sesuatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat anak belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Segala sesuatu yang dibuat anak mempengaruhi

Lebih terperinci

Siapkan air hangat (tidak terlalu dingin atau panas)

Siapkan air hangat (tidak terlalu dingin atau panas) Cara Memandikan Kelinci Putih Agar Bersih Via : Tuliat.com Kelinci Putih adalah salah satu warna bulu kelinci yang paling disukai banyak orang atau para pencinta binatang piaraan karena warnanya yang terlihat

Lebih terperinci

Tingkah Laku Prehensi, Mastikasi, dan...yosephine Dina dkk TINGKAH LAKU PREHENSI, MASTIKASI, DAN REMASTIKASI PADA DOMBA GARUT YANG DIKANDANGKAN

Tingkah Laku Prehensi, Mastikasi, dan...yosephine Dina dkk TINGKAH LAKU PREHENSI, MASTIKASI, DAN REMASTIKASI PADA DOMBA GARUT YANG DIKANDANGKAN TINGKAH LAKU PREHENSI, MASTIKASI, DAN REMASTIKASI PADA DOMBA GARUT YANG DIKANDANGKAN Yosephine Dina*, Denie Heriyadi, An An Nurmeidiansyah Universitas Padjadjaran *Alumnus Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN KEGIATAN O2SN DAN FLS2N SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TINGKAT PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN 2011 SELASA, 24

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PERTANDINGAN AAJI SPORTAINMENT 2018

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PERTANDINGAN AAJI SPORTAINMENT 2018 PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PERTANDINGAN AAJI SPORTAINMENT 2018 A. PESERTA Peserta yang mengikuti AAJI SPORTAINMENT 2018 terdiri dari Pemain dan Manajer/Official Tim, sebagai berikut: 1. Pemain adalah para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan salah satu potensi bagi sebuah negara dimana

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan salah satu potensi bagi sebuah negara dimana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan salah satu potensi bagi sebuah negara dimana potensi tersebut harus terus diasah, dibina dan dikembangkan sehingga potensi tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencak silat adalah istilah baku yang digunakan untuk menyebut sebuah seni bela diri khas Indonesia. Seni bela diri sendiri memiliki dua makna : seni dan pembelaan

Lebih terperinci

TOR (TERM OF REFERENCE) LOMBA OPERET GELORA AKSI

TOR (TERM OF REFERENCE) LOMBA OPERET GELORA AKSI TOR (TERM OF REFERENCE) LOMBA OPERET GELORA AKSI 2016 I. LATAR BELAKANG Kegiatan Gelora Aksi merupakan salah satu program kerja HMKM FK Unud dibawah Bidang 2 Seni dan Olah Raga. Salah satu rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

PEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 79 PEMBAHASAN UMUM Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kuda di Sulawesi Utara telah dikenal sejak lama dimana pemanfatan ternak ini hampir dapat dijumpai di seluruh daerah sebagai ternak tunggangan, menarik

Lebih terperinci

PERATURAN LOMBA. KATEGORI III/SMA Sederajat LOMBA ROBOTIKA JAWA BARAT

PERATURAN LOMBA. KATEGORI III/SMA Sederajat LOMBA ROBOTIKA JAWA BARAT 1. PERATURAN LOMBA KATEGORI III/SMA Sederajat LOMBA ROBOTIKA JAWA BARAT PETUNJUK TEKNIS LOMBA ROBOTIKA PEKAN TEKNOLOGI INFORMASI 2017 DESKRIPSI KEGIATAN Kegiatan Lomba robotika ini merupakan ajang adu

Lebih terperinci

TOR THEME OF REFERENCE

TOR THEME OF REFERENCE TOR THEME OF REFERENCE A. FUTSAL 1. NAMA KEJUARAAN : Pertandingan Futsal Mahasiswa Kesehatan se- Sumatera Barat. 2. PELAKSANAAN : a) Waktu : Tanggal 14-15 Oktober 2017 mulai pukul : 09.00 WIB b) Tempat

Lebih terperinci