PENDAHULUAN ekor di Tahun 2016 (Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan

Transkripsi

1 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba Garut merupakan salah satu rumpun domba lokal Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Provinsi Jawa Barat dan telah dibudidayakan secara turun temurun. Populasi domba di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat, populasi domba di Indonesia Tahun 2016 mencapai ekor dan penyumbang terbanyak adalah Jawa Barat dengan populasi sebanyak ekor di Tahun 2016 (Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2016). Rumpun domba yang ada di Indonesia sangat beragam, salah satunya adalah Domba Garut. Domba Garut merupakan sumber daya genetik ternak yang berasal dari Kabupaten Garut Jawa Barat Indonesia yang telah ditetapkan sebagai rumpun lokal Indonesia oleh surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2914/Kpts/OT.140/6/2011. Kabupaten Garut merupakan penghasil bibit-bibit Domba Garut yang unggul sebelum menyebar ke seluruh Jawa Barat, salah satu penghasil bibit domba yang sangat diminati oleh masyarakat atau peternak adalah berasal dari wilayah Desa Dano Kecamatan Leles Kabupaten Garut. Desa Dano telah ditetapkan oleh pemerintah menjadi salah satu wilayah sumber bibit dengan komoditas ternaknya yaitu Domba Garut. Domba Garut merupakan kekayaan sumber daya genetik ternak lokal di Indonesia yang perlu dilindungi dan dilestarikan. Domba Garut tidak hanya memiliki nilai ekonomis saja, melainkan memiliki nilai seni dan budaya terutama dalam kegiatan Seni Ketangkasan Domba Garut (SKDG). Domba Garut memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai sumber daging dibandingkan

2 2 domba lokal yang ada di Indonesia dan memiliki keunggulan unik yang dapat dijadikan daya tarik pariwisata daerah (Heriyadi dkk., 2002). Domba Garut dibagi dalam dua tipe yaitu Domba Garut tipe pedaging dan Domba Garut sebagai ternak hobi atau dikenal dengan Domba Garut tipe tangkas. Wilayah sumber bibit adalah wilayah yang menjaga sekaligus melestarikan ternak lokal/asli Indonesia yang bertujuan untuk membentuk wilayah/daerah pemurnian ternak lokal/asli Indonesia, sehingga ternak lokal dapat terus lestari, sehingga mewujudkan dan menjamin ketersediaan bibit ternak baik secara jumlah maupun mutu. Ternak asli adalah ternak yang kerabat liarnya berasal dari Indonesia dan proses domestikasinya terjadi di Indonesia sedangkan ternak lokal adalah ternak hasil persilangan atau introduksi dari luar negeri yang telah dikembangbiakan di Indonesia sampai generasi kelima atau lebih yang telah beradaptasi pada lingkungan dan atau manajemen setempat. (Permentan Nomor 48 OT.140/9/2011). Landasan yang digunakan dalam penetapan wilayah sumber bibit ternak adalah peraturan menteri pertanian nomor 48/Permentan/OT.140/9/2011 tentang pewilayahan sumber bibit Tanggal 6 September 2011 juncto peraturan menteri pertanian nomor 64/Permentan/OT.140/11/2012 tentang perubahan atas peraturan menteri pertanian nomor 48/Permentan/OT.140/9/2011. Salah satu upaya untuk mengoptimumkan potensi Domba Garut di Wilayah Sumber Bibit Desa Dano dengan cara mengidentifikasi sifat-sifat kualitatif Domba Garut jantan. Warna bulu, motif bulu, dan bentuk tanduk merupakan parameter utama identifikasi sifat-sifat kualitatif Domba Garut jantan. Domba Garut jantan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan domba betina di antaranya adalah memiliki nilai jual yang lebih tinggi, lebih diminati

3 3 masyarakat atau peternak, dan Domba Garut jantan banyak digunakan dalam Seni Ketangkasan Domba Garut. Nilai jual Domba Garut tipe tangkas sangat erat kaitannya dengan sifat kualitatif yang meliputi bentuk tanduk, warna bulu dan motif bulu. Domba Garut yang sering menjadi juara dalam suatu kontes tentu memiliki kriteria warna bulu, motif bulu dan bentuk tanduk tertentu, sehingga dapat meningkatkan nilai jual dan menjadikan daya tarik tersendiri bagi para peternak untuk memiliki Domba Garut yang sama dengan kriteria domba juara dalam kontes tersebut. Atas uraian yang telah disajikan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Sifat-sifat Kualitatif Domba Garut Jantan di Wilayah Sumber Bibit Desa Dano Kecamatan Leles Kabupaten Garut Identifikasi Masalah Bagaimana sifat-sifat kualitatif Domba Garut jantan di wilayah Sumber Bibit Domba Garut di Desa Dano Kecamatan Leles Kabupaten Garut dengan parameter warna bulu, motif bulu, dan bentuk tanduk. 1.3 Maksud dan Tujuan Mengetahui sifat-sifat kualitatif Domba Garut jantan di Wilayah Sumber Bibit Domba Garut di Desa Dano Kecamatan Leles Kabupaten Garut dengan parameter warna bulu, motif bulu, dan bentuk tanduk. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi dan bahan tambahan, untuk daftar standar Domba Garut di Wilayah Sumber Bibit, menyangkut warna bulu, motif bulu, dan bentuk tanduk Domba Garut di Wilayah Sumber Bibit Desa Dano Kecamatan Leles Kabupaten Garut.

4 4 1.5 Kerangka Pemikiran Domba Garut adalah salah satu rumpun domba lokal Indonesia yang berasal dari Provinsi Jawa Barat. Ciri khas Domba Garut yaitu kuping rumpung (<4 cm) atau ngadaun hiris (4-8 cm) dengan ekor ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong (Heriyadi, 2011). Jawa Barat merupakan provinsi yang kaya akan sumber daya alam, baik itu di bidang pertanian maupun peternakan. Sebagian besar petani/peternak di wilayah Jawa Barat khususnya Kabupaten Garut berprofesi sebagai peternak Domba Garut tipe tangkas maupun tipe pedaging. Hal tersebut menjadikan Domba Garut menjadi ikon Jawa Barat, yang diharapkan menjadi salah satu sentra pembibitan domba di Indonesia.Wilayah sumber bibit merupakan kawasan agroekosistem yang tidak dibatasi oleh wilayah administrasi pemerintahan dan mempunyai potensi untuk pengembangan bibit dari jenis atau rumpun atau galur ternak tertentu ( Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 48 / Permentan / OT.140 / 2011 ). Berdasarkan data yang didapat dari pemerintahan Kecamatan Leles, Desa Dano Kecamatan Leles Kabupaten Garut merupakan wilayah dataran tinggi/pegunungan yang berbukit-bukit, dengan luas wilayah 874,985 Ha. Desa Dano memiliki potensi untuk dijadikan lokasi pengembangan peternakan karena memiliki wilayah yang cukup luas untuk dimanfaatkan sebagai lahan hijauan makanan ternak serta dijadikan sentra budidaya Domba Garut. Wilayah Kampung Patrol meupakan salah satu daerah penghasil bibit domba tangkas di Desa Dano, sehingga banyak dari kelompok peternak yang berasal dari wilayah lain datang ke tempat ini untuk mencari domba bibit.

5 5 Domba Garut memiliki sifat kualitatif yang unggul dibandingkan domba lain yang ada di Indonesia. Keunggulan yang dimiliki Domba Garut dibandingkan domba lain yang ada di Indonesia di antaranya adalah performa fisik dengan produktivitas yang baik, sehingga tidak hanya dijadikan ternak pedaging melainkan juga dijadikan ternak fancy oleh peternak, karena memiliki nilai artistik dan nilai ekonomi yang tinggi. Hal yang harus diperhatikan untuk mendapatkan Domba Garut yang berkualitas adalah seleksi pemilihan bibit. Pemilihan bibit Domba Garut dilihat dari performa dan silsilah keturunannya. Domba Garut yang pernah atau sering juara dalam kontes Seni Ketangkasan Domba Garut biasanya dijadikan untuk bibit/pejantan, dikarenakan performa domba tersebut baik berdasarkan penilaian juri yang berkompeten dalam kontes Seni Ketangkasan Domba Garut. Sifat kualitatif seperti bentuk tanduk, warna bulu dan motif bulu ini sangat mempengaruhi prefensi peternak Domba Garut yang mempunyai tujuan produksi untuk menghasilkan domba tangkas. Tanduk pada Domba Garut jantan merupakan suatu hal yang penting, bentuk tanduk pada Domba Garut jantan beraneka ragam di antaranya gayor, leang, sogong, ngagolong tambang, ngabendo. Tanduk Domba Garut jantan bisa dilambangkan sebagai mahkota atau sebagai simbol kekuatan, oleh karena itu bentuk tanduk pada Domba Garut jantan memiliki nilai tersendiri di mata para peternak Domba Garut dan petenak sering memilih bibit Domba Garut jantan berdasarkan bentuk tanduk. Warna dan motif bulu pada Domba Garut jantan adalah salah satu hal yang bisa menjadi faktor penting untuk para peternak dalam memilih bibit Domba Garut. Keragaman motif bulu yang dimiliki Domba Garut jantan menjadikan motif bulu sebagai salah satu faktor dalam pemilihan bibit Domba Garut jantan,

6 6 preferensi peternak dalam memilih Domba Garut jantan berdasarkan motif bulu, sedikit dipengaruhi oleh tren di kalangan peternak sekaligus pecinta Domba Garut tipe tangkas, umumnya peternak memilih bibit Domba Garut sesuai dengan seleranya masing-masing. Domba Garut memiliki berbagai macam motif bulu, antara lain: belang sapi, hideung polos, sambung, baracak, baralak, laken, kondang, putih, riben, mawat, belang batu, pelong, balon, barungbun, baralak antri, bondol, cebak, comot, topeng, tablo, dan sambung tutup (Heriyadi, 2011). Menurut Badan Standar Nasional persyaratan sifat kualitatif Domba Garut dilihat dari warna bulu adalah hitam, putih, coklat atau kombinasinya (BSN, 2009). Berdasarkan hasil catatan penelitian Sertifikasi Mutu Bibit Domba Garut Tahap I yang dilakukan oleh Heriyadi dan Rukmitasari (2003), yang dilakukan di Wilayah Provinsi Jawa Barat terdapat 56 ekor Domba Garut jantan yang disertifikasi. Bentuk tanduk Domba Garut jantan yang muncul, yaitu gayor, leang, golong tambang, dan sogong. Bentuk tanduk yang paling banyak pada Sertifikasi Mutu Bibit Domba Garut Tahap I, antara lain gayor sebanyak 27 ekor (48,21%), di urutan kedua golong tambang sebanyak 16 ekor (28,57%), di urutan ketiga leang sebanyak 10 ekor (17,85%), dan di urutan keempat sogong sebanyak 3 ekor (5,35%), dari jumlah data Domba Garut jantan pada Sertifikasi I sebanyak 56 ekor (Heriyadi dan Rukmitasari, 2003). Motif bulu yang muncul ada 10 macam yaitu belang sapi, hideung polos, sambung, baracak, kondang, putih, riben, mawat, belang batu, dan pelong. Motif bulu yang paling banyak dijumpai pada hasil Sertifikasi Mutu Bibit Domba Garut Tahap I, antara lain hideung polos sebanyak 21 ekor (37,5%), di urutan kedua

7 7 baracak sebanyak 9 ekor (16,07%), di urutan ketiga kondang sebanyak 6 ekor (10,71%), di urutan keempat putih dan sambung masing-masing sebanyak 5 ekor (8,92%), di urutan kelima riben dan mawat masing-masing sebanyak 3 ekor (5,35%), di urutan keenam belang sapi sebanyak 2 ekor (3,57%), di urutan ketujuh belang batu dan pelong masing-masing sebanyak 1 ekor (1,78%) (Heriyadi dan Rukmitasari, 2003). Masih berdasarkan penelitian yang sama menurut Heriyadi dan Rukmitasari (2003), mengungkapkan bahwa warna bulu yang paling banyak pada Sertifikasi Mutu Bibit Domba Garut Tahap I, antara lain hitam 29 ekor (51,7%), di urutan kedua kombinasi 13 ekor (23,2%), di urutan ketiga putih 12 ekor (21,4%), di urutan keempat coklat 2 ekor (3,5%). Berdasarkan hasil catatan penelitian Sertifikasi Mutu Bibit Domba Garut tahap VIII yang dilakukan Heriyadi pada Tahun 2013 di Kabupaten Garut. Bentuk tanduk Domba Garut jantan yang muncul yaitu gayor, ngabendo, golong tambang, dan leang. Bentuk tanduk yang paling banyak pada Sertifikasi Mutu Bibit Domba Garut Tahap VIII antara lain gayor sebanyak 7 ekor (70%), ngabendo (10%), golong tambang (10%) dan leang (10%) (Heriyadi dkk., 2013). Motif bulu yang muncul ada 6 macam diantaranya putih, belang sapi, riben, baracak, comot dan sambung. Motif bulu yang paling banyak dijumpai pada hasil Sertifikasi Mutu Bibit Domba Garut Tahap VIII antara lain putih (30%), kedua belang sapi (20%), ketiga riben (10%), ke empat baracak (10%), kelima comot (10%), keenam sambung (10%) (Heriyadi dkk, 2013). Warna bulu yang muncul pada Sertifikasi Mutu Bibit Domba Garut Tahap VIII yaitu putih, hitam, coklat dan kombinasinya. Warna bulu yang paling banyak dijumpai pada Sertifikasi Mutu Bibit Domba Darut Tahap VIII antara lain putih

8 8 (70%), di urutan kedua hitam (20%), di urutan ketiga kombinasinya (10%) (Heriyadi dkk, 2013). Berdasarkan hasil catatan penelitan Sertifikasi Mutu Bibit Domba Garut Tahap VII, salah satunya di Kabupaten Garut khususnya di Kecamatan Leles ada 13 ekor Domba Garut jantan yang disertifikasi, dari 13 ekor tersebut bentuk tanduk yang muncul adalah gayor sebanyak 10 ekor (76,92%) dan bentuk tanduk ngabendo sebanyak 3 ekor (23,07%). Motif bulu yang muncul adalah comot 1 ekor (7,69%), sambung 2 ekor (15,38%), belang batu 1 ekor (7,69%), belang sapi 1 ekor (7,69%), bondol 1 ekor (7,69%), hitam 2 ekor (15,38%) dan putih sebanyak 5 ekor (38,46%). Warna bulu yang muncul adalah putih/dominan putih sebanyak 11 ekor (84,61%) dan hitam/dominan hitam sebanyak 2 ekor (15,38%). Warna bulu, motif bulu, dan bentuk tanduk merupakan sifat kualitatif pada Domba Garut jantan yang sangat menarik untuk diteliti karena sifat kualitatif Domba Garut jantan mempengaruhi tingkat preferensi para peternak Domba Garut dalam menentukan bibit Domba Garut yang unggul dan mempengaruhi penilaian performa (Adeg-adeg) pada Kontes dan Seni Ketangkasan Domba Garut. Berdasarkan data dan hasil uraian yang telah disajikan di atas, diduga bentuk tanduk yang muncul di Wilayah Sumber Bibit Desa Dano adalah gayor 48,21% - 70%, leang 10% - 16,53% golong tambang 9,09% - 10%. Warna bulu yang muncul diduga yaitu putih 21,4% - 70%, hitam sebanyak 20 % - 51,7%, kombinasi 3,5% - 10%. Motif bulu yang diduga muncul adalah baracak 16,07% - 20%, putih 8,92% - 30%, sambung 8,92% - 10%, riben 5,35% - 10%, dan belang sapi 3.57% - 20%.

9 9 1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada Kelompok Ternak Lembur Sauyunan di Wilayah Sumber Bibit Desa Dano Kecamatan Leles Kabupaten Garut, pada Tanggal 14 Mei sampai dengan 20 Mei 2017.