EVALUASI KINERJA DAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG RINGGIT PALOPO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI KINERJA DAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG RINGGIT PALOPO"

Transkripsi

1 Konferensi Nasional Teknik Sipil 12 Batam, September 2018 EVALUASI KINERJA DAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG RINGGIT PALOPO Dian Pranata Putra Ambali 1, Reni Oktaviani Tarru 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Indonesia Toraja, Jl. Nusantara No. 12 Makale 91811, Tana Toraja dian.pranata.putra@gmail.com 2 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Indonesia Toraja, Jl. Nusantara No. 12 Makale 91811, Tana Toraja reanarta_trj@yahoo.com ABSTRAK Arus kunjungan kapal dan barang di Pelabuhan Tanjung Ringgit Palopo terus mengalami peningkatan. Data dari Unit Pelaksana Pelabuhan Kelas II Palopo menunjukkan dari tahun 2010 sampai 2016 peningkatan arus kunjungan kapal dan barang sebesar 7,67% dan 7,88%. Untuk meningkatkan kinerja diperlukan proyeksi arus kunjungan kapal dan barang yang harus dilayani ke depannya sehingga dapat ditentukan jumlah sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Proyeksi arus kunjungan kapal dan barang untuk 15 tahun ke depan menggunakan metode regresi. Evaluasi kinerja pelabuhan dilakukan dengan membandingkan nilai tingkat penggunaan dermaga terhadap standar yang direkomendasikan oleh UNCTAD. Untuk optimasi penggunaan dermaga serta fasilitas bongkar muat barang digunakan simulasi dengan bantuan software Arena. Simulasi dilakukan dengan menerapkan beberapa skenario kemudian dipilih hasil yang paling optimal. Hasil proyeksi menunjukkan bahwa 15 tahun ke depan dermaga akan menjadi sangat sibuk, hal ini terlihat dari nilai BOR yang melebihi standar UNCTAD untuk 2 tambatan yaitu 50%. Berdasarkan hasil simulasi,u ntuk dapat melayani arus kunjungan kapal 15 tahun ke depan dengan baik, perlu dilakukan penambahan jumlah dermaga menjadi 3 tambatan dengan jam kerja 20 jam/hari sehingga nilai BOR yang dihasilkan menjadi 52,06% (maksimal 55%) atau 4 tambatan dengan jam kerja 16 jam/hari sehingga nilai BOR yang dihasilkan menjadi 48,74% (maksimal 60%) Kata kunci: kinerja pelabuhan, optimasi, simulasi, BOR. 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Pelabuhan Tanjung Ringgit merupakan salah satu pelabuhan barang yang berada di bawah lingkup Dinas Perhubungan dan Informatika Kota Palopo memiliki peranan penting dalam kemajuan perkembangan ekonomi khususnya daerahdaerah yang berada di bagian utara Propinsi Sulawesi Selatan. Tetapi komoditas unggulan dari Kota Palopo dan sekitarnya masih diangkut dengan transportasi darat menuju Pelabuhan Makassar karena kapasitas kapal yang dapat dilayani oleh Pelabuhan Tanjung Ringgit Palopo masih kecil. Beberapa tahun terakhir tingkat kunjungan kapal di Pelabuhan Tanjung Ringgit Palopo terus mengalami peningkatan. Menyikapi hal tersebut, pemerintah daerah Kota Palopo berniat mengembangkan Pelabuhan Tanjung Ringgit Palopo agar dapat melayani arus barang dan arus kapal yang lebih besar. Selain itu, rencananya Pelabuhan Tanjung Ringgit akan dikembangkan menjadi pelabuhan peti kemas terbesar ketiga di Sulawesi Selatan setelah Makassar dan Pare- Pare. Pada tahun 2015 Pelabuhan Tanjung Ringgit telah mulai melayani bongkar muat peti kemas, tetapi kemudian perusahaan kapal peti kemas menghentikan sementara pelayaran rute Surabaya-Palopo. Beberapa faktor menjadi alasan dihentikannya pelayanan peti kemas, seperti lapangan penumpukan yang kurang memadai, belum adanya alat bongkar muat peti kemas milik Pelabuhan Tanjung Ringgit, serta kurangnya sumber daya yang dapat diangkut kembali ke pelabuhan asal agar peti kemas tidak kembali kosong. Kondisi infrastruktur eksisting Pelabuhan Tanjung Ringgit dalam melayani kegiatan bongkar muat barang masih kurang baik. Arus barang di Pelabuhan Tanjung Ringgit Palopo diprediksi mengalami peningkatan yang cukup tinggi beberapa tahun kedepan, sehingga pengembangan fasilitas dan peralatan yang menunjang kegiatan bongkar muat barang perlu di perhitungkan dengan baik. AR - 35

2 AR - 36 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan arus kunjungan kapal dan barang di Pelabuhan Tanjung Ringgit, 2. Untuk mengetahui tingkat kinerja fasilitas dan pelayanan bongkar muat barang di pelabuhan yang ditinjau dari segi waktu operasionalnya, 3. Untuk mendapatkan suatu rancangan model penanganan bongkar muat barang yang efektif dan efisien di Pelabuhan Tanjung Ringgit serta rencana pengembangan pelabuhan, 4. Untuk mengetahui kebutuhan prasarana pelabuhan dengan memperhatikan karakteristik sistem antrian yang terjadi di pelabuhan Manfaat Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengelola pelabuhan mengenai kondisi kinerja Pelabuhan Tanjung Ringgit saat ini dan ke depannya untuk kemudian dapat menentukan kebijakan sehingga menciptakan sistem kerja yang lebih efektif dan efisien. Selain itu, diharapkan dapat menjadi bahan masukan rencana pengembangan pelabuhan. 2. TINJAUAN PUSTAKA Pelabuhan Barang Ada tiga jenis muatan yang dapat dilayani oleh pelabuhan barang (Bambang Triatmodjo, 2010), yaitu: 1. Barang umum (general cargo) Barang-barang yang dikirim dalam bentuk satuan seperti mobil, truk, mesin, dan barang-barang yang dibungkus dalam peti, karung, drumdan sebagainya 2. Muatan curah/ lepas (bulk cargo) Muatan curah dapat dibedakan lagi menjadi 2 bagian lagi yaitu; muatan curah kering dan muatan curah cair. 3. Peti kemas (container) Peti kemas biasanya digunakan untuk mengangkut sejumlah barang. Ketiga jenis barang di atas memilki carabongkar muat yang berbeda-beda. Pelayanan Pelabuhan Pelayanan yang baik, dalam arti aman dan efisien terhadap pengguna pelabuhan adalah modal dasar bagi perkembangan suatu pelabuhan. Untuk itu pelabuhan harus bisa menyediakan beberapa kondisi seperti berikut: 1. Adanya kualitas infrastruktur pelabuhan yang memadai, modern, bersih dan terpelihara dengan baik 2. Penyediaan pelayanan aman, efektif dan efisien seperti pemanduan, operasi penundaan, penambatan, komunikasi, aktivitas bongkar muat yang berkualitas, pemeriksaan-pemeriksaan yang relevan dan penegakan peraturan dan prosedur keselamatan yang tegas. 3. Operasi peralatan penanganan barang yang aman dan efisien, manajemen bongkar muat yang professional dan pekerja pelabuhan yang terlatih, manajemen pelabuhan yang efektif, operasi pengawasan dermaga dan terminal, optimasi keselamatan kapal dan turn around time di pelabuhan 4. Prosedur dan komunikasi yang lancar dan efektif antara agen pelayaran, perusahaan bongkar muat dan organisasi manajemen pelabuhan. Kinerja Pelabuhan Kinerja suatu pelabuhan dapat diukur dari waktu pelayanan pelabuhan terhadap kapal selama berada di wilayah pelabuhan, mulai dari saat kapal menunggu untuk dilayani sampai kapal kembali berlayar keluar dari wilayah pelabuhan. Kinerja pelabuhan dapat ditunjukkan oleh nilai Berth Occupancy Ratio (BOR) atau tingkat pemakaian dermaga, yaitu perbandingan antara jumlah waktu pemakaian tiap dermaga yang tersedia dengan jumlah waktu yang tersedia selama satu periode yang dinyatakan dalam persentase (Bambang Triatmodjo, 2010). Sistem Antrian Suatu proses antrian adalah proses yang berhubungan dengan kedatangan seorang pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, kemudian menunggu dalam suatu baris antrian. Antrian terjadi apabila laju kedatangan lebih besar dibandingkan dengan laju pelayanan (Risky Abadi, 2010). Menurut Dwijanto (2010) komponen dasar antrian adalah kedatangan, pelayanan dan antri (Gambar 1.).

3 AR - 37 Gambar 2.1 Komponen Dasar Antrian Gambar 1. Komponen dasar antrian Proses antrian pada umumnya dikelompokkan ke dalam empat struktur dasar menurut sifat-sifat fasilitas pelayanan, yaitu: a) Satu saluran satu tahap (Single Channel Single Phase) Gambar 2. Single channel single phase b) Banyak saluran satu tahap (Multi Channel Single Phase) Gambar 3. Multi channel single phase c) Satu saluran banyak tahap (Single Channel Multi Phase) Gambar 4. Single channel multi phase d) Banyak saluran bayak tahap (Multi Channel Multi Phase) Gambar 5. Multi channel multi phase

4 AR LANDASAN TEORI Indikator Kinerja Pelabuhan 1. Berth Occupancy Ratio (BOR) Berth Occupancy Ratio (BOR) merupakan indikator pemanfaatan dermaga yang menyatakan tingkat pemkaian dermaga terhadap waktu yang tersedia. Nilai BOR dihitung menggunakan persamaan: BOR = V s St Waktu efektif n dengan, BOR : Berth Occupancy Ratio (%) Vs : jumlah kapal yang dilayani (unit/tahun) St : service time (jam/hari) n : jumlah tambatan waktu efektif : jumlah hari kerja dalam satu tahun 100% (1) Berdasarkan rekomendasi dari UNCTAD, nilai BOR yang disaranakan berdasarkan jumlah tambatan, disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 1. Nilai BOR yang disarankan Tambatan dalam group BOR yang disarankan (%) Berth Troughput (BTP) Berth troughput (BTP) merupakan jumlah barang di dermaga dalam suatu periode waktu (bulan atau tahun) yang dibongkar muat dan melewati dermaga yang tersedia dalam satuan meter. Berth Troughput (BTP) dapat dihitung dengan persamaan: dengan, BTP : Berth Troughput (m 3, ton, box, atau TEUs/m/tahun) H : jumlah hari kerja dalam satu tahun (hari) J : jam kerja per hari (jam) G : jumlah gang dalam satu waktu P : produktifitas B/M (m3, ton, box, atau TEUs/jam) L1 : panjang dermaga untuk satu kapal (m) BTP = H BOR J G P L 1 (2) 3. Kapasitas Terpasang Kapasitas terpasang dermaga adalah kemampuan dermaga untuk dapat menerima arus bongkar muat peti kemas, yang diberikan oleh persamaan berikut: K D = L BTP n (3) dengan, K D : kapasitas dermaga (TEUs, ton, m 3, box) L : panjang dermaga (m) BTP : berth troughput (TEUs, ton, m3, box/m/tahun) n : faktor konversi (untuk mengubah satuan box ke TEUs, yaitu 1 box=1.7 TEUs 4. Panjang Dermaga Dalam perencanaan pengembangan pelabuhan, data arus kedatangan kapal dan arus peti kemas dapat digunakan untuk menentukan panjang dermaga. Pnjang dermaga dapat dihitung dengan persamaan: dengan, n : jumlah tambatan Loa : panjang kapal L = n(l oa + 10% L oa ) + 10% L oa (4)

5 AR - 39 Proyeksi Arus Kunjungan dan Barang Peramalan arus kunjungan kapal dan arus barang adalah suatu proses untuk memprediksi kondisi arus kunjungan kapal dan arus barang di masa yang akan datang dengan masukan berupa data yang tersedia dari beberapa tahun terakhir. Hasil dari peramalan ini selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merencanakan kebutuhan panjang dermaga, luas lapangan penumpukan atau gudang dan jumlah peralatan bongkar muat yang digunakan untuk melayani arus bongkar muat barang. Dasar peramalan jumlah arus kapal dan barang dapat dilakukan dengan metode regresi. Metode ini membandingkan sebab akibat dari meningkatnya arus kapal dan arus barang yang terjadi.untuk mengetahui tingkat ketelitian bahwa hasil metode peramalan tersebut sesuai dengan data yang ada, diperlukan beberapa parameter uji sebagai indikatornya. Beberapa parameter uji yang sering digunakan adalah: a. Mean Square Error (MSE) dihitung untuk mengetahui besarnya tingkat kesalahan atau penyimpangan dari data yang ada. b. Koefisien determinasi (R 2 ), menyatakan hubungan linier antara variabel tidak bebas dengan variabel-variabel prediktornya. Suatu model dianggap mempunyai kedekatan dengan data jika nilai koefisien determinasinya mendekati 1, sebaliknya suatu model dianggap tidak representatif jika nilai koefisien determinasinya semakin kecil atau mendekati 0. Pengujian Pola Distribusi Data Pengujian terhadap distribusi dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi yang diperoleh dari hasil pengamatan memiliki kesamaan dengan distribusi teoritis tertentu (normal, uniform, poisson atau eksponensial). Dalam penelitian ini, uji distribusi yang akan digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test. Uji ini didasarkan pada perbandingan distribusi kumulatif sampel dengan distribusi kumulatif teoritis. Dalam penelitian ini, uji distribusi akan menggunakan software SPSS. Pengambilan Keputusan Dengan Simulasi Simulasi diartikan sebagai suatu sistem yang digunakan untuk memecahkan masalah atau menguraikan persoalanpersoalan dalam kehidupan nyata dengan menggunakan model atau metode tertentu berupa penggunaan software komputer atau model fisik untuk mendapatkan solusinya. Terdapat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan simulasi untuk menyelasikan suatu masalah, antara lain: Menghemat waktu Dapat melebar-luaskan waktu Dapat mengendalikan sumber-sumber variasi Memperbaiki kesalahan perhitungan Dapat dihentikan dan dijalankan kembali Mudah diperbanyak 4. METODE PENELITIAN Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, untuk mengetahui kinerja pelabuhan dibutuhkan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh peneliti dari pengamatan langsung di lapangan mengenai waktu siklus peralatan bongkar muat serta pengamatan kondisi eksisting pelabuhan. Sedangkan data sekunder merupakan data penunjang yang dibutuhkan untuk menganalisis pertumbuhan arus kunjungan kapal dan barang serta kinerja pelabuhan. Data sekunder diperoleh dari dokumentasi data arus kunjungan kapal dan barang yang terdapat di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Palopo. Simulasi dengan Software Arena Dalam penelitian ini, simulasi tingkat penggunaan dermaga dan fasilitas bongkar muat barang akan dilakukan dengan software Arena. Software Arena merupakan sebuah aplikasi komputer yang dapat digunakan untuk mensimulasikan suatu proses kerja pada sistem tertentu. Simulasi dilakukan berdasarkan pola distribusi data masukan oleh karena itu dilakukan uji distribusi data terlebih dahulu sebelum melakukan simulasi dengan software Arena.Pengujian pola distribusi data dilakukan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test dengan bantuan software SPSS.

6 AR HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan sebagai acuan perhitungan adalah data arus kunjungan kapal dan barang di Pelabuhan Tanjung Ringgit yang terekam di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II dari tahun 2010 sampai dengan tahun Data arus kunjungan kapal dan arus barang ditunjukkan pada Tabel 5.1 Tabel 2. Data arus kunjungan kapal dan barang tahun Proyeksi Arus Kunjungan dan Barang Arus Arus Barang No. Bongkar Muat Total (unit) (ton) (ton) (ton) Sumber: Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Palopo Proyeksi dilakukan dengan metode regresi menggunakan bantuan software Microsoft Excel. Dari hasil analisis regresi akan diperoleh persamaan yang kemudian digunakan untuk memproyeksikan arus kunjungan kapal dan barang. Hasil proyeksi arus kunjungan kapal dan barang untuk 15 tahun ke depan dapat dilihat pada Tabel 5.2 dan Tabel Tabel 3. Proyeksi arus kunjungan kapal Proyeksi Arus Kunjungan (unit) Tabel 4. Proyeksi arus barang Proyeksi Arus Kunjungan (unit) Arus Barang Arus Barang Bongkar Muat Bongkar Muat

7 AR - 41 Evaluasi Kinerja Pelabuhan A. Berth Occupancy Ratio (Bor) Hasil perhitungan BOR terhadap data historis dan hasil proyeksi disajikan pada Tabel 5. Arus Arus Barang Tabel 5. Hasil perhitungan BOR Kapasitas Produktifitas Bongkar Muat Service Time BOR (unit) (ton) (ton/kapal) (ton/jam) (jam) (%) % % % % % % % % % % % % % Berdasarkan Tabel 5. terlihat bahwa dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2017 nilai BOR pada Pelabuhan Tanjung Ringgit masih berada di bawah 50%. Artinya sampai tahun 2017 dengan 2 tambatan (kondisi eksisting) dan produktifitas bongkar muat yang sama, diprediksi bahwa tingkat penggunaan dermaga Pelabuhan Tanjung Ringgit masih belum terlalu sibuk sehingga dapat dikatakan bahwa Pelabuhan Tanjung Ringgit masih dapat melayani arus kapal dan barang dengan baik. Perhitungan dihentikan pada tahun 2022 sebab pada tahun 2023 sampai tahun 2031 sesuai dengan proyeksi jumlah kapal, nilai BOR akan melebihi 100%. Nilai BOR melebihi 100% artinya terjadi jam lembur lebih dari 24 jam, hal ini tidak logis karena dalam sehari hanya 24 jam waktu yang tersedia. B. Berth Troughput (Btp) Hasil perhitungan BOR terhadap data historis dan hasil proyeksi disajikan pada Tabel 5.4. Arus Barang Tabel 6. Hasil perhitungan BTP Daya Lalu (BTP) Kapasitas Bongkar Muat BTP Terpasang Kapasitas Dermaga (ton/thn) (ton/thn) (ton/tambata (ton/m/ (ton/m/thn (ton/jam) n/thn) thn) ) (ton/thn) Dari hasil perhitungan nilai BTP pada Tabel 5.4 terlihat bahwa dengan panjang dermaga dan kapasitas bongkar muat yang sama, hingga tahun 2019 diprediksi bahwa dermaga masih mampu melayani arus barang di dermaga karena kapasitas dermaga masih lebih besar daripada arus barang. Akan tetapi setelah tahun 2019, dengan proyeksi jumlah barang yang telah dihitung sebelumnya, arus barang telah melebihi kapasitas dermaga.

8 Keluar (unit) AR - 42 Pada Pelabuhan Tanjung Ringgit terdapat dua gudang yang tersedia dengan kapasitas tampung 750 ton dan 360 ton. Dari hasil pengamatan di lapangan, kedua gudang ini belum dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Barang yang datang langsung keluar dari pelabuhan langsung menuju gudang pemilik barang. Untuk lapangan penumpukan, Pelabuhan Tanjung Ringgit memiliki lapangan penumpukan seluas m 2 tetapi penggunaannya juga masih belum maksimal karena kondisi fisik yang masih kurang layak. Dengan luas lapangan penumpukan m 2 tersebut, pelabuhan dapat melayani arus peti kemas sebesar TEUs/tahun. Simulasi Tingkat Penggunaan Dermaga Simulasi tingkat penggunaan dermaga dimodelkan dengan diagram alir pada software Arenaseperti pada Gambar 6. Nilai masukan adalah kedatangan kapal yang kemudian dilayani selama rentang waktu tertentu pada tiap tambatan. Simulasi dijalankan dengan mencoba beberapa skenario sehingga diperoleh hasil seperti pada Tabel 7. Skenario Masuk (unit/tahu Gambar 6. Model sistem kerja penggunaan dermaga Tambatan Tabel 7. Hasil simulasi penggunaan dermaga Jam Kerja Keluar (unit/tahu Tingkat penggunaan tambatan (%) (jam/hari (%) T1 T2 T3 T4 n) ) n) ,82 99, ,68 98, ,41 94, ,67 72, ,34 54, ,76 99,04 98, ,88 87,47 79, ,20 68,48 46, ,54 56,34 25, ,33 96,20 93,78 91, ,47 75,02 61,36 38, ,32 64,86 39,85 11,92 48, BOR Jam kerja (jam/hari) 2 Tambatan (Eksisting) 3 Tambatan 4 Tambatan Gambar 7. Grafik hasil simulasi penggunaan dermaga (jumlah kapal keluar) Berdasarkan hasil simulasi pada Tabel 7 terlihat bahwa skenario yang dapat diterapkan untuk dapat melayani arus kunjungan kapal secara optimal dengan nilai BOR sesuai yang disyaratkan oleh UNCTAD adalah skenario 9 dan 12.

9 barang keluar (ton) Tingkat penggunaan AR - 43 Untuk skenario 9 jumlah tambatan adalah 3 dengan jam kerja 20 jam/hari, nilai BOR 52,06% (standar UNCTAD untuk 3 tambatan maksimal 55%). Untuk skenario 12 jumlah tambatan adalah 4 dengan jam kerja 16 jam/hari, nilai BOR 48,74% (standar UNCTAD untuk 4 tambatan maksimal 60%). Simulasi Efektifitas Fasilitas Bongkar Barang Untuk simulasi efektifitas fasilitas bongkar barang, bentuk diagram alir seperti ditunjukkan pada Gambar 8. Nilai masukan adalah jumlah barnag yang datang kemudian dilayani oleh kran dan forklift selama rentang waktu tertentu. Simulasi dijalankan dengan mencoba beberapa skenario sehingga diperoleh hasil seperti pada Tabel 8. Skenario Gambar 8. Model sistem kerja fasilitas bongkar barang di dermaga Barang Datang Tabel 8. Hasil simulasi fasilitas bongkar barang Kran Forklift Jam Kerja Barang Keluar Rata-rata tingkat penggunaan alat (%) (ton) (unit) (unit) (jam/hari) (ton) kran forklift Skenario Barang keluar Tingkat penggunaan kran Gambar 9. Grafik hasil simulasi (jumlah barang keluar dan tingkat penggunaan tiap alat) Untuk memutuskan skenario yang terbaik yaitu yang paling efektif dan efisien, dapat dilihat dari nilai unjuk kerja dari tiap skenario. Unjuk kerja dapat dihitung dengan mengalikan persentase penggunaan alat dengan hasil kerja dari skenario tersebut (jumlah barang keluar) kemudian dibagi dengan hasil maksimal yang dapat dicapai. Hasil perhitungan unjuk kerja ditampilkan pada Gambar

10 Persentase unjuk kerja (%) AR Skenario Gambar 10. Grafik hasil unjuk kerja kran dan forklift tiap skenario Berdasarkan hasil simulasi dan perhitungan unjuk kerja tiap skenario, terlihat bahwa skenario ke-4 yang paling efektif dan efisien dengan 7 kran dan 4 forklift yang bekerja. 6. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hasil proyeksi arus kunjungan kapal 15 tahun ke depan menunjukkan rata-rata peningkatan sebesar 6,12% tiap tahun. Sedangkan untuk proyeksi arus barang untuk 15 tahun ke depan meningkat dengan rata-rata persentase peningkatan tiap tahun sebesar 13,08%. 2. Berdasarkan perhitungan nilai BOR dan BTP, Pelabuhan Tanjung Ringgit pada tahun 2019 sudah tidak dapat melayani arus kunjungan kapal dan barang secara optimal karena nilai BOR sangat tinggi dan kapasitas terpasang dermaga yang lebih kecil dari arus barang. 3. Dari hasil simulasi yang dilakukan, Pelabuhan Tanjung Ringgit harus menambah jumlah tambatan menjadi 3 (255 meter) dengan jam kerja 20 jam/hari atau 4 tambatan (340 meter) dengan jam kerja 16 jam/hari untuk dapat melayani arus kunjungan kapal secara optimal. Sedangkan untuk kebutuhan fasilitas, Pelabuhan Tanjung Ringgit perlu menyediakan 7 kran dan 4 forklift untuk menunjang proses bongkar muat barang. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengelola pelabuhan adalah sebaiknya pihak pelabuhan menambah jumlah tambatan pada tahun 2019 untuk dapat melayani arus kunjungan kapal secara optimal. Selain itu pihak pengelola juga harus menyusun suatu standar kinerja sebagai acuan khusus untuk Pelabuhan Tanjung Ringgit seperti pada pelabuhan kelas II lainnya di Indonesia. Sedangkan untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja pelabuhan DAFTAR PUSTAKA Asiyanto, Metode Konstruksi Bangunan Pelabuhan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Cangara, M. F. F., Analisis Performance Pelabuhan Bitung Ditinjau Dari Aspek Operasional Bongkar Muat. Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. Dwijanto, Teori Antrian. [Online] Hartanto, B., Optimalisasi Kinerja Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak. Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. Istiarto, Distribusi Probabilitas Variabel Random. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Kramadibrata, S., Perencanaan Pelabuhan. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Khabibah, R., Sistem Antrian Pelayanan Bongkar Muat Di Terminal Berlian Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Prattyni, V. P., Evaluasi Kelayakan Terhadap Fasilitas Pelayaran Rakyat Di Pelabuhan Paotere, Makassar. Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. Rahman, S., Analisis Kinerja Pelayanan Terminal Peti Kemas Pelabuhan Ahmad Yani Ternate Terhadap Kepuasan Pelanggan. Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. Thomas, B., UNCTAD Monographs on Port Management. 4 ed. United Kingdom: United Nations. Triatmodjo, B., Perencanaan Pelabuhan. Yogyakarta: Beta Offset. Yunitawaty, N., Sistem Antrian Pada Pelayanan Dermaga (Studi Kasus di Pelabuhan Tanjung Priok 2006). Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Yuwono, N., Bahan Kuliah Transportasi Air. Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 ANALISIS KAPASITAS PELAYANAN TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG Bambang Triatmodjo 1 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA Noor Mahmudah 1, David Rusadi 1 1 Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta E-mail: noor.mahmudah@umy.ac.id Abstrak. Pelabuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan peningkatan yang significan tiap tahunnya, hal ini nyata dilihat sejak digulirnya konsep otonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan, yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar maupun kecil. Kondisi tersebut menyebabkan sektor transportasi memiliki peranan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar dan satu-satunya yang dua per tiga atau 63 persen wilayah tutorialnya berupa parairan. Indonesia juga memiliki

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii LEMBAR PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara Indonesia, jasa kepelabuhanan merupakan hal strategis untuk kebutuhan logistik berbagai industri dan perpindahan masyarakat dari satu tempat ke tempat

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SERUI DI KOTA SERUI PAPUA

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SERUI DI KOTA SERUI PAPUA PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SERUI DI KOTA SERUI PAPUA Jori George Kherel Kastanya L. F. Kereh, M. R. E. Manoppo, T. K. Sendow Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN PONTIANAK

ANALISIS KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN PONTIANAK ANALISIS KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN PONTIANAK Aris Purnomo 1) Slamet Widodo 2)., Komala Erwan 2) Abstrak sebagai gerbang perekonomian di Propinsi Kalimantan Barat mempunyai dermaga dan terminal

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PELAYANAN OPERASIONAL PETI KEMAS DI PELABUHAN PANGKALBALAM KOTA PANGKALPINANG

ANALISIS KINERJA PELAYANAN OPERASIONAL PETI KEMAS DI PELABUHAN PANGKALBALAM KOTA PANGKALPINANG ANALISIS KINERJA PELAYANAN OPERASIONAL PETI KEMAS DI PELABUHAN PANGKALBALAM KOTA PANGKALPINANG Abu Khusyairi Email : abu_khusyairi@yahoo.co.id Endang Setyawati Hisyam Email : hisyam.endang@gmail.com Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik jumlahnya maupun macamnya. Usaha-usaha dalam pembangunan sarana angkutan laut yang dilakukan sampai

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Operasional Pelabuhan Manado

Evaluasi Kinerja Operasional Pelabuhan Manado Evaluasi Kinerja Operasional Pelabuhan Manado Clinton Yan Uguy T. K. Sendouw, A. L. E. Rumayar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Email: clinton.uguy@gmail.com ABSTRAK Pelabuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Triatmodjo (1996) pelabuhan (port) adalah daerah perairan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Triatmodjo (1996) pelabuhan (port) adalah daerah perairan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Menurut Triatmodjo (1996) pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga

Lebih terperinci

6 PORT PERFORMANCE INDICATORS PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN PELABUHAN SINGAPURA

6 PORT PERFORMANCE INDICATORS PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN PELABUHAN SINGAPURA 62 6 PORT PERFORMANCE INDICATORS PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN PELABUHAN SINGAPURA Pendahuluan Bila dilihat dari segi lingkup pelayaran yang dilayani, Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Singapura merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar.

DAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR ISTILAH... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-11 Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM OPERASI DRY PORT GEDEBAGE

EVALUASI SISTEM OPERASI DRY PORT GEDEBAGE EVALUASI SISTEM OPERASI DRY PORT GEDEBAGE TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL oleh ANDY FERDIAN NIM : 15098105 PEMBIMBING Dr.Ir.Ade

Lebih terperinci

Dedicated for : Ir. Edoardus Heatubun Fausta Bille Angelo Heatubun, ST. Special Thank s : My Lady Of Sorrow With Seven Sword

Dedicated for : Ir. Edoardus Heatubun Fausta Bille Angelo Heatubun, ST. Special Thank s : My Lady Of Sorrow With Seven Sword Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu

Lebih terperinci

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA) MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA) Ivan Akhmad 1) dan Ahmad Rusdiansyah 2) 1) Program Studi

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dari analisa tersebut

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dari analisa tersebut BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dari analisa tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Performance Pelabuhan Bitung ditinjau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan dua pertiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi

Lebih terperinci

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report KATA PENGANTAR Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah Laporan Akhir () kegiatan Pekerjaan Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung Percepatan dan Perluasan Pembangunan Koridor

Lebih terperinci

Henriette Dorothy Titaley 1

Henriette Dorothy Titaley 1 Penggunaan Regresi untuk Memprediksi Arus Lalu Lintas Laut yang Berdampak pada Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan (Studi Kasus : Pelabuhan Yos Sudarso Ambon) Henriette Dorothy Titaley 1 1 Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sistem yang saling berkaitan dan mempengaruhi, yaitu (Salim, A. A., 1993) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sistem yang saling berkaitan dan mempengaruhi, yaitu (Salim, A. A., 1993) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Transportasi Sistem transportasi adalah suatu interaksi yang terjadi antara tiga komponen sistem yang saling berkaitan dan mempengaruhi, yaitu (Salim, A. A., 1993) : 1.

Lebih terperinci

Arif Mulyasyah NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD

Arif Mulyasyah NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN BONGKAR MUAT DENGAN PENAMBAHAN UNIT HARBOUR MOBILE CRANE (HMC) MELALUI METODE SIMULASI (STUDY KASUS PT. BERLIAN JASA TERMINAL INDONESIA) Arif Mulyasyah NRP. 2107.100.097

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan jasa pelayanan bongkar dan muat peti kemas yang terletak di wilayah Pelabuhan Tanjung

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. diprediksi kebutuhan Lapangan penumpukan Peti Kemas pada tahun 2014

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. diprediksi kebutuhan Lapangan penumpukan Peti Kemas pada tahun 2014 BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis dan evaluasi masterplan pelabuhan maumere, maka dapat diambil kesimpulan berikut ini. 1. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan

Lebih terperinci

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN LAMPIRAN 1 i DAFTAR ISI 1. Ruang Lingkup 2. Acuan 3. Istilah dan Definisi 4. Persyaratan 4.1. Kriteria dan Variabel Penilaian Pelabuhan 4.2. Pengelompokan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG

ANALISIS KINERJA TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG ANALISIS KINERJA TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG Roni Yudha Pranata Mahasiswa Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Abstrak Untuk

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN BITUNG

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN BITUNG EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN BITUNG Cherryl Clinda Rumambi T. K. Sendouw, Mecky R. E. Manoppo Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Pelabuhan Laut Bitung

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN BOOM BARU PALEMBANG

ANALISIS KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN BOOM BARU PALEMBANG ANALISIS KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN BOOM BARU PALEMBANG Ari Maulana Muhammad Situmorang Erika Buchari Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Guru Besar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 1.1 Latar Belakang Sistem transportasi merupakan salah satu bagian penting bagi suatu pembangunan negara. Transportasi menjadi salah satu sektor pendukung kemajuan sistem logistik

Lebih terperinci

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Buku Laporan ini disusun oleh Konsultan PT. Kreasi Pola Utama untuk pekerjaan Studi Penyusunan Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Laporan ini adalah

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA FASILITAS PELABUHAN AMAHAI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) PULAU SERAM

ANALISA KINERJA FASILITAS PELABUHAN AMAHAI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) PULAU SERAM ANALISA KINERJA FASILITAS PELABUHAN AMAHAI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) PULAU SERAM Tebiary LEPINUS 1 *, Setijo PRAJUDO 2 dan Edwin MATATULLA 1 1 Program

Lebih terperinci

PERENCANAAN LAYOUT DAN TIPE DERMAGA PELABUHAN PETI KEMAS TANJUNG SAUH, BATAM

PERENCANAAN LAYOUT DAN TIPE DERMAGA PELABUHAN PETI KEMAS TANJUNG SAUH, BATAM PERENCANAAN LAYOUT DAN TIPE DERMAGA PELABUHAN PETI KEMAS TANJUNG SAUH, BATAM Refina Anandya Syahputri 1 dan Prof. Ir. Hangtuah Salim, MocE, Ph.D. 2 Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DERMAGA PELABUHAN SORONG

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DERMAGA PELABUHAN SORONG ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DERMAGA PELABUHAN SORONG Jembris Sagisolo Theo K. Sendow, J. Longdong, Mecky R. E.Manoppo Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado email: jembris_sagisolo@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat kaya. Hal ini berarti akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi kekayaan alam maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayaran memiliki peran penting dalam perdagangan antar negara saat ini. Kemampuan kapal-kapal besar yang mampu mengangkut barang dalam jumlah besar dengan biaya

Lebih terperinci

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL SEMINAR TUGAS AKHIR SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL (STUDI KASUS TERMINAL MIRAH PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Oleh : Risky Abadi 1203.109.004 Latar Belakang Pelabuhan Tanjung Perak sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia yang berbentuk kepulauan dengan daerah yang luas, dibutuhkan adanya suatu angkutan yang efektif dalam arti aman, murah dan nyaman. Setiap

Lebih terperinci

PERENCANAAN LAYOUT TERMINAL PETI KEMAS KALIBARU

PERENCANAAN LAYOUT TERMINAL PETI KEMAS KALIBARU PERENCANAAN LAYOUT TERMINAL PETI KEMAS KALIBARU Octareza Siahaan dan Prof. Hang Tuah Salim Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

ANALISA KENERJA DERMAGA PELABUHAN RAKYAT PAOTERE SULAWESI SELATAN

ANALISA KENERJA DERMAGA PELABUHAN RAKYAT PAOTERE SULAWESI SELATAN Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 ANALISA KENERJA DERMAGA PELABUHAN RAKYAT PAOTERE SULAWESI SELATAN Lukman Bochary dan Misliah Idrus Dosen Program Studi

Lebih terperinci

Pesawat Polonia

Pesawat Polonia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara maritim sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia, tidak bisa dibantah bahwa pelabuhan menjadi cukup penting dalam membantu peningkatan

Lebih terperinci

ANALISA KAPASITAS OPTIMAL LAPANGAN PENUMPUKAN TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR BERDASAR OPERATOR DAN PENGGUNA PELABUHAN

ANALISA KAPASITAS OPTIMAL LAPANGAN PENUMPUKAN TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR BERDASAR OPERATOR DAN PENGGUNA PELABUHAN Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 11, Nomor 1, Januari - Juni 2013 ANALISA KAPASITAS OPTIMAL LAPANGAN PENUMPUKAN TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR BERDASAR OPERATOR DAN PENGGUNA PELABUHAN Misliah

Lebih terperinci

Ringkasan : ANALISIS KINERJA TERMINAL PETIKEMAS DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA (Studi Kasus Di PT.Terminal Petikemas Surabaya) Oleh : SUPRIYONO

Ringkasan : ANALISIS KINERJA TERMINAL PETIKEMAS DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA (Studi Kasus Di PT.Terminal Petikemas Surabaya) Oleh : SUPRIYONO Ringkasan : ANALISIS KINERJA TERMINAL PETIKEMAS DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA (Studi Kasus Di PT.Terminal Petikemas Surabaya) Oleh : SUPRIYONO Kinerja Terminal Petikemas Surabaya Hasil pengolahan

Lebih terperinci

STUDI PELAYANAN PELABUHAN BATU AMPAR BATAM Errina Cintia, Pengkuh Budi Purwanto, Slamet Hargono *), Salamun *)

STUDI PELAYANAN PELABUHAN BATU AMPAR BATAM Errina Cintia, Pengkuh Budi Purwanto, Slamet Hargono *), Salamun *) , Halaman 50-63 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts STUDI PELAYANAN PELABUHAN BATU AMPAR BATAM Errina Cintia, Pengkuh Budi Purwanto, Slamet Hargono *), Salamun *) Departemen Teknik

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGATURAN SANDAR KAPAL PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA

OPTIMASI PENGATURAN SANDAR KAPAL PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA 1 OPTIMASI PENGATURAN SANDAR KAPAL PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA Richson Lamron P Dosen Pembimbing : Sunaryo dan Riko Butarbutar Program Sarjana Teknik Perkapalan Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan transportasi laut menjadi sektor utama yang berpengaruh dalam laju distribusi perdagangan dunia. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan volume lalu lintas

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA.

ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA. ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA. PRESENTASI UJIAN TUGAS AKHIR Kamis, 10 Juli 2014 Nina Oktaviani 4110100005

Lebih terperinci

ANALISA PENGEMBANGAN PANJANG DERMAGA DAN KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS (TPK) PELABUHAN TELUK BAYUR

ANALISA PENGEMBANGAN PANJANG DERMAGA DAN KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS (TPK) PELABUHAN TELUK BAYUR ANALISA PENGEMBANGAN PANJANG DERMAGA DAN KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS (TPK) PELABUHAN TELUK BAYUR Nuchgraha Cakra Perdana, Bahrul Anif, Lusi Utama Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa 4.1.1. Pendapatan Pelabuhan Pendapatan yang diterima Pelabuhan Sunda Kelapa sejak tahun 2004 sampai tahun 2010 menunjukkan

Lebih terperinci

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 CABANG SIBOLGA

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 CABANG SIBOLGA RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 CABANG SIBOLGA Medan, 29 September 2016 1 PELABUHAN SIBOLGA 1. Dermaga Umum : 03,5 x 15,5 m 2. Dermaga Ferry : 35 x 10,2 m & 35,7 x 6 m 3. Trestel : 127,2 x

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Antara Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan dengan Daya Lalu (Throughput), Studi Kasus: Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya

Analisis Hubungan Antara Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan dengan Daya Lalu (Throughput), Studi Kasus: Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya 1 Analisis Hubungan Antara Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan dengan Daya Lalu (Throughput), Studi Kasus: Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya Nina Oktaviani,Tri Achmadi, Irwan Tri Yunianto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

2 METODOLOGI PENELITIAN

2 METODOLOGI PENELITIAN 11 2 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Desember 2013 di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Pelabuhan Singapura (Port of Singapore Authority).

Lebih terperinci

A. Abstrak Pengusaha Tiongkok mempunyai rencana mengembangkan kawasan Gunung Kijang di pulau Bintan menjadi kawasan industri. Pelabuhan peti kemas

A. Abstrak Pengusaha Tiongkok mempunyai rencana mengembangkan kawasan Gunung Kijang di pulau Bintan menjadi kawasan industri. Pelabuhan peti kemas 1 A. Abstrak Pengusaha Tiongkok mempunyai rencana mengembangkan kawasan Gunung Kijang di pulau Bintan menjadi kawasan industri. Pelabuhan peti kemas sangat dibutuhkan untuk operasional kawasan industri

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DERMAGA LOKAL PELABUHAN TENAU KUPANG

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DERMAGA LOKAL PELABUHAN TENAU KUPANG ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DERMAGA LOKAL PELABUHAN TENAU KUPANG Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik Dalam Menyelesaikan Program Sarjana

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL DI PELABUHAN NUSANTARA KENDARI THE OPERATIONAL MANAGEMENT IN KENDARI AT NUSANTARA PORT

MANAJEMEN OPERASIONAL DI PELABUHAN NUSANTARA KENDARI THE OPERATIONAL MANAGEMENT IN KENDARI AT NUSANTARA PORT ISSN 2355-4721 Manajemen Operasional di Pelabuhan Nusantara Kendari MANAJEMEN OPERASIONAL DI PELABUHAN NUSANTARA KENDARI THE OPERATIONAL MANAGEMENT IN KENDARI AT NUSANTARA PORT Werweti Sekolah Tinggi Manajemen

Lebih terperinci

STUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA)

STUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA) STUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA) Fajar Prasetya Rizkikurniadi, Murdjito Program Studi Transportasi Laut Jurusan Teknik

Lebih terperinci

KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI) CABANG/UPP TAHUN 2016 PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO)

KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI) CABANG/UPP TAHUN 2016 PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI) CABANG/UPP TAHUN 2016 PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) No. I.1 Sumber Data Return On Capital Employed (ROCE) 1. ROCE adalah laba sebelum pajak dibagi capital employed;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Troughput. Gambar 1.1. Troughput di TPKS (TPKS,2013)

BAB I PENDAHULUAN. Troughput. Gambar 1.1. Troughput di TPKS (TPKS,2013) Troughput BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) merupakan tempat berlabuhnya kapal yang akan melakukan kegiatan bongkar muat peti kemas. Aktivitas bongkar muat yang

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PADA PELABUHAN TANJUNG PRIOK Oleh : Tulus Hutagalung

PERMASALAHAN PADA PELABUHAN TANJUNG PRIOK Oleh : Tulus Hutagalung PERMASALAHAN PADA PELABUHAN TANJUNG PRIOK Oleh : Tulus Hutagalung A. PENDAHULUAN Setelah dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869, arus kunjungan kapal ke Indonesia meningkat dengan drastis sehingga dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Tata Kelola Pelabuhan Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 55 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Pelabuhan, pelabuhan merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS BERTH OCCUPANCY RATIO (BOR) UNTUK MEMENUHI STANDATR ULTILITAS DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT PADA DERMAGA B CURAH CAIR PELABUHAN DUMAI

ANALISIS BERTH OCCUPANCY RATIO (BOR) UNTUK MEMENUHI STANDATR ULTILITAS DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT PADA DERMAGA B CURAH CAIR PELABUHAN DUMAI ANALISIS BERTH OCCUPANCY RATIO (BOR) UNTUK MEMENUHI STANDATR ULTILITAS DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT PADA DERMAGA B CURAH CAIR PELABUHAN DUMAI Doris Ade Widyarti 1), Rinaldi 2), Ferry Fatnanta 2) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia usaha dan masyarakat dalam menjalankan usahanya, karena

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA)

ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) *Muhammad Imam Wahyudi,**Setyo Nugroho. *Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan *Staf Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN

BAB 1 RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari Laporan Akhir BAB 1 RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN A. KONSEP PENATAAN FASILITAS PELABUHAN Konsep penataan diperlukan sebagai arahan dalam merencanakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SORONG DI KOTA SORONG

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SORONG DI KOTA SORONG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SORONG DI KOTA SORONG Appi Yamsos Solossa M. J. Paransa, Lintong Elisabeth, T. K. Sendow Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi email: appy_solossa@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisis Dampak Pengerukan Alur Pelayaran pada Daya Saing Pelabuhan. Studi Kasus : Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Analisis Dampak Pengerukan Alur Pelayaran pada Daya Saing Pelabuhan. Studi Kasus : Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Judul Tugas Akhir Analisis Dampak Pengerukan Alur Pelayaran pada Daya Saing Pelabuhan. Studi Kasus : Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Dosen Pembimbing Ir. Tri Achmadi Ph.D Ni Luh Putu Pratidinatri, S.T.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH Sejak awal kehidupan ini, sebenarnya kita sudah mengenal adanya suatu aturan tertentu, yang pada prinsipnya membuat kehidupan hari esok lebih baik daripada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk bongkar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk bongkar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelabuhan Pelabuhan (Port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga di mana kapal dapat bertambat

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN PELABUHAN Di TELUK BINTUNI (PAPUA BARAT)

STUDI PENGEMBANGAN PELABUHAN Di TELUK BINTUNI (PAPUA BARAT) STUDI PENGEMBANGAN PELABUHAN Di TELUK BINTUNI (PAPUA BARAT) Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : DANIEL YOWEI No. Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PRODUKTIVITAS KEGIATAN BONGKAR MUAT PETI KEMAS (Studi Kasus Pelabuhan Peti Kemas Balikpapan)

PENGEMBANGAN MODEL PRODUKTIVITAS KEGIATAN BONGKAR MUAT PETI KEMAS (Studi Kasus Pelabuhan Peti Kemas Balikpapan) PENGEMBANGAN MODEL PRODUKTIVITAS KEGIATAN BONGKAR MUAT PETI KEMAS (Studi Kasus Pelabuhan Peti Kemas Balikpapan) Anisyah Kumala Devi 1, Bambang Endro Yuwono 2 ABSTRAK Produktivitas bongkar muat sebuah Terminal

Lebih terperinci

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN BONGKAR MUAT DI KADE TERMINAL OPERASI II PT. PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO) CABANG TANJUNG PRIOK

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN BONGKAR MUAT DI KADE TERMINAL OPERASI II PT. PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO) CABANG TANJUNG PRIOK OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN BONGKAR MUAT DI KADE 13-15 TERMINAL OPERASI II PT. PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO) CABANG TANJUNG PRIOK Getsha Nagista Program Sarjana Teknik Industri, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG

ANALISIS KINERJA OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG ANALISIS KINERJA OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG Mudjiastuti Handajani Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Semarang Jalan Soekarno-Hatta, Tlogosari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan Negara kepulauan/maritim, sehingga peranan pelayaran sangat penting bagi kehidupaan sosial, ekonomi, pemerintahan, hankam dan sebagainya. Sarana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di

Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di BAB I PENDAHULUAN Perdagangan internasional merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai peranan dalam menunjang pembangunan Indonesia. Transaksi antar negara-negara di dunia akan menciptakan kerjasama

Lebih terperinci

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas selesainya executive summary ini. Pelabuhan sebagai inlet dan outlet kegiatan perdagangan di Indonesia dari tahun ke tahun

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DAN KAPASITAS PELAYANAN TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG Mochamad Nadjib. Abstract

ANALISIS KINERJA DAN KAPASITAS PELAYANAN TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG Mochamad Nadjib. Abstract ANALISIS KINERJA DAN KAPASITAS PELAYANAN TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG Mochamad Nadjib Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Pembangunan Surabaya ( I.T.P.S ) Email:

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI DWELLING TIME 2016

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI DWELLING TIME 2016 RAHASIA SDT16 - PELABUHAN Triwulan - 2016 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI DWELLING TIME 2016 Tujuan Survei : Memperoleh informasi tentang perkembangan waktu lamanya petikemas / barang berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut mutlak diperlukan sarana dan

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-6 Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi Aulia Djeihan Setiajid dan

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab Bab 1 1 Pendahuluan Penanganan Kerusakan Dermaga Studi Kasus Dermaga A I Pelabuhan Palembang 1.1 Latar Belakang Pekerjaan terkait dengan bidang kepelabuhanan merupakan salah satu bidang kajian dalam Teknik

Lebih terperinci

MODEL PENENTUAN UKURAN KAPAL OPTIMUM KORIDOR PENDULUM NUSANTARA

MODEL PENENTUAN UKURAN KAPAL OPTIMUM KORIDOR PENDULUM NUSANTARA MODEL PENENTUAN UKURAN KAPAL OPTIMUM KORIDOR PENDULUM NUSANTARA Hasan Iqbal Nur 1) dan Tri Achmadi 2) 1) Program Studi Teknik Transportasi Kelautan Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PROSES PENGANTONGAN UREA DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT. XYZ

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PROSES PENGANTONGAN UREA DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT. XYZ Afif hakim 1), Dicky Suryapranatha 2) USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PROSES PENGANTONGAN UREA DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT. XYZ Afif hakim 1), Dicky Suryapranatha 2) Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG Fikhry Prasetiyo, Rahmat Hidayat H., Harnen Sulistio, M. Zainul Arifin Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan Hendra Nurjaya Al-Kholis 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3 Program Studi Teknik Industri S1, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu DERMAGA Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua aktifitas-aktifitas distribusi fisik di Pelabuhan, antara lain : 1. menaik turunkan penumpang dengan lancar, 2. mengangkut dan membongkar

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PELABUHAN LAUT LEMBAR BERDASARKAN KRITERIA KINERJA PELABUHAN

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PELABUHAN LAUT LEMBAR BERDASARKAN KRITERIA KINERJA PELABUHAN Diterima Disetujui Dipublish Hal : 9 Januari 2018 : 20 Januari 2018 : 21 Maret 2018 : 1-10 http://journal.unmasmataram.ac.id/index.php/gara Vol. 12, No. 1, Maret 2018 ISSN 1978-0125 (Print); ISSN 2615-8116

Lebih terperinci

Analisis Dampak Pendalaman Alur Pada Biaya Transportasi (Studi Kasus : Sungai Musi)

Analisis Dampak Pendalaman Alur Pada Biaya Transportasi (Studi Kasus : Sungai Musi) JURNAL TUGAS AKHIR, ITS (Juli,2014) 1 Analisis Dampak Pendalaman Alur Pada Biaya Transportasi (Studi Kasus : Sungai Musi) Wina Awallu Shohibah, Firmanto Hadi, dan Irwan Tri Yunianto Jurusan Teknik Perkapalan,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TINJAUAN TURN ROUND TIME STUDI KASUS : UNIT TERMINAL PETIKEMAS I PELABUHAN TANJUNG PRIOK

TUGAS AKHIR TINJAUAN TURN ROUND TIME STUDI KASUS : UNIT TERMINAL PETIKEMAS I PELABUHAN TANJUNG PRIOK TUGAS AKHIR TINJAUAN TURN ROUND TIME STUDI KASUS : UNIT TERMINAL PETIKEMAS I PELABUHAN TANJUNG PRIOK Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Kelautan Universitas Darma Persada Untuk Memenuhi Persyaratan dalam

Lebih terperinci

Model Antrian. Queuing Theory

Model Antrian. Queuing Theory Model Antrian Queuing Theory Ada tiga komponen dasar dalam model antrian, yaitu kedatangan, fasilitas pelayanan, dan antrian actual. Permasalahan deret tunggu kebanyakan dipusatkan pada pertanyaan untuk

Lebih terperinci

7 STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK SEBAGAI INTERNATIONAL HUB PORT. Pendahuluan

7 STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK SEBAGAI INTERNATIONAL HUB PORT. Pendahuluan 73 7 STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK SEBAGAI INTERNATIONAL HUB PORT Pendahuluan Selama ini jalur pengiriman kontainer dari Indonesia ke luar negeri diarahkan ke Pelabuhan Singapura atau Port

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) selanjutnya disingkat Pelindo IV merupakan bagian dari transformasi sebuah perusahaan yang dimiliki pemerintah,

Lebih terperinci