BAB II KAJIAN TEORI. adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kesempatan mengumpan bola (passing) diarena sendir, sebelum

BAB II LANDASAN TEORI/TINJAUA PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. sesungguhnya akandigunakan sebagai teknik pemberian atau penyajian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu

I. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dengan landasan bola pada lapangan tim lain. Bola voli dapat juga sebagai gaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. bola voli yang cukup pesat ternyata banyak sekali anak-anak di berbagai negara

Pelajaran 1 MENGANALISIS, MERANCANG, DAN MENGEVALUASI TAKTIK DAN STRATEGI PERMAINAN BOLA BESAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, tetapi bermain itu bukan

Alat permainan. 1. Lapangan permainan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA. Implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu. kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. bola di udara bolak-balik di atas jaring/net,dengam maksud menjatuhkan bola di

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan yang diharapkan, maka semakin cakap orang tersebut

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kemudian di susun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar

Tak Cuma Spiker. Written by Administrator Friday, 10 December :43

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Menurut Sujarwadi dan Dwi Sarjiyanto(2010:7) smash adalah pukulan keras menukik

II. TINJAUAN PUSTAKA. tercapainya tujuan pendidikan, di mana hal-hal yang tidak dapat diselesaikan

KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

I. Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang kalian anggap paling benar!!!

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

DRAFT 2 MARET 2016 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. sampai pada ketinggian 243 cm dari bawah ( kusus anak laki-laki ), untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Jasmani. (Sugihartono, dkk. 2007: 74). Sementara menurut Ruber yang dikutip

BAB II KAJIAN TEORI,KERANGA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bola voli merupakan suatu cabang olahraga yang berasal dari permainan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

BAB II KAJIAN TEORETIS. regu berada pada petak lapangan permainan masing-masing, dengan di batasi oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi teoritik 1. Hakikat Minat Pengertian minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi berbagai aktivitas jasmani (Depdikbud, 1993: 1).

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Pengaruh Alat Bantu Dalam Permainan Bola voli. Dalam melakukan berbagai aktivitas permainan, alat bantu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, setelah sepak bola.( Http//guruolahragaku.blogspot.com.materi

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan motoriknya sehingga memberikan kemudahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar siswa dapat belajar. Menurut

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kesebelasan yang memasukkanbola ke gawang lawan lebih banyak. Permainan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif, sistematis dan intregativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

Kata kunci: Pendekatan perlombaan dengan media sasaran, passing dada dalam bola basket.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehari-hari maupun didalam pendidikan jasmani. Menurut Yanuar Kiram

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai

Rangkuman Materi Penjasorkes UTS Semester

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG. Feby Elra Perdima, M.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruangan atau di lapangan terbuka, dalam permainan bola voli terdapat dua

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 11 TAHUN (13 Model Permainan)

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Hakikat Passing Atas Dalam Permainan Bola Voli

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Konsep Belajar Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya. Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil (Muhammad 2009 : 14). Sedangkan Dalam Wikipedia bahasa indonesia, Belajar adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal. Aunurrahman (2009:35) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya dalam Aunurrahman (2009:35) dikemukakan belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau pengertian. Selain itu dikemukakan juga bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman (Aunurrahman 2009:35). Menurut pengertian psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan 7

8 lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slamet, 2010:2). Menurut Haryanto (2012) mengemukakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. 2.2 Hasil Belajar Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan obyek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku seperti dijelaskan dimuka. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang koqnitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu : (a). Keterampilan dan kebiasaan; (b). Pengetahuan dan pengertian; (c). Sikap dan citacita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah (Sudjana 2005:3). Trueno (2009) juga mengemukakan bahwa Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan

9 belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : 1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar). Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu : motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya. 2. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar). Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Menurut Hamalik (2008) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

10 Selanjutnya Bloom dalam Sumardi (2012) hasil belajar merupakan suatu gambaran prestasi belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dalam suatu jenjang yang diikutinya. Pada dasarnya hasil belajar meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa, diantaranya : a. Ranah koqnitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek di antaranya pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6). b. Ranah afektif,berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yakni penerimaan, jawaban/reaksi penilaian organisasi dan internalisasi. c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan gerak dasar,kemampuan perceptual, keharmonisan/ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, gerak ekspresif dan interpratif. Sedangkan Tedjasaputra (2007 : 16) menyatakan bahwa hasil proses pembelajaran adalah perubahan tingkah laku individu. Individu akan mendapat tingkah laku yang baru, menetap, fungsional, positif dan disadari. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran ialah perilaku secara keseluruhan yang mencakup kognitif, afektif, konasi dan motorik. Dengan demikian hasil pembelajaran ialah perubahan perilaku yang menetap, fungsional, posiif, dan disadari yang mencakup seluruh aspek koqnitif, afektif dan psikomotor. 2.3 Permainan Bola Voli Bola voli merupakan olahraga permainan beregu yang dimainkan oleh dua tim berlawanan. Setiap tim terdiri atas 6 pemain. Selain bola voli lapangan,

11 terdapat pula bola voli pantai yang pemainnya terdiri atas 2 orang. Pada tahun 1895, Wiliam C. Morgan, seorang direktur YMCA di Holyoke, Massachusetts, menemukan sebuah permainan bernama mintonette dalam usahanya memenuhi keinmginan para pengusaha lokalyang menganggap permainan bola basket terlalu menghabiskan banyak tenaga dan kurang menyenangkan. Permainan ini cepat menarik perhatian karena hanya membutuhkan sedikit ketrampilan dasar, mudah dikuasai dalam jangka waktu latihan yang singkat, dan dapat dilakukan oleh pemain dengan brbagai tingkat kebugaran. Permainan aslinya dahulu menggunakan bola yang terbuat dari karet bagian dalam bola basket. Peraturan awalnya membebaskan berapapun jumlah pemain dalam satu tim. Pada tahun 1896 nama permainan ini dirubah oleh Alfred T. Halstead, yang setelah menyaksikan permainan ini, menganggap Bola Voli lebih sesui menjadi nama pemainan ini mengingat ciri permainan ini yang dimainkan dengan melambungkan bola sebelum bola tersebut menyentuh tanah (volleying) (Viera Dan Fergusion 2004:1). Selanjutnya Iskandar (2011 : 38-39) mengatakan Bola voli merupakan jenis permainan olahraga beregu yang masing- masing regu terdiri atas enam orang. Cara bermain bola voli adalah kedua regu yang bertanding berada dalam setiap lapangan permainan yang dipisahkan oleh net atau jaring. Tujuan dari permainan ini adalah setiap regu yang bermain berusaha melewatkan bola secara baik melalui atas net di antara dua antena (rod) sampai bola tersebut menyentuh tanah atau lantai (mati) d daerah lawan, dan mencegah agar bola yang di lewatkan tidak menyentuh lantai atau tanah dalam lapangan sendiri.

12 Permainan bola voli cukup dikenal di Indonesia. Bola voli dimainkan oleh dua regu yang tiap regu terdiri atas enam pemain. Tiap regu berusaha menempatkan bola di daerah lawan agar mendapatkan angka (point). Regu yang pertama mencapai angka 25 adalah regu yang menang (Muhajir 2008:5). Ahmadi (2007:19) mengemukakan bahwa Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Diperlukan pengetahuan tentang teknik-teknik dasar teknik-teknik lanjutan untuk dapat bermain bola voli secara efektif. Teknik-teknik tersebut meliputi servis, passing, smash dan bloking. Wisahati dan santosa (2010 : 9) mengemukakan Bola voli adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu yang saling berhadapan dengan dipisahkan oleh sebuah jaring di tengah lapangan dan setiap regu terdiri dari 6 orang yang dibatasi setiap satu setnya terdiri dari 25 poin dengan sistem rally point dan dipimpin oleh dua orang wasit. Subowo (2005:1) Bola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi yang berbeda tentang jumlah pemain, jenis/ukuran lapangan, angka kemenangan yang digunakan, untuk keperluan tertentu. Namun pada hakekatnya permainan bola voli bermaksud menyebarluaskan kemahiran bermain kepada setiap oarang yang meminatinya. Tujuan dari permainan ini adalah melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (di luar perekenaan block).

13 Pendapat Stahl (2005 : 13) bahwa : unsur teknik dalam permainan bola voli dapat diklasifikasikan menjadi lima macam, yaitu : 1. Service (sentuhan bola pertama, diantaranya ada dua macam yaitu servis atas dan servis bawah) 2. Dig (passing) 3. Attak (pukulan melambungkan bola) 4. Block (bendungan dengan satu orang, dua orang dan tiga orang) 5. Defence (pertahanan) 2.3.1 Servis Servis merupakan bentuk serangan yang pertama dalam permainan bola voli. Selain itu juga servis dapat menentukan dalam memperoleh point. Ahmadi (2007:20) mengemukakan bahwa Servis adalah pukulan bola yang dilakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampaui net ke daerah lawan. Pukulan servis dilakukan pada permulaan dan setelah terjadinya setiap kesalahan. Kaeran pukulan servis berperan besar untuk memperoleh poin, maka pukulan servis harus : a. Meyakinkan b. Terarah c. Keras d. Menyulitkan lawan Ada beberapa jenis sevis dalam permainan bola voli, di antaranya servis tangan lengan bawah (underhand servis), servis tangan samping (side hand servis), servis atas kepala (over had servis), servis mengambang (floating servis),

14 servis topspin, dan servis loncat (jump servis). Subowo (2005:33) servis adalah suatu upaya untuk menempatkan bola ke dalam permainan oleh pamain kanan belakang yang berada di daerah servis. Hidayat (2010 : 2) mengatakan bahwa Servis adalah awalan pukulan untuk memasukkan bola ke daerah lawan. Selain itu, servis juga merupakan pukulan untuk memulai permainan. Selanjutnya Muhajir (2008:8) mengemukakan bahwa servis adalah tindakan memukul bola oleh seorang pemain belakang yang dilakukan dari daerah servis, langsung ke lapangan lawan. Servis merupakan aksi memasukkan bola ke dalam permainan. Keberhasilan suatu servis tergantung pada kecepatan bola, jalan dan perputaran bola serta penempatan bola ke tempat kosong, kepada pemain garis belakang kepada pemain yang melakukan perpindahan tempat. Selain itu Viera Dan Fergusion (2004:27) mengemukakan bahwa servis adalah satu-satunya teknik yang digunakan untuk memulai pertandingan. Pada suatu pertandingan, anda hanya akan mendapatkan angka bila anda memegang servis (kecuali saat penentuan pada set kelima). Karena itulah, dalam suatu pertandingan, sangat penting bagi anda untuk melakukan servis dengan konsisten, yaitu paling tidak 90% dari servis anda dapat melewati net ke daerah lawan. Dalam Beutelstahl (2008:8) mengemukakan bahwa servis adalah sentuhan pertama dengan bola. Mula-mula servis ini hanya dianggap sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai permainan. Tetapi servis ini kemudian berkembang menjadi suatu senjata yang ampuh untuk menyerang. Jadi, teknik dasar ini tidak boleh kita abaikan, dan harus kita latih

15 dengan baik terus menerus. Sujarwo (2009 : 29) mengatakan Servis merupakan tindakan menempatkan bola kedalam permainan. Dimana dilakukan oleh pemain belakang, dilakukan dibelakang garis belakang dengan memukul bola dengan sebelah tangan dengan cara sedemikian rupa hingga bola dapat terkirimkan melintasi net ke daerah lawan. Servis yang baik, sangat mempengaruhi seluruh jalannya pertandingan. Tapi ini lebih menonjol pada pertandingan tingkat tinggi dibandingkan dengan servis pada tingkatan pertandingan yang lebih rendah. Hafid dan Rithaudin (2011 : 15) Servis adalah pukulan bola untuk mengawali permainan. Bola yang diservis harus dapat melewati atas net dan jatuh di bidang permainan lawan. 2.3.2 Passing Passing dalam permainan bola voli adalah usaha atau upaya seorang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola yang dimainkannya itu itu kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri Muhajir (2008:10). Ahmadi (2007:22) juga mengemukakan hal yang hampir sama dimana menurut beliau passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkan kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri. Sedangkan set-up atau umpan adalah usaha atau upaya seorang pemain bola voli dengan menggunakan teknik tertentu yang memiliki tujuan menyajikan bola yang dimainkannya seregunya yang selanjutnya dapat melakukan serangan (smash) terhadap regu lawan. Dalam permainan bola voli, passing dapat dilakukan dengan cara passing bawah dan passing atas.

16 A. Passing Bawah Passing bawah pada permainan bola volli merupakan suatu tehnik dasar yang harus diajarkan namun tehnik dasar ini tidak begitu mudah di ajarkan olehnya itu maka guru guru penjas di tuntut untuk lebih kereatif dan inovatif dalam menentukan methode yang mana atau pendekatan yang mana cocok digunakan agar siswa tidak mengalami kesulitan dan merasa bosan dengan metode yang kompensional dan monoton. Olehnya itu salah satu pendekatan yang bisa di gunakan ialah pendekatan bermain dimana siswa mempelajari tehnik dasar passing atas ini dengan pendekatan bermain sehingga mereka tidak mersa bosan. Pendekatan bermain ini tidak membatasi siswa dengan aturan yang ketat bahkan bola sebelum dipassing terlebih dahulu boleh menyentuh lantai atau lapangan sehingga tekanan bola tidak lagi begitu keras dapat di passing oleh siswa, dan ini dapat di modifikasi lebih dari sekali pantulan tergantung dari kereativitas gurunya Perhatikanlah gambar yang ada dibawah. 1. Pelaksanaan a) Bola terlebih dahulu harus menyentuh lantai b) Bola dipassing kearah teman atau pasangan c) Pasangan yang menerima juga harus melentingkan terlebih dahulu kelantai begitu seterusnya 2. Gerakan Lanjutan a) jari tangan tetap digenggam b) sikut tetap terkunci

17 c) landasan mengikuti bola ke sasaran. d) pindahkan berat badan arah ke sasaran e) perhatikan bola bergerak ke sasaran B. Passing atas Cara melakukan teknik passing atas adalah jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada dimuka setinggi hidung. Sudut antara sikut dan badan ± 45 o. Bola disentuhkan dengan cara meluruskan kedua kaki dan lengan. Sikap pergelangan tangan dan jari-jari tidak berubah. 3. Persiapan 1) bergerak ke arah bola 2) siapkan posisi 3) bahu sejajar sasaran 4) kaki merenggang santai 5) bengkokkan sedikit lengan, kaki, dan pinggul 6) tahan tangan 6 atau 8 inci di depan pelipis 7) tahan tangan di depan pelipis 8) melihat melalui jendela yang dibentuk tangan 9) ikuti bola ke sasaran 4. Pelaksanaan 1) terima bola pada bagian belakang bawah 2) terima dengan dua persendian teratas dari jari dan ibu jari

18 3) luruskan lengan dan kaki ke arah sasaran 4) pindahkan berat badan ke arah sasaran 5) arahkan bola sesuai ketinggian yang dinginkan 6) arahkan bola ke garis pinggir atau ketangan penyerang 5. Gerakan lanjutan 1) luruskan tangan sepenuhnya 2) arahkan bola ke sasaran 3) pinggul bergerak maju ke arah sasaran 4) pindahkan berat badan ke arah sasaran 5) bergerak ke arah umpan. Hidayat (2010 : 2) mengatakan bahwa Passing ialah mengoper bola. Passing bola voli dibagi ke dalam dua bagian, yaitu: 1) Passing bawah Passing bawah adalah cara mengoper atau menerima bola dengan dua tangan secara bersamaan di depan badan. Cara melakukan passing bawah sebagai berikut: a) Sikap badan berdiri, kedua kaki dibuka selebar bahu, dan kedua lutut agak ditekuk. b) Badan agak condong ke depan, pandangan ke arah datangnya bola. c) Kedua tangan dirapatkan dan diluruskan di depan badan. d) Perkenaan bola pada bidang datar lengan bawah dekat pergelangan tangan.

19 e) Saat perkenaan, gerakkan kedua lengan ke atas dengan sumber gerakan dari pangkal bahu, kemudian luruskan kedua tangan. f) Gerakan tangan disesuaikan dengan keras atau lemahnya kecepatan bola yang datang. 2) Passing atas Passing atas (set up) adalah cara mengoper atau menerima bola dengan dua tangan di atas depan kepala secara bersamaan. Cara melakukannya passing atas sebagai berikut. a) Sikap badan berdiri, kedua kaki dibuka selebar bahu, kedua lutut agak ditekuk, dan kedua tangan berada di atas depan dahi. b) Badan agak condong ke depan, pandangan ke arah datangnya bola. c) Jari-jari kedua tangan direnggangkan. d) Perkenaan bola pada ujung jari tangan. e) Saat perkenaan, ikuti gerakan bola, kemudian dorong hingga bola melambung. f) Gerakan tangan disesuaikan dengan keras atau lemahnya bola. 2.3.3 Smash Pukulan keras atau smash, disebut juga spike, merupakan bentuk serangan yang paling banyak digunakan dalam upya memperoleh nilai oleh suatu tim. Pukulan smash banyak macam dan variasinya. Smash adalah pukulan bola yang keras dari atas ke bawah, jalanya bola menukik (Ahmadi 2007:31). Macam-macam pukulan di dalam smash, antara lain sebagai berikut: a. Pukulan serangan frontal

20 Arah pukulan bola atau jalannya bola sebagian besar searah dengan arah lawan. b. Pukulan berputar Arah awalan dan arah pukulan saling membentuk sudut. c. Pukulan serangan melalui sisi badan Sisi badan menghadap jaring serta arah awalan dan arah pukulan juga saling membentuk sudut. d. Pukulan dengan gerakan sendi pergelangan tangan yang dapat diarahkan ke segala arah. Punkulan ini dalam pelaksanaannya dapat dengan putaran tubuh atau tanpa putaran tubuh. Muhajir (2008:123) mengemukakan bahwa smash adalah tindakan memukul bola ke lapangan lawan, sehingga bola bergerak melewati atas jaring dan mengakibatkan pihak lawan sulit untuk mengembalikannya. Smash yang efektif selama permainan berlangsung adalah dengan memukul bola dari atas jaring yang disebut spike. Smash merupakan suatu teknik yang mempunyai gerakan yang kompleks yang terdiri atas: a. Langkah awal b. Tolakan untuk meloncat c. Memukul bola pada saat melayang di udara d. Saat mendarat kembali setelah memukul bola. Maryanto dalam charisma (2011 : 22) smash adalah suatu pukulan yang kuat dimana tangan yang kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas,

21 sehingga jalannya bola terjal dengan kecepatan tinggi, apabila pukulan bola lebih tinggi berada diatas net, maka bola dapat dipukul tajam kebawah. Wisahati dan santosa (2010 : 9) mengemukakan Smes (spike) adalah pukulan yang keras dan arahnya me-nukik untuk mematikan lawan. Adapun pelaksanaan smes sebagai berikut: a. Berdiri, kedua kaki sejajar dan badan menghadap net. b. Kedua tangan terayun bebas di samping badan. c. Kedua lutut kaki ditekuk dan kedua tangan berada di samping bagian belakang badan untuk bersama-sama diayun ke depan atas membantu tolakan kedua kaki. d. Pada saat badan berada di atas, berakhir dengan badan melen-ting ke belakang ketika akan memukul bola. d. Pada waktu akan memukul, tangan kanan lemas (rileks). e. Tangan kiri mengimbangi gerakan tangan yang akan memukul bola. f. Pada saat memukul, pergelangan tangan diaktifkan. g. Bola dipukul menggunakan tangan dengan cara jari disatukan ke dalam dan rapat. Perkenaannya pada bola bagian atas depan. h. Badan turun dengan mendarat pada kedua kaki bersama-sama dan mengontrol keseimbangan badan agar tidak menyentuh net atau masuk daerah lawan. Hafid dan Rithaudin (2011 : 16) Smes adalah upaya memukul bola dari net yang ditujukan pada titik sasaran dan ruang kosong. Posisi smes dapat dilakukan dari daerah serang, yaitu dari posisi 2, 3, dan 4. Selain itu Beutelstahl

22 mengatakan (2008:24) smash merupakan keahlian yang esensial, cara yang termudah untuk memenangkan angka. Seorang yang pandai melakukan smash, atau dengan istilah asing disebut smasher, harus memiliki kegesitan dan pandai melompat serta mempunyai kemampuan memukul bola sekeras mungkin. Pemain yang memiliki keahlian ini dapat digolongkan pemain penyerang yang baik. Ada 4 janis smash yaitu: a. Frontal smash atau smash depan b. Frontal smash dengan twist atau smash depan dengan memutar. c. Smash dari pergelangan tangan. d. Dump atau smash tipuan. 2.3.4 Blocking Blocking atau bendungan merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan lawan. Jika ditinjau dari gerakan, blok bukanlah merupakan teknik yang sulit. Namun persentase keberhasilan suatu blok relatif kecil karena arah bola smash yang akan diblok, dikendalikan oleh lawan. Keberhasilan blok ditentukan oleh ketinggian loncatan dan jangkauan tangan pada bola yang sedang dipukul lawan. Blok dapat dilakukan dengan pergerakan tangan aktif (saat melakukan blok tangan digerakkan kekanan maupun kekiri) atau juga pasif (tangan pemain hanya dijalurkan keatas tanpa digerakkan). Blok dapat dilakukan oleh satu, dua, atau tiga pemain (Ahmadi 2007:30). Hafid dan Rithaudin (2011 : 17) Bendungan adalah upaya menahan bola smes dari atas net. Hal ini dilakukan dengan cara menjulurkan kedua tangan ke atas dengan lurus, telapak tangan terbuka. Bendungan dilakukan sambil

23 meloncat. Bendungan dapat dilakukan oleh seorang pemain, dua, atau tiga orang pemain.bendungan sangat erat dengan teknik bertahan yang dilakukan di atas net. Keberhasilan bendungan dapat ditentukan oleh loncatan yang tinggi dan kemampuan menjangkau lengan pada bola yang sedang dipukul lawan. Bendungan dapat dilakukan oleh satu, dua atau tiga pemain tergantung pada kualitas pemain lawan. Bendungan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu bendungan aktif dan bendungan pasif. Bendungan aktif artinya pada saat melakukan bendungan, tangan pemain digerakkan dengan kuat dan lengan dekat sekali dengan net. Adapun bendungan pasuf artinya tangan pemain pada waktu melakukan bendungan dijulurkan ke atas tanpa digerakkan (Muhajir 2008:125). Ada 4 tahap untuk melakukan bendungan terhadap serangan lawan, yaitu: a. Tahap pertama bergerak menuju arah bola b. Tahap kedua take-off atau melompat c. Tahap ketiga kontak dengan bola d. Tahap keempat mendarat Wisahati dan santosa (2010 : 11) mengatakan bahwa Bloking adalah upaya menghalangi lawan dengan cara merentangkan kedua tangan pada tempat yang diduga menjadi jalannya bola dan teknik membendung dapat dilakukan sendiri maupun dua atau tiga orang di dekat net. Block merupakan pertahanan lapisan pertama menghadapi serangan lawan. Tujuan dari block adalah untuk menutup sebagian lapangan dari pihak lawan. Suatu block dapat dikatakan berhasi apabila bola berhasil diblock dan memantul kembali kelapangan lawan,

24 atau bila bola hasil blocking memantul tinggi keatas ke arah bidang lapangan sendiri, atau bila pihak lawan mengarahkan bola serangannya ke arah rekan anda yang ada dalam posisi bertahan (Viera Dan Fergusion 2004:121). Selain itu Subowo (2005:37) mengemukakan bahwa block adalah tindakan para pemain di dekat net untuk menghalangi bola yang datang dari lawan dengan melakukan jankauan lebih tinggi dari ketinggian net. Hanya pemain baris depan yang dioerbolahkan untuk melakukan block yang sempurna. Selanjutnya Beutelstahl (2008:30) block atau pertahanan merupakan inti dari seluruh sistem pertahanan. Hanya dengan pertahanan yang kuat, pemain dapat mengimbangi pukulan-pukulan smash lawan. Sesungguhnya, pertahanan juga tergantung pada jenis dan posisi block yang dimainkan. Jadi, mau tidak mau setiap pamain atau regu harus melatih block dengan tekun dan teliti, tak tegantung pada tingkatan pemain itu sendiri. Ada tiga jenis blocking, yaitu: a. One-man block atau block satu orang b. Two-man block atau block dua orang c. Three-man block atau block tiga orang Disamping itu, block juga dapat dibedakan sebagai berikut: a. Block berdiri b. Block sesudah run-up (lari menghampiri) c. Block aktif d. Block pasif

25 Untuk membetuk block yang baik, pemain harus dapat menaksirkan jatuhnya bola. Dengan kata lain, pemain harus dapat meramalkan kemana kirakira lawan akan memukuil bola. 2.4 Motivasi Belajar Hal-hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar pada diri siswa dapat timbul dari dirinya sendiri, lingkungan sekolah maupun dari lingkungan keluarga. Dari lingkungan sekolah misalnya guru di samping mengajar juga hendaknya menanamkan motivasi belajar kepada siswa yang diajarnya. Banyak siswa yang tidak termotivasi belajar mengakibatkan hasil belajarnya menurun. Oleh karena itulah sekolah hendaknya mengkondisikan lingkungannya sedemikian rupa dengan demikian siswa akan termotivasi untuk belajar. Mengingat akan pentingnya motivasi belajar ini dalam kegiatan belajar mengajar, maka sudah seharusnya berbagai pihak yang terkait dengan bidang pendidikan menaruh perhatian sebaik-baiknya. Dalam Sardiman (2005:75) motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. Selanjutnya Sardiman (2005:73), dikemukakan bahwa motivasi adalah perubahan dalam diri seseoarang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi belajar dapat dikatakan serangkaiann usaha untuk menyediakan usaha-usaha tertentu, sehingga

26 seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak bsuka, maka skan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Dalam Uno (2010: 23) mengemukakan bahwa hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar dapat dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4. Adanya penghargaan dalam belajar 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehinnga memungkinkan seseorang siswa belajar dengan baik. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar merupakan perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh ransangan

27 tertentu, sehingga seorang berkeinginan untuk melakukan aktfitas belajar yang lebih giat dan semangat. 2.5 Kerangka Berpikir Proses pembelajaran yang melibatkan berbagai komponen dalam belajar hendaknya dikemas secara sistematis. Sehingga membuahkan hasil belajar yang optimal. Keberhasilan proses pembelajaran dimana parameternya adalah hasil belajar, hal ini memacu baik guru maupun siswa untuk berusaha mencapai tujuan tersebut. Baik guru harus melakukan pemilihan metode dan strategi pembelajaran yang tepat dengan materi yang akan diajarkan. Bagi siswa harus berusaha menumbuhkan motivasi didalam mengikuti semua materi pelajaran. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka dapat dikembangkan kerangka berpikir. Dimana motivasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi turut menentukan hasil belajar siswa sehingga makin tinggi motivasi makin tinggi hasil belajarnya. 2.6 Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir, maka maka hipotessis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Terdapat hubungan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa pada materi permainan bola voli kelas VIII MTs. Nurul Bahri Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango.