Skema: Pendidikan/ Penyuluhan Kesehatan LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SOSIALISASI STIMULASI FISIOTERAPI DAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK DI POSYANDU BANJAR ANGKAH PONDOK TABANAN KETUA Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi, SSt.Ft, M.Fis 1990060820160422001 ANGGOTA: dr. Nila Wahyuni, M.Fis 0008108304 I Putu Gde Surya Adhitya, S. Ft 1992092820160412001 Made Hendra Satria Nugraha, S. Ft 1993031020160412001 Putu Ayu Sita Saraswati, S.Ft 1992052320160412001 UNIT PENGABDIAN PADA MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2017
KATA PENGANTAR Puji syukur atas karunia dan anugrah Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa atas terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat sosialisasi Stimulasi Fisioterapi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Posyandu Banjar Angkah Pondok Tabanan tahun 2017. Sosialisasi ini diadakan selama satu hari yaitu pada tanggal 21 November 2017 dilaksanakan di Posyandu Banjar Angkah Pondok Tabanan yang diikuti oleh para orang tua yang memiliki anak balita, serta beberapa dosen program studi Fisioterapi dan mahasiswa Fisioterapi FK Unud. Kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam pengabdian masyarakat ini, kami ucapkan terimakasih. Denpasar, 24 Desember 2017 Tim pengabdian masyarakat
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. 1 DAFTAR ISI.. 2 1.1 LATAR BELAKANG. 3 1.2. TUJUAN. 4 1.3. PESERTA SOSIALISASI 4 1.4. SUSUNAN ACARA 4 1.5. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN... 4 1.6. PENYELENGGARAAN. 4 1.7. MONITOING DAN EVALUASI 5 LAMPIRAN 6
SOSIALISASI STIMULASI FISIOTERAPI DAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK DI POSYANDU BANJAR ANGKAH PONDOK TABANAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang tua menginginkan mempunyai anak yang sehat, cerdas, berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan mempunyai generasi penerus yang mampu bersaing dan unggul ditengah persaingan global yang sangat kompetitif. Hal ini harus dianggap sebagai investasi untuk masa depan dan juga merupakan hak dari setiap anak. Salah satu upaya untuk mendapatkan anak yang seperti diinginkan tersebut adalah dengan melakukan upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dari bayi hingga balita. Para ahli tumbuh kembang anak mengatakan bahwa periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak sebagai Masa Keemasan (golden period) atau Jendela Kesempatan (window opportunity), atau Masa Kritis (critical period). Periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat pada otak manusia dan merupakan masa yang sangat peka bagi otak anak dalam menerima berbagai masukan dari lingkungan sekitarnya. Pada masa ini otak balita bersifat lebih plastis dibandingkan dengan otak orang dewasa dalam arti anak balita sangat terbuka dalam menerima berbagai macam pembelajaran dan pengkayaan baik yang bersifat positif maupun negatif. Sisi lain dari fenomena ini yang perlu mendapat perhatian, otak balita lebih peka terhadap asupan yang kurang mendukung pertumbuhan otaknya seperti asupan gizi yang tidak adekuat, kurang stimulasi dan kurang mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai (Sukesi, 2011). Tumbuh kembang optimal adalah tercapainya proses tumbuh kembang yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh anak. Dengan mengetahui penyimpangan tumbuh kembang secara dini sehingga upaya-upaya pencegahan, stimulasi dan penyembuhan serta pemulihannya dapat dibenarkan dengan ini yang
jelas sedini mungkin pada masa-masa peka proses tumbuh kembang anak sehingga hasilnya dapat diharapkan akan tercapai (Depkes RI, 2009). Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran-ukuran fisik anak, terutama tinggi (panjang) badan. Berat badan lebih erat kaitannya dengan status gizi dan keseimbangan cairan (dehidrasi, retensi cairan), namun dapat digunakan sebagai data tambahan untuk menilai pertumbuhan anak. Pertambahan lingkar kepala juga perlu dipantau, karena dapat berkaitan dengan perkembangan anak (Needlman, 2000). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan fungsi-fungsi individu antara lain: kemampuan gerak kasar dan halus, pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara, emosi- sosial, kemandirian, intelegensia2-8 bahkan perkembangan moral (Berk, 2000). Glascoe (2005), melaporkan bahwa kecurigaan orangtua terhadap perkembangan anaknya (dengan membandingkan terhadap anak-anak lain) mendapatkan hasil korelasi sebagai berikut; 80% anak mengalami keterlambatan tumbuh kembang dari anak seusianya, 75% anak mengalami gangguan motorik halus, 55% anak mengalami gangguan bicara, dan 40% anak mengalami gangguan keterampilan gerak kasar. Adapun upaya untuk memantau dan menindaklanjuti masalah pertumbuhan dan perkerbangan anak adalah dengan cara deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang anak. Deteksi dini adalah upaya penyaringan yang dilaksanakan untuk menemukan penyimpangan kelainan tumbuh kembang secara dini dan mengetahui serta mengenal faktorfaktor resiko terjadinya kelainan tumbuh kembang tersebut. Deteksi dini merupakan upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dan anak prasekolah merupakan tindakan skrining atau deteksi secara dini terutama pada usia anak sebelum 3 tahun. Sedangkan intervensi dimaksudnya adalah suatu kegiatan penanganan segera terhadap adanya penyimpangan tumbuh kembang dengan cara yang sesuai dengan keadaan misalnya perbaikan gizi, stimulasi perkembangan atau merujuk ke pelayanan kesehatan yang sesuai, sehingga anak dapat mencapai kemampuan yang optimal sesuai dengan umumnya (Depkes RI, 2009).
Stimulasi fisioterapi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar umur 0 2 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan oleh orang tua atau keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Agar stimulasi tumbuh kembang dapat dilakukan dengan baik, maka orang tua atau keluarga wajib mendapatkan pendidikan bagaimana melakukan stimulasi tumbuh kembang anak dalam gerak dan fungsi tubuhnya. Hal ini dilakukan atas adanya penyimpangan termasuk tindak lanjut terhadap keluhan orang tua terkait masalah pertumbuhan dan perkembangan bayi, anak balita dan anak prasekolah (Levy, 1993). Melalui kegiatan Fisioterapi dalam bidang promotif dapat dilaksanakan yaitu dalam kaitannya promotif dilakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pelayanan kesehatan Fisioterapi berupa stimulasi fisioterapi tumbuh kembang bila ada anak yang mengalami gangguan tumbuh kembang dan deteksi dini tumbuh kembang anak untuk mencegah timbulnya masalah tumbuh kembang pada anak. Posyandu sebagai bentuk partisipasi masyarakat yang beraktifitas di bawah Departemen Kesehatan merupakan salah satu tataran pelaksanaan pendidikan dan pemantauan kesehatan masyarakat yang paling dasar. Salah satu tempat yang terpilih yakni Posyandu yang berada di Banjar Angkah Pondok. Banjar Angkah Pondok terletak di Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Banjar tersebut memiliki perkumpulan yaitu posyandu yang diadakan setiap 1 bulan sekali. Posyandu tersebut dibantu oleh 5 orang kader dan 1 orang perawat yang setiap bulannya membantu proses posyandu. Berdasarkan data survei yang telah dikumpulkan, tercatat sekitar 20 balita rutin mengikuti kegiatan posyandu setiap bulannya dan 10% balita sekiranya mengalami gangguan tumbuh kembang dan hampir 90% orang tua tidak mengetahui cara melakukan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang anak. Akibat kurang pengetahuan stimulasi dan deteksi dini bagi para orang tua maupun para kader, oleh karena itu penting dilakukannya kegiatan sosialisasi dan pengenalan mengenai stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang anak di Banjar Angkah Pondok.
1.2 Tujuan 1. Mengenalkan stimulasi tumbuh kembang anak pada masyarakat umum 2. Untuk memberikan pengetahuan stimulasi fisioterapi dan deteksi dini tumbuh kembang anak pada orang tua dan kader di Banjar Angkah Pondok. 3. Mengajarkan kepada orang tua dan kader melakukan stimulasi fisioterapi untuk membantu meningkatkan tumbuh kembang anak bila terjadi masalah. 1.3 Peserta Sosialisasi 1. Seluruh orang tua dan Kader yang terdaftar di Posyandu Banjar Angkah Pondok, Tabanan. 2. Beberapa dosen Program Studi Fisioterapi FK Universitas Udayana 3. Beberapa mahasiswa Fisioterapi FK Universitas Udayana 1.4 Susunan Acara 09.00 09.30 : Acara sambutan-sambutan dan pembagian brosur 10.00 11.30 : Sosialisasi Tumbuh Kembang Anak Normal 11.30 12.30 : Simulasi stimulasi tumbuh kembang pada anak 12.30 13.00 : Tanya jawab dan diskusi 1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/tgl : Jumat, 12 November 2017 Waktu : Pukul 09.00 13.00 Wita Tempat : Posyandu Banjar Angkah Pondok, Tabanan. 1.6 Penyelenggaraan Pelaksanan pelayanan pada masyrakat dimulai pada tahap persiapan dengan melakukan kunjungan ke Kepala Dusun/Banjar Angkah Pondok dan
Ketua kader Posyandu untuk melakukan perijinan, serta survey terkait dengan ada tidak masalah pada tumbuh kembang anak. Pada tahap ini, melibatkan beberapa staff dosen di Program Studi Fisioterapi FK Unud, Kepala Dusun/Banjar Angkah Pondok dan Ketua kader Posyandu, serta beberapa anak dan orang tua. Pada tahap ini, luaran yang diharapkan adalah terjalinnya kerja sama antara program studi Fisioterapi dengan masyarakat banjar Angkah Pondok serta terciptanya strategi pemecahan masalah terhadap tujuan pengabdian masyarakat yang akan dilakukan. Pada tahap pelaksanaan, dilakukan pelayanan Fisioterapi berupa pemberian sosialisasi stimulasi fisioterapi dan deteksi dini tumbuh kembang anak untuk mengurangi dan mencegah terjadinya gangguan tumbuh kembang anak. Dalam pemberian pelayanan fisioterapi, melibatkan para staff dosen di Program Studi Fisioterapi FK Unud yang telah memiliki job desk masing-masing. Dalam tahap pelaksanaan, staff dosen akan bertanggung jawab dalam proses pelaksanaan sosialisasi agar berjalan dengan baik dan kondusif. Pada tahap ini, dibagi menjadi 2 pemateri yaitu stimulasi fisioterapi pada tumbuh kembang anak dan deteksi dini tumbuh kembang anak yang menggunakan beberapa jenis alat ukur seperti Denver Development Screening Test (DDST) dan Gangguan Pemusatan Pertahian dan Hiperaktivitas (GPPH). Di akhir pelaksanaan ini juga akan diberikan proses melakukan deteksi dini secara mandiri bagi orang tua dan para kader untuk keberlangsungan program jangka panjang. 1.7 Monitoring dan Evaluasi Berdasarkan hasil kuisioner sebelum diberikan sosialisasi didapatkan hasil bahwa sebagian besar para orang tua dan kader belum mengetahui tentang pelayanan kesehatan Fisioterapi pada anak. Sebagian besar orang tua pernah mengalami kekhawatiran tentang tumbuh kembang dan perkembangan pada anaknya. Setelah diberikan sosialisasi tersebut para orang tua dan kader menjadi tahu tentang keberadaan pelayanan kesehatan Fisioterapi termasuk peran Fisioterapi bagi anak juga mengetahui bagaimana cara mencegah dan melakukan stimulasi
serta deteksi dini tumbuh kembang pada anak dengan latihan yang bisa dilakukan sendiri di rumah dengan aman.
LAMPIRAN Foto-foto