V. GAMBARAN UMUM DESA SUKALUYU 5.1. Letak Dan Keadaan Geografis Desa Sukaluyu salah satu Desa di wilayah Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Jarak dari desa ke ibukota kecamatan adalah 5 km yang dapat ditempuh dalam waktu 0 menit dan jarak ke ibukota kabupaten adalah 1 km yang dapat ditempuh dalam waktu 1,5 jam. Adapun Batas-batas wilayah Desa Sukaluyu antara lain: a. Sebelah Utara : Desa Sukamakmur b. Sebelah Timur : Desa Sukaresmi c. Sebelah Selatan : Desa Tamansari d. Sebelah Barat : Desa Sukajaya Luas wilayah Desa Sukaluyu secara keseluruhan adalah 301,15 Ha, yang terbagi dalam Dusun, 1 Rukun Warga (RW) dan 36 Rukun tetangga (RT). Pemanfaatan lahan desa sebagian besar digunakan untuk areal ladang, perkebunan dan sawah. Sebagian kecil lainnya digunakan untuk areal pemukiman dan fasilitas umum lainnya. Pemanfaatan lahan Desa Sukaluyu secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 9. Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa penggunaan lahan di Desa Sukaluyu sebagian besar diperuntukkan bagi ladang dan perkebunan masing-masing sebesar 34,70 dan 33,39 persen. Dalam Laporan Tahunan Desa Sukaluyu (009) dinyatakan bahwa tingkat kesuburan tanah di Desa Sukaluyu pada umumnya cukup tinggi. Tanah yang tergolong sangat subur di Desa Sukaluyu adalah sebanyak 18,17 persen. Sedangkan tanah yang tergolongbsubur dan sedang masing-masing sebanyak 37,41 persen. Sisanya sebanyak 6,47 persen tergolong tanha yang kurang subur. Jika dilihat dari topografinya, Desa Sukaluyu termasuk wilayah yang sebagian besar lahannya merupakan lahan yang berlereng atau berbukit, mengingat Desa Sukaluyu berbatasan atau berada di bawah kaki Gunung Salak.
Tabel 9. Pemanfaatan Lahan Desa Sukaluyu, Tahun 009 Fungsi Lahan Luas Lahan Persentase (Ha) 1 Perumahan/pemukiman 34,10 11,3 Sawah 46,0 15,34 3 Ladang 104,50 34,70 4 Perkebunan 100,57 33.39 5 Jalan 5,40 1,79 6 Pemakaman/kuburan 3,00 0,99 7 Perkantoran 0,10 0,03 8 Lapangan Olahraga,50 0,83 9 Bangunan pendidikan 1,0 0,39 10 Peribadatan 1,30 0,43 11 Kolam/empang 1,50 0,49 1 Pertokoan 0,53 0,17 13 Lain-lain 0,5 0,08 Jumlah 301,15 100,00 Sumber : Laporan Tahunan Desa Sukaluyu (009) Karakteristik geografis Desa Sukaluyu yaitu berada pada ketinggian 700-800 meter di atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata harian rata-rata berkisar 4 o C, dan rata-rata hujan 1.500 mm per tahun. Dengan melihat kondisi yang demikian, Desa Sukaluyu merupakan lokasi yang cocok untuk mengembangkan budidaya nenas Bogor. Tanaman nenas akan tumbuh baik di sana karena jika dilihat dari syarat tumbuh nenas, Desa Sukaluyu telah memenuhi syarat. 5.. Sumberdaya Manusia Jumlah penduduk Desa Sukaluyu menurut data tahun 009 adalah 8.305 jiwa yang terdiri dari 4.497 laki-laki dan 3.808 jiwa perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebanyak.634 kepala keluarga. Sebaran penduduk Desa Sukaluyu berbeda pada semua golongan usia. Jumlah penduduk yang berada pada usia produktif (15-60 tahun) sebanyak 54,50 persen atau sebanyak 4.57 jiwa. Ini berarti ketersediaan tenaga kerja di Desa Sukaluyu terbilang cukup banyak, termasuk untuk bidang pertanian. 38
Tabel 10. Komposisi Penduduk Berdasarkan Golongan Usia dan Jenis Kelamin di Desa Sukaluyu, Tahun 009 Jenis Kelamin Golongan Usia Laki-laki Perempuan (tahun) (orang) (orang) Jumlah 1 0-4 56 559 1.11 5-9 58 5 1.104 3 10-14 509 411 90 4 15-19 450 397 847 5 0-4 373 365 738 6 5-9 354 30 656 7 30-34 77 36 513 8 35-39 60 187 447 9 40-49 79 9 508 10 50-54 41 146 387 11 55-59 19 39 431 1 60-64 98 6 160 13 65-69 79 56 135 14 70- ke atas 41 97 338 Jumlah 4.497 3.808 8.305 Sumber : Laporan Tahunan Desa Sukaluyu (009) Mata pencaharian Warga Desa Sukaluyu sebagian besar adalah sebagai pengrajin sebanyak 805 orang atau sebesar 0, persen dari total penduduk di Desa Sukaluyu. Profesi sebagai petani termasuk petani nenas, yaitu sebanyak 605 orang atau sebesar 15,7 persen. Kemudian disusul dengan buruh pabrik yaitu sebanyak 7,70 persen, jumlah masyarakat sebagai pedagang sebesar 5,01 persen. Komposisi penduduk berdasarkan umur dan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11. 39
Tabel 11. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Sukaluyu, Tahun 009 Mata Pencaharian Jumlah Penduduk Persentase (orang) 1 Petani/buruh tani 605 15,7 Pedagang 01 5,10 3 Pegawai negeri 5 0,1 4 TNI/POLRI 3 0,08 5 Pensiunan/Purnawirawan 11 0,0 6 Swasta 51 1,8 7 Buruh Pabrik 305 7,70 8 Pengrajin/Wiraswasta 805 0, 9 Tukang Bangunan 10 0,5 10 Penjahit 5 0,1 11 Tukang Las 3 0,08 1 Tukang Ojek 53 1,50 13 Bengkel 15 0,38 14 Supir Angkot 0 0,60 15 Lain-lain 1.870 47,0 Jumlah 3.96 100,00 Sumber : Laporan Tahunan Desa Sukaluyu (009) Tingkat pendidikan masyarakat Desa Sukaluyu pada umumnya sudah tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP/SLTA), yakni sebanyak 40,59 persen. Masyarakat yang tidak tamat Sekolah Dasar sebanyak 37,05 persen dan yang tamat Sekolah Dasar sebanyak 13,96 persen. Disusul berturut-turut yang tamat SMA, sebanyak 5,79 persen, tamat Akademi/Sarjana Muda sebesar,01 persen dan yang tamat Perguruan Tinggi sebesar 0,58 persen. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 1. 40
Tabel 1. Kualitas Angkatan Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Sukaluyu, Tahun 009 Jumlah Persentase Uraian (orang) 1 Tidak Tamat SD 640 37,05 Tamat SD 41 13,96 3 Tamat SMP/SLTP 701 40,59 4 Tamat SMA 100 5,79 5 Tamat Akademi/Sarmud 35,0 6 Tamat Perguruan Tinggi/Sarjana 10 0,58 Jumlah 1.77 100,00 Sumber : Laporan Tahunan Desa Sukaluyu (009) 5.3. Perkembangan Budidaya Nenas di Desa Sukaluyu Sebagian besar penduduk Desa Sukaluyu bekerja sebagai petani. Komoditas yang biasa dibudidayakan oleh para petani antara lain nenas, talas, singkong, jagung, dan sayur-sayuran. Nenas merupakan salah komoditi yang dominan di Desa Sukaluyu karena mayoritas penduduk di Desa Sukaluyu bekerja sebagai petani dan hampir semua petani di desa tersebut menanam nenas. Sebagian besar petani mengelola lahan-lahan yang berstatus lahan negara seperti tanah bekas PT Perkebunan Nusantara 11. Dalam perkembangannya, usahatani nenas sempat menghilang dari Desa Sukaluyu karena ditutupnya akses masyarakat untuk menggarap lahan di kawasan hutan negara. Alasan lain juga yang juga turut menyebabkan hilangnya usahatani nenas di desa tersebut yaitu banyaknya peralihan kepemilikan lahan kepada para pemilik modal yang berasal dari luar desa. Petani diberikan akses untuk menggarap lahan negara kembali dengan catatan bahwa masyarakat harus terlibat dalam upaya menjaga kelestarian dan memanfaatkan lahan tidur. Disamping itu masyarakat yang hendak menggarap lahan negara harus membuat perencanaan tanam yang kemudian di kontrol oleh para penyuluh pertanian. Kini sebagian besar usahatani Nenas Bogor di Desa Sukaluyu dilakukan di lahan milik negara. 41
5.4. Karakteristik Petani Responden Responden dalam penelitian ini adalah petani yang berusahatani Nenas Bogor yang merupakan masyarakat Desa Sukaluyu. Beberapa karakteristik responden yang dianggap penting meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman, luas dan status pengelolaan lahan. Karakteristik tersebut dianggap penting karena mempengaruhi pelaksanaan usahatani Nenas Bogor. 5.4.1. Umur Petani Responden Petani responden yang mengusahakan nenas di Desa Sukaluyu berusia antara 18-80 tahun. Petani tersebut akan dikelompokkan menjadi petani responden berumur 16-5 tahun, 6-35 tahun, 36-45 tahun, 46-55 tahun, 56-65 tahun, lebih dari 65 tahun. Jika dilihat dari sebaran umur petani responden, sebagian besar responden adalah petani yang usianya antara 36-45 tahun, yakni sebesar 5,71 persen. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani nenas di daerah penelitian banyak dikembangkan oleh orang-orang yang masih berusia produktif. Namun, ada beberapa petani yang telah berusia lanjut masih tetap bertani. Mereka menganggap bertani merupakan mata pencaharian yang telah turun temurun. Pembagian dan persentase dari masing-masing kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Sebaran Umur Responden Berdasarkan Umur Petani Pada Usahatani Nenas di Desa Sukaluyu, Tahun 009 Jumlah Persentase Kelompok Umur (Orang) 1 16-5 5 14,9 6-35 5,71 3 36-45 9 5,71 4 46-55 6 17,14 5 56-65 7 0,00 6 >65 6 17,14 Total 35 100,00 4
5.4.. Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Petani Responden Pendidikan formal petani responden paling tinggi hanya sampai sekolah menengah pertama. Responden yang mengenyam pendidikan sekolah dasar sebanyak 54,9 persen, sedangkan sisanya tidak sekolah sebanyak 34,9 persen dan sekolah menengah pertama sebanyak 11,4 persen. Tingkat pendidikan formal petani responden dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Usahatani Nenas di Desa Sukaluyu, Tahun 009 Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase 1 3 Tidak Sekolah Tamat SD SMP 1 19 4 34,9 54,9 11,4 Total 35 100,00 Rendahnya tingkat pendidikan petani responden belum tentu mencemirkan rendahnya pengetahuan mereka mengenai budidaya nenas. Pada umumnya para petani responden memperoleh pengetahuan mengenai budidaya nenas secara turun menurun dari orang tua mereka. Selain itu para petani juga mendapatkan pendampingan dari beberapa lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pertanian. Tabel 15. Sebaran Petani Responden Menurut Pengalaman Bertani Nenas di Desa Sukaluyu, Tahun 009 Pengalaman Jumlah Persentase (Tahun) (Orang) 1 3 1-15 16-30 31-50 1 1 6,85 34,9,86 Total 35 100,00 Jika dilihat dari pengalaman petani responden dalam budidaya nenas, maka hampir semua petani responden mempunyai pengalaman yang cukup lama dalam bertani nenas. Bertani merupakan usaha turun menurun dari orang tua mereka. Rata-rata petani responden telah bertani selama 1 hingga 15. Petani responden dibagi atas kelompok, yaitu petani dengan pengalaman antara 1-15 43
tahun, 16-30 tahun, dan 31-50 tahun. Sebagian besar petani responden memiliki pengalaman bertani nenas antara 1-15 tahun yaitu sebanyak tahun yaitu sebesar 6,85 persen. Sebaran petani responden menurut pengalaman dapat dilihat pada Tabel 15. 5.4.3. Luas dan Status Pengelolaan Lahan Lahan yang dikelola oleh para oetani responden untuk usahatani nenas adalah lahan milik negara. Para petani diberikan ijin untuk menggarap tanpa harus menyewa. Luas lahan yang dikelola oleh petani responden sangat beragam, namun dengan luas lahan yang relatif sempit. Luas lahan yang dikelola sangat bergantung pada kemampuan fisik petani dan lokasi lahan. Sebaran petani berdasarkan luas lahan yang dikelola dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Luas Pengelolaan Lahan di Desa Sukaluyu, Tahun 009 Luas Lahan Jumlah Persentase (Ha) (orang) 1. < 0,5 31 88,57. 0,5-1,5 5,71 3. >1,5 5,71 Total 35 100,00 Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani responden memiliki luas lahan dibawah 0,5 hektar, yakni sebanyak 88,57 persen. Petani responden yang memiliki luas lahan antara 0,5 1,5 hektar sebanyak 5,71 persen dan petani responden yang memiliki luas lahan lebih dari 1,5 hektar juga sebanyak 5,71 persen. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani nenas di daerah penelitian masih tergolong petani dalam skala usahatani yang kecil jika dilihat dari kepemilikan atas lahan oleh petani. 5.4.4. Umur Tanaman Nenas Tanaman yang sudah berumur 4-5 tahun perlu diremajakan karena pertumbuhannya lambat dan buahnya kecil. Cara peremajaan nenas dengan cara membongkar seluruh tanaman nanas untuk diganti dengan bibit yang baru. Penyiapan lahan sampai penanaman dilakukan seperti cara bercocok tanam pada 44
lahan yang baru. Nenas membutuhkan lingkungan hidup spesifik untuk tumbuh dan berproduksi optimal. Mengingat lingkungan sangat beragam maka diperlukan SOP sebagai standar umum penerapan teknologi produksi nenas. Umur tanaman nenas di lokasi penelitian sangat beragam dan sudah panen beberapa kali atau bertahun-tahun, hal ini dapat mempengaruhi produktivitas per hektar nenas oleh petani di Desa Sukaluyu. dari penelusuran ke lokasi penelitian diketahui bahwa rata-rata tanaman nenas berumur > tahun dan berada pada antara posisi C dan D. Berikut ini merupakan gambar dari tingkat umur dari tanaman nenas yang diusahakan di Desa Sukaluyu. Jumlah B C A D 0 1 3 4 Tahun Gambar 3. Rata-rata Umur Tanaman Nenas di Desa Sukaluyu, Tahun 009 45