BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri olahraga membuat kompetisi olahraga terus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBAR PERSETUJUAN...

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diandalkan dalam pembangunan nasional. Sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN. tahan aerobik yang baik diperlukan tingkat VO 2 max yang tinggi. Banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan jasmani tambahan lainnya tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti,

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gizi atau makanan diperlukan manusia untuk pemeliharaan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya peningkatan kesehatan jasmani seluruh masyarakat, pemupukan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan sistematis untuk mendorong, membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga.

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan

BAB I PENDAHULUAN. Kebugaran jasmani berhubungan dengan keberadaan hemoglobin di. Jumlah sel darah merah dan jumlah hemoglobin didalam sel-sel sangat

BAB IV HASIL PENELITIAN. komplek Batu Raden Ciwastra Bandung. Sekolah sepak bola UNI didirikan

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Afrian Dhea Fahmi, 2015 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ATLET SQUASH DENGAN POLA MAKAN PASCA KOMPETISI

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai kebiasaan orang. di rumah, halte, stadion olahraga, tempat-tempat olahraga maupun di

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

MODUL 10 PEDOMAN MAKANAN BAGI OLAHRAGAWAN

PENDAHULUAN. cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atlet. Prestasi yang diraih ditandai dengan keberhasilan atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam memilih jenis makanan yang di konsumsi. Kecukupan

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. atau kekurangan latihan fisik (Karhiwikarta, 1983). Pada saat berolahraga

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses transfer falsafah dan sistem nilai,

BAB I PENDAHULUAN. gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah. kesegaran jasmani, dan prestasi (Nala, 2011).

I. PENDAHULUAN. sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri olahraga membuat kompetisi olahraga terus mengalami perubahan menjadi industri besar dan menguntungkan. Perkembangan industri menjadikan prestasi atlet sesuatu yang harus dipacu dan ditingkatkan agar pertandingan olahraga menjadi menarik. Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), persaingan dalam dunia olahraga semakin ketat dan membutuhkan banyak dukungan dari berbagai pihak yang terkait, untuk menghasilkan prestasi yang maksimal baik ditingkat nasional maupun internasional. (1) Atlet adalah individu yang berprofesi sebagai olahragawan atau individu secara umum yang melakukan kegiatan olahraga. (2) Atlet dituntut untuk selalu tampil maksimal untuk setiap latihan dan pertandingan. Tingginya kompetisi olahraga membuat setiap atlet berusaha untuk meningkatkan level performanya agar bisa menghadapi kompetisi olahraga. (1) Atlet harus memiliki nilai kebugaran yang baik agar dapat terhindar dari kelelahan pada saat melakukan beberapa latihan fisik yang berdampak terhadap pencapaian prestasi yang maksimal. Atlet yang memiliki kesegaran jasmani yang baik akan mempunyai kemampuan fisik seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, daya tahan jantung, daya tahan otot dan daya tahan paru-paru. (3) Problem utama yang sering ditemui atlet yang sedang berlatih dengan keras adalah kelelahan atau ketidakmampuan untuk memulihkan rasa lelah, dari satu latihan ke latihan berikutnya.

Kebugaran jasmani merupakan suatu kemampuan tubuh seseorang dalam melakukan pekerjaan sehari-hari secara efektif dan efisien dalam jangka waktu relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas yang dimiliki seseorang agar dapat terwujud derajat kesehatan dan kebugaran jasmani yang sesuai harapan. (4) Kebugaran jasmani dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor genetik, jenis kelamin, umur, status kesehatan, kebiasaan konsumsi rokok dan alkohol, aktifitas fisik, status gizi, dan asupan gizi. Kebugaran jasmani memiliki 4 komponen dasar yang berhubungan dengaan kesehatan yaitu daya tahan jantung dan paru (kardiopulmonal), kekuatan dan daya tahan otot, kelenturan serta komposisi lemak tubuh. (3) Kebugaran daya tahan jantung dan paru didefinisikan sebagai kapasitas maksimal untuk menghirup oksigen atau disingkat VO2 Max. Semakin tinggi VO2 Max maka ketahanan tubuh saat berolahraga juga semakin tinggi yang berarti seseorang yang memiliki tingkat VO2 Max tinggi tidak akan cepat lelah setelah melakukan berbagai aktivitas dan dapat meminimalkan risiko terjadinya cedera. (5) Kebugaran jasmani yang baik akan memperkecil kemungkinan terjadinya cedera pada atlet saat melakukan kegiatan latihan fisik sehingga tidak menimbulkan kelelahan, dan cedera akan mudah terjadi apabila latihan yang dilakukan oleh atlet melebihi tingkat kebugaran atlet. (3) Data dari Behavioral Risk Factor Surveillance System (BRFSS) survey pada tahun 2001-2003 pada masyarakat Asia dan Hawai atau masyarakat di kepulauan Pasifik lainnya, diperoleh hasil 61% masyarakat memiliki kondisi tubuh yang tidak bugar. Kondisi kebugaran di Negara Indonesia menurut data dari Sport

Development Index (SDI) pada tahun 2006 ditemukan hasil sebesar 1,08% masyarakat dengan kondisi kebugaran baik sekali, 4,07% masuk kedalam kategori baik, 13,55% masuk kedalam kategori kurang, dan 37,40% masuk kedalam kategori kurang sekali. (6) Hasil penelitian yang dilakukan pada atlet sepakbola menunjukkkan bahwa atlet dengan nilai VO 2 Max sebesar 80 ml/kg BB/menit dapat berlari 5 km lebih jauh dibandingkan dengan atlet yang hanya memiliki nilai VO 2 Maksimal sebesar 40 ml/kg BB/menit. Semakin tinggi nilai VO 2 Maksimal maka semakin baik pula daya tahan jantung paru, sehingga atlet cabang olahrga endurance dengan daya tahan jantung paru yang baik maka prestasinya akan lebih baik. (7) Atlet memerlukan sistem pelatihan yang optimal, termasuk juga ketersediaan dan pemenuhan gizi yang sesuai dengan kebutuhan atlit. Berdasarkan Undang-undang No.36 Tahun 2009 menyatakan bahwa untuk meningkatkan gizi perseorangan dan masyarakat dapat dilakukan melalui program peningkatan gizi dengan upaya perbaikan pola konsumsi makanan dan prilaku sadar gizi yang disesuaikan dengan kemajuan ilmu dan teknologi. (8) Seiring perkembangan waktu, berbagai Negara memberikan perhatian khusus terhadap faktor-faktor selain latihan dalam menunjang prestasi atlet. Salah satu faktor yang menjadi perhatian utama adalah gizi. Gizi merupakan faktor penting agar prestasi atlet saat latihan dan pertandingan atlet tidak mengalami kekurangan bahan bakar. (8) Peranan gizi dalam pretasi olahraga menjadi salah satu perhatian pemerintah Indonesia dalam menunjang prestasi atlet. (8) Prestasi atlet yang tinggi perlu terus

menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting untuk mewujudkannya adalah melalui gizi seimbang. (9) Penyelenggaraan makanan bagi atlet di asrama sangat penting untuk kebutuhan zat gizi atlet. Selain energi dan zat gizi makro yang diperlukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani, atlet juga memerlukan zat gizi mikro yang memadai. vitamin dan mineral berperan penting dalam mengatur dan membantu reaksi kimia zat gizi penghasil energi, dan sebagai koenzim dan ko faktor didalam tubuh. Pada keadaan defisiensi satu atau lebih vitamin dan mineral dapat mengganggu kesehatan dan kebugaran atlet. (10) Hemoglobin (Hb) dapat mempengaruhi kapasitas membawa oksigen. Seorang atlet memerlukan oksigen yang lebih banyak untuk pembakaran karbohidrat yang menghasilkan energi pada saat melakukan latihan dan pertandingan. Rendahnya persediaan oksigen didalam tubuh juga akan menyebabkan metabolisme energi didalam tubuh menjadi terganggu karena otot membutuhkan oksigen untuk membakar glikogen, kurangnya persediaan oksigen didalam tubuh menyebabkan tubuh memproduksi asam laktat, persediaan asam laktat yang lebih banyak akan ditimbun dalam otot maka timbulah kelelahan otot. (11) Produksi hemoglobin yang sangat rendah didalam darah dapat menyebabkan anemia. (12) Anemia dapat menyebabkan sesak nafas, dan tubuh lebih mudah mengalami kelelahan, keletihan, lesu, lunglai, dan lemah, hal ini dapat berpengaruh terhadap kebugaran tubuh. (13) Atlet sangat mudah terkena Sport s Anemia. Atlet yang menjalani latihan yang terus menerus dalam kapasitas yang tinggi dapat mengakibatkan Sport s

Anemia, hal ini dikarenakan benturan mekanis yang menyebabkan pemecahnya sel darah merah saat kaki berpijak di tumit ketika berlari dan berjalan. (3) Menurut Penelitian yang dilakukan di sekolah sepak bola Anyelir dan di Salatiga Training Centre ditemukan 46,7 % atlet sepakbola dan 66,7% atlet mengalami anemia, dan penelitian yang dilakukan pada atlet bulu tangkis ekstra dan bintang junior di Kota Cilacap yang berjumalah 32 orang atlet didapatkan hasil 26 orang (61,9%) memiliki kadar hemoglobin rendah dan 16 orang (38,1%) memilki kadar hemoglobin normal. (14, 15) Penelitian pada tim sepakbola putra di Elfanza FC Surabaya ditemukan terdapat hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin dengan kebugaran jasmani pada pemain sepakbola putra usia 18 Tahun Surabaya yaitu sebesar 55.35%. (16) Pusat pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) atau UPTD Kebakatan Olahraga adalah suatu wadah yang sangat baik untuk membina dan melatih olahragawan yang berpotensi diusia sekolah. UPTD Kebakatan Olahraga telah berhasil menyumbangkan atlet-atlet berprestasi di berbagai cabang olahraga untuk mewakili Indonesia di kompetisi nasioal maupun internasional. (17) UPTD Kebakatan Olahraga Provinsi Sumatera Barat telah banyak meraih prestasi-prestasi yang memukau pada tahun 2016, akan tetapi pada tahun 2017 prestasi tersebut sedikit mengalami penurunan. Berdasarkan laporan dari UPTD Kebakatan Olahraga Provinsi Sumatera Barat tahun 2017 dapat diketahui Prestasi yang telah diraih PPLP Sumatera Barat selama tahun 2016 yaitu sebanyak 12 emas, 14 perak, dan 25 perunggu, dan pada tahun 2017 yaitu sebanyak 9 emas, 14 perak, dan 17 perunggu. Kemudian dalam multi event tingkat nasional pada event POPWIL 2016 di Riau PPLP Sumatera

Barat mendapatkan 5 emas, 1 perak, 3 perunggu, dan pada event POPNAS XII 2017 di Jawa Tengah PPLP Sumatera Barat mendapatkan 4 emas, 2 perak, dan 15 perunggu. Berdasarkan hasil tes fisik atlet berbagai cabang olahraga tahun 2017, terdapat 1 atlet kategori baik, 10 atlet kategori cukup, 57 atlet kategori kurang, dan 43 atlet kategori kurang sekali. Status kesehatan atlet berdasarkan laporan dari UPTD Kebakatan Olahraga Provinsi Sumatera Barat tahun 2017 dari 50 atlet yang diukur kadar Hemoglobinnya, dapat diketahui rata-rata kadar Hemoglobin atlet adalah 13 mg, dan diketahui bahwa lebih dari 10% atlet yang kadar Hemoglobin darahnya rendah dan mengalami Anemia. Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Kadar Hemoglobin Darah (Hb) Dengan Nilai Kebugaran Atlet di UPTD Kebakatan Olahraga Provinsi Sumatera Barat tahun 2018 1.2 Perumusan Masalah Apakah ada Hubungan Kadar Hemoglobin Darah (Hb) dengan Nilai Kebugaran Atlet di UPTD Kebakatan Olahraga Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Kadar Hemoglobin Darah (Hb) dengan Nilai Kebugaran Atlet di UPTD Kebakatan Olahraga Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi frekuensi atlet berdasarkan nilai kebugaran atlet di UPTD Kebakatan Olahraga Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018.

2. Mengetahui distribusi frekuensi atlet berdasarkan kadar Hemoglobin darah (Hb) di UPTD Kebakatan Olahraga Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018. 3. Mengetahui Hubungan Kadar Hemoglobin (Hb) dengan nilai kebugaran atlet di UPTD Kebakatan Olahraga Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan pengembangan kemampuan dibidang penelitian terutama dalam menyusun Skripsi. 2. Sebagai pengetahuan agar lebih memperhatikan hal yang berhubungan dengan kebugaran untuk meningkatkan prestasi atlet. 3. Sebagai informasi tentang pentingnya kadar hemoglobin darah (Hb) untuk kebugaran altet agar terhindar dari risiko terjadinya cidera dan meningkatkan prestasi atlet. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan Kadar Hemoglobin (Hb) dengan Nilai Kebugaran Atlet di UPTD Kebakatan Olahraga Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018. Dimana variabel yang akan diukur yaitu kadar hemoglobin (Hb) menggunakan alat pengukur hemoglobin (Hb) digital, dan kebugaran atlet dengan metode Bleep test.