BAB I PENDAHULUAN. Kota Batu 202,30 Km². Kota ini terletak di dataran tinggi dengan hawa sejuk cocok

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

I. PENDAHULUAN. dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

BAB 1 PENDAHULUAN. jalan beragam. Contoh yang paling sering ditemui adalah pecel lele dan gorengan.

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

PENCEGAHAN PEMBENTUKAN ASAM LEMAK TRANS MINYAK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

BAB I PENDAHULUAN. jenuh dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan terjadinya dislipidemia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

I. PENDAHULUAN. menggoreng makanan. Dalam proses menggoreng makanan, minyak goreng

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai alat pengolah bahan bahan makanan. Dalam keseharian minyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Margarin dari RBDPO (Refined, Bleached, Deodorized Palm Oil) Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

A P A I T U M C T O I L, S E R T A B E R B A G A I K E G U N A A N N Y A

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii PENDAHULUAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pangan yang digunakan untuk menghasilkan minyak goreng, shortening,

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

BAB I PENDAHULUAN. Prarencana Pabrik Keju Cheddar Substitute I-1

sidang tugas akhir kondisi penggorengan terbaik pada proses deep frying Oleh : 1. Septin Ayu Hapsari Arina Nurlaili R

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

Peranan asam lemak omega-3 (n-3), yakni EPA (Eicosapentaenoic acid) Banyak hasil penelitian telah membuktikan adanya pengaruh EPA dan DHA

Bab I Pengantar. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta. dengan minyak jelantah rasa yang dihasilkan lebih gurih.

PENGANTAR. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan telah mendorong manusia untuk

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

BAB I PENDAHULUAN. bahan pengolah bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. fase lemak (O Brien, 2009). Banyak minyak nabati yang telah dimodifikasi untuk

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

Bab II Tinjauan Pustaka

Peningkatan kualitas Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan. Metode Membran Ultrafiltrasi

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia dan

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

Prarancangan Pabrik Margarin dari Palm Oil Minyak Sawit dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah umum yang biasa ditemui dalam peggunaan hasil protein

BAB I PENDAHULUAN. (Theobroma cacao) dan biasa digunakan sebagai komponen utama dari coklat

KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

lebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

MINYAK GORENG SAWIT DAN DAMPAKNYA BAGI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

1. PENDAHULUAN. buah dan sayur termasuk produk yang cepat rusak (perishable).

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Flora mulut kita terdiri dari beragam organisme, termasuk bakteri, jamur,

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi lemak yang berlebih dapat membentuk plak yang mampu. merapuhkan pembuluh darah dan menghambat aliran dalam pembuluh darah

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan ikatan ester antara asam lemak dan gliserol. 1 Jenis minyak

Recovery Minyak Jelantah Menggunakan Mengkudu Sebagai Absorben

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batu adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur. Berada di jalur Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu secara geografis terletak antara 744'55,11"- 826'35,45" Lintang Selatan dan 12217'10,90" - 12257'00,00" Bujur Timur. Kota Batu berbatasan langsung dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Luas wilayah Kota Batu 202,30 Km². Kota ini terletak di dataran tinggi dengan hawa sejuk cocok untuk pertanian buah atau menanam buah seperti apel. Kota Batu memiliki buah unggulan salah satunya adalah apel Batu yang memiliki ciri khas berwarna hijau dan manis. Banyaknya apel yang begitu melimpah di Kota Batu, membuat pelaku home industri memproduksi apel Batu tersebut menjadi keripik apel atau yang dikenal dengan sebutan keripik buah. Keripik apel adalah keripik hasil olahan buah apel yang digoreng dengan cara khusus, menggunakan mesin vacuum frying (mesin penggoreng hampa udara). Jika menggunakan penggorengan biasa, yakni menggunakan kuali atau wajan maka buah apel tidak akan menjadi keripik karena buah apel akan rusak terkena suhu panas yang berlebih, dengan menggunakan mesin vacuum frying apel digoreng dengan suhu lebih rendah sekitar 50 C-60 C sehingga tidak merusak buah apel tersebut. Dari survei yang didapat kebanyakan orang berpikir, keripik buah dibuat dengan cara dijemur kemudian digoreng atau buah yang telah dikupas lalu dioven. 1

2 Salah satu mendapatkan keripik buah dengan mutu yang tinggi adalah dilakukan dengan menggunakan teknologi alat penggorengan vacuum frying. Metode ini adalah cara yang digunakan oleh pemilik kressh untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada beberapa jenis keripik buahnya. Melalui pemanfaatkan teknologi ini, buah-buahan yang melimpah dan terbuang saat panen raya dapat dimanfaatkan menjadi kripik sehingga tetap memiliki nilai jual tingg dan lebih berkualitas. Memproduksi keripik buah tidak lepas dari aktivitas penggorengan dengan menggunakan minyak goreng. Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng bahan makanan (Wikipedia, 2009). Minyak goreng berfungsi sebagai pengantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan. Pelaku home industri pengolahan keripik apel di Kota Batu menggoreng buah menjadi keripik menggunakan dua perlakuan saat menggoreng, perlakuan pertama ada yang menggunakan minyak kelapa dan kedua ada yang menggunakan minyak kelapa sawit. Dari dua perlakuan ini akan mempengaruhi rasa, warna, aroma, dan tekstur keripik apel. Minyak sawit merupakan minyak nabati edibel yang diolah dari buah pohon kelapa sawit. Dalam minyak kelapa sawit terdapat kandungan asam lemak jenuh (saturated fatty acids), dalam bentuk asam palmitat sebanyak 40-46%. Selain itu terdapat asam lemak tak jenuh dalam bentuk ikatan tunggal maupun majemuk. Asam lemak tak jenuh tunggal (mono unsaturated fatty acids/mufa) yang terkandung dalam minyak goreng ditemukan dalam bentuk asam oleat

3 sebanyak 39-45% dan asam lemak tak jenuh majemuk (poly-unsaturated fatty acids/pufa) dapat ditemukan dalam bentuk asam linoleat sebanyak 7-11%. Pada keadaan baru, minyak kelapa sawit tidak berbahaya bagi kesehatan karena bebas kolesterol, kaya akan antioksidan dan mengandung asam lemak esensial yang bermanfaat untuk 11 kesehatan. Kandungan lengkap asam lemak yang terkandung dalam minyak goreng kelapa sawit. Minyak goreng kelapa sawit yang sudah mengalami proses pemanasan berulang kali sering disebut sebagai minyak jelantah. Selama proses penggorengan, minyak goreng akan mengalami reaksi degradasi yang disebabkan oleh panas, udara, dan air, sehingga mengakibatkan terjadinya oksidasi. Bila suhu pemanasan lebih tinggi dari suhu normal (168 C 196 C), akan terjadi percepatan proses degradasi dan oksidasi minyak goreng. Pada proses oksidasi dalam minyak goreng, akan terjadi reaksi antara oksigen dengan lemak tidak jenuh dalam minyak, dimana ikatan rangkap cis (struktur bengkok) asam lemak tidak jenuh akan terisomerisasi menjadi konfigurasi trans (struktur lebih linier) yang secara termodinamik sifatnya lebih stabil daripada cis, seperti asam oleat menjadi asam elaidat. Asam elaidat mempunyai bentuk isomer trans fatty acid (TFA). Selain karena penggorengan berkali-kali, minyak dapat menjadi rusak karena penyimpanan dalam jangka waktu tertentu karena terjadi proses oksidasi sehingga ikatan trigliserida pecah menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Proses penggorengan menggunakan minyak jelantah dapat mengubah nilai nutrisi makanan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut

4 seperti komposisi lemak yang digoreng dan yang dikandung dalam makanan tersebut, tekstur, ukuran, bentuk makanan, durasi dan temperatur. Perubahan nilai nutrisi yang dapat terjadi meliputi hilangnya vitamin dan mineral. Pada umumnya makanan hasil penggorengan mengandung 4% - 14% lemak dari total beratnya. Kualitas minyak goreng yang digunakan juga mempengaruhi penyerapan minyak ke dalam makanan. Penggunaan minyak jelantah akan meningkatkan polaritas minyak dan menurunkan tegangan permukaan antara bahan pangan dan minyak sehingga penyerapan lemak akan semakin meningkat. Salah satu dampak berbahaya dari penggunaan minyak jelantah adalah meningkatnya radikal bebas yang terjadi akibat oksidasi pada pemanasan minyak. SOR dapat menyebabkan penyakit kronik dan bersifat degeneratif seperti penyakit jantung, arteriosklerosis, penyakit kanker, penyakit inflamasi, dan stroke. Selain itu dapat terjadi kerusakan dan kematian sel dikarenakan reaksi lipid membran sel dengan radikal bebas. Di dalam minyak sawit terdapat tiga nutrisi alami bagi tubuh, nutrisi pertama yaitu omega 9 merupakan asam lemak tak jenuh membantu menurunkan kadar LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Kedua omega 6 asam lemak essential, membantu mempertahankan kadar LDL (kolesterol baik) dan menurunkan LDL (kolesterol jahat) juga baik untuk perkembangan otak anak dimasa pertumbuhan. Ketiga vitamin E, tokoferol dan tokotrienol (salah satu bentuk vitamin E) yang terdapat dalam minyak sawit berperan sebagai antioksidan alami menangkap radikal bebas. Tokoferol dan tokotrienol mereka berperan melindungi sel-sel dari

5 proses kerusakan, penuaan, dan penyakit degenerative seperti atherosclerosis dan kanker. Minyak kelapa merupakan salah satu produk utama yang dapat diolah dari daging buah kelapa atau kopra. Minyak kelapa dihasilkan melalui ekstraksi daging buah kelapa dengan cara kering dan basah. Ekstraksi cara kering menggunakan bahan baku kopra untuk menghasilkan minyak kelapa kasar yang tidak dapat langsung dikonsumsi, tetapi harus melalui tahapan pemurnian. Ekstraksi cara kering menggunakan bahan baku kelapa parut kering menghasilkan minyak berkualitas tinggi atau virgin coconut oil (VCO). Ekstraksi cara kering hanya dapat dilakukan pada skala industri karena memerlukan bahan baku yang banyak dan modal besar, sedangkan ekstraksi cara basah dapat dilakukan pada skala rumah tangga. Tahapan ekstraksi minyak cara basah diawali dengan preparasi santan, kemudian ektraksi minyak dari santan dengan cara pemanasan, fermentasi, dan sentrifugasi. Minyak kelapa hasil ekstraksi cara kering dan atau basah memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan minyak nabati lain. Perbedaan utama antara minyak kelapa dan minyak nabati lain adalah kandungan asam lemak rantai medium yang terdapat pada minyak kelapa. Minyak kelapa mengandung asam lemak rantai medium yang dapat mencapai 61,93%. Minyak kelapa yang mengandung 92% asam lemak rantai menengah (MCFA). Setelah dikonsumsi, sesampainya di dalam saluran cerna, bisa terus diserap melalui dinding usus, tanpa harus melalui proses hidrolisa dan enzimatika, dan langsung dipasok masuk kedalam aliran darah dan langsung dibawa ke dalam

6 organ hati untuk dimetabolisir. Di dalam hati minyak kelapa ini diproses untuk memproduksi energi saja dan digunakan untuk meningkatkan fungsi semua kelenjar endokrin, organ dan jaringan tubuh. Sebaliknya minyak goreng lain mengandung asam lemak tak jenuh yang begitu tinggi. Bahaya dari konsumsi asam lemak jenuh dalam jumlah yang besar akan meningkatkan produksi lemak jenuh LDL dalam hati yang nantinya serta merta mampu meningkatkan resiko terjadinya penyumbatan aliran darah. Untuk itulah mengapa, minyak kelapa sawit dikatakan baik untuk kesehatan. Dalam satu sendok makan minyak kelapa mengandung 117 kalori, 14 g lemak total dan 12 g lemak jenuh. Sebuah studi penelitian menyebutkan minyak kelapa mengandung asam lemak laurat, merupakan asam lemak utama yang dapat meningkatkan jumlah kolesterol baik (HDL). Namun asam lemak ini juga bisa meningkatkan jumlah kolesterol jahat (LDL). Ketika minyak kelapa digunakan untuk menggoreng, struktur kimianya tidak akan berubah sama sekali, karena 92% jenis asam lemaknya sudah dalam bentuk lemak jenuh (saturated fatty acids) jadi ia tetap stabil. Menggoreng makanan dengan minyak kelapa juga membuat makanan lebih awet dan tidak cepat tengik. Minyak kelapa mengandung 0.02% free taffy acid (FFA) alias asam lemak bebas. Minyak kelapa juga dapat digunakan 2-3 kali penggorengan dan tidak mengubah rasa dan warna makanan karena minyak kelapa tidak mudah menghitam. Berdasarkan perbedaan minyak sawit dan minyak kelapa, dilihat dari kandungan minyak di atas tentunya mempengaruhi hasil dari organoleptik keripik

7 apel yaitu rasa, aroma, warna, dan tekstur. Dari dua perlakuan penggunaan minyak sawit atau minyak kelapa saat menggoreng, peneliti ingin mengetahui perbedaan organoleptik yaitu rasa, aroma, warna, dan tekstur keripik apel. Organoleptik atau penilaian sensorik merupakan suatu cara penilaian yang paling primitif. Penilaian dengan indra menjadi bidang ilmu setelah prosedur penilaian dibakukan, dirasionalkan, dihubungkan dengan penilaian secara obyektif, analisa data mejadi lebih sistematis. Demikian pula metode statistik digunakan dalam analisa serta pengambilan keputusan, pengujian organoleptik keripik apel juga dapat menentukan kualitas atau mutu suatu produk. Terkadang penilaian ini dapat memberi hasil penilaian yang sangat teliti, dalam beberapa hal penilaian dengan indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif. Pada harga minyak sawit dan minyak kelapa juga terdapat perbedaan harga sehingga dapat terjadi adanya perbedaan biaya produksi yang dikeluarkan oleh home industri pengolahan keripik apel, disamping itu juga adanya perbedaan mutu atau organoleptik dari penggunaan minyak goreng maka pastinya akan mempengaruhi tingkat permintaan konsumen terhadap produk keripik apel sehingga berdampak pada pendapatan home industri. Dari permasalahan tersebut maka akan dilakukan penelitian mengenai analisis biaya, pendapatan, dan organoleptik keripik apel menggunakan minyak sawit dan minyak kelapa.

8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis menguraikan rumusan masalah di bawah ini: 1. Apakah ada perbedaan rasa, warna, aroma, dan tekstur produk keripik apel yang dihasilkan dengan menggunakan minyak sawit dan minyak kelapa? 2. Apakah ada perbedaan biaya dan pendapatan home industri produksi keripik apel menggunakan minyak sawit dengan minyak kelapa? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini brtujuan: 1. Untuk mengetahui perbedaan rasa, warna, aroma, dan tekstur produk keripik apel yang dihasilkan dengan menggunakan minyak sawit dan minyak kelapa. 2. Menganalisis biaya dan pendapatan home industri produksi keripik apel menggunakan minyak sawit dengan minyak kelapa.

9 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang di harapkan dari hasil penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: 1. Manfaat akademis a. Diharapkan penelitian ini dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu berwirausaha dan kesejahteraan sosial b. Diharapkan penelitian ini nantinya dapat membantu mengembangkan para pemula pelaku usaha home industri khususnya di bidang pengolahan keripik buah. 2. Manfaat praktis Diharapkan dengan adanya hasil penelitian nantinya dapat dijadikan reprensi para pelaku usaha home industri dalam pengambilan keputusan pengolahan keripik apel atau buah

10 1.5 Pembatasan Istilah dan Pengukuran Variabel 1.5.1 Pembatasan Istilah Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut. 1. Organoleptik adalah penilaian dengan indra atau penilaian sensorik merupakan suatu cara penilaian yang paling primitif. Penilaian dengan indra menjadi bidang ilmu setelah prosedur penilaian dibakukan, dirasionalkan, dihubungkan dengan penilaian secara obyektif, analisa data mejadi lebih sistematis. Demikian pula metoda statistik digunakan dalam analisa serta pengambilan keputusan. Penilaian organoleptik sangat banyak digunakan untuk menilai mutu dalam industri pangan dan industri hasil pertanian lainnya. Terkadang penilaian ini dapat memberi hasil penilaian yang sangat teliti, dalam beberapa hal penilaian dengan indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif. 2. Keripik buah adalah makanan sehat yang penuh gizi seperti buah aslinya, bahkan kandungan gizinya 90% menyamai buahaslinya karena dibuat dengan proses yang alami. 3. Minyak goreng sawit adalah salah satu produk jadi primer yang dihasilkan dari buah kelapa sawit. Dari kelapa sawit dapat diperoleh dua jenis minyak kasar, yaitu Crude Palm Oil (CPO) dan Crude Kernel Palm Oil (PKO). Proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng juga menghasilkan beberapa hasil samping yang bernilai ekonomis antara lain stearin

11 (merupakan bahan baku margarin), dan Palm Fatty Acid Destillation (PDFA). 4. Minyak kelapa merupakan salah satu produk utama yang dapat diolah dari daging buah kelapa atau kopra. Minyak kelapa dihasilkan melalui ekstraksi daging buah kelapa dengan cara kering dan basah. Ekstraksi cara kering menggunakan bahan baku kopra untuk menghasilkan minyak kelapa kasar yang tidak dapat langsung dikonsumsi, tetapi harus melalui tahapan pemurnian. Ekstraksi cara kering menggunakan bahan baku kelapa parut kering menghasilkan minyak berkualitas tinggi atau Virgin Coconut Oil (VCO). 1.6 Pengukuran Variabel Adapun pengukuran variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Rasa, warna, aroma, dan tekstur keripik apel dapat disebut dengan penilaian organoleptik, yang dapat diukur dengan pemberian skor melalui panelis. Adapun penilaian rasa sebagai berikut, sangat tidak manis (STM) skor 1, tidak manis (TM) skor 2, agak manis (AM) skor 3, manis (M) skor 4, dan sangat manis (SM) skor 5. Penilaian warna sangat tidak putih (STP) skor 1, tidak putih (TP) skor 2, agak putih (AP) skor 3, putih (P) skor 4, sangat putih (SP) skor 5. Penilaian aroma, sangat tidak harum (STH) skor 1, tidak harum (TH) skor 2, agak harum (AH) skor 3, harum (H) skor 4, sangat harum (SH) skor 5. Penilaian tekstur, sangat tidak renyah (STR) skor 1, tidak renyah (TR) skor 2, agak renyah (AR) skor 3, renyah (R) skor 4, sangat renyah (SR) skor 5.

12 2. Biaya tetap dimana besar kecilnya biaya yang dikeluarkan tidak mempengaruhi hasil produksi. Dalam penelitian ini biaya tetapnya meliputi biaya listrik diukur dalam satuan Rp/bulan dan mesin produksi diukur dalam satuan Rp/item. 3. Biaya variabel dimana besar kecilnya biaya yang dikeluarkan mempengaruhi hasil produksi. Penelitian ini yang mengandung biaya variable meliputi biaya pembelian bahan baku yaitu apel yang mana diukur dalam satuan Rp/kg, tabung gas diukur dalam satuan Rp/kg, minyak goreng diuukur dalam satuan Rp/kg, membeli kemasan produk diukur dalam satuan Rp/kg, dan upah tenaga kerja diukur dalam satuan Rp/hari kerja. 4. Penerimaan merupakan pendapatan kotor yang diperoleh, penerimaan atau biasa disebut dengan Total Reveneu (TR) dapat diukur dalam satuan rupiah perproduksi Rp/proses produksi. 5. Pendapatan merupakan penerimaan yang diterima dari suatu usaha, setelah dikurangi dengan biaya yang telah dikeluarkan atau bisa disebut dengan keuntungan usaha. Dapat diukur dalam satuan rupiah perproses produksi Rp/proses produksi.