METODOLOGI DAN KERANGKA KERJA TEORETIS

dokumen-dokumen yang mirip
Faktor Kritis Kesuksesan dalam Penerapan Sistem Enterprise Resource Planning di Institusi Pendidikan Tinggi Indonesia

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada zaman dimana teknologi informasi semakin berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan bisnis yang semakin kompleks saat ini

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah mendorong perusahaan

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Studi Gambar 1.1 Logo Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

WORKSHOP SMOS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada saat ini persaingan didalam dunia bisnis semakin ketat sehingga

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi sangat dibutuhkan oleh banyak perusahaan dalam. peningkatan kinerja mereka. Perusahaan sering membuat suatu proyek untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN. LAMPIRAN - Kuesioner Domain Keuangan. informasi. Investasi teknologi informasi termasuk jaringan LAN dan komputer core 2

Informasi Sistem Manajemen Publik

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

3.1 Metode Pengumpulan Data

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan. Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tantangan seperti persaingan bisnis yang semakin ketat dan

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam mempertahankan keunggulan kompetitifnya (competitive advantage).

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

Sistem Enterprice SASARAN : Sistem Enterprise. Sistem Informasi Enterprise. Information Systems Today

LAMPIRAN 1 KUESIONER APLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise,

Contoh Kuesioner Portfolio Lights-On

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention)

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam satu dekade belakangan ini kita sudah memasuki suatu era yang disebut

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010

THE DIRECTION PHASE. Titien S. Sukamto

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Kompetisi. Inovasi. Integrasi. Tiga kata yang saat ini sangat layak

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis, sebuah sistem yang terintegrasi dengan baik diperlukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang terus berkembang. Dengan kondisi ini, sebuah teknologi. perusahaan untuk menghasilkan keputusan-keputusan bisnis.

Strategic Management of IS/IT. Aspek Manajemen IS / IT 11/23/2011. O rganization and R esources Chapter 8. Context of This Session

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis, pengujian, dan pembahasan sebelumnya, maka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tumbuh pesatnya persaingan bisnis di semua bidang usaha

BAB III METODE PENELITIAN. perancangan sistem, dan tahap evaluasi rancangan sistem. sistematis. Adapun model penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan (trading). Tanpa teknologi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

BAB I PENDAHULUAN. perilaku pembelian masyarakat dari tradisional menjadi modern serta populasi

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI. teknis yang dikosentrasikan untuk produk atau layanan yang spesifik. Helpdesk

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pada area analisis, karena bisnis-bisnis saat ini dihadapkan pada jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, banyak perusahaan yang

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Excel dalam mencatat aliran data transaksi perusahaan. Penggunaan program

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB I PENDAHULUAN. era teknologi ialah memanfaatkan secara optimum kemajuan teknologi dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan secara manual. Workload adalah beban kerja yang harus dipenuhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memiliki teknologi informasi yang berperan dalam mendukung

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada sub bab ini berisi teori-teori umum yang digunakan sebagai

Organisasi dan System Analyst

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan munculnya teknologi-teknologi baru yang lebih inovatif

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

BAB I PENDAHULUAN. seluruh civitas kampus tersebut. Website sendiri merupakan salah satu bentuk

STMIK MDP SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF PENJUALAN PADA PT DUA PUTRI ALFA PALEMBANG. Ricky Daniga Stefvifans

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi perusahaan-perusahaan yang ingin menjadi market leader.

BAB I PENDAHULUAN. bagian input, proses, output. Tanpa ketiga itu sistem informasi tidak dapat berjalan. nantinya akan kita sajikan bagi masyarakat.

Gambar V.1.Tindak lanjut arsitektur informasi rantai pasok BBM

RANGKUMAN SIM BAB 14 Mengelola Rancangan Proyek (Managing Projects)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH

Transkripsi:

BAB IV METODOLOGI DAN KERANGKA KERJA TEORETIS 4.1 Metodologi Penelitian 4.1.1 Pendekatan desain penelitian Di dalam pengerjaan tugas akhir ini, studi kasus dipilih sebagai metode penelitian. Pemilihan studi kasus sebagai metode penelitian berdasar pada beberapa hal yaitu: a. Penelitian ini lebih menekankan pada pemahaman mendalam dari permasalahan yang ada, bukan generalisasi dari hasil yang diperoleh b. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor yang harus diperhatikan dalam proyek ERP sehingga diperlukan analisis yang mendalam dari berbagai sumber Literature review dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam implementasi sistem ERP berdasar pada hasil penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya. Beberapa tulisan hasil penelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor penting pada implementasi ERP diperoleh dengan mencari dari dokumen-dokumen yang dipublikasikan (paper, jurnal, laporan hasil penelitian, buku, dll). Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara terhadap beberapa orang penting dalam proyek ERP, serta mempelajari berbagai dokumen atau pustaka yang relevan. Analisis lebih dalam dan deskripsi lebih jauh dilakukan dengan studi kasus terlebih dahulu ke organisasi yang telah dan atau sedang mengimplementasikan sistem ERP. 4.1.2 Tahapan Penelitian Langkah-langkah penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan model hubungan faktor kritis kesuksesan dalam penerapan implementasi sistem ERP di institusi pendidikan tinggi dapat dilihat di gambar di bawah ini. IV-1

Gambar IV-1 Kerangka kerja dalam membuat model awal faktor kritis kesuksesan dalam implementasi sistem ERP di institusi pendidikan tinggi Indonesia 1. Studi pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan dengan cara menentukan bidang atau tema yang akan dikaji dalam penelitian. Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan hasil penelitian terdahulu yang telah ada dan dipublikasikan untuk dijadikan referensi untuk penentuan posisi penelitian yang akan dilakukan. 2. Perumusan masalah dan penentuan tujuan penelitian Setelah menelaah semua hasil penelitian sebelumnya mengenai implementasi ERP, maka dapat diambil suatu rumusan masalah yang belum dibahas secara lebih mendalam pada penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai implementasi ERP telah banyak yang membahas mengenai faktor-faktor penting pada implementasi ERP, akan tetapi belum banyak penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan dengan lebih rinci dalam daerah implementasi di dalam institusi pendidikan tinggi Indonesia. Karena sebuah literatur menyebutkan bahwa CSF dalam implementasi ERP terkait IV-2

dengan spesifikasi industri. Sedangkan literatur yang lain menyebutkan bahwa CSF dalam implementasi ERP terkait dengan budaya di dalam negara tempat organisasi tersebut mengimplementasikan sistem ERP. Penelitian ini menitikberatkan atau memfokuskan perhatian pada proyek implementasi ERP sehingga rumusan masalahnya menjadi menentukan faktor-faktor yang harus diperhatikan pada proyek ERP, lebih mendalam lagi kaitannya dengan insitusi pendidikan tinggi Indonesia. 3. Studi literatur Untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian dan mencapai tujuan penelitian, maka dilakukan studi literatur dengan melakukan pengumpulan literatur-literatur mengenai sukses tidaknya implementasi ERP. Literatur yang dipergunakan untuk penelitian ini di antaranya adalah buku-buku mengenai ERP, jurnal-jurnal mengenai impelementasi ERP, hasil penelitian sebelumnya sesuai dengan tema yang dipilih, serta beberapa referensi yang relevan dengan topik penelitian. Hasil dari studi literatur adalah pembuatan model awal penelitian serta acuan bagaimana penelitian harus dilakukan dan data apa saja yang perlu dikumpulkan sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini juga berdasarkan pada studi literatur yang relevan dengan tema penelitian. 4. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan berpatokan pada protokol pengumpulan data yang telah disusun berupa pertanyaan yang akan diberikan pada saat wawancara pada pihak-pihak yang terkait dengan implementasi sistem ERP, poin-poin penting mengenai data yang harus dikumpulkan dan sumber data. a. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi, studi literatur (jurnal-jurnal hasil penelitian, buku-buku, serta dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian) IV-3

Wawancara dilakukan pada beberapa orang yang terlibat dalam proyek implementasi ERP, baik senior manajemen, project leader, anggota tim proyek, maupun end user. Pemilihan wawancara sebagai metode pengumpulan data berdasar pada kebutuhan untuk memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai bagaimana proyek dilaksanakan. Dengan wawancara, informasi yang diperoleh dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dengan tetap berpegang pada protokol wawancara yang telah dibuat. Untuk menjaga kualitas dan keabsahan data yang dikumpulkan, maka wawancara yang dilakukan adalah wawancara yang terstruktur dimana pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan telah dipersiapkan lebih dulu. Dengan demikian wawancara tidak menyimpang dari apa yang diinginkan. Daftar pertanyaan yang diajukan kepada nara sumber dapat dilihat pada bagian lampiran. b. Sumber data Sumber-sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: hasil wawancara dokumen-dokumen perusahaan (tempat studi kasus) dokumen-dokumen hasil penelitian sebelumnya sumber data sekunder 5. Pengembangan model Pengembangan model dilakukan setelah studi literatur sehingga jelas model yang akan diusulkan dalam penelitian ini sebagai model awal yang nantinya akan dianalisis lebih jauh dengan melihat dan memperhatikan hasil studi kasus yang dilakukan. Pengembangan model dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu: mendefinisikan tahapan implementasi ERP yang dilakukan, mendefinisikan sukses dari implementasi ERP, mendefinisikan faktor-faktor kritis yang menentukan dalam keberhasilan dalam implementasi sistem ERP dalam institusi pendidikan tinggi IV-4

4.2 Model Awal Faktor Kritis Kesuksesan Untuk mengidentifikasi faktor-faktor kritis kesuksesan apa saja yang dapat mempengaruhi implementasi sistem enterprise resource planning di institusi pendidikan tinggi Indonesia, perlu dibangun sebuah model awal faktor kritis kesuksesan. Model ini adalah hasil analisa studi literatur dan model-model acuan. Analisa studi literatur Dari teori-teori yang dijabarkan di dalam Bab 2 dan Bab 3, ada beberapa hal utama yang menjadi dasar pengembangan model awal faktor kritis kesuksesan, seperti: definisi kesuksesan dan faktor kritis kesuksesan, keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan sistem ERP, resiko yang dihadapi sistem informasi, dan kekurangan-kekurangan sistem ERP. Faktor kritis kesuksesan adalah faktor-faktor (hal-hal) yang dibutuhkan untuk menjamin keberhasilan proyek implementasi sistem ERP. Suatu proyek implementasi sistem ERP dapat dikatakan berhasil apabila memberikan keuntungan dalam hal operasional, manajerial, strategis, infrastruktur IT dan organisasi. Terkait dengan resiko yang dihadapi oleh sistem informasi, faktor kritis kesuksesan juga harus bisa meminimalisasi resiko-resiko yang mungkin muncul terutama dalam hal kegagalan dalam mencapai keuntungan kompetitif, kesulitan penyesuaian dengan teknologi baru (permasalahan di sisi organisasi), potensi kelemahan-kelemahan yang ada di dalam sistem informasi (permasalahan di sisi kualitas sistem dan kualitas informasi), kesulitan dalam penggunaan (permasalahan di sisi pengguna) dan penolakan untuk berbagi informasi internal yang sensitif (permasalahan di sisi budaya). Dari kelima dimensi utama (operasional, manajerial, strategis, infrastruktur IT dan organisasi) serta resiko-resiko yang mungkin muncul dalam sebuah proses IV-5

implementasi sistem ERP, ada 6 hal yang menjadi pertimbangan dalam pembuatan model awal faktor kritis kesuksesan yaitu hal-hal strategis, organisasi, kualitas sistem, kualitas informasi, kepuasan pengguna dan permasalahan budaya. Keenam hal ini perlu dilengkapi dengan melihat hal-hal terkait proyek, karena proses implementasi sistem ERP dapat dipandang sebagai sebuah proyek TI. Analisa model acuan Dari keempat model faktor kritis yang menjadi acuan yang terdapat pada Bab 3.3, model faktor kritis yang didefinisikan oleh Nielsen [NIE 02] memiliki kedekatan dengan topik tugas akhir yaitu kesamaan dalam membahas faktor kritis kesuksesan implementasi sistem ERP di institusi pendidikan tinggi. Model yang diusulkan oleh Nielsen tersebut dikembangkan dari model faktor kritis yang diusulkan oleh Holland dan Light [HOL 99] serta Brown dan Vessey [BRO 99]. Kombinasi kedua model ini mampu mengidentifikasi faktor-faktor kritis kesuksesan dari sisi manajemen (lebih dekat kepada model Holland dan Light) dan teknis-taktis (lebih dekat kepada model Brown dan Vessey) Model yang dikembangkan Nielsen tersebut sudah cukup mature, namun juga perlu melihat model faktor kritis kesuksesan yang diusulkan oleh Li Fang dan Sylvia Patrecia [FAN 05], terutama dalam hal cultural impact. Nielsen memang telah mengidentifikasi budaya sebagai salah satu faktor kritis kesuksesannya, tetapi apabila dilihat dari sudut pandang yang lain, budaya dapat dijadikan satu model faktor yang masih dapat dianalisis lebih lanjut. Dalam sebuah penelitian yang terkait dengan implementasi sistem ERP yang dilakukan oleh Amaranti [AMA 06], faktor budaya dijadikan faktor utama yang dikaji lebih lanjut perubahan-perubahan yang terjadi selama proses implementasi. Apabila dikombinasikan dengan model yang dikembangkan Nielsen, faktor budaya nantinya akan memberikan pengaruh kepada faktor organizational context dan user satisfaction. IV-6

Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, diusulkan sebuah model untuk dikaji lebih dalam untuk mengidentifikasi faktor-faktor kritis kesuksesan dalam implementasi sistem enterprise resource planning di institusi pendidikan tinggi Indonesia. Model usulan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar IV-2 Model faktor kritis kesuksesan yang diusulkan Model yang diusulkan seperti gambar IV-2 memiliki 7 faktor utama, yaitu strategic factors, organisational context, ERP system quality, ERP information quality, ERP project scope, cultural context dan user satisfaction. Penjelasan dari ketujuh faktor akan dijelaskan pada subbab berikut. IV-7

4.2.1 Faktor Strategis Kata strategi dalam konteks implementasi sistem ERP di lingkungan institusi pendidikan tinggi memiliki makna hal-hal yang dapat mempengaruhi atau memicu penyesuaian dari rencana utama di dalam institusi pendidikan tinggi sehingga secara langsung ataupun tidak langsung memberikan dampak yang baru kepada pihak-pihak tertentu. Pihak-pihak yang mungkin terpengaruh antara lain adalah customer dan institusi itu sendiri. Customer bisa dimaknai sebagai pihak luar institusi yang memiliki kepentingan dari aktifitas atau layanan yang dilakukan institusi. Customer bisa berupa pemerintah, mahasiswa, ataupun organisasi lain. Sebuah strategi umumnya mengandung visi, misi, nilai-nilai, strategic directions, tujuan, key strategies, performance outcomes, operational plans dan akuntabilitas. Dalam hal ini, faktor strategi akan mempengaruhi faktor-faktor yang lain baik secara langsung, maupun tidak langsung. Salah satu contoh tindakan strategis dalam institusi pendidikan tinggi adalah untuk pemilihan tindakan implementasi sistem ERP meningkatkan competitive advantage di dalam organisasi. Untuk mendalami faktor strategi dalam implementasi sistem ERP di institusi pendidikan tinggi Indonesia, perlu dilakukan observasi secara detil tentang karakteristik organisasi pada institusi pendidikan tinggi serta hal-hal apa saja yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan strategis. 4.2.2 Faktor Organisasi Faktor organisasi penting untuk diperhatikan karena mengimplementasikan sistem ERP di lingkungan universitas sulit dilakukan. Implementasi sistem ERP mempengaruhi/mengubah dinamika keorganisasian dalam institusi pendidikan tinggi di beberapa bagian. Perubahan-perubahan akan terjadi selama proyek implementasi ERP dilakukan. Setiap perubahan perlu dikelola dengan baik dan ditangani dengan tepat. Untuk IV-8

mengetahui faktor-faktor kritis kesuksesan apa saja yang terkait dengan faktor organisasi, perlu dilakukan observasi hal-hal apa saja yang dibutuhkan agar perubahan yang terjadi di organisasi akibat implementasi sistem ERP dapat berjalan mulus. 4.2.3 Faktor Kualitas Sistem ERP Kualitas sistem ERP tentu saja erat kaitannya dengan kemampuan sistem. Di dalam menangani persoalan-persoalan tentang kualitas, sebagian besar pikiran pada umumnya difokuskan kepada aspek-aspek teknis. Faktor kualitas sistem ERP akan melihat hal-hal yang akan membuat sistem ERP bekerja dengan baik dari sisi teknis, baik tentang upgrade perangkat lunak maupun perangkat keras, maupun di sisi teknologi keamanan yang terdapat pada sistem tersebut. Faktor kualitas sistem ERP ini nantinya akan memberikan pengaruh kepada faktor kepuasan pengguna 4.2.4 Faktor Kualitas Informasi Area utama yang akan diteliti adalah kemampuan sistem yang baru dalam menghasilkan informasi-informasi yang diharapkan. Nilai jual utama dari sebuah sistem ERP adalah kemampuannya dalam memperlancar aliran informasi di dalam organisasi, dalam konteks ini organisasi yang dimaksud adalah lingkungan institusi pendidikan tinggi. Informasi yang akan mengalir di dalam sistem ERP yang diimplementasikan di sebuah institusi pendidikan tinggi akan didefinisikan dari visi, misi dan strategi organisasi. Kualitas informasi ERP akan terkait dengan informasi-informasi yang menjadi input terhadap sistem ERP dan informasi-informasi yang dihasilkan oleh sistem ERP. Kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem ERP juga akan mempengaruhi user satisfaction. IV-9

4.2.5 Faktor Cakupan Proyek Sistem ERP Proyek implementasi sistem ERP tidak sama dengan proyek-proyek IT biasa, sehingga harus ditangani berbeda, baik dalam pengelolaan dan pengaturan semua aspek yang terkait proyek. Apalagi tidak ada literatur yang pernah membahas tentang bagaimana menerapkan sistem ERP ke dalam lingkungan institusi pendidikan tinggi. Faktor cakupan proyek sistem ERP nantinya akan lebih memberikan perhatian dalam hal bagaimana anggota tim proyek bekerja, pendekatan implementasi sistem ERP, bentuk-bentuk pengambilan keputusan selama proyek berlangsung serta bagaimana perubahan-perubahan proses bisnis dipilih. Faktor cakupan proyek sistem ERP akan sangat dipengaruhi oleh faktor organisasi dan juga akan memberikan dampak kepada faktor kepuasan pengguna. 4.2.6 Faktor Budaya Di dalam sekumpulan orang yang saling berinteraksi terbangun budaya, dalam hal ini budaya juga terbentuk di dalam institusi pendidikan tinggi melalui cara berinteraksi dan bertindak dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Nilai-nilai yang terkandung dalam budaya organisasi di institusi pendidikan tinggi akan menuntun perilaku staf-staf yang terdapat di dalamnya. Terdapat perbedaan yang signifikan antara budaya organisasi sebelum dan setelah proses implementasi sistem ERP. Ada kemungkinan dimana budaya organisasi memberikan dampak ke dalam keberhasilan implementasi sistem ERP. Dampak tersebut bisa bersifat positif dan juga negatif. Untuk itu, perlu diuji juga pengaruh budaya dalam implementasi sistem ERP di Institusi Pendidikan Tinggi Indonesia. Faktor budaya nantinya akan terkait dengan hal-hal apa saja yang bisa mempengaruhi staf-staf yang ada di institusi pendidikan tinggi dalam berinteraksi dan bertindak. IV-10

4.2.7 Faktor Kepuasan Pengguna Kepuasan pengguna didefinisikan menjadi seberapa banyak pengguna yang meyakini bahwa keberadaan sistem informasi (sistem ERP) akan memenuhi kebutuhan mereka terhadap informasi. Faktor ini dipandang sebagai faktor yang potensial untuk mengevaluasi keberhasilan sistem karena terkait dengan penggunaan sistem pada saat sistem ERP telah siap untuk dipergunakan. Di awal proyek, faktor kepuasan pengguna terkait dengan keterlibatan pengguna dalam proses perancangan. Sedangkan di akhir proyek, kepuasan pengguna dapat dilihat setelah adanya pendidikan dan pelatihan. IV-11