BAB I Pendahuluan. aktivitas yang ada dalam organisasi perusahaan. Karyawan merupakan aset terpenting yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Carol D. Ryff merupakan penggagas teori Psychological well-being.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa dimana peserta didik bergaul, belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari ( Ryff, 1995). Ryff (1989) mengatakan kebahagiaan

BAB V PENUTUP. orang lain, memiliki otonomi, dapat menguasai lingkungan, memiliki. tujuan dalam hidup serta memiliki pertumbuhan pribadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Safitri Hamzah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi,

Kesehatan Mental. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan Quality of Work Life, Karena Quality of Work Life terikat dalam

PEMETAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS GURU PG PAUD SE KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. dengan norma di suatu lingkungan masyarakat (Santoso, 2003). Salah satu

LAMPIRAN A. Alat Ukur

DAFTAR ISI Dina Meyraniza Sari,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. selayaknya mendapatkan perhatian utama baik dari pemerintah maupun. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

2015 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Keadaan disabilitas yang adalah keterbatasan fisik, kecacatan baik fisik maupun mental, serta berkebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dian Lidriani, 2014

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN...i. KATA PENGANTAR.ii. ABSTRAK..v. DAFTAR ISI..vi. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR DIAGRAM.xi. DAFTAR LAMPIRAN..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Psychological Well Being. perspektif besar mengenai psychological well being yang diturunkan dari dua

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk individu dan juga makhluk sosial yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam pembentukan karakter bangsa. Hal ini

BAB II LANDASAN TEORI. Teori kesejahteraan psikologis yang menjelaskan sebagai pencapaian penuh dari potensi

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN...ii. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI..vi. DAFTAR BAGAN.ix. DAFTAR TABEL...x. DAFTAR LAMPIRAN.xi BAB I PENDAHULUAN...

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODE PENELITIAN

SM, 2015 PROFIL PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DENGAN ORANG TUA TUNGGAL BESERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

BAB III METODE PENELITIAN. Arikunto (2006:12), mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah pendekatan

HUBUNGAN FORGIVENESS TERHADAP PERISTIWA PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah fakta-fakta dari objek penelitian realitas dan variabel-variabel

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. potensi individu dimana individu dapat menerima kekurangan dan kelebihan

BAB II LANDASAN TEORI. Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu. Kegiatan bekerja dilakukan untuk berbagai alasan seperti; mencari uang,

BAB I PENDAHULUAN. hukum suatu negara yang dibangun dengan tujuan untuk aktivitas religius. Gereja termasuk ke

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja pegawai, maka penulis memberikan kesimpulan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sumber daya manusia itu sendiri dapat dirincikan menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Menurut Undang-Undang nomor 35 tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab II ini akan menjelaskan Psychological well-being, dimensidimensi

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu, akan

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam dan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Pada bab ini akan dijelaskan permasalahan penelitian dengan. kesimpulan hasil penelitian, diskusi, serta saran untuk penelitian sejenis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengambil metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai kewajiban untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang paling dinanti-nantikan. Pada pasangan yang sulit memiliki anak, segala

BAB 5 Simpulan, Diskusi, Saran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Holmes dan Rahe tahun 1967 dengan menggunakan Live Event Scale atau biasa

Studi Deskriptif Psychological Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Autism yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung

BAB I PENDAHULUAN. menjalin relasi sosial. Kebutuhan individu untuk. membangun relasi sosial meningkat seiring bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Untuk selanjutnya kaum homoseksual yang berjenis kelamin pria dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta restrukturisasi organisasi, begitu pula di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. itulah dapat mewujudkan tujuan dari perusahaan. Ketika seseorang. mungkin untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini untuk mendapatkan pekerjaan sangat sulit contohnya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di antara makhluk lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini peranan sumber daya manusia dalam proses produksi

Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS)

Lampiran 1. Verbatim. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bab metode penelitian ini meliputi: Identifikasi variabel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Untuk memenuhi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyediaan fasilitas untuk industri minyak yang mencakup jasa penguliran

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat 6 agama yang diakui negara yaitu Islam, Kristen,

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kesuksesan suatu organisasi (Teck-Hong dan Waheed, 2011). Veithzal Rivai &

BAB I PENDAHULUAN. Data Yayasan Lupus Indonesi (YLI) menunjukkan bahwa jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB II LANDASAN TEORI. sebutan psychosexual hermaphroditism yaitu eksistensi dua seks biologis dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebab keadaan ekonomi yang belum stabil dan banyaknya orang yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Setelah kurang lebih lima hingga sepuluh tahun, HIV ini dapat berubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Para manajer memiliki peran strategis dalam suatu organisasi. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

Employee engagement merupakan topik yang sudah banyak. diperbincangkan dalam perusahaan. Employee engagement menjadi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membuat perusahaan secara maksimal berlomba-lomba untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu yang memiliki perilaku seksual yang menyimpang. Perilaku

PENGARUH BEBAN KERJA, LINGKUNGAN KERJA, AKTUALISASI DIRI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA HOTEL NOVOTEL SEMARANG)

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesuksesan organisasi di masa depan. Kemampuan perusahaan. efektif dan efisien (Djastuti, 2011:2).

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Temuan dan ulasan yang telah disajikan dalam Bab IV, berkenaan dengan

Paket 10 PSYCHOLOGICAL WELL BEING

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan Latar Belakang Setiap perusahaan membutuhkan karyawan sebagai tenaga yang menjalankan setiap aktivitas yang ada dalam organisasi perusahaan. Karyawan merupakan aset terpenting yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap kesuksesan sebuah perusahaan. Tanpa mesin canggih, perusahaan dapat terus beroperasi secara manual, akan tetapi tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat berjalan sama sekali. Kesejahteraan psikologis merupakan hal yang bersifat individual, setiap individu memiliki tingkat kesejahteraan yang berbeda-beda, sehingga pengukurannya pun sangat bervariasi. Oleh karena itu diperlukan suatu cara dalam mengukur tingkat kesejahteraan psikologis pada karyawan. Salah satu cara dalam mengukur tingkat kesejahteraan psikologis karyawan adalah dengan mengetahui perasaan karyawan terhadap aspek-aspek pekerjaannya (Quality of Work Life), karena QWL merupakan upaya untuk mencapai kinerja yang unggul, produktivitas yang tinggi dan upaya untuk mencapai kepuasan diri dan lingkungan kerja yang optimal Menurut Ryff (1989), mendefinisikan psychological well-being sebagai kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri maupun orang lain, dapat membuat keputusan serta mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat menciptakan dan mengatur lingkungan yang sesuai dengan kebutuhannya, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya. Ryff (1989) menjelaskan psychological well-being sebagai hasil evaluasi atau suatu usaha untuk mencapai kesempurnaan yang mewakili potensi diri seseorang yang digambarkan melalui enam dimensi. Dimensi tersebut meliputi penerimaan diri (self acceptance), hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others), memiliki 1

2 tujuan hidup (purpose in life), mandiri (autonomy), mampu mengendalikan lingkungan (environmental mastery), dan tumbuh secara personal (personal growth). Berikut penjelasan setiap dimensinya (Ryff, 1989). Pertama, penerimaan diri (self acceptance) dimana seseorang menerima semua aspek dirinya baik itu kelebihan maupun kekurangannya dan penerimaan terhadap masa lalunya. Kedua, hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others). Dimensi ini dilihat sebagai kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen utama pada kesehatan mental. Ketiga, kemandirian (autonomy) yaitu orang yang memiliki evaluasi locus of control internal, dimana seseorang tidak mencari persetujuan orang lain, namun mengevaluasi diri dengan standar pribadi atau nilai-nilai yang dimiliki. Keempat, penguasaan lingkungan (environmental mastery) yang dijelaskan sebagai kemampuan untuk memilih atau menciptakan lingkungan yang cocok untuknya atau kondisi psikisnya. Partisipasi aktif dan penguasaan lingkungan merupakan hal yang penting sebagai bahan dari suatu kerangka terpadu pada fungsi positif psikologis. Kelima, tujuan hidup (purpose in live) yaitu kematangan seseorang yang ditekankan pada pengertian yang jelas dalam tujuan hidup dan kemampuan yang terarah dan intensif. Terakhir, pertumbuhan pribadi (personal growth) dimana individu harus terus berkembang, mengembangkan potensinya untuk terus tumbuh dan maju. Walton (1973) mengungkapkan bahwa kualitas hidup telah digunakan dengan frekuensi yang semakin meningkat untuk menggambarkan nilai-nilai lingkungan dan humanistik tertentu yang diabaikan oleh masyarakat industri demi kemajuan teknologi, produktivitas industri, dan pertumbuhan ekonomi. Dalam organisasi bisnis, perhatian telah difokuskan pada "kualitas pengalaman manusia di tempat kerja." pada saat yang sama banyak perusahaan mempertanyakan kelangsungan hidup mereka di pasar dunia yang semakin kompetitif. Kekhawatiran ganda ini telah menciptakan minat yang semakin besar akan

3 kemungkinan mendesain ulang sifat pekerjaan. Banyak eksperimen organisasi saat ini berusaha meningkatkan produktivitas untuk organisasi dan kualitas kehidupan kerja bagi anggotanya. Pentingnya perhatian terhadap kualitas kehidupan kerja dari beberapa peneliti percaya bahwa sebagian besar perlambatan dalam produktivitas dan penurunan kualitas layanan di beberapa negara industri adalah karena kurangnya kualitas kehidupan kerja dan perubahan terjadi dalam Sikap dan preferensi karyawan (Sayyadi Touranloo, et al, 2010). Dari uraian di atas pentingnya quality of work life bagi perushaan dan bagi pekerja adalah untuk menarik dan mempertahankan pekerja yang berkualitas dalam sebuah perusahaan tersebut. Selain itu untuk meningkatkan loyalitas para pekerja agar mengabdi kepada perusahaan, sehingga dapat bekerja dengan enjoy dan aman sehingga mempengaruhi iklim kerja yang bagus yang akan berimbas pada efektivitas dan produktivitas. Para pekerja menjadi termotivasi untuk melakukan inovasi dan melakukan kreativitas. Bagi pekerja penerapan prinsip-prinsip yang memperhatikan sisi Quality of Work Life di tempat kerja dapat meemberikan beberapa keuntungan seperti terjaminnya kesejahteraan mereka, memiliki iklim dan kondisi kerja yang baik dan pada akhirnya membawa dampak psikologis pada pribadi disetiap karyawan itu. Aswathappa (2008) mendefinisikan bahwa QWL dipastikan ketika anggota sebuah organisasi mampu memuaskan kebutuhan pribadi mereka yang penting melalui pengalaman mereka dalam organisasi atau dalam perusahaan. Quality of work life dipandang mampu untuk meningkatkan peran serta dan sumbangan para anggota atau karyawan terhadap perusahaan (Husnawati, 2006). Sedangkan menurut Walton (1974) mengatakan bahwa kualitas kehidupan kerja adalah persepsi pekerja terhadap suasana dan pengalaman pekerja ditempat kerja mereka.

4 Cascio (1992) menyatakan bahwa kualitas kehidupan kerja adalah persepsi-persepsi karyawan bahwa mereka ingin merasa aman, secara relatif merasa puas dan mendapat kesempatan untuk tumbuh dan berkembang sebagai layaknya manusia. Program strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang bekerja dalam organisasi, adalah pendekatan yang luas dan berwawasan luas. Artinya tenaga kerja yang efisien memainkan peran penting dalam pengembangan organisasi. Kualitas hidup kerja adalah program komprehensif yang dirancang untuk menarik perhatian dan kepuasan karyawan, membantu mereka mengelola perubahan dan mempertahankan karyawan dalam organisasi. Ketidakpuasan kualitas hidup kerja merupakan masalah penting yang mempengaruhi hampir semua karyawan. Mengidentifikasi, memisahkan dan menentukan fitur mana yang memiliki hubungan dengan kualitas hidup kerja sangat sulit. Walton (1973) menyatakan terdapat beberapa kriteria kualitas kehidupan kerja yaitu (a) pembayaran atau gajih yang adil serta memadai, (b) lingkungan kerja yang aman dan sehat, (c) peluang untuk tumbuh dan aman secara berkelanjutan, (d) adanya peraturan hukum dalam organisasi, (e) relevansi sosial terhadap kehidupan kerja, (f) keseluruhan ruang hidup, (g) kesatuan sosial dan kohesi, (h) dan pengembangan kemampuan manusia. Menurut penelitian sebelumnya oleh Umbaran (2015) Hubungan antara Kualitas Kehidupan Kerja dan Kepuasan Kerja dengan Psichological Well-Being pada Karyawan Perusahaan ABC Tanggerang. rata-rata total dari kualitas kehidupan kerja tanggapan responden sebesar 4,08 dengan kriteria baik. pada karyawan perusahaan ABC Tanggerang ada hubungan antara kualitas hidup kerja dan kepuasan kerja dengan psychological well being. Penelitian menemukan bahwa kualitas kehidupan kerja di perusahaan ini telah memadai yaitu telah memberikan perasaan dihargai sebagai manusia. Seperti Gibson (2003) kualitas hidup kerja merupakan filosofi manajemen yang bertujuan meningkatkan martabat karyawan, memperkenalkan perubahan budaya, memberikan kesempatan pertumbuhan dan

5 perkembangan. Rasa senang dan bahagia akan membuat rasa aman dan nyaman bagi karyawan. Dari hasil observasi awal diidentifikasi bahwa faktor quality of work life belum sepenuhnya diterapkan secara optimal pada PT. Kaho Indah Citra Garment, merupakan salah satu perusahaan garmen. Perusahaan tersebut memberi tugas dan tuntutan kepada karyawan utuk meningkatkan produktivitas dalam bekerja dengan menambahkan waktu bekerja yang seharusnya dalam satu hari karyawan bekerja dengan 8 jam namun menjadi 9 jam tanpa adanya kesepakatan terlebih dahulu dengan para karyawan. Namun, pihak perusahaan tidak memberikan imbalan (gaji) yang tidak sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh karyawan. Faktor sistem imbalan diyakini merupakan suatu hal yang sangat penting karena semua pekerja membutuhkan imbalan yang dapat menutup kebutuhan pribadi dan keluarganya. Selain faktor imbalan bahwa kesejahteraan psikologis karyawan termasuk dalam kategori rendah, hal tersebut dilihat dari salah satu aspek positive relations with others yang menunjukan bahwa hubungan interaksi antara atasan dan bawahan hanya sekedar memberikan intruksi berupa perintah, tidak adanya feedback maupun komunikasi yang lebih intens. Di mana hal tersebut dapat meningkatkan hubungan yang lebih positif antara karyawan dengan atasan. Dibuktikan oleh data awal atau data sementara Tabel 1. 1 Data Awal Pertanyaan Jumlah karyawan Sesuai Tidak sesuai Pembayaran atau gaji yang adil serta memadai 50 17 33 Lingkungan kerja yang aman dan sehat 50 23 27 Relasi sosial di tempat kerja 50 21 29 Konstitusionalisme di tempat kerja, berkaitan dnegan hak-hak pribadi 50 24 26

6 Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup kerja karyawan belum sepenuhnya diterapkan atau terpenuhi. Dari 50 karyawan, 33 karyawan merasa tidak sesuai dengan gaji yang diberikan oleh perusahaan jika di persentasekan sebesar 66%, 27 karyawan merasa lingkungan kerja dalam perusahaan tersebut kurang baik jika dipersentasekan sebesar 54%, 29 karyawan merasa kurang baiknya dalam kesatuan sosial jika dipersentasekan sebesar 58%, dan 26 karyawan merasa kurang terpenuhinya konstitusionalisme di tempat kerja, berkaitan dnegan hak-hak pribadi, maka jika dipersentasikan menjadi 52%. Bagi perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip quality of work life dapat memberikan beberapa keuntungan bagi pekerja seperti terjaminnya kesejahteraan mereka, memiliki iklim dan kondisi bekerja yang baik dan pada akhirnya membawa dampak psikologis pada setiap pegawai itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang quality of work life sebagai variabel independen (bebas) dan psychological well being sebagai variabel dependen (terikat). Dikarenakan belum ada penelitian yang menggunakan kedua variabel tersebut dalam satu penelitian. Maka yang akan diteliti apakah ada hubungan quality of work life dengan psychological well being pada karyawan PT. Kaho Indah Citra Garment Rumusan Masalah Berdasarkan apa yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti mengajukan perumusan masalah yang akan dijadikan dasar dalam penelitian dan pengumpulan data adalah apakan terdapat hubungan quality of work life dengan psychological well being pada karyawan PT. Kaho Indah Citra Garment? Tujuan Penelitian

7 Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui hubungan quality of work life dengan psycholoical well being pada karyawan PT. Kaho Indah Citra Garment Kegunaan Penelitian 1. Kegunaa Teoritis Tulisan ini dapat dijadikan bahan acuan untuk penelitian selanjutnya agar diperoleh hasil yang lebih baik dalam peningkatan mutu penelitian sehingga benar-benar valid. Serta dapat memberikan informasi tambahan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam dunia kerja, sehingga dapat dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf quality of work life karyawan. Sehingga dapat meningkatkan pula psycholoikal well being karyawan. 2. Kegunaan Praktis Dengan tulisan ini dapat memberikan rmanfaat bagi organisasi dalam meningkatkan quality of work life pada karyawan PT. Kaho Indah Citra Garment sehingga dapat menimbulkan psycholoikal well being yang lebih baik.