BAB I PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Masalah Suatu organisasi tidak dapat eksis tanpa adanya komunikasi. Setiap orang yang berkecimpung didalam organisasi tidak dapat terlepas dari kegiatan komunikasi. Komunikasi merupakan dasar bagi tindakan dan kerja sama untuk sebuah pencapaian. Komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi atau perusahaan. Dalam pertumbuhan perekonomian sekarang ini, keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari bagaimana karyawan dapat berkomunikasi dengan baik. Secara umum, komunikasi mempunyai dua fungsi penting dalam organisasi yakni memungkinkan orang-orang untuk saling bertukar informasi, dan membantu menghubungkan sekelompok anggota dalam organisasi. Oleh karena itu, berhasil tidaknya pencapaian tujuan organisasi sangat ditentukan oleh adanya komunikasi yang efektif antara setiap bagian dalam organisasi tersebut. Tapi sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi akan menghambat kinerja organisasi. Di dalam suatu perusahaan, atasan dan bawahan penting untuk menjalin hubungan emosional yang dapat dilakukan dengan memperkuat komunikasi dan pemberian motivasi. Hal ini sangat penting mengingat melalui komunikasi dari pimpinan kepada karyawan di harapkan dapat memperoleh pengetahuan, pengertian-pengertian dan kebijakan-kebijakan pimpinan yang berkaitan erat 1
dengan pencapaian program, serta mampu melaksanakannya, lebih jauh lagi dapat untuk menjaga konsistensi dan kontiniutas pelaksanaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Selain berkaitan erat kemampuan komunikasi pimpinan perusahaan juga tak kalah pentingnya ialah kemampuan memotivasi karyawan agar dengan kecakapan (ability) yang mereka miliki untuk terus bekerja dengan semangat yang tinggi sehingga mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan perusahaan. Dengan terciptanya komunikasi dan motivasi dari pimpinan perusahaan kepada karyawan, tentu saja akan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja karyawan dalam menjalankan tugas mereka sehari-hari. Salah satu sumber yang terpenting dalam perusahaan terkait dalam kinerja adalah sumber daya manusia yaitu para karyawan yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang ditekuni dalam menjalankan kinerja perusahaan. Sumber daya manusia sangat punya peranan penting daam pencapaian tujuan perusahaan. Oleh sebab itu beberapa perusahaan melakukan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan karyawan demi tercapainya kinerja perusahaan yang diharapkan. Dengan kinerja karyawan yang tinggi akan dapat memberi sumbangan yang sangat berarti bagi kinerja dan kemajuan perusahaan. Menurut (Purwanto,2006:3) komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang (lazim), baik dengan simbolsimbol, sinyal-sinyal maupun perilaku atau tindakan. Jadi dalam komunikasi itu 2
terdapat di dalamnya suatu proses, terdapat simbol-simbol dan simbol-simbol itu mengandung arti. Arti atau makna simbol disini tentu saja tergantung pada pemahaman dan persepsi komunikan sehingga ada umpan balik (feedback) bagi komunikan setelah mendapat pesan. Oleh karena itu, komunikasi akan efektif dan tujuan komunikasi akan tercapai, apabila masing-masing pelaku yang terlibat didalamnya mempunyai persepsi yang sama terhadap simbol. Komunikasi organisasi adalah suatu proses komunikasi yang menggunakan media yaitu bahasa atau simbol-simbol yang biasa digunakan untuk mentransfer pesan-pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan melalui proses komunikasi agar diperoleh suatu hasil yang sangat berarti bagi suatu organisasi. (Purwanto, 2003:20). Komunikasi penting bagi organisasi karena komunikasi merupakan alat utama bagi anggota organisasi untuk dapat bekerja sama dalam melakukan aktifitas manajemen demi mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Robin dan Judge (2008:222), mendefenisikan motivasi sebagai suatu proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seseorang individu untuk mencapai tujuannya. Dari defenisi tersebut dapat dipelajari bahwa motivasi menjadi bagian yang sangat penting yang mendasari seseorang dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Motivasi juga berkaitan dengan bagaimana sistem komunikasi yang ada di sebuah perusahaan, dalam komunikasi tidak jarang terselip bagian untuk memotivasi seorang karyawan agar lebih maksimal dalam meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan bisnis perusahaan. 3
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan merupakan sebuah perusahaan BUMN yang bergerak dibidang usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan. Pihak manajemenpt. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan sangat paham betul akan pentingnya komunikasi dan motivasi kerja bagi seluruh karyawan yang ada disetiap divisi. Hal ini menjadi salah satu faktor penentu bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya didalam mendapatkan laba maupun untuk mencapai tujuan jangka panjang. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menerapkan motivasi dengan tolak ukur penilaian kinerja berdasarkan kondisi lingkungan kerja, fasilitas, jaminan, penghargaan, kehadiran, kemampuan berkomunikasi, dan tanggung jawabyang dimiliki setiap karyawan agar dapat mempermudah didalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara efektif yang dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan sumber daya manusia. Untuk mengetahui kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, maka dapat dilihat dari tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang perusahaan miliki, dalam hal ini sumber daya manusia khususnya karena kinerja yang dicapai sumber daya manusia atau karyawan pada akhirnya akan memberikan kontribusi yang besar terhadap kinerja perusahaan. 4
Tabel 1.1 Jumlah Penjualan dan Laba Bersih PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero )Medan Tahun 2008-2012 Tahun Penjualan (Rp) Persen Laba Bersih (Rp) Persen (%) (%) 2008 2.656.668.000.000-293.853.000.000-2009 3.969.109.000.000 49,40 701.948.000.000 138,88 2010 4.680.623.000.000 17,93 844.718.000.000 20.34 2011 4.410.908.000.000 (5,76) 519.814.000.000 (38,46) 2012 5.623.839.0000.000 27,49 1.014.349.000.000 95,13 Sumber : Annual Report 2012 PTPN III Medan ( Data diolah) Kinerja perusahaan umumnya diukur dengan informasi penjualan dan laba yang diperoleh. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat dari tahun 2008-2012 kinerja perusahaan meningkat dilihat dari penjualan dan laba bersih yang meningkat dari tahun ketahun. Namun pada tahun 2011 kinerja perusahaan mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya, terjadi penurunan sebesar 5,76 % dan penurunan laba bersih sebesar 38,46 %. Kondisi ini bisa terjadi apabila adanya ketidak sempurnaan kinerja dalam perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada tahun 2012 kinerja perusahaan meningkat, penjualan meningkat menjadi 23,49 % dan laba bersih meningkat sebesar 95,13 %. Peningkatan kinerja perusahaan disebabkan karena meningkatnya kinerja karyawan. Pada saat ini PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menganggap pentingnya peranan sumber daya manusia dalam kemajuan perusahaan. Sumber daya manusia yang dulunya hanya di pandang sebagai alat untuk mencapai tujuan perusahaan, namun kini dianggap sebagai asset yang signifikan dan merupakan elemen penentu keunggulan daya saing perusahaan. 5
Tabel 1.2 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Karyawan Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero )Medan Tahun 2008-2012 No Kriteria Uraian Jumlah Karyawan 2008 2009 2010 2011 2012 1 Istimewa 90-100 213 223 235 224 238 2 Sangat baik 80-89 104 118 118 127 151 3 Baik 70-79 8 6 9 24 5 4 Cukup 60-69 4 2 1 8 1 5 Kurang <59 - - - - - Jumlah 329 349 364 383 395 Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero )Medan ( Data diolah) Tabel 1.2 merupakan rekapitulasi hasil kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan selama 5 Tahun. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan selalu melakukan penilaian kinerja karyawannya, hal ini dimaksudkan sebagai alat kontrol bagi perusahaan untuk mengetahui tingkat perolehan penilaian karyawan sebagai hasil dari kinerja yang mereka hasilkan setiap periode. Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa tahun 2008-2010 jumlah karyawan yang mencapai nilai 90-100 cenderung meningkat dan jumlah karyawan dengan kinerja yang bernilai 60-69 cenderung menurun setiap tahunnya. Tetapi, tidak demikian pada tahun 2011 dapat dilihat bahwa jumlah karyawan yang mencapai kinerja bernilai 90-100 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, begitu juga jumlah karyawan yang bernilai 60-69 meningkat dari tahun sebelumnya. Hal ini tentunya sangat berdampak pada kinerja perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 1.1, terlihat pada pencapaian penjualan dan laba bersih yang menurun. Tahun 2012 jumlah karyawan yang mencapai nilai 90-100 meningkat begitu pula dengan jumlah karyawan bernilai 60-69 menurun. 6
Berdasarkan prasurvey yang penulis lakukan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)Medan, terjadinya penurunan tingkat kinerja karyawan disebabkan oleh kurangnya komunikasi antara manajemen dengan karyawan. Hal ini dikarenakan saluran komunikasi organisasi yang digunakan bersifat formal yang lebih mengarah pada komunikasi vertikal yakni komunikasi yang hanya berjalan dari atasan ke bawahan. Komunikasi tersebut dapat berbentuk lisan maupun tulisan, seperti pemberian tugas baik dengan menggunakan percakapan secara langsung dengan manajemen atau pun dengan pemberian memo, dimana pemberian tugas tersebut kurang mendapat pengarahan yang jelas dan rinci, hal tersebut menimbulkan karyawan kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh pimpinan karena komunikasi yang bersifat satu arah. Sehingga hasil yang diperoleh kurang maksimal dan sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Dalam rangka kesatuan tujuan dalam pencapaian kualitas, manajemen juga kurang mendemonstrasikan rencana operasional kepada karyawan dan kurang melibatkan karyawan dalam rencana tersebut. Dengan sistem komunikasi yang hanya bersifat satu arah tersebut kemungkinan terjadinya kesalahan kerja dalam organisasi sangat besar karena kurangnya koordinasi atau pengarahan antara manajemen dengan karyawan. Sehingga karyawan kurang berinteraksi dengan baik dalam perusahaan karena kurangnya informasi yang diterima oleh karyawan, padahal informasi sangat diperlukan oleh karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga karyawan kurang melakukan perbaikan kinerjanya kedepan. 7
Dalam rangka mempertahankan bahkan untuk meningkatkan kinerja karyawan yang berarti juga meningkatkan kinerja perusahaan diperlukan komitmen manajemen dalam menerapkan motivasi yang berorientasi dengan tingkat kehadiran karyawan,komitmen ini harus disebarluaskan pada seluruh karyawan dan pada semua level atau departemen dalam organisasi. Seluruh peranan yang dilakukan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan utama perusahaan. Untuk meningkatkan kinerja karyawan perusahaan perlu memperhatikan komunikasi dan motivasi karyawan, dimana terlihat pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah suasana kerja karyawan yang kurang kondusif karena tingkat efektifitas komunikasi yang terjadi antara pimpinan dan karyawan belum optimal yang berdampak kesalah pahaman dalam pekerjaan dan kurangnya partisipasi seorang yang membawahi karyawan-karyawannya dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada karyawan. Adanya kebijakan dan peraturan yang diterapkan perusahaan, tidak semua karyawan menerapkan aturan dan menerima kebijakan perusahaan tersebut. Kurangnya motivasi karyawan terjadi dimana masih terdapat karyawan yang kurang disiplin, karyawan yang merasa terlalu nyaman berada diposisinya, sehingga menimbulkan kurangnya rasa ingin memberikan kontribusi yang lebih terhadap perusahaan. Secara keseluruhan kondisi tersebut mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang terlihat pada Laporan Tingkat KehadiranKaryawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. 8
Tabel 1.3 Laporan Tingkat Kehadiran Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Tahun 2008-2012 Tahun Kehadiran KetidakHadiran Cuti Sakit Terlambat 2008 89% 2% 2% 1% 6% 2009 88% 3% 2% 2% 5% 2010 88% 2% 2% 1% 7% 2011 85% 4% 3% 1% 8% 2012 81% 5% 3% 2% 9% Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero )Medan ( Data diolah) Dapat dilihat pada Tabel 1.3 beberapa tahun belakangan ini terjadi kenaikan pada tingkat ketidakhadiran karyawan, sehingga proses pencapaian dari tujuan perusahaanmenjadi terhambat. Hal ini disebabkan kurangnya pegawasan dari pimpinan dan pemberian sanksi terhadap karyawan yang melanggar peraturan sehingga pekerjaan tidak selesai dalam waktu yang ditentukan dan kinerja karyawan menurun. Hal ini disertai dengan seringnya karyawan melakukan pelanggaran disiplin kerja perusahaan akibat dari penyalagunaan wewenang jabatan, melalaikan pelaksanaan tugas sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan maupun lingkungan kerja. Tabel 1.4 Laporan Sanksi/Hukuman Pelanggaran Disiplin Kerja Karyawan Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Tahun 2008-2012 No. Tingkat Jenis Jumlah Karyawan Hukuman Hukuman/sanksi 2008 2009 2010 2011 2012 1 Ringan Surat tegoran 15 16 18 26 32 Surat peringatan 14 14 15 20 23 2 Sedang Skorsing 3 2 2 1 1 Degradasi 0 0 0 0 0 3 Berat PHK 0 0 1 1 0 Demosi 0 0 0 0 0 Jumlah 32 32 36 48 56 Sumber: PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan (Data diolah) 9
Pada PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero), karyawan diatur dengan adanya pemberian wewenang dan tanggung jawab. Peningkatan kinerja karyawan secara perorangan akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan yang direfleksikan dalam kenaikkan prestasi kerja. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan juga menyadari bahwa komunikasi menjadi salah satu sasaran penting dari kinerja karyawan, karena komunikasi yang baik menentukan peningkatan kinerja secara terarah. Kesalahan dalam berkomunikasi dapat menghambat jalannya pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pada karyawan yang berdampak pada penilaian yang buruk terhadap kinerja karyawan.bagi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)Medan karyawan adalah pelaksana yang dapat berhubungan atau berinteraksi dengan masing-masing karyawan. Oleh karenanya saluran komunikasi yang digunakan pun harus jelas dan terorganisir dengan baik agar dapat meminimalkan hambatan dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan sesama karyawan atau pun antara karyawan dengan atasan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dengan judul Pengaruh Komunikasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. 10
1.6 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah komunikasi dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini dalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan antara lain: a. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dalam membuat kebijakan, terutama mengenai sistem komunikasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. b. Bagi penulis, yaitu menambah pengetahuan penulis dalam bidang yang diteliti secara teoritis maupun aplikasi. c. Bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan terutama bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya. 11