DEPARTEMEN PULMONOLOGI & I.K RESPIRASI FK UNAND - RS M DJAMIL PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
2. PERFUSI PARU - PARU

TERAPI OKSIGEN. Oleh : Tim ICU-RSWS. 04/14/16 juliana/icu course/2009 1

A. Pengertian Oksigen B. Sifat Oksigen C. Tujuan Oksigenasi D. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif.

RESPIRATORY FAILURE. PRESENTATION by Dr. Fachrul Jamal Sp.An(KIC)

ἓ Devi Retno Sari ἓ Dini Widoretno ἓ Ika Rizky Apriyanti ἓ Mifta Rizka Ifani ἓ Nasril ἓ Nine Sofaria ἓ Sarah Maravega ἓ Wahyu Purwati Kelompok 3

OKSIGENASI DALAM SUATU ASUHAN KEPERAWATAN

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT

mekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut.

MEMBRAN RESPIRATORIUS

BAB I PENDAHULUAN. progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS/ RS Dr M DJAMIL PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TERAPI OKSIGEN DALAM ASUHAN KEPERAWATAN IKHSANUDDIN AHMAD HARAHAP. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

ANALISIS JURNAL PENGARUH LATIHAN NAFAS DIAFRAGMA TERHADAP FUNGSI PERNAFASAN PADA PASIEN

FAAL PERNAPASAN. Prof. DR. dr. Suradi Sp.P (K), MARS, FISR, Kresentia Anita R., Lydia Arista. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi

INSUFISIENSI PERNAFASAN. Ikbal Gentar Alam ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FK UNJA/RS.RD MATTAHER JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

MACAM-MACAM SUARA NAFAS

ASIDOSIS RESPIRATORIK

Suradi, Dian Utami W, Jatu Aviani

CURRICULUM VITAE. Nama : DR. Dr. Nur Ahmad Tabri, SpPD, K-P, SpP(K) Tempat, tanggal lahir : Ujung Pandang, 12 April 1959 Agama: Islam

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan

BAB 2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN. ALI/ARDS adalah suatu keadaan yang menggambarkan reaksi inflamasi

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),

Aplikasi SIM Pada Pengiriman Non Invasive Continuous Positive Airway Pressure (ncpap) Pada Acute Respiratory Failure (ARF) Dengan Menggunakan Helmet

MAKALAH TERAPI OKSIGEN BLOK GAWAT DARURAT DAN TRAUMATOLOGI. Oleh : Puspa Ayu Navratilova

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Amerika dan mengakibatkan kematian jiwa pertahun, peringkat ke-empat

PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK INHALASI OKSIGEN. A. Pengertian Memberikan tambahan oksigen pada klien yang membutuhkan

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD)

SPIROMETRI. Deddy Herman. Bagian Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FK UNAND

Curriculum vitae. Pudjiastuti, dr., Sp. A(K) Pendidikan : S 1 : FK UNS Surakarta, lulus tahun 1986

BAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial

Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kita telah hidup di zaman yang semakin berkembang, banyaknya inovasi yang telah bermunculan, hal ini

OKSIGENASI DENGAN BAG AND MASK 10 LPM MEMPERBAIKI ASIDOSIS RESPIRATORIK (Oxygenation by Using 10 lpm Bag and Mask Improves Respiratory Acidosis)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2006 Global Initiative for Asthma (GINA) tuntunan baru dalam penatalaksanaan asma yaitu kontrol asma

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

Kontusio paru A. PENGERTIAN

Perawatan Ventilator

BAB I PENDAHULUAN. berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, batuk-batuk terutama pada malam

BAB I PENDAHULUAN. denyut/menit; 3. Respirasi >20/menit atau pa CO 2 <32 mmhg; 4. Hitung leukosit

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

Laporan Kasus. Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Bab I. Pendahuluan. yang ditandai oleh progresivitas obstruksi jalan nafas yang tidak sepenuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu

KERACUNAN OKSIGEN. Oleh Diah Puspita Rifasanti I1A Pembimbing: dr. Dwi Setyohadi

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI

MINI SIMPOSIUM EMERGENCY IN FIELD ACTIVITIES

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut

Prinsip terapi inhalasi

Saat. penyakit paling. atau. COPD/ Indonesia 1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

BAB I PENDAHULUAN. negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global

Pemantauan Oksigenasi

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

BAB I PENDAHULUAN. oksigen dalam darah. Salah satu indikator yang sangat penting dalam supply

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan komplikasi pada organ lainnya (Tabrani, 2008).

Pemakaian obat bronkodilator sehari- hari : -Antikolinergik,Beta2 Agonis, Xantin,Kombinasi SABA+Antikolinergik,Kombinasi LABA +Kortikosteroid,,dll

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pesawat komersial mempunyai kabin bertekanan (cabin pressure) yang biasanya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASIDOSIS RESPIRATORI

BAB I PENDAHULUAN. Laennec di tahun 1819, kemudian diperinci oleh Sir William Osler pada

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevalensipenyakit paru obstruktif kronikdisingkat dengan PPOKterus

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

TERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi.

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

EFEK PENUAAN TERHADAP FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 4 METODE PENELITIAN

REGULASI PERNAPASAN Pusat Pernapasan. Pusat pernapasan adalah beberapa kelompok neuron yang terletak di sebelah bilateral medula oblongata dan pons.

ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : NOLDI DANIAL NDUN NPM :

BAB I PENDAHULUAN. pada paru-paru terhadap partikel asing maupun gas (GOLD, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

BAB I PENDAHULUAN. oleh kesadaran. Pusat pernafasan terletak dalam medulla oblongata dan pons

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) menurut Global Initiative of

STATUS PEMERIKSAAN PENELITIAN : ANALISIS KUALITAS HIDUP PENDERITA PPOK SETELAH DILAKUKAN PROGRAM REHABILITASI PARU No : RS/No.

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR. Dosen Pengasuh : Dr. Kartin A, Sp.A.

Transkripsi:

DEPARTEMEN PULMONOLOGI & I.K RESPIRASI FK UNAND - RS M DJAMIL PADANG

Seorang atlet, dalam kegiatan fisiknya merasakan sesak napas. Tidak ada riwayat dan keluhan paru-pernapasan sebelumnya. Perlukah terapi oksigen?

Indikasi primer adalah hipoksemia Indikasi lain : Trauma berat, Syok, IMA, Keracunan CO, Pasca anestesi dll

Penurunan tekanan parsial oksigen (PaO 2 ) dalam darah

Normal > 80 mmhg Ringan 60 - < 80 mmhg Sedang 40 - < 60 mmhg Berat < 40 mmhg

. Oksigen inspirasi berkurang Alveolar hipoventilasi Kemapuan hb berkurang Gangguan ventilasi perfusi Shunt Abnormal difusi

a. Hipoventilasi alveolar - terjadi peningkatan PaCO 2 - contoh : eksaserbasi akut PPOK, overdosis obat, sleep apnea - terapi O 2 mengatasi hipoksemia, tetapi tidak memperbaiki ventilasi b. V/Q mismatch (gangguan ventilasi-perfusi) - penyebab tersering - contoh : penyakit paru obstruksi, retensi sputum, penyakit kardiovaskular (IMA) - respons baik dengan terapi O 2

c. Shunt - kapiler paru melewati alveoli yang tidak berventilasi darah deoksigenasi Hipoksemia darah teroksigenasi - contoh : ARDS, atelektasis, edema paru, emboli paru - memerlukan O 2 dosis tinggi dan terapi intervensi d. Gangguan difusi - penebalan daerah antara alveoli dan kapiler - contoh : edema interstisial, fibrosis interstisial e. Penurunan tekanan O 2 inspirasi f. Gangguan fungsi Hb (anemia, perdarahan)

a. Gejala klinik : Sianosis, CNS (disorientasi, koma, mengantuk) takipnu, dispnoe, aritmia, takikardia, clubbing b. AGDA : - gold standard c. Pulse oxymetry

TERAPI OKSIGEN Tujuan Meningkatkan PaO 2 > 60 mmhg atau saturasi O 2 > 90% Mencegah hipoksemia Mencegah hipoksia sel dan jaringan Menurunkan kerja pernapasan Menurunkan kerja otot jantung berikan dosis terendah O 2

Menentukan dosis oksigen yang diberikan dengan rumus FiO 150 + AaDO 2 = 2 760 x 100% =.% AaDO 2 = PA O 2 - PaO 2 P A O 2 = (P atm - P H2O ) xfio2 - PaCO 2 x 1.25 =(760-47) xfio 2 -PaCO 2 x 1.25 = 713 x FiO 2 PaCO 2 x1,25 = 713 x 0.21-48 X 1.25 = 149.73-48 x 1.25 = 149.73-60 = 89.73 Contoh : FiO2 awal = udara bebas ( 21 %) PaO 2 nilai diambil dari hasil AGDA = 60 PaCO 2 nilai diambil dari hasil AGDA = 48

Menentukan dosis oksigen yang diberikan dengan rumus FiO 150 + AaDO 2 = 2 760 x 100% =.% AaDO 2 = PA O 2 - PaO 2 P A O 2 = (P atm - P H2O ) xfio2 - PaCO 2 x 1.25 =(760-47) xfio 2 -PaCO 2 x 1.25 = 713 x FiO 2 PaCO 2 x1,25 = 713 x 0.21-48 X 1.25 = 149.73-48 x 1.25 = 149.73-60 = 89.73 AaDO 2 = PA O 2 - PaO 2 = 89.73-60 = 29.73 Contoh : FiO2 awal = udara bebas ( 21 %) PaO 2 nilai diambil dari hasil AGDA = 60 PaCO 2 nilai diambil dari hasil AGDA = 48

A-aDO 2 = PAO 2 PaO 2 < 20 mmhg normal 20-40 mmhg V/Q mismatch 40-60 mmhg Shunt > 60 mmhg gangguan difusi

Menentukan dosis oksigen yang diberikan dengan rumus FiO 150 + AaDO 2 = 2 760 x 100% =.% AaDO 2 = PA O 2 - PaO 2 P A O 2 = (P atm - P H2O ) xfio2 - PaCO 2 x 1.25 =(760-47) xfio 2 -PaCO 2 x 1.25 = 713 x FiO 2 PaCO 2 x1,25 = 713 x 0.21-48 X 1.25 = 149.73-48 x 1.25 = 149.73-60 = 89.73 Contoh : FiO2 awal = udara bebas ( 21 %) PaO 2 nilai diambil dari hasil AGDA = 60 PaCO 2 nilai diambil dari hasil AGDA = 48 AaDO 2 = PA O 2 - PaO 2 = 89.73-60 = 29.73 FiO2 = 150 + AaDO 2 x 100% 760 = 150 + 29.73 760 = 179.73 760 = 23.64 %

Alat yang digunakan O 2 (l/mnt) FiO 2 Kanula hidung 2 0,21-0,24 2 0,23-0,28 3 0,27-0,34 4 0,31-0,38 5-6 0,32-044 Venturi 4-6 0,24-0,28 8-10 0,35-0,40 8-12 0,50 Simpel 5-6 0,30-0,45 7-8 0,40-0,60 Rebreathing 7 0,35-0,75 10 0,65-1,00 Non rebreathing 4-10 0,40-1,00

A. Arus rendah (low flow) 1. Kanula hidung 2. Masker : - simpel - rebreathing - non rebreathing B. Arus Tinggi (High flow) 1. Venturi 2. Continous positive airway pressure (CPAP)

Suatu pipa plastik lunak, ujung buntu dikaitkan ke telinga & bawah leher Digunakan bayi semua usia Kecepatan aliran 2-6 l/mnt, Fio 2 0,28-0,4 Komplikasi : kerusakan kulit, kekeringan dan iritasi hidung

Masker digunakan kadar O 2 yang akan diberikan lebih tinggi dibandingkan kanula hidung Perangkat dari plastik ringan menutupi hidung & mulut

Masker digunakan pada wajah, Masker harus kuat tidak menyebabkan tekanan yang menyakitkan wajah, tulang pipi Kecepatan aliran 5-10 L/mnt, FiO 2 0,3 0,6

2 tipe masker reservoir : - Rebreathing - Non breathing Masker ringan plastik transparan dengan reservoir dibawah dagu Kecepatan aliran 4 10 l/mnt

Perbedaan kedua masker katup (klep) antara masker dan reservoir Katup / klep masker non rebreathing pada ekspirasi udara keluar lubang samping katup dan reservoir inspirasi hanya O 2 yang dihisap dari reservoir

Masker digunakan pada wajah batang logam pada hidung tali elastis menahan masker pada wajah

Venturi Konsentrasi oksigen dalam masker dengan udara didalamnya oksigen diberikan dengan angka pasti Alat digunakan nonaerosol persen tetap (24%, 28%, 31%, 36%, 40%, 50%)

Sistem CPAP mengalirkan udara terus menerus melalui flow meter masker alat dengan tekanan 2,5 20 cm H 2 O Masker dipasang diwajah dengan pengikat kepala

Perlu diperhatikan pada pemberian O 2 antara lain : 1. Indikasi 2. Alat yang digunakan 3. Cara pemberian 4. Tehnik pemberian

1. Silinder 2. Sistem oksigen liquid (portable) 3. Konsentrator

Bentuk besar dengan ukuran 240-622 l 2 5,5 jam (kecepatan aliran 2 l/ mnt) Pada pasien yang tidak banyak bergerak Harga relatif murah Diisi ulang

Ringan 7 hari (kecepatan aliran 2 l/ mnt) Dapat dibawa sambil berjalan Diisi ulang Harga lebih mahal

Mengambil udara ruangan Mempunyai sistem filtrasi (partikel besar, bakteri, gas non O 2 ) Menggunakan listrik Tidak perlu isi ulang

O 2 zat yang sangat dibutuhkan untuk hidup Goal terapi O 2 mempertahankan PaO 2 60 mmhg atau SaO 2 90% Indikasi utama terapi O2 adalah hipoksemia Mekanisme terjadinya hipoksemia - gangguan ventilasi-perfusi - hipoventilasi alveolar - shunt / pirau - gangguan difusi - pe tekanan O2 inspirasi - gangguan fungsi Hb

Seorang pasien masuk IGD dengan keluhan sesak nafas meningkat sejak tiga jam SMR. Dari anamnesis di ketahui pasien telah menderita asma sebelumnya. Keluhan selama ini tidak pernah berat dan sampai di rawat. Setelah di periksa AGD didapatkan ph 7.48, Pco2 30 mmhg, Po2 48 mmhg Berapa oksigen yang di berikan Apa alat yang di gunakan

Seorang pasien masuk IGD dengan keluahan sesak nafas meningkat sejak tiga jam SMR. Dari anamnesis di ketahui pasien telah menderita PPOK sebelumnya. Keluhan selama ini tidak pernah berat dan sampai di rawat. Setelah di periksa AGD didapatkan ph 7.37, PCO2 60 mmhg, PO2 50 mmhg Berapa oksigen yang di berikan Apa alat yang di gunakan

Seorang pasien laki-laki 61 th. masuk ke IGD dengan keluhan sesak nafas batuk berdahak kental dan demam sejak 3 hari ini. Pasien bekas perokok berat. Riwayat sesak telah ada sejak lebih kurang 10 th. Sesak sering jika os beraktivitas. Dari hasil AGD di dapatkan PH 7.43 ; Pco2 65 mmhg, Po2 43 mmmhg apa di agnosis

Setelah pemberian oksigen 40% di periksa kembali AGD ternyata hasi AGD Ph 7,2 Pco2 90 mmhg Po2 60 mmhg Kesimpulan Terapi oksigen membuat acute ventilatory failure Ingat bahwa pada pasien PPOK kemoreseptor yang berperan sebagai stimulatornya adalah hipoksemia

Seorang pasien laki-laki 57 th masuk IGD dengan keluhan sesak nafas. Sesak mendadak sejak 2 hr yll. Sesak tidak berbunyi tidak di pengaruhi cuaca makanan aktivitas. Pasien telah di kenal menderita hipertensi. Dari hasil pemeriksaan fisis TD 180/110mmhg, fre nafas 36 x/ menit, dan dari paru ada ronki basah halus tidak nyaring. Lab, leukosit 8000/dl, Ro torak tampak kranialiasi, AGD Ph 7,51; PaO2 35 mmhg, PCo2 20 mmhg

RR/070704/pdg