JURNAL. MEDIA TE1(].II1( ffi. ffi EEII ::, Httl g. ffi. ffi. gltt. leetri. ir-..f. ffi. ..:,.;-r.1i'-.:*ss.:: is;. i::lril::.,.

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL. MEDIA TE1(].II1( ffi. ffi EEII ::, Httl g. ffi. ffi. gltt. leetri. ir-..f. ffi. ..:,.;-r.1i'-.:*ss.:: is;. i::lril::.,.

BAB III METODOLOGI DESAIN

ANAAN TR. Jembatan sistem rangka pelengkung dipilih dalam studi ini dengan. pertimbangan bentang Sungai Musi sebesar ±350 meter. Penggunaan struktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN LENGKUNG RANGKA BAJA DUA TUMPUAN BENTANG 120 METER Razi Faisal 1 ) Bambang Soewarto 2 ) M.

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

OPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG. Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation

PERENCANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN LENGKUNG RANGKA BAJA KRUENG SAKUI KECAMATAN SUNGAI MAS KABUPATEN ACEH BARAT

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

OPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK)

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

BAB III LANDASAN TEORI. jalan raya atau disebut dengan fly over/ overpass ini memiliki bentang ± 200

II. TINJAUAN PUSTAKA. rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan

PERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM :

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN LINGKAR UNAND,PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

BEBAN JEMBATAN AKSI KOMBINASI

PEMBEBANAN JALAN RAYA

TKS 4022 Jembatan PEMBEBANAN. Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University

ANALISIS ALTERNATIF PERKUATAN JEMBATAN RANGKA BAJA (STUDI KASUS : JEMBARAN RANGKA BAJA SOEKARNO-HATTA MALANG)

Mencari garis netral, yn. yn=1830x200x x900x x x900=372,73 mm

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Yumna Cici Olyvia 1) Bayzoni 2) Eddy Purwanto 3)

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Bayzoni 1) Eddy Purwanto 1) Yumna Cici Olyvia 2)

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

PERENCANAAN JEMBATAN BUSUR BENTANG PANJANG DENGAN DESAIN. SKALA PENUH (STUDI KASUS PADA MODEL JEMBATAN KJI : Dragon Arch) TUGAS AKHIR.

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1

PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM :

BAB II PERATURAN PERENCANAAN

PERENCANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN PADA PROYEK JEMBATAN JALUR PIPA GAS PERTAMINA PANGKALAN BRANDAN KABUPATEN LANGKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

TUGAS AKHIR DESAIN JEMBATAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN KAYU MERBAU DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT. Disusun Oleh : Eric Kristianto Upessy

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II STUDI PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT

Evaluasi Kekuatan Struktur Atas Jembatan Gandong Kabupaten Magetan Dengan Pembebanan BMS 1992

PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR...

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

DESAIN JEMBATAN BARU PENGGANTI JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA DENGAN SISTEM BUSUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Oleh : Wahyu Rifai Dosen Pembimbing : Sapto Budi Wasono, ST, MT

TUGAS AKHIR RC

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

PERENCANAAN JEMBATAN BUSUR MENGGUNAKAN DINDING PENUH PADA SUNGAI BRANTAS KOTA KEDIRI. Oleh : GALIH AGENG DWIATMAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)

CONTOH CARA PERHITUNGAN JEMBATAN RANGKA BATANG

PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN, SANDARAN DAN TROTOAR

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERENCANAAN GELAGAR BAJA PADA JEMBATAN DESA BUKET LINTEUNG KECAMATAN LANGKAHAN KABUPATEN ACEH UTARA

BAB III LANDASAN TEORI. gelagar u atau PCU girder. Pemilihan struktur PCU girder dikarenakan struktur ini

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4

Analisis Balok Anak Konstruksi Propped pada Portal Tingkat Dua berdasarkan Variasi Jarak Balok dan Portal (Aspek Tehnis dan Biaya)

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan prasarana transportasi sangat menentukan dalam

ANALISA PERHITUNGAN DAN RESIKO MANAGEMENT STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BENTANG 40 METER PADA JEMBATAN BUNGKUK PALARAN

MODUL 6. S e s i 4 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

ANALISA SISTEM PENGAKU (STIFFENER) PADA GELAGAR PELAT GIRDER PENAMPANG - I

TUBAGUS KAMALUDIN DOSEN PEMBIMBING : Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D. Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, M.S.

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN BALOK ANAK KONSTRUKSI PROPPED PADA BANGUNAN TINGKAT DUA DENGAN VARIASI JARAK BALOK DAN PORTAL DARI SEGI TEKNIK DAN BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meskipun istilah aliran lebih tepat untuk menyatakan arus lalu lintas dan

Standar Pembebanan Pada Jembatan Menurut SNI The Loading Standards on Bridges According to SNI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

ANALISA PERENCANAN JEMBATAN KALI WULAN DESA BUNGO KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK UNTUK BANGUNAN ATAS

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

PEMBANDINGAN DISAIN JEMBATAN RANGKA BAJA MENGGUNAKAN PERATURAN AASHTO DAN RSNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah, bangunan pelengkap dan pengaman jembatan serta trotoar.

MUHAMMAD SYAHID THONTHOWI NIM.

PERHITUNGAN STRUKTUR BOX CULVERT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II S E S I 1 & S E S I 2. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 6. S e s i 1 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB I PENDAHULUAN. kayu, jembatan baja, jembatan beton, dan jembatan komposit. Jembatan

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II S E S I 1 & S E S I 2. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

PERANCANGAN SLAB LANTAI DAN BALOK JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DALU-DALU, KABUPATEN BATU BARA, SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR

MODUL 2 STRUKTUR BAJA II. Pembebanan Jembatan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DELI KECAMATAN MEDAN-BELAWAN TUGAS AKHIR GRACE HELGA MONALISA BAKARA NIM:

PERENCANAAN ULANG JEMBATAN RANGKA BAJA Jl. Ir. SUTAMI JURUG DENGAN PEMBEBANAN MENURUT RSNI T

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi Pembelajaran : 7. Pelaksanaan Konstruksi Komposit dengan Perancah dan Tanpa Perancah. 8. Contoh Soal.

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

JURNAL. MEDIA TE1(].II1( ; EEII Httl g leetri gltt ::, : ir-..f..:,.;-r.1i'-.:*ss.:: is;. i::lril::.,.

JURNAL MEDIA TEKNIK Jurnal Media Teknik merupakan jurnal ilmiah yang telah terdaftar SK. LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA No. 0005.112/JI.3.02/SK.ISSN/2004 dan ISSN : 1693-8682, diterbitkan tiga kali setahun. Jurnal ini disebarluaskan pada seluruh Fakultas Teknik Negeri dan Swasta ( semua jurusan ). Jurnal ini terutama menerima tulisan asli laporan penelitian, sedangkan studi kepustakaan dan bedah buku merupakan pelengkap. Setiap tulisan yang dimuat dalam Jurnal Media Teknik ini akan dinilai terlebih dahulu oleh pakar dibidang yang sesuai disiplin ilmunya. Pelindung Dr. H. Syarwani Ahmad, M.M Penanggung Jawab Muhammad Firdaus, S.T, M.T Pengarah Ir. M. Saleh Al Amin, M.T Adiguna, S.T, M.Si Aan Safentry, S.T, M.T Pimpinan Editorial Amiwarti, S.T, M.T Dewan Editorial Ir. K. Oejang Oemar, M.Sc Ir. Rusman Asri, M.T Abdul Aziz, S.T, M.T Herri Purwanto, S.T, M.T Syahril Alzahri, S.T, M.T Mitra Bestari Khadavi, S.T, M.T (Universitas Bung Hatta) Irma Sepriyanna, S.T, M.T (Sekolah Tinggi Teknik PLN) Ramadhani, S.T, M.T (Universitas Ida Bayumi) Staf Editorial Teddy Irawan, S.T Yudi Irwansi, S.T Endang Kurniawan, S.T Alamat Redaksi Fakultas Teknik Universitas PGRI Palembang Jalan Jend. A. Yani Lorong Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang Sumatera Selatan Telp. 0711-510043 Fax. 0711-514782

JURNAL MEDIA TEKNIK Volume 12, Nomor 2, Mei 2015 Agustus 2015 ISSN : 1693-8682 PENGGUNAAN SOIL CEMENT DAN AGREGAT SEBAGAI KONSTRUKSI TEBAL PERKERASAN PADA JALAN BETUNG BATAS JAMBI Rizal Arjuna 1 KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI DENGAN PENAMBAHAN CONPLAST SP 337 Rusman Asri, Sartika Nisumanti 6 ANALISA PENGARUH PEMBANGUNAN LRT PADA KINERJA SIMPANG EMPAT CHARITAS Agus Setiobudi 14 ANALISIS PENGARUH PEMBEBANAN JEMBATAN RANGKA BAJA AKIBAT PENINGKATAN KELAS JALAN Herri Purwanto 20 ANALISIS PARKIR KAMPUS A PASCA PENGEMBANGAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG Adiguna 25 ANALISIS PERENCANAAN AWAL OPERASIONAL SISI UDARA BANDARA Amiwarti 31

JURNAL MEDIA TEKNIK VOL. 12, NO. 2 : 2015 ANALISIS PENGARUH PEMBEBANAN JEMBATAN RANGKA BAJA AKIBAT PENINGKATAN KELAS JALAN Herri Purwanto Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas PGRI Palembang email : hei_s2@yahoo.com ABSTRAK Karena adanya kemajuan transportasi yang mempunyai peranan penting di akibatkan meningkatnya jumlah pemakaian jalan yang menggunakan sarana dan prasarana. Di daerah Muara Kuang sendiri banyak menggunakan jembatan rangka baja. Sebagai alternatif maka melakukan perencanaan jembatan rangka baja dengan bentang 60 m perencanaan jembatan rangka berpedoman terhadap RSNI T- 02-2005. Dari hasil perencanaan didapat profil gelagar memanjang pada jembatan kelas B (profil WF 400 x 200 x 7 x 11) masih aman digunakan untuk Jembatan kelas A. Pada gelagar melintang jembatan kelas B (profil WF 700 x 300 x 13 x 28) kondisinya tidak aman untuk digunakan pada jembatan kelas A, sehingga harus diganti dengan profil WF 900 x 300 x 18 x 34. Kapasitas rasio untuk jembatan kelas B kondisinya tidak aman yaitu 1,5 > 1 untuk kelas jalan A, sehingga jembatan harus ditingkatkan menjadi jembatan kelas A dengan kapasitas rasio 0,97 < 1. Kata Kunci: Jembatan rangka baja, Profil, Kuat tekan ultimit, Kelas jalan, Kapasitas rasio Latar Belakang PENDAHULUAN Jembatan Muara Rambang merupakan jembatan yang dibangun sebagai alternatif jalan yang menghubungkan antara desa muara bantian dan desa Muara Kuang kabupaten Organ Ilir, dibangun pada tahun 2005 dengan mutu jembatan kelas B, atas dasar pertimbangan geometris yang ada daerah tersebut yaitu, adanya sungai dan lembah. Dalam pembuatan jembatan ini dapat dipahami bahwa keamanan dan keselamatan menjadi faktor terpenting dalam melancarkan arus distribusi barang dan jasa bagi masyarakat setempat maupun pengguna jalan lainnya. Akan tetapi karena semankin meningkatnya arus lalu lintas jembatan tersebut, ditambah faktor usia dan faktor jembatan yang semakin berkurang, maka diperlukan adanya peningkatan kelas jembatan kelas B menjadi kelas A. Dari perencanaan yang telah dibuat, maka perlu adanya analisis terhadap jembatan tersebut, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi efiesien yang didesain. Karena penting fungsi suatu jembatan, maka harus mempunyai sistem struktur yang kuat dan tahan, serta tidak mudah rusak. Dimana peningkat volume kendaraan yang melewati jembatan tersebut akan berpengaruh terhadap beban yang harus di dukung oleh jembatan. Salah satu pertimbangan utamanya adalah perlu dilakukan analisis terhadap pengaruh beban jembatan rangka baja akibat pertambahan beban hidup untuk 50 tahun yang mendatang, dimana jembatan bentang adalah 60 meter dan lebar 7 meter.

Herri Purwanto 21 Rumusan Masalah Dengan semakin meningkatnya arus lalu lintas pada jembatan yang menghubungkan desa Muara Bantian dan desa Muara Kuang kabupaten Organ Ilir, ditambah dengan faktor usia dan faktor jembatan yang semakin berkurang, maka diperlukan adanya peningkatan kelas jembatan yang semula kelas B menjadi kelas A, sehingga perlu analisis terhadap pengaruh beban jembatan rangka baja dari kelas B menjadi kelas A Tujuan Penelitian Tujuan penulisan untuk mengetahui atau menganalisis perhitungan beban pada jembatan rangka baja akibat variasi beban yang ada sehingga memperoleh hasil perhitungan struktur aman, dan efisien TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jembatan Ir. H. I. Struyk : 1984 : 1 Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain( jalan ait atau jalan lalu lintas). Jenis Jembatan Jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe struktur sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang mutakhir. ( perencanaan struktur baja LRFD : 2008) Klasifikasi Jembatan terbagi 2 : a. Menurut Kegunaanya : Jembatan jalan raya (highway brigde), Jembatan pejalan kaki (foot path), Jembatan kereta api (railway brigde), Jembatan jalan air, Jembatan jalan pipa, Jembatan penyebrangan b. Menurut Jenis Materialnya : Jembatan jalan raya (highway brigde), Jembatan kayu, Jembatan baja, Jembatan beton bertulang dan pratekan, Jembatan komposit Struktur Jembatan Secara umum struktur jembatan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu: 1. Struktur Atas ( superstructures ) Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang meliputi beban sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dan lain lain. 2. Struktur Bawah ( substructures ) Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan beban lain yang di timbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpukan, untuk kemudian di salurkan kepondasi, selanjutnya beban beban tersebut di salurkan oleh pondasi ke tanah Peraturan Pembebanan Jembatan Sebagaimana telah dianjurkan tentang pembebanan jembatan, di indonesia pun telah dikemas dalam peraturan pembebanan jembatan jalan raya adalah mengacu pada standar SNI 2010 Prinsip prinsip Dasar Teknik Jembatan dan Aplikasinya Standar ini menetapkan ketentuan pembebanan dan aksiaksi yang digunakan dalam perencanaan jembatan jalan raya termasuk jembatan pejalan kaki dan bangunan-bangunan sekunder yang terkait dengan jembatan. Beban Primer Beban primer adalah Beban yang merupakan beban utama dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan. 1. Beban Mati Beban mati adalah semua beban tetap yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap merupakan satu kesatuan tetap dengannya.

Analisis Pengaruh Pembebanan Jembatan Rangka Baja Akibat Peningkatan Kelas jalan 22 Beban mati jembatan terdiri dari berat masing-masing bagian struktural dan elemen-elemen non-struktural. Masingmaing berat elemen ini harus dianggap sebagai aksi yang teritergrasi pada waktu menerapkan faktor beban biasa dan yang terkurangi. 2. Beban Hidup Beban hidup adalah Semua beban yang berasal dari berat kendaraan-kendaraan bergerak/lalu lintas dan/atau pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan. Beban hidup terdiri dari : a) Beban Lajur D Beban lajur D bekerja pada seluruh lebar jalur kendaraan dan menimbulkan pengaruh pada jembatan yang ekuivalen dengan suatu iring-iringan kendaraan yang sebenarnya. Jumlah total beban lajur D yang bekerja tergantung pada lebar jalur kendaraan itu sendiri. Beban lajur D terbagi dua yaitu beban tersebar merata (BTR) q dan beban garis terpusat (BGT) p. b) Beban terbagi rata (BTR) mempunyai intensitas q kpa, dimana besarnya q tergantung pada panjang total yang dibebani L c) Beban garis (BGT) dengan intensitas p kn/m harus ditetapkan tegak lurus terhadap arah lalu lintas pada jembatan. Besarnya intensitas p adalah 49,0 kn/m. d) Penyebaran beban D pada arah melintang Beban D harus disusun pada arah melintang sedemikian rupa sehingga menimbulkan momen maksimum. Susunan komponen-komponen BTR dan BGT dari beban D pada arah melintang harus sama. Bila lebar jalur kendaraan jembatan kurang atau sama dengan 5,5, maka beban D harus ditempatkan pada seluruh jalur dengan intensitas 100%. Apabila lebar jalur lebih dari 5,5 m, beban D harus ditempatkan pada lajur lalulintas rencana (n 1 ) yang berdekatan, dengan intensitas 100%. hasilnya adalah beban garis ekuivalen sebesaar n 1 x 2,75 q kn/m dan beban tersat ekuivalen sebesar n 1 x 2,75 p kn, kedua-duanya bekerja berupa strip pada jalur selebar n 1 x 2,75 m. lajur lalu-lintas rencana strip ini bia ditempatkan dimana saja pada jalur jembatan. beban D tambahan harus ditempatkan pada seluruh lebar sisa dari jalur dengan intensitas sebesar 50 %. e) Pembebanan Truk T Pembebanan truk T terdiri dari kendaraan truk semi-trailer yang mempunyai susunan dan berat as. Berat dari masing-masing as disebarkan menjadi 2 beban merata sama besar yang merupakan bidang kontak antara roda dengan permukaan lantai. Jarak antara 2 as tersebut bisa diubah-ubah antara 4,0 m sampai 9,0 m untuk mendapatkan pengaruh tersebar pada arah memanjang jembatan. Beban Sekunder Beban sekunder adalah Beban yang merupakan beban sementara yang selalu diperhitungkan dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan. Semua elemen dari trotoar atau jembatan penyeberangan yang langsung memikul pejalan kaki harus direncanakan untuk beban nominal 5 kpa Gaya Rem Bekerjanya gaya-gaya diarah memanjang jembatan, akibat gaya rem dan traksi, harus ditinjau untuk kedua jurusan lalu lintas. Pengaruh ini diperhitungkan senilai dengan gaya rem sebesar 5% dari beban lajur D yang dianggap ada pada semua jalur lalu lintas, dan

Herri Purwanto 23 tanpa dikalikan dengan faktor beban dinamis dan dalam satu jurusan Beban Angin Gaya nominal ultimit dan daya layan jembatan akibat angin tergantung kecepatan angin rencana. Angin harus dianggap bekerja secara mearata pada seluruh bangunan atas. Apabila suatu kendaraan sedang berada di atas jembatan, beban garis merata tambahan arah horisontal harus diterapkan pada permukaan lantai Gaya Gempa Pada perencanaan jembatan, pengaruh gempa rencana hanya ditinjau pada keadaan batas ultimit Data Jembatan PERHITUNGAN - Tipe jembatan rangka baja tertutup tipe warren - Bentang 40 60 (jarak antar pusat bantalan) dengan panjang segmen 5. 0meter - Panjang keseluruhan = Bentang + 0.8m - lebar Lantai kendaraan 6.00 meter Lantai pejalan kaki 0.50 meter Lantai dak beton 7.00 meter - Rangka/jarak antara pusat bantalan :± 7.56 meter - Rangka keseluruhan:± 7. 96 meter - Struktur atas jembatan Struktur utama rangka baja Mutu baja = Bj 50 y = 2900 kg/cm 2 = 1900 kg/ cm 2 u = 5000 kg/ cm 2 E = 200.000 kg/cm 2 - Tebal aspal = 5 cm - Jarak Antara Gelagar Memanjang 1,14 m - Jarak Antara Gelagar Melintang 5,00 m Rekap Perhitungan Perbandingan hasil perhitungan setelah pembebanan dengan kelas jalan A : Pembebanan Kelas jembatan jembatan B A Beban mati 6500 kg/m 9975 kg/m gelagar memanjang Beban hidup M L1 M L2 M L3 M L4 Profil gelagar memanjang Beban mati gelagar melintang Beban hidup Beban merata Beban 100 % Beban 50 % M L1 Beban garis Beban 100 % Beban 50 % M L2 M L3 M L4 Profil gelagar melintang 1573,93 kg/m 17595.9 kg/m 1187115 kg/cm 1193656,2 kg/cm WF 400 x 200 x 7 x 11 (Aman) 2071 kg/m 23152 kg/m 1562793 kg/cm 1572768 kg/cm WF 400 x 200 x 7 x 11 (aman ) 27394,28 kg/m 27394,28 kg/m 675 kg/m 2209,09kg/m 1104,54 kg/m 65188,18 kg/m 67914kg/m 3087 kg/m 184506,243 kg/m 562,5 kg/m 149940 kg/m WF 700x300x 13 x 28 (profil tidak aman ) 675kg/m 2209,09kg/m 1104,54 kg/m 65188,18 kg/m 67914kg/m 3087 kg/m 184506,243 kg/m 562,5 kg/m 149940 kg/m WF 900x300x 18x34 (profil aman) Beban rem 2,19 kn 2,19 kn Beban angin T EW1 T EW2 3,94 kn 37,91 kn 3,94 kn 37,91 kn

Analisis Pengaruh Pembebanan Jembatan Rangka Baja Akibat Peningkatan Kelas jalan 24 Pembebanan jembatan Beban gempa Koefisien gempa arah y Koefisien gempa arah x Batang tekan Rasio Batang tarik Angka kelangsingan Sambungan Sambungan gelagar memanjang dengan melintang Sambungan gelagar melintang dan induk B 4169,8 kn 833,86 kn 1167,54 kn WF 400x300x 9x14 1,5 > 1 ( tidak aman) WF 400x300x9x14 166,25 < 200 (ok) Kelas jembatan A 4384,8 kn 876,96 kn 1227,7 kn 34 baut 34 baut 19 baut 19 baut WF 500x300x 18x 11 0,97<1 ( aman ) WF 500x300x18x11 37,27 < 200 (ok) Saran 1. Perlu juga ditinjau struktur bawah jembatan,agar perhitungan struktur atas dan bawah menjadi akurat, dalam mendesain jembatan. DAFTAR PUSTAKA Agus Setyo Muntohar, ST. 2007. jembatan. Yogyakarta. Agus setiawan, 2008. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD (sesuai SNI 03 1729-2002). Jakarta Charles G. Salmon E. Johnson. Struktur Baja Disain Dan Perilaku jilid 1 edisi kedua, Penerbit Erlangga, Ciracas Jakarta. Ir. Sunggono Kh, Buku Teknik Sipil Penerbit Nova. Bandung 1995. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil analisa di peroleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Untuk profil gelagar memanjang pada jembatan kelas B yang di pakai profil WF 400 x 200 x 7 x 11 masih aman digunakan untuk Jembatan kelas A. 2. Uuntuk profil gelagar melintang jembatan kelas B yang menggunakan profil WF 700 x 300 x 13 x 28 dengan kondisi tidak aman untuk digunakan pada jembatan kelas A, sehingga harus diganti dengan menggunakan profil WF 900 x 300 x 18 x 34. 3. Kapasitas rasio untuk jembatan kelas B kondisi tidak aman yaitu 1,5 > 1 untuk kelas jalan A, sehingga jembatan harus ditingkatkan menjadi jembatan kelas A dengan kapasitas jalan kelas A rasio 0,97 < 1. RSNI T-02-2005, Standar Pembebanan Untuk Jembatan Rudy, Gunawan, 1988, Tabel Profil Konstruksi Baja, Kanisius, Yogyakarta.