-40 Seluruh Bank Bank Besar Bank Menengah Bank Kecil

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I II III IV I

KONDISI TRIWULAN II-2007

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN II I II III IV I II III IV I II III IV I II

SURVEI PERBANKAN * perkiraan

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

Grafik 3. Pertumbuhan Per Jenis Kredit Konsumsi. Grafik 2. Perkembangan NPL Per Jenis Kredit (%) 3.0. (%, yoy)

Boks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel

No. Jenis Kredit Rincian Kredit

No. Jenis Kredit Rincian Kredit

(%, SBT) (%, qtq)

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN II 2008 MAKIN EKSPANSIF

Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %)

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

(%, SBT) (%, qtq)

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

% yoy. Jan*

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN I 2008 TETAP EKSPANSIF

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN SUMSEL TRIWULAN I 2008 TETAP EKSPANSIF

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

meningkat % (yoy) Feb'15

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

abungan, baik dalam rupiah giro valuta

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

Perkembangan Uang Beredar (M2)

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen

3 KAS 4 GIRO PADA BANK INDONESIA 5 GIRO PADA BANK LAIN. MAR' 2009 MAR' 2008 ( Juta Rp ) ( Juta Rp ) Valuta Asing Rupiah

BI Rate KMK KK KI. Tahun BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

P u s d a l i s b a n g B a p p e d a J a w a B a r a t

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

2 Mengingat : Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Nega

2017, No Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (L

Diskusi dan Analisis Manajemen

UMKM & Prospek Ekonomi 2006

% (yoy) Oct'15 Nov'15*

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB 5 SUKU BUNGA A. Pengertian Suku Bunga B. Faktor yang mempengaruhi suku bunga

BAB I PENDAHULUAN. dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi

BOKS 3 Survei Optimalisasi Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Di Sulawesi Tenggara

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Distribusi Simpanan Bank Umum. September 2012

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

BAB 1. menjadi perdebatan dalam teori ekonomi makro. Setidaknya, ada dua pandangan

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Angka 2 Pasal 3 Huruf a Perhitungan pemenuhan GWM Primer secara harian dilakukan berdasarkan posisi s

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Transkripsi:

K R E D IT P E R B A N K A N Triwulan III-25 Permintaan kredit dan persetujuan kredit baru pada triwulan III- 25 secara indikatif masih memperlihatkan peningkatan, meskipun jauh lebih rendah dari triwulan sebelumnya Pen ingkatan tersebut diperkirakan akan terus berlanjut pada triwulan IV-25 Total Permintaan Kredit Total permintaan kredit meningkat, dengan angka neto lebih rendah dari triwulan sebelumnya Hasil survei pada triwulan III-25 mengindikasikan bahwa permintaan kredit masyarakat terhadap perbankan masih meningkat, meskipun secara angka neto jauh lebih rendah dari triwulan sebelumnya yaitu dari 88,4% menjadi 47,5%. Peningkatan permintaan kredit tersebut terjadi pada seluruh kelompok bank dengan angka neto terbesar pada kelompok bank besar (69,7%). Peningkatan permintaan kredit tersebut diperkirakan oleh sebagian besar bank akan berlanjut pada triwulan IV-25, namun dengan angka neto yang melambat yaitu dari 47,5% menjadi 31,1%. 1 8 6 2-2 Grafik 1 Permintaan Kredit - Tw. I-25 Tw. II-25 Tw. III-25 Perkiraan Tw. IV-25 Permintaan kredit baru juga mengindikasikan peningkatan dengan angka neto yang lebih rendah Metodologi Permintaan Kredit Baru Dari total permintaan kredit di atas, permintaan kredit baru selama triwulan III-25 juga mengalami peningkatan dengan angka neto yang lebih rendah dari triwulan sebelumnya yaitu dari 84,9% menjadi 63,7%. Peningkatan permintaan kredit baru tersebut sejalan dengan masih tingginya kebutuhan nasabah untuk pembiayaan usaha. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan permintaan kredit baru tersebut terjadi pada semua kelompok dengan angka neto terkecil sebesar 2,5% terjadi pada kelompok bank kecil. Survei Kredit Perbankan dilaksanakan secara triwulanan terhadap bank-bank umum yang berkantor pusat di Jakarta. Pengiriman dan pengumpulan kuesioner dilakukan dengan menggunakan surat dan faksimili. Metode pengolahan data dengan menggunakan metode saldo bersih (net balance), yakni menghitung selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban meningkat dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban menurun (dalam laporan ini menggunakan istilah angka neto ). Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 1

Grafik 2 Permintaan Kredit Baru 1 8 6 2-2 - Tw. I-25 Tw. II-25 Tw. III-25 Perkiraan Tw. IV-25 Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan kredit baru terbesar dalam bentuk kredit modal kerja (65,9%) diikuti oleh kredit konsumsi (22,7%) dan kredit investasi (11,4%). Sebagian besar permintaan kredit konsumsi tersebut berupa kredit kendaraan bermotor dan kredit properti/perumahan. Berdasarkan angka nominal kredit, permintaan kredit baru terbanyak adalah kredit diatas Rp. 5 miliar (34,9%), diikuti oleh kredit menengah (>Rp5 juta s.d. Rp5 miliar) sebesar 27,9%, kredit kecil (>Rp5 juta s.d. Rp5 juta) sebesar 23,3%, dan kredit mikro (s.d. Rp5 juta) sebesar 14,%. Grafik 3 Permintaan Kredit Baru Menurut Jenis Penggunaan (%) 1 8 6 2 I II III IV I II III IV* 24 25 KMK KI KK (%) Grafik 4 Permintaan Kredit Baru Menurut Kredit Konsumsi 1 8 6 2 I II III IV I II III IV* 24 25 Properti Kendaraan Bermotor Kartu Kredit Lainnya Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 2

Permintaan kredit baru diperkirakan masih akan naik, namun dengan angka neto yang lebih kecil dari triwulan sebelumnya Pada triwulan IV-25, permintaan kredit baru diperkirakan masih akan naik, namun dengan angka neto yang semakin menurun kecuali untuk kelompok bank kecil. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh masih tingginya kebutuhan nasabah terhadap pembiayaan usaha selain promosi penawaran kredit yang lebih agresif. Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan kredit baru diperkirakan masih akan didominasi oleh kredit modal kerja (72,1%), dengan sedikit penurunan pada kredit investasi (7,1%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi masih tetap dalam bentuk kredit kendaraan bermotor dan kredit properti/perumahan. Berdasa rkan angka nominal kredit, perkiraan permintaan kredit baru tersebut masih didominasi oleh kredit diatas Rp.5 miliar sebesar 33,3%, diikuti oleh kredit menengah (>Rp5 juta s.d. Rp5 miliar) sebesar 28,6%, kredit kecil (>Rp5 juta s.d. Rp5 juta) sebesar 21,4% dan kredit mikro (s.d. Rp5 juta) sebesar 16,7%. Permintaan Tambahan atas Fasilitas Kredit yang Sudah Ada Permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada masih mengalami peningkatan meskipun melambat Permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada pada triwulan III-25 masih meningkat sebagaimana tercermin pada angka neto sebesar 37,5%, namun jauh lebih rendah dibandingkan angka neto pada triwulan sebelumnya sebesar 9,4%. Tingginya kebutuhan nasabah untuk pembiayaan usaha masih menjadi faktor penyebab utama meningkatnya permohonan tambahan terhadap falisitas kredit yang sudah ada. Grafik 5 Permohonan Tambahan atas Fasilitas Kredit 1 8 6 2-2 - Tw. I-25 Tw. II-25 Tw. III-25 Perkiraan Tw. IV-25 Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada terutama dalam bentuk kredit modal kerja (78,6%), diikuti oleh kredit konsumsi (11,9%) dan kredit investasi (9,5%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi tersebut merupakan kredit properti/perumahan dan kredit kendaraan bermotor. Sementara itu berdasarkan angka nominal kredit, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada masih didominasi oleh kredit diatas Rp.5 miliar sebesar 38,1%. Peningkatan permintaan tambahan atas fasilitas kredit masih akan berlanjut sampai Triwulan IV-25 Meningkatnya permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada tersebut diperkirakan masih akan berlanjut sampai dengan triwulan IV-25 dengan angka neto yang menurun (21,%). Hampir semua kelompok bank mengalami peningkatan dengan angka neto menurun kecuali kelompok bank kecil yang mengalami peningkatan dengan angka neto sedikit lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 3

Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada diperkirakan masih akan didominasi dalam bentuk kredit modal kerja (82,9%), diikuti oleh kredit konsumsi (14,6%) dan kredit investasi (2,4%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi merupakan permintaan kredit properti/perumahan dan kredit kendaraan bermotor. Berdasarkan angka nominal kredit, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada terbesar adalah kredit diatas Rp.5 miliar sebesar 38,1%, sementara terkecil adalah kredit mikro (s.d. Rp5 juta) sebesar 11,9%. Persetujuan Pemberian Kredit Baru Pemberian persetujuan kredit juga meningkat dengan angka neto lebih rendah Seiring dengan adanya permintaan kredit baru yang meningkat, maka hasil survei juga memperlihatkan bahwa persetujuan pemberian kredit baru juga meningkat, namun dengan angka neto yang lebih rendah dari triwulan sebelumnya yaitu dari 88,4% menjadi 47,5%. Peningkatan persetujuan pemberian kredit baru ini sejalan dengan meningkatnya rasio kecukupan modal bank serta membaiknya prospek usaha nasabah. Grafik 6 Pemberian Persetujuan Kredit Baru 1 8 6 2-2 - Tw. I-25 Tw. II-25 Tw. III-25 Perkiraan Tw. IV-25 Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja (KMK) masih menjadi prioritas utama yaitu sebesar 72,1%, diikuti kredit konsumsi (23,3%) dan kredit investasi (4,7%). Pemberian kredit konsumsi terutama disalurkan untuk kredit properti/perumahan dan kendaraan bermotor. Berdasarkan sektor ekonomi, persetujuan pemberian kredit baru terutama diberikan pada sektor perdagangan, hotel & restoran (3,2%) dan sektor industri pengolahan (11,6%). Berdasarkan angka nominal kredit, persetujuan pemberian kredit baru terbesar terjadi pada kredit diatas Rp.5 miliar dan kredit menengah (>Rp5 juta s.d. Rp5 miliar), masing-masing sebesar 32,6%, diikuti kredit kecil (>Rp5 juta s.d. Rp5 juta) sebesar 2,9%, dan kredit mikro (s.d. Rp5 juta) sebesar 14,%. Peningkatan pemberian kredit baru diperkirakan akan terus berlanjut sampai triwulan IV-25 Pada triwulan IV-25 persetujuan pemberian kredit baru bank umum diperkira kan masih akan meningkat namun dengan angka neto lebih rendah (31,1%). Rasio kecukupan modal bank, meningkatnya kualitas portofolio kredit bank serta membaiknya prospek usaha nasabah menjadi pendorong meningkatnya pemberian kredit baru. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan dengan angka neto lebih tinggi terjadi pada bank menengah dan kecil, sementara bank besar mengalami peningkatan dengan angka neto lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 4

Survei Kredit Perankan Berdasarkan jenis penggunaannya, perkiraan persetujuan pemberian kredit baru terutama dalam bentuk kredit modal kerja (76,2%), diikuti oleh kredit konsumsi (21,4%) dan kredit investasi (2,4%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi diperkira kan masih disalurkan pada kredit properti/perumahan dan kredit kendaraan bermotor. Berdasarkan sektor ekonomi, persetujuan pemberian kredit baru diperkirakan sebagian besar masih diberikan pada sektor perdagangan, hotel & restoran (35,7%) dan sektor industri pengolahan (14,3%). Berdasarkan angka nominal kredit, persetujuan pemberian kredit baru sebagian besar diperkirakan masih terjadi pada kredit diatas Rp.5 miliar (33,3%), diikuti oleh kredit menengah (>Rp5 juta s.d. Rp5 miliar) sebesar 31,%, kredit kecil (>Rp5 juta s.d. Rp5 juta) sebesar 21,4%, dan kredit mikro (s.d. Rp5 juta) sebesar 14,3%. Grafik 7 Persetujuan Kredit Baru Menurut Jenis Penggunaan (%) (Miliar Rp.) 9 8 7 6 5 3 2 1 - I II III IV I II III IV * 24 25 Kredit Modal Kerja (KMK) Kredit Investasi (KI) Kredit Konsumsi (KK) Realisasi KMK Realisasi KI Realisasi KK 45,, 35, 3, 25, 2, 15, 1, 5, (%) 1 Grafik 8 Persetujuan Pemberian Kredit Baru Menurut Kredit Konsumsi 8 6 2 I II III IV I II III IV* 24 25 Properti Kendaraan Bermotor Kartu Kredit Lainnya Perkiraan Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga triwulan IV-25 diperkirakan meningkat terutama berupa deposito Pada triwulan IV-25, responden memperkirakan akan terjadi peningkatan dana pihak ketiga dengan angka neto sebesar 86,2%. Peningkatan dana pihak ketiga terutama dalam bentuk deposito (79,4%), giro (11,8%) dan tabungan (8,8%). Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 5

Tingginya suku bunga dana dan meningkatnya fasilitas & pelayanan jasa perbankan diperkira kan menjadi faktor pendorong peningkatan dana pihak ketiga tersebut. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan dana pihak ketiga tertinggi diperkirakan akan terjadi pada semua kelompok bank. Perkiraan Penempatan Dana Pemberian kredit, pembelian SBI dan obligasi pemerintah masih menjadi alternatif utama penempatan dana bank Pilihan utama sebagian besar responden dalam menempatkan dananya pada triwulan IV-25 adalah diperkirakan dalam bentuk pemberian kredit (69,8%), diikuti dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar 16,3% dan pembelian obligasi pemerintah (11,6%). Alasan utama penempatan dana dalam bentuk pemberian kredit adalah karena return yang lebih baik dan meningkatnya prospek usaha nasabah. Sementara itu, tingkat keuntungan yang cukup baik dengan risiko yang relatif rendah menjadi pendorong responden untuk menempatkan dananya dalam bentuk SBI dan obligasi pemerintah. Suku Bunga Dana Cost of funds mengalami peningkatan Cost of loanable funds juga meningkat Tingkat suku bunga dana (cost of funds ) pada bank responden secara ratarata sederhana (simple average) baik dalam rupiah maupun valas pada triwulan III-25 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV-25, peningkatan tingkat suku bunga dana baik dalam rupiah maupun valas diperkirakan masih terus berlanjut sejalan dengan peningkatan suku bunga SBI. Tingkat suku bunga dana dalam rupiah diperkirakan akan berada pada kisaran 5,61% - 9,91% dan dalam valas berada dalam kisa ran 1,4% - 5,8%. Peningkatan juga terjadi pada suku bunga cost of loanable funds. Pada triwulan III-25, cost of loanable funds dalam rupiah berada dalam kisaran 7,26% - 12,73% dan dalam valas berada dalam kisaran 1,77% - 6,3%. Pada triwulan IV-25, peningkatan cost of loanable funds baik dalam rupiah maupun valas diperkira kan masih terus berlanjut. Tabel 1 Perkembangan Rata-rata Suku Bunga Dana (Rupiah dan Valas) SUKU BUNGA DANA Tw. II-25 Tw. III-25 Perkiraan Tw. IV-25 Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Seluruh Bank A. Dalam Rupiah : 1. Cost of funds 6.51% 4,92% -8,1% 6.96% 5.27% -8.65% 7.76% 5.61% -9.91% 2. Cost of Loanable funds 9.55% 6,82% - 12,28% 9.99% 7.26% -12.73% 1.64% 7.32% -13.95% B. Dalam Valas : 1. Cost of funds 1.9%,87% - 2,94% 2.59%.83% -4.35% 3.6% 1.4% -5.8% 2. Cost of Loanable funds 3.24% 1,58% - 4,91% 3.9% 1.77% -6.3% 4.% 1.8% -7.1% Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 6

Suku Bunga Kredit Suku bunga kredit dalam rupiah dan valas juga meningkat Sejalan dengan peningkatan suku bunga dana, tingkat suku bunga kredit baik dalam rupiah maupun valas pada triwulan III-25 juga meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan suku bunga kredit tersebut diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan IV-25. Tabel 2 Perkembangan Rata-rata Suku Bunga Kredit (Rupiah dan Valas) JENIS KREDIT Tw. II-25 Tw. III-25 Perkiraan Tw. IV-25 Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Seluruh Bank A. Dalam Rupiah : 1. Kredit Modal Kerja 13.6% 1,91% - 16,34% 14.4% 11.28% - 17.44% 14.9% 11.34% - 18.5% 2. Kredit Investasi 14.5% 12,19% - 16,76% 15.4% 12.94% - 17,94% 15.9% 12.8% - 19.7% 3. Kredit Konsumsi 14.1% 1,14% - 18,9% 15.9% 11.38% - 2.36% 17.1% 13.22% - 2.88% B. Dalam Valas : 1. Kredit Modal Kerja 6.4% 4,49% - 8,23% 7.4% 4.48% - 1.34% 7.4% 5.25% - 9.5% 2. Kredit Investasi 6.9% 4,93% - 8,88% 7.9% 5.14% - 1.57% 7.9% 5.91% - 9.91% 3. Kredit Konsumsi 6.4% 4,19% - 8,59% 7.5% 4,45% - 1.62% 7.7% 4.99% - 1.32% Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 7