BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sudut pandang yang berbeda. Berikut ada beberapa defenisi bank yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang kekurangan dana dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis


BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu,

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB III METODE PENELITIAN. ( dan PT. Bank Panin, Tbk. serta hubungan antar fenomena yang diteliti

Kegiatan- kegiatan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1Pengertian Bank Seiring dengan perkembangan zaman, dunia perbankanpun ikut mengalami perkembangan sehingga banyak ahli mendefinisikan bank dari sudut pandang yang berbeda. Berikut ada beberapa defenisi bank yang dikemukakan para ahli: 1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Undang- Undang RI no 10 tahun 1998) 2. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2008) 3. Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.(psak NO. 31,2009)

Dari beberapa pengertian bank yang disampaikan para ahli dapat diambil kesimpulan mengenai bank. Pertama pengertian bank itu mengalami perubahan seiring berkembangnya teknologi perbankan itu sendiri. Kedua, fungsi umum dari bank itu adalah (1) menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat; (2) memberikan pinjaman, baik bersumber dana yang dihimpun dari masyarakat maupun berdasarkan atas kemampuannya menciptakan tenaga beli baru; (3) memberikan jasa- jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. 2.1.2 Fungsi dan Peranan Bank dalam Perekonomian Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkannya untuk berbagai tujuan (financial intermediary). Berikut ini merupakan fungsi bank dalam perekonomian yaitu sebagai penghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit dan memberikan jasa- jasa bank lainnya. 2.1.2.1Penghimpun Dana Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki sumber dana yaitu dari: 1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri yaitu setoran modal dari pemegang saham diawal pendirian bank.

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dan simpanan deposito (time deposit) 3. Dana yang bersumber dari lembaga lain merupakan sumber dana tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua.dana ini bisa berupa kredit likuiditas dari Bank Indonesia, pinjaman antar bank, pinjaman dari bank- bank luar negeri dan surat berharga pasar uang. 2.1.2.2 Penyalur Dana Merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat.penjualan dana yang dilakukan bank berupa pemberian kredit kepada masyarakat.dengan pemberian kredit ini maka bank akan memperoleh pendapatan bunga atas pinjaman. 2.1.2.3 Memberikan Jasa- Jasa bank Lainnya Untuk menjalanka fungsinya sebagai lalu lintas pembayaran maka bank jasa berupa jasa pengeriman uang, inkaso, kartu kredit, letter of credit (L/C) dan lainnya. 2.1.3 Jenis Bank Ada beberapa jenis bank yang dikemukakan oleh Kasmir (2008:20) yang dapat ditinjau dari berbagai segi:

2.1.3.1 Dilihat dari Segi Fungsinya 1. Bank Umum Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2.1.3.2 Dilihat dari Segi Kepemilikan 1. Bank Milik Pemerintah Dimana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. 2. Bank Milik Swasta Nasional Merupakan bank yang secara seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula. 3. Bank Milik Asing Merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara. 4. Bank Milik Campuran Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. 2.1.3.3 Dilihat dari Segi Status 1. Bank Devisa Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri,travelers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit (L/C) dan transaksi luar negeri lainnya. 2. Bank Non Devisa Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. 2.1.3.4 Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga 1. Bank Berdasarkan Prinsip Konvensional Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada nasabahnya, Bank yang berdasarka prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu:

1) Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito, 2) Untuk jasa- jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional menggunakan atau menerapkan berbagai biaya- biaya dalam nominal atau persentase tertentu seperti biaya administrasi, biaya provisi, sewa, iuran dan biaya lainnya. 2. Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah Penentuan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan Prinsip Syariah adalah dengan cara: 1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil, 2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal, 3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntunga, 4) Pembiayaan barang modal bersarkan sewa murni tampa pilihan, 5) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa jenis perbankan dapat dikategorikan menjadi empat jenis yaitu dari segi fungsinya terdiri dari bank umum dan bank perkreditan rakyat. Jika dilihat dari segi kepemilikannya terdiri dari bank milik pemerintah, bank milik swasta nasional, bank milik asing dan bank milik campuran. Jika dilihat dari segi status terdiri dari bank devisa dan bank non devisa. Jika dilihat dari segi cara menentukan harga terdiri dari bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank yang berdasarkan prinsip syariah. 2.1.4 Bank Pemerintah Bank milik pemerintah merupakan bank yang akta pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Selanjutnya dalam kegiatan operasionalnya, bank pemerintah tetap tunduk pada undang-

undang tentang perbankan. Dengan diundangkannya UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, bank-bank pemerintah lebih lanjut ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Contoh bank- bank milik pemerintah dewasa ini antara lain: Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia(BRI), Bank Tabungan Negara(BTN), Bank Mandiri. 2.1.5 Laporan Keuangan Bank Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. (Kasmir,2009:6). Laporan keuangan menunjukkan kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Dari laporan keuangan tersebut para pemegang saham dapat menilai kinerja dari manjemen (pengelola) dan hasil dari laporan keuangan merupakan alat bagi pengelola perusahaan untuk mengambil keputusan. Menurut PSAK No.1(2009:05), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut: Tujuan laporan keuangan untuk umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan- kepusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber- sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: 1. Aset 2. Kewajiban 3. Ekuitas 4. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian dan

5. Arus kas Menurut PSAK No.1 (2009:07), Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen- komponen berikut ini. 1. Neraca Merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Dalam neraca disajikan berbagai informasi yang berkaitan dengan komponen yang ada di neraca. 1) Jenis- jenis aktiva atau harta (assets) yang dimiliki 2) Jumlah rupiah masing- masing jenis aktiva 3) Jenis- jenis kewajiban atau uatang (liability) 4) Jumlah rupiah masing- masing jenis kewajiban 5) Jenis- jenis modal (equity) 6) Jumlah rupiah masing- masing jenis modal 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan sumber informasi untuk mengetahui jumlah perolehan pendapatan dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaandalam keadaan laba atau rugi. Menurut PSAK No.1 (2009:56) laporan laba rugi minimal mencakup pos- pos berikut: 1) Pendapatan 2) Laba rugi usaha 3) Beban pinjaman 4) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas 5) Beban pajak 6) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan 7) Pos luar biasa 8) Hak minoritas dan 9) Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan

3. Laporan Perubahan Ekuitas PSAK No. 1(2009:66) menyebutkan bahwa perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan: 1) Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan, 2) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas, 3) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebaimana diatur dalam PSAK terkait, 4) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik, 5) Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya dan, 6) Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing- masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan. 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya- biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu. 5. Catatan Atas Laporan Keuangan PSAK No.1 (2009:69) menyatakan bahwa: Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:

1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting; 2) Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas; 3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. Dari kelima laporan tersebut hanya dua macam saja yang umum digunakan untuk analisis yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi. Hal ini disebabkan laporan perubahan modal dan laporan arus kas diikhtisarkan pada laporan neraca dan laporan laba rugi. Berikut beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan suatu bank secara umum. 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aset yang dimiliki bank pada saat ini; 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki bank pada saat ini; 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu; 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan bank dalam suatu periode tertentu; 5. Memberikan informasi tentang perubahan- perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal bank;

Dengan demikian disamping memberikan informasi mengenai keadaan keuangan bank laporan keuangan juga berguna sebagai alat untuk menilai kinerja dari manajemen yang mengelola bank yang bersangkutan. 2.1.6 Pihak yang Berkepentingan dalam Laporan Keuangan Banyak pihak yang memiliki kepentingan mendalam untuk mengetahui laporan keuangan dari suatu perusahaan.masing- masing pihak memiliki tujuan yang berbeda mengetahui laporan keuangan tersebut. Ada beberapa pihak yang memiliki kepentingan untuk mengetahui laporan keuangan dari suatu perusahaan antara lain: 1. Bagi masyarakat Bagi masyarakat luas merupakan jaminan bagi uang yang disimpan di bank. Dengan adanya laporan keuangan, pemilik dana dapat mengetahui kondisi bank. Selain itu dengan diumumkannya laporan keuangan secara luas, maka bonafiditas dari bank yang bersangkutan akan diketahui dengan mudah sehingga akan meningkatkan rasa percaya dari masyarakat terhadap bank tersebut. 2. Pemilik Kepentingan bagi para pemegang saham yang merupakan pemilik perusahaan terhadap hasil laporan keuangan yang telah dibuat adalah untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini, untuk melihat

perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu periode dan untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan. 3. Manajemen Bagi pihak manajemen laporan keuangan yang dibuat merupakan cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengambil keputusan keuangan ke depan berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, baik dalam hal perencanaan, pengawasan, dan pengendalian ke depan sehingga target- target yang diinginkan dapat tercapai. 4. Pemerintah Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang dibuat perusahaan. Bahkan pemerintah melalui Departemen Keuangan mewajibkan kepada perusahaan untuk dan melaporkan keuangan perusahaan secara periodik. Arti penting laporan keuangan bagi pihak pemerintah adalah untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya dan untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara dari hasil laporan keuangan yang dilaporkan. Dari laporan ini akan terlihat jumlah pajak yang harus dibayar kepada negara secara jujur dan adil.

2.1.7 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan Pembina bank- bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya. Penilaian untuk menentuan kondisi suatu bank biasanya menggunakan analisis CAMEL. 1. Capital Yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequaci Ratio) yang telah ditetapkan BI. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) dan sesuai ketentuan pemerintah CAR tahun 1999 minimal harus 8%. CAR = MMMMMMMMMM AAAAAAAA X 100% 2. Assets Quality Yaitu untuk menilai jenis- jenis asset yang dimiliki oleh bank. Penilaian asset harus sesuai dengan Peraturan oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif

terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia. Dalam menilai kualitas aset ada dua rasio yang digunakan yaitu rasio kredit yang diberikan bermasalah dengan total kredit atau disebut juga dengan Non Performing Loans (NPL) dan kualitas aktiva produktif (KAP). Dimana rasio NPL dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. NPL= KKKKKKKKKKKK NNNNNN LLLLLLLLLLLL TTTTTTTTTT KKKKKKKKKKKK x 100% Untuk menghitung rasio KAP dapat dirumuskan dengan cara sebagai berikut. KAP= AAAAAAAA TTTTTTTTTT AAAAAAAAAAAA PPPPPPPPPPPPPPPPPP x 100% 3. Managemet Dalam mengelola kegiatan bank sehari- hari juga dinilai kualitas manajemennya. Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja. Kualitas manajemen juga dapat dilihat dari segi pendidikan dan pengalaman dari karyawan dalam menangani berbagai kasus- kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas, dan manajemen likuiditas.

4. Earning Merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah, setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. Penilaian dapat dilakukan dengan rasio laba terhadap total aset (ROA) dan perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO) ROA= LLaaaaaa SSSSSSSSSSSSSS PPPPPPPPPP RRRRRRRR rrrrrrrr tttttttttt aaaaaaaa x 100% BOPO= BBBBBBBBBB OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO PPPPPPPPPPPPPPPPPPPP OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO x 100% 5. Liquidity Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua utang- utangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancer dibagi dengan utang lancar. Penilaian rasio faktor likuiditas berpatokan pada Loan Deposit Rasio (LDR) dimana LDR diperoleh dengan cara membandingkan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain) dengan dana pihak ketiga yang terdiri dari giro, tabungan dan deposito (tidak termasuk antar bank). LDR dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

LDR= KKKKKKKKKKKK DDDDDDDD PPPPPPPPPP KKKKKKKKKKKK x 100% 2.1.8 Peringkat Komposit (Composite Rating ) Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5184), Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4292), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5029) dan PBI No. 8/6/PBI/2006 tentang Penerapan Manajemen Risiko secara Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian terhadap Perusahaan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4602), antara lain diatur bahwa Bank diwajibkan untuk melakukan penilaian sendiri (self assessment) Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan Risiko (Risk-based Bank Rating/RBBR) baik secara individual maupun secara konsolidasi, dengan cakupan penilaian meliputi faktor-faktor sebagai berikut: Profil Risiko (risk profile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (earnings); dan Permodalan (capital) untuk menghasilkan

Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank. Oleh karena itu, perlu diatur ketentuan pelaksanaan mengenai penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dalam suatu Surat Edaran Bank Indonesia. Berikut adalah kriteria penetapan peringkat komposit (composite rating) tersebut. 1. Peringkat komposit 1, mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi tingkat kesehatan yang sangat baik sebagai hasil dari pengelolaan usaha yang sangat baik. 2. Peringkat komposit 2, mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi tingkat kesehatan yang baik sebagai hasil dari pengelolaan usaha yang baik. 3. Peringkat komposit 3, mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi tingkat kesehatatan yang baik sebagai hasil dari pengelolaan usaha yang baik. 4. Peringkat komposit 4, mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi tingkat kesehatan yang kurang baik sebagai akibat dari pengelolaan usaha yang kurang baik. 5. Peringkat komposit 5, mencermikan bahwa bank memiliki kondisi tingkat kesehatan yang tidak baik sebagai akibat pengelolaan usaha yang tidak baik.

Pengkategorian peringkat komposit adalah sebagai berikut: N Kompone o n 1 Capital (Permoda lan) 2 Asset Quality (Kualitas aktiva Produktif) 3 Earning (Rentabili tas) 4 Liquidity (Likuidita s) Rasio CAR NPL KAP ROA BOP O LDR Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Peringkat Komposit CAMEL Kriteria Penilaian Peringkat Komposit 1 2 3 4 5 Rasio 8% Rasio KPPM KPPM KPPM dibawah lebih tinggi 9% ketentuan cukup yang berlaku signifikan dibandingk an dengan rasio KPPM yang ditetapkan dalam ketentuan Rasio KPPM lebih tinggi sangat signifikan dibandingkan dengan rasio KPPM yang ditetapkan dalam ketentuan Perkembanga n rasio sangat rendah Rasio sangat rendah atau sangat tidak signifikan Perolehan laba sangat tinggi Tingkat efisiensi sangat baik 50%<rasio 7 5% Sumber: Novita Hariati, 2010 Perkemban gan rasio rendah Rasio rendah atau tidak signifikan Perolehan laba tinggi Tingkat efisiensi baik 75% < rasio 85 % 5% rasio 8% 3% rasio 6% 0,5% R OA 1,2 5% 94% BOPO 96% 85% rasio 100% Perkembanga n rasio cukup tinggi Rasio relatif tinggi atau di atas rasio peringkat 3 ROA mengarah negatif Tingkat efisiensi buruk 100% rasio 120% Rasio KPPM dibawah ketentuan yang berlaku dan bank cenderung menjadi tidak solvable Perkembangan rasio tinggi Rasio sangat tinggi ROA negatif Tingkat efisiensi sangat buruk rasio>120%

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Berikut ini ada beberapa penelitian terdahulu yang berhungan dengan penelitian yang akan dilakukan: Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Peneliti Variabel Hasil Penelitian Novita Hariati (2010) -CAR Tidak ada perbedaan yang -NPL -KAP signifikan antara kesehatan Bank BNI, Bank BRI dan mandiri -ROA dilihat dari aspek -BOPO CAR,KAP,BOPO, LDR tetapi -LDR ada perbedaan secara signifikan tingkat kesehatan Bank BNI,Bank BRI dan Bank Mandiri jika dilihat dari aspek NPL dan ROA. Venny Lestari Tidak ada perbedaan yang (2008) - CAR signifikan antara tingkat - KAP - ROA - BOPO - LDR kesehatan Bank BNI, Bank BRI, dan Bank Mandiri dilihat dari aspek CAR, KAP, ROA, BOPO, dan LDR. Sumber: Penulis

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pertama, tahun penelitian yaitu antara tahun 2010-2012. Kedua, penulis menggunakan enam rasio CAMEL yaitu CAR, NPL, KAP, ROA, BOPO,dan LDR. Novita Hariati menulis penelitian dengan tujuan menilai tingkat kesehatan bank pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta,sedangkan Venny (2008) menilai tingkat kesehatan bank-bank pemerintah dengan metode CAMEL. Rasio yang digunakan terdiri dari CAR, KAP, ROA, BOPO, dan LDR. 2.3 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui pada masalah tertentu. Kerangka konseptual merupakan suatu landasan untuk menjawab masalah atau persoalan penelitian. Penyusunan kerangka konseptual tidak terlepas dari upaya tinjauan literatur atas berbagai teori dan penelitian sebelumnya. Berikut merupakan kerangka penilaian tingkat kesehatan bank pemerintah: CAR (X 1 ) NPL (X 2 ) KAP (X 3 ) ROA (X 4 ) BOPO(X 5 ) HH 1 HH 2 HH 3 HH 4 HH 5 Tingkat Kesehatan Bank(Y) LDR (X 6 ) HH 6 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan maksud untuk menilai sejauh mana kelayakan usaha dan kelangsungan hidup bank. Adapun analisis tingkat kesehatan bank itu sendiri dilakukan dengan cara menilai faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas atau yang disebut CAMEL. Penilaian tingkat kesehatan tersebut didasarkan pada ketentuan perhitungan rasio atas berbagai faktor dan komponen yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dalam penelitian ini tingkat kesehatan bank pemerintah yaitu Bank BNI, BRI, Mandiri dan Bank BTN diukur dengan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk kecukupan modal, NPL dan KAP untuk faktor kualitas aset, ROA dan BOPO untuk faktor rentabilitas. Sedangkan untuk tingkat likuiditas digunakan Loan to Deposit Ratio (LDR). Kemudian dilakukan perbandingan antara bank pemerintah tersebut untuk mendapatkan evaluasi terhadap kinerja keuangan perbankan. 2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. (Drs.Sumadi Suryabrata,2008) Hipotesis juga merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Taraf ketepatan prediksi itu akan sangat tergantung kepada taraf kebenaran dan taraf ketepatan landasan teoritis yang mendasarinya.

Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah atau akan terjadi. Berdasarkan perjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan CAR, H2 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan NPL, H3 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan KAP, H4 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan ROA, H5 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan BOPO, H6 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan LDR.