ROUTE CHOICE OBSERVATION IN BANDUNG STREET NETWORK

ROUTE CHOICE OBSERVATION IN BANDUNG STREET NETWORK

S U M M A R Y ROUTE CHOICE OBSERVATION IN BANDUNG STREET NETWORK, RUSS BONA FRAZILA, 1998, Program Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung. This thesis describes empirical research into route choice behaviour in an urban street network. The objectives of the research were to observe route choice behaviour on alternative routes in urban street networks and to model the route choice behaviour according to license plate matching data. The observed network was consisting of two alternative routes, simplified from real road network in the eastern Bandung area. The data was collected using home interview, with 168 respondents that were making daily trips through the observed network. Also using license plate matching survey (9 hours using video recorder, 39 hours using audio recording). From the home interviews data, it was found that most travelers choose a route by more than one reason, 62.0% of respondents selected three reasons in choosing route and only 4.8% of respondents considered only one reason for route choice. It was also found that respondent's perception on travel time and journey length through the observed network tended to be overestimated. The license plate matching survey resulted a very low number of matching vehicles, that was only 8.4% matched from total recorded license plate on Route 1 and 5.0% on Route 2. Data from license plate matching survey was used for calibrating some route choice model specifications using only travel times as independent variable. All calibrated models have poor statistical performance. One of the best models from a statistical point of view by its survey method is as follows: Using Video License Plate Matching Survey Data: P 1 = [1/(1 + 0.564 (t1/t2) 1.019) ] R 2 =0.224 - Using Audio License Plate Matching Survey Data: P 1 = 1.26e -0.71(t1/t2) R 2 =0.179 Where: P 1 = percentage of vehicle choosing route 1 (%), t 1 = travel time through Route 1 (minute), t 2 = travel time through Route 2 (minute). The poor statistical performance of calibrated models could be caused by some factors, such as the limitation of the model that only used one variable (travel time), calibration method, survey methods that did not provide sufficient traveler attributes, less data (survey time). v

R I N G K A S A N TINJAUAN TERHADAP PEMILIHAN RUTE PADA JARINGAN JALAN KOTA BANDUNG, RUSS BONA FRAZILA; 1998, Program Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung. Tesis ini menguraikan hasil penelitian empiris mengenai pemilihan rute pada jaringan jalan diperkotaan. Tujuannya adalah untuk meninjau perilaku pemilihan rute dan melakukan pemodelan berdasarkan data hasil survey pencocokan plat nomor kendaraan. Jaringan tinjauan terdiri atas dua rute alternatif yang merupakan penyederhanaan dari jaringan jalan sebenarnya yang terdapat di wilayah Timur Kota Bandung. Data dikumpulkan dengan menggunakan survey wawancara di rumah terhadap 168 responden yang sehari-harinya melakukan perjalanan melewati jaringan tinjauan. Juga menggunakan survey pencocokan plat nomor kendaraan (9 jam menggunakan perekam video, 39 jam menggunakan perekam audio) Dari data survey wawancara di rumah, dapat diketahui bahwa kebanyakan pelaku perjalanan mempertimbangkan lebih dari satu alasan dalam memilih rute, 62.0% responden mempertimbangkan tiga alasan dalam memilih rute dan hanya 4. 8% responden yang mempertimbangkan satu alasan. Juga diketahui bahwa umumnya responden memiliki persepsi yang berlebihan terhadap waktu tempuh dan panjang perjalanan melalui jaringan tinjauan. Survei pencocokan plat nomor kendaraan menghasilkan kendaraan cocok yang sangat rendah, hanya 8.4% kendaraan cocok dari total jumlah plat nomor kendaraan tercatat pada Rute 1 dan 5.0% pada Rute 2. Data dari survey pencocokan plat nomor kendaraan digunakan untuk mengkalibrasi beberapa spesifikasi model pemilihan rute yang memiliki satu variabel bebas, yaitu waktu tempuh. Hasil kalibrasi untuk semua spesifikasi model memberikan kinerja statistik yang sangat rendah. Model yang memiliki kinerja statistik terbaik untuk masing-masing metoda survey adalah sebagai berikut: - Dengan data survey pencocokan kendaraan menggunakan alat perekam video: P 1 = [1/(1 + 0. 564 (ti/t2)1.019) 7 R 2 =0.224 - Dengan data survey pencocokan kendaraan menggunakan alat perekam audio: P 1 = 1. 26e - ' 71 ( ti / t2 ) R 2 =0.179 Dengan: P 1 = persen kendaraan memilih Rute 1 (%), t 1 = waktu tempuh melalui Rute 1 (menit), t 2 = waktu tempuh melalui Rute. 2 (menit). Kinerja statistik dari model terkalibrasi. yang dihasilkan dapat disebabkan diantaranya oleh keterbatasan model yang hanya menggunakan satu variabel, metoda kalibrasi, metoda survey yang tidak dapat mengumpulkan atribut pelaku perjalanan serta kurangnya data (waktu survey). vi