MATERI DAN METODE. Materi

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

MATERI DAN METODE. Prosedur

METODE. Materi. Alat. Rancangan

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Alat

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat Bahan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Rumput gajah diperoleh berasal dari kebun rumput di sekitar kandang sapi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

KARAKTERISTIK in vitro DAN PRODUKSI GAS TEST SERAT KELAPA SAWIT YANG DIFERMENTASI DENGAN Pleurotus ostreatus UNTUK PAKAN HIJAUAN ALTERNATIF

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

MATERI DAN METODE. Materi

3 MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

MATERI DAN METODE. Materi

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kelarutan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

Bab III Bahan dan Metode

III. BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Transkripsi:

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah, Departemen Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor selama 5 bulan, mulai dari bulan November 2011 sampai dengan bulan Maret 2012. Materi Alat dan Bahan Pembuatan Media Tumbuh Jamur Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan pembuatan jamur yaitu alat kukus, oven 60 o C, cawan petri, autoclave, mesin penggiling, thermohydro, plastik ukuran 1 kg, bambu berdiameter 3 cm, kapuk, timbangan, bambu, sprayer, spatula, kipas angin, karung, alat tulis, tali dan paranet. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat kelapa sawit dan jamur Pleurotus ostreatus. Alat dan Bahan Analisis in vitro Alat-alat analisa in vitro seperti termos untuk mengambil cairan rumen domba, kain penyaring, tabung (tube) sentrifuse polypropylene 50 ml, tutup karet berventilasi, pompa vakum, shaker waterbath (suhu air pemanas 39-40 o C), cawan porselen, sentrifuse, oven 105 o C, tanur listrik 600 o C, eksikator, mikroburet 0,001 ml, erlenmeyer, alat destilasi, kompor, kertas saring Whatman No. 41, timbangan digital, tabung fermentor, alat-alat destilasi, cawan Conway, dan alat-alat titrasi. Bahan yang digunakan pada analisa in vitro ini adalah serat kelapa sawit asli, serat kelapa sawit yang difermentasi oleh jamur tiram Pleurotus ostreatus, tubuh buah jamur tiram Pleurotus ostreatus dan beberapa jenis ransum. Bahan yang digunakan dilaboratorium yaitu label, larutan McDougall temperatur 39 o C ph 6,5-6,9 dan sumber inokulum diambil dari cairan rumen domba. Alat dan Bahan Analisis Gas Test Alat-alat analisa gas test seperti termos untuk mengambil cairan rumen domba, kain penyaring, syringe 100 ml, shaker waterbath di set pada suhu 39 o C sesuai dengan suhu rumen, magnetic stirrer untuk mengaduk campuran cairan 24

rumen, spoit 30 ml, gas CO 2 untuk menjaga kondisi anaerob, 230 mg bahan makanan yang akan diuji, dan cairan rumen domba sebagai sumber inokulum. Bahan yang digunakan pada analisa gas test ini adalah serat sawit asli dan fermentasi, tubuh buah jamur Pleurotus ostreatus, serta beberapa jenis ransum. Bahan yang digunakan dilaboratorium yaitu label, 400 ml aquadest, 0,1 ml larutan mineral mikro, 200 ml larutan buffer rumen, 200 ml larutan mineral makro, 1 ml larutan resazurin 0,1% (w/v), dan 40 ml larutan pereduksi. Ransum Ransum yang diujicobakan merupakan perlakuan dalam penelitian ini. Perlakuan tersebut meliputi bahan tunggal yaitu tubuh buah jamur Pleurotus ostreatus, serat kelapa sawit asli, dan serat kelapa sawit yang difermentasi, serta beberapa jenis ransum yang berbahan hijauan rumput gajah dan subtitusinya berupa serat kelapa sawit fermentasi (Tabel 3). Bahan konsentrat berupa dedak padi, onggok, bungkil kedelai, bungkil kelapa, molasses, CPO dan CaCO 3. Ransum disusun untuk domba berbobot badan 20 kg dengan pertambahan bobot badan 275 g/h, TDN 73%, dan PK 16% (NRC, 1985). Tabel 3. Komposisi Ransum Penelitian (% BK) Bahan Pakan R0 R1 R2 R3 R4 Rumput Gajah 30.00 22.50 15.00 7.50 0.00 Serat sawit fermentasi 0.00 7.50 15.00 22.50 30.00 Dedak 10.00 12.00 10.0 12.50 11.90 Onggok 15.00 15.00 18.50 18.90 19.00 Bungkil kedelai 14.90 14.40 15.00 14.75 14.00 Bungkil kelapa 22.00 20.50 18.40 15.75 16.50 Molases 4.00 4.00 4.00 4.00 4.50 CPO 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 CaCO 3 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 Premix 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 Komposisi Nutrien (%) TDN 73,07 73,10 73,60 73,58 73,85 Protein kasar 16,09 16,10 16,05 16,01 16,07 25

Prosedur Pengambilan Serat Kelapa Sawit Serat kelapa sawit didapatkan dari pabrik minyak kelapa sawit yang berada di PT. Kertajaya, Kecamatan Malimping, Banten. Pembuatan Media Tumbuh dan Baglog Jamur Pleurotus ostreatus Pembuatan jamur menggunakan media yaitu kapur sebanyak 2% sebagai mineral untuk pertumbuhan dan dedak sebanyak 15% sebagai sumber makanan yang mudah dimanfaatkan jamur untuk pertumbuhan. Lalu dicampurkan dengan serat kelapa sawit yang telah dikukus untuk meluruhkan lemak yang menempel setelah buahnya di press agar jamur mudah tumbuh dan dikeringkan. Kemudian diinokulasi dengan bibit jamur Pleurotus ostreatus serta diinkubasi didalam ruangan bersuhu 22 25 o C selama 5-8 minggu. Panen miselium dilakukan sebelum munculnya tubuh buah. Setelah itu serat kelapa sawit fermentasi dapat dicampurkan didalam ransum sebagai subtitusi rumput gajah. Persiapan Sampel Persiapan sampel dilakukan setelah dilakukan fermentasi tubuh buah jamur Pleurotus ostreatus hasil panen ditimbang berat segarnya, kemudian dikeringkan dan selanjutnya ditimbang untuk mengetahui produksi keringnya. Serat kelapa sawit yang telah kering udara diambil sampelnya sekitar 1000 gram, lalu dikeringkan dengan oven pada suhu 60-70 o C sampai beratnya tetap. Kemudian serat kelapa sawit fermentasi yang telah dikeringkan digiling dan dicampurkan dengan konsentrat beserta sampel hijauan yang telah dikeringkan pada oven, kemudian digiling dan digunakan untuk analisis kecernaan in vitro, VFA, NH 3 dan gas test. Pengambilan Cairan Rumen Tahap pengambilan rumen yaitutermos yang telah diisi dengan air panas disiapkan (suhu ± 39 o C). Lalu, termos diisi dengan rumen domba yang diambil di Tempat Pemotongan Hewan Empang dan dimasukkan ke dalam termos yang baru saja dikeluarkan air panasnya. Isi rumen domba diperas dengan menggunakan kain. 26

Fermentabilitas In vitro Fermentasi Tahap I. Sebanyak 500 mg sampel diisi pada tabung fermentor, kemudian ditambahkan dengan 10 ml cairan rumen dan 40 ml larutan McDougall. Lalu tabung fermentor dimasukkan ke dalam shaker waterbath dengan suhu 39 C, tabung dikocok dengan dialiri CO 2 selama 30 detik, cek ph (6,5-6,9) kemudian ditutup dengan karet berventilasi dan difermentasi selama 4 jam. Setelah 4 jam, tutup karet fermentor dibuka lalu diteteskan 2-3 tetes HgCl 2 untuk membunuh mikroba. Selanjutnya tabung fermentor dimasukkan ke dalam sentrifuse dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Lalu substrat akan mengendap dibagian bawah dan supernatan yang bening ada dibagian atas. Supernatan diambil untuk analisis VFA dan NH 3. Substrat yang tersisa digunakan untuk analisa kecernaan BK dan BO pada tahap berikutnya. Prosedur Pengukuran Konsentrasi VFA (Steam Distilation Method) Pada pengukuran VFA alat destilasi dipersiapkan sebelumnya yaitu dengan mendidihkan air dan mengalirkan air ke pendingin. Sebanyak 5 ml sampel dan 1 ml H 2 SO 4 15% dimasukan ke dalam alat destilasi. Tabung elenmeyer yang sudah diisi dengan 5 ml NaOH 0,5 N ditempatkan pada ujung alat guna menampung hasil VFA. Cairan ditampung hingga mencapai 250 ml, setelah itu HCl 0,5 N ditetesi sebanyak 2-3 tetes sampai warna titrat berubah dari merah jambu menjadi tidak berwarna. Produksi VFA dihitung dengan rumus : VFA (mm) = (a b) x N HCL x 1000/5 Berat sampel x BK sampel a : volume titran blanko b : volume titran contoh Prosedur Pengukuran konsentrasi NH 3 (Conway Micro Diffussion Method) Bibir cawan Conway yang digunakan terlebih dahulu diolesi vaselin. Sebanyak 1 ml supernatan hasil proses fermentasi pada 4 jam inkubasi diambil dan ditempatkan pada salah satu ujung alur cawan Conway. Sebanyak 1 ml larutan Na 2 CO 3 jenuh ditempatkan pada ujung alur lainnya pada cawan conway yang sama. Supernatan dan Na 2 CO 3 tidak boleh bercampur. Pada cawan kecil yang terletak ditengah cawan conway ditempatkan sebanyak 1 ml Larutan asam borat berindikator. Cawan Conway ditutup rapat sampai hingga kedap udara dan digoyang-goyangkan 27

dengan memiringkan cawan. Setelah 24 jam asam borat berindikator dititrasi dengan H 2 SO 4 0,005 N sampai terjadi perubahan warna dari merah menjadi biru. Produksi NH 3 dihitung dengan rumus : NH 3 (mm) = Volume H 2 SO 4 x N H 2 SO 4 x 1000 Pengukuran Gas Test Berat sampel x BK sampel Prosedur Pengukuran KCBK dan KCBO Tabung fermentor berisi sampel yang telah diikubasi selama 48 jam dan telah ditetesi HgCl 2 kemudian disentrifuge yang berkecepatan 2500 rpm selama 15 menit, sehingga dari sampel didapatkan bagian terpisah berupa supernatan dan endapan. Endapan diambil untuk kemudian ditambahkan dengan 50 ml larutan pepsin-hcl 0,2%. Campuran tersebut diinkubasi kembali tanpa menggunakan penutup karet selama 48 jam. Dari inkubasi tersebut didapatkan endapan campuran pepsin yang kemudian disaring menggunakan kertas saring whatman No.41 menggunakan pompa vacum. Hasil saringan berupa residu dimasukan kedalam cawan porselen yang telah diketahui bobot kosongnya terlebih dahulu. Bahan kering diperoleh dengan cara mengeringkan sampel dengan menggunakan oven 105 o C selama 24 jam untuk mendapatkan nilai bahan kering, dilanjutkan dengan proses pengabuan selama 6 jam dengan tanur listrik pada suhu 450 600 o C. Blanko yang digunakan adalah residu fermentasi tanpa sampel ransum perlakuan. Koefisien cerna bahan kering dan koefisien cerna bahan organik dihitung dengan rumus : % KCBK = BKsample(gr) [(BKresidu (gr) BKblanko(gr))]x 100% BKsample (gr) % KCBO = BOsample(gr) [(BOresidu (gr) BOblanko(gr))] x 100% BOsample (gr) Prosedur Pengukuran Gas Test Piston syringe diberi vaselin. Kemudian 230 mg bahan pakan ditimbang dan dimasukkan ke dalam syringe, lalu piston dipasang. Media yang sudah diaduk dan dialiri gas CO 2 ditempatkan dalam waterbath 39 o C, cairan rumen sebagai inokulum diambil dan disaring. Setelah itu, satu bagian cairan rumen dicampur dengan dua bagian media, lalu diaduk dengan magnetic stirrer. Campuran tersebut kemudian 28

disimpan didalam waterbath dan dialiri CO 2 sebanyak 30 ml campuran media cairan rumen dimasukkan ke masing-masing syringe menggunakan spoit, udara yang ada dalam syringe dikeluarkan dan klep syringe ditutup. Posisi piston dibaca pada waktu sebelum inkubasi (Gb 0 ), lalu inkubasi dalam oven 39 C selama 24 jam, Posisi piston dibaca dalam jarak dua jam selama 12 jam dan yang terakhir 48 jam (Gb 48 ). Cara Perhitungan : Gb (ml/200 mg BK, 24 jam) = [(Gb 24 - Gb 0 )*200*((FH + FC)/2)] BK bahan Formula yang digunakan untuk mengestimasi KCBO (%) dan ME (MJ/kg BK) adalah : KCBO (%) = 14.88 + 0.889 Gb + 0.045 PK + 0.065 Abu ME (MJ/kg DM) = 1.242 + 0.146 Gb + 0.007 PK + 0.0224 Lemak Dimana Gb dinyatakan dalam ml, sedangkan PK, Abu dan Lemak dalam g/kg BK. FH = produksi gas standar dibagi dengan produksi sebenarnya dari hijauan FC = produksi gas standar dibagi dengan produksi sebenarnya dari konsentrat. Rancangan Percobaan dan Analisis Data Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan pakan tunggal untuk mengetahui kualitas nutrisi serat kelapa sawit hasil fermentasi dengan jamur Pleurotus ostreatus, 5 perlakuan ransum untuk mengetahui dampak fermentasi terhadap kualitas serat kelapa sawit, dan 3 kelompok periode pengambilan cairan rumen. Model matematik yang digunakan adalah (Steel dan Torrie, 1993). Yij = µ + i + β j + ij Keterangan : Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j = Nilai rataan umum i = Pengaruh perlakuan ransum ke-i β j = Pengaruh kelompok ke-j 29

ij = Pengaruh acak perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA), jika terdapat perbedaan yang nyata, maka dilakukan uji kontras ortogonal. Peubah yang diamati Peubah yang diukur dan diamati dalam penelitian ini meliputi peubah fermentabilitas, kecernaan secara in vitro, kecernaan bahan organik (KBO) dan energi metabolis dengan gas test. Peubah fermentabilitas terdiri dari pengukuran VFA dengan Steam Distilation Method dan pengukuran NH 3 dengan Conway Micro Diffussion Method. Peubah kecernaan in vitro terdiri dari pengukuran Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK) dan Koefisien Cerna Bahan Organik (KCBO). Peubah KBO dan metabolisme energi yaitu pengukuran estimate metabolisme energi pada gas test. 30