MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah, Departemen Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor selama 5 bulan, mulai dari bulan November 2011 sampai dengan bulan Maret 2012. Materi Alat dan Bahan Pembuatan Media Tumbuh Jamur Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan pembuatan jamur yaitu alat kukus, oven 60 o C, cawan petri, autoclave, mesin penggiling, thermohydro, plastik ukuran 1 kg, bambu berdiameter 3 cm, kapuk, timbangan, bambu, sprayer, spatula, kipas angin, karung, alat tulis, tali dan paranet. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat kelapa sawit dan jamur Pleurotus ostreatus. Alat dan Bahan Analisis in vitro Alat-alat analisa in vitro seperti termos untuk mengambil cairan rumen domba, kain penyaring, tabung (tube) sentrifuse polypropylene 50 ml, tutup karet berventilasi, pompa vakum, shaker waterbath (suhu air pemanas 39-40 o C), cawan porselen, sentrifuse, oven 105 o C, tanur listrik 600 o C, eksikator, mikroburet 0,001 ml, erlenmeyer, alat destilasi, kompor, kertas saring Whatman No. 41, timbangan digital, tabung fermentor, alat-alat destilasi, cawan Conway, dan alat-alat titrasi. Bahan yang digunakan pada analisa in vitro ini adalah serat kelapa sawit asli, serat kelapa sawit yang difermentasi oleh jamur tiram Pleurotus ostreatus, tubuh buah jamur tiram Pleurotus ostreatus dan beberapa jenis ransum. Bahan yang digunakan dilaboratorium yaitu label, larutan McDougall temperatur 39 o C ph 6,5-6,9 dan sumber inokulum diambil dari cairan rumen domba. Alat dan Bahan Analisis Gas Test Alat-alat analisa gas test seperti termos untuk mengambil cairan rumen domba, kain penyaring, syringe 100 ml, shaker waterbath di set pada suhu 39 o C sesuai dengan suhu rumen, magnetic stirrer untuk mengaduk campuran cairan 24
rumen, spoit 30 ml, gas CO 2 untuk menjaga kondisi anaerob, 230 mg bahan makanan yang akan diuji, dan cairan rumen domba sebagai sumber inokulum. Bahan yang digunakan pada analisa gas test ini adalah serat sawit asli dan fermentasi, tubuh buah jamur Pleurotus ostreatus, serta beberapa jenis ransum. Bahan yang digunakan dilaboratorium yaitu label, 400 ml aquadest, 0,1 ml larutan mineral mikro, 200 ml larutan buffer rumen, 200 ml larutan mineral makro, 1 ml larutan resazurin 0,1% (w/v), dan 40 ml larutan pereduksi. Ransum Ransum yang diujicobakan merupakan perlakuan dalam penelitian ini. Perlakuan tersebut meliputi bahan tunggal yaitu tubuh buah jamur Pleurotus ostreatus, serat kelapa sawit asli, dan serat kelapa sawit yang difermentasi, serta beberapa jenis ransum yang berbahan hijauan rumput gajah dan subtitusinya berupa serat kelapa sawit fermentasi (Tabel 3). Bahan konsentrat berupa dedak padi, onggok, bungkil kedelai, bungkil kelapa, molasses, CPO dan CaCO 3. Ransum disusun untuk domba berbobot badan 20 kg dengan pertambahan bobot badan 275 g/h, TDN 73%, dan PK 16% (NRC, 1985). Tabel 3. Komposisi Ransum Penelitian (% BK) Bahan Pakan R0 R1 R2 R3 R4 Rumput Gajah 30.00 22.50 15.00 7.50 0.00 Serat sawit fermentasi 0.00 7.50 15.00 22.50 30.00 Dedak 10.00 12.00 10.0 12.50 11.90 Onggok 15.00 15.00 18.50 18.90 19.00 Bungkil kedelai 14.90 14.40 15.00 14.75 14.00 Bungkil kelapa 22.00 20.50 18.40 15.75 16.50 Molases 4.00 4.00 4.00 4.00 4.50 CPO 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 CaCO 3 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 Premix 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 Komposisi Nutrien (%) TDN 73,07 73,10 73,60 73,58 73,85 Protein kasar 16,09 16,10 16,05 16,01 16,07 25
Prosedur Pengambilan Serat Kelapa Sawit Serat kelapa sawit didapatkan dari pabrik minyak kelapa sawit yang berada di PT. Kertajaya, Kecamatan Malimping, Banten. Pembuatan Media Tumbuh dan Baglog Jamur Pleurotus ostreatus Pembuatan jamur menggunakan media yaitu kapur sebanyak 2% sebagai mineral untuk pertumbuhan dan dedak sebanyak 15% sebagai sumber makanan yang mudah dimanfaatkan jamur untuk pertumbuhan. Lalu dicampurkan dengan serat kelapa sawit yang telah dikukus untuk meluruhkan lemak yang menempel setelah buahnya di press agar jamur mudah tumbuh dan dikeringkan. Kemudian diinokulasi dengan bibit jamur Pleurotus ostreatus serta diinkubasi didalam ruangan bersuhu 22 25 o C selama 5-8 minggu. Panen miselium dilakukan sebelum munculnya tubuh buah. Setelah itu serat kelapa sawit fermentasi dapat dicampurkan didalam ransum sebagai subtitusi rumput gajah. Persiapan Sampel Persiapan sampel dilakukan setelah dilakukan fermentasi tubuh buah jamur Pleurotus ostreatus hasil panen ditimbang berat segarnya, kemudian dikeringkan dan selanjutnya ditimbang untuk mengetahui produksi keringnya. Serat kelapa sawit yang telah kering udara diambil sampelnya sekitar 1000 gram, lalu dikeringkan dengan oven pada suhu 60-70 o C sampai beratnya tetap. Kemudian serat kelapa sawit fermentasi yang telah dikeringkan digiling dan dicampurkan dengan konsentrat beserta sampel hijauan yang telah dikeringkan pada oven, kemudian digiling dan digunakan untuk analisis kecernaan in vitro, VFA, NH 3 dan gas test. Pengambilan Cairan Rumen Tahap pengambilan rumen yaitutermos yang telah diisi dengan air panas disiapkan (suhu ± 39 o C). Lalu, termos diisi dengan rumen domba yang diambil di Tempat Pemotongan Hewan Empang dan dimasukkan ke dalam termos yang baru saja dikeluarkan air panasnya. Isi rumen domba diperas dengan menggunakan kain. 26
Fermentabilitas In vitro Fermentasi Tahap I. Sebanyak 500 mg sampel diisi pada tabung fermentor, kemudian ditambahkan dengan 10 ml cairan rumen dan 40 ml larutan McDougall. Lalu tabung fermentor dimasukkan ke dalam shaker waterbath dengan suhu 39 C, tabung dikocok dengan dialiri CO 2 selama 30 detik, cek ph (6,5-6,9) kemudian ditutup dengan karet berventilasi dan difermentasi selama 4 jam. Setelah 4 jam, tutup karet fermentor dibuka lalu diteteskan 2-3 tetes HgCl 2 untuk membunuh mikroba. Selanjutnya tabung fermentor dimasukkan ke dalam sentrifuse dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Lalu substrat akan mengendap dibagian bawah dan supernatan yang bening ada dibagian atas. Supernatan diambil untuk analisis VFA dan NH 3. Substrat yang tersisa digunakan untuk analisa kecernaan BK dan BO pada tahap berikutnya. Prosedur Pengukuran Konsentrasi VFA (Steam Distilation Method) Pada pengukuran VFA alat destilasi dipersiapkan sebelumnya yaitu dengan mendidihkan air dan mengalirkan air ke pendingin. Sebanyak 5 ml sampel dan 1 ml H 2 SO 4 15% dimasukan ke dalam alat destilasi. Tabung elenmeyer yang sudah diisi dengan 5 ml NaOH 0,5 N ditempatkan pada ujung alat guna menampung hasil VFA. Cairan ditampung hingga mencapai 250 ml, setelah itu HCl 0,5 N ditetesi sebanyak 2-3 tetes sampai warna titrat berubah dari merah jambu menjadi tidak berwarna. Produksi VFA dihitung dengan rumus : VFA (mm) = (a b) x N HCL x 1000/5 Berat sampel x BK sampel a : volume titran blanko b : volume titran contoh Prosedur Pengukuran konsentrasi NH 3 (Conway Micro Diffussion Method) Bibir cawan Conway yang digunakan terlebih dahulu diolesi vaselin. Sebanyak 1 ml supernatan hasil proses fermentasi pada 4 jam inkubasi diambil dan ditempatkan pada salah satu ujung alur cawan Conway. Sebanyak 1 ml larutan Na 2 CO 3 jenuh ditempatkan pada ujung alur lainnya pada cawan conway yang sama. Supernatan dan Na 2 CO 3 tidak boleh bercampur. Pada cawan kecil yang terletak ditengah cawan conway ditempatkan sebanyak 1 ml Larutan asam borat berindikator. Cawan Conway ditutup rapat sampai hingga kedap udara dan digoyang-goyangkan 27
dengan memiringkan cawan. Setelah 24 jam asam borat berindikator dititrasi dengan H 2 SO 4 0,005 N sampai terjadi perubahan warna dari merah menjadi biru. Produksi NH 3 dihitung dengan rumus : NH 3 (mm) = Volume H 2 SO 4 x N H 2 SO 4 x 1000 Pengukuran Gas Test Berat sampel x BK sampel Prosedur Pengukuran KCBK dan KCBO Tabung fermentor berisi sampel yang telah diikubasi selama 48 jam dan telah ditetesi HgCl 2 kemudian disentrifuge yang berkecepatan 2500 rpm selama 15 menit, sehingga dari sampel didapatkan bagian terpisah berupa supernatan dan endapan. Endapan diambil untuk kemudian ditambahkan dengan 50 ml larutan pepsin-hcl 0,2%. Campuran tersebut diinkubasi kembali tanpa menggunakan penutup karet selama 48 jam. Dari inkubasi tersebut didapatkan endapan campuran pepsin yang kemudian disaring menggunakan kertas saring whatman No.41 menggunakan pompa vacum. Hasil saringan berupa residu dimasukan kedalam cawan porselen yang telah diketahui bobot kosongnya terlebih dahulu. Bahan kering diperoleh dengan cara mengeringkan sampel dengan menggunakan oven 105 o C selama 24 jam untuk mendapatkan nilai bahan kering, dilanjutkan dengan proses pengabuan selama 6 jam dengan tanur listrik pada suhu 450 600 o C. Blanko yang digunakan adalah residu fermentasi tanpa sampel ransum perlakuan. Koefisien cerna bahan kering dan koefisien cerna bahan organik dihitung dengan rumus : % KCBK = BKsample(gr) [(BKresidu (gr) BKblanko(gr))]x 100% BKsample (gr) % KCBO = BOsample(gr) [(BOresidu (gr) BOblanko(gr))] x 100% BOsample (gr) Prosedur Pengukuran Gas Test Piston syringe diberi vaselin. Kemudian 230 mg bahan pakan ditimbang dan dimasukkan ke dalam syringe, lalu piston dipasang. Media yang sudah diaduk dan dialiri gas CO 2 ditempatkan dalam waterbath 39 o C, cairan rumen sebagai inokulum diambil dan disaring. Setelah itu, satu bagian cairan rumen dicampur dengan dua bagian media, lalu diaduk dengan magnetic stirrer. Campuran tersebut kemudian 28
disimpan didalam waterbath dan dialiri CO 2 sebanyak 30 ml campuran media cairan rumen dimasukkan ke masing-masing syringe menggunakan spoit, udara yang ada dalam syringe dikeluarkan dan klep syringe ditutup. Posisi piston dibaca pada waktu sebelum inkubasi (Gb 0 ), lalu inkubasi dalam oven 39 C selama 24 jam, Posisi piston dibaca dalam jarak dua jam selama 12 jam dan yang terakhir 48 jam (Gb 48 ). Cara Perhitungan : Gb (ml/200 mg BK, 24 jam) = [(Gb 24 - Gb 0 )*200*((FH + FC)/2)] BK bahan Formula yang digunakan untuk mengestimasi KCBO (%) dan ME (MJ/kg BK) adalah : KCBO (%) = 14.88 + 0.889 Gb + 0.045 PK + 0.065 Abu ME (MJ/kg DM) = 1.242 + 0.146 Gb + 0.007 PK + 0.0224 Lemak Dimana Gb dinyatakan dalam ml, sedangkan PK, Abu dan Lemak dalam g/kg BK. FH = produksi gas standar dibagi dengan produksi sebenarnya dari hijauan FC = produksi gas standar dibagi dengan produksi sebenarnya dari konsentrat. Rancangan Percobaan dan Analisis Data Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan pakan tunggal untuk mengetahui kualitas nutrisi serat kelapa sawit hasil fermentasi dengan jamur Pleurotus ostreatus, 5 perlakuan ransum untuk mengetahui dampak fermentasi terhadap kualitas serat kelapa sawit, dan 3 kelompok periode pengambilan cairan rumen. Model matematik yang digunakan adalah (Steel dan Torrie, 1993). Yij = µ + i + β j + ij Keterangan : Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j = Nilai rataan umum i = Pengaruh perlakuan ransum ke-i β j = Pengaruh kelompok ke-j 29
ij = Pengaruh acak perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA), jika terdapat perbedaan yang nyata, maka dilakukan uji kontras ortogonal. Peubah yang diamati Peubah yang diukur dan diamati dalam penelitian ini meliputi peubah fermentabilitas, kecernaan secara in vitro, kecernaan bahan organik (KBO) dan energi metabolis dengan gas test. Peubah fermentabilitas terdiri dari pengukuran VFA dengan Steam Distilation Method dan pengukuran NH 3 dengan Conway Micro Diffussion Method. Peubah kecernaan in vitro terdiri dari pengukuran Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK) dan Koefisien Cerna Bahan Organik (KCBO). Peubah KBO dan metabolisme energi yaitu pengukuran estimate metabolisme energi pada gas test. 30