BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL Bab ini membahas mengenai simpulan dan keterbatasan penelitian ini. Penjelasan tersebut kemudian diakhiri dengan uraian mengenai implikasi dari penelitian ini, baik secara praktis bagi perusahaan maupun teoretis bagi penelitian selanjutnya. 5.1.Simpulan Penelitian Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Gaya kepemimpinan di Hotel Jentra Dagen yang dipakai oleh manajer menunjukan hasil prosense yang tinggi pada kategori selling. Gaya kepemimpinan selling ini yang memberi pengaruh yang paling dominan dalam mendukung pekerjaan karyawan dengan baik. Karyawan menganggap, bahwa manajer menerima pendapat setiap individu mengenai pembuatan keputusan dan kebijaksanaan yang akan diambil sehingga berpengaruh pada tugas-tugas yang dilaksanakan sesuai dengan keputusan bersama. 2. Iklim Organisasional persepsian yang ada di Hotel dirasakan karyawan sangat dominan memberikan dampak positif. Responden menyatakan hampir seluruh dimensi iklim organisasional persepsian memiliki pengaruh yang paling dominan membentuk kinerja karyawaan baik itu dukungan, 93
tekanan, penghargaan intrinsik dan imparsialitas. Karyawan merasa adanya dukungan dari pimpinan terhadap pekerjaan yang karyawan lakukan dengan manajer memberi rasa percaya yang tinggi pada karyawan. Selain itu, dukungan manajer pada karyawan ditunjukkan melalui pengakuan dan penghargaan pada pekerjaan karyawan serta memberikan motivasi untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Manajer juga melibatkan karyawan dalam diskusi terkait pemasalahan pekerjaan dan percaya pada tugas-tugas yang dilakukan karyawan sehingga ada kerjasama yang baik membentuk iklim organisasi kondusif. 3. Berdasarkan atribut karyawan melalui hasil uji statistik yang telah dilakukan, karyawan dengan data jenis kelamin, usia, masa kerja dan pendidikan tidak menunjukan perbedaan yang signifikan terhadap gaya kepemimpinan. Artinya, bahwa unsur pembentuk variabel gaya kepemimpinan tidak menjadi persoalan yang menyebabkan kesenjangan antara perempuan dan laki-laki meskipun dengan jumlah yang berbeda serta tidak memiliki kecenderungan yang menyebabkan mereka merasa tidak adil pada pengakuan kemampuan meskipun dengan latar belakang dan masa kerja yang berbeda. Namun karyawan dengan jenis kelamin perempuan memiliki kecenderungan respon yang lebih rendah dibanding laki-laki pada dimensi kohesi variabel iklim organisasional persepsian. Pernyataan ini diduga muncul karena jumlah perempuan lebih banyak yang bekerja di Hotel sehingga mereka merasa bahwa mereka bisa bekerja mandiri tanpa 94
bantuan orang lain. Selain itu, terdapat perbedaan signifikan uji ANOVA respon karyawan berdasarkan pendidikan pada dimensi iklim organisasional persepsian yaitu dimensi intrinsic recognition dengan respon paling rendah oleh karyawan dengan latar belakang pendidikan D1. Perbedaan signifikan atribut karyawan juga terdapat pada respon karyawan dengan masa kerja lebih dari tiga tahun pada dimensi tekanan (pressure). Perbedaan pada latar belakang pendidikan dan masa kerja ini diduga karena adanya anggapan bahwa pengakuan yang mereka terima tidak bisa disetarakan dengan latar belakang pendidikan yang tidak menentukan kepiawaian seseorang dalam bekerja. 4. Gaya kepemimpinan di Hotel pada dimensi selling berpengaruh cukup signifikan pada karyawan. Persepsi karyawan mencakup pada hal-hal yang membentuk pola perilaku manajer berlaku pada orientasi tugas tinggi dan orientasi hubungan juga tinggi, sementara kedewasaan pegawai cukup. Dalam situasi tersebut, manajer telah memberikan pengarahan secara seimbang dengan memberikan dukungan, meminta dan menghargai masukan dari pegawai. Artinya, karyawan dilibatkan dalam segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan agar ada hubungan komunikasi yang membuat karyawan merasa bahwa mereka adalah bagian terpenting yang ikut bertanggung jawab dalam mencapai tujuan organisasi. Hasil temuan dari penelitian ini mengindikasikan bahwa dimensi pembentuk variabel iklim organsasional seperti pressure, cohesion, intrinsic recognition dan 95
impartiality memiliki pengaruh yang paling signifikan pada tugas karyawan. Dimensi tekanan yang merupakan representasi dari ketepatan dalam melakukan pekerjaan sesuai standar, kohesi yaitu hubungan yang dibentuk antar anggota organsiasi, pengakuan intrinsik yaitu penghargaan berupa dukungan dari manajer dan imparsialitas atau perlakuan adil pada setiap karyawan di Hotel Jentra Dagen sangat baik. Namun, perlu adanya beberapa tindakan dari manajer untuk terus berusaha megikutsertakan karyawan dalam setiap keputusan yang diambil agar sesuai dengan keamampuan dan kemauan karyawan. 5.2.Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kuesioner dititipkan kepada pihak perusahaan yaitu bagian HRD (Human Resources Magement) berdasarkan izin yang diperoleh perusahaan, sehingga pengembalian kuesioner tidak mencapai 100% serta terdapat kemungkinan terjadi bias pada data yang diperoleh. 2. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan gaya kepemimpinan dan iklim organisasional persepsian hanya sebatsas pada konsep gaya kepemimpinan yang dipersepsikan karyawan terdapat pada manajer dengan dimensi pembentuk gaya kepemimpinan yang diilhami dari teori Hersey dan Blanchard (1996) dan dimensi pembentuk iklim organisasional persepsian dikutip dari Koy dan Decotis dari penelitian Montes et al,. (2004). 96
5.3.Implikasi Manajerial Penelitian ini memiliki beberapa implikasi manajerial diantaranya pada tataran teoretis dan tataran praktis yaitu: A. Tataran Teoretis Gaya kepemimpinan dan iklim organisasional terbukti memberikan hasil yang signifikan pada karyawan khususnya pada bisnis di bidang jasa (Hotel). Gaya kepemimpinan yang efektif cenderung memiliki inovasi yang tinggi dalam menanggapi perubahan pasar dan lingkungan, memiliki kreaktivitas yang tinggi dalam menghadapi persaingan dan mampu mempertahankan karyawan. Selain itu, Iklim organisasinal persepsian yang dibentuk di dalam sebuah organiasasi memiliki dampak pada motivasi, perilaku, sikap karyawan dan potensi, yang mempengaruhi produktivitas organisasi (Adenike., 2011).Iklim organiasional yang dipersepsikan karyawan kecenderungan menjadi hal yang berpengaruh pada kemauan dan kemampuan karyawan dalam melakukan pekerjaan cukup tinggi. B. Tataran Praktis Gaya kepemimpinan di Hotel Jentra Dagenmemiliki pengaruh signifikan bagi karyawan. Hal ini dibuktikan dengan uji statistic yang menunjukkan hasil yang tinggi pada setiap dimensi pembentuk variabel gaya kepemimpinan. Oleh karena itu, hendakanya temuan ini perlu dievaluasi secara positif untuk dapat dipertahankan atau lebih dikan agar organisasi lebih siap mengahadapi 97
persaingan. Pola kepemimpinan atau tindakan yang dipersepsikan oleh bawahan dari pimpinan Hotel yang mengarahkan, mempengaruhi dan mengendalikan orang lain yang berhubungan dengan aktivitas pekerjaan berguna untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Sehingga, perlu adanya kerjasama yang baik antara kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari manajer untuk setiap kegiatan dan pengembangan kemampuan dalam melaksanakan tugas dengan tepat. Karyawan dengan kesiapan yang cukup, masih membutuhkan arahan dari pimpinan karena bukan hanya persoalan sebatas tugas yang dapat diselesaikan akan tetapi hubungan secara sosio-emosional yang terjalin antara pimpinan dan bawahan semakin aktif. Dengan demikian, manajer dalam hal ini di Hotel Jentra Dagen dapat dengan mudah memahami kemampuan dan kemauan karyawan dalam melakukan tugasnya. Iklim organisasional yang tercipta di Hotel Jentra Dagen merupakan salah satu faktor yang juga sangat penting bagi perkembangan karyawan dalam mempresentasikan makna situasi yang terjadi sehari-hari di Hotel. Dengan adanya tekanan pada pekerjaan dimaksudkan untuk membangun kedisiplinan dan membentuk karakter karyawan agar dapat menyesuaikan dengan situasi yang semakin dinamis saat ini ditanggapi dengan positif. Bentuk dari kerja sama yang dibangun antar anggota organisasi, pengakuan dari manajer terhadap tugastugas yang dibebankan pada karyawan mendapatkan dukungan positif serta memberikan perlakuan yang adil pada karyawan pada setiap permasalahan yang 98
dihadapi merupakan faktor positif yang berpengaruh bagi karyawan dan harus dipertahankan dan dikaji lebih lanjut agar tepat sasaran. Perbedaan atribut karyawan berdasarkan jenis kelamin perempuan dan laki-laki agar lebih dievaluasi lagi, perempuan pada penelitian ini menunjukan hasil yang lebih rendah pada dimensi kohesivitas atau kerja sama yang dibentuk dalam organsiasi dari pada laki-laki. Sehingga, perlu adanya pengarahan dari manajer bahwa pentingnya kohesivitas membentuk iklim organisasi yang positif. Artinya, dibutuhkan pembenahan persepsi karyawan terhadap kerja sama yang dibangun di dalam organisasi yaitu bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tugas laki-laki dan perempuan yang dilakukan bersama-sama. Perbedaan pada latar belakang pendidikan terhadap pengakuan intrinsik kemungkinan berhubungan dengan masa kerja karyawan yang seharusnya lebih diperhatikan lagi, karena perbedaan pendidikan terkadang memunculkan sikap sentimen pribadi dalam pembagian tugas oleh manajer. Perbedaan keahlian dalam melakukan pekerjaan dengan tepat juga dapat dinilai dari masa kerja karyawan, karena semakin lama karyawan bekerja di suatu tempat maka akan semakin paham dan memiliki kesiapan yang berbeda. 99