TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENGAMBILAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2012 Budi Riyanto, Antik Pujihastuti, Rohmadi APIKES Mitra Husada Karanganyar apikesmitra@yahoo.co.id ABSTRAK Dalam pelaksanaan penyimpanan dan pengambilan dokumen rekam medis di RSUD Kabupaten Karanganyar masih ditemukan adanya dokumen salah simpan (misfile) hal ini menyebabkan pelayanan kepada pasien melakukan kunjungan ulang (control) menjadi lebih lama, karena petugas tidak menemukan dokumen rekam medis berada pada raknya. Dan pada saat melakukan pengambilan dokumen rekam medis petugas tidak menggunakan tracer sebagai kartu penunjuk keluar dokumen rekam medis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penyimpanan dan pengambilan dokumen rekam medis di bagian filing RSUD Kabupaten Karanganyar tahun 2012. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan metode observasi. Obyek penelitian adalah pelaksanaan penyimpanan dan pengambilan dokumen rekam medis di bagian filing RSUD Kabupaten Karanganyar. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil kegiatan dalam pelaksanaan penyimpanan dokumen rekam medis pasien rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat telah memiliki kebijakan penyimpanan nomor 023 05 S5 P1. Penyimpanan dokumen rekam medis secara sentralisasi dan penjajaran dokumen rekam medis secara terminal digit filing. Digunakannyabuku peminjaman dan folder (map) sebagai pengganti buku ekspedisi. Sedangkan formulir tracer tidak digunakan sebagai penunjuk keberadaan dokumen rekam medis keluar. Dan saat melakukan penyimpanan dan pengambilan dokumen rekam medis masih ditemukan adanya dokumen rekam medis salah simpan (misfile), disebabkan oleh faktor human eror petugas filing mengalami kelelahan dan menyebabkan menjadi kurang teliti dalam melakukan penyimpanan ke dalam rak. Oleh karena itu, untuk mengurangi kejadian misfile maka petugas diharapkan mengaktifkan kembali tracer dan melakukan penyisiran dokumen rekam medis secara periodik, baik saat melakukan penyimpanan dan pengambilan dokumen rekam medis dengan tujuan dokumen rekam medis mudah ditemukan pada saat dibutuhkan. Kata Kunci : Filing, Penyimpanan dan Pengambilan Dokumen Rekam Medis. Kepustakaan : 9 (1991-2011) PENDAHULUAN Rumahsakitsebagaipemberipelayanan kesehatanselainmemberikanpelayananklinisj ugamemberpelayanan non klinis.pelaksanaanpelayanan non klinismeliputipenyelenggaraanrekammedis, salah satu pelayanan non klinis atau aspek pelayanan administrasi (manajemen) adalah pengelolaan rekam medis, untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis baik dan benar, maka tidak akan tercipta tertib administrasi rumah sakit. Tertib administrasi merupakan salah satu faktor menentukan didalam upaya pelayanan kesehatan suatu rumah sakit (Depkes, RI. 2006). Oleh karena itu manajemen informasi kesehatan khususnya rekam medis dibuat secara baik dan benar oleh tenaga kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan 50Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.2, OKTOBER 2012, Hal 50-58
kemudian dikelola secara terencana. (Gemala, R. 2010). Dalam hal ini pelayanan rekam medis pasien salah satunya dilakukan oleh bagian penyimpanan (filing). Dimana dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap maupun rawat darurat disimpan karena memiliki sifat rahasia dan mempunyai aspek hukum maka keamanan fisik menjadi tanggungjawab rumah sakit, sedangkan aspek isi rekam medis merupakan hak milik pasien. Dalam pelaksanaan penyimpanan dokumen rekam medis berpedoman pada standar operasional prosedur tentang penyimpanan dokumen rekam medis. Berdasarkan survei pendahuluan bahwa pelaksanaanpenyimpanandanpengambilando kumenrekammedisdi RSUD Kabupaten Karanganyar masih ditemukan adanya dokumen rekam medis salah simpan (misfile) hal ini menyebabkan pelayanan kepada pasien melakukan kunjungan ulang (control) menjadi lebih lama, karena petugas tidak menemukan dokumen rekam medis berada pada raknya. Dan pada saat melakukan pengambilan dokumen rekam medis petugas tidak menggunakan tracer sebagai kartu penunjuk keluar dokumen rekam medis. Berdasarkanlatarbelakang di ataspenelititertarikmengambiljudulpenelitian tentang TinjauanPelaksanaanPenyimpanand anpengambilandokumenrekammedis di Bagian FilingRSUD Kabupaten Karanganyar Tahun 2012. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahuipelaksanaanpenyimpanandanpen gambilandokumenrekammedis di RSUD Kabupaten Karanganyar Tahun 2012. RekamMedis Pengertian menurutpermenkes RI No. 269/ MENKES/ PER/ III/ 2008, rekammedisadalahberkas berisikancatatandandokumententangidentitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakandanpelayanan lain telahdiberikankepadapasien. Rekam Medis menurut Dirjen Yanmed No. 78 tahun 1991, adalah berkas berisikan catatan dan dokumen tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain diberikan kepada seseorang pasien selama dirawat di rumah sakit dilakukan di unit-unit rawat jalan termasuk unit gawat darurat dan unit rawat inap. Ruang Filing (Penyimpanan Dokumen Rekam Medis) Ruang filing merupakan suatu ruang penyimpanan dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat, selain itu juga sebagai penyedia berbagai dokumen rekam medis untuk berbagai keperluan serta melindungi dokumen rekam medis terhadap berbagai kerusaakan. Dan merupakan salah satu bagian bagian rekam medis bertugas dalam penyimpanan dokumen rekam medis dan menjaga isi kerahasiaan isi dari dokumen rekam medis. Sistem Penomoran Dalam Dokumentasi Rekam Medis Sistem penomoran dokumen rekam medis bertujuan untuk memberi identitas Tinjauan Pelaksanaan Penyimpanan...( Budi Riyanto, Antik Pujihastuti,dk) 51
dokumen rekam medis seorang pasien agar tidak tertukar dengan dokumen rekam medis pasien lain. Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam Medis Penyimpanan dokumen rekam medis bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat ditemukan kembali dokumen rekam medis disimpan dalam rak filing. Dengan demikian maka diperlukan sistem penyimpanan dengan mempertimbangkan jenis sarana dan peralatan digunakan, tersedianya tenaga ahli dan kondisi organisasi. Ditinjaudaripemusatanataupenyatuan dokumen rekammedis, makacarapenyimpanandibagimenjadi 2, yaitu: 1. Sistem penyimpanan secara sentralisasi Sistem penyimpanan dokumen rekam medis secara sentral yaitu suatu sistem penyimpanan dengan cara menyatukan formulir formulir rekam medis milik seorang pasien kedalam satu kesatuan (folder). Dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat milik seorang pasien menjadi satu dalam kesatuan folder (map). Kelebihan sistem penyimpanan secara sentralisasi yaitu : a. Data dan informasi hasil-hasil pelayanan dapat berkesinambungan karena menyatu dalam satu foldersehingga riwayatnya dapat dibaca seluruhnya. b. Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan rekam medis. c. Mengurangi jumlah biaya dipergunakan untuk peralatan dan ruangan. d. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah distandarisasi. e. Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan karena dokumen rekam medis milik seorang pasien berada dalam satu folder. f. Memudahkan menerapkan sistem bagian record. 2. Sistem penyimpanan secara desentralisasi Sistem penyimpanan dokumen rekam medis secara desentralisasi yaitu suatu sistem penyimpanan dengan cara memisahkan milik seorang pasien antara dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat pada folder tersendiri dan atau tempat tersendiri. Biasanya dokumen rekam medis pasien rekam medis pasien rawat jalan disimpan di satu tempat penyimpanan atau di poliklinik masing-masing, sedangkan dokumen rekam medis pasien gawat darurat dan rawat inap disimpan di bagian 52Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.2, OKTOBER 2012, Hal 50-58
rekam medis. Adapun kelebihan dan kekurangan dari sistem penyimpanan secaradesentralisasi antara lain: Kelebihan sistem penyimpanan secara desentralisasi: a. Efisiensi waktu, sehingga pasien dapat pelayanan lebih cepat. b. Beban kerja dilaksanakan petugas lebih ringan. Kekurangan sistem penyimpanan secara desentralisasi : a. Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis, yaitu data dan informasi pelayanan pada satu pasien dapat tersimpan lebih dari satu folder. b. Biaya diperlukan untuk peralatan dan ruangan lebih banyak. (Depkes, RI. 2006) Pengambilan Kembali Dokumen Rekam Medis (Retrieval) 1. Pengeluaran Rekam Medis Ketentuan pokok harus ditaati di tempat penyimpanan adalah: a. Tidaksatupunrekammedisboleh keluardariruangrekammedistanpat andakeluarataukartupermintaan. Peraturaninitidakhanyaberlakubagi orang-orang di luarrekammedis, tetapijugabagipetugasrekammedisi tusendiri. b. Seseorang menerimaataumeminjamdokumenr ekammedis, berkewajibanuntukmengembalika ndalamkeadaanbaikdantepatwaktu. Dalampeminjamanharusdibuatkete ntuanberapa lama jangkawaktuuntuksaturekammedis diperbolehkantidakberada di rakpenyimpanan. Seharusnyasetiapdokumenrekamm ediskembalikerakpadasetiapakhirh arikerja, sehinggapetugas filing rumahsakitdapatmencaridokumenr ekammedis diperlukan. c. Rekammedistidakdibenarkandi ambildarirumahsakitkecualiatasper intahpengadilan. d. Dokterdokterataupegawairumahsakit berkepentingandenganmeminjamr ekammedis, untukdibawakeruangkerjanyasela ma jam kerja, dandikembalikankeruangrekamme dispadaakhir jam kerja. e. Jikabeberaparekammedisakand igunakanselamabeberapaharimaka rekammedistersebutdisimpandala mtempatsementara di ruangrekammedis. f. Kemungkinanrekammedisdiper gunakanbeberapa orang, danberpindahtangandari orang satuke orang lain, Tinjauan Pelaksanaan Penyimpanan...( Budi Riyanto, Antik Pujihastuti,dk) 53
harusdilakukandenganmengisi KartuPindahTangan, karenadengancarainirekammedisti dakperlubolakbalikdikirimkebagia nrekammedis, untukdiletakkansebagaipetunjukke luarnyarekammedis, kartupindahtersebutberisitanggal, pindahtangandarisiapakesiapa, untukkeperluanapadandigunakanol ehdoktersiapa. 2. Petunjuk Keluar (Out guide) Petunjukkeluaradalahsuatual at pentinguntukmengawasipenggunaa nrekammedis.dalampenggunaanny a Petunjukkeluar inidiletakkansebagaipenggantipadat empat map-map rekammedis diambilataudikeluarkandarirakpeny impanan. Petunjukkeluartetapberada di raktersebut, sampai map rekammedis diambilataupundipinjamtersebutdik embalikanketempatsemula. 3. Buku Ekspedisi Setiap penyerahan dokumen rekam medis harus menggunakan buku ekspedisi adalah nomor rekam medis, tanggal, penggunaan dan nama pasien. Hal ini bertujuan agar keamanannya terjamin, bila dijumpai kehilangan dokumen rekam medis dan sebagai bukti serah terima dokumen rekam medis.(depkes, RI. 2006). METODE JenispenelitianadalahdeskriptifMetod e digunakanadalahmetodeobservasimengguna kanpendekatancross sectional. Dalam penelitian ini subyek digunakan adalah petugas rekam medis di bagian filing RSUD Kabupaten Karanganyar. Obyek penelitian adalah pelaksanaan penyimpanan dan pengambilan dokumen rekam medis di bagian filing RSUD Kabupaten Karanganyar.Instrumen Penelitian dengan pedoman wawancara, pedoman observasi HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kebijakan Tentang Penyimpanan Dokumen Rekam Medis di Bagian Filing RSUD Kabupaten Karanganyar RSUD Kabupaten Karanganyar memiliki 2 orang petugas bertanggungjawab di bagian filing dengan tugas melakukan penyimpanan dan pengambilan dokumen rekam medis pasien rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Selain itu, RSUD Kabupaten Karanganyar memiliki kebijakan tentang penyimpanan dengan nomor 023-05 S5 P1 tanggal 2 Januari 2011 telah disahkan oleh Direktur RSUD Kabupaten Karanganyar. Adapun isi dari kebijakan tersebut adalah Penyimpanan dokumen rekam medis di RSUD Kabupaten Karanganyar menggunakan sistem sentralisasi disimpan dalam satu 54Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.2, OKTOBER 2012, Hal 50-58
kesatuan map (folder), dan disusun sesuai aturan nomornya berjajar pada rak yaitu Straight Numerical System. Terjadi ketidaksesuaian pada sistem penjajaran, pada kebijakan menyebutkan bahwa penjajaran dokumen rekam medis secara Straight Numerical System, sedangkan pada pelaksanaannya menggunakan sistem penjajaran secara Terminal Digit Filing. 2. Buku, catatan dan formulir digunakan dalam penyimpanan dan pengambilan dokumen rekam medis di bagian filing. Dalam pelaksanaan penyimpanan dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat tidak menggunakan buku catatan. Sedangkan dalam pengambilan dokumen rekam medis buku catatan dan formulir digunakan di bagian filingrsud Kabupaten Karanganyar, adalah sebagai berikut: a. Buku peminjaman, digunakan untuk mencatat dokumen rekam medis dipinjamkan setiap hari, akan tetapi dalam pelaksanaannya buku peminjaman kurang dimanfaatkan sepenuhnya. Buku ini berisi nama, nomor rekam medis, nama peminjam, tanggal pinjam, tanggal kembali dan keperluan peminjaman. Dan buku peminjaman tidak selalu diisi oleh petugas filing dan tidak dimintakan tanda tangan kepada pihak peminjam. b. Folder (map), digunakan oleh petugas filing untuk serah terima dokumen rekam medis. Dengan tujuan untuk mengetahui dokumen rekam medis telah dikembalikan dan keberadaan keberadaan dokumen rekam medis serta pihak meminjam dokumen rekam medis yaitu petugas bangsal atau petugas poliklinik. Sedangkan tracer, sebagai kartu petunjuk keberadaan dokumen rekam medis tidak digunakan lagi karena tidak efisiensi waktu. 3. Pelaksanaan Penyimpanan dan Pengambilan Kembali Dokumen Rekam Medis Dalam pelaksanaan penyimpanan dokumen rekam medis pasien rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat telah selesai perawatan maka dokumen rekam medis telah lengkap disimpan di bagian filing dengan sistempenyimpanan secara sentralisasi dan penjajaran dokumen rekam medis dilakukan secara terminal digit filing. Dengan memiliki fasilitas penyimpanan berupa 1 set Roll O pack terdiri dari 4 rak dari tiap rak memiliki 5 sub rak. Dan 4 (empat) buah lemari kayu terdiri dari 12 sub rak, serta Rak besi dengan jumlah 11 (sebelas) rak penyimpanan Tinjauan Pelaksanaan Penyimpanan...( Budi Riyanto, Antik Pujihastuti,dk) 55
terdiri dari tiap rak terbagi menjadi 12 sub rak. dikomputer setelah itu petugas akan membuatkan KIB baru untuk pasien Pelaksanaan penyimpanan tersebut. Sebelum menuju ke rak dokumen rekam medis dilakukan penyimpanan petugas filing melihat setelah pasien selesai memperoleh pelayanan, berkas telah kembali dulu 2 angka terakhir nomor rekam medis pasien. Selanjutnya petugas dari unit pelayanan kemudian filing mengambil dokumen rekam dilakukan foldering (map)dan medis pasien sesuai nomor rekam assembling serta evaluasi kelengkapan pengisisan dokumen rekam medis. Untuk berkas sudah lengkap medis dan memastikan isi dokumen tersebut apakah sudah sesuai dengan Kartu Identitas Berobat (KIB) pasien. dapat dilakukan penyimpanan ke dalam Namun pada saat pelaksanaan rak penyimpanan, sedangkan untuk penyimpanan dan pengambilan berkas belum lengkap dokumen rekam medis pasien rawat dikembalikan ke unit pelayanan untuk jalan, rawat inap, dan gawat darurat dilengkapi. Pada saat petugas masih ditemukan adanya dokumen melakukan penyimpanan ke dalam rak penyimpanan, dokumen rekam medis telah diberi map terlebih dahulu salah letak pada rak penyimpanan atau salah simpan (misfile) hal ini disebabkan faktor human eror petugas dikelompokkan menurut 2 angka filing mengalami kelelahan dan terakhir. Setelah dilakukan menyebabkan menjadi kurang teliti pengelompokkan, dokumen dalam melakukan penyimpanan ke dimasukkan ke dalam rak penyimpanan sesuai nomor rekam medisnya. dalam rak. B. Pembahasan Selain itu, petugas filing juga 1. Kebijakan tentang Penyimpanan melakukan pengambilan kembali Dokumen Rekam Medis di Bagian (retrieval) Jurnal untuk Rekam dokumen Medis, ISSN rekam 1979-9551, VOL.VI. Filing NO.2, RSUD OKTOBER Kabupaten 2012, Karanganyar Hal 67-76 medis pasien rawat jalan, rawat inap, Dalam pelaksanaan penyimpanan dan gawat darurat. Petugas filing dokmen rekam medis RSUD menerima Kartu Idntitas Berobat (KIB) Kabupaten Karanganyar telah memiliki dan lembar jaminan dari petugas kebijakan tentang penyimpanan pendaftaran berfungsi sebagai dokumen rekam medis diatur penunjuk nomor rekam medis pasien secara lengkap. Sehingga petugas akan melakukan kunjungan. dalam melaksanakan penyimpanan Sedangkan, untuk pasien tidak dokumen rekam medis memiliki membawa KIB petugas pendaftaran pedoman sesuai dengan kebijakan akan mencarikan dulu data pasien telah ditetapkan, yaitu 56Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.2, OKTOBER 2012, Hal 50-58
penyimpanan dokumen rekam medis menggunakan sistem sentralisasi dan tracer dalam pengambilan dokumen rekam medis dipinjam sehingga penjajarannya secara terminal digit memudahkan dalam penelusuran filing. dokumen rekam medis keluar dari 2. Buku, catatan, dan formulir digunakan dalam penyimpanan dan rak penyimpanan. Hal ini belum sesuai dengan Depkes, RI. (2006) bahwa pengambilan dokumen rekam medis tracer berguna untuk mengawasi Dalam pelaksanaan pengambilan dokumen rekam medis pasien rasien rawat jalan, rawat inap, dan gawat pengunaan dokumen rekam medis dan sebagai dokumen rekam medis dipinjam dan pengambilan dokumen darurat membutuhkan buku, catatan, rekam medis harus menggunakan dan formulir. Buku peminjaman tracer atau kartu peminjam dokumen digunakan untuk mengetahui tujuan rekam medis.. peminjaman dokumen rekam medis. 3. Pelaksanana Penyimpanan dan Agar petugas filing mudah dalam mencari jika suatu saat dokumen rekam Pengambilan Dokumen Rekam Medis di Bagian Filing RSUD Kabupaten medis tersebut dibutuhkan untuk Karanganyar pelayanaan. Dan untuk serah terima Dalam pelaksanaan penyimpanan dokumen rekam medis petugas filing dan pengambilan dokumen rekam menggunakan folder (map). Hal ini medis baik rawat jalan, rawat inap, dan tidak sesuai dengan Depkes, RI. gawat darurat sudah sesuai dengan (2006) bahwa dalam serah terima kebijakan berlaku yaitu dokumen dengan menggunakan buku ekpedisi bertujuan agar keamanan dokumen rekam medis terjamin untuk penyimpanan secara sentralisasi dan penjajarannya secara terminal digit filing. Akan tetapi masih ditemukan Tinjauan menghindari Pelaksanaan kehilangan Penyimpanan...( dokumen Budi Riyanto, dokumen Antik Pujihastuti,dk) rekam medis salah rekam medis dan sebagai bukti serah terima antar peminjam dan petugas filing. Sedangkan tracer sebagai lembar simpan (misfile) pada saat petugas akan mengambil dokumen rekam medis, selanjutnya petugas akan mengambil dokumen rekam medis tersebut dan pengganti dan petunjuk dokumen memasukkan kembali ke tempat rak rekam medis keluar tidak penyimpanan sesuai nomor rekam digunakan lagi dikarenakan tidak medisnya. Hal ini sesuai dengan efisiensi waktu bagi petugas harus mengisi tracer terlebih dahulu bila Depkes, RI. (2006) bahwa pengamatan harus dilakukan secara periodik, untuk akan mengambil dokumen. menemukan salah simpan dan kartu Dikarenakan pentingnya kegunaan Tinjauan Pelaksanaan Penyimpanan...( Budi Riyanto, Antik Pujihastuti,dk) 57
pinjaman rekam medisnya masih belum dikembalikan. SIMPULAN DAN SARAN 1. Bahwa dalam pelaksanaan penyimpanan RSUD Kabupaten Karanganyar telah memiliki kebijakan tentang penyimpanan dengan nomor 023 05 S5 P1. 2. Buku, catatan dan formulir digunakan dalam penyimpanan dan pengambilan dokumen rekam medis di bagian filing adalahbuku peminjaman dan folder (map) sebagai tempat untuk memuat dokumen akan diserahkan fungsinya disamakan sebagai buku ekspedisi dalam serah terima. Sedangkan untuk formulir tracer tidak digunakan sebagai alat bantu. 3. Pelaksanaan penyimpanan dokumen rekam medis pasien rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat di bagian filing telah sesuai dengan kebijakan tentang penyimpanan, Akan tetapi pada saat pengambilan dokumen rekam medis masih ditemukan adanya dokumen salah simpan (misfile). Depkes, RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Depkes RI Hatta, G. 2010. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta Narbuko, C. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 70-83 Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. PerMenkes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008.Tentang Rekam Medis. Jakarta. RSUD Kapupaten Karanganyar, 2011. Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medik Revisi III Shofari, B, 2002. Prosedur dan Sistem Pengelolaan Rekam Medis.Semarang: PORMIKI DAFTAR PUSTAKA Arief, TQ. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan.CSGF. Surakarta Depkes, RI. 1991. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis (Medical Record Rumah Sakit). Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik 58Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.2, OKTOBER 2012, Hal 50-58