Politik dunia internasional adalah tempat pertarungan politik bagi kepentingan dan ideologi yang ada untuk memenangi posisi hegemon.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GLOBALISASI, KAPITALISME DAN PERLAWANAN ERIC HIARIEJ

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.

hambatan sehingga setiap komoditi dapat memiliki kesempatan bersaing yang sama. Pemberian akses pasar untuk produk-produk susu merupakan konsekuensi l

MEDIA ECONOMICS Media massa adalah institusi ekonomi yang berkaitan dengan produksi dan penyebab isi media yang ditargetkan pada khalayak atau konsume

BAB 1 PENDAHULUAN. bebasnya telah menjadi dasar munculnya konsep good governance. Relasi

TATA KELOLA PEMERINTAHAN, KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Hendra Wijayanto

BAB V PENUTUP. Mubarak. Berdasarkan dengan pandangan bahwa dalam setiap wilayah ditingkat

BAB III METODE PENELITIAN. neoliberal melalui proses penerapan diskursus good governance di

BAB V PENUTUP. pertanian selain dua kubu besar (Amerika Serikat dan Uni Eropa). Cairns Group

BAHAN AJAR KEWARGANEGARAAN

MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI AKTOR HI. Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si

Bab 4 PENUTUP. Semenjak berakhirnya kekuasaan Orde Baru (negara) akibat desakan arus

pembentukan FSD pada tahun 2001 lalu. Kota tersebut dianggap mewakili kontradiksi neoliberalisme, ia merupakan kota finansial terbesar di India juga

Pertemuan V : Perspektif Teoritis Regionalisme. Diplomasi HI di Kawasan Asia Pasifik Sylvia Octa Putri, S.IP

REGULASI PENYIARAN DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan pasca- perang dingin ini juga mempunyai implikasi strategis baik

1 BAB V: PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

SEKOLAH PASCASARJANA USU MEDAN 2009

Bisnis Internasional Pertemuan Pertama Bab 1 dan 2 Globalisasi dan Perbedaan Sistem Politik Ekonomi antar Negara

Negara dalam Arus Pendisiplinan Pasar

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.

Politik Global dalam Teori dan Praktik

ANALISIS POLITIK LUAR NEGERI. Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER)

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Halaman Persetujuan Pembimbing... ii. Halaman Pengesahan Skripsi... iii. Halaman Pernyataan... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

WHAT IS GLOBALIZATION?

Pada periode keempat ini Joint Parliamentary Commission berubah menjadi Mercosur Parliament yang secara resmi meminta delegasi dari tiap parlemen di n

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan-pertimbangan subjektif masing-masing masyarakat berupa filosofi, nilai-nilai,

BAB V PENUTUP. dapat terlepas dari modal yang dimilikinya, semakin besar modal yang dimiliki oleh

BAB I. A. Latar Belakang

Teori Kritikal mulai berkembang tahun 1937 (pengkajiannya dimulai tahun 1930) Teori Kritikal eksis sebagai ciri dari Institut Marxisme

BAB I PENDAHULUAN. demi stabilitas keamanan dan ketertiban, sehingga tidak ada lagi larangan. tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang mencakup:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UNIT EKSPLANASI SISTEM GLOBAL DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB IV PENUTUP. UU Migas adalah UU yang lahir disebabkan, karena desakan internasional dalam

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

Resensi Buku: Melawan Gurita Neoliberalisme. Oleh: Sugiyarto Pramono

INTER-PARLIAMENTARY UNION DAN AGENDA GLOBAL ABAD 21

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB VI PENUTUP. Analisis Percakapan Online atas Diskusi Politik Online tentang pembentukan

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

BAB I PENDAHULUAN. ini akan dibagi menjadi sembilan sub bab, yang meliputi sebagai berikut: Alasan

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3

Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

BAB V PENUTUP. Penelitian ini pada akhirnya menunjukan bahwa pencapaian-pencapaian

Movement mudah diterima oleh masyarakat global, sehingga setiap individu diajak untuk berpikir kembali tentang kemampuannya dalam mempengaruhi

BAB V KESIMPULAN. didukung berbagai sumber lainnya, menunjukkan bahwa terjadinya kontinuitas

BAB II KAJIAN KONSEP CIVIL SOCIETY

perkembangan investasi di Indonesia, baik investasi dalam negeri maupun investasi asing, termasuk investasi oleh ekonomi rakyat. Sementara itu, pada

Tidak ada tindakan politik bebas dari kepentingan ekonomi dan tidak ada pula sebuah kebijakan ekonomi terlepas dari kepentingan politik Contoh : Ekspo

GLOBALISASI MATAKULIAH KEWARGANEGARAAN. Muhamad Rosit, M.Si. Modul ke: Fakultas ILMU TEKNIK. Program Studi TEKNIK ELEKTRO.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RUANG LINGKUP KAJIAN EKONOMI POLITIK

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK


BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

BAB III PENUTUP. Liberalisasi perdagangan merupakan salah satu tujuan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

Sejak Edisi Pertama diterbitkan pada tahun 2008 sudah banyak perubahan yang terjadi baik

Tabel 1. Potensi Ancaman Perang Asimetris di Indonesia Ditinjau dari Berbagai Aspek Pelaku Sasaran Skala Metode Motif Dampak

Potret Sistem Internasional & Pembentukan Negara di Timur Tengah. Muhammad Qobidl `Ainul Arif, M.A. #Sesi 2, 24 Februari 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada awalnya film merupakan hanya sebagai tiruan mekanis dari realita atau

Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni

BAB VI REFLEKSI TEORITIS. pemberdayaan dapat di pandang sebagai bagian atau sejiwa-sedarah dengan aliran

RESENSI BUKU KELUAR DARI ORTODOKSI KAJIAN ISLAM POLITIK: KOMPARASI MESIR, TURKI, DAN INDONESIA

sehingga diperlukannya berbagai upaya dan kebijakan. Kekhawatiran yang bermula dari sebuah wacana tersebut ditanggapi oleh masyarakat internasional de

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial. Karya sastra pada umumnya bersifat dinamis, sesuai

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik

Sambutan oleh: Ibu Shinta Widjaja Kamdani Ketua Komite Tetap Kerjasama Perdagangan Internasional Kadin Indonesia

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN (1) GLOBALISASI DAN LIBERALISASI DALAM PENDIDIKAN. Perubahan2 dalam Masyarakat: 4/7/2012 DAYA SAING PENDIDIKAN INDONESIA

B. Refleksi Teoritis, tindaklanjut dan saran

SENGKETA INTERNASIONAL

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Pada Bab Penutup ini melihat kesimpulan dari data yang diperoleh di

GLOBALISASI DAN LIBERALISASI DALAM PENDIDIKAN

KERJASAMA INTERNASIONAL.

BAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta

BAB IV TEMUAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. akan adanya perspektif penyeimbang di tengah dominasi teori-teori liberal. Kedua

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak sekadar merealisasikan kata-kata, melainkan dengan sendirinya kata-kata itu mengandung

BAB I PENDAHULUAN. satu kondisi yang tidak mengenal lagi batas-batas wilayah. Aspek ekonomi

PENGUATAN KERJA SAMA PENEGAKAN HUKUM GLOBAL DAN REGIONAL Oleh: Viona Wijaya * Naskah diterima: 23 Agustus 2017; disetujui: 31 Agustus 2017

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin

Transkripsi:

Politik dunia internasional adalah tempat pertarungan politik bagi kepentingan dan ideologi yang ada untuk memenangi posisi hegemon. Sejarah politik internasional selalu berbicara tentang perubahan tatanan hegemoni. Pertanyaannya, lalu siapa yang akan mengambil posisi tersebut, itulah kelompok yang mampu mempengaruhi kelompok lainnya melalui kekuatan yang mereka miliki. Sebelum berakhirnya perang dingin atau pasca perang dunia satu dan dua. Para ilmuwan/intelektual yang tertarik dalam mengamati situasi politik internasional konsen dalam mempelajari kekuatan-kekuatan negara yang terlibat dalam politik internasional tersebut. Hal inilah yang akhirnya melahirkan sebuah studi baru dalam dinamika dunia internasional yaitu ilmu hubungan internasional. Setelah berakhirnya perang dingin, konstelasi perpolitikan internasional semakin lama semakin berubah. Walaupun dalam situasi ini, negara masih dianggap sebagai sebuah representasi dalam hubungan internasional. Namun, disisi lain pada saat itu muncul kekuatan baru diluar negara yang mencoba menjadi penguasa dalam perpolitikan dunia internasional. Kemunculan ideologi neoliberal yang merupakan turunan dari ideologi liberal sebelumnya menjadi mazhab baru dalam hubungan internasional yang merupakan aktor penting dalam membuka perspektif hubungan internasional yang baru dan tidak lagi konsen pada dominasi negara semata. Sejak saat itu mulai banyak bermunculan berbagai organisasi internasional yang terlibat dalam politik internasional bahkan bisa mendominasi. Sejak berakhirnya perang dingin, OI sangat berperan penting dalam mengubah sistem politik dunia yang awalnya sangat state-centric menjadi lebih beragam. Kemunculan WTO sebagai lembaga perdagangan merupakan sebuah bukti nyata dari keberhasilan kelompok neoliberal dalam menduduki posisi hegemon. Apalagi kemunculannya tersebut diiringi oleh kemunculan beberapa organisasi yang ikut mendukungnya seperti IMF dan World Bank. Hal inilah yang akhirnya memunculkan aktor baru dalam dunia internasional yang disebut sebagai Transnational Corporation (TNC). Walaupun dalam konteksnya, negara masih eksis dan dipandang sebagai aktor utama dalam politik internasional. Namun, disisi lain sebenarnya kekuatan

TNC jauh melebihi kekuatan yang dimiliki negara saat ini. Pada satu sisi, negara masih mengaku sebagai sebuah aktor yang berdaulat dalam dunia internasional, namun disisi lain negara malah menjadi sebuah perpanjangan tangan dari kepentingan yang dimiliki TNC melalui WTO dan bukan lagi sebuah aktor yang berdaulat yang mampu mengatur dan memproteksi rakyatnya. Karena semua aturan tentang kehidupan masyarakat internasional telah diatur dalam sebuah organisasi internasional yang bernama WTO tersebut. Kehilangan kedaulatan bagi suatu negara dalam hal ini akhirnya berpengaruh langsung bagi masyarakat lokal dalam negara tersebut. Ini dikarenakan tidak adanya bentuk proteksi yang dilakukan negara terhadap kebijakan-kebijakan internasional tadi. Suka atau tidak, faktanya kebijakan internasional telah berpengaruh sampai konteks masyarakat lokal. Walaupun banyak diantara mereka tidak menyadari hal tersebut. Negara tidak lagi terlihat berperan, karena dalam kondisi ini negara memang telah menjadi perpanjangan tangan dari kelompok kepentingan neoliberal global melalui atauran hukum yang dibuat dalam negara tersebut dan disesuiakan dengan konteks global. Diratifikasinya Agreement on Agriculture merupakan sebuah penindasan baru bagi masyarakat global dalam sektor pertanian khususnya petani yang berhubungan langsung dengan agreement tersebut. Hal ini justru tidak dianggap sebagai sebuah ancaman bagi masyarakat oleh negara atau aktor kepentingan lainnya dalam politik internasional. Hal ini terjadi dikarenakan penindasan yang dilakukan sekarang bukan lagi melalui intervensi militer yang merupakan cara tradisional yang dipakai pada masa perang dunia dulu. Akan tetapi kelompok hegemon telah memodifikasi strategi mereka melalui penanaman dan dominasi intelektual dan ideologi melalui kebijakan politik-kultural. Sehingga hal ini justur terlihat sebagai sebuah konsensus yang demokratis yang diamini oleh kelompok non-hegemon. Meskipun demikian, dalam waktu yang lama hal tersebut tetap akan mengasilkan sebuah konflik dan kontradiksi dalam lingkup nasional negara-negara sehingga memunculkan gerakan-gerakan lokal untuk melawan dominasi tersebut. Gramsci dan Neo-Gramscian Robert Cox mengamati kondisi tersebut dengan

mengeluarkan sebuah ide yang sangat luar biasa melalui teori hegemoni dan counter hegemoni dengan startegi perang posisi-nya (war of position), yaitu perlawananan melalui ide-ide yang merupakan akumulasi dari norma dan kebudayan lokal yang dimiliki masyarakat dibelahan bumi manapun. Teori ini terbukti dengan kemunculan gerakan pertanian organik di Sumatra Barat yang merupakan sebuah refleksi masyarakat lokal atas ketertindasan mereka oleh kebijakan-kebijakan dalam lingkup internasional. Gerakan ini akhirnya menjadi sebuah perlawanan intelektual dan ideologi yang hidup dengan ide-ide yang mereka pahami (kearifan lokal). Walaupun secara gerakan mereka tidak begitu gamblang menampilkan AoA / liberalisasi pertanian yang merupakan kerangka kerja dari hegemoni WTO yang diratifikasi ke dalam regulasi pemerintahan Indonesia di sektor pertanian. Akan tetapi secara spirit dan nilai-nilai mereka melawan semua bentuk wacana dan regulasi pemerintah yang berasal dari AoA-WTO tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya gerakan pertanian organik Sumatra Barat merupakan respon terhadap pihak hegemon, dalam gerakan intelektual dan ideologi melalui strategi politik-kultural yang berlandaskan kearifan lokal. Hal ini merupakan bentuk perjuangan counter hegemoni melalui strategi perang posisi. 5.2. Saran Globalisasi merupakan suatu paham yang menginginkan penyamaan ideide/nilai-nilai/wacana dalam suatu bentuk agreement. Hal tersebut diimplementasikan dengan sebaik mungkin dalam organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga internasional yang berusaha mengintervensi negara-negara anggota dalam konsensus-konsensus melalui perundingan-perundingan dalam forum-forum organisasi dan lembaga internasional tersebut. Hal ini merupakan tujuan utama dari lahirnya organisasi dan lembaga internasional seperti United Nation (UN), WTO, IMF, World Bank, dan organisasi/lembaga lainnya yang diprakarsai oleh pihak neoliberal global. Awalnya mereka mengatakan bahwasanya hal ini untuk menghindari perang yang terjadi seperti pada Perang Dunia I dan II dan menggantinya dengan kerjasama-kerjasama yang menghasilkan agreementagreement diantara para Negara di dunia.

Tetapi, hal tersebut menimbulkan sebuah dampak intervensi baru oleh pihak hegemon melalui wacana dan ide-ide terhadap negara anggota, yang dalam lingkup nasional hal tersebut diratifikasi menjadi sebuah regulasi-regulasi sebuah negara. Hal ini pada akhirnya memberikan pengaruh bagi perubahan terhadap perubahan sosial komunitas lokal (local community). Walaupun dalam kondisi tersebut mereka tidak menyadari bahwasanya mereka adalah pihak yang terhegemoni oleh organisasi/lembaga internasional melalui ide-ide globalisasi. Namun, pada akhirnya dalam waktu yang lama kondisi tersebut akan menimbulkan suatu konflik dan kontradiksi-kontradiksi dalam lingkup nasional sebuah negara. Sebagian dari komunitas lokal tadi mulai menyadari ketertindasan mereka oleh wacana dan ide-ide globalisasi yang dihasilkan pada lingkup dunia internasional tersebut, dan mulai mencoba membangun sebuah gerakan perlawananan yang dalam teorinya Gramsci dan Neo-gramscian Robert Cox mereka disebut sebagai intelektual organik. Dalam prakteknya, para intelektual organik tadi melakukan sebuah gerakan counter hegemoni terhadap wacana dan ide-ide globalisasi tadi melalui strategi perang posisi dengan isu kearifan lokal. Mereka tidak dengan gamblang menyebut organisasi/ lembaga internasional sebagai lawan masyarakat lokal. Hal ini menjadikan masyarakat komunitas lokal tidak benar-benar menampilkan AoA- WTO sebagai lawan. Walaupun secara sudut pandang ilmu hubungan internasional menurut Cox mereka adalah pihak yang terhegemoni dan apa yang mereka lakukan tersebut adalah sebuah kontradiksi dari ide-ide dan wacana pihak hegemon tadi. Dengan demikian, sebagai penulis mengajukan saran bahwasanya kita, calon sarjana maupun sarjanan HI ada baiknya menganggap menarik komunitas lokal. Karena merupakan pihak yang terpengaruh oleh dampak wacana-wacana internasional seperti, globalisasi, liberalisasi, neoliberalisasi, free trade, development dan under-developmentisme, demokratisasi, interdependency, dan wacana internasional lainnya menjadi sebuah objek kajian yang harus diperhatikan. Apalagi ditambah munculnya fakta-fakta kontradiktif antara misi-misi globalisasi pihak neoliberal melalui organisai/lembaga internasionalnya dengan kearifan lokal,

atau dengan kata lain komunitas lokal merupakan kelompok masyarakat alamiah merespon wacana-wacana internasional tersebut. Selanjutnya, kita harus mengidentifikasi objek kajian HI dengan melihat pengaruh nyata dibalik implementasi nilai-nilai dan ide-ide internasional tersebut. Bukan hanya melihat melalui simbol yang terlihat dipermukaan saja. Karena itu akan berpotensi terhadap kajian-kajian suatu cabang ilmu.