BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik (Susilawati 2013 : 5).

dokumen-dokumen yang mirip
Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan informasi juga berpengaruh pada proses pembuatan. dengan didistribusikan kepada konsumen.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI DASAR DALAM PENERAPAN BIAYA PRODUKSI PADA UD. MULYADI

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO...

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Silvia Ayu Anggraini NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mengendalikan biaya operasional dengan baik agar tetap

Penentuan Harga Pokok Produksi Fiberglass Berdasarkan Sistem Activity Based Costing Pada PT. Barata Pratama Unggul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil

METODE PEMBEBANAN BOP

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang.

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL

SKRIPSI. Disusun oleh: LUKI RAMADHAN NPM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI PADA TOKO ROTI GREEN BAKERY AND CAKE. Islammiati

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

Diajukan oleh : Yunanto D

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

: MIRD FAHMI NPM : PEMBIMBING : Prof. Dr. DHARMA TINTRI EDIRARAS, SE., AK., CA., MBA FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Langkah ini dilakukan setelah pada tingkat regional, ASEAN telah

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PERHIASAN PERAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI PT. X SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern dan globalisasi

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ABC DI PT TMG. SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

ANALISIS PERBANDINGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DAN TRADITIONAL COSTING UNTUK PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (STUDI KASUS PADA UKM BALI SARI)

Analisis Perhitungan Harga Pokok Pesanan Untuk Menentukan Harga Jual Dengan Metode Full Costing Pada PD. Karya Jaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABTSRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan secara otomatis (terkomputerisasi). Sekarang tidak hanya diimplementasikan pada

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Hal itu, dikarenakan akuntansi biaya dapat membantu kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. mendistribusikan produk yang telah dihasilkannya tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Inilah yang mendasari dikembangkannya metode Activity Based Costing

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya jaman, kehidupan dunia usaha semakin berkembang.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

I. PENDAHULUAN. Setiap organisasi yang berorientasi pada laba (profit oriented organization)

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi 1998 banyak bidang industri, baik itu dari skala kecil

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

DAFTAR ISI.. LEMBAR PERSEMBAHAN. LEMBAR JUDUL.. RINGKASAN EKSEKUTIF.. LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP PENULIS...

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan perusahaan lainnya dan untuk menghasilkan value terbaik bagi

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pendekatannya penilitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERSPEKTIF PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (STUDI KASUS : PT. MUSTIKA RATU, TBK) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan semakin kompleks. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya persaingan yang ketat khususnya dalam sektor ekonomi. Perusahaan

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern mempengaruhi

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan. hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat semakin mendorong perusahaan untuk tetap going

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

Activity Based Costing System (ABC Sistem) KUWAT RIYANTO, SE, M.M

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Di era ekonomi yang semakin maju sekarang ini,mendorong banyak pengusaha yang mengeluarkan inovasi-inovasi baru dalam menjalankan bisnisnya. Perkembangan dan persaingan dunia bisnis yang semakin ketat mendorong perusahan untuk semakin baik dalam mengikuti perkembangan jaman. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang membeli dan mengolah bahan baku menjadi barang siap pakai yang langsung dapat dijual kepada konsumen. Dikarenakan perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku, maka penerapan akuntansi perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur juga berbeda. Proses klasifikasi biaya dan beban dimulai dengan menghubungkan biaya ke tahapan yang berbeda dalam operasi suatu bisnis. Dalam lingkungan industri manufaktur, total biaya operasi terdiri atas dua elemen: Biaya Manufaktur dan Beban Komersial. Biaya manufaktur yang juga disebut sebagai biaya produksi didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik (Susilawati 2013 : 5). CV XYZ merupakan perusahaan manufaktur dalam bidang garmen yang terletak di Kawasan Industri Candi, Gatot Subroto. CV XYZ memproduksi berbagai macam desain kaos dari dalam negeri maupun luar negeri. Usaha ini didirikan oleh Pak Han pada tahun 2005. Pada mulanya, perusahaan ini adalah perusahaan perseorangan dengan skala usaha yang kecil menurut ketentuan 14

dalam UU no 9 tahun 1995 ( pasal 5 ) tentang usaha kecil. Seiring berjalannya waktu usaha ini semakin banyak dikenal dan dicari oleh perusahaanperusahaan dalam negeri maupun luar negeri. Terlihat pada tahun 2007, HN Print memperluas usahnyanya menjadi Perseroan komanditer (CV) yang dikelola oleh Pak Han beserta keluarganya ( istri dan mertua ) dan juga beberapa buruh pabrik. Perkembangan ini didorong oleh munculnya konsumen luar negeri yang ingin bekerja sama pada HN Print dengan syarat harus masuk dalam badan usaha. Walaupun CV XYZ sudah bekerja sama dengan konsumen luar negeri CV XYZ dalam melakukan pencatatan akuntansi masih menggunakan metode yang sederhana. CV XYZ menggabungkan seluruh biaya periodik maupun biaya produksi. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Sehingga CV XYZ tidak dapat menentukan harga pokok produk yang dijual. Akibatnya perusahaan tidak mampu menelusur dengan jelas kondisi real perusahaan itu laba/rugi. Dari tabel 1.1 data harga jual produk CV XYZ, penulis menemukan bahwa harga jual tersebut tidak memiliki rincian dasar pembebanan biayabiaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi produk. Hal ini disebabkan karena perusahaan tidak pernah menentukan harga pokok produksi yang mengakibatkan perusahaan tidak mengetahui dengan jelas apakah perusahaan laba/rugi. Jika metode ini terus diterapkan dalam perusahaan, maka perusahaan akan semakin sulit dalam mengolah keuangannya dan dapat berujung pada kebangkrutan. 15

Tabel 1.1 Harga Jual CV XYZ Ukuran Harga Jual S Rp 60.000,- M Rp 75.000,- L Rp 85.000,- XL Rp 100.000,- Sumber: CV XYZ (2016) Dengan adanya pencatatan CV XYZ masih sederhana maka dari itu CV XYZ diharapkan menerapkan sistem pengukuran kinerja bulanan dan sistem pembebanan biaya produksi untuk menentukan HPP. Penetapan biaya yang lebih tepat akan menghasilkan harga pokok produksi/jasa yang lebih akurat. Oleh karena itu, perusahaan harus benar-benar serius menangani harga pokok produksinya (Mulyadi, 2001 : 83). Apabila satu fasilitas digunakan untuk memproses berbagai jenis produk (multiple product setting), BOP merupakan biaya bersama bagi produk tersebut. Masalah yang timbul adalah mengidentifikasi jumlah BOP untuk masing-masing produk. Hal ini dapat diatasi dengan mencari pemacu yang menyebabkan timbulnya biaya (cost driver). Dalam akuntansi tradisional umumnya menganggap bahwa BOP yang dikonsumsi ada hubungan dengan jumlah unit yang diproduksi, yang diukur dalam JKL, jam mesin, atau biaya bahan. Pada lingkungan industri yang otomatis, pembebanan BOP berdasarkan pada biaya tenaga kerja langsung (BTKL) akan menghasilkan 16

pembebanan BOP yang tidak akurat karena BTKL tidak menunjukan hubungan sebab akibat antara output dengan BOP. Dasar penetapan BOP yang lebih representatif adalah dengan menerapkan Activity-Based Costing (ABC), yaitu perhitungan harga pokok produk (HPP) yang mendasarkan pada aktivitas. Anggapan dasar pada Activity-based costing adalah BOP yang disebabkan oleh aktivitas dapat diusut ke unit produk individual berdasarkan frekuensi pemakaian sumber daya overhead setiap produk (Susilawati 2010 : 103-104). Sistem activity-based costing secara sederhana yaitu menyediakan informasi akurat tentang sumber daya overhead yang dikonsumsi oleh produk tertentu. ABC mendasar pada anggapan bahwa jika produk mengkonsumsi banyak sumber daya overhead, maka produk tersebut harus menanggung BOP yang lebih besar dari pada produk lain yang menggunakan sumber daya sedikit. Sistem ini memfokuskan pada biaya yang melekat ke produk berdasarkan aktivitas yang dikerjakan untuk memporduksi dan mendistribusikan produk yang bersangkutan. (Susilawati 2010 : 106 ) Berdasarkan teori diatas maka CV XYZ sehaarusnya dapat mengembangkan sistem perhitungan HPP agar lebih efektif dalam memberikan harga jual produknya. Dikarenakan CV XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai macam jenis kaos (multiple product), maka disaran kan bahwa CV XYZ sebaiknya menghitung HPP dengan menggunakan sistem ABC (activity-based costing). 17

Dari analisis CV XYZ diatas, penulis tertarik untuk mengambil masalah tersebut menjadi topik penelitian, yaitu dengan judul Penentuan Harga Pokok Produk (Studi Kasus pada CV XYZ Semarang ) 1.2 Rumusan Masalah Sesuai dngan latar belakang diatas maka permasalahan yang menjadi fokus pembahasan adalah: Bagaimana perhitungan HPP CV XYZ berdasarkan ABC system? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan dari penelitian ini adalah: Penelitian ini bertujuan mendapatkan perhitungan HPP berdasarkan ABC System dan Pelaporan Laba/Rugi yang benar untuk CV XYZ. 1.3.2 Manfaat dari penelitian ini adalah: Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai oleh perusahaan sebagai sarana perbaikan kualitas keputusan ekonomi dan juga dapat menyediakan informasi biaya yang akurat. 1.4 Kerangka Pikir Penelitian Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai tidak adanya penentuan harga pokok penjualan yang tetap dalam perusahaan. Hal ini disebabkan karena tidak ada pemisahan pencatatan antara biaya pabrik dan biaya operasional. Maka dari itu perusahaan membutuhkan metode baru dalam menghitung HPP sehingga penulis menyarankan agar perusahaan menerapkan sistem ABC. 18

Gambar 1.1 KERANGKA PIKIR CV XYZ Merupakan sebuah perusahaan manufaktur bidang garmen yang memproduksi berbagai macam kaos bersablon. Berdiri sejak 2007 yang merupakan usaha kekeluargaan hingga sekarang menjadi pabrik yang beralamatkan di Kawasan Industri Candi Semarang. Akan tetapi pencatatan akuntansi dalam CV XYZ dari tahun 2007 sampai sekarang tidak mengalami perubahan. Permasalahan Perusahaan tidak memisahkan biaya periodik dan pabrik sehingga perusahaan kesulitan dalam mengetahui kondisi real keuangan perusahaan. Menghitung HPP berdasarkan Activity-Based Costing system. Tahapan metode ABC menurut Susilawati (2010): 1. Tahap pertama pengelompokan biaya overhead ke dalam kelompok biaya yang homogen. Kelompok biaya homogen merupakan kumpulan overhead yang variasinya dapat dijelaskan oleh satu faktor penyebab (cost driver). 2. Tahap kedua alokasi biaya overhead pabrik: Alokasi biaya overhead = Tarif kelompok x Dasar pembebanan yang Hasil Rekomendasi dan Saran 19

1.5 Sistematika Penulisan Sistematika dalam penelitian ini dibagi dalam lima bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4 Kerangka Pikir Penelitian 1.5 Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya 2.1.2 Konsep Dasar Biaya dan Obyek Biaya 2.1.3 Konsep Dasar Biaya 2.1.4 Biaya dalam Hubungannya dengan Produk 2.2 Harga Pokok Penjualan 2.3 Activity-Based Costing 2.3.1 Pengertian Activity-Based Costing 2.3.2 Manfaat Activity-Based Costing 2.3.3 Implementasi Sistem ABC 2.4 Activity-Based Management BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian 20

3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Jenis Data 3.2.2 Sumber Data 3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.4 Teknik Analisis Data BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan 4.2 Analisis Data Keuangan CV XYZ 4.3 Perhitungan Harga Produk yang ditetapkan CV XYZ 4.4 Menghitung Jumlah BBB dan BTKL 4.5 Mengidentifikasi dan Klasifikasi Aktivitas BOP 4.6 Mengklasifikasi Biaya kedalam Aktivitas Homogen 4.7 Perhitungan Pool Rate 4.8 Perhitungan Harga Pokok Produk dengan ABC BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran 21