5 ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN POLA PEMANFAATAN RUANG WISATA KAWASAN PESISIR BARAT SERANG PROVINSI BANTEN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

6 ANALISIS PEMODELAN PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PESISIR BARAT KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

7 ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA PESISIR YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PESISIR BARAT KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

Bab 4 Hasil Dan Pembahasan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

3 METODOLOGI PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

TINJAUAN PUSTAKA. Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah. Olehkarenanya, sektor ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4 KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut,

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

IV. GAMBARAN UMUM. Pulau Jawa merupakan salah satu bagian dari lima pulau besar di

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

TINJAUAN PUSTAKA. meskipun ada beberapa badan air yang airnya asin. Dalam ilmu perairan

3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tourism Center adalah 10,1%. Jumlah tersebut setara dengan US$ 67 miliar,

I. PENDAHULUAN. Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, persaingan yang kuat di pusat kota, terutama di kawasan yang paling

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

TINJAUAN KAW ASAN GILl TRAW ANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang tidak dapat

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. a. Bagian ujung sebelah timur :110 57' 33,70" B.T. b. Bagian ujung sebelah barat: ' 6,79" B.T.

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

5 ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN POLA PEMANFAATAN RUANG WISATA KAWASAN PESISIR BARAT SERANG PROVINSI BANTEN 95 5.1 Analisis Trend Wisata Sumberdaya atau investasi untuk pengembangan pariwisata pesisir identik dengan unsur supply. Potensi obyek wisata di kawasan Anyer-Cinangka (supply) merupakan modal dasar dalam pengembangan pariwisata yang meliputi view/vista, karateristik dan historis, budaya serta prasarana dan sarana pendukung wisata. Pengembangan usaha pariwisata pesisir dengan obyek dan daya tarik wisata di Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka masih dalam suatu kajian pendahuluan, sehingga data-data yang menyangkut parameter permintaan terhadap pariwisata belum tersedia dengna baik. Dengan demikian perkiraan permintaan pariwisata didekati dengan analisis trend kunjungan wisatawan sebagai berikut : 5.1.1 Trend Wisata Kecamatan Anyer Trend kunjungan wisata nusantara dalam studi ini diprediksi sampai keadaan kunjungan wisata 20 tahun ke depan atau sampai pada tahun 2020. Trend analisis ini di dasarkan pada data kunjungan wisata yang diperoleh dari tahun 2000 sampai tahun 2009. Gambar 11 dibawah ini mencerminkan kondisi jumlah kunjungan wisata di Kecamatan Anyer yang meningkat pada periode 2000-2012. Hasil prediksi tingkat kunjungan setelah tahun 2012 cenderung menurun hingga tahun 2020. Prediksi ini berdasarkan asumsi bahwa tahun 2012 terjadi peningkatan laju tingkat kunjungan yang signifikan, kemudian perlahan-lahan terjadi penurunan pada tahun-tahun berikutnya hingga stagnan.

96 35 30 25 20 15 10 5 Gambar 11 Trend Kunjungan Wisata Nusantara Kecamatan Anyer 5.1.2 Trend Wisata Kecamatan Cinangka Lebih lanjut kunjungan wisata nusantara di Kecamatan Cinangka diprediksi dari tahun 2000 hingga 20 tahun ke depan atau tahun 2020. Tingkat laju peningkatannya dari tahun 2000 hingga 2009 cukup signifikan. Dengan asumsi bahwa trend kunjungan wisata di Kecamatan Cinangka diprediksi tahun 2012 terjadi penurunan jumlah pengunjung secara perlahan-lahan hingga tahun 2020. Secara rinci trend kunjungan wisata Kecamatan Cinangka disajikan pada Gambar 12 sebagai berikut: 35 30 25 20 15 10 200 5 0 Gambar 12 Trend Kunjungan Wisata Nusantara Kecamatan Cinangka

97 Analisis trend tersebut menunjukkan bahwa pengembangan kawasan wisata Anyer dan Cinangka harus dilakukan secara hati-hati mengingat adanya kunjungan wisatawan dengan karateristik yang fluktuatif yakni meningkat dan kemudian terdapat kecenderungan terjadinya penurunan. Namun demikian, berdasarkan hasil pengamatan lapang kondisi jumlah kunjungan wisatawan pada waktu akhir pekan kunjungan meningkat yang terlihat dari penginapan dalam kondisi penuh, baik di Anyer maupun di Cinangka. Dari data yang dianalisis nampak bahwa pada akhir pekan jumlah maksimum wisatawan lebih kurang 5.086 orang memanfaatkan fasilitas penginapan dan jumlah pengunjung yang tidak menginap 508 orang. Dalam satu bulan pengunjung untuk penginapan jenis melati sekitar 30%, sedangkan pengunjung untuk jenis hotel berbintang berkisar 70% dari jumlah total pengunjung ± 18.335 orang setiap bulan. Hasil analisis mencerminkan bahwa permintaan wisatawan meningkat pada akhir pekan dibandingkan hari biasa, seperti terlihat pada Tabel 24 sebagai berikut: Tabel 24 Kunjungan Wisatawan yang Menginap di Kawasan Anyer-Cinangka Jenis Penginapan Jumlah Wisatawan (orang) Akhir Pekan Hari Biasa Melati 1.532 160 Berbintang 3.554 357 Sumber: Hasil Analisis dan Pengamatan 2006. Berdasarkan data diatas jumlah wisatawan yang berkunjung akhir pekan ke Anyer dan Cinangka berkisar 30,12% untuk jenis hotel melati dan 69,88% untuk jenis hotel berbintang sedangkan hari biasa 30,95% jenis melati dan hotel berbintang lebih kurang 69,05%. Wisatawan yang berkunjung di Kecamatan Anyer dan Cinangka meningkat pada akhir pekan dan hal yang sama terjadi pada hari libur nasional dan libur sekolah.

98 5.2 Analisis Sosial dan Ekonomi 5.2.1 Analisis Sosial Berdasarkan hasil analisis keadaaan penduduk Kecamatan Anyer berdasarkan kelompok umur penduduk antara 15-64 tahun adalah lebih banyak ( 26.498 orang) dari jumlah penduduk berumur 0-14 tahun dan 65 tahun (13.438 orang). Rasio jenis kelamin 109 yang menggambarkan bahwa jumlah laki-laki lebih banyak dari perempuan. Sedangkan rasio ketergantungan sebesar 50,71% berarti dari 100 usia produktif menanggung beban hidup sekitar 51 orang yang tidak berkerja (non produktif). Selanjutnya di Kecamatan Cinangka komposisi umur penduduk antara 15-64 tahun lebih banyak (38.609 orang) dari penduduk berumur 0-14 tahun dan 65 tahun (15.761 orang). Rasio jenis kelamin 109 merupakan rasio perbandingan antara perempuan dengan laki-laki. Sedangkan beban ketergantungan adalah 40,82% berarti dari 100 usia produktif menanggung beban hidup sekitar 41 orang yang tidak berkerja. Dari analisis tersebut terlihat bahwa jumlah kelompok umur penduduk muda dalam 10 tahun mendatang akan meningkat, keadaan tersebut menunjukkan bahwa angkatan kerja akan meningkat dan diharapkan sektor pariwisata dapat menyerap penduduk usia produktif tersebut. Rasio beban tanggungan di wilayah penelitian ini cukup tinggi yang disebabkan oleh banyaknya penduduk non produktif yakni pada kelompok umur anak-anak (0-14 tahun). Secara umum, kepadatan penduduk di kawasan pesisir barat Serang, Kecamatan Anyer relatif tinggi dibandingkan dengan kepadatan penduduk di Kecamatan Cinangka. Kepadatan tertinggi dijumpai di Kecamatan Anyer sebesar 913 jiwa/km 2. Kecamatan Cinangka kepadatan penduduknya lebih rendah sebesar 312 jiwa/km 2. Dengan demikian dalam kurun waktu 5 hingga 20 tahun ke depan kelompok usia 10-29 tahun yang merupakan persentase terbesar dari penduduk kawasan pesisir barat Serang masih berada pada kelompok usia kerja. Jumlah ini akan bertambah dengan pergeseran kelompok usia sampai 55 tahun yang menggambarkan bahwa pengembangan kawasan pariwisata pesisir didukung oleh ketersediaan tenaga kerja yang memadai. Hasil analisis komposisi penduduk, rasio jenis kelamin dan rasio beban tanggungan disajikan pada Lampiran 8.

99 5.2.2 Analisis Ekonomi Berdasarkan data PDRB 2006, aktivitas perekonomian penduduk kawasan pesisir barat Serang, Banten meliputi industri, jasa, perdagangan, pariwisata dan pertanian, ketersediaan prasarana dan sarana perekonomian. Kecamatan Anyer dengan panjang pantai 5.960 km, yang dihuni oleh 54.390 jiwa penduduk sebagian besar penduduknya (27,99 %) bermatapencaharian pertanian sedangkan (28,70 %) sebagai karyawan dan buruh di industri di sekitar kawasan Anyer serta penduduk yang bekerja sebagai pedagang, hotel dan restoran (20,63%). Selanjutnya Kecamatan Cinangka dengan panjang pantai 12.814 km dengan jumlah penduduk 39.936 jiwa dan sebagian besar (31,01%) sumber nafkah sebagai buruh dan (29,75%) sebagai petani serta (20,83%) sebagai pedagang sedangkan sebagai nelayan sebesar (13,32%). Sarana transportasi penghubung desa-desa di Kecamatan Cinangka dan Kecamatan Anyer adalah angkutan umum yang tersedia hanya pada waktu-waktu tertentu saja misalnya waktu hari pasar kendaraan umum lebih banyak bila dibanding pada hari biasa. Dihitung dari nilai Produk Domestik Bruto (PDRB), peran sektor hotel dan restoran cukup tinggi dan meningkat setiap tahun, secara rinci PDRB Kabupaten Serang disajikan pada Tabel 26 sebagai berikut:

100 Tabel 25 Perkembangan PDRB Kabupaten Serang Menurut Harga Berlaku, Tahun 2000-2004 (Rp juta) No Sektor/Lapangan usaha 2002 2003 2004 1 Pertanian 370.203 381.474 391.657 2 Pertambangan dan Penggalian 1.822 1.890 1.964 3 Industri Pengolahan 1.402.402 1.446.858 1.496.924 4 Listrik, Gas, Air Bersih 128.900 134.982 139.224 5 Bangunan/Konstruksi 180.696 190.470 201.013 6 Perdagangan Hotel &Restoran 273.279 288.879 302.389 7 Pengangkutan dan Komunikasi 90.232 95.403 99.861 8 Keu, Pesewaan & Jasa Perusahaan 94.748 110.433 127.262 9 Jasa-Jasa 227.239 233.802 244.646 PDRB Kabupaten Serang 2.769.519 2.884.187 3.004.939 Sumber: Hasil Olahan (PDRB Kabupaten Serang, Banten 2005) Dari data diatas terlihat PDRB yang tertinggi adalah sektor industri yang diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran. Produk Domesttik Regional Bruto merupakan salah satu indikator yang paling banyak dipakai untuk mengukur tingkat produksi suatu wilayah. Dengan melihat angka PDRB selam periode tertentu serta distribusi persentase dari masing-masing lapangan usaha, maka secara makro dapat diketahui peran sektor ekonomi dan struktur perekonomian suatu daerah. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis responden dan hasil wawancara dengan para pakar untuk prasarana dan sarana di kawasan pesisir barat Serang sangat terbatas. Prasarana dan sarana yang tersedia berupa kios dan penginapan seperti hotel, resort, cottage, villa dan lain sebagainya. Sedangkan transportasi darat untuk umum masih sedikit kecuali pada hari-hari pasar tertentu. Penginapan merupakan usaha ekonomi masyarakat di bidang pariwisata yang berperan dalam pendapatan masyarakat. Penginapan menyediakan jasa akomodasi untuk

101 wisatawan yang berkunjung. Manfaat yang diperoleh oleh masyarakat berupa pendapatan dari hasil penginapan, akomodasi dan pelayanan jasa lainnya selama wisatawan berada kawasan wisata Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka. Pendapatan per kapita rata-rata penduduk berdasarkan tingkat pendapatan berada pada tingkatan tinggi dan sedang. Hasil analisis kuesioner dari para responden diperoleh bahwa pendapatan utama penduduk berasal dari subsektor pertanian, jasa, perdagangan dan industri serta pariwisata. Hasil analisis responden menunjukkan bahwa pendapatan per kapita responden rata-rata lebih dari Rp. 1.500.000,- serta pendapatan masyarakat lainnya, dibawah Rp. 1.000.000,-. Hasil analisis disajikan pada Lampiran 9. 5.3 Kesesuaian Lahan Pariwisata Pesisir di Kecamatan Anyer dan Cinangka Pariwisata pesisir merupakan jenis pariwisata yang memanfaatkan pantai dan tepian laut sebagai obyek dan daya tarik wisata maupun rekreasi. Menikmati panorama dan keindahan alam pantai, berjemur, olah raga pantai seperti volley pantai, jalan pantai dan, rekreasi pantai, berkemah, memancing waktu pasang surut dan lain-lain. Analisis pengelompokan kawasan pesisir barat Serang (Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka) dilakukan berdasarkan jarak, akses dan ketersedian prasarana dan sarana pariwisata pesisir. Lahan terdiri atas pantai kering, lahan pasang surut, terumbu karang yang memiliki obyek dan daya tarik untuk pengembangan pariwisata dan rekreasi pantai dan laut. Analisis dilakukan dengan membandingkan karakteristik lahan dengan persyaratan penggunaan pariwisata pesisir. Persyaratan lahan untuk wisata pesisir terdiri dari 10 parameter dan fasilitas pariwisata, yang dijelaskan dalam Bab III. Penilaian dilakukan dengan menggunakan cara pembobotan dan skoring untuk menghasilkan kelas kesesuaian lahan. Hasil analisis kesesuaian lahan untuk penggunaan pariwisata pesisir disajikan pada Tabel 27.

102 Tabel 26 Kelas Kesesuaian dan Luas Lahan (ha) untuk Pariwisata Pesisir Kategori Rekreasi No Kecamatan Anyer Sangat Sesuai (S1) Kesesuaian Lahan (Ha) Cukup Sesuai (S2) Sesuai Bersy arat (S3) Tidak Sesuai (N) 1 Desa Anyer -- -- 3,038 13,537 2 Desa Cikoneng -- -- -- 25,688 3 Desa Bandulu -- -- -- 17,101 Total I 3,038 56,326 Kecamatan Cinangka 4 Desa Kamasan -- -- 0,958 3,963 5 Desa Sindanglaya -- -- -- 12,358 6 Desa Cinangka -- -- -- 5,963 7 Desa Karang Suraga -- -- 9,987 18,497 8 Desa Bulakan -- -- -- 21,302 9 Desa Pasauran -- -- -- 13,164 10 Desa Umbul Tanjung -- -- -- 6,669 Total II 10,945 82,760 Sumber: Hasil Analisis dan SIG 2006 Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan pesisir kawasan barat Serang, Banten untuk penggunaan pariwisata pesisir dikelompokan dalam empat kelas. Pertama adalah kategori lahan sangat sesuai (S1) yang memiliki kesesuaian berkisar 83 sampai 100% tidak ditemui. Kedua adalah kategori cukup sesuai (S2) yang memiliki kesesuaian berkisar 50 sampai 83% juga tidak ditemui. Ketiga adalah kategori sesuai bersyarat (S3) yang memiliki kesesuaian berkisar 17 50% ditemui di Kecamatan Anyer, lahan terletak di Desa Anyer seluas 3,038 ha, dan di Kecamatan Cinangka tersebar di dua desa yaitu di Desa Kamasan seluas 0,958 ha, Desa Karang Suraga seluas 9,987 ha dengan total luasan 10,945 ha. Lahan pesisir memiliki obyek daya tarik wisata rekreasi yaitu pantai dengan pasir putih, semak belukar yang alami dan pohon-pohon kelapa. Kegiatan wisata rekreasi yang dapat dilakukan antara lain menikmati keindahan panorama alam, olahraga pantai, rekreasi, berenang berjemur, memancing dan jalan-jalan di zona pasang surut ketika air surut. Fasilitas pendukung, seperti resort, cottage, hotel dan villa.

103 Keempat Lahan kelas tidak sesuai (N) ditemui di Kecamatan Anyer seluas 56,326 ha dan di Kecamatan Cinangka seluas 82,760 ha, digunakan untuk lahan pemanfaatan fasilitas pariwisata seperti hotel, villa, resort dan cottage dan lainlain. Kawasan Anyer-Cinangka termasuk tipe sesuai bersyarat untuk jenis pariwisata pesisir kategori rekreasi dan untuk wisata renang yang diperbolehkan hanya sampai kedalaman ±10 m dan lebih kurang sepanjang 50 m dari pinggir pantai karena kecepatan arus lebih besar dari 0,51 m/detik. Kecamatan Anyer dikelompokkan dalam kelas sesuai bersyarat (S3) dengan indeks kesesuaian wisata sebesar 40,38% dengan bobot 63. Kecamatan Cinangka dikelompokkan dalam kelas sesuai bersyarat (S3) dengan indeks kesesuaian wisata sebesar 35,26% dengan bobot 55. Namun demikian, kawasan tersebut memilki faktor pembatas seperti kurangnya sarana transportasi dan tidak ada sarana akomodasi, telekomunikasi serta kondisi perairan yang selalu dinamis pada musim-musim tertentu. Hasil analisis kesesuaian lahan disajikan pada Lampiran 10. Kondisi wisata di Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka termasuk layak untuk dikategorikan pariwisata pesisir karena didukung oleh dua kondisi, pertama adalah jarak dari pantai yang berkisar ± 500 m dan kedua adalah kondisi lingkungan fisik yakni tingkat kerawanan terhadap bencana seperti gelombang tidak terlalu besar, banjir tidak terlalu tinggi (sedang), tekstur beberapa tempat berpasir putih, aksesibilitas yang mudah untuk Kecamatan Anyer, sedangkan Kecamatan Cinangka transportasi agak sulit kecuali kendaraan pribadi serta jarak sumber air bersih cukup dekat. Parameter yang kurang mendukung untuk wisata pantai di Kecamatan Anyer adalah penggunaan lahan yang tidak memenuhi kriteria karena lebar pantai kurang dari 50 m. Kawasan ini dapat dikembangkan untuk penataan bangunan karena sebagian besar keberadaan pemukiman dan perumahan penduduk selain hotel, resort dan villa serta cottage berada di sepanjang pantai barat Serang, Banten. Sedangkan Kecamatan Cinangka dapat dikembangkan dengan memprioritaskan keberadaan alam/view dan memiliki panjang pantai lebih dari 500 m.

104 Selanjutnya Kecamatan Anyer sesuai untuk wisata pantai dengan kategori rekreasi, olah raga pantai (volley pantai, jalan pantai), berjemur, berenang dan memancing seluas 3,038 ha dan yang tidak sesuai seluas 56,326 ha. Luasan kawasan Anyer yang tidak sesuai dimanfaatkan untuk fasilitas wisata yang dibagi dalam tiga kelompok yakni tipe A (48 m 2 ) dengan luasan yang dibutuhkan adalah 8,522 ha, tipe B (100 m 2 ) dengan luasan 1,77 ha, tipe C (114 m 2 ) dengan luasan 2,024 ha. Kawasan dapat dimanfaatkan untuk hotel berbintang dan hotel melati, villa, resort,dan cottage. Kecamatan Cinangka dapat dikembangkan untuk pariwisata pantai dengan kriteria rekreasi. Luasan lahan yang sesuai untuk wisata pantai dengan jenis olah raga pantai (volley pantai, jalan pantai), berjemur seluas 10,945 ha dan yang tidak sesuai seluas 82,78 ha. Luasan yang tidak sesuai dimanfaatkan untuk fasilitas wisata yang dibagi dalam tiga kelompok yakni tipe A (48 m 2 ) dengan luasan yang dibutuhkan adalah 5,80 ha, tipe B (100 m 2 ) dengan luasan 12,8 ha, tipe C (114 m 2 ) dengan luasan 13,77 ha yang diperuntukkan sebagai kawasan pemanfaatan seperti hotel berbintang dan hotel melati, villa, resort, dan cottage. Selanjutnya lahan yang masih bisa dikembangkan di kawasan pesisir barat Serang, Banten adalah lebih kurang sebanyak 11,198 ha untuk luasan (250 m) sebagai lahan hijau atau taman wisata. 5.4 Analisis Daya Dukung Kecamatan Anyer dan Cinangka Kawasan pesisir barat Serang terdiri dari dua Kecamatan yaitu Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka dengan potensi perikanan dan pariwisata yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kondisi sumberdaya perikanan dan pariwisata masih baik dan sangat berpeluang untuk dikembangkan. Namun demikian, pemanfaatan dan pengembangannya harus dikelola dengan baik agar kualitasnya tetap terjaga. Selain itu, kawasan pesisir terdiri dari sumberdaya alam dan lingkungan yang rapuh (fragile) dan sangat rentan terhadap gangguan yang datang dari luar apabila melebihi kemampuan daya dukungnya. Oleh karenanya perlu dilakukan analisis daya dukung lingkungan yang mampu mentolerir segenap kegiatan pembangunan sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.

105 Daya dukung diartikan sebagai kemampuan atau intensitas pemanfaatan maksimum sumberdaya alam secara terus-menerus tanpa mengalami kerusakan (Bengen, 2002). Analisis daya dukung kawasan pantai barat Serang untuk pariwisata pesisir dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan sumberdaya dan lingkungan mendukung aktifitas pembangunan khususnya pariwisata secara optimal dan berkelanjutan tanpa menimbulkan kerusakan. Parameter penting yang perlu diketahui adalah jumlah maksimum pengunjung secara fisik yang dapat ditampung di kawasan wisata pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Selanjutnya daya dukung kawasan perlu dibatasi dengan daya dukung pemanfaatan yaktu lebih kurang 10% dari luas areal yang digunakan untuk pengunjung dengan mempertimbangkan kemampuan alam mentolerir pengunjung sehingga keaslian alam terjaga dengan baik. Dalam kegiatan wisata pantai di asumsikan setiap orang membutuhkan pantai 50 m 2, karena pengunjung akan melakukan berbagai aktivitas yang memerlukan ruang dan luas seperti berjemur, bersepeda, berjalan-jalan dan lain-lain seperti yang disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6 dalam Bab 3. Hasil analisis dan perhitungan daya dukung kawasan untuk Kecamatan Anyer adalah 1.215 orang /hari dan kunjungan aktual untuk Anyer rata-rata sebanyak 120 orang/hari. Kapasitas air bersih adalah kapasitas air yang diukur berdasarkan jumlah pengunjung yang memanfaatkan air bersih per hari (ltr/hr) dengan standar 60 liter/hari/pengunjung. Hal ini dianggap optimal bagi seorang pengunjung selama berada di kawasan wisata. Berdasarkan standar tersebut daya dukung air bersih berdasarkan jumlah pengunjung di Kecamatan Anyer adalah adalah maksimum sebanyak 73 liter/hari/pengunjung. Selanjutnya daya dukung kawasan untuk Kecamatan Cinangka adalah 4.378 orang/hari dan kunjungan aktual hanya rata-rata 12 orang/hari serta kebutuhan air bersih lebih kurang 263 liter/hari/pengunjung. Oleh karena itu kawasan Anyer dan Cinangka dapat menampung 5.593 orang/hari. Jumlah pengunjung seharusnya sesuai dengan kapasitas daya dukung sehingga keberlanjutan wisata pesisir dapat diwujudkan, perhitungan daya dukung kawasan ditinjau dari jumlah pengunjung disajikan pada Lampiran 11.

106 Namun demikian kawasan Anyer dan Cinangka secara nyata saat ini masih memiliki jumlah kunjungan dibawah jumlah daya dukung kawasan. Sehingga pariwisata pesisir di Kecamatan Anyer dan Cinangka, masih memiliki peluang untuk dapat dikembangkan. 5.5 Ecological Footprint Wilayah pesisir rentan terhadap perubahan lingkungan dalam bentuk pencemaran, sedimentasi, dan penurunan keanekaragaman hayati akibat aktivitas manusia. Dengan demikian, untuk mengantisipasi dampak negatif dari pengembangan pariwisata yang mungkin timbul, maka kajian tentang kemampuan daya dukung ruang pesisir pantai barat Serang, Banten diperlukan untuk mendukung kegiatan pariwisata yang akan dikembangkan. Dalam rangka mengetahui daya dukung ruang untuk pariwisata dilakukannya perhitungan ecological footprint (EF), yang bertujuan untuk mengekspresikan kesesuaian areal yang produktif secara ekologi terhadap kebutuhan pariwisata. Perhitungan ruang ekologi dibagi kedalam dua bagian yaitu permintaan terhadap sumberdaya (EF) dan ketersediaan sumberdaya (BC). Nilai EF yang menggambarkan tingkat kebutuhan tersebut selanjutnya dibandingkan dengan ketersediaan ruang (biological capacity / BC). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai EF untuk Kecamatan Anyer sebesar 1,6 ha/kapita dan kecamatan cinangka sebesar 0,09 ha/kapita sedangkan nilai BC Kecamatan Anyer adalah 2,93 ha/kapita dan Kecamatan Cinangka 2,99 ha/kapita Perhitungan EF dan BC secara rinci disajikan pada lampiran 12 dan nilai perhitungan tersebut dinyatakan pada Tabel 28 berikut ini : Tabel 27 Kemampuan dan Daya Dukung Pemanfaatan Wisata Kawasan Pesisir Barat Serang, Banten No Kriteria Anyer Cinangka 1 Ecological Footprint (ha/kapita) 1,6928 0,0943 2 Biocapacity (ha/kapita) 2,9348 2,9899 3 Daya Dukung Kawasan (orang/kawasan) 1.215 4.378 4 Luasan Wisata Rekreasi Sesuai Bersyarat (ha) 3,038 10,945 Sumber: Hasil Analisis

107 Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai EF<BC yang berarti terjadi under shoot sehingga tingkat kebutuhan ruang belum melebihi ketersediaan ruang yang tersedia. Dengan demikian masih terdapat ketersediaan ruang untuk mengembangkan pariwisata. Di Kecamatan Anyer tingkat kebutuhan akan pengembangan pariwisata lebih kecil dibandingkan tingkat ketersediaan sumberdaya (biocapacity) atau kapasitas lahan. Demikian juga dengan Kecamatan Cinangka tingkat kebutuhan pemanfaatan ruang lebih kecil dari kapasitas pemanfaatannya selanjutnya disajikan pada Gambar 13 sebagai berikut: Gambar 13 Estimasi Kebutuhan Ruang Wisata Rekreasi di Kawasan Pesisir Barat Serang Provinsi Banten Dari analisis tersebut terlihat bahwa di wilayah Kecamatan Cinangka dan Kecamatan Anyer masih terdapat peluang pengembangan pariwisata pesisir yang diprioritaskan utama adalah wisata alam. Berdasarkan hasil analisis ruang ekologis dengan pendekatan Ecological Footprint, diperoleh bahwa daya dukung ruang ekologis untuk pengembangan pariwisata dengan kategori rekreasi berdasarkan tingkat kebutuhan ruang ekologi belum optimal. Belum optimalnya tingkat pemanfaatan sumberdaya kawasan pantai barat Serang untuk wisata pesisir dicerminkan dengan tingkat ketersediaan ruang di Kecamatan Anyer lebih kecil dari pemanfaatan dengan kata lain bahwa EF BC (1,6 ha /kapita 2,9 ha/kapita) dan di Kecamatan Cinangka (0,09 ha/kapita 2,9 ha/kapita). Perbandingan nilai EF dan BC disajikan pada Tabel 29 sebagai berikut :

108 Tabel 28 Estimasi Kebutuhan Ruang Wisata Rekreasi di Kawasan Pesisir Barat Serang, Provinsi Banten No Kecamatan Ecological Footprint Wisata Rekreasi(Ha/Kapita) Biocapacity Wisata Rekreasi (Ha/Kapita) 1 Anyer 1,6928 2,9348 2 Cinangka 0,0943 2,9899 Sumber: Hasil Analisis, 2007 Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan pariwisata masih dapat dilakukan karena nilai permintaan terhadap sumberdaya (EF) masih lebih kecil dari ketersediaan sumberdaya (BC). Beberapa penyebab belum optimalnya pariwisata dari hasil responden dan wawancara, antara lain kondisi lingkungan, infrastruktur dan akomodasi yang masih terbatas serta kurang publikasi berupa promosi, brosur-brosur dan iklan di media elektronik. Secara sosial kegiatan pariwisata pesisir yang sudah lama dilakukan hanya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Faktor rendahnya dukungan pemerintah terhadap kegiatan tersebut menyebabkan usaha pariwisata dilakukan berdasarkan kemampuan (modal) sendiri yang bersifat sementara atau usaha sampingan pada akhir pekan atau hari-hari besar nasional dan hari libur sekolah dengan target adalah wisatawan lokal dan wisatawan nusantara. 5.6 Pola Pemanfaatan Ruang Wisata Secara geografis ruang pesisir Kabupaten Serang memiliki luas 1.734,09 km 2. Ketersediaan ruang wisata untuk wisata pantai diperoleh dari hasil analisis kesesuaian sumberdaya menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG). Analisis kesesuaian ini didasarkan pada kriteria sepuluh (10) parameter kesesuaian sumberdaya untuk jenis wisata pantai dengan kategori rekreasi. Analisis tersebut didasarkan pada hasil tumpang susun parameter guna menghasilkan ruang wisata yang sesuai dan memenuhi persyaratan untuk pariwisata. Dari empat kriteria kesesuaian hanya dua kriteria yang ditemui di kawasan penelitian yaitu kriteria sesuai bersyarat berkisar 9,2% dan tidak sesuai berkisar 90,8%. Dari hasil analisis

109 ini kesesuaian ruang untuk pemanfaatan wisata sangat kecil hanya lebih kurang 10%, secara rinci kesesuaian lahan disajikan pada Tabel 30. Tabel 29 Kesesuaian Pariwisata Pesisir dengan Kategori Rekreasi Kawasan Pesisir Barat Serang, Banten No Jenis Kesesuaian Wisata Luas (ha) (%) 1 Sangat Sesuai (S1) - - 2 Sesuai (S2) - - 3 Sesuai Bersyarat (S3) 13,983 9,2 4 Tidak Sesuai (N) 139,080 90,8 Jumlah 153,063 100 Sumber : Hasil analisis spasial, 2006 Dari hasil analisis Sistem Informasi Geografi atau SIG, di Kecamatan Anyer dari 3 (tiga) hanya satu desa yang sesuai bersyarat yaitu Desa Anyer, sedangkan di Kecamatan Cinangka yang terdiri dari tujuh desa terdapat dua desa yang sesuai bersyarat yaitu: (1) Desa Kamasan terdapat dua lokasi, (2) Desa Karang Suraga terdapat dua lokasi, masing-masing untuk wisata pantai dengan kategori rekreasi. Analisis kesesuaian wisata disajikan dalam bentuk peta kesesuaian sebagai berikut: 5.6.1 Peta Kesesuaian Lahan Wisata Kecamatan Anyer Hasil analisis kesesuaian menunjukkan bahwa diwilayah Kecamatan Anyer diperoleh jenis kesesuaian wisata yakni sesuai bersyarat (S3). Kesesuaian sumberdaya untuk wisata dengan kategori rekreasi pantai hanya ditemukan di satu desa yaitu Desa Anyer dari tiga desa yang ada di kecamatan tersebut. Aktivitas wisata yang sesuai adalah wisata rekreasi dengan panjang pantai 618,38 m dan lebar pantai 46,81 m dari total luasan 3,038 ha serta dengan daya dukung kawasan 1.215 orang/ha/kawasan. Peta kesesuaian wisata di Kecamatan Anyer disajikan pada Gambar 14. 5.6.2 Peta Kesesuaian Lahan Wisata Kecamatan Cinangka Sedangkan di Kecamatan Cinangka yang terdiri dari tujuh desa hanya terdapat dua desa yang sesuai bersyarat untuk wisata yaitu: 1) Desa Kamasan terdapat dua lokasi yakni Kamasan A: panjang pantai 290,52 m dengan lebar

110 pantai 46,91 m dan Kamasan B: panjang pantai 168,72 m dengan lebar pantai 40, 82 m, 2) Desa Karang Suraga terdapat dua lokasi yaitu Karang Suraga A: dengan panjang pantai 770,29 m dengan lebar pantai 43,03 m, Karang Suraga B: panjang pantai 1.453 m dengan lebar pantai 44,89 m dari total luasan 10,945 ha, luasan tersebut memiliki daya dukung 4.378 orang/ha. Peta kesesuaian wisata Kecamatan Cinangka pada Gambar 15. Dalam rangka meningkat PDRB Kabupaten Serang,Provinsi Banten maka salah satu unsur penunjangnya adalah sektor pariwisata. Teridentifikasi sekitar 13,983 ha sebagai potensi pariwisata yang dapat dikembangkan oleh pemerintah setempat. Secara administratif, potensi ini terdapat di kawasan pesisir barat Serang yakni dua Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka dengan proporsi mansing-masing sekitar 3.038 ha dan 10.945 ha. Model pengembangan sektor pariwisata bagi peningkatan PDRB Kabupaten Serang, Banten di fokuskan pada potensi Anyer dan Cinangka. Dengan demikian, pemodelan pengembangan sektor pariwisata Kabupaten Serang Banten dibangun berdasarkan potensi Anyer dan Cinangka" ditinjau dari tiga komponen yaitu aspek ekologi, aspek ekonomi dan aspek sosial. Namun demikian dalam kondisi tertentu di asumsikan bahwa aktivitas wisata dihitung berdasarkan seluruh potensi wilayah wisata yang terdapat di Kabupaten Serang yakni kawasan wisata yang sudah dimanfaatkan dan kawasan wisata yang akan dikembangkan berdasarkan analisis kesesuaian yang sudah dikaji.

16 Gambar 14 Kesesuaian Wisata di Kecamatan Anyer

Gambar 15 Kesesuaian Wisata di Kecamatan Cinangka