Pelatihan Hidroponik Bersama Hydroponic Farm 100% Pesticide-Free
Apakah yang di maksud dengan menanam dengan cara Hidroponik? Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah, dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman
Mengapa Hidroponik? Dengan kemajuan zaman dan ilmu pengetahuan, masyarakat menjadi lebih mengerti dan peduli dengan masalah lingkungan hidup dan kesehatan, sehingga menjadi penting bagi masyarakat untuk memilih jenis makanan sehat yang baik untuk di konsumsi. Beberapa sayuran yang kami temukan di pasar-pasar kebanyakan ditanam di tanah yang telah tercemar logam berat atau limbah, dan menggunakan pestisida untuk membasmi hama yang memakan sayuran tersebut. Sebenarnya ada batasan maksimum kandungan pestisida yang di perbolehkan dalam sayuran yang masih aman untuk dikonsumsi manusia, namun terkadang karena kurangnya edukasi /pengetahuan dari para petani dalam penggunaan pestisida tersebut, sering kali mereka menggunakan pestisida berlebih, melampaui batas aman dosis yang boleh digunakan. Oleh Karena itu kami mengembangkan sistem menanam hidroponik untuk menghasilkan sayuran yang benar-benar TANPA PESTISIDA untuk konsumsi masyarakat yang makin peduli terhadap kesehatan tubuh.
Keunggulan sistem Hidroponik Tanaman menjadi lebih bersih karena tidak menyentuh tanah. Bebas dari pencemaran logam berat / limbah yang berasal dari tanah, yang dapat mempengaruhi mutu tanaman Pertumbuhan menjadi lebih cepat karena takaran nutrisi yang pas sesuai kebutuhan tanaman tersebut Penggunaan air yang lebih effisien karena tidak ada ada air yang terbuang Tidak terlalu terpengaruh dengan cuaca Resiko terserang hama lebih kecil, sehingga TIDAK memerlukan Pestisida untuk membasmi hama.
Contoh pertanian Hidroponik Hidroponik mengunakan greenhouse Hidroponik indoor dengan menggunakan LED
Kekurangan sistem Hidroponik Diperlukan modal yang lebih besar untuk peralatan hidroponik, seperti Green House, Grow Bed, Pompa, dan lain-lain Membutuhkan ketelitian ekstra dalam mengontrol kadar nutrisi dan PH air Membutuhkan kreatifitas dan keterampilan untuk membangun sebuah sistem hidroponik
Contoh tanaman Hidroponik Sayuran Sawi ( Caisim, PokCoy, Samhong ) Kangkung, Bayam, Kailan Selada (ButterHead, Iceberg lettuce) Tomat, ketimun Cabe Terong dll.
Apakah Hidroponik = Organik? Hidroponik belum tentu organik, karena hidroponik masih menggunakan nutrisi buatan pabrik yang kandungan nya mirip seperti vitamin yang kita minum, contoh: kalsium, pospat, kalium, zat besi, mangan, dll Hidroponik bisa saja menjadi organik jika menggunakan nutrisi yang alami, contoh dari kotoran ikan, disebut juga Aquaponik
Contoh Aquaponik
Kelebihan sayuran Hidroponik Sayuran Bebas dari Pestisida Tanaman menjadi lebih bersih karena tidak menyentuh tanah Sayuran Lebih Renyah Sayuran Hidroponik lebih segar dan tahan lebih lama, karena di panen berikut rockwool dan akar nya, sehingga tanaman masih dalam keadaan hidup walau sudah di panen.
Penampakan sayuran hidroponik
Dasar cara penanaman Hidroponik Pada prinsipnya, dalam hidroponik kita harus menjaga kecukupan materi yang dibutuhkan oleh tanaman supaya dapat tumbuh dengan baik, materi tersebut adalah : 1. Air 2. Nutrisi 3. Oksigen 4. Cahaya Matahari 5. Suhu 6. Kelembaban
Macam-macam sistem Hidroponik Sistem Sumbu ( Wick ) Sistem Tetes ( Drip ) Sistem NFT ( Nutrient Film Technique ) Sistem Rakit Apung ( Deep Water Culture ) Sistem Aeroponik
Sistem Wick / Sumbu Wick system ini salah satu system hidroponik yang paling sederhana sekali dan biasanya dipakai oleh kalangan pemula. Sistem ini tergolong pasif, sebab tak ada partpart yang bergerak. Nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah memakai sejenis sumbu.
Kelebihan sistem sumbu: Sistem Wick / Sumbu Sederhana, Mudah dibuat, dan Murah Kekurangan sistem sumbu: Hasil nya tidak bisa sebaik sistem lain nya, karena air diam di tempat manyebabkan tanaman kurang oksigen
Sistem Drip / Tetes Pompa meneteskan nutrisi ke masing-masing tanaman, kemudian nutrisi masuk kembali ke bak penampungan. Biasanya di gunakan di Tanaman yang lebih besar seperti Cabe, Tomat, Timun, Melon dan lain lain.
Kelebihan Sistem Drip: Irit Air dan Nutrisi (tidak banyak yang terbuang) Sistem Drip / Tetes Kekurangan Sistem Drip: Selang harus sering di cek aliran nya takut tersumbat karena nutrisi yang menjadi kerak
Sistem NFT (Nutrient Film Technique) Mengalirkan Air Nutrisi yang melewati Akar tanaman, sehingga tanaman tercukupi nutrisi dan oksigen.
Sistem NFT (Nutrient Film Technique) Kelebihan sistem NFT: tanaman tercukupi nutrisi dan oksigen nya karena air mengalir terus menerus Kekurangan sistem NFT: jika mati listrik dalam jangka waktu lama tanaman bisa mati kekeringan karena posisi talang yang miring sehingga air tidak dapat tertahan di talang.
Sistem Rakit Apung ( Deep Water Culture) Tanaman mengapung di atas air nutrisi yang di berikan oksigen dari pompa atau aerator gelembung oksigen. Kalau kadar oksigen berkurang dapat menyebabkan akar busuk.
Sistem Rakit Apung ( Deep Water Culture) Kelebihan sistem Rakit Apung (DWC): Tidak takut tanaman kekeringan karena mati listrik dalam waktu yang lama Kekurangan sistem Rakit Apung (DWC): Lebih boros air Harus mempunyai aerator gelembung oksigen. Sebab jika kadar oksigen berkurang dapat menyebabkan akar busuk
Sistem Aeroponik Air Nutrisi disemprotkan berbentuk kabut langsung ke akar, jadi akar tanaman lebih mudah menyerap larutan nutrisi yang banyak mengandung oksigen
Sistem Aeroponik Kelebihan sistem Aeroponik: Tananam mendapat supply oksigen yang cukup Tidak ada nutrisi yang terbuang Kekurangan sistem Aeroponik: Sangat bergantung listrik Harus melakukan pengecekan rutin terhadap Mist Nozzle, jangan sampai tersumbat.
Media Tanam Selain Air, tanaman juga butuh media tempat dia tumbuh. Jenis dan sifat media tanam yang biasa di pakai di hidroponik: Sekam bakar : Berasal dari kulit padi, murah, dapat di gunakan berulang-ulang, mengandung karbon, oksigen, karbohidrat, hidrogen, & silika, mirip dengan tanah Cocopeat : Berasal dari sabut kelapa, daya serap air yang tinggi, juga oksigen Rockwool: terbuat dari kombinasi batuan yang di lelehkan sehingga menyerupai lava yang kemudian berubah bentuk menjadi serat. Mudah di potong sesuai kebutuhan, dan akar mudah tumbuh. Hydroton (Expanded Clay): Lempung yang di panaskan, PH nya stabil, dapat di gunakan berulang, banyak oksigen, cocok untuk tanaman berbatang besar.
Langkah Menanam Hidroponik 1)Penyemaian Bibit 2) Pemindahan dari tempat semai ke sistem Hidroponik 3) Pemeliharaan dan pengaturan nutrisi dalam air 4) Panen
Penyemaian Bibit Potong Rockwool ukuran sekitar 3 x 3 x 3 cm Basahkan Rockwool dengan air secukupnya Buat Lubang kecil pada tengah rockwool Masukan benih kedalam lubang rockwool Taruh di tempat yang tidak kena cahaya matahari Sekitar 2 hari akan muncul daun, setelah muncul daun harus segera dipindahkan ke tempat yang terkena sinar matahari
Persiapan tempat hidroponik dengan sistem sumbu Dapat menggunakan botol bekas dibelah 2 Dapat mengunakan ember container yang atas nya di beri lubang untuk net pot Untuk hasil yang lebih baik air di container diberikan oksigen aerator / Pump aquarium
Pemindahan semai ke sistem Setelah berumur sekitar 10-14 hari, tanaman yang telah memiliki daun lengkap dapat dipindahkan ke dalam sistem hidroponik dengan menggunakan Netpot
Setiap hari harus menambahkan air kedalam bak penampungan air nutrisi Kadar Nutrisi dalam air dapat di ukur dengan menggunakan TDS meter dan di tambahkan nutrisinya jika kurang Pastikan tanaman mendapatkan sinar matahari yang cukup dan Jaga kebersihkan sekitar tanaman untuk menghindari terserang hama Pemeliharaan
Daftar PPM Nutrisi Hidroponik