BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan proses pembelajaran. Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Agar guru dapat meningkatkan kecerdasan dan keterampilan siswa maka peran guru sangat penting dalam proses pembelajaran dan diharapkan guru memiliki cara atau model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang dapat dijadikan acuan yang dipilih untuk diterapkan pada proses pembelajaran artinya guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan secara maksimal. Hal ini menjadi pemikiran awal peneliti untuk mengangkat judul penelitian yang berkaitan dengan model pembelajran didasarkan pada kenyataan yang terjadi di SD Negeri Watuagung 01 dan SD Negeri Watuagung 02 yang dijadikan subjek penelitian. SD Negeri Watuagung 01 dan SD Negeri Watuagung 02 adalah sekolah yang terletak di daerah pedesaan Kecematan Tuntang Kabupaten Semarang. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SD Negeri Watuagung 01 dan SD Negeri Watuagung 02 proses pembelajaran dilakukan oleh guru khususnya pada mata pelajaran IPA di kelas 4 masih dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab atau dengan metode pembelajaran konvensional yang hanya berpusat pada guru. Pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat di SD Negeri Watuagung 01 dan SD Negeri Watuagung 02 diduga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa kelas 4 terutama pada mata pelajaran IPA. 1
2 Hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil ulangan umum semester ganjil kelas 4 SD Negeri Watuagung 01 dan SD Negeri Watuagung 02 semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan data nilai IPA siswa kelas 4 SD Negeri Watuagung 01 semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 sesuai dengan KKM yang ditentukan oleh guru di SD tersebut dengan KKM 68. Untuk nilai ulangan umum semester 43% mencapai KKM dan 57% belum mencapai KKM dengan nilai maksimun 85 dan nilai minimum 56. Untuk data nilai IPA siswa kelas 4 SD Negeri Watuagung 02 Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 sesuai dengan KKM yang ditentukan oleh guru di SD tersebut dengan KKM 65. Untuk nilai siswa hasil ulangan umum semester ganjil 40% mencapai KKM dan 60% belum mencapai KKM dengan nilai maksimum 90 dan nilai minimum 45. Berdasarkan kenyataan yang terjadi pada data nilai IPA siswa kelas 4 semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 di SD Negeri Watuagung 01 dan SD Negeri Watuagung 02 faktor yang perlu diperhatikan dalam proses interaksi belajar mengajar salah satunya adalah model pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar menentukan hasil belajar siswa. Pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan kompetensi sangat diperlukan. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk itu guru sebagai pengarah dan pembimbing tidak hanya pandai dalam memilih model pembelajaran namun usaha untuk mengoptimalkan komponen pembelajaran IPA di sekolah dasar untuk diberikan sejak siswa duduk di bangku kelas 1. Namun banyak siswa sekolah dasar di Gugus Perkutut berpendapat bahwa pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pelajaran yang tidak menyenangkan. Kenyataan proses pembelajaran dilapangan gurunya masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Pada model pembelajaran ini guru hanya menjelaskan dan menyampaikan materi, menulis topik, menginformasikan tujuan pembelajaran, menyampaikan materi serta memberikan tugas berupa soal kepada siswa. Sehingga aktivitas yang dilakukan siswa adalah mencatat, mendengarkan ceramah, mengerjakan tugas dan
3 berperilaku tidak relevan seperti mengantuk, bermain sendiri, ramai dan mendengarkan penjelasan guru. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran menjadikan proses belajar mengajar masih monoton dan kaku. Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya dimulai dengan merancang pembelajaran yang baik dengan memperhatikan tujuan, karakteristik siswa dan materi yang diajarkan serta sumber belajar yang memadai. Kenyataanya masih banyak ditemui proses pembelajaran yanng kurang berkualitas, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan membosankan, sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Dalam belajar IPA siswa dituntut untuk lebih terampil, kreatif, dan aktif dalam menanggapi berbagai permasalahan. Sehingga disini siswa dituntut untuk ikut aktif berpikir dan berargumentasi dalam menanggapi berbagai permasalahan konsep IPA. Oleh karena itu diperlukan suatu inovasi pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan siswa tersebut salah satunya dengan penerapan model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diharapkan dapat mempengaruhi aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar itu aktivitas pembelajaran tidak hanya didominasi oleh guru. Dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual yang pada gilirannya diharapkan konsep IPA yang diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa dan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar pada mata pelajaran IPA. Ahmadi, dkk (2011:65) keunggulan model pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) itu sendiri adalah: 1) Seluruh siswa menjadi lebih siap, 2) Melatih kerjasama dengan baik, Dari uraian diatas peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Model Pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 Semester II di Gugus Perkutut Tuntang Tahun Pelajaran 2012/2013.
4 1.2 Identifikasi Masalah Permasalahan yang sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah penggunaan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional, pembelajaran hanya terjadi satu arah (teacher center), sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian terkait model pembelajaran untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1) Apakah model pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) mempengaruhi hasil belajar IPA siswa sekolah dasar? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) mempengaruhi hasil belajar IPA siswa sekolah dasar. 1.5 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Praktis (1) Memberikan informasi kepada guru atau calon guru tentang penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran IPA. (2) Sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada mata pelajaran IPA. (3) Memberikan informasi kepada guru akan pentingnya model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
5 2) Manfaat Teoritis Sebagai bahan masukan bagi penelitian sejenis dengan subjek dan tempat penelitian yang berbeda serta masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan dunia pendidikan.