BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-

KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

OPTIMASI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PENAMBAHAN RAGI ROTI (Saccharomyces cerevisiae) DAN LAMA FERMENTASI DENGAN VCO PANCINGAN

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

LAPORAN PENELITIAN. Pengambilan Protein Dalam Virgin Coconut Oil. (VCO) Dengan Metode Membran Ultrafiltrasi DISUSUN OLEH : HAFIDHUL ILMI ( )

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

KIMIA ORGANIK (Kode : E-11) STUDI PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONAT OIL) DENGAN CARA FERMENTASI MENGGUNAKAN Rhizopus oligosporus

BAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman

PENGARUH SUHU DAN WAKTU INKUBASI PADA PEMBUATAN VCO DENGAN METODA ENZIMATIS DAN PENGASAMAN. Siti Miskah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

VOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS EKONOMI USAHA VIRGIN COCONUT OIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

OPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahu merupakan salah satu makanan yang digemari dan mudah dijumpai

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

OPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU SANTAN YANG DIHASILKAN

PROSEDUR PENELITIAN PEMBUAT MINYAK VCO (Virgin Coconut Oil) Oleh : Ngatemin Prodi Teknolologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

TINJAUAN PUSTAKA. kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bagian

Judul PEMBUATAN MINYAK DARI SANTAN KELAPA DENGAN FERMENTASI. Kelompok B Pembimbing

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Flora mulut kita terdiri dari beragam organisme, termasuk bakteri, jamur,

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Recovery Minyak Jelantah Menggunakan Mengkudu Sebagai Absorben

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN KONSENTRASI STARTER PADA KARAKTERISASI KIMIA VIRGIN COCONUT OIL YANG BERBAHAN DASAR KELAPA (Cocos nucifera)

BAB I PENDAHULUAN. Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang

Kenali 3 Kelebihan Konsumsi Raw Food

Teknologi Peningkatan Mutu Minyak Kelapa E r m a. SP PENDAHULUAN

Peningkatan kualitas Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan. Metode Membran Ultrafiltrasi

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

MINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... iv ABSTRACT... KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. xiii DAFTAR LAMPIRAN..

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

BAB I PENDAHULUAN. atau menguntungkan yaitu, bakteri patogen dan bakteri non patogen. Bakteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN BERAT BONGGOL NANAS PADA PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

SKRIPSI HIDROLISIS PROTEIN KONSENTRAT DALAM BLONDO LIMBAH HASIL PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

Pengambilan Minyak Kelapa dengan Menggunakan Enzim Papain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN MINYAK KELAPA DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS MUDA (THE MAKING OF PALM OIL WITH YOUNG FRUIT PINEAPPLE ADDITION)

Biochemical Analysis Of Free Fatty Acid Levels And Cholesterol Of Coconut Oil Were Made At Biology Education Program Fkip University Siliwangi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

LAMPIRAN 2 PEMBUATAN LARUTAN

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga BBM membawa pengaruh besar bagi perekonomian bangsa. digunakan semua orang baik langsung maupun tidak langsung dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta

Pengaruh Hidrolisa Asam pada Produksi Bioethanol dari Onggok (Limbah Padat Tepung Tapioka) Oleh :

LAPORAN PRARENCANA PABRIK

PENERAPAN BIOTEKNOLOGI DALAM EKSTRAKSI MINYAK KELAPA DENGAN MENGGUNAKAN KHAMIR ROTI (Saccharomyces cerevisiae)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan golongan surfaktan anionik yang dibuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

PAPER BIOKIMIA PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti di pesisir pantai dan dataran tinggi seperti lereng gunung.

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

Didalam pembuatan minyak goreng dapat dikelompokkan menjadi

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Singkong ( Manihot esculenta) merupakan salah satu komoditas yang memiliki

A P A I T U M C T O I L, S E R T A B E R B A G A I K E G U N A A N N Y A

UJI STABILITAS PROSES HOMOGENISASI SALAD DRESSING DARI MINYAK JAGUNG DAN AIR JERUK NIPIS

ANGKA PEROKSIDA PADA MINYAK KELAPA HASIL OLAHAN TRADISIONAL DAN HASIL OLAHAN DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS MUDA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak pulau dan merupakan negara produsen kelapa utama di dunia. Hampir di semua propinsi di Indonesia dijumpai tanaman kelapa yang pengusahaannya berupa perkebunan rakyat. Hal ini merupakan peluang untuk pengembangan kelapa menjadi aneka produk yang bermanfaat [1]. Minyak kelapa merupakan salah satu dari minyak goreng yang banyak dipakai masyarakat sebagai kebutuhan sehari-hari. Minyak ini berasal dari tumbuhan (nabati) sebagaimana halnya dengan minyak sawit, minyak jagung, minyak kedelai, minyak zaitun, minyak biji kapas, dan minyak kacang tanah. Selain berfungsi sebagai penghantar panas, minyak ini juga dimanfaatkan dalam industri sebagai bahan dalam pembuatan sabun, mentega, dan kosmetik [2]. Kelapa memiliki peran yang strategis bagi masyarakat Indonesia, dan termasuk sembilan bahan pokok masyarakat. Produksi kelapa Indonesia per tahun menempati urutan kedua di dunia yakni sebesar 12.915 milyar butir (24,4 %) produksi dunia. Namun, permasalahan dari komuditas tersebut bukan pada luas lahan dan jumlah produksi tetapi produk yang dihasilkan masih terbatas pada bentuk produk primer sehingga tidak kompetitif. Umumnya, produk kelapa di Indonesia dipasarkan dalam bentuk primer atau belum diolah lebih lanjut. Ini menyebabkan nilai ekonomis kelapa menjadi rendah [3]. Dalam minyak kelapa murni (VCO) terkandung energi sebanyak 6,8 kal/gr dan medium chain fatty acid (MCFA) sebanyak 92% [4]. Selain itu, VCO juga merupakan minyak yang paling sehat dan aman bila dibandingkan dengan minyak goreng golongan minyak sayur, seperti minyak jagung, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari dan minyak kanola. VCO mampu mendukung sistem kekebalan dengan membebaskan tubuh dari mikroorganisme berbahaya [5]. Pembuatan VCO ini memiliki banyak keunggulan yaitu tidak membutuhkan biaya yang mahal karena bahan baku mudah didapat dengan harga yang murah, pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu rumit, serta penggunaan

energi yang minimal karena tidak menggunakan bahan bakar sehingga kandungan kimia dan nutrisinya tetap terjaga terutama asam lemak dalam minyak. Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa atau sering disebut dengan minyak goreng (minyak kelapa kopra) VCO mempunyai kualitas yang lebih baik. Minyak kelapa kopra akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum dan mudah tengik sehingga daya simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua bulan). Dari segi ekonomi VCO mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak kelapa kopra sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan [1]. VCO memiliki manfaat yang sangat banyak yakni berkhasiat bagi kesehatan tubuh, antara lain merupakan antibakteri, antivirus, antijamur, dan antiprotozoa alamiah; membantu meredakan gejala-gejala dan mengurangi resiko kesehatan yang dihubungkan dengan diabetes, membantu melindungi diri terhadap serangan penyakit osteoporosis, membantu mencegah tekanan darah tinggi, membantu mencegah penyakit liver, menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, membantu mencegah penyakit kanker, membantu menurunkan berat badan, menjaga stamina tubuh, memelihara kesehatan kulit dan rambut [1]. Selain itu VCO juga merupakan pelembab kulit alami karena mampu mencegah kerusakan jaringan dan memberikan perlindungan terhadap kulit. VCO pun mampu mencegah berkembangnya bercak-bercak di kulit akibat penuaan dan melindungi kulit dari cahaya matahari. Bahkan VCO dapat memperbaiki kulit yang rusak atau sakit. VCO mengandung asam lemak rantai sedang yang mudah dicerna dan dioksidasi oleh tubuh sehingga mencegah penimbunan di dalam tubuh. Di samping itu ternyata kandungan antioksidan di dalam VCO pun sangat tinggi seperti tokoferol dan betakaroten. Antioksidan ini berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh [6]. Saccharomyces cerevisae termasuk kapang yang mampu memisahkan lapisan hasil fermentasi menjadi 3 lapisan dengan efektif dan dalam waktu yang singkat yaitu dalam waktu 1x24 jam. Selama proses fermentasi, beberapa mikroba akan menghasilkan enzim protease dan enzim lipase. Enzim-enzim tersebut berperan sebagai pemecah molekul yang terdapat pada krim sehingga mampu menghasilkan minyak. Hal inilah yang menjadi dasar pemilihan Saccharomyces cerevisae sebagai katalis selama proses fermentasi dilakukan [7].

Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai produksi VCO dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini : Tabel 1.1 Rangkuman Hasil Penelitian Produksi VCO Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian Diyah dkk, Pembuatan VCO secara Bahan baku: santan kelapa, kulit [8] enzimatis dengan buah pepaya, biji pepaya. memanfaatkan kulit buah dan biji pepaya serta Proses : fermentasi dengan starter kulit buah pepaya dan biji analisis sifat pepaya fisikokimianya Hasil: VCO optimum pada kulit buah pepaya diperoleh pada 1,5 % (v/v) dan biji buah pepaya pada 2 % (v/v) dan berwarna kuning Juniarti, [9] Pengaruh variasi volume dan waktu kontak air Bahan baku: air jeruk nipis dan santan kelapa. jeruk nipis (Citrus Proses : fermentasi aurantifolia Swingle) Hasil : VCO yang diperoleh yaitu dengan krim santan pada pembuatan minyak VCO kadar air 0,280 %, kadar asam lemak bebas 1,744 %, bilangan iod 8,837, bilangan penyabunan 260,491 dan angka peroksida 0,208 Neela dan Induced fermentative Material : kelapa, organisme Prasad, production of virgin probiotik L. Plantarum. [10] coconut oil Proses: induced fermentation Hasil :Persentase VCO meningkat sekitar 3% dengan menggunakan organisme probiotik L.Plantarum. Djajasoepena., Virgin coconut oil Bahan baku : kelapa parut, [11] production by saccharomyces cerevisiae

Wen, [12] fermentation using Saccharomyces cerevisiae Production of virgin coconut oil (VCO) via combination of Microwave and centrifugation method Proses : fermentasi Hasil : kepadatan relatif 0,919 g/ml; kadar air 0,22%, bilangan iod 9,53; bilangan penyabunan 258,65, dan bilangan asam 0.35. Bahan baku : santan tanpa air Proses: gabungan kaidah gelombang mikro dan kaidah sentrifugasi Hasil : Hasil kajian menunjukkan bahawa gabungan kaidah gelombang mikro dan sentrifugasi memberikan hasil VCO yang lebih baik. Perbandingan dari beberapa proses pembuatan VCO dengan kelemahan dan kelebihan masing-masing proses yang menjadi dasar pemilihan proses fermentasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut. Tabel 1.2 Kelebihan dan Kelemahan Beberapa Proses Pembuatan VCO Proses Kelebihan Kelemahan Secara enzimatis 1. VCO berwarna bening, seperti kristal karena memang tidak mengalami proses pemanasan 2. Kandungan asam lemak dan antikoksidan di dalam VCO tidak banyak berubah sehingga khasiatnya tetap tinggi 3. Tidak mudah tengik karena komposisi asam lemaknya tidak berubah 4. Tidak membutuhkan biaya tambahan yang terlalu mahal karena umumnya 1. Membutuhkan waktu yang sangat lama dalam proses denaturasi protein untuk memisahkan minyak dari ikatan lipoprotein sekitar 20 jam yaitu

Dengan cara pengasaman Secara sentrifugasi Secara fermentasi bahan baku sumber enzimnya dapat diperoleh dengan harga murah 5. Rendemen yang dihasilkan cukup tinggi yaitu 10 butir kelapa akan diperoleh sekitar 1100ml VCO 1. Warna lebih bening dibandingkan dengan VCO yang dibuat secara tradisional 2. Kandungan Kandungan asam lemak dan antioksidannya tidak banyak berubah karena proses hanya memutuskan ikatan protein-lemak saja 3. Daya simpan sangat lama, bisa sampai 10 tahun karena selama proses pembuatan tidak terjadi denaturasi komposisi gizinya 4. Proses pembuatan tidak membutuhkan tenaga tambahan 5. Tidak membutuhkan biaya terlalu mahal karena harga asam cuka sebagai bahan tambahan cukup murah. 1. Berwarna jernih dan berbau khas minyak kelapa. 2. Daya simpannya lama, sekitar 10 tahun. 3. Kandungan asam lemak rantai sedang tidak mengalami denaturas, demikian juga dengan kandungan antioksidannya. 1. Berwarna jernih dan beraroma harum khas minyak kelapa. 1. Tidak bisa diformulasikan secara pasti karena untuk mendapatkan ph 4,3 banyak faktor yang berpengaruh sehingga harus dilakukan pencampuran (santan dan asam) berulang-ulang 2. ph campuran santan dan asam harus pas, yaitu 4,3. Apabila ph-nya kurang atau lebih kemungkinan kegagalan dalam pembuatan VCO sangat tinggi. 3. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pembuatan VCO cukup lama, sekitar 10 jam 1. Membutuhkan biaya yang mahal untuk alat sentrifugenya. 2. Membutuhkan tenaga listrik yang cukup tinggi sehingga bisa menambah biaya produksi. 1. Proses fermentasi lama karena

2. Penggunaan energi yang minimal karena tidak menggunakan bahan bakar. 3. Pengolahan sederhana dan tidak terlalu rumit. 4. Tingkat ketengikan rendah dan daya simpan lebih lama. membutuhkan waktu 24 jam. 1.2 Perumusan Masalah Yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah variabel waktu fermentasi dan konsentrasi inokulum yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda pula terhadap hasil serta kualitas VCO. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh waktu fermentasi terhadap rendemen VCO. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan inokulum Saccharomyces cerevisiae murni terhadap rendemen VCO. 3. Untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentarsi inokulum dan waktu fermentasi terhadap karakterisitik VCO. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Memberikan informasi mengenai pengaruh waktu fermentasi terhadap rendemen VCO. 2. Memberikan informasi mengenai pengaruh penambahan inokulum Saccharomyces cerevisiae murni terhadap rendemen VCO. 3. Memberikan informasi mengenai pengaruh penambahan konsentarsi inokulum dan waktu fermentasi terhdap karakterisitik VCO.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Proses Industri Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi Industri Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini direncanakan memiliki ruang lingkup dan batasan sebagai berikut: 1. Persiapan sampel yaitu santan kelapa. 2. Regenerasi Bakteri Saccharomyces cerevisiae. 3. Proses Fermentasi. Reaksi dilangsungkan dengan memvariasikan beberapa variabel seperti berikut : a. Variabel Tetap - Temperatur Sterilisasi : 121 0 C - Temperatur Fermentasi : 30 0 C - Volume santan kelapa : 400 ml - Kecepatan pengadukan : 75 rpm - Waktu pengadukan : 10 menit b. Variabel Bebas - Konsentrasi inokulum : 5%, 10%, 15%, 20%, 25% w/v. - Waktu Fermentasi : 6, 12, 18, 24, dan 30 jam. - Khamir Saccharomyces cerevisiae murni Analisis yang dilakukan adalah : 1. Analisa kadar air 2. Analisa kadar FFA 3. Analisa Ketengikan Minyak (Angka Peroksida) 4. Analisa bilangan iod 5. Analisa densitas 6. Analisa Uji Kromatografi Gas (GC)